You are on page 1of 60

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH PENGETAHUAN AKUNTANSI DAN KEMAMPUAN


MANAJERIAL PELAKU UMKM TERHADAP KINERJA UMKM
DI KELURAHAN SIKUMANA

OLEH

ALBERTUS QUIRINUS NADU NAI

1910020102

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2022
HALAMAN JUDUL

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH PENGETAHUAN AKUNTANSI DAN KEMAMPUAN


MANAJERIAL PELAKU UMKM TERHADAP KINERJA UMKM
DI KELURAHAN SIKUMANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Memeperoleh Gelar Sarjana Akuntansi

Pada Program Studi Akuntansi

Oleh:

ALBERTUS QUIRINUS NADU NAI

1910020102

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas berkat,
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan
judul “Pengaruh Pengetahuan Akuntansi dan Kemampuan Manajerial Pelaku UMKM
Terhadap Kinerja UMKM di Kelurahan Sikumana dengan baik.

Proposal ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan Gelar
Sarjana Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nusa Cendana
Kupang.

Penulis menyadari dalam proses penyelesaian proposal ini tidak terlepas dari
bantuan, bimbingan, dorongan serta do’a dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas berkat, rahmat, bimbingan dan
restunya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini
dengan baik
2. Dr. Apriana H.J Fanggidae,SE.,MSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis
3. Linda Lomi Ga, SE.,MSA selaku Ketua Prodi Akuntansi
4. Maria P.L.Muga.,SE.,M.Si.,Akt selaku Dosen Pembimbing I yang sudah
memberikan bimbingan, nasehat serta dukungan selama penulis
menyelesaikan proposal ini
5. Novi Theresia Kiak, SE.,M.SE selaku Dosen Pembing II yang telah
meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan kesabaran dalam memberikan
pengarahan, bimbingan dan motivasi dalam penyelesaian proposal
penelitian ini.
6. Para Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis secara khusus dosen prodi
Akuntansi yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu
pengetahuan serta para pegawai prodi Akuntansi yang telah melayani
penulis dalam hal administrasi demi kelancaran penulisan proposal ini
7. Orang tua dan seluruh keluarga tercinta yang tidak henti-hentinya
memberikan dukungan, bantuan serta mendoakan penulis dalam
menyelesaikan proposal ini
8. Sahabat – sahabat Dito, Dandy, Roy yang selalu mendoakan dan
memberikan pengorbanan baik dari segi moril dan materi sehingga peneliti
dapat menyelesaikan proposal penelitian ini.
9. Teman-teman seangkatan ACCAPELA’19 yang dengan caranya masing-
masing turut serta membantu dan memberikan dukungan kepada penulis
dalam menyelesaikan proposal ini
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
mendukung penulis dalam penyelesaian proposal ini
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung demi penyempurnaan proposal ini.

Kupang, 01 Februari 2023

Albertus Quirinus Nadu


Nai
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………......……….………ii

KATA PENGANTAR………………………............................................................iii

DAFTAR ISI……………………………………………………………….…...……v

DAFTAR TABEL…………………………….……….………………….…….......vii

DAFTAR GAMBAR………………………………….…………………….……..viii

BAB I PENDAHULUAN……………………………….…………………....………
1

1.1 Latar Belakang…………………………….………………………….…..…...1


1.2 Rumusan Masalah………………………………….………………..………...8
1.3 Tujuan……………………………….…………………………….…………..8
1.4 Manfaat Penelitian………………………….……….…………….…………..8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………….…………..…….……


10

2.1 Kajian Teoritis………………………………………..………..………….…


10

2.1.1 Teori Resources Based Theory (RBT)…………………....…….….…


10

2.1.2 Pengetahuan Akuntansi.………………………………….....……...…


11

2.1.3 Kemampuan Manajerial.…………………………..


…………….........14
2.1.4 Kinerja…………………………………….…………...….……….…16

2.1.5
UMKM………………………………………………………………..22

2.2 Kajian Empirik……………………………………….…………..……….…


29

2.3 Kerangka Berpikir……………………………………………………...……


33

2.4 Hipotesis…………………………………………...……………….….……34

BAB III METODE PENELITIAN…………………………………..…….….....…


37

3.1 Pendekatan Penelitian ……………………………………………..….


……..37

3.2 Ruang Lingkup Penelitian…………………………….……............……..…


37

3.2.1 Jenis dan Sumber Data…………………………………………..….….37

3.2.2 Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………..….…..38

3.3 Operasional Variabel Penelitian……………………………...………..


….....38

3.4 Populasi dan Sampel…………………………………….……………...…...40

3.4.1 Populasi……………………………………………..…….............…....40

3.4.2 Sampel…………………………………………………………..…...…40

3.5 Teknik Pengumpulan Data…………………………………………..….


…...42
3.6 Teknik Analisis Data………………………………………………..…….…
43

3.7.1 Uji Validitas dan Reliabilitas…………………………………..


……….43

3.7.2 Uji Regresi Linear Berganda………………………………….


………..44

3.7.3 Uji Hipotesis…………………………………………………..….


…….45

DAFTAR PUSTAKA..……………………………….……………………..….…...47

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data UMKM di Kelurahan Sikumana Tahun 2020-2022……….………..…


5

Tabel 1.2 Survey UMKM di Kelurahan Sikumana………………………..


…………..6

Tabel 2.1 Klasifikasi UMKM……………………...............................................……


25

Tabel 2.1 Kriteria UMKM Berdasarkan Aset dan Omset………………..


…………..26
Tabel 2.2 Karakteristik UMKM…………………………………………..……….…
27

Tabel 2.3 Kajian Empirik…………………………………………………..….


……..29

Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel Penelititan…………………………..…….39

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kontribusi UMKM Terhadap PDB 2010-


2020…………………………..2

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir……………………………………………………....34


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada abad ini, perekonomian mengalami penurunan drastis, hal ini terjadi
akibat dari pandemi covid-19. Pandemi Covid-19 adalah peristiwa menyebarkan
Penyakit corona virus 2019 di seluruh dunia untuk semua Negara. Penyakit ini
disebabkan oleh corona virus jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-2. Wabah
COVID-19 pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada
tanggal 1 Desember 2019, dan ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) pada tanggal 11 Maret 2020. Hingga 14 November 2020, lebih dari
53.281.350 orang kasus telah dilaporkan lebih dari 1.301.021 orang meninggal dunia
dan lebih dari 34.394.214 orang sembuh (Wikipedia).

Indonesia menjadi salah satu negara yang paling terdampak akibat pandemi
Corona Covid-19, tercatat hingga di awal tahun 2021 jumlah kasus mencapai satu juta
kasus (Covid19.go.id). Pandemi corona atau Covid-19 meluluh latahkan banyak
bisnis, tak terkecuali UMKM. Menurut Prof. Ina Primiana dari Fakultas ekonomi dan
Bisnis Universitas Padjajaran mendeskripsikan UMKM sebagai aktivitas usaha skala
kecil yang mendukung pergerakan pembangunan serta perekonomian Indonesia.
Sementara itu, M. Kwartono Adi menggunakan defenisi lebih spesifik, yaitu badan
usaha dengan profit kurang dari 200 juta rupiah, dihitung dari laba tahunan
(Akseleran.co.id)

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan bentuk unit usaha
yang dikelola oleh perorangan maupun kelompok dalam masyarakat. Keberadaan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peranan penting di
Indonesia yang dikaitkan oleh pemerintah, hendaknya dapat membantu penerimaan
negara Indonesia agar semakin bertambah dari tahun ke tahun, UMKM juga dapat
menanggulangi kemiskinan dengan pemerataan pendapatan yang dapat memperbaiki
kehidupan masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam keuangan khususnya.

Gambar 1. 2
Kontribusi UMKM Terhadap PDB 2010-2020

sumber: Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Tahun 2010-2020

Berdasarkan data dari kementrian koperasi dan UKM, jumlah umkm saat ini
mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,07% atau senilai
8.573,89 triliun rupiah pada tahun 2020 kontribusi UMKM terhadap perekonomian di
Indonesia meliputi kemampuan menyerap 97% dari total tenaga kerja yang ada serta
dapat menghimpun sampai 60,4% dari total investasi. Pengembangan UMKM
menjadi relevan dilakukan di Indonesia mengingat struktur usaha yang berkembang
di Indonesia selama ini bertumpu pada keberadaan industry mikro kecil dan
menengah.

Meskipun memiliki peran yang sangat strategis, pengembangan UMKM juga


bukan merupakan hal yang mudah, peranan pemilik UMKM sangat dibutuhkan untuk
menghadapi tantangan perkembangan UMKM, sekarang ini biasanya pengusaha
umkm merupakan pemilik sekaligus pengelola perusahaan oleh karena itu pengusaha
memiliki tanggung jawab penuh terhadap usaha yang dijalankan sehingga semua
keputusan sepenuhnya ditangani UMKM.
Akuntansi sendiri merupakan serangkaian instrumen yang akan menjadi
sebuah sistem informasi didalam perusahaan yang dapat berguna dalam
meningkatkan keberhasilan usaha dan daya saing perusahaan dengan Kompetitor.
Output akuntansi yang berupa laporan keuangan dapat menjadi informasi akuntansi
yang dapat digunakan pemilik usaha sebagai dasar pengendalian, perencanaan,
pertimbangan, dan pengambilan keputusan usaha sehingga dapat memaksimalkan
keberhasilan usaha.

Kewajiban menyelenggarakan pencatatan akuntansi bagi UMKM di Indonesia


sebenarnya diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008
tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Pemerintah telah menegaskan pentingnya
pencatatan dan penyelengaraan informasi akuntansi bagi UMKM. Selain itu
kemudahan dan aturan dalam penyusunan laporan keuangan bagi UMKM juga sudah
tertulis dalam Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas (SAK
ETAP) yang khusus mengatur bagaimana laporan keuangan dalam UMKM secara
terstruktur.

Kegiatan bisnis memang membutuhkan pencatatan akuntansi agar setiap


transaksi yang terjadi dapat diidentifikasi secara lebih jelas. Peran akuntansi adalah
menyediakan informasi akuntansi sebagai dasar pengambilan keputusan usaha.
Informasi akuntansi memberikan dasar yang andal untuk mengambil suatu keputusan
bagi suatu usaha, termasuk keputusan pengembangan pasar, penetapan harga, dan
banyak lagi. Membuat keputusan yang tepat dapat menentukan keberhasilan
perusahaan.

Selain dari pengetahuan akuntansi, kemampuan manajerial mengarah pada


pelaku UMKM yang harus memahami bagaimana mengelola usahanya baik itu dalam
bidang produksi, pemasaran, keuangan maupun sumber daya manusianya secara
efesien dan efektif. Pengelolaan manajemen usaha yang baik membutuhkan
kemampuan yang memadai dalam mengelola perusahaan, mengolah informasi, dan
menentukan kebijakan. Seorang manajer dikatakan mampu apabila manajer tersebut
memiliki keahlian yang memadai dalam bidang yang menjadi tanggung jawabnya.
Keahlian itu bisa didapatkan manajer karena mereka mempunyai tingkat intelegensi
yang tinggi dan tingkat pendidikan yang tinggi.

Kemampuan manajemen memiliki pengaruh besar terhadap kinerja bisnis


karena jika dalam mengelola usahanya sudah memilki keterampilan manajemen yang
baik maka kinerja bisnisnya tentu juga baik sehingga kesuksesan bisnisnya bisa
tercapai. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Abdillah dkk,
2019), yaitu hasil uji hipotesis didapatkan bahwa kemampuan manajerial memiliki
pengaruh yang besar terhadap kinerja usaha, karena dengan memiliki kemampuan
manajerial yang baik maka kinerja usaha tentu juga baik sehingga keberhasilan usaha
dapat tercapai.

Kinerja merupakan tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu.


Pada dasarnya semua UMKM memiliki tujuan yang sama yaitu memiliki kinerja yang
baik, karena merupakan syarat mutlak dalam kelangsungan UMKM. Dengan kinerja
UMKM yang baik, maka UMKM mampu berperan sebagai tulang punggung
perekonomian nasional.

Menurut Afandi (2018) dalam (Melati dan Rahayu, 2022) Kinerja adalah hasil
dari pekerjaan yang dapat diraih oleh seseorang atau sekelompok orang pada suatu
perusahaan sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing dalam upaya
pencapaian tujuan organisasi secara sah, tidak melanggar hukum dan tidak
bertentangan dengan moral dan etika. Berdasarkan pengertian tersebut, kinerja dapat
dikatakan sebagai alat untuk membantu mewujudkan tujuan dari organisasi, sehingga
kinerja menjadi hal yang penting bagi pelaku UMKM. Dalam menjalankan sebuah
usaha diperlukan adanya pengukuran kinerja yang dapat membantu dalam menilai,
memonitor, dan memotivasi setiap entitas yang terkait.

UMKM sendiri tersebar di seluruh wilayah Indonesia salah satunya di


Kelurahan Sikumana, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang. Sikumana merupakan salah
satu kelurahan di Kota Kupang yang pertumbuhan perekonomian masyarakatnya
tidak dapat dilepaskan dari peran UMKM. UMKM di kelurahan sikumana merupakan
mata pencaharian yang cukup diminati oleh masyrakat, berdasarkan informasi yang
diperoleh dari beberapa informan termasuk di dalamnya salah satu aparatur kantor
lurah Sikumana bahwa UMKM di Kelurahan Sikumana sangat berkembang
khususnya pada usaha-usaha kecil.

Tabel 1. 2

Data UMKM di Kelurahan Sikumana Tahun 2020-2022

Kriteria 2020 2021 2022

Mikro 124 124 163


Kecil 156 192 227
Menengah 105 105 129
Sumber: Kantor Kelurahan Sikumana 2022

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa perkembangan UMKM di Kelurahan sikumana
pada tahun 2020 hingga 2021 untuk usaha mikro dan menengah masih dalam angka
yang sama, tidak mengalami peningkatan maupun penurunan yaitu masing-masing
124 UMKM dan 105 UMKM. Akan tetapi, untuk usaha kecil mengalami peningkatan
dari tahun 2019 ke tahun 2020 sebesar 2.799 UMKM. Peningkatan tersebut
diakibatkan karena banyaknya pelaku UMKM yang bermunculan khususnya pada
usaha kecil. Namun dibalik perkembangan UMKM, masih terdapat masalah yang
terjadi terkait dengan kinerja UMKM.

Peneliti telah melakukan survey terhadap 10 UMKM berkaitan dengan Pengetahuan


akuntansi dan kemampuan manajerial oleh pelaku UMKM di Kelurahan sikumana
Tabel 1.2

Survey UMKM di Kelurahan Sikumana

Ya Tidak Total
No Keterangan
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Melakukan pencatatan
1 7 70% 3 30% 10 100%
akuntansi
Melakukan pencatan laba
2 3 30% 7 70% 10 100%
rugi
Mengontrol penyediaan
3 6 60% 4 40% 10 100%
barang
Melakukan perencanaan
4 2 20% 8 80% 10 100%
finansial
Sumber : Data Primer diolah Peneliti, 2023

Dari tabel di atas, sekitar 70% yang melakukan pencatatan akuntansi,


sedangkan sekitar 30% tidak melakukan pencatatan akuntansi. Pelaku UMKM di
Kelurahan Sikumana tidak memiliki pencatatan akuntansi yang lengkap, hanya
pencatatan sederhana. Beberapa pelaku UMKM hanya mencatat pemasukan dan
pengeluaran kas saja karena mereka belum memahami penggunaan informasi
akuntansi, sementara banyak pemilik UMKM tidak memiliki pengetahuan akuntansi
dan tidak memahami pentingnya akuntansi. Pencatatan yang dilakukan hanya sebatas
melihat keuntungan saja bukan sebagai evaluasi hasil kinerja. Terdapat 30% yang
melakukan pencatatan laba rugi, sedangkan 70% tidak melakukan pencatatan laba
rugi. Pelaku UMKM yang melakukan pencatatan laba rugi guna untuk mengetahui
kondisi usaha, mengontrol keuangan usaha dan menentukan target selanjutnya. Oleh
karena itu, penulis ingin mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi kinerja
UMKM yang akan diuji dengan menggunakan variable independen yaitu
pengetahuan akuntansi dan kemampuan manajerial pelaku umkm.
Untuk mencapai tujuan UMKM terkait dengan kinerja UMKM, dalam
pelaksanaannya perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
UMKM tersebut yaitu pengetahuan akuntansi dan kemampuan manajerial pelaku
UMKM. Dalam penelitian (Abdillah dkk, 2019) yang berjudul “Pengaruh strategi
bisnis, kemampuan manajerial dan pengetahuan akuntansi pelaku umkm terhadap
kinerja umkm bidang kuliner di kabupaten purbalingga” menyimpulkan bahwa
pengetahuan akuntansi berpengaruh terhadap kinerja UMKM Sedangkan menurut
penelitian (Burhanuddin dkk, 2021) yang berjudul “Pengaruh Kemampuan
Manajerial Dan Pengetahuan Akuntansi Pelaku UMKM Terhadap Kinerja UMKM Di
Kabupaten Sinjai” menyimpulkan bahwa pengetahuan akuntansi tidak berpengaruh
terhadap kinerja UMKM. Pengetahuan akuntansi merupakan salah satu faktor yang
berkaitan dan berpengaruh pada pengetahuan seseorang. Kebanyakan UMKM
memang tidak memiliki laporan lengkap seperti laporan pada perusahaan besar.
Pembuatan laporan yang dilakukan biasanya hanya dibuat sepengetahuan dari pelaku
UMKM. Semakin baik pengatahuan akuntansi pelaku UMKM tentunya akan semakin
akurat informasi yang disajikan, sehingga pengambilan keputusan juga akan semakin
akurat. Kakuratan pengambilan keputusan akan mengarah pada kinerja perusahaan
menjadi lebih efi sieen dan efektif.

Faktor kedua ialah kemampuan manajerial. Dalam meningkatkan kinerja


UMKM, juga haruslah memiliki kemampuan manajerial yang efektif guna
menunjang keberlangsungan kinerja UMKM tersebut. Penilitian yang dilakukan oleh
(Hakim dan Sucihatiningsih Dian Wisiska Prajanti, 2019) menyatakan pada
kenyantaanya di lapangan pengusaha kecil umumnya tidak memisahkan pembukuan
usaha dengan pengeluaran untuk keperluan sehari-hari, ketergantungan usaha kecil
yang cukup tinggi terhadap musim dan permintaan pasar menyebabkan usaha ini
menjadi fluktuaktif dan sulit berkembang dan kurangnya pengetahuan dan
kemampuan manajerial. Menurut Siwa Dinesh (2017) dalam (Anggraini, 2022)
menyatakan bahwa kemampuan manajemen memiliki pengaruh positif terhadap
kinerja UMKM. Penelitian ini diperkuat juga dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh (Gumilar dan Fitria, 2019) yang menyatakan bahwa kemampuan
manajerial memiliki pengaruh positif terhadap kinerja UMKM.

Dari uraian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara


pengetahuan akuntansi dan kemampuan manajerial. Dengan dasar pemikiran tersebut,
peneliti tertarik untuk meneliti kedua variabel tersebut akan pengaruhnya terhadap
kinerja UMKM. Adapun judul penelitian ini adalah: “Pengaruh Pengetahuan
Akuntansi dan Kemampuan Manajerial Pelaku UMKM Terhadap Kinerja UMKM di
Kelurahan Sikumana”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bagian latar belakang maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimana pengetahuan akuntansi berpengaruh terhadap kinerja UMKM di


Kelurahan Sikumana ?
2. Bagaimana kemampuan manajerial berpengaruh terhadap kinerja UMKM di
Kelurahan Sikumana ?
3. Bagaimana pengetahuan akuntansi dan kemampuan manajerial berpengaruh
terhadap kinerja UMKM di Kelurahan Sikumana ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengaruh pengetahuan akuntansi terhadap kinerja UMKM di


Kelurahan Sikumana
2. Mengetahui pengaruh kemampuan manajerial terhadap kinerja UMKM di
Kelurahan Sikumana
3. Mengetahui pengaruh pengetahuan akuntansi dan kemampuan manajerial
terhadap kinerja UMKM di Kelurahan Sikumana

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan


Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai Pengaruh pengetahuan akuntansi dan kemampuan manajerial
pelaku UMKM terhadap kinerja UMKM.
2. Bagi Objek Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan pada Dinas
Koperasi dan UMKM di Kota Kupang mengenai permasalahan dan
perkembangan bisnis.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan menjadi
tambahan referensi bagi penelitian selanjutnya khususnya di bidang
permasalahan UMKM.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoritis

2.1.1 Teori Resources Based Theory (RBT)

Teori Resources Based Theory (RBT) digunakan untuk menjelaskan


hubungan variabel yang mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi.
Menurut (Ginting dan Sagala, 2020) menyatakan bahwa Teori RBT
memandang perusahaan sebagai kumpulan sumber daya dan kemampuan yang
dimiliki perusahaan. Kualitas sumber daya yang baik akan menghasilkan
produk barang atau jasa yang memuaskan bagi perusahaan dan konsumen.
Semakin besar jumlah karyawan maka akan semakin tinggi tingkat kesulitan
yang dihadapi perusahaan, sehingga kebutuhan akan informasipun semakin
meningkat karena meningkatnya kesulitan suatu perusahaan akan

Menuntut perusahan tersebut untuk lebih banyak lagi menggunakan


informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan operasional usahanya.
Perbedaan sumber daya dan kemampuan perusahaan dari perusahaan pesiang
akan memberikan keunggulan kompetitif. Asumsi dari teori RBT adalah
bagaimana suatu perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain untuk
mendapatkan keunggulan kompetitif dengan mengelola sumber dayanya
sesuai dengan kemampuan perusahaan. Pendidikan dan pelatihan perlu untuk
diikuti oleh pengguna sistem informasi akuntansi karena program pelatihan
dan pendidikan dapat meningkatkan pemaham pemilik UMKM sehingga
memahami manfaat yang diberikan atas penggunaan informasi akuntansi
tersebut dan memudahkan dalam penggunannya.

