You are on page 1of 3

1.

Apakah pengaruh nyata dari akibat amandemen UUD 1945 bagi pengembangan koperasi
di Indonesia?
Jawab :
perkembangan koperasi memang ditentukan oleh partisipasi anggotanya, baik sebagai
pemilik maupun sebagai pelanggan. Meskipun demikian, koperasi juga merupakan
lembaga publik, yang tidak mungkin terlepas dari pengaruh hukum. Sebagai lembaga
ekonomi, koperasi banyak terkait dengan berbagai faktor perekonomian, seperti
pembiayaan, perpajakan, perdagangan dan sebagainya. Sedangkan dalam peranannya di
bidang sosial, koperasi juga melakukan berbagai kegiatan, seperti pendidikan pelatihan,
informasi, lingkungan, komunikasi dan sebagainya, yang semuanya memerlukan dasar
hukum. Sehubungan dengan hal tersebut maka sebagai dasar hukum kehidupan koperasi
dikeluarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur berbagai aspek kehidupan
koperasi, baik di bidang organisasi dan manajemen, usaha, keuangan/permodalan dan
sebagainya sehingga segala kegiatan koperasi dalam bidang-bidang itu sah dan
berdasarkan hukum yang berlaku. Hal ini membawa akibat hukum bagi koperasi, yaitu
dalam setiap kegiatan organisasi dan usahanya harus berdasarkan dan sesuai dengan
peraturan perundang- undangan yang berlaku dan karenanya setiap penyimpangan akan
mendapatkan sanksi hukum.

2. Mengapa hasil-hasil pembangunan koperasi selama ini masih jauh dari harapan?
Jawab :
Kurang berkembangnya koperasi juga berkaitan sekali dengan kondisi modal keuangan
badan usaha tersebut. Kendala modal itu bisa jadi karena kurang adanya dukungan modal
yang kuat dan dalam atau bahkan sebaliknya terlalu tergantungnya modal dan sumber
koperasi itu sendiri. Jadi untuk keluar dari masalah tersebut harus dilakukan melalui
terobosan structural, maksudnya dilakukannya restrukturasi dalam penguasaan factor
produksi. Banyak anggota, pengurus maupun pengelola koperasi kurang bisa mendukung
jalannya koperasi. Dengan kondisi seperti ini maka koperasi berjalan dengan tidak
profesional dalam artian tidak dijalankan sesuai dengan kaidah sebagimana usaha
lainnya.
Ketidak profesionalan manajemen koperasi banyak terjadi di koperasi – koperasi yang
anggota dan pengurusnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah. contohnya banyak
terjadi pada KUD yang nota bene di daerah terpencil. Banyak sekali KUD yang bangkrut
karena manajemenya kurang profesional baik itu dalam sistem kelola usahanya, dari segi
sumberdaya manusianya maupun finansialnya. Banyak terjadi KUD yang hanya
Manajemen koperasi harus diarahkan pada orientasi strategik dan gerakan koperasi harus
memiliki manusia-manusia yang mampu menghimpun dan memobilisasikan berbagai
sumber daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang usaha. Oleh karena itu
koperasi harus teliti dalam memilih pengurus maupun pengelola agar badan usaha yang
didirikan akan berkembang dengan baik. menjadi tempat bagi pengurusnya yang korupsi
akan dana bantuan dari pemerintah yang banyak mengucur
Koperasi selama ini masih jauh dari harapan dan belum bisa mengikuti perkembangan
jaman karena pengelolaan koperasi yang belum maksimal, hal ini dikarenakan kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang koperasi, ditambah lagi koperasi kurang populer
dibandingkan usaha swasta sejenis yang lebih mudah kita temui disekitar kita. Baik dari
segi modal maupun manajemen, koperasi kalah jauh dengan usaha-usaha swasta asing
maupun lokal yang sejenis. Koperasi merupakan salah satu organisasi yang bergerak
dibidang ekonomi, yang menjalankan usaha bersama-sama anggotanya untuk
kesejahteraan bersama. Koperasi sulit berkembang dan sangat sulit dikembangkan saat
ini, dibandingkan dengan usaha swasta asing, sistem manajemen koperasi kalah jauh,
ditambah lagi dengan permasalahan modal, tentu koperasi tidak akan bisa sebanding
dengan usaha swasta asing tersebut. Hal ini dikarenakan, swasta asing dikelola dengan
manajemen yang baik, sedangkan koperasi terkesan asal-asalan, usaha swasta asing jika
berkembang dengan pesat maka yang akan mendapatkan keuntungan tentu si pemilik,
akan tetapi jika koperasi berkembang, maka yang merasakan keuntungannya adalah
semua anggota, sementara plebih banyak anggota pasif dibanding anggota aktif, hal ini
tentu akan mendorong kecemburuan, untuk itu mereka terkesan lebih asal-asalan.
Ditambah lagi, usaha swasta asing mencari sumber daya manusia yang benar-benar
berkualitas untuk menjalankan usahanya, semakin berkualitas seorang SDM maka akan
semakin mendapatkan bayaran yang mahal, sedangkan koperasi tentu tidak mampu
melakukannya. kuranya kesadaran akan pentingnya rasa gotong royong seperti moto
yang koperasi anut, pada prakteknya hanya beberapa anggota saja yang terlibat aktif
untuk mengembangkan koperasi. Oleh sebab itu, maka akan sulit bagi koperasi bisa
berkembang seperti usaha swasta asing yang benar-benar memiliki sumber modal dan
manajemen yang baik.
3. Bagaimanakah seharusnya sikap pelaku koperasi terhadap upaya “pengecilan” peranan
pemerintah dalam pembangunan koperasi di Indonesia?
Jawab :
Menurunnya/mengecilnya peranan pemerintah dalam pembangunan koperasi sebagai
akibat dihapuskannya kata “koperasi” dalam konstitusi, sudah seharusnya disikapi oleh
gerakan koperasi dengan kesadaran bahwa berkembang tidaknya koperasi akan banyak
bergantung pada sikap pelaku koperasi itu sendiri. Kebijakan pemerintah di masa Orde
Baru membuktikan bahwa campur tangan pemerintah terlalu dalam, baik dalam bentuk
peraturan maupun fasilitas, justru banyak menyebabkan koperasi tidak mandiri. Setelah
fasilitas dihentikan, banyak koperasi yang tidak mempunyai kegiatan lagi.

You might also like