You are on page 1of 10

Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 18 Nomor 1 Tahun 2022

Diterbitkan Oleh : Halaman 16-25


Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Kuningan

PELANGGARAN BIDAL KESANTUNAN BERBAHASA


WARGANET DALAM KOLOM KOMENTAR TWITTER
@FIERSABESARI

Niken Thalia Ayupradani, Endah Riski Kartini, Syahwa Minastiti, Dini Restiyanti
Pratiwi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Jl. A Yani, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, Surakarta, Jawa Tengah,
Indonesia)
a310170144@student.ums.ac.id

ABSTRAK: Kesantunan berbahasa sejatinya dekat dengan kehidupan sehari-hari. Kini, di tambah
dengan kemajuan teknologi memudahkan orang untuk menjalin komunikasi. Hubungan komunikasi dapat
berjalan dengan baik apabila mengedepankan prinsip kesantunan. Prinsip kesantunan dapat selalu
dijunjung baik bertutur dalam media sosial maupun secara tatap muka. Apabila tidak patuh dengan
prinsip kesantunanan, maka tuturan tersebut tidak santun. Tujuan dari penelitian ini yakni memaparkan
bentuk tuturan yang melanggar prinsip kesantunan dalam twitter @FiersaBesari khususnya dalam kolom
reply. Adapun cuitan khusus yang dipilih yakni mengenai tuturan yang mengkritik dan menyindir
pemerintah Indonesia. Pelanggaran kesantunan tersebut diukur dengan prinsip kesatunan berupa bidal.
Metode penelitian menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara simak, catat, dan dokumentasi.
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode agih dengan teknik dasar BUL dan teknik
lanjutan perluas. Hasil dari penelitian ini memaparkan beragam bentuk tuturan yang melanggar prinsip
kesantunan. Adapun bidal-bidal yang dilanggar yakni, bidal penghargaan, bidal pemufakatan, dan bidal
kesimpatian. Dari keenam bidal yang digunakan untuk mengukur kesantunan, terdapat tiga bidal yang
ditemukan pelanggaran.
KATA KUNCI: Kesantunan Berbahasa, Prinsip Kesantunan, Bidal, Twitter
VIOLATIONS OF CITIZENS IN CITIZENS'S LANGUAGE IN THE COMMENTS COLUMN
TWITTER @FIERSABESARI

ABSTRACT: Politeness in language is actually close to everyday life. Now, coupled with advances in
technology, it is easier for people to establish communication. Communication relations can run well if
they prioritize the principle of politeness. The principle of politeness can always be upheld both speaking
in social media and face to face. If you do not comply with the principle of politeness, then the speech is
not polite. The purpose of this study is to describe the form of speech that violates the principle of
politeness in @FiersaBesari's twitter, especially in the reply column. The special tweets that were chosen
were about speeches that criticized and satirized the Indonesian government. The violation of politeness is
measured by the principle of unity in the form of a thimble. The research method uses data collection
techniques by observing, recording, and documenting. The data analysis technique in this study used the
agih method with the BUL basic technique and the extended extension technique. The results of this study
describe various forms of speech that violate the principle of politeness. The thimbles that were violated
were the thimble of appreciation, the thimble of consensus, and the thimble of sympathy. Of the six
thimbles used to measure politeness, there were three thimbles that found violations.
KEYWORDS: Politeness Speech Act, Politeness Politeness Principle, Bidal, Twitter

Diterima: Direvisi: Distujui: Dipublikasi:


2021-07-22 - 2021-12-02 2022-03-30
Pustaka : Ayupradani, N., Kartini, E., Minastiti, S., & Pratiwi, D. (2022). PELANGGARAN BIDAL
KESANTUNAN BERBAHASA WARGANET DALAM KOLOM KOMENTAR TWITTER
@FIERSABESARI. Fon: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 18(1).
doi:https://doi.org/10.25134/fon.v18i1.4486

p-ISSN 2086-0609 https://journal.uniku.ac.id/index.php/FON/index | 16


e-ISSN 2614-7718 Journal.fon@uniku.ac.id |
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 18 Nomor 1 Tahun 2022
Diterbitkan Oleh : Halaman 16-25
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Kuningan