Kemampuan perusahaan dan juga pemiliknya memungkinkan


beberapa perusahaan untuk mengembangkan produk baru atau
mengembangkan ke dalam pasar yang baru Begitu pula dengan informasi
akuntansi yang dapat meningkatkan perusahaan semakin berkembang dengan
keputusan yang diambil oleh manajer. Sehingga hal ini mendorong manajer
untuk meningkatkan SDM yang kompetitif guna memperoleh kinerja yang
memuaskan bagi perusahaan untuk meningkatkan penggunaan informasi
akuntansi.

2.1.2 Pengetahuhan Akuntansi

2.1.2.1 Pengertian Akuntansi

American Accounting Association (AAA) mendefinisikan


akuntansi merupakan sebuah proses identifikasi, pengukuran dan
penyampaian informasi ekonomi yang akurat dan bisa digunakan
untuk bahan pertimbangan dan pengabilan keputusan oleh pemakai.
Sedangkan menurut American Institute of Certified Public Accountant
(AICPA), akuntansi merupakan seni pencatatan, pengelompokkan dan
pengikhtisaran yang sesuai dengan prosedur dan dinyatakan dengan
nilai uang yang bersifat finansial, kemudian menafsir hasilnya.
Standar akuntansi keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia
terdiri dari 5 (lima) antara lain : neraca laporan laba dan rugi, laporan
perubahan modal, laporan arus kas dan catatan laporan keuangan.
Fungsi dari laporan – laporan tersebut untuk memberikan informasi
mengenai posisi keuangan pada bisnis suatu usaha. Laporan laba rugi
sebgaai informasi untuk melihat gambaran pendapatan dan
pengeluaran untuk satu periode berdasarkan perbandingan biaya
pengeluaran dengan pdendapatan yang diterima selama transaksi satu
periode tersebut terjadi.
Pengertian akuntansi juga bisa dipandang darigduaqsudut,
yaitu dari sudut pengguna akuntansi dan dari sudut proses kegiatannya.
Dari sudut pengguna, akuntansi adalah kegiatan yang menghasilkan
data berupa angka yang bersifat finansial yang dibutuhkan guna
menjadi dasar saat pengambilan keputusan, memilih bebagai alternatif
yang ada dan melakukan kegiatan operasional secara efisien serta
untuk mengoreksi kegiatan yang telah dilakukan perusahaan atau
organsasi. Sedangkan dari sudut pandang kegiatannya, akuntansi
adalah proses yang meliputi identifikasi, pengukuran dan penyampaian
informasi ekonomi.
2.1.2.2 Pengertian Pengetahuan Akuntansi
Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa ingin tahu melalui
proses sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek
tertentu. Pengetahuan emerupaka domain yang penting dalam
terbentuknya perilaku terbuka (Linawati dkk, 2021). Sedangkan
menurut Notoatmojo dalam (Mutia, 2021), pengetahuan merupakan
hasil indera manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui
indera yang dimiliki. Singkatnya pengetahuan adalah berbagai macam
hal yang diperoleh oleh seseorang melalui panca indera.
Bahri, 2016 dalam (Ismaya dkk, 2020)mendefinisikan
akuntansi sebagai suatu seni pada transaksi yang telah terjadi dengan
cara mencatat, mengiktisar, menggolong dan pelaporan. Adapun
menurut Hery (2016) dalam (Febriani, 2020) akuntansi dapat disebut
sebagai sebuah sistem yang memberikan informasi keuangan seperti
laporan dan ditunjukkan kepada para pengguna laporan ataupun pihak-
pihak yang berkepentingan (stakeholder) tentang kinerja keuangan dan
kondisi operasional perusahaan. Pada dasarnya pengetahuan akuntansi
dibutuhkan agar menghasilkan laporan keuangan. Menurut Koswara
(2014) dalam (Andriyan dkk, 2021)pengetahuan akuntansi merupakan
seperangkat ilmu tentang sistem informasi yang menghasilkan laporan
keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas
ekonomi dan kondisi perusahaan.
Dari beberapa paparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan akuntansi adalah proses pencatatan transaksi dari suatu
kejadian di perusahaan yang memberikan informasi kepada pihak
internal atau eksternal dan membantu mereka dalam pengambilan
keputusan. Demikianlah ilmu akuntansi didefinisikan sebagai
kebenaran informasi tentang merekam, mengelompokkan, dan
meringkas kejadian ekonomi dalam pengambilan keputusan.
2.1.2.3 Indikator Pengetahuan Akuntansi
Sebenarnya segala macam profesi serta bidang tentunya
mempunyai hubungan yang erat dengan dunia akuntansi. Salah
satunya dalam merintis sebuah usaha, kita tidak dapat pungkiri bahwa
keberadaan akuntansi sangat dibutuhkan didalam dunia bisnis.
Akuntansi dapat memberi manfaat mengenai berbagai informasi serta
hal-hal yang berkaitan dengan segala macam kegiatan keuangan pada
suatu bisnis, yang mana informasi ini dapat berguna bagi para
manajerial didalam suatu perusahaan.
Hadiah (2006) dalam (Astiani, 2017) mengemukakan beberapa
indikator yang digunakan dalam mengukur pengetahuan akuntansi
sebagai berikut:
1) Pengetahuan deklaratif, adalah pengetahuan seseorang tentang
sebuah informasi berdasarkan fakta. Contoh seseorang yang
tahu rumus dari persamaan akuntansi.
2) Pengetahuan prosedural, adalah pengetahuan tentang
bagaimana seseorang itu melakukan sesuatu. Pengetahuan ini
mencakup tahapan sistematis, dalam bentuk:
a) Input (masukan), merupakan tahap awal yang biasanya
berupa data transaksi. Proses sistematis, dalam proses
akuntansi terdapat tiga aktivitas utama, yaitu
mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan
peristiwa ekonomi perusahaan.
b) Output (Keluaran), merupakan informasi yang biasanya
dihasilkan berupa laporan keuangan yang digunakan
oleh para pihak sebagai dasar pengambilan keputusan.
2.1.3 Kemampuan Manajerial

2.1.3.1 Pengertian Kemampuan Manajerial


Kemampuan berasal dari kata mampu yang artinya kuasa (bisa,
sanggup) melakukan sesuatu. Sedangkan kemampuan diartikan
sebagai kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2002). Didalam menjalankan suatu usaha, seorang manajer
akan dituntut untuk memiliki kemampuan dalam mengelola sumber
daya di perusahaan, khususnya kemampuan dalam menggabungkan
sumber daya manusia dan sumber daya alam yang diwujudkan dengan
menjalankan fungsi pengelolaan atau manajemen. Manajemen bisnis
yang baik membutuhkan kemahiran yang memadai dalam mengelola
perusahaan, memproses informasi, dan menentukan kebijakan.
Seorang Manajer dikatakan mampu jika menjadi manajer memiliki
keahlian yang cukup di bidangnya yang merupakan tanggung
jawabnya. Kemampuan manajerial adalah kesanggupan dalam
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan yang dilakukan guna mencapai tujuan yang telah
ditentukan Setyamusa dalam (Ekaputri dkk, 2018)
Menurut (Sahir dkk, 2020) Keterampilan manajerial adalah
keterampilan untuk membina, memobilisasi dan menggerakkan
bawahan menuju tujuan yang ditetapkan oleh organisasi. Kemampuan
manajerial tidak muncul begitu saja, akan tetapi kemampuan ini lahir
dari proses panjang yang terjadi secara perlahan melalui proses
observasi dan pembelajaran. Sedangkan menurut dalam (Ekaputri dkk,
2018)) kemampuan manajerial adalah kemampuan dari seorang
manajer atau wirausaha dalam mengelola usahanya, dimana
perusahaan tersebut akan berhasil jika manajemennya baik dan teratur
dalam menjalankan fungsi manajemen.
Hampir sama dengan pendapat yang dikemukakan Winardi,
bahwa kemampuan manajerial adalah kemampuan untuk mengelola
usaha seperti perencanaan, pengorganisasian, pemeberian motivasi,
pengawasan dan penilaian (Siagian P. Sondang, 2007 dalam Siwa
Dinesh, 2017). Kemampuan manajerial didefinisikan sebagai proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-
usaha para anggota sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Stoner, 2009 dalam Hakim &
Prajanti, 2019).
Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
kemampuan manajerial adalah kemampuan untuk memobilisasi orang
lain dalam memanfaatkan sumber daya yang ada dalam mencapai
tujuan organisasi secara efisien dan efektif. Ukuran seberapa efisien
dan efektif seorang manajer adalah seberapa baik dia menetapkan
rencana dalam mencapai tujuan yang memadai, kemampuan untuk
memimpin secara efektif adalah kunci keberhasilan organisasi.
Seorang pemimpin bisnis dituntut untuk memiliki kemampuan
manajerial, agar kegiatan mengintegrasikan, mengkoordinasikan, dan
menggerakkan bawahan dalam lingkup bisnis yang besar dapat
terlaksana dengan baik.
2.1.3.2 Indikator Kemampuan Manajerial
Indikator pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini
mengacu pada indikator yang digunakan oleh (Saragih, 2015) sebagai
berikut:
1) Kemampuan konseptual (Conceptual Skills)
Kemampuan konseptual adalah suatu keterampilan yang
membuat seseorang dapat membuat merancang sebuah konsep
dan dapat menemukan solusi dari setiap permasalahan yang
sedang dihadapi.
2) Kemampuan manusia (Human Skills)
Kemampuan manusia atau human skills adalah salah satu skill
mendasar yang harus dimiliki oleh seorang leader atau manager
serta keahlian dalam berkomunikasi antar bagian dan antar
tingkatan manajemen dalam menyampaikan tujuan yang
hendak diraih.
3) Kemampuan administrasi (Administrative Skills)
Kemampuan administrasi atau administrative skills adalah
serangkaian kemampuan yang dapat membantu kita
menyelesaikan tugas yang berkaitan dengan pengelolaan
bisnis.
4) Kemampuan teknik (Technical Skills)
Kemampuan teknik ata technical skills adalah suatu
keterampilan yang ada di dalam diri manusia yang mengarah
kepada pengetahuan dan keahlian yang digunakan untuk
menyelesaikan suatu permasalahan, memberikan tindakan, dan
dapat menyelesaikan tugas yang sudah diberikan oleh
pimpinan.
2.1.4 Kinerja
2.1.4.1 Pengertian kinerja

