You are on page 1of 46

KAJIAN

DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

Penyusunan

Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

TAHUN ANGGARAN
Lombok Utara
Provinsi Nusa Tenggara Barat

2020
Jakarta, 02 November 2020
Gistaru.atrbpn.go.id/rtronline TataRuang.atrbpn.go.id/ DitjenTataRuang @DitjenTaru /DitjenTataRuang @DitjenTataRuang
LATAR BELAKANG PENYUSUNAN KLHS

Kewajiban Penyusunan KLHS


KLHS adalah sebuah bentuk RTRW beserta Rencana Rincinya
tindakan strategis dalam berdasarkan UU 32/2009 tentang
menuntun, mengarahkan, dan Perlindungan & Pengelolaan LH.
menjamin tidak terjadinya efek
negatif terhadap lingkungan
dan keberlanjutan yang
dipertimbangkan secara
bersama dalam kebijakan,
rencana dan program
Menciptakan tata pengaturan
yang lebih baik melalui
pembangunan keterlibatan
para pemangku
kepentingan strategis dan
partisipatif.
TUJUAN DAN MANFAAT PENYUSUNAN KLHS

Memastikan prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan


TUJUAN terintegrasi dalam pembangunan

MANFAAT ✓ Menjamin bahwa setiap kebijakan, rencana dan/atau program “lebih hijau”
dalam artian dapat menghindarkan atau mengurangi dampak negatif terhadap
lingkungan hidup.
✓ Melindungi aset-aset sumberdaya alam dan lingkungan hidup guna menjamin
berlangsungnya pembangunan berkelanjutan; dan
✓ Memfasilitasi kerjasama antar stakeholder untuk mencegah konflik, berbagi
pemanfaatan.
ALUR PENYUSUNAN KLHS

Sumber : SOP KLHS RTRW – DLH Prov. NTB, 2020 4


Deskripsi Isu Pembangunan Berkelanjutan (Aspek Lingkungan)
Savana/Padang Rumput KEC. BAYAN 3070,00
Savana/Padang Rumput KEC. PEMENANG 30,07
Savana/Padang Rumput KEC. TANJUNG 53,78
Semak Belukar KEC. BAYAN 247,71
Semak Belukar KEC. GANGGA 166,65
Semak Belukar KEC. KAYANGAN 56,22
Semak Belukar KEC. PEMENANG 212,69

1 Alih Fungsi Lahan Menjadi Lahan Kritis


5
Deskripsi Isu Pembangunan Berkelanjutan (Aspek Lingkungan)

Kondisi sungai di Kabupaten Lombok Utara yang


mengering pada saat musim kemarau berdampak pada
masyarakat serta pertanian.

2 Penurunan Debit Sungai


6
Deskripsi Isu Pembangunan Berkelanjutan (Aspek Lingkungan)
A) Timbulan Sampah Kab. Lombok Utara
3 Minimnya
Timbulan Sampah
Lokasi
(m3/hr) Pengelolaan
KEC. BAYAN 477.261 Sampah
KEC. GANGGA 509.950
KEC. KAYANGAN 427.536
KEC. PEMENANG 512.850
KEC. TANJUNG 810.330

3
1

3
2
B) Pengelolaan Sampah Sampah Kab. Lombok Utara

Tempat Pengelolaan Sampah :


1. TPA Jugil
2. TPS3R Sigar Panjalin
3. TPST dan IPA Gili Trawangan
7
Deskripsi Isu Pembangunan Berkelanjutan (Aspek Lingkungan)

4 A) Kondisi Pelayanan Air Bersih Kab. Lombok Utara

4 Penurunan Ketersediaan Air


Minum
8
Deskripsi Isu Pembangunan Berkelanjutan (Aspek Lingkungan)
5 Peningkatan jumlah air limbah

A) Kondisi PrasaranaSanitasi Kab. Lombok Utara

B) Kondisi Akses Layak Sanitasi Kab. Lombok Utara

9
Kebijakan Rencana dan Program (KRP) yang Berdampak Terhadap
Lingkungan Hidup dan Perlu Kajian Muatan KLHS
Muatan Kebijakan , Rencana dan Program (KRP) RTRW
No Lokasi
Kab. Lombok Utara
Struktur Ruang
1 Pengembangan dan pemantapan daerah industri Kayangan
pengolahan, pariwisata, panas bumi, perdagangan dan jasa
2 Peningkatan Terminal Penumpang Tipe B (Terminal Tanjung
Tanjung)
3 Pembangunan Terminal Penumpang Tipe C (Terminal Pemenang, Kayangan, Bayan
Kayangan)
4 Rencana Pengembangan Pelabuhan Pengumpan Regional Pemenang, Kayangan dan
(Pelabuhan Pemenang/Tanjung, Pelabuhan Kayangan, Bayan
Pelabuhan Carik)
5 Rencana pengembangan depo bahan bakar minyak dan gas Kayangan
berupa depo dan/atau terminal BBM
6 Rencana Pengolahan migas (kilang) Kayangan dan Bayan
Kebijakan Rencana dan Program (KRP) yang Berdampak Terhadap
Lingkungan Hidup dan Perlu Kajian Muatan KLHS
Muatan Kebijakan , Rencana dan Program (KRP) RTRW
No Lokasi
Kab. Lombok Utara
7 Rencana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air
(PLTA) Pekatan
8 Rencana Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU) Lombok FTP 1, PLTU Lombok 3, PLTU Lombok 4.
9 Rencana Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Pemenang
(PLTD) Gili Trawangan, PLTD Gili Air, PLTD Gili Meno
Pola Ruang
1 Kawasan Peruntukan Industri Kayangan
2 Kawasan Permukiman Seluruh Kecamatan
3 KSK Kawasan Perkotaan Tanjung Tanjung dan Gangga
4 KSK Kawasan Agropolitan Gangga – Kayangan Gangga dan Kayangan
5 KSK Kawasan Pelabuhan Carik Bayan
6 KSK Kawasan Wisata Sire - Medane Pemenang
Kebijakan
Rencana dan
Program (KRP)
yang
Berdampak
Terhadap
Lingkungan
Hidup dan
Perlu Kajian
Muatan KLHS
1. Kajian Muatan Kapasitas Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup
Untuk Pembangunan
DDPm= LPm/JP
a
Analisis
Dimana:
DDpm : Daya Dukung Permukiman
Daya Tampung Lahan
LPm : Luas Lahan yang Layak untuk Permukiman
a : Koefisian Luas Kebutuhan Ruang Perkapita (26) Sumber: Pedoman Penentuan Daya Dukung dan Daya Tampung, Kemen LH No. 17/2009
KOEFISIE
LUAS LAHAN YANG
POPULASI POPULASI N_SNI DDPm DDPm
No Kecamatan LAYAK KET
(2019) (2041) 03-1733- (2019) (2041)
PEMUKIMAN (m2)
2004
1 Pemenang 10.535.608,23 37381 52482 26 10,84 7,72 > 1
2 Tanjung 47.830.635,73 49319 63061 26 37,30 29,17 > 1
3 Gangga 94.844.753,47 43172 49508 26 84,50 73,68 > 1
4 Kayangan 57.882.915,46 40701 106798 26 54,70 20,85 > 1
5 Bayan 98.528.042,93 49839 67647 26 76,04 56,02 > 1
JUMLAH 309.621.955,83 220412 339495

Berdasarkan hasil analisis tersebut diketahui bahwa sampai


tahun 2041 Kabupaten Lombok Utara masih mampu
menanmpung penduduk untuk bermukim
1. Kajian Muatan Kapasitas Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup
Untuk Pembangunan
Analisis CCR (Carrying Capacity Ratio) merupakan salah satu alat analisis dalam perencanaan pembangunan
pertanian daerah yang dapat menggambarkan keadaan daya dukung wilayah pertanian daerah.

✓ Apabila CCR >1 berarti wilayah masih dapat memiliki kemampuan untuk mendukung kebutuhan pokok penduduk dan
masih mampu menerima tambahan penduduk. Pembangunan masih dimungkinkan bersifat ekspansif dan eksploratif
lahan.
✓ Apabila CCR <1 diwilayah tersebut tidak mungkin lagi dilakukan pembangunan ekspansif dan eksploitatif lahan.
Kemampuan memenuhi kebutuhan pokok penduduk berkurang sehingga perlu peningkatan produksi, intesifikasi, dan
ekstensifikasi melalui perbaikan teknologi atau menekan pertambahan penduduk.
✓ Apabila CCR =1 maka wilayah tersebut masih memiliki keseimbangan antara kemampuan lahan dan jumlah penduduk.
Pemenuhan kebutuhan masih dapat diatasi, namun kondisi ini perlu diwaspadai oleh pemerintah daerah masalah
pertumbuhan penduduk
1. Kajian Muatan Kapasitas Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup
Untuk Pembangunan
Analisis CCR (Carrying Capacity Ratio) merupakan salah satu alat analisis dalam perencanaan pembangunan
pertanian daerah yang dapat menggambarkan keadaan daya dukung wilayah pertanian daerah.
Thn. 2020
Luas Lahan Jumlah
No Kecamatan Pertanian (Ha) R Penduduk H h f CCR Keterangan
Tahun 2020 (jiwa)
1 Pemenang 2.891,01 2 37.381 7.476 1 1 0,77 rendah
2 Tanjung 4.377,50 2 49.319 9.864 1 1 0,89 rendah
3 Gangga 9.219,51 2 43.172 8.634 1 1 2,14 sangat baik
4 Kayangan 6.084,53 2 40.701 8.140 1 1 1,49 cukup
5 Bayan 12.540,96 2 49.839 9.968 1 1 2,52 sangat baik

Thn. 2040
Luas Lahan Jumlah
No Kecamatan Pertanian (Ha) R Penduduk H h f CCR Keterangan
Tahun 2040 (jiwa)
1 Pemenang 3.257,68 2 52.482 10.496 1 1 0,62 rendah
2 Tanjung 1.573,07 2 63.061 12.612 1 1 0,25 sangat rendah
3 Gangga 3.243,75 2 49.508 9.902 1 1 0,66 rendah
4 Kayangan 2.356,90 2 106.798 21.360 1 1 0,22 sangat rendah
5 Bayan 9.208,00 2 67.647 13.529 1 1 1,36 cukup
1. Kajian Muatan Kapasitas Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup
Untuk Pembangunan Sumber: Pedoman Penentuan Daya Dukung dan Daya Tampung, Kemen LH No. 17/2009

Perhitungan Kebutuhan Air : Analisis


Menggunakan perhitungan perhitungan
Daya Dukung Air
kebutuhan air berdasarkan pada kebutuhan
hidup layak setara beras penduduk:
Kondisi Tutupan Lahan
𝐷𝐴 = 𝑁 × 𝐾𝑏 × 𝑄𝑎𝑏

Perhitungan Ketersediaan Air :

Menggunakan metode koefisien limpasan yang


dimodifikasi dari metode rasional :

𝑆𝐴 = 10 × 𝐶 × 𝑅 × 𝐴
𝐶 = 𝛴 𝑐1 × 𝐴1 ÷ 𝛴 𝐴𝑖
𝑅1 Analisis
𝑅 = 𝛴
𝑚
Daya Dukung Air
Rencana Pola Ruang
1. Kajian Muatan Kapasitas Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup
Untuk Pembangunan Sumber: Pedoman Penentuan Daya Dukung dan Daya Tampung, Kemen LH No. 17/2009

Analisis Daya Dukung Air Thn. 2020


Kebutuhan Air Ketersediaan Air
No Kecamatan Keterangan
(m3/thn) (m3/thn)
1 Pemenang 53.828.640 30.766.823 Daya Dukung Air Terlampaui / Tidak Aman (Overshoot)
2 Tanjung 71.019.360 84.931.707 Daya Dukung Air Aman Bersyarat (Conditional Sustain)
3 Gangga 62.167.680 145.034.512 Daya Dukung Air Aman (Sustain)
4 Kayangan 58.609.440 28.388.700 Daya Dukung Air Terlampaui / Tidak Aman (Overshoot)
5 Bayan 71.768.160 125.114.235 Daya Dukung Air Aman Bersyarat (Conditional Sustain)

Thn. 2040
Kebutuhan Air Ketersediaan Air
No Kecamatan Keterangan
(m3/thn) (m3/thn)
1 Pemenang 75.574.080 30.766.809 Daya Dukung Air Terlampaui / Tidak Aman (Overshoot)
2 Tanjung 90.807.840 84.941.422 Daya Dukung Air Terlampaui / Tidak Aman (Overshoot)
3 Gangga 71.291.520 145.034.504 Daya Dukung Air Aman (Sustain)
4 Kayangan 153.616.320 28.388.729 Daya Dukung Air Terlampaui / Tidak Aman (Overshoot)
5 Bayan 97.411.680 125.116.436 Daya Dukung Air Aman Bersyarat (Conditional Sustain)
2. Kajian Muatan Perkiraan Mengenai Dampak dan Resiko Lingkungan Hidup
(Kawasan Rawan Bencana Kabupaten Lombok Utara)
Kemungkinan atau tingkat kejadian, bahaya dan/atau konsekuensi yang ditimbulkan dan dapat menjadi
ancaman terhadap ekosistem, kesehatan dan keselamatan manusia.