PENDAHULUAN jika akun twitternya menuai banyak


Media sosial sekarang ini menjadi pengikut.
salah satu media berkomunikasi yang Fiersa pun sering mencuitkan
dimanfaatkan oleh masyarakat, khususnya sesuatu yang memotivasi, menyindir,
generasi muda. Hadirnya teknologi yang mengkritik, menyebarkan informasi
pesat dan perkembangan internet yang menarik, serta cuitan candaan. Fiersa
pesat membuat media sosial menjadi kerap kali mengunggah cuitan yang berisi
mudah untuk diakses, dimana saja dan kritikan kepada pemerintah. Hal tersebut
kapan saja. Salah satu media sosial yang membuat warganet tertarik dan ikut
banyak digunakan yakni twitter. berkomentar dalam cuitan tersebut.
Twitter menyita banyak perhatian Dalam peristiwa tutur yang terjadi di
masyarakat karena menyediakan berbagai twitter, antara penutur dan mitra tutur
informasi atau fenomena-fenomena yang tidak bertemu secara langsung. Dengan
sedang terjadi. Twitter dapat menjadi kata lain, keduanya bertemu hanya
wadah untuk media hiburan, meyatakan memandang dalam bentuk tulisan. Serta,
pendapat, maupun meyalurkan aspirasi. didukung dengan secuil foto profil yang
Menurut (Olenti, Charlina, and digunakan untuk mlengkapi akun
Hermandra 2019) twitter merupakan suatu twitternya. Bahkan, terkadang ada pula
wadah untuk mengungkapkan kata-kata yang tidak menggunakan foto profil
yang menggambarkan perasaan aslinya.
penggunanya. Sehingga, secara tidak langsung
Twitter menjadi salah satu media twitter mampu memberikan pengalaman
sosial yang kerap digunakan untuk kepada penggunanya untuk
mebgutarakan pendapat, guyonan, dan berkomunikasi dengan sesama pengguna
sesekali terdapat forum diskusi dalam fitur twitter meskipun tidak mengenal satu
yang bernama fleet. Tak jauh dari semua sama lain. (Nugraha 2017) menyatakan
itu, dalam kolom reply kerap dijadikan bahwa sebuah ketidakhadiran secara fisik
untuk forum diskusi secara tidak serta tidak adanya tatap muka secara
langsung. Hal tersebut dikarenakan langsung membuat komunikasi di media
warganet ingin mengomentari cuitan sosial menimbulkan percakapan yang
seseorang. Selanjutnya, ada pengguna tidak terkendali. Dengan adanya hal
akun yang lain yang ikut membalas, tersebut, tidak dipungkiri bahwa bahasa
sehingga terjadilan peristiwa tutur. yang digunakan terkadang terkesan tidak
Akun twitter dengan pengikut yang sopan, kasar, dan juga tidak santun. Agar
lumayan banyak kerap menjadi pusat hal tersebut tidak terjadi, maka dalam
perhatian warganet. Maka tak heran kajian pragmatik ada hal yang mengatur
apabila sering kali setelah mengunggah tuturan tersebut yakni dengan prinsip
cuitan, kolom reply dipenuhi dengan kesantunan berbahasa. Penutur dapati
balasan-balasan dari warganet. dibedakan menjadi beragam segi.
Salah satu akun twitter yang Berdasarkan ragam lisan dan tulisan dan
menarik perhatian masyarakat yakni akun sikap penutur. Adapun dari segi sikap
twitter @FiersaBesari. Fiersa Besari penutur dicerminkan menjadi sikap
merupakan seorang penulis dan pemusik formal, hambar, dingin, hangat, akrab,
dari Indonesa. Akun twitter miliknya, saat atau santai dan atau tidak formal
ini memiliki 8,6 juta lebih pengikut. Fiersa (Fakhrudin 2017).
merupakan seorang penulis, musisi, yang Kesantunan berbahasa masuk dalam
memiliki hobi mendaki gunung. Tak heran kajian pragmatik. Dalam linguistik,
pragmatik masuk dalam kajian

p-ISSN 2086-0609 https://journal.uniku.ac.id/index.php/FON/index | 17


e-ISSN 2614-7718 Journal.fon@uniku.ac.id |
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 18 Nomor 1 Tahun 2022
Diterbitkan Oleh : Halaman 16-25
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Kuningan