Kinerja merupakan hal sangat penting bagi perusahaan baik itu


perusahaan kecil maupun besar, guna mencapai tujuan yang
diinginkan. Baik buruknya suatu kinerja dapat mempengaruhi
keberlangsungan organisasi atau perusahaan. Semakin efektif kinerja
yang dihasilkan, maka akan menghasilkan keuntungan yang bertambah
besar. Sebaliknya semakin buruk kinerja yang dijalankan, maka kinerja
yang dihasilkanpun tidak maksimal. Kinerja usasa adalah hasil kerja
yang dicapai secara keseluruhan dan dibandingkan dengan hasil kerja,
target, sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan
telah disepakati bersama pada sebuah entitas usaha dengan kriteria
asset dan mset yang telah ditentukan (Morgan, 2012 dalam Wahyudiati
& Isroah, 2018). Kinerja sebuah perusahaan adalah hal yang sangat
menentukan dalam perkembangan perusahaan yang mengacu pada
efesiensi dimana suatu produk dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Kinerja UMKM juga dapat didefinisikan sebagai pencapaian


yang telah diraih oleh UMKM pada waktu atau periode tertentu dalam
rangka mencapai tujuan tertentu. Pencapaian kinerja UMKM yang
baik, tidak lepas dari kerja keras, ketekunan, serta keuletan para pelaku
UMKM disaat menjalankan perputaran usaha yang menentukan
tingkat kinerja yang akan dicapai.
Dari beberapa pendapat diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa kinerja merupakan hasil yang akan diraih pada pekerjaan yang
dilakukan seseorang dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan
yang diinginkan serta meminimalkan kerugian.
2.1.4.2 Faktor-faktor yang memengaruhi Kinerja
Setiap hal yang akan dilakukan memiliki kecenderungan untuk
meningkatkan kinerja karyawan serta motif yang digunakan berbeda.
Karena itu, perusahaan akan semaksimal mungkin berusaha untuk
meningkatkan kinerja karyawan. Ada beberapa hal yang perlu
diketahui pimpinan untuk meningkatkan kinerja karyawan.
Menurut Mangkunegara (Wanasaputra dan Dewi, 2019),
adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, yaitu:
1) Faktor Kemampuan
Secara psikologis, kemampuan atau ability para karyawan
terdiri atas potensi (IQ) dan kemampuan realitas (pendidikan).
2) Faktor Motivasi
Motivasi diartikan sebagai sikap yang dimiliki seorang
pimpinan atau karyawan dalam menghadapi situasi kerja.
Motivasi merupakan kondisi yang mendorong karyawan untuk
mencapai tujuan kerja. Mereka akan menunjukkan nilai positif
dan negatif terhadap situasi kerjanya, dan semua itu bisa
menunjukkan seberapa tinggi dan rendahnya motivasi
pimpinan dan karyawan.
2.1.4.3 Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah penentuan efektivitas operasional
secara berkala organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya
berdasarkan tujuan, standar kriteria yang telah ditentukan sebelumnya
(Selaras, 2019). Melalui penilaian kinerja, manajer dapat
menggunakannya dalam membuat keputusan bisnis yang penting bagi
perusahaan, seperti menentukan tingkat gaji karyawan serta langkah-
langkah yang harus diambil di masa yang akan datang. Adapun bagi
pihak luar, penilaian kinerja sebagai alat deteksi dini dalam pemilihan
alternatif investasi.
Menurut (Astuti dkk, 2019) penialain kinerja adalah
mengevaluasi kinerja para karyawan saat ini dan atau di masa lalu
relative standar kinerjanya. adapun menurut (Evita dkk, 2019)
penilaian kinerja merupakan suatu proses mengevaluasi seberapa baik
karyawan dalam melakukan pekerjaan mereka jika dibandingkan
dengan seperangkat standar, dan kemudian mengkomunikasikan
informasi tersebut kepada karyawan.
Tujuan utama dari penilaian kinerja tidak lain adalah untuk
mendapatkan informasi secara rinci mengenai perkembangan perilaku
dan kinerja anggota organisasi untuk meraih kesuksesan. Selain itu,
penilaian kinerja ini dapat menjadi motivasi bagi para anggota
organisasi dalam memenuhi standar perilaku dalam bentuk kebijakan
manajemen atau rencana formal dalam anggaran yang ditetapkan
organisasi sebelumnya untuk menghasilkan tindakan dan hasil yang
diinginkan oleh organisasi.
Dari pengertian para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
penilaian kinerja merupakan hasil penilaian atas kualitas dan kuantitas
pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan. Penilaian digunakan untuk
menilai hasil kerja karyawan secara keseluruhan, oleh karena itu
penilaian kinerja yang baik akan meningkatkan semangat kerja
karyawan.
2.1.4.4 Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja merupakan tolak ukur untuk manajemen
perusahaan dalam menentukan kebijakan perusahaan, apakah
perusahaan sudah baik secara finansial maupun non finansial. Menurut
(Dewi, 2021) pengukuran kinerja adalah salah satu faktor yang sangat
penting bagi perusahaan karena merupakan usaha memetakan strategi
ke dalam tindakan pencapaian target tertentu. Sistem pengukuran
kinerja dapat dijadikan sebagai alat pengendalian organisasi, karena
pengukuran kinerja diperkuat dengan menetapkan reward dan
punishment system (Dewi, 2021).
Pengukuran kinerja merupakan aktivitas pengukuran yang
dilakukan dengan berbagai tindakan dalam rantai nilai yang ada dalam
perusahaan, hasil pengukuran selanjutnya digunakan sebagai hasil
yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu
rencana dan titik dimana perusahaan memerlukan penyesuaian atas
tindakan perencanaan dan pengendalian (Astuti dkk, 2019).
Pengukuran kinerja diperlukan untuk menentukan tingkat kinerja
seseorang atau organisasi. Pengukuran kinerja menjadi hal yang
penting untuk dilakukan karena hasil pengukuran suatu kinerja
berpengaruh dalam pengambilan keputusan dan kebijakan manajemen.
Hasil pengukuran dari kinerja memberikan informasi atas prestasi
perusahaan dalam menjalankan strategi perusahaan. Jika hasil dari
pengukuran kinerja tersebut mengalami masalah internal dalam
melaksanakan strategi perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya
maka perusahaan dapat meningkatkan berbagai sisi kinerja perusahaan
yang diukur.
Dengan begitu pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar
penilaian kemajuan atas apa yang telah diraih dibandingkan dengan
tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan. Belum lagi pengukuran
kinerja digunakan sebagai alat komunikasi dan manajemen untuk
meningkatkan kinerja perusahaan.
2.1.4.5 Pengukuran Balanced Scorecard
Menurut (Agustiranda dkk, 2019), Balanced Scorecard terdiri
dari dua kata, yaitu:
1) Kartu skor (scorecard) adalah kartu yang digunakan dalam
mencatat skor hasil kinerja seseorang. Kartu skor ini juga
digunakan dalam merencanakan skor yang hendak diwujudkan
oleh seseorang dimasa depan.
2) Berimbang (balanced) yaitu menggambarkan kinerja personel
atau karyawan yang diukur secara seimbang dari dua aspek:
keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka
panjang, intern dan ekstern.
Menurut Kaplan dan Norton (2000:7) dalam (Dewi, 2021),
Balanced Scorecard (kartu stok berimbang) adalah suatu kerangka
kerja untuk mengintegrasikan berbagai ukuran yang diturunkan dari
strategi perusahaan, seperti ukuran kerja finansial masa lalu serta
memperkenalkan pendorong kinerja finansial masa depan. Kartu skor
ini dapat digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang.
Balanced scorecard memiliki empat perspektif sebagai
komponen saat melakukan pengukuran kinerja perusahaan, hal tersebut
dapat memberikan keseimbangan antara tujuan jangka pendek dan
tujuan jangka panjang, antara hasil yang diinginkan dengan faktor
pendorong serta atara ukuran obyektif yang keras dengan ukuran
subyektif yang lunak (Kaplan dan Norton, 2000:55 dalam Sari dan
Endang Dwi Retnani, 2015). Adapun perspektif kinerja bisnis yang
diukur dalam Balanced Scorecard, yaitu :
1) Perspektif keuangan (financial)
Perspektif keuangan tetap digunakan dalam balanced
scorecard, karena ukuran keuangan menunjukkan apakah
perencanaan dan pelaksanaan strategi perusahaan
memberikan perbaikan atau tidak bagi peningkatan
keuntungan perusahaan.
2) Perspektif Pelanggan
Dalam perspektif ini perusahaan harus menentukan pelanggan
dan segmen pasar dimana mereka akan berkompetisi sehingga
perspektif ini sangat membutuhkan peran riset pasar yang besar
dan dikuasai oleh perusahaan.
3) Perspektif Proses Bisnis Internal
Dalam perspektif ini, manajemen perusahaan harus
menemukan proses-proses yang paling tepat dalam mencapai
tujuan peningkatan nilai bagi pelanggan dan peningkatan nilai
bagi perusahaan.
4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif ini meningkatkan tujuan dan ukuran yang
mengarahkan pada pembelajaran dan pertumbuhan perusahaan.
Dari definisi di atas maka dapt disimpulkan bahwa Balanced
Scorecard adalah suatu kerangka kerja pengukuran kinerja yang
menerangkan visi dan strategi organisasi.
2.1.4.6 Tujuan Pengukuran Kinerja
Salah satu aspek penting dalam pengukuran kinerja perusahaan
adalah sebagai dasar dalam melakukan pengambilan keputusan dan
mengevaluasi kinerja manajemen serta unit-unit yang berhubungan di
lingkungan organisasi perusahaan, sehingga memberikan kontribusi
terhadap keberhasilan perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Tujuan pengukuran kinerja perusahaan menurut Tangkilisan,
dalam (Agustiranda dkk, 2019) adalah sebagai berikut:
1) Untuk memastikan pemahaman para pelaksana dan ukuran
yang digunakan untuk pencapaian prestasi.
2) Memastikan tercapainya skema prestasi yang disepakati.
3) Untuk memonitor dan mengevaluasi kinerja dengan
perbandingan antara skema kerja dan pelaksanaannya.
4) Untuk memberikan penghargaan maupun hukuman yang
obyektif atas prestasi pelaksanaan yang telah diukur, sesuai
dengan metode pengukuran yang telah disepakati.
5) Menjadikannya sebagai alat komunikasi antara bawahan dan
pimpinandalam upaya memperbaiki kinerja perusahaan
6) Mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi
7) Membantu proses kegiatan perusahaan
8) Untuk memastikan bahwa pengambilan keputusan telah
dilakukan secara obyektif
9) Menunjukkan peningkatan yang perlu dilakukan
10) Mengungkapkan permasalahan yang terjadi
2.1.5 UMKM
2.1.5.1 Pengertian UMKM
Pengertian secara umum UMKM adalah singkatan dari Usaha
Mikro kecil dan Menengah, yang mana merupakan model baru dari
kegiatan perdagangan yang pengelolaannya dilakukan oleh individu
atau badan usaha dengan ruang lingkup kecil yang lebih dikenal
dengan sebutan mikro.
Didalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 UMKM
adalah usaha perdagangan yang dikelola oleh badan usaha atau
perseorangan yang mengacu pada usaha ekonomi produktif sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan. Sedangkan menurut Rudjito
Merupakan usaha kecil yang turut serta membantu dalam
perekonomian Indonesia. Dikatakan membantu perekonomian
Indonesia karena melalui UMKM akan menciptakan lapangan kerja
baru dan juga menambah devisa negara melalui pajak badan usaha.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ada beberapa kriteria
yang digunakan yaitu:
1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik perseorangan dan
badan usaha perseorangan yang memenuhi kriteria usaha
mikro yang diatur dalam undang-undang.
2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri dan dijalankan oleh orang perseorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
dari suatu perusahaan yang dimilki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
menengah atau besar yang memenuhi kriteria usaha kecil
yang diatur dalam undang-undang.
3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang
mandiri, dilakukan oleh orang perseorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
dari suatu perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha
kecil atau usaha besar dengan jumlah bersih, aset atau hasil
penjualan tahunan sebagaimana dimaksud dalam undang-
undang.
2.1.5.2 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro,
Kecil dan Menengah (PSAK EMKM)
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah menerbitkan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah atau
disingkat dengan SAK-EMKM yang telah disahkan oleh Dewan
Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 18 Mei 2016. EMKM
didefinisikan sebagai entitas tanpa akuntabilitas publik yang
signifikan, yang memenuhi definisi dan kriteria usaha mikro, kecil, dan
menengah sebagaimana diatur dalam peraturan perundang undangan
yang berlaku di Indonesia.
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan
Menengah (PSAK EMKM) disahkan untuk entitas tanpa akuntabilitas
publik sebagai mana didefinisikan dalam Standar Akuntansi Keungan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) yang memenuhi
definisi dan kriteriausaha mikro, kecil, dan menegah sebagaimana
diatur dalam perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, setidak-
tidaknya dalam 2 tahun (PSAK EMKM, 2016) Entitas tanpa
akuntabilitas publik adalah entitas yang:
1) Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan.
2) Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum
(general purpose financial statement) bagi pengguna
eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang
tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur,
dan lembaga pemeringkat kredit (SAK ETAP, 2013)
Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan, jika:
1) Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau
dalam proses pengajuan pernyataan pendaftaran, pada
otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan
penerbitan efek di pasar modal.
2) Entitas menguasai asset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas
asuransi, pialang dan/atau pedagang efek, dana pensiun,
reksa dana dan bank investasi (SAK ETAP, 2013)
PSAK EMKM dapat digunakan oleh entitas yang tidak
memenuhi definisi dan kriteria di atas, hanya jika otoritas mengizinkan
entitas tersebut untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan PSAK
EMKM.
2.1.5.3 Klasifikasi UMKM

