You are on page 1of 11

MENINGKATKAN KREATIVITAS MURRABBI DI ERA

MILENIAL UNTUK HALAQAH YANG PRODUKTIF

ESSAY

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur pada Daurah Pemandu Madrasah


KAMMI Daerah Palembang

Dibuat oleh :

Imel Fatricia

KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA

DAERAH PADANG SUMATERA BARAT

KOMISARIAT UIN IMAM BONJOL PADANG

2023M/1444H
Halaqah adalah sekumpulan orang yang ingin mempelajari dan
mengamalkan islam secara serius. Mereka mempelajari islam berdasarkan
manhaj (kurikulum) tertentu yang biasanya kurikulum tersebut sudah disediakan
dari organisasi atau jamaah halaqah tersebut diadakan. Sebuah halaqah biasa
dipimpin oleh seorang murrabbi (pembina). Sebutan ini hampir sama dengan
ustadz,mentor,naqib (pemimpin).

Semenjak halaqah ini dibentuk yang berawal dari jamaah Ikhwanul


Muslimin pada tahun 1928 M di Mesir,fenomena halaqah ini berkembang cukup
pesat di kalangan masyarakat hingga pada saat sekarang ini. Telah 95 tahun
sudah berkembangnya halaqah di kalangan masyarakat di seluruh dunia dan hal
ini tentu mempunyai sebab yaitu dari keseriusan pengamalan ajaran islam yang
dilakukan para peserta halaqah sehingga tercapainya keberhasilan tujuan
halaqah dibentuk.

Namun lambat laun produktivitas halaqah semakin berkurang entah


karena pengaruh dunia modern yang cukup besar atau memang faktor internal
yang membuat halaqah tidak berjalan produktif. Penulis menemukan salah satu
sebab produktivitas halaqah berkurang adalah karena kurangnya kreativitas
terkhusus bagi murrabbi karena murrabbi adalah kunci penting sukses dan
berjalannya sebuah halaqah. Seperti fenomena di beberapa organisasi islam
kampus yang kegiatan halaqahnya berjalan begitu-begitu saja,bahkan hampir
tidak berjalan lagi karena tidak ada inovasi atau hal menarik yang baru dalam
pelaksanaan kegiatan halaqah sehingga para peserta pun menjadi tidak
semangat untuk mengikuti kegiatan halaqah yang disediakan organisasi kampus.

Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru dan


bermanfaat. Dalam konteks halaqah, kreativitas menjadi faktor kunci untuk
menciptakan pembelajaran yang lebih menarik dan efektif. Seorang murrabbi,
sebagai pemimpin halaqah, harus mampu meningkatkan kreativitasnya agar
dapat menciptakan halaqah yang produktif dan berdampak positif bagi para
peserta.

Halaqah merupakan pendidikan informal yang awalnya dilakukan oleh


Rasulullah saw. di rumah-rumah para sahabat, terutama rumah Al- Arqam bin
Abil Arqam. Pendidikan ini berkaitan dengan upaya-upaya dakwah dalam
menanamkan akidah Islam serta pembebasan manusia dari segala macam
bentuk penindasan.

Hingga kini kita dapat menjumpai kegiatan halaqah di lingkungan


masyarakat walau mungkin dengan sebutan yang berbeda. Penyebaran halaqah
yang cepat dan pesat disebabkan karena keberhasilannya dalam mendidik dan
mencetak pesertanya menjadi seorang mukmin yang bertakwa kepada Allah.
Dan keberhasilan ini menjadikan berbagai organisasi (jamaah) islam
mengandalkan halaqah dalam mendidik para anggota atau calon anggotanya.

Setiap organisasi (jamaah) yang melaksanakan halaqah untuk para


anggotanya pasti mempunyai tantangan tersendiri dalam mencapai keberhasilan
halaqah. Salah satunya produktivitas halaqah,semakin berkembangnya zaman
dan teknologi semakin banyak perubahan yang terjadi yang mempengaruhi
kehidupan masyarakat. Bahkan dapat kita temui dengan perkembangan zaman
dan teknologi yang semakin canggih bukan membantu produktivitas halaqah
tetapi mengurangi aktivitas halaqah di sebuah organisasi (jamaah) karena banyak
umat yang terlena dengan kecanggihan dan kemudahan yang didapat dari
teknologi yang berkembang saat ini. Dan mereka banyak meninggalkan halaqah
karena merasa halaqah adalah sebuah kegiatan yang sudah kuno.