PETA RISIKO BENCANA LONGSOR PETA RISIKO BENCANA TSUNAMI


PETA RISIKO LETUSAN GUNUNG API

Kawasan Rawan Tanah Longsor merupakan daerah Kawasan Rawan Bencana Gunung Api Gunung Rinjani. Kawasan Rawan Gelombang pasang tersebar di
perbukitan dan pegunungan karena kemiringannya Sebaran kawasan ini meliputi: Kecamatan bayan dan sepanjang pantai di Kabupaten Lombok Utara
yang terjal dan lapisan tanahnya yang peka erosi. Kampung Batusantek (sepanjang Aliran Sungai Kokok serta Gili Matra secara keseluruhan
Diantaranya yang paling rawan adalah Kawasan Putih.
sekitar Rinjani dan Malimbu.
2. Kajian Muatan Perkiraan Mengenai Dampak dan Resiko Lingkungan Hidup
(Kawasan Rawan Bencana Kabupaten Lombok Utara)
Kemungkinan atau tingkat kejadian, bahaya dan/atau konsekuensi yang ditimbulkan dan dapat menjadi
ancaman terhadap ekosistem, kesehatan dan keselamatan manusia.
PETA RISIKO BENCANA GEMPABUMI PETA RISIKO BENCANA BANJIR

Kawasan Rawan gempabumi tersebar di sebagian besar wilayah Kawasan Rawan Banjir terdapat di daerah sepanjang Sungai
Kabupaten Lombok Utara Penggolong Rempek dan Anyar, Sungai Bentek, dan Menggala
(Pemenang)
2. Kajian Muatan Perkiraan Mengenai Dampak dan Resiko Lingkungan Hidup
(Kawasan Rawan Bencana Kabupaten Lombok Utara)
Kemungkinan atau tingkat kejadian, bahaya dan/atau konsekuensi yang ditimbulkan dan dapat menjadi
ancaman terhadap ekosistem, kesehatan dan keselamatan manusia.

Zona Ruang Rawan Bencana (ZRB)


Kabupaten Lombok Utara
No ZRB Definisi Luas (Ha) Luas (%)

Zona Rawan Bencana 4


1 Zona Terlarang 1287,65 1,58

Zona Rawan Bencana 3


2 Zona Terbatas 14792,13 18,17

Zona Rawan Bencana 2


3 Zona Bersyarat 63058,30 77,46

Zona Rawan Bencana 1


4 Zona Pengembangan 2268,92 2,79

Jumlah 81091,79 100


Sumber: Hasil Analisis, 2020
3. Kajian Muatan Kinerja Layanan atau Jasa Ekosistem (Layanan Penyedia)

Peta JE Penyediaan Air


Peta JE Penyediaan Pangan
Bersih dan KRP
dan KRP Berpengaruh
Berpengaruh
3. Kajian Muatan Kinerja Layanan atau Jasa Ekosistem (Layanan Pengaturan)

Peta JE Pengaturan
Peta JE Pengaturan Iklim
Bencana Alam dan KRP
dan KRP Berpengaruh
Berpengaruh
3. Kajian Muatan Kinerja Layanan atau Jasa Ekosistem (Layanan Pengaturan)

Peta JE Pengaturan Limbah Peta JE Pengaturan Tata


dan KRP Berpengaruh Air dan KRP Berpengaruh
3. Kajian Muatan Kinerja Layanan atau Jasa Ekosistem (Layanan Budaya)

Peta JE Layanan Budaya Peta JE Layanan Budaya


Ruang Hidup dan KRP Estetika dan KRP
Berpengaruh Berpengaruh
3. Kajian Muatan Kinerja Layanan atau Jasa Ekosistem (Pendukung Kehidupan)

Peta JE Layanan Peta JE Pendukung


Pendukung Biodiversitas Produksi Primer dan KRP
dan KRP Berpengaruh Berpengaruh
4. Kajian
Muatan Kajian
Muatan
Efisiensi
Pemanfaataan
Sumber Daya
Alam
Mengukur tingkat
optimal pemanfaatan
sumberdaya alam
yang dapat dijamin
keberlanjutannya.
5. Kajian
Muatan
Tingkat
Kerentanan
dan Kapasitas
Adaptasi
Terhadap
Perubahan
Iklim
Kerentanan dan
resiko perubahan
iklim (menggunakan
dasar Peta SIDIK –
KLHK).
6. Kajian Muatan Tingkat Ketahanan dan Potensi Keanekaragaman Hayati

Dilakukan untuk mengukur kemampuan mempertahankan keberadaan, keragaman dan keberlanjutan sumber daya
alam hayati.

a) Manfaat dan pengawetan spesies/jenis tumbuhan dan satwa yang meliputi:


1) Penetapan dan penggolongan yang dilindungi atau tidak dilindungi
2) Pengelolaan tumbuhan dan satwa serta habitatnya
3) Pemeliharaan dan pengembangbiakan
4) Pendayagunaan jenis atau bagian dari tumbuhan dan satwa liarnya
5) Tingkat keragaman hayati dan keseimbangannya.

b) Ekosistem, meliputi:
1) Keberlanjutan sumber daya genetik
2) Keberlanjutan populasi jenis tumbuhan dan satwa
6. Kajian
Muatan
Tingkat
Ketahanan dan
Potensi
Keanekaragam
an Hayati
Matriks Analisis Materi Muatan KLHS RTRW Kab. Lombok Utara
Matriks Analisis Materi Muatan KLHS RTRW Kab. Lombok Utara
Matriks Analisis Materi Muatan KLHS RTRW Kab. Lombok Utara
Matriks Analisis Materi Muatan KLHS RTRW Kab. Lombok Utara
Matriks Analisis Materi Muatan KLHS RTRW Kab. Lombok Utara
Matriks Analisis Materi Muatan KLHS RTRW Kab. Lombok Utara
Matriks Analisis Materi Muatan KLHS RTRW Kab. Lombok Utara
Matriks Analisis Materi Muatan KLHS RTRW Kab. Lombok Utara
Alternatif Penyempurnaan KRP RTRW Kab. Lombok Utara
Alternatif Penyempurnaan KRP RTRW Kab. Lombok Utara
Alternatif Penyempurnaan KRP RTRW Kab. Lombok Utara
KLHS Revisi RTRW Provinsi NTB Terkait Kabupaten Lombok Utara
(Rekomendasi Perbaikan KRP)
Pola Ruang
Pengembangan Kawasan Kayangan Luas 7239.14 ha 1. Membuat Bufferzone pada kawasan Rawan
Industri Baru GLOBAL Bencana
HUB 2. Upaya untuk mencegah peningkatan banjir juga
perlu dilakukan melalui aplikasi konservasi tanah
dan air yang diakibatkan oleh kerusakan lahan
sehingga mengurangi kemampuan lahan untuk
menyerap air hujan
3. Kawasan terlalu beresiko melihat potensi
bencana yang ada, namun melihat potensi
kawasan dari sector pertanian, diarahkan untuk
pengembangan industry pengolahan pertanian.
KLHS Revisi RTRW Provinsi NTB Terkait Kabupaten Lombok Utara
(Rekomendasi Perbaikan KRP)
Kawasan Strategis Provinsi
Mataram Metro, Dsk. Kota Mataram Kecamatan ✓ Deliniasi Kawasan PKN (Mataram Metro)
Gunungsari, Batulayar, disesuaikan dengan proyeksi kebutuhan
Pemenang, Kediri, Narmada mendatang.
dan lingsar Luas: 28525.97 ✓ Memetakan Kawasan Rawan Bencana Banjir,
ha Banjir Bandang, Longsor dan Tsunami
✓ Perlindungan kawasan bencana dengan deliniasi
kawasan daerah perlindungan setempat dan
penyediaan RTH
✓ Menjaga DDDTLH Penyediaan Air, Tutupan
bervegetasi daerah hulu untuk dikonservasi
✓ Pada tutupan lahan sawah dan dengan daya
dukung penyediaan pangan tinggi di tetapkan
sebagai KP2B
✓ Kawasan dengan potensi rawan gunung api
untuk ditetapkan sebagai kawasan lindung.
✓ Perlu pendetailan lebih lanjut untuk menangani
dampak yg lebih detail melalui RDTR
Rekomendasi Perbaikan KRP RTRW Kab. Lombok Utara
Rekomendasi Perbaikan KRP RTRW Kab. Lombok Utara
Rekomendasi Perbaikan KRP RTRW Kab. Lombok Utara
Rekomendasi Perbaikan KRP RTRW Kab. Lombok Utara

You might also like