Dalam perspektif perkembangannya, usaha mikro kecil dan


menengah atau UMKM merupakan sebuah kelompok usaha yang
memiliki jumlah terbesar. Selain itu, kelompok ini terbukti tahan
terhadap berbagai macam guncangan disaat krisis ekonomi. Sehingga
sangat penting untuk memperkuat kelompok usaha mikro kecil dan
menengah yang melibatkan banyak kelompok.

Bank Indonesia mengklasifikasikan UMKM menjadi tiga jenis


dengan menggunakan pendekatan berdasarkan jumlah karyawan,
pendapatan, dan kepemilikan asset

Tabel 2. 4

Klasifikasi UMKM

Jumlah
Pendapat Setahun Kepemilikan Aset
Karyawan

Usaha Mikro < 10 Orang < $100 ribu < $100 ribu

Usaha Kecil < 30 Orang < US $3 juta < US $3 juta

Usaha Maks 300 Orang US $15 juta US $15 juta


Menengah

Sumber: Bank Indonesia


Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM memberikan klasifikasi berdasarkan aset dan omset tiap skala
usaha sebagai berikut:

Tabel 2. 5

Kriteria UMKM Berdasarkan Aset dan Omset

Kriteria

Kekayaan Bersih / Aset


(tidak termasuk tanah dan Hasil Penjualan / Omset
Skala Usaha bangunan tempat usaha)

Usaha Mikro Maksimal Rp50 juta Maksimal Rp300 juta

Usaha Kecil > Rp50 juta – Rp500 juta > Rp300 juta – Rp2,5 Milyar

Usaha Menengah > Rp500 juta – Rp10 Milyar > Rp2,5 Milyar – Rp50
Milyar

Sumber: Bank Indonesia

Badan Pusat Statistik (BPS) mengklasifikasikan UMKM


berdasarkan tenaga kerja yang digunakan pada setiap unit usaha,
yaitu:

1) Usaha kecil: tenaga kerja 5-19 orang


2) Usaha menengah: tenaga kerja 20-99 orang
Dalam perspektif perkembangan usaha, UMKM
diklasifikasikan menjadi empat bagian, yaitu:
1) UMKM sektor informal, seperti pedagang kaki lima.
2) UMKM Mikro, UMKM yang sudah memiliki sifat pengrajin,
tetapi kurang memiliki jiwa kewirausahaan untuk
mengembangkan bisnisnya.
3) UMKM Kecil Dinamis, UMKM yang sudah mampu
berwirausaha dengan menjalin kerjasama.
4) Fost Moving Enterprise, UMKM yang sudah berwirausaha
dengan cakap dan telah siap bertransformasi menjadi
bisnis yang besar.

Tabel 2. 6

Karakteristik UMKM

Ukuran Usaha Krakteristik

Usaha Mikro 1. Jenis barang / komoditas tidak selalu tetap; bisa


berubah kapan saja.
2. Tempat usaha tidak selalu tetap; kapan saja bisa
berpindah tempat.
3. Belum melakukan administrasi keuangan sederhana
sekalipun.
4. Jangan pisahkan keuangan keluarga dengan bisnis
keuangan.
5. Sumber daya manusia (pengusaha) belum memiliki
jiwa kewirausahaan yang memadai.
6. Rata-rata tingkat pendidikan relatif sangat rendah.
7. Secara umum tidak ada akses ke perbankan, namun
beberapa memiliki akses ke lembaga non keuangan
bank.
8. Umumnya belum memiliki izin usaha atau persyaratan
legalitas lainnya termasuk NPWP.
9. Contoh: Bisnis perdagangan seperti trotoar serta
pedagang di pasar.
Usaha Kecil 1. Jenis barang / komoditas yang diusahakan Secara
umum, masih tidak mudah untuk berubah.
2. Lokasi / tempat usaha umumnya menetap jangan
bergerak.
3. Secara umum sudah melakukan administrasi keuangan
meskipun sederhana.
4. Keuangan perusahaan mulai dipisahkan dengan
keuangan keluarga.
5. Sudah membuat keseimbangan bisnis.
6. Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas
lainnya termasuk NPWP.
7. Memiliki sumber daya manusia (wirausaha)
pengalaman dalam kewirausahaan.
8. Beberapa dari mereka memiliki akses ke perbankan
internal persyaratan modal.
9. Kebanyakan dari mereka belum bisa berkreasi
manajemen bisnis serta bisnis perencanaan.
10.Contoh pedagang di pasar grosir (agen) dan grosir
lainnya.
Usaha Menengah 1. Memiliki lebih banyak manajemen dan organisasi baik,
dengan pembagian tugas yang jelas antara lain,
keuangan, pemasaran dan bagian produksi.
2. Telah melakukan pengelolaan keuangan dengan
menerapkan sistem akuntansi secara teratur sehingga
memudahkan audit dan penilaian atau ujian termasuk
oleh perbankan.
3. Telah melakukan aturan atau manajemen dan organisasi
buruh.
4. Sudah memiliki persyaratan legalitas antara lain izin
tetangga.
5. Sudah memiliki akses ke sumber daya pendanaan
perbankan.
6. Umumnya sudah memiliki sumber daya manusia yang
berpendidikan dan terlatih.
7. Contoh: usaha pertambangan batu gunung konstruksi
dan marmer buatan.
Sumber : Bank Indonesia

2.2 Kajian Empirik

Terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan Pengaruh Pengetahuan


Akuntansi dan Kemampuan Manajerial pelaku UMKM Terhadap Kinerja UMKM di
Kelurahan Sikumana.

