Professional Documents
Culture Documents
Makalah Kelompok 9 SIM
Makalah Kelompok 9 SIM
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen
Dosen Pengampu:
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sistem
Informasi Strategis dan Sistem Antarorganisasi” tepat pada waktunya.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Sistem
Informasi Manajemen. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang sistem informasi strategis dan sistem antarorganisas bagi pembaca maupun
penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Hary Priatna Sanusi, S.Pd.I,
M.Ag. dan Bapak Mustaqim, M.Pd. selaku Dosen Mata Kuliah Sistem Informasi
Manajemen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, besar harapan kami agar pembaca memberikan umpan balik berupa kritik serta
saran yang membangun. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini baik secara
penulisan maupun perkataan, kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini bisa
memberikan manfaat bagi berbagai pihak.
Penyusun,
Kelompok 9
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Suatu sistem informasi dapat dikatakan mendukung strategi ini
jika dapat menyediakan produk atau jasa yang berbeda atau unik dengan
nilai yang lebih besar kepada pelanggan dibandingkan dengan pesaing-
pesaingnya, yaitu dengan cara:
- Menggunakan teknologi informasi untuk membuat produk atau jasa
yang berbeda.
- Menggunakan teknologi informasi untuk mengurangi keuntungan
diferensiasi dari pesaing.
3) Focus Strategy
Suatu sistem informasi dikatakan mendukung strategi ini jika
dapat membantu perusahaan memfokuskan produk atau jasa khusus di
suatu niche khusus di dalam organisasi. Perusahaan yang melakukan
strategi ini misalnya adalah Domino’s Pizza. Perusahaan ini memfokuskan
kepada penjualan pizza dikirim secara tepat waktu.
3. Model-model penerapan sistem informasi strategis
1) Model tekanan-tekanan kompetisi
Dalam dunia bisnis, persaingan sering kali menghadirkan berbagai
ancaman yang dapat menjadi kesempatan jika ditangani dengan strategi
yang tepat. Lima jenis ancaman tersebut meliputi pesaing yang sudah ada,
pesaing baru, produk atau jasa pengganti, kekuatan menawar dari
pelanggan, dan kekuatan menawar dari supplier. Namun, dengan
menerapkan strategi cost leadership atau differentiation, kelima ancaman
tersebut dapat diubah menjadi peluang untuk meraih keuntungan dalam
bisnis.
2) Model kekuatan menawar dan efisiensi kompetisi
Model persaingan bisnis mengidentifikasi dua sumber ancaman
yang memengaruhi pasar yaitu kekuatan menawar dan efisiensi kompetisi.
Kelima faktor yang mempengaruhi sumber ancaman tersebut adalah
biaya-biaya pencarian, keunikan fitur produk, biaya-biaya berpindah,
efisiensi internal, dan efisiensi antar organisasi. Tiga faktor pertama
dikategorikan sebagai kekuatan menawar, sementara dua faktor terakhir
dikategorikan sebagai efisiensi komparatif.
3
3) Model rantai nilai
Model rantai nilai membagi aktivitas suatu perusahaan menjadi 9
bagian yang tergabung dalam 2 kelompok utama. Kelompok pertama
terdiri dari 4 aktivitas pendukung, yaitu infrastruktur perusahaan,
manajemen sumber daya manusia, pengembangan teknologi, dan
pengadaan barang. Kelompok kedua terdiri dari 5 aktivitas utama, yaitu
penanganan dan penyimpanan bahan mentah, operasi, penanganan dan
penyimpanan bahan jadi, penjualan dan pemasaran, serta pelayanan purna
jual.
4) Lima tahapan Porter dan Miller
Porter dan Miller mengembangkan lima tahapan untuk
mengidentifikasi peluang strategis dalam suatu industri. Tahapan pertama
adalah mengevaluasi tingkat ketersediaan informasi, kemudian
menentukan peran teknologi informasi dalam struktur industri.
Selanjutnya, mengidentifikasi dan menilai cara-cara teknologi informasi
yang dapat memberikan keuntungan strategis, mengeksplorasi potensi
teknologi informasi untuk mengembangkan bisnis baru, dan
merencanakan strategi untuk memanfaatkan teknologi informasi secara
optimal.
5) Model Keen
Model Keen mengidentifikasi dua faktor penting dalam analisis
sistem teknologi informasi, yaitu jangkauan dan lingkup. Faktor
jangkauan menentukan apakah sistem teknologi informasi berada di dalam
atau di luar perusahaan, sedangkan faktor lingkup menunjukkan sejauh
mana aplikasi sistem teknologi informasi dapat digunakan.
6) Model rekayasa ulang
Model Rekayasa Ulang adalah suatu kerangka kerja yang
menunjukkan bahwa proses rekayasa ulang dapat dilakukan pada tingkat
internal maupun eksternal perusahaan.
7) Model manfaat
Model Manfaat membagi orientasi strategi perusahaan menjadi
internal dan eksternal berdasarkan manfaat yang akan diperoleh. Model
4
ini menyatakan bahwa Sistem Informasi Strategis (SIS) yang bersifat
internal akan memberikan manfaat langsung kepada perusahaan,
sedangkan SIS yang bersifat eksternal akan memberikan manfaat
langsung kepada pelanggan dan secara tidak langsung kepada perusahaan.