makrolinguistik (Pratiwi 2019). Untuk berbicara dengan mitra tutur (Etikawati


menjaga hubungan sosial, dibutuhkan 2015). Penurutan dengan menggunakan
adanya kesantunan berbahasa bahasa sopan dan satun merupakan cara
(Wulansafitri and Syaifudin 2020). (Doko penutur untuk menjalin hubungan baik
2017) Kesantunan berbahasa merupakan dengan mitra tutur (Nisa 2016).
suatu kaidah tuturan yang memantau Kini, teknologi makin canggih.
jalannya sebuah tuturan apakah mematuhi Komunikasi dimudahkan dengan adanya
atau melanggar kaidah kesantunan. internet dan media sosial. Sehingga,
Kesantunan sama halnya dengan nilai memudahkan orang-orang untuk bertemu
budaya yang erat dengan masyarakat secara maya. Termasuk melalui twitter,
seperti, nilai etika yang diyakini oleh dapat mempertemukan penutur dan mitra
masyarakat pendukungnya (Iriyansah and tutur secara maya. Keduanya tidak pernah
Hilaliyah 2018). bertemu secara nyata. Akan tetapi,
Menurut (Hadiwijaya and Yahmun berinteraksi secara maya melalui twitter
2017) kesantunan berbahasa merupakan dan tulisan. Akan tetapi, tetap ditanamkan
etika atau norma dalam bersosialisai bahwa dalam bermedia sosial, (Ilham,
dengan menggunakan kata yang baik dan Rosidin, and Tisnasari 2018) sebagai
menyampaikan secara sopan di penutur atau mitra tutur harus memahami
masyarakat. Kesantunan merupakan suatu makna ujaran dalam situasi bertutur.
hubungan antara diri sendiri dengan orang Seingga, tidak adanya pemahaman yang
lain. Kesantunan dapat dipaparkan dalam menyimpang mengenai maksud tuturan
prinsip kesantunan. Prinsip kesantunan baik dari penutur atau mitra tutur.
dipakai agar bahasa yang digunakan Penuturan ketika bermedia sosial
dalam tuturan oleh penutur ataupun mitra akan lebih baik apabila menerapkan
tutur sopan dan tidak merugikan. Oleh prinsip kesantunan. Sehingga, komunikasi
karena itu, kesantunan bahasa termasuk tetap berjalan menyenangkan antara
dalam satu hal yang penting dalam penutur dan mitra tutur. Akan tetapi, tak
berkomunikasi (Lestari, Hartono, and jarang ditemukan penutur di media sosial
Utami 2019). menuturkan sebuah tuturan yang tidak
Menjadi sebuah kewajiban bagi santun. Jelas tuturan tersebut dalam kajian
penutur maupun mitra tutur untuk pragmatig melanggar prinsip kesantunan.
menjunjung prinsip kesantunan. Tujuanya Pelanggaran prinsip kesantunan tersebut
agar peristiwa yang berlangsung antara yang menyebabkan tuturan menjadi tidak
keduanya dapat berjalan dengan santun.
menyenangkan. Selain itu, mengurangi Tuturan dapat dikatakan santun
adanya sebuah kesalah pahaman yang bisa apabila tuturan tersebut memenuhi
saja terjadi. Prinsip tersebut pun prinsip-prinsip kesantunan Leech
digunakan sebagai mentuk untuk mengemukakan suatu hal mengenai
menghargai sesama ketika sedang prinsip-prinsip kesantunan tersebut ke
berkomunikasi. dalam bentuk bidal yang didasarkan oleh
Penutur dalam berkomunikasi wajib kaidah-kaidah. Prinsip kesantunan Leech
memperhatikan mitra tutur dan situasi dibagi menjadi ena bidal, yaitu bidal
agar dapat diterima dengan baik kebijaksanaan, bidal kedermawanan, bidal
(Febriasari and Wijayanti 2018). Lahirnya penghargaan, bidal kerendah hatian, bidal
sebuah tuturan berkaitan dengan tujuan pemufakatan, dan bidal kesimpatian
interaksi yang ingin dicapai (Rahmania (Hadiwijaya and Yahmun 2017).
2020). Kesantunan merupakan hal yang Bidal kebijaksaan dalam prinsip
penting untuk diperkatika ketika sedang kesantunan berarti meminimalkan

p-ISSN 2086-0609 https://journal.uniku.ac.id/index.php/FON/index | 18


e-ISSN 2614-7718 Journal.fon@uniku.ac.id |
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 18 Nomor 1 Tahun 2022
Diterbitkan Oleh : Halaman 16-25
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Kuningan