Tabel 2. 7

Kajian Empirik

Jenis Hasil
No. Judul
Penelitian Penelitian

1 Pengaruh strategi bisnis, Kuantitatif 1. Strategi bisnis berpengaruh


kemampuan manajerial dan terhadap kinerja UMKM bidang
pengetahuan akuntansi pelaku kuliner di Kabupaten
umkm terhadap kinerja umkm Purbalingga.
bidang kuliner di kabupaten 2. Kemampuan manajerial
purbalingga berpengaruh terhadap kinerja
UMKM bidang kuliner di
Muttaqin Abdillah dkk,(2019)
Kabupaten Purbalingga.
3. Pengetahuan akuntansi
berpengaruh terhadap kinerja
UMKM bidang kuliner di
Kabupaten Purbalingga.
4. Strategi bisnis, kemampuan
manajerial dan pengetahuan
akuntansi berpengaruh terhadap
kinerja UMKM bidang kuliner
di Kabupaten Purbalingga.

2 Pengaruh Kemampuan Kuantitatif 1. Kemampuan manajerial pelaku


Manajerial Dan Pengetahuan UMKM berpengaruh dan
Akuntansi Pelaku UMKM signifikan terhadap kinerja
Terhadap Kinerja UMKM Di UMKM di Kabupaten Sinjai.
Kabupaten Sinjai 2. Pengetahuan akuntansi pelaku
UMKM tidak berpengaruh dan
Chairul Iksan dkk, (2021)
signifikan terhadap kinerja
UMKM di Kabupaten Sinjai.
3. Kemampuan manajerial dan
pengetahuan akuntansi pelaku
UMKM berpengaruh dan
signifikan terhadap kinerja
UMKM di Kabupaten Sinjai.

3 Pengaruh Pengetahuan Kuantitatif 1. Pengetahuan akuntansi dengan


Akuntansi dan Jiwa jiwa kewirausahaan
Kewirausahaan Pada berpengaruh positif pada
Penggunaan Informasi pembuatan keputusan investasi.
Akuntansi dalam Pembuatan Hal ini menunjukkan bahwa
Keputusan Investasi pada pengetahuan akuntansi sangat
UMKM Kota Semarang diperlukan oleh pelaku usaha
UMKM guna menunjang jiwa
Praptono dan Andini (2021) kewirausaan yang dimiliki
ketika membuat keputusan
investasi.
2. Penelitian ini membuktikan
bahwa semakin tinggi jiwa
kewirausahaan seseorang maka
semakin tinggi
keingintahuannya tentang
informasi akuntansi dan akan
menggunakan informasi
akuntansi dalam pembuatan
keputusan investasi usahanya.

4 Penggunaan Informasi Kuantitatif 1. Informasi Akuntansi


Akuntansi Manajemen Untuk Manajemen termasuk dalam
Meningkatkan Kinerja UMKM kategori baik. Hal ini
Pada Sentra Kaos Surapati menunjukan bahwa sebagian
Bandung pelaku UMKM walaupun
belum memiliki pengetahuan
Nugraha dkk, (2021)
yang cukup terkait ilmu
akuntansi tetapi para pelaku
UMKM sudah menggunakan
informasi-informasi akuntansi
manajemen seperti laporan gaji
karyawan, laporan biaya
produksi, anggaran biaya
produksi dan laporan persediaan
sebagai alat penyedia informasi
yang diperlukan bagi pihak
internal UMKM
2. Kinerja UMKM termasuk
dalam kategori baik. Hal ini
dikarenakan pada sebagian
besar UMKM di Sentra Kaos
Surapati Bandung sebelum
membuat kegiatan kerja terlebih
dahulu membuat perencanaan
yang disusun berdasarkan
tujuan, visi, dan misi UMKM.

5 Pengaruh Pengetahuan Kuantitatif 1. Pengetahuan akuntansi


Akuntansi, Pengalaman Usaha berpengaruh terhadap
dan Motivasi Kerja Terhadap penggunaan informasi akuntansi
Penggunaan Informasi pada pelaku UMKM di
Akuntansi Pada Pelaku Umkm kecamatan Soa, sudah
Kecamatan Soa Kabupaten mempunyai kebiasaan mencatat
Ngada hal-hal penting yang berkaitan
dengan penjualan dan
Constantina Moi Ola (2022)
pembelian dalam usahanya,
meskipun pada umumnya
belum menghasilkan laporan
keuangan secara lengkap.
2. Pengalaman usaha tidak
berpengaruh terhadap
penggunaan informasi akuntansi
pada pelaku UMKM di
kecamatan Soa, mereka tidak
belajar dari pengalaman
usahanya untuk menghindari
dari setiap kesalahan dalam
menjalankan wirausahaanya
sehingga mengindakasi pula
bahwa pelaku UMKM tidak
memiliki pandangan kedepan
dalam menjalankan usahanya.
3. Motivasi kerja tidak
berpengaruh terhadap
penggunaan informasi akuntansi
pada pelaku UMKM di
kecamatan Soa, mereka tidak
selalu menentukan target yang
akan dijalankan dalam usahanya
sehingga dalam penggunaan
informasi akuntansi tidak
berpengaruh.

Sumber : Penelitian terdahulu, Diolah Peneliti 2023

Persamaan penelitian ini dengan kelima penelitian diatas adalah menggunakan


metode penelitian yang sama yaitu kuantitatif dan menggunakan variabel dependen
yang sama yaitu kinerja umkm, sedangkan untuk perbedaanya adalah tidak semua
variabel independen yang digunakan oleh kelima peneliti diatas digunakan dalam
penelitian ini serta waktu dan lokasi penelitian yang berbeda.

2.3 Kerangka Berpikir

Menurut Suriasumantri dalam (Sugiyono, 2018:60), kerangka pikir adalah


penjelasan sementara terhadap gelaja-gejala yang menjadi objek permasalahan.
Kerangka pikir adalah bentuk dari model konseptual tentang teori apa yang
berhubungan dengan faktor yang telah di identifikasi sebagai masalah penting.
Faktor-faktor tersebut yaitu Pengaruh Pengetahuan Akuntansi dan Kemampuan
Mnajerial Pelaku UMKM Terhadap Kinerja UMKM kelurahan Sikumana. Berikut
gambar kerangka konseptual dari penelitian ini yaitu:

Gambar 2. 2

Kerangka Berpikir

Sumber: Peneliti, 2023


Pengetahuan
akuntansi (X1) H1
Kinerja UMKM
UMKM
H2
Kemampuan
manajerial (X2)

H3

Keterangan:
Uji Parsial

Uji Simultan

2.4 Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu, maka terdapat beberapa


hipotesis yang dapat ditarik dan dikembangkan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Pengaruh Pengetahuan Akuntansi pelaku UMKM terhadap kinerja UMKM di


Kelurahan Sikumana.
Pengetahuan akuntansi yang baik dari pelaku UMKM yang tertuang
dalam laporan atau catatan akan menjadi sumber informasi dalam mengambil
keputusan. Hal ini akan memberi dampak pada kinerja UMKM nya, sehingga
semakin baik pengetahuan akuntansi pelaku UMKM, maka akan semakin baik
pula kinerja UMKM yang dimilikinya.
Penelitian tentang pengetahuan akuntansi, dilakukan oleh (Abdillah
dkk, 2019) berdasarkan hasil pengujian, didapat bahwa Pengetahuan
akuntansi berpengaruh terhadap kinerja UMKM bidang kuliner di Kabupaten
Purbalingga. Adapun penelitian yang dilakukan oleh (Sri Praptono dan Rita
Andini 2021) didapatkan hasil bahwa Pengetahuan akuntansi dengan jiwa
kewirausahaan berpengaruh positif pada pembuatan keputusan investasi.
Berdasarkan dari hasil penjelasan dan penelitian terdahulu tersebut, maka
dapat dirumuskan hipotesis kedua yaitu:
H1 : Pengetahuan akuntansi pelaku UMKM berpengaruh secara positif
terhadap kinerja UMKM di Kelurahan Sikumana.
2. Pengaruh Kemampuan Manajerial pelaku UMKM terhadap kinerja UMKM di
Kelurahan Sikumana.
Salah satu unsur yang dapat menunjang kinerja usaha dalam mencapai
kesuksesan bekerja adalah kemampuan manajerial. Kemampuan manajerial
merupakan suatu cara dalam membuat perencanaan, mengorganisasikan,
mengarahkan atau melakukan penugasan serta melakukan pengawasan bagi
perusahaan. Kemampuan manajerial akan menentukan prosedur atau
kebijakan yang diterapkan oleh pelaku UMKM, sehingga semakin baik
kemampuan manajerial pelaku UMKM maka akan semakin baik pula kinerja
yang akand dicapai UMKM tersebut.
Penelitian tentang kemampuan manajerial yang dilakukan oleh
(Burhanuddin dkk, 2021), mendapatkan hasil bahwa Kemampuan manajerial
pelaku UMKM berpengaruh dan signifikan terhadap kinerja UMKM di
Kabupaten Sinjai. Sama dengan penelitian yang dilakukan oleh (Ekaputri dkk,
2018), diperoleh hasil bahwa kemampuan manajerial berperan terhadap
kinerja perusahaan pada usaha logam skala mikro di Ngingas Sidoarjo.
Berdasarkan pada penjelasan dan penelitian terdahulu tersebut, maka dapat
dirumuskan hipotesis pertama yaitu:
H2 : Kemampuan manajerial pelaku UMKM berpengaruh secara positif
terhadap kinerja UMKM di Kelurahan Sikumana.
3. Pengaruh Pengetahuan Akuntansi dan Kemampuan Manajerial pelaku
UMKM terhadap kinerja UMKM di Kelurahan Sikumana.
Adapun pengaruhnya secara simultan dari kedua variabel independen
tersebut yaitu pengetahuan akuntansi dan kemampuan manajerial terhadap
variabel dependen kinerja UMKM. Maka dapat dirumuskan hipotesis ketiga
dari penelitian ini yaitu:
H3 : Pengetahuan akuntansi dan kemampuan manajerial pelaku UMKM
berpengaruh positif secara simultan terhadap kinerja UMKM di Kelurahan
Sikumana.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan penelitian

Untuk pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, seperti


yang dikemukakan oleh (Sugiyono, 2017:8) bahwa Metode penelitian kuantitatif
diartikan sebagai metode penelitian berdasarkan filosofi positivisme, digunakan untuk
meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, Analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk mengajukan
hipotesis yang telah ditetapkan. Pendekatan kuantitatif ini digunakan untuk mengukur
tingkat keberhasilan dalam pengaruh pengetahuan akuntansi dan kemampuan
manajerial pelaku UMKM terhadap kinerja UMKM.

3.2 Ruang Lingkup Penelitian


3.2.1 Jenis dan Sumber Data

3.2.1.1 Jenis data

Ada dua macam jenis data penelitian pada umumnya yaitu data
kualitatif dan data kuantitatif. Namun peneliti lebih memfokuskan
pada data penelitian kuantitatif dalam melaksanakan analisis ini,
karena data yang diperoleh nantinya berupa angka. Dan dari angka
yang diperoleh nantinya akan dianalisis lebih lanjut dalam analisis
data.

3.2.1.2 Sumber data

Terkait dengan objek penelitian ini terdapat dua jenis sumber


data yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.
1. Data primer atau data utama adalah data yang sebelumnya tidak
tersedia dan harus diperoleh dari sumbernya secara langsung
(tidak melalui media perantara). Data primer yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi data dari penyebaran kuesioner
yang bersumber pada responden yang berjumlah 85 orang para
UMKM di Kelurahan sikumana.
2. Data Sekunder, adalah data yang telah tersedia sebelumnya dan
telah dikumpulkan atau didokumentasikan oleh orang lain.
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini bersumber
dari penelitian sebelumnya yang terdiri dari skripsi dan jurnal
serta buku-buku, artikel, situs internet serta literatur yang
sesuai dengan masalah yang dibahas, serta pendekatan
penelitian di lapangan.
3.2.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sikumana, Kecamatan Maulafa,
Kota Kupang dan waktu penelitian tersebut akan dilaksanakan sejak tanggal
dikeluarkannya ijin penelitian (setelah dilaksanakan ujian seminar proposal)
hingga selesai terhitung sejak 1 Februari 2023- Selesai.

3.3 Operasional Variabel Penelitian


Definisi operasional variabel penelitian menurut Sugiyono (2018) merupakan
suatu alat atau sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu
yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Definisi variabel penelitian harus dirumuskan agar terhindar dari
kesalahan dalam pengumpulan data. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi penelitian tentang pengaruh pengetahuan akuntansi dan kemampuan
manajerial pelaku UMKM terhadap kinerja UMKM yang dapat dilihat pada tabel
definisi operasional berikut ini:
Tabel 3. 2

Defenisi Operasional Variabel Penelititan

Skala
Variabel Definisi Operasional Indikator
Pengukuruan

Pengetahua Segala sesuatu yang diketahui 1. Pengetahuan Ordinal


n akuntansi dengan benar tentang proses deklaratif
(X1) akuntansi atau hal-hal yang 2. Pengetahuan
berhubungan dengan aktivitas prosedural
keuangan dan mampu
menjelaskan dengan baik
(Linawati, 2015).

Kemampua Kesanggupan dalam tindakan- 1. Kemampuan Ordinal


n manajerial tindakan perencanaan, konseptual
(X2) pengorganisasian, pelaksanaan, (Conceptual Skills)
dan pengawasan yang dilakukan 2. Kemampuan
guna mencapai tujuan yang telah manusia (Human
ditentukan (Setyamusa, dalam Skills)
(Ekaputri dkk, 2018). 3. Kemampuan
administrasi
(Administratif
Skills)
4. Kemampuan teknik
(Technical Skills)
Kinerja Suatu tampilan keadaan secara 1. Perspektif keuangan Ordinal
UMKM (Y) utuh atas perusahaan selama (financial)
periode waktu tertentu, 2. Perspektif pelanggan
merupakan hasil atau prestasi Perspektif bisnis
yang dipengaruhi oleh kegiatan internal
operasional perusahaan dalam 3. Perspektif
memanfaatkan sumber daya pembelajaran dan
yang dimiliki. pertumbuhan

Sumber : Data penelitian terdahulu diolah peneliti, 2023

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau


subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan
oleh peneliti untuk diteliti dan dipelajari serta kemudian diambil
kesimpulannya (Sugiyono, 2019). Berdasarkan data dari Kantor Lurah
Sikumana tahun 2022, maka jumlah populasi dari penelitian ini berjumlah 519
orang para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Kelurahan
Sikumana.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian sebagian atau wakil dari populasi yang akan
diteliti (Hatmoko, 2019). Dengan adanya sampel, kemudian peneliti mampu
menarik kesimpulan yang dapat digeneralisasikan terhadap populasi yang
diminati. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
sampel benar-benar dapat mewakili (representatif) dan bisa menggambarkan
populasi sebenarnya.
Dalam penelitian ini penulis mempersempit populasi yaitu jumlah
UMKM sebanyak 519 orang dengan menghitung ukuran sampel yang
dilakukan dengan menggunakan teknik Slovin Sugiyono, 2011 dalam
(Radityo, 2019). Adapun penelitian ini menggunakan rumus Slovin karena
dalam pengambilan sampel, jumlahnya harus representative agar hasilnya
dapat digeneralisasikan dan perhitungannya tidak memerlukan tabel jumlah
sampel, tetapi dilakukan dengan menggunakan rumus.

N
n=
1+ N e 2

Keterangan :

n = Ukuran sampel/ jumlah responden

N = Ukuran populasi

e = Tingkat ketepatan yang diinginkan (10%)

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 519 orang.


Sehingga presentase kelonggaran yang digunakan yaitu sebesar 10%. Maka
untuk mengetahui sampel penelitian ini, digunakan perhitungan sebagai
berikut:

519
n= 2
1+519(0,1)

83,8 ; disesuaikan oleh peneliti menjadi 85 responden

Berdasarkan perhitungan diatas maka sampel yang menjadi responden


disesuaikan sebanyak 85 orang, hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam
pengolahan data dan untuk pengujian yang lebih baik.

Sampel diambil berdasarkan teknik purposive sampling, yang


merupakan teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu dengan
tujuan untuk memperoleh satuan sampling yang memiliki karakteristik yang
dikehendaki atau biasa disebut dengan penarikan sampel bertujuan.

3.5 Teknik pengumpulan data

Metode yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data pada


penelitian ini adalah dengan kuesioner yaitu pengumpulan data dengan melakukan
survey terhadap beberapa UMKM di Keluruhan Sikumana melalui penyebaran
kuesioner. Peneliti membuat daftar pertanyaan yang akan dibagikan kepada
responden.
Pengukuran variabel dalam penelitian ini yaitu dengan skala likert. Skala
likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan presepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2019:146). Dengan skala
likert maka variabel penelitian yang akan diukur dan dijabarkan menjadi indikator
variabel. Untuk menyusun item instrument yang menggunakan skala likert
mempunyai gradasi sangat positif sampai sangat negatif. Adapun ukuran yang
digunakan oleh peneliti untuk menghitung jawaban skor responden menggunakan
skala likert, ukuran dan skala yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2
Skor Skala Likert
Jawaban Responden Pernyataan Responden

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Kurang Setuju (KS) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Sugiyono, 2016

3.6 Teknik analisis data

3.6.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum terjun ke lapangan untuk menyebarkan kuesioner, hal


pertama yang dilakukan yaitu uji kualitas data atau biasa disebut tes pilot. Ini
dilakukan agar bisa memperoleh data yang valid dan reliabel. Tes ini untuk
mengetahui keakuratan alat mengukur data yang digunakan dan konsisten
dikumpulkan dari hasil penelitian, sebab kebenaran data yang diolah sangan
menentukan kualitas hasil penelitian.

1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) sudah valid. Namun
apabila tidak valid berarti ada kesalahan dalam mengukurnya.
(Ghozali, 2019) mengemukakan bahwa uji validitas digunakan untuk
mengukur apakah suatu kuesioner valid atau tidak. Suatu kuesioner
dikatakan valid jika pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner tersebut
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut.
Untuk melakukan uji validitas dalam penelitian ini
menggunakan program SPSS dengan tenik pengujian korelasi
Bivariate Person (Product moment person), yaitu membandingkan nilai
r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom = n-k dengan alpha
0,05. Dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Jika ‘r” hitung >”r” tabel dari bernilai positif, maka variabel tersebut
valid
b. jika ‘r” hitung< “r” tabel dari bernilai negatif, maka variabel tersebut
tidak valid
c. Jika “r”hitung > “r” tabel tetapi bertanda negatif, maka H 0 akan tetap
ditolak dan H1 diterima.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas data merupakan tes yang dilakukan untuk
mengukur suatu angket atau kuesioner yang merupakan indikator suatu
variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal
jika jawaban seseorang dalam kuesioner tersebut konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal
jika memberikan nilai Cronbach alpha diatas 0,6 (Ghozali, 2009: 45).
Sedangkan menurut Sugoharto dan Situnjak (2006) mengemukakan
reliabilitas mengacu pada pemahaman bahwa instrumen yang
digunakan dalam penelitian untuk memperoleh informasi yang
digunakan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data dan mampu
mengungkapkan informasi yang sebenarnya di lapangan.

3.6.2 Uji Regresi Linear Berganda


Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Multiple Linear Regression Analysis (Analisis Regresi Majemuk/ Berganda).
Analisis regresi berganda merupakan analisis asosiasi yang digunakan secara
bersamaan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen
terhadap satu variabel dependen dengan skala interval. Jadi analisis ini
dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua. Tujuan dari
analisis ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh dari kemampuan
manajerial dan pengetahuan akuntansi terhadap kinerja UMKM menggunakan
regresi berganda sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + e

Keterangan :

Y : Kinerja UMKM

α : Konstanta

β : Koefisien regresi

X1 : Pengetahuan akuntansi

X2 : Kemampuan manajerial

e : error (kesalahan regresi)

3.6.3 Uji Hipotesis


Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis statistik regresi berganda
untuk menghitung satu variabel dependen dengan beberapa variabel
independen. Dalam penelitian ini analisis regresi dilakukan satu kali dan
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pengetahuan akuntansi
dan kemampuan manajerial pelaku UMKM terhadao kinerja UMKM.
Perhitungan menggunakan metode statistik yang dibantu dengan program
SPSS. Setelah hasil persamaan regresi diketahui, akan dibuat signifikan
masing-masing variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen.
1. Uji t
Uji t bertujuan untuk menggambarkan seberapa jauh pengaruh
variabel independen (X) secara individual terhadap variabel
dependen (Y). Tarif signifikan/ sig.t (α) dalam penelitian ini sebesar
0,05. Uji t digunakan untuk mengetahui tingkat signifikan pengaruh
pengetahuan akuntansi dan kemampuan manajerial pelaku UMKM.
Adapun kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah variabel
independen berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel
dependen adalah sebagai berikut:
a. Apabila nilai sig.t < 0,05 maka hipotesis diterima, variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
dependen
b. Apabila nilai sig.t > 0,05 maka hipotesis ditolak, variabel
independen secara bersama-sama tidak berpengaruuh terhadap
variabel dependen.
2. Uji F (Simultan)
Uji simultan (F) dipakai untuk mengukur ada tidaknya pengaruh
secara bersama-sama (simultan) variabel bebas (X) terhadap variabel
terikat (Y). Adapun tarif signifikan (α) yang digunakan sebesar 0,05
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Apabila nilai F < 0,05 maka hipotesis diterima, variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
b. Apabila nilai F > 0,05 maka hipotesis ditolak, variabel independen
tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
3. Uji Determinasi (R2)
Pengujian koefisien determinasi (R2) pada intinya adalah untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel terikat. Koefisien determinasi berkisar dari nol
sampai dengan satu. Apabila nilai (R2) kecil, maka kemampuan
variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat
sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
bebas dalam menjelaskan variabek terikat semakin besar
a. R2 =0, berarti variabel independen (X) tidak memiliki kemampuan
untuk menjelaskan variabel dependen (Y).
b. R2 =0, berarti variabel independen (X) secara penuh memiliki
kemampuan untuk menjelaskan variabel dependen (Y)

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, M., Primasari, D., & Widianingsih, R. (2019). Pengaruh Strategi Bisnis,
Kemampuan Manajerial Dan Pengetahuan Akuntansi Pelaku Umkm Terhadap
Kinerja Umkm Bidang Kuliner Di Kabupaten Purbalingga. Jurnal Optimum,
9(2), 145–157.

Agustiranda, W., Yuliani, & Bakar, S. W. (2019). Pengaruh Pendapatan Premi,


Pembayaran Klaim, dan Risk Based Capital Terhadap Pertumbuhan laba pada
Perusahaan. Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis Dan Terapan, XIV(1), 1–12.

Akseleran.co.id. (2020). UMKM Pengertian dan Perannya dalam Ekonomi!


Akseleran.Co.Id. https://www.akseleran.co.id/blog/umkm-adalah/

Anggraini, R. dan P. (2022). Factors That Affect The Performance Of Micro, Small
And Medium Enterprises (MSMEs) In Riau Province During The Covid-19
Pandemic. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Usaha Mikro Kecil Dan
Menengah (UMKM) Di Provinsi Riau Pada Masa Pandemi Covid-19.
Management Studies and Entrepreneurship Journal, 3(6), 3756–3772.
http://journal.yrpipku.com/index.php/msej
Astiani, Y. (2017). PENGARUH PERSEPSI PELAKU USAHA MIKRO KECIL
DAN MENENGAH TENTANG AKUNTANSI, PENGETAHUAN
AKUNTANSI, DAN SKALA USAHA TERHADAP PENGGUNAAN
INFORMASI AKUNTANSI. Skripsi, 5(1), 1–8.
https://ejournal.poltektegal.ac.id/index.php/siklus/article/view/298%0Ahttp://
repositorio.unan.edu.ni/2986/1/5624.pdf%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/
j.jana.2015.10.005%0Ahttp://www.biomedcentral.com/1471-
2458/12/58%0Ahttp://ovidsp.ovid.com/ovidweb.cgi?T=JS&P

Astuti, S. I., Arso, S. P., & Wigati, P. A. (2019). ANALISIS STANDAR PELAYANAN
MINIMAL PADA INSTALASI RAWAT JALAN DI RSUD KOTA SEMARANG.
4(1), 1–23.

Bank, I. (2022). UMKM. Bank Indonesia. https://www.bi.go.id/id/umkm/default.aspx

Burhanuddin, C. I., Amran, A., Abdi, N., & Pelu, M. F. (2021). Pengaruh
Kemampuan Manajerial Dan Pengetahuan Akuntansi Pelaku UMKM Terhadap
Kinerja UMKM Di Kabupaten Sinjai. Jurnal Ekonomika, 5(April), 47–51.

Covid19.go.id. (2021). Setahun Pandemi: Dampak Libur Panjang Jadikan


Pembelajaran Untuk Perbaikan Kedepan. Covid19.Go.Id.
https://covid19.go.id/artikel/2021/03/03/setahun-pandemi-dampak-libur-
panjang-jadikan-pembelajaran-untuk-perbaikan-kedepan

Dewi, E. P. (2021). Balanced Score Card ( Kartu Stok Berimbang ) Sebagai Alat
Ukur Kinerja Perusahaan. Jurnal Ilmiah WIDYA, 3(2), 87–96.

Ekaputri, S., Sudarwanto, T., & Marlena, N. (2018). Peran Lingkungan Industri,
Perilaku Kewirausahaan, Dan Kemampuan Manajerial Terhadap Kinerja
Perusahaan Pada Usaha Logam Skala Mikro. JRMSI - Jurnal Riset Manajemen
Sains Indonesia, 9(1), 1–21. https://doi.org/10.21009/jrmsi.009.1.01

Evita, S. N., Muizu, W. O. Z., & Raden Tri Wayu Atmojo. (2019). Penilaian Kinerja
Karyawan Dengan Menggunakan Metode Behaviorally Anchor Rating Scale dan
Management By Objectives (Studi kasus pada PT Qwords Company
International). Pekbis Jurnal, 9(1), 18–32.

Febriani, R. (2020). Pengaruh Likuiditas Dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan


Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening. Progress: Jurnal
Pendidikan, Akuntansi Dan Keuangan, 3(2), 216–245.
https://doi.org/10.47080/progress.v3i2.943

Ginting, M. C., & Sagala, L. (2020). Pengaruh Modal Intelektual terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Manajemen, 6(2), 91–100. http://ejournal.lmiimedan.net

Gumilar, F. Y., & Fitria, S. E. (2019). Pengaruh kemampuan manajerial terhadap


kinerja perusahaan ( Studi pada Sentra Industri Pengolahan Kayu di Jl . Terusan
Pasirkoja Kota Bandung ). E-Proceeding of Management, 6(1), 362–372.

Hafni, S. S., Area, U. M., Fadhli, M., Raniry, A., Chamidah, D., Wijaya, U.,
Surabaya, K., & Simarmata, J. (2020). FullBook Keterampilan Manajerial
Efektif (Issue January 2021).

Hakim, L., & Prajanti, S. D. W. (2019). Pengaruh Karakteristik Wirausaha,


Kemampuan Manajerial, dan Tenaga Kerja Terha- dap Keberhasilan Usaha IKM
Lukmanul. Economic Education Analysis Journal, 8(2), 698–712.
https://doi.org/10.15294/eeaj.v8i2.31510

Linawati, H., Helmina, S. N., Intan, V. A., Oktavia, W. S., Rahmah, H. F., & Nisa, H.
(2021). Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Pencegahan COVID-19 Mahasiswa.
Media Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, 31(2), 125–132.
https://doi.org/10.22435/mpk.v31i2.3456

Lubis, H. Z., & Ismaya, N. (2020). Pengembangan Bahan Ajar Akuntansi Untuk
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Di Kelas. Liabilities (Jurnal Pendidikan
Akuntansi), 3(3), 206–215. https://doi.org/10.30596/liabilities.v3i3.6173
Melati, & Rahayu, S. (2022). Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi dengan
Kedisiplinan sebagai Variabel Intervening terhadap. Jurnal Nasional
Manajemen Pemasaran & SDM E, 3(1), 2745–7257.

Mutia, A. . M. (2021). GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP


TENTANG PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA
IBU HAMIL DI KECAMATAN DENPASAR BARAT KOTA DENPASAR
TAHUN 2021. Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents, 12–
26.

Nugraha, A. A., Khoerunnisa, S. N., & Prihasti, D. A. (2021). Penggunaan Informasi


Akuntansi Manajemen Untuk Meningkatkan Kinerja UMKM Pada Sentra Kaos
Surapati Bandung. Jurnal Ekonomi Dan Perbankan, 1(1), 106–119.

Praptono, S., & Andini, R. (2021). Pengaruh Pengetahuan Akuntansi dan Jiwa
Kewirausahaan Pada Penggunaan Informasi Akuntansi dalam Pembuatan
Keputusan Investasi pada UMKM Kota Semarang. Jurnal Sains Sosio
Humaniora, 5(1), 49–56. https://doi.org/10.22437/jssh.v5i1.13143

SARAGIH, J. N. (2015). PENGARUH KEAHLIAN MANAJERIAL TERHADAP


KINERJA KARYAWAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA TBK CABANG
ISKANDAR MUDA MEDAN. 1–23.

Sari, A. P., & Endang Dwi Retnani. (2015). Penerapan Balanced Scorecard sebagai
Alat Pengukuran Kinerja pada Rumah Sakit Islam Surabaya. Jurnal Ilmu &
Riset Akuntansi, 4(11), 1–24.
http://www.investopedia.com/terms/b/balancedscorecard.asp

Selaras, R. (2019). PENGARUH STRATEGI FUNGSIONAL TERHADAP


KINERJA BISNIS PERUSAHAAN BAGI UKM DI YOGYAKARTA. Journal
of Controlled Release, 11(2), 430–439.

Sugiyono.2017:8. (2017). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D.


Sugiyono.2019:146. (2019). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D.
Bandung: PT Alfabet.

Wahyudiati, D., & Isroah. (2018). Pengaruh Aspek Keuangan Dan Kompetensi
Sumber Daya Manusia (Sdm) Terhadap Kinerja Usaha Mikro Kecil Dan
Menengah (Umkm) Di Desa Kasongan. Jurnal Profita, 2, 1–11.

Wanasaputra, S., & Dewi, L. (2019). Faktor-Faktor yang mempengaruhi kinerja


anggota Yayampek. Jurnal Manajemen Dan Start-Up Bisnis, 2(4), 495–503.

Wikipedia. (2020). Portal:Penyakit koronavirus 2019. Wikipedia.Org.


https://id.wikipedia.org/wiki/Pandemi_Covid-19

Yayan, A., Halim, M., & Syaifudin, A. (2021). Pengaruh pengetahuan akuntansi,
pengalaman usaha, dan motivasi kerja terhadap persepsi penggunaan informasi
akuntansi pada pelaku. Jurnal Universitas Muhammadiyah Jember, 5(4), 1–16.

You might also like