8) Model siklus sumber daya konsumen
Model Siklus Sumber Daya Konsumen didasarkan pada model 4
tahap IBM dan terdiri dari 13 tahapan yang menggambarkan siklus sumber
daya pelanggan. Tahap-tahap tersebut mencakup Kebutuhan (identifikasi
kebutuhan dan spesifikasi), Akuisisi (pemilihan sumber daya, pemesanan,
otorisasi, pembayaran, penerimaan, dan pengujian), Pertanggung-jawaban
(integrasi, pemantauan, pemutakhiran, dan perawatan), dan Penghentian
(penghapusan atau pembuangan, dan pertanggung-jawaban).
4. Perusahaan yang membutuhkan sistem informasi strategis
Tidak setiap perusahaan memerlukan Sistem Informasi Strategis. Hanya
perusahaan-perusahaan di industri yang membutuhkan akses informasi yang
tinggi yang memerlukan Sistem Informasi Strategis. Adapun perusahaan yang
membutuhkan sampai yang kurang membutuhkan SIS adalah:
1) Perusahaan Factory, perusahaan jenis Factory adalah perusahaan yang
memerlukan Sistem Teknologi Informasi (STI) untuk mendukung proses
produksi yang penting dan tepat waktu, seperti contohnya pabrik.
2) Perusahaan Strategy, adalah perusahaan yang sangat bergantung pada
teknologi informasi saat ini atau di masa depan dalam menerapkan
strateginya, seperti perusahaan perbankan dan asuransi.
3) Perusahaan Support, adalah jenis perusahaan yang tidak bergantung pada
STI, baik saat ini maupun di masa depan, dalam melaksanakan tugasnya.
Contohnya adalah perusahaan konsultan dan lembaga pendidikan.
4) Perusahaan Turnround bergantung sedikit pada STI yang ada saat ini,
namun akan sangat membutuhkan STI di masa depan. Contoh perusahaan
Turnround adalah retail.
5. Faktor sukses dan gagal penerapan sistem informasis strategis
Berikut merupakan faktor sukses dari penerapan SIS:
1) Visi teknologi informasi harus dimiliki oleh organisasi
5
2) Perencanaan teknologi informasi harus dilakukan secara sejalan dengan
perencanaan strategis perusahaan.
3) Untuk menerapkan SIS, perusahaan harus menjadi pionir di industri
mereka.
4) Menghasilkan ide-ide inovatif yang mampu menarik perhatian dan
meliputi area cakupan yang luas.
Selain faktor sukses ada pula faktor yang menyebabkan kegagalan
penerapan SIS, yaitu:
1) Perusahaan tidak berkeinginan atau tidak memiliki kemampuan untuk
mempertahankan investasi di masa yang akan datang.
2) Penerapan SIS yang dilakukan pada waktu yang tidak tepat.
3) Sumber daya SIS yang tidak memadai dalam hal kualitas.
4) Aliansi dapat menjadi pesaing
6
pelanggan melalui jaringan komputer. E-commerce memberikan beberapa
keuntungan seperti penghematan biaya yang lebih besar dibandingkan
dengan menggunakan EDI, serta mampu menjangkau pasar yang lebih
luas.
7
Penerapan sistem informasi oleh perusahaan untuk mendukung
strateginya juga dapat dimanfaatkan untuk meramalkan tren bisnis yang mungkin
terjadi di masa depan. Dengan adanya sistem informasi, perusahaan dapat
mempersiapkan diri menghadapi perubahan bisnis yang mungkin terjadi dalam
jangka pendek, menengah, atau panjang karena pergeseran orientasi bisnis. Selain
itu, sistem informasi yang unggul dapat menciptakan hambatan bagi kompetitor
karena kompleksitas teknologi yang diperlukan untuk masuk ke dalam persaingan
pasar.
Dari perspektif internal perusahaan, penerapan sistem informasi tidak
hanya akan meningkatkan kualitas dan kecepatan informasi yang disajikan kepada
manajemen, tetapi juga dapat menciptakan sistem manajemen informasi yang
lebih terintegrasi antara berbagai pihak dalam perusahaan. Sistem ini hanya dapat
berjalan efektif apabila didukung oleh teknologi yang canggih, sumber daya yang
berkualitas, dan terutama komitmen yang kuat dari perusahaan.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem informasi strategis yaitu alat untuk mengimplementasikan strategi
dengan menggunakan informasi, pengolahan informasi dan komunikasi strategi.
Sistem informasi antar organisasi mengacu pada sistem informasi strategis yang
mengintegrasikan unit-unit dalam organisasi serta organisasi-organisasi lainnya.
Strategi perusahaan yang berbasis sistem informasi perlu dikembangkan karena
sumber daya yang tersedia terbatas dan harus dimanfaatkan secara optimal.
Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing dan kinerja perusahaan,
terutama mengingat pesaing memiliki sumber daya teknologi yang sama.
3.2 Saran
Makalah yang disusun oleh kelompok sembilan ini masih terdapat banyak
kekurangan. Sehingga para mahasiswa diharapkan untuk mencari sumber lain
tentang sistem informasi strategis dan sistem antarorganisasi agar mendapat
wawasan dan pengetahuan yang lebih banyak dan baik. Kritik dan saran yang
bersifat membangun juga kami harapkan agar menjadi bahan evaluasi untuk
membuat makalah yang lebih baik.
9
DAFTAR PUSTAKA
Qurohman, T. (n.d.). Sistem Informasi Strategik dan Sistem Inter Organisasi. STIE
STEMBI, Bandung.
Wijoyo, H. (2021). Sistem Informasi Manajemen. (M. F. Akbar, Ed.) Solok, Sumatra
Barat: Insan Cendekia Mandiri.
10