keuntungan diri sendiri dan memaksimal karena dapat membuat perasaan pihal lain
keuntungan untuk pihak lain saat terluka.
berkomunikasi. Penutur seharusnya Prinsip kesantunan yang berisi
berusaha meminimalkan keuntungan bagi bidal-bidal milik Leech tersebut menjadi
dirinya sendiri, hal tersebut juga berlaku tolok ukur untuk menidentifikasi tuturan
untuk mitra tutur. Apabila penutur kesantunaan dalam kolom komentar pada
memaksimalkan keuntungan untuk dirinya akun twitter @FiersaBesari. Apabila
sendiri, maka penutur dianggap telah ditemukan pelanggaran bidal prinsip
melanggar bidal kebijaksanaan. kesantuanan maka tuturan tersebut
Bidal kedermawanan, bidal ini dianggap tidak santun. Kesantunan
berarti meminimalkan keuntungan diri berbahasa, dapat dijadikan sebuah
sendiri dan memaksimalkan kerugian barometer dalam sikap dan kepribadian
untuk diri sendiri. Jadi, penutur haruslah yang dimiliki seseorang. Sedangkan
membuat keuntungan untuk dirinya penggunaan bahasa yang melanggar
sendiri sekecil mungkin. Apabila prinsip kesantunan berbahasa dinyatakan
memaksimalkan keuntungan pihak lain tidak santun (Hidayati, Hartono, and
dan keuntungan diri sendiri diminimalkan, Haryadi 2017).
maka diharapkan menghormati pihak lain. Tuturan kesantunan sangat dekat
Bidal penghargaan menuntut penutur dengan kehidupan sehari-hari. Baik di
untuk memaksimalkan pujian kepada media sosial maupun dunia nyata.
pihak lain dan meminimalkan cacian Sehingga sangat mudah untuk
untuk pihak lain. Lebih lanjut, bidal ini menemukan beragam tuturan yang santun
berusaha memberikan penghargaan maupun tidak santun. Maka dari itu,
kepada pihak lain. peneliti kajian pragmatic khususnya
Bidal kerendah hatian berarti perihal prinsip kesantunan sangat
penutur dianggap santun apabila beragam. Faktor utama adanya
meminimalkan pujian untuk diri sendiri kemudahan dalam menemukan tuturan
dan memaksimalkan cacian untuk diri baik santun maupun tidak santun. Selain
sendiri. Penutur diharapkan mengurangi itu, tuturan merupakan suatu hal yang
penghormatan untuk diri sendiri, sehingga vital dalam berkomunikasi. Sehingga
penutur diharapkan bisa bersikap rendah penting untuk diperhatikan agar
hati. Berkebalikan dari bidal penghargaan komunikasi antara penutur dan mitra tutur
yang berpusat pada pihak lain, bidal berjalan dengan menyenangkan.
kerendah hatian berpusat pada diri sendiri. Penelitian mengenai kesantunan
Bidal pemufakatan, bidal ini dilakukan oleh (Hidayati, Hartono, and
menekankan agar penutur dapat Haryadi 2017) dengan judul Kesantunan
meminimalkan ketidakcocokan dengan Berbahasa dalam Wacana Rubrik
pihak lain dan memaksimalkan kecocokan “Ngresula” Radar Tegal”. Hasil yang
dengan pihak lain. Bidal ini menuntut ditemukan dalam penelitian tersebut yakni
kemufakatakan, kesetujuan, atau ditemukan pelanggaran dan pematuhan
kecocokan antara penutur dan pihak lain dalam bertutur. Keduanya baik melanggar
agar dapat dikatakan santun. Bidal dan mematuhi dilatarbelakangi oleh
kesimpatian berarti penutur dianggap prinsip kesantunan dengan enam bidal
santu apabila meminimalkan sikap kesantunan yakni, bidal kearifan, bidal
antipasti dan memaksimalkan sikap kedermawanan, bidal pujian, bidal;
simpati kepada pihak lain. Sikap antipati kerendahatian, bidal kesepakatan, dan
yang ditujukkan kepada pihak lain bidal simpati.
dianggap tidak mencerminkan kesantunan

p-ISSN 2086-0609 https://journal.uniku.ac.id/index.php/FON/index | 19


e-ISSN 2614-7718 Journal.fon@uniku.ac.id |
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 18 Nomor 1 Tahun 2022
Diterbitkan Oleh : Halaman 16-25
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Kuningan

Selanjutnya, penelitian mengenai tampilan layar dalam akun twitter


pelanggaram prinsip yang telah dilakukan @FiersaBesari.
oleh (Faridah 2018) yang berjudul Teknik analisis data menggunakan
“Pelanggaran Prinsip Kesantunan dalam metode agih dengan teknik dasar yang
Sastra Lisan Madihin”. Hasil penelitian disebut dengan Bagi Unsur Langsung
tersebut yakni, tuturan sastra lisan (BUL). Selanjutnya, menggunakan teknik
Madihin mengandung pelanggaran prinsip lanjutan perluas dengan cara
kesantunan. Adapun prinsip yang memparafrase data. Lebih jelas lagi,
dilanggar seperti, bidal ketimbangrasaan, metode agih digunakan sebagai cara
bidal kemurahatian, bidal kedermawanan, dalam menganalisis tuturan atau bahasa
bidal pujian, bidal kerendahatian, bidal dalam cuitan @FiersaBesari yang
kesetujuan, dan bidal kesimpatian. ditemukan seperti, kata, frasa, serta
(Agustina and Pristiwati 2019) kalimat. Selanjutnya, teknik perluas
melakukan penelitian dengan judul sebagai teknik lanjutan yang difungsikan
“Pelanggaran Prinsip Kesantunan dalam sebagai penjelas maksud tuturan.
Film Yowis Ben Karya Bayu Skak”.
Penelitian tersebut menemukan HASIL DAN PEMBAHASAN
pelanggaran pada maksim kearifan, Kesantunan berbahasa merupakan
maksim pujian, maksim kedermawanan, kegiatan bertutur antara penutur dan mitra
maksim rendah hati, dan maksim tutur dengan mengedepankan prinsip
kesepakatan. kesantunan. Prinsip tersebut terdapat
Penelitian lain yang meneliti beragam bidal dalam mengukur
mengenai pelanggaran kesantunan yakni kesantunan. Terdapat enam bidal yang
(Ariyani 2020) dengan judul “Pelanggaran dapat digunakan dalam mengukur bentuk
Kesantunan Berbahasa dalam Dialog kesantunan dari penutur. Enam bidal
Interaktif Mata Najwa Trans 7 Episode tersebut yakni, bidal kebijaksanaan, bidal
Ragu-ragu Perpu”. Hasil dari penelitian kedermawanan, bidal penghargaan, bidal
tersebut yakni ditemukan pelanggaran kerendahatian, bidal pemufakatan, dan
prinsip pada maksim. Maksim yang bidal kesimpatian.
dilanggar yakni, maksim pujian, Tuturan dikatakan santun apabila
kerendahatian, persetujua, kemurahatian, mematuhi prinsip kesantunan. Akan
dan simpati. tetapi, tuturan dikatakan tidak santun
apabila melanggar prinsip kesantunan.
METODE Berikut akan dijelaskan beragam
Penelitian ini merupakan penelitian pelanggaran prinsip yang dilakukan oleh
kualitatif deskriptif. Dinyatakan demikian warganet dalam merespon cuitan
karena penyajian data dan analisisnya @FiersaBesari.
menggunakan kata-kata dan kalimat. Berikut cuitan @FiersaBesari yang
Selanjutnya, teknik pengumpulan datanya dikomentari oleh warganet. Cuitan
menggunakan tiga cara yakni, simak, tersebut diunggah pada 28 Oktober 2020
catat, dan dokumentasi. Simak bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda.
difungsikan untuk menyimak tuturan Cuitan tersebut berbunyi “Bertumpah
dalam cuitan akun twitter @FiersaBesai. darah yang satu, berbangsa yang satu, dan
Selanjutnya catat difungsikan sebagai menjunjung bahasa persatuan. Ini bukan
proses pencatatan data sebuah kalimat sekadar kiasan. Satu Indonesia, milik kita
yang mengandung pelanggaran tuturan bersama, bukan cuma milik tuan dan
kesantunan berbahasa. Sedangkan nyonya yang konon katanya mewakili
dokumentasi, difungsikan untuk merekam rakyat, tapi entah rakyat yang mana.

