You are on page 1of 11

Setiyono : Disain Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) … JAI Vol 5. No.

2 2009

DISAIN PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)


DAN RE-USE AIR DI LINGKUNGAN PERHOTELAN
Setiyono
Pusat Teknologi Lingkungan, BPPTeknologi
Jl. MH. Thamrin No. 8 Jakarta Pusat

Abstract

Denpasar is one of the number one tourist destination in the world. This city needs a lot of
water resources with high quality to meet the needs of the hotel. While the Bali island with
a relatively small area can not save the water resources in large numbers, the good
management of water resources and efficiency use of water is realy needed. Hotel is one
of the largest water users in the city of Denpasar. The water source is from deep ground
water and PDAM with the same quality. If someday deficit water and sea water intrusion
in Denpasar happened, the hotel will be accused as one major cause of this problem. To
overcome these problems, environmentally friendly hotel management will be needed to
achieve "GREEN HOTEL & RESORT" programs in Bali, such as water usage efficiency,
water recycle and protect environment from wastewater polution. To achieve this without
reducing the amount of water consumption, can be done by using the technology of
wastewater reuse, with technology Waste Water Treatment Installation (WWTP) and
continued with the water quality improvement technology using multi media filters, ultra-
filtration or reverse osmosis.

Key words : Hotel yang ramah lingkungan, re-use air limbah

1. PENDAHULUAN terjadinya masalah tersebut. Untuk itu diperlukan


adanya suatu bentuk pengelolaan hotel yang
1.1. Latar Belakang ramah lingkungan “GREEN HOTEL & RESORT”
dengan suatu bentuk nyata dalam penggunaan
Denpasar yang merupakan salah satu sumber daya air yang effisien dan maksimal
daerah tujuan wisata nomor satu di Dunia, serta menjaga lingkungannya agar tidak
membutuhkan sumber daya air dengan jumlah tercemar akibat dari pembuangan limbahnya.
yang sangat besar dan dengan kualitas tinggi. Untuk mewujudkan hal ini tanpa
Sementara pulau Bali yang mempunyai luasan mengurangi jumlah pemakaian air, dapat
sangat terbatas dengan jumlah hutan yang dilakukan dengan menggunakan teknologi
sedikit serta sebagain besar merupakan daerah pemanfaatan kembali air limbah, yang saat ini
pantai menyebabkan sedikitnya daerah sudah banyak tersedia dengan spesifikasi teknis
tangkapan air serta cepatnya air hujan mengalir yang sangat beragam sesuai dengan kualitas
ke laut. Dengan demikian, maka pulau Bali tidak hasil yang diinginkan oleh user. Salah satu
dapat menyimpan air yang banyak sehingga teknologi yang effisien dan telah banyak
sangat diperlukan sekali adanya suatu sistem diterapkan di Indonesia adalah teknologi Intalasi
pengelolaan sumber daya air yang optimal serta Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan biofilter
upaya pemanfaatan air yang effisien. Jika hal ini anaerob-aerobik dan dilanjutkan dengan
tidak segera diantisipasi, dikawatirkan semakin teknologi peningkatan kualitas air dengan filter
cepatnya akan terjadinya intrusi air laut ke multi media, filter ultra filtrasi atau dengan
daratan. Jika air tanah di daerah wisata ini telah teknologi reverse osmosis. Semua teknologi ini
menjadi payau maka tidak mungkin untuk telah tersedia dan dapat diterapkan dengan baik
dimanfaatkan lagi sebagai air untuk memenuhi tinggal kita memilih sesuai dengan kebutuhan
kebutuhan hotel. kualitas air olahan yang diinginkan.
Hotel merupakan salah satu pengguna air
terbesar di Denpasar. Air diperlukan untuk 1.2. Tujuan Dan Sasaran
memenuhi kebutuhan kamar, laundry, kolam
renang, kolam ikan & siram taman serta untuk Tujuan dari kegiatan ini adalah membuat
memenuhi keperluan di dapur. Semua disain perencanaan instalasi pengolahan air
kebutuhan air ini dipenuhi dari air tanah dalam limbah (IPAL) dan Re-use air di lingkungan
dan dari PDAM dengan kualitas yang sama. Jika perhotelan.
suatu saat nanti terjadi defisit air bersih dan
intrusi air laut di Denpasar, maka hotel akan 1.3. Metodologi
dituding sebagai salah satu penyebab utama

162
Setiyono : Disain Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) … JAI Vol 5. No. 2 2009

Metodologi pelaksanaan kegiatan ini 2.2. Jumlah Air Limbah


adalah sebagai berikut:
Pada umumnya, untuk menentukan
 Survai lapangan yang dilaksanakan di salah jