You are on page 1of 4

PENGARUH JENIS PUPUK ORGANIK PADA PEMBIBITAN TANAMAN KOPI (Coffee sp)

The Effect of Organic Fertilizer Types on Coffee Plant Seeds (Coffee sp.)

Diah Eka Puspita1, Khumaira2


1
Program Studi Agroteknoligi, Fakultas Pertanian, Universitas Abulyatama
2
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Abulyatama

E-mail: diaheka_pertanian@abulyatama.ac.id

ABSTRACT

This study was to determine the effect of adding several types of organic fertilizers to the nursery media
for coffee plants. It is expected that data will be obtained that can describe the growth of coffee plant seeds
(Coffee sp) well so that superior coffee plant seeds will be produced. The method used was an experimental
method using a non factorial randomized block design consisting of 4 planting media treatments that were
repeated 3 times. As a growing medium used land (M0); soil + vermicompost (M1); soil + quail dung (M2) and
soil + biochar (M3). The parameters observed were, wet weight and dry weight of the plant and root canopy
ratio. The nursery was carried out for 5 months. In the parameters of wet weight and plant dry weight
analysis of variance showed that media treatment had a very significant effect, namely on the M1 treatment.
Whereas the root canopy ratio parameters did not show any effect, although the M1 treatment tended to
show the lowest root canopy ratio, which means that the seedlings of this plant had an indication of a better
root system.
Keywords: vermicompost, biochar, quail droppings, coffee

PENDAHULUAN tanaman yang berkualitas perlu


dilakukan. Banyak hal yang harus menjadi
Kopi (Coffea sp.) salah satu komoditas perhatian dalam melakukan pembibitan
unggulan nasional untuk eksport. Di tanaman, antara lain pemilihan bahan
Indonesia terdapat beberapa jenis kopi, tanaman, media tanam. dan pemeliharaan
yaitu Arabica, Robusta dan Liberika bibit (Rahardjo, 2012). Media tanam yang
(Rahardjo, 2012). Produksi kopi di Indonesia baik adalah yang mampu menyediakan air
menurut data Ditjenbun mengalami dan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman
penurunan dari 698.016 ton pada tahun 2008 (Fahmi, 2013). Untuk mengatasi masalah
menjadi 685.089 ton tahun 2014 (Ditjenbun, unsur hara pada media tanam dapat
2014). Menurut Beer et al dalam usaha dilakukan dengan pemupukan Pupuk dari
perkebunan kopi yang harus menjadi perhatian bahan organik merupakan salah satu jenis
penting adalah penyiapan bibit kopi, dimana pupuk yang dapat digunakan (Sukmawan et al.,
bibit akan memberikan pengaruh sangat besar 2015). Pupuk organik dapat diperoleh dengan
bagi produktivitas dan umur tanaman kopi mudah dan murah. Antara lain adalah
berproduksi (Beer J et al., 1998). Sebagai kotoran puyuh. Penelitian menujukkan
tanaman perkebunan yang memiliki umur pemanfaatan kotoran puyuh sebagai pupuk
produktif yang panjang usaha budidaya kopi untuk tanaman sayuran dan tanaman hias
sangat ditentukan oleh bibit tanaman yang dan juga bisa untuk bahan makanana ternak
akan dipergunakan. Karena itu teknik (Listiyowati et al., 1992). Pupuk organik
pembibitan untuk menghasilkan bibit lainnya adalah biochar yang diperoleh