p-ISSN 2086-0609 https://journal.uniku.ac.id/index.php/FON/index | 20


e-ISSN 2614-7718 Journal.fon@uniku.ac.id |
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 18 Nomor 1 Tahun 2022
Diterbitkan Oleh : Halaman 16-25
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Kuningan

Selamat Hari Sumpah Pemuda, Kawan- Tuturan tersebut dikatakan melanggar


kawan”. prinsip kesantunan karena tidak adanya
Ditemukan sebanyak tiga prinsip pujian kepada mitra tutur. Maka dari itu,
yang dilanggar oleh warganet dalam dapat disimpulkan bahwa tuturan tersebut
tuturan tersebut. Tiga prinsip tersebut tidak santun.
yakni bidal penghargaan, bidal Selanjutnya pada data (2) pun
pemufakata, dan bidal kesimpatian. meunjukkan tuturan yang melanggar
Berikut pembahasan mengenai prinsip kesantunan bidal penghargaan
pelanggaran prinsip kesantunan yang karena adanya memaksimalkan pujian
dilakukan oleh warganet dalam kolom kepada mitra tutur. Hal tersebut dapat
reply twitter @FiersaBesari. dilihat dari tuturan tersebut yang
Pelanggaraan Bidal penghargaan menyatakan dengan menggunakan
Bidal penghargaan menuntut perumpamaan setan dan siluman yang
penutur untuk memaksimalkan pujian ditujukan kepada mitra tutur. Sehingga,
kepada pihak lain dan meminimalkan dapat disimpulkan penutur tdak
cacian untuk pihak lain. Lebih lanjut, memaksimalkan pujian, akan tetapi justru
bidal ini berusaha memberikan memaksimalkan cacian untuk mitra tutur.
penghargaan kepada pihak lain. Maka dari itu dapat disimpulkan
Tabel 1. Pelanggaran Bidal Penghargaan bahwa kedua data atau tuturan pada tabel
Data Penutur Tuturan di atas merupakan tuturan yang melanggar
Tulisan yg prinsip kesantunan bidal penghargaan.
diatas kertas Pelanggaran terletak pada penutur yang
yg menjadi tidak memaksimalkan pujian kepada mitra
harapan untuk tutur. Akan tetapi penutur justri
kesejahteraan memaksimalkan cacian kepada mitra
1. @Rizky_Y04 tapi sirna tutur. Sehingga hal tersebut yang
seketika oleh menjadikan tuturan tidak santun.
kelompok yg Pelanggaran Bidal pemufakatan
katanya Bidal pemufakatan, bidal ini
mewakilkan menekankan agar penutur dapat
rakyat meminimalkan ketidakcocokan dengan
Rakyat yang pihak lain dan memaksimalkan kecocokan
tidak nampak dengan pihak lain. Bidal ini menuntut
dimata orang kemufakatakan, kesetujuan, atau
2. @Anggikayaknya awam. Alias kecocokan antara penutur dan pihak lain
mewakili setan agar dapat dikatakan santun
dan siluman Tabel 2. Pelanggaran Bidal Pemufakatan
mungkin Data Penutur Tuturan
Beda pemuda
Pada tabel 1 disebutkan terdapat 2 dulu dan
data yang melanggar prinsip kesantunan sekarang
bidal penghargaan. Data (1) menyebutkan Pemuda dulu :
bahwa tuturan tersebut ditujukan kepada Omongannya
1. @UjungJalan5
Dewan Perwakilan Rakyat yang dianggap bisa dipegang
memutuskan harapan rakyat. Pun Pemuda
ditambahkan bahwa perwakilan rakyat sekarang :
hanyalah kelompok yang tidak mampu Omongannya
untuk menciptakan sebuah kesejahteraan. nggak bisa

p-ISSN 2086-0609 https://journal.uniku.ac.id/index.php/FON/index | 21


e-ISSN 2614-7718 Journal.fon@uniku.ac.id |
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 18 Nomor 1 Tahun 2022
Diterbitkan Oleh : Halaman 16-25
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Kuningan

dipegang, tapi Dipaparkan dalam tabel 2 beragam


bisa di- tuturan yang melanggar prinsip
screenshot kesantunan bidal pemufakatan. Secara
Katanya dari singkat dijelaskan bahwa bidal
rakyat, oleh pemufakatan dapat terjadi adanya
rakyat, untuk pelanggaran yakni, ketidakcocokan antara
rakyat. penutur dan mitra tutur ketika sedang
2. @giniamatsii berinteraksi. Sehingga tuturan tersebut
Nyatanya dari
rakyat, oleh tidak menemukan satu kecocokan.
rakyat, untuk Pada data (1); (3); dan (4)
diri sendiri. menyatakan bahwa penutur mengujarkan
Selamat hari tuturan yang menandakan bahwa ia tidak
sumpah sepakat dengan konsep sumpah pemuda
pemuda, Untuk dulu dan kini dengan mitra tutur.
muda mudi di Sehingga, tuturan tersebut seolah tidak
zaman ini memaksimalkan untuk mencapai
tolong jangan kesepakatan antara penutur dan mitra
3. @siichaaaa tutur. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
bersumpah tak
meninggalkan, tuturan tersebut tidak santun.
menduakan,atau Selanjutnya, telah dipaparkan pula
menyakiti jika pada data (2); (5); dan (6) yakni penutur
akhirnya menuturkan mengenai perwakilan rakyat.
diingkari. Inti dari pernyataan pada ketiga tuturan
Selamat Hari tersebut adalah adanya ketidaksepakatan
Sumpah yang dialami penutur dan mitra tutur
Pemuda. Bukan perihal kinerja dari seorang wakil rakyat.
sumpah janji Dalam tuturan tersebut, penutur tidak
4. @sherlysrosita memaksimalkan tuturan untuk mencapai
aku ga
ninggalin kamu kesepakatan dengan mitra tutur. Sehingga
tapi pergi juga dapat disimpulkan bahwa ketiga tuturan
ya tersebut melanggar prinsip kesantunan
"mewakili bidal pemufakatan.
rakyat" Maka dari itu, dapat disimpulkan
mungkin yang bahwa keenam tuturan tersebut memiliki
dimaksud dua kelompok tuturan dengan konteks
rakyat oleh yang sama. Akan tetapi, terdapat
5. @sekadarberujar persamaan yakni melanggar prinsip
mereka yang
bisa ngikutin kesantunan bidal kemufakatan.
maunya mereka, Dikarenakan keenam tuturan tersebut
entah salah atau antara penutur dan mitra tutur tidak
salah menemukan kesepakatan atau kecocokan.
Wakil rakyat Pelanggaran Bidal Kesimpatian
katanya, tapi Bidal kesimpatian berarti penutur
6. @primpanda99 keknya suara dianggap santu apabila meminimalkan
gw ga pernah sikap antipasti dan memaksimalkan sikap
diwakilin wkw simpati kepada pihak lain. Sikap antipati
yang ditujukkan kepada pihak lain
dianggap tidak mencerminkan kesantunan

p-ISSN 2086-0609 https://journal.uniku.ac.id/index.php/FON/index | 22


e-ISSN 2614-7718 Journal.fon@uniku.ac.id |
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 18 Nomor 1 Tahun 2022
Diterbitkan Oleh : Halaman 16-25
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Kuningan