Produktivitas berbeda dengan dinamika. Jika dinamisasi terjadi dalam


tataran proses, produktivitas terjadi dalam tujuan (output). Ketika kita berbicara
tentang produktivitas, kita berbicara tentang sejauh mana tujuan yang telah
direncanakan dapat tercapai. Semakin banyak tujuan yang kita dapatkankan
semakin produktif kita. Sebaliknya, semakin sedikit atau tidak terealisirnya tujuan
yang diharapkan, maka semakin tidak produktif kita.

Produktivitas adalah banyaknya hasil tujuan yang dicapai oleh seseorang


atau sekelompok orang. Sebuah halaqah yang produktif berarti halaqah yang
berhasil mencapai kuantitas dan kualitas dari tujuan yang ditetapkan. Semakin
banyak dan berkualitas sasaran yang dicapai sebuah halaqah,berarti semakin
produktif halalqah tersebut. Sebaliknya,semakin sedikit dan tidak berkualitas
sasaran yang dicapai oleh sebuah halaqah berarti semakin tidak produktif
halaqah tersebut.

Ada beberapa hal yang menjadi sebab tidak produktifnya sebuah


halaqah,sebab-sebabnya dibagi menjadi dua yaitu sebab internal dan eksternal :

Sebab Internal yaitu :

1. Tidak memahami tujuan,murrabbi dan peserta yang tidak memahami


tujuan halaqah akan kesulitan untuk produktif karena mereka seperti
berjalan tanpa arah.
2. Terlena dengan proses,murrabbi dan peserta yang terlena dengan proses
atau berjalannya halaqah yang terlalu memerhatikan harmonisasi dan
kekompakan sehingga tujuan yang ditetapkan tidak terjalankan
menyebabkan halaqah menjadi tidak produktif.
3. Kurangnya semangat bersaing,kelompok halaqah yang tidak ada
semangat bersaing dalam konteks kebaikan maka akan menjadikan
halaqah tersebut berjalan begitu saja tidak ada gairah sehingga tidak
produktif.
4. Percaya dengan takdir yang salah,yaitu murrabbi yang percaya bahwa
berhasil atau tidaknya seorang peserta dalam halaqah itu tergantung
kehendak Allah. Hal ini tentu tidak benar sepenuhnya karena kita juga
mempunyai kewajiban ikhtiar terlebih dahulu untuk menjemput takdir
Allah yang baik.

Sebab eksternal yaitu :

1. Kurangnya Motivasi,murrabbi dan peserta tidak saling memotivasi untuk


meningkatkan produktivitas.
2. Kurangnya kreativitas,murrabbi dan peserta tidak memiliki ide atau
inovasi baru untuk pembaharuan jalannya halaqah.

Bagi organisasi dan umat,halaqah yang produktif akan memberi dampak


pada akselerasi peningkatan kualitas organisasi dan umat. Organisasi akan
memiliki kader-kader yang berkualitas dan paham tentang misinya sebagai
anggota organisasi. Mereka akan menjadi proaktif dan progresif terhadap
masalah umat karena sudah terlatih untuk bersikap produktif di dalam halaqah.
Untuk hal itu murrabbi memiliki peran dan tanggung jawab yang besar dalam
meningkatkan produktivitas halaqah karena ia bertindak sebagai
motivator,koordinator,dan evaluator dalam mencapai tujuan halaqah. Para
peserta pasti mengikuti bimbingan dan arahan murrabbinya untuk kesuksesan
halaqah.

Satu hal yang penting yang dapat seorang murrabbi lakukan dalam
meningkatkan produktivitas sebuah halaqah adalah dengan meningkatkan
kreativitas dalam diri. Kreatif menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
yaitu,memiliki daya cipta,memiliki kemampuan untuk menciptakan,pekerjaan
yang menghendaki kecerdasan dan imajinasi. Dan kreativitas adalah kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik yang benar-benar merupakan hal
baru atau sesuatu ide baru yang diperoleh dengan cara menghubungkan
beberapa hal yang sudah ada dan menjadikannya suatu hal baru. Akhir-akhir
ini,kata kreatif mulai menjadi trend di kalangan seantero dunia. Mulai dari
pendidikan,bisnis,ekonomi,budaya,sosial sampai politik pun perlu sesuatu yang
kreatif.

Kreativitas dapat mengantarkan seorang murrabbi untuk bisa memunculkan


ide-ide yang lebih relevan untuk kegiatan halaqah. Jangan sampai murrabbi
hanya melakukan kegiatan halaqah yang itu-itu saja,murrabbi harus berupaya
untuk menciptakan ide-ide yang lebih kreatif dan relevan yang sesuai kondisi
sekarang ini. Intinya mencoba keluar dari zona biasa cuman tetap berada dalam
batasan koridor manhaj. Seperti kata orang minang "Kok bakisa tagak,bakisalah
di tanah nan sabingkah,kok bakisa duduak bakisalah di lapiak nan sahalai."
Maksudnya adalah kita jika ingin melakukan perubahaan boleh saja dengan
kreasi apapun asal tidak keluar dari batasan yang sudah ada.

Kita pasti pernah merasakan tiba-tiba muncul dipikiran sebuah ide padahal
saat itu kita sedang disibukkan dengan aktivitas yang lain. Hal itu memang wajar
karena kreatif sering muncul dalam ruang-ruang sempit,waktu-waktu yang
terbatas,dan sumber daya seadanya. Maka,jika kita mendapatkan hal tersebut
terkhusus sebagai seorang murrabbi tiba-tiba terlintas ide baru terkait halaqah
maka harus segera catat ide tersebut agar tidak lewat begitu saja dipikiran dan
bisa segera dilaksanakan.

Namun,kreativitas tidak akan selalu muncul begitu saja,kreativitas perlu


didesain melalui pembiasaan yang membuat kita lebih kreatif lagi. Diantara
kebiasaan yang dapat dilakukan yaitu,pertama tanyakan selalu apa yang perlu
diperbaiki atau dikembangkan. Seorang murrabbi nantinya jika ingin
meningkatkan kreativitas harus membiasakan diri mempertanyakan apa yang
harus diperbaiki atau dikembangkan dari halaqah yang sedang berjalan,itu akan
memancing munculnya ide kreatif. Kedua exploring mencari informasi seputar
halaqah,seperti mencari informasi bagaimana halaqah yang dilakukan organisasi
lain lalu nanti bisa kita munculkan ide baru untuk memodifikasinya. Ketiga
crafting menyimpulkan masalah yang ingin ditangani secara simple,dengan
membiasakan sesuatu secara simple atau mudah itu akan menumbuhkan
kreativitas di dalam diri kita.

Selain itu,memotivasi diri sendiri juga salah satu langkah menumbuhkan


kreativitas. Caranya dengan menemukan permasalahan. Kreativitas berbanding
lurus dengan produktivitas. Oleh karena itu,hambatan orang untuk kreatif
seringkali datang ketika orang tidak menemukan alasan untuk berjuang keras.
Menjadi kreatif itu mirip dengan pembentukan karakter dalam tarbiyah biasanya
yang mengajarkan menjadi seorang da'i yang berkepribadian islami. Demikian
juga dengan latihan kreativitas,ia juga semacam tarbiyah kreativitas.

Cara yang lain yang dapat dilakukan oleh seorang murrabbi untuk
menumbuhkan kreativitas dalam sebuah halaqah adalah dengan melakukan
pengumpulan data yang bisa dilakukan dengan wawancara atau menyebarkan
kuesioner kepada para peserta halaqah. Pertanyaannya nanti dapat berupa
aktivitas apa yang disukai dalam halaqah,apa kekurangan di dalam
halaqah,daftar kehadiran peserta setiap agenda,perubahan yang diinginkan
dalam kegiatan halaqah,dan sebagainya. Dari data-data yang sudah
ada,murrabbi nanti bisa mengeksplorasi kegiatan halaqah selama ini,apakah
sudah efektif atau belum. Seorang murrabbi harus fokus dalam mengurus dan
mengelola data peserta ini karena dari data-data ini akan membantu munculnya
kreativitas,inovasi baru yang berguna untuk keberlangsungan halaqah yang lebih
baik lagi kedepannya.

Imam Hasan al Banna juga menuturkan ada beberapa hal yang harus
dilakukan setiap pertemuan dalam halaqah. Murrabbi jangan sampai hanya
berfokus penyampaian materi satu pihak saja karena itu akan membuat halaqah
menjadi tidak produktif. Beberapa hal yang harus dilakukan dalam pertemuan
setiap halaqah yaitu :
1. Evaluasi umum (muhasabah amah), di mana seorang peserta melaporkan
keadaan dan tindakannya selama sepekan, serta meminta pendapat
mereka mengenai permasalahannya yang perlu dimusyawarahkan, baik
yang sifatnya khusus maupun umum. Hal ini akan memperkokoh sikap
saling mempercayai dan mempererat hubungan persaudaraan antar
peserta.
2. Mengkaji permasalahan dakwah apabila ada hal-hal yang baru.
3. Mengkaji buku-buku yang berharga,yang didalamnya terdapat ilmu yang
banyak dan bermanfaat.
4. Membaca risalah dan arahan dari pemimpin umum murrabbi.
5. Dalam halaqah tidak diperkenankan berdebat,berkelahi,atau
meninggikan suara,yang diperkenankan adalah memberi dan meminta
penjelasan sesuai dengan etika dan sikap saling menghormati.
6. Merealisasi makna ukhuwah dalam momen-momen pergaulan yang
bersifat insidental. Seperti mengadakan tour bersama ke suatu tempat
bersejarah,olahraga bersama,berpuasa dan berbuka bersama,sholat
berjamaah di masjid,mengadakan mabit,dan kegiatan lainnya.

Dan satu hal penting lagi yang harus murrabbi perhatikan dalam
meningkatkan kreativitas dan produktivitas halaqah adalah murrabbi harus
mampu memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Teknologi dapat menjadi
alat yang efektif untuk meningkatkan kreativitas dan efektivitas pembelajaran.
Murrabbi dapat memanfaatkan teknologi untuk membuat konten pembelajaran
yang menarik dan interaktif seperti video, animasi, dan simulasi. Selain itu,
teknologi juga dapat digunakan untuk membuat forum diskusi online atau
aplikasi mobile yang memudahkan peserta untuk belajar kapan saja dan di mana
saja. Karena kita sudah masuk era milenial maka kita harus manfaatkan
semaksimalkan mungkin teknologi yang ada di era ini.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa peran murrabbi dalam
produktivitas halaqah sangatlah penting,salah satu cara meningkatkan
produktivitas halaqah adalah dengan meningkatkan kreativitas agar kegiatan
halaqah tidak berjalan secara monoton atau begitu-begitu saja yang akan
menimbulkan kejenuhan bagi para peserta. Kreativitas dapat datang secara tiba-
tiba namun dapat juga dengan pembiasaan diri untuk mendatangkan ide-ide
baru.
DAFTAR PUSTAKA

Satria Hadi Lubis, Menggairahkan Perjalanan Halaqah,Yogyakarta : Pro


U Media,2010

Rio Hafandi, Dakwah Kreatip ala LDK,Pustaka Pedia,2017

Ary Maulana, Reformasi Dakwah Kampus, Amal Publishing,2017

Dr. Ali Abdul Halim Mahmud,Perangkat-Perangkat Tarbiyah Ikhwanul


Muslimin,Era Intermedia,1999
BIOGRAFI PENULIS

Imel Fatricia seorang mahasiswi semester 6 yang sedang berkuliah di


Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam. Ia memiliki hobi di bidang fotografi dan videografi. Ia telah memiliki
beberapa prestasi kejuaraan dalam bidang videografi.

Organisasi yang aktif ia lakukan saat ini adalah KAMMI (Kesatuan Aksi
Mahasiswa Muslim Indonesia) ia bergabung di KAMMI semenjak tahun 2021.
Saat ini di organisasi KAMMI ia diamanahkan sebagai staff kominfo pengurus
komisariat Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang (UIN IB) tahun 2022-
2023.

Keaktifannya di organisasi KAMMI membuat ia bersemangat untuk


melanjutkan jenjang pengkaderan hingga mencapai tahap pengkaderan DPMK
(Daurah Pemandu Madrasah KAMMI).

You might also like