Jurnal Agrista Vol. 24 No. 1, 2020 36


melalui proses pembakaran biomassa benih kopi, biochar sekam padi,
secara pirolisis,, karena itu biochar kaya vermikompos, pupuk kotoran puyuh dan
akan karbon. Biochar memiliki kemampuan tanah. Polybag, gembor, papan nama,
menjaga kelembaban karena kapasitas paranet, spanduk penelitian, papan nama
menahan air yang cukup tinggi sehingga perlakuan, alat tulis menulis, kamera, dsb.
menciptakan daya dukung lingkungan untuk Benih kopi yang telah disemai selama 2
perkembangbiakan sel bakteri (Saito dan bulan dipindahkan ke polybag pembibitan
Marumoto, 2002). Vermikompos pupuk yang telah diisi media tanam sesuai
organik yang dihasilkan dari pencernaan perlakuan. Media tanam yang dipergunakan
dalam tubuh cacing..Kandungan adalah tanah yang berstuktur remah. Tanah
vermikompos antara lain hormone giberelin, dibagi ke dalam kelompok perlakuan, Setelah
sitokinin, dan auksin, mengandung unsur dicampur sesuai rencana penelitian yaitu
hara, serta Azotobacter sp. (Zahid, 1994). tanah tanpa campuran (M0), tanah dan
Sebagai pupuk organik, vermikompos dapat vermikompos 20% berat (M1), tanah dan
memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi kotoran puyuh 20 ton/ha (M2), tanah dan
tanah (Sugito et al., 1995). Dari paparan di biochar (20 ton/ha) (M3) kemudian diisi ke
atas penelitian ini dilakukan untuk menguji dalam polybag. Setelah itu polybag disusun
keoptimalan komposisi media tanam yang pada bedeng-bedeng pembibitan sesuai
ditambahkan beberapa jenis bahan organik. rancangan penelitian. Pembibitan
Dengan harapan diperoleh suatu inovasi berlangsung selama 5 bulan. Parameter yang
mengenai komposisi media tanam pada diamati tinggi tanaman, diameter batang,
pembibitan kopi. dan jumlah daun. Penguluran dilakukan 2
minggu sekali. Peubah bobot basah dan
METODE PENELITIAN kering akar, bobot basah dan kering tajuk,
serta rasio tajuk akar dilakukan setelah
Penelitian dilaksanakan pada bulan penelitian selesai
Maret sampai November 2019, digunakan
untuk pengumpulan bahan dari jurnal dan HASIL DAN PEMBAHASAN
artikel, buku dan sumber lain, pelaksanaan,
pengamatan, pengolahan data, pembuatan Bobot basah dan bobot kering tanaman
laporan, hingga publikasi ilmiah. Penelitian Parameter ini diukur pada saat tanaman
akan dilakukan di laboratorium lapang berumur 20 MST. Hasil uji F pada analisis sidik
Fakultas Pertanian Universitas Abulyatama. ragam menunjukkan perlakuan media
Aceh. berpengaruh sangat nyata terhadap
Penelitian menggunakan Rancangan parameter bobot basah dan bobot kering
Acak Kelompok non factorial (RAK) 3 tanaman. Dan media yang memberikan hasil
ulangan dengan 4 perlakuan, yaitu : tanah tertinggi adalah M1 (tanah+vermikompos).
(control) (M0), tanah + vermikompos (M1), Tabel 1 menunjukkan bahwa antara
tanah + pupuk kotoran puyuh (M2), tanah + perlakuan media yang lain (M0, M2 dan M3)
biochar (M3). Parameter yang diamati : memberikan hasil yang cenderung sama. Hal
tinggi tanaman, jumlah daun, diameter ini dapat dijelaskan bahwa didalam
batang, berat basah dan kering akar, berat Vermikompos terkandung enzim yang
basah dan kering tajuk. Untuk memperoleh berperan dalam memecah bahan organik
data yang lebih akurat pada media tanam dalam tanah sehingga menjadi tersedia bagi
akan dilakukan analisis tanah. tanaman. Enzim tersebur amilase, lipase,
Alat dan bahan yang dibutuhkan adalah selulase dan kitinase. Meningkatkan kadar

Jurnal Agrista Vol. 24 No. 1, 2020 37


beberapa enzim penting dalam tanah, seperti perlakuan media tidak berpengaruh.
dehidrogenase, asam dan alkali fosfatase dan Kecenderungan yang tampak adalah
urease (Sinha et al., 2010). Vermikompos perlakuan M1 memiliki nilai terrendah. Nilai
memiliki peran penting dalam meningkatkan nisbah tajuk akar menunjukkan perbandingan
kesuburan tanah, yaitu dengan cara antara bobot kering tajuk dan bobot kering
membantu menyediakan unsur hara bagi akar. Nilai rasio tajuk akar yang rendah
tanaman, memperbaiki kemampuan menunjukkan perkembangan akar yang lebih
menahan air, dan memperbaiki struktur baik. Table 1 menunjukkan bahwa nisbah
tanah (Nofianti, 1999). Hasil penelitian pada terendah ada pada perlakuan media M1. Ini
tanaman cabe rawit menunjukkan menunjukkan bahwa penggunaan
penambahan vermikompos cacing (Lumbricus vermikompos sebagai campuran media
rubellus) memberikan pengaruh nyata pada tanam mengakibatkan pertumbuhan akar
pertumbuhan vegetatif cabai rawit (Capsicum yang lebih baik. Perkembangan akar yang
frutescens L.) Perlakuan vermikompos dan baik akan mempengaruhi pertumbuhan
pupuk P meningkatkan parameter bobot tanaman nantinya karena penyerapan hara
basah akar, bobot kering akar, bobot basah akan lebih baik. Tumbuhan yang terlalu
tajuk, bobot kering tajuk (Sihaloho, 2015). banyak mendapatkan nitrogen memiliki
sistem akar yang kerdil sehingga nisbah tajuk
Rasio Tajuk Akar akarnya tinggi (Sihaloho, 2015).
Hasil uji F pada analisis sidik ragam pada
parameter rasio tajuk akar menunjukkan