karena dapat membuat perasaan pihal lain jangan kualat aja


terluka. udh banyak di
Tabel 3. Pelanggaran Bidal Kesimpatian sumpahin pemuda-
Da pemudi Indonesia
Penutur Tuturan
ta Berbahasa satu,
Bertanah air satu, bahasa tanpa
@FitryMokol
tanah air yg 5. kebohongan.
intad
(katanya) demokrasi #selamatharisumpah
Berbangsa satu, pemuda
bangsanya para Mau tau dong, itu
1. @nenni_29
investor asing DPR tahu sumpah
Berbahasa satu, pemuda gak yah,
6. @ryandelon_
bahasa para anak K-Pop ajah
penguasa tahu sumpah
28 Oktober 2020 pemuda lohh.
Selamat Hari Bener kan bung.
Sumpah Pemuda Mungkin mereka
untuk kita pemuda menganggap
pemudi Indonesia. semuanya jadi satu.
Umur boleh belia, Bahasa satu,
tpi semangat kita berbangsa satu,
menggebu-gebu tumpah darah satu,
7. @__nng__
layaknya api sampai2 uang rakyat
@Siviabaee_ membara. pun juga dianggap
2.
_ Perjuangan kita satu jadi uang
masih dititik yg mereka juga.
sama, membebaskan Mungkin begitu
belenggu dari saking cintanya
sesuatu yang sama Indonesia
menyiksa. Kami
calon penerus Pada tabel 3 dipaparkan beragam
bangsa yg patut tuturan yang melanggar prinsip
didengar aspirasinya kesantunan dengan bidal kesimpatian.
Dicari rakyat yang Pelanggaran pada bidal kesimpatian
suaranya lagi ditandai dengan penutur yang
diperjuangkan oleh menunjukkan sikap antipati kepad mitra
tuan dan nyonya tutur. Sehingga, tuturan menjadi tidak
dpr, tolong tanyain " santun.
@esmoniang kalo udah disumpah Pada data (1) dan (5) menunjukkan
3.
et dibawah kitab suci tuturan yang memperlihatkan sikap
lalu masih korupsi, antipati penutur kepada mitra tutur.
gak merasa bersalah Tuturan tersebut memiliki maksud dan
apa anaknya dikasih karakteristik yang sama yakni,
makan uang korupsi penunjukkan sikap antipati kepada mitra
?" tutur, namun tidak secara langsung
Selamat hari menyebutkan kepada siapa tuturan
@NadiaAmal
4. sumpah pemuda, tersebut ditujukan. Namun, ada satu kata
iah
untuk wakil rakyat kunci yakni bahasa. Data (1) menyebutkan

p-ISSN 2086-0609 https://journal.uniku.ac.id/index.php/FON/index | 23


e-ISSN 2614-7718 Journal.fon@uniku.ac.id |
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 18 Nomor 1 Tahun 2022
Diterbitkan Oleh : Halaman 16-25
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Kuningan

bahasa penguasa sedangkan data (5) DAFTAR PUSTAKA


menyatakan bahasa kebohongan. Agustina, Nurul, and Rahayu Pristiwati.
Keduanya, menunjukkan sikap dengan 2019. “Pelanggaran Prinsip
meminimalkan rasa simpati kepada mitra Kesantunan Dalam Film Yowis Ben
tutur. Sehingga, kedua tuturan tersebut Karya Bayu Skak.” Jurnal Profesi
tidak santun. Keguruan 5(2): 162–68.
Selanjutnya pada data (2); (4); dan Ariyani, Ni Wayan Eka. 2020.
(7) pun menunjukkan tuturan yang tidak “Pelanggaran Kesantunan Berbahasa
santun. Hal tersebut dipengaruhi oleh Dalam Dialog Interaktif Mata Najwa
faktor munculnya sikap antipati dari Trans 7 Episode Ragu-Ragu Perpu.”
penutur. Ketiga tuturan tersebut berawal Jurnal Membaca (Bahasa dan Sastra
menggunakan konteks sumpah pemuda, Indonesia) 5(2): 133–44.
namun diakhiri dengan tuturan yang Doko, Yunitha Devrudyan. 2017.
menunjukkan ketidaksukaan kepada wakil “Kesantunan Berbahasa Dalam
rakyat. Walau tidak secara langsung Kumpulan Cerita Rakyat Nusa
dinyatakan, namun ada berbagai kata Tenggara Timur.” RETORIKA:
kunci yang menunjukkan seperti, kata Jurnal Ilmu Bahasa 3(1): 159–69.
wakil rakyat. Etikawati, Dina. 2015. “KESANTUNAN
Terakhir yakni dua data (3) dan (6) TUTURAN ANTARTOKOH
yang secara langsung ditujukan kepada DALAM NOVEL NAMAKU
DPR (Dewan Perwakilan Rakyat. MATA HARI KARYA REMY
Dikatakan demikian karena dalam tuturan SYLADO.” Jurnal Sastra Indonesia
tersebut telah disebutkan oleh penutur. 4(1): 1–11.
Tuturan tersebut menunjukkan sikap Fakhrudin, Mohammad. 2017. “Penerapan
antipatinya dan tidak menunjukkan sikap Kaidah Berbahasa Dalam Percakapan
simpatinya. Maka dari itu, dapat Berbahasa Indonesia.” Journal of
disimpulkan bahwa tuturan tersebut tidak Language Learning and Research
santun. 1(1): 41–57.
Faridah, Siti. 2018. “PELANGGARAN
KESIMPULAN PRINSIP KESANTUNAN DALAM
Setelah memaparkan pelbagai SASTRA LISAN MADIHIN.”
bentuk tuturan yang melanggar prinsip Jurnal Kredo 1(2): 36–52.
kesantunan, dapat ditarik kesimpulan Febriasari, Diani, and Wenny Wijayanti.
bahwa dari keenam bidal dalam prinsip 2018. “Kesantunan Berbahasa Dalam
kesantunan, terdapat tiga bidal yang Proses Pembelajaran Di Sekolah
dilanggar yakni; bidal penghargaan, bidal Dasar.” KREDO : Jurnal Ilmiah
pemufakatan, dan bidal kesimpatian. Bahasa dan Sastra 2(1): 140–56.
Masing-masing bidal yang Hadiwijaya, Munawwir, and Yahmun.
dilanggar memiliki jumlah tuturan yang 2017. “Kesantunan Berbahasa Dalam
berbeda yakni, 2 tuturan yang melanggar Interaksi Antara Dosen Dan
bidal penghargaan, 6 tuturan yang Mahasiswa Multikultural.”
melanggar bidal pemufakatan, dan 7 DIDAKTIKA: Jurnal Pemikiran
tuturan yang melanggar bidal kesimpatian. Pendidikan 23(2): 142–54.
Dari data tersebut ditemukan pelanggaran http://journal.umg.ac.id/index.php/di
pada bidal kesimpatian yang paling daktika/article/view/18.
mendominasi. Hidayati, Reza Nurul, Bambang Hartono,
and Haryadi. 2017. “Jurnal Sastra
Indonesia d Alam Wacana Rubrik ‘

