You are on page 1of 2

Irene bergeser di kursinya begitu dia melihat Jennie mendekat.

Bukan berarti Jennie selalu terlambat, hanya saja Irene yang terlalu tepat waktu sehingga selalu
mendahului waktu pertemuan yang dijanjikan.

"Hai unnie!" Jennie duduk di sampingnya dan memberikan kecupan di pipi gadis itu, "Apakah kamu
menunggu terlalu lama?" tanyanya.

Irene menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, meskipun dia sudah menunggu selama setengah
jam. "Aku sudah memesan milkshake stroberi untukmu, apakah itu tidak apa-apa?"

"Ya tentu" Jennie sibuk mengobrak-abrik tasnya, mencari sesuatu.

Irene mengintipnya "Apa yang kamu cari?" tanyanya penasaran.

"Ponselku, aku sedang mencari ponselku. aku cukup yakin telah membawanya tadi" cemberutnya
sambil menghela napas.

"Kau yakin?" Jennie mengangguk, masih cemberut.

Seorang pelayan datang dan menyajikan pesanan mereka.

Mereka mengucapkan terima kasih dan mulai menyantap hidangannya "Mungkin saja kamu
meninggalkannya di suatu tempat Jen" tebak Irene.

Jennie cemberut masih berpikir di mana dia meninggalkan ponselnya.

Beberapa saat kemudian, ponsel Irene berdering menampilkan nomor yang tidak dikenal, tetapi dia
tetap menjawabnya, mungkin saja itu panggilan darurat kan.

"Halo?" sapanya.

"Hai, aku... umm," kata suara serak yang terdengar canggung dari seorang wanita.

"Ya? Ini siapa?" tanyanya.

"I-ini, temannya Jennie"

"Oh" Irene menoleh ke arah Jennie, "dia ada di sampingku saat ini, apakah kamu perlu berbicara
dengannya?"

"A-uhh, tidak perlu, katakan saja padanya bahwa dia meninggalkan ponselnya di tempat tidurku
kalau dia mencarinya. Terima kasih!" suara bip terdengar menandakan bahwa penelepon mengakhiri
panggilan.

Irene menatap ponselnya beberapa saat, lalu mulai tersipu.

"Siapa itu tadi?" tanya Jennie penasaran membuat Irene kembali dari lamunannya.

"Hah? Ah.. aku... aku tidak tahu. Dia bilang kalau kamu meninggalkan ponselmu di tempat tidurnya"
jawabnya. meskipun Irene dapat menebak siapa itu.

You might also like