Tabel 1. Rata-rata Bobot basah, Bobot kering tanaman dan Rasio tajuk akar bibit kopi
Perlakuan Bobot basah Bobot kering Rasio tajuk akar
a a a
M0 6.17 5.33 2.83
b b a
M1 11.33 10.33 2.40
a a a
M2 5.83 4.67 4.00
a a a
M3 5.00 4.00 3.00
Ket: angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata

gram
12.00

10.00

8.00

Bobot Basah
6.00
Bobot kering
4.00 Rasio Tajuk Akar

2.00

0.00
M0
M1
Perlakuaan Media M2
M3

Gambar 1. Grafik parameter bobot basah, bobot kering dan rasio tajuk akar bibit kopi

Jurnal Agrista Vol. 24 No. 1, 2020 38


KESIMPULAN Swadaya. Jakarta.
Saito, M and Marumoto. 2002. Inoculation
Perlakuan media tanam yang terdiri dari with arbuscular mycorrhizal fungi:
campuran tanah dan vermikompos mampu The status quo in Japan and the
meningkatkan pertumbuhan bibit kopi future prospects. Plant and Soil 244,
secara nyata dibandingkan perlakuan media 273
lainnya. Zahid A. 1994. Manfaat Ekonomis dan
Ekologi Daur Ulang Limbah Kotoran
UCAPAN TERIMA KASIH Ternak Sapi menjadi Kascing. Duta,
Ciamis. Fakultas Kedokteran Hewan.
Institut Pertanian Bogor. 6-14 hlm.
Riset penulis dibiayai oleh Hibah
Sugito, Y., Y. Nuraini, dan E. Nihayati.1995.
Penelitian Dosen Pemula dari DRPM DIKTI
Sistem Pertanian Organik. Fakultas
dengan kontrak No.
Pertanian Universitas Brawijaya.
119/SP2H/LT/DRPM/2019
Malang. 84 hlm.
Sinha RK, Agarwal S, Chauhan K, dan Valani D.
DAFTAR PUSTAKA 2010. The wonders of earthworms &
its vermicompost in farm production:
Rahardjo, P. 2012. Kopi: Panduan Budidaya Charles Darwin‟s „friends offarmers‟,
dan Pengolahan Kopi Arabika dan with otential to replace destructive
Robusta. Penerbit Penebar Swadaya. chemical fertilizers.Agricultural
Jakarta. Sciences 1: 76-94
[Ditjenbun]. Direktorat Jenderal Perkebunan. Nofianti, N. (1999). Kualitas Vermikompos
2014.Statistika Perkebunan Indonesia Dari Dua Jenis Cacing (Eisenia foetida
Komoditas Kopi 2013-2015. Jakarta. dan Phretima sp) Pada Media
96 hlm Campuran Kotoran Sapi Perah.
Beer J, Muschler R, Kass D, Somarriba E. Jakarta.Penebar Swadaya.
1998. Shade management in coffee Fatahillah. 2017. Uji Penambahan Berbagai
and cacao plantations. Agroforestry Dosis Vermikompos Cacing (Lumricus
system 38: 139-164 rubellus) terhadap Pertumbuhan
Fahmi, I.Z. 2013. Media Tanam sebagai Vegetatif Cabai Rawit (Capsicum
Faktor Eksternal yang frutescens L). Jurnal Biotek. Vol. 5 No.
Mempengaruhi Pertumbuhan 2.
Tanaman. Balai Besar Perbenihan dan Sihaloho, N.S., Nini. R., Lollie, A.P.P. 2015.
Proteksi Tanaman Perkebunan. Respon Pertumbuhan dan Produksi
Surabaya. Tanaman Kedelai Varietas Detam 1
Sukmawan, Y., Sudradjat, dan Sugiyanta. terhadap Pemberian Vermikompos
2015. Peranan Pupuk Organik dan dan Pupuk P. J. Agroteknologi. Vol
NPK Majemuk terhadap 3(4).
Pertumbuhan Kelapa Sawit TBM 1 di Salisbury, F.B. dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi
Lahan Marjinal. Jurnal Agron. Tumbuhan. Jilid 1. Edisi ke-4. Institut
Indonesia, 43(3), 242-249 Teknologi Bandung, Bandung.
Listiyowati, E dan K. Roospitasari. 1992. (Diterjemahkan Oleh: Lukman D.R
Puyuh:Tata Laksana Budidaya dan Sumaryono).
Secara Komersial. Penerbit Penebar

Jurnal Agrista Vol. 24 No. 1, 2020 39

You might also like