p-ISSN 2086-0609 https://journal.uniku.ac.id/index.php/FON/index | 24


e-ISSN 2614-7718 Journal.fon@uniku.ac.id |
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 18 Nomor 1 Tahun 2022
Diterbitkan Oleh : Halaman 16-25
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Kuningan

Ngresula ’ Radar Tegal.” Jurnal KETIDAKSANTUNAN DALAM


Sastra Indonesia 6(2): 12–24. PERANG KICAUAN
Ilham, Hildawati, Odin Rosidin, and ANTARKUBU CALON PRESIDEN
Sundawati Tisnasari. 2018. “Tindak AMERIKA SERIKAT PADA
Tutur Ilokusi Tuturan Siswa PILPRES 2016.” Etnolingual 1(1):
Tunawicara Di Sekolah Khusus 169–88.
Negeri 1 Kota Serang.” Jurnal Olenti, Naomy Ayuna, Charlina, and
Membaca (Bahasa dan Sastra Hermandra. 2019. “Tindak Tutur
Indonesia) 3(1): 23–34. Ekspresif Dalam Twitter.” JURNAL
Iriyansah, Muhamad Rinzat, and Hilda TUAH: Pendidikan dan Pengajaran
Hilaliyah. 2018. “PUDARNYA Bahasa 1(2): 148–55.
KAIDAH KESANTUNAN PADA https://ejournal.unri.ac.id/index.php/J
MASYARAKAT INDONESIA.” TUAH/.
LINGUA FRANCA: Jurnal Bahasa, Pratiwi, Ririn Tri. 2019. “KAJIAN
Sastra, dan Pengajarannya 6(2): 13– LINGUISTIK FORENSIK:
21. http://journal.um- PENGHINAAN DAN
surabaya.ac.id/index.php/lingua/articl PENCEMARAN NAMA BAIK
e/view/1326/1671. ARTIS DEWI PERSIK OLEH
Lestari, Erna Tri, Bambang Hartono, and ROSA MELDIANTI.” PROSIDING
Santi Pratiwi Tri Utami. 2019. SEMINAR LITERASI IV: 295–304.
“Kesantunan Bahasa Pada Buku Rahmania, Sofi Aulia. 2020. “Tindak
Pelajaran Bahasa Dan Sastra Tutur Dalam Wacana Bimbingan
Indonesia Untuk SMP/MTS Kelas Konseling Pada SMA Di Kota
IX.” Jurnal Sastra Indonesia 7(2): Semarang.” Disastra: Jurnal
125–31. Pendidikan Bahasa dan Sastra
Nisa, Fithratun. 2016. “Pelanggaran Indonesia 2(2): 171–81.
Prinsip Kesantunan Dalam Wacana Wulansafitri, Inayah, and Ahmad
Tutur Basuki Tjahaja Purnama Syaifudin. 2020. “KESANTUNAN
(Ahok).” STILISTIKA: Jurnal BERBAHASA DALAM TUTURAN
Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya FILM MY STUPID BOSS 1.” Jurnal
1(1): 19–30. Sastra Indonesia 9(1): 21–27.
Nugraha, Anandika Panca. 2017.
“ANALISIS

p-ISSN 2086-0609 https://journal.uniku.ac.id/index.php/FON/index | 25


e-ISSN 2614-7718 Journal.fon@uniku.ac.id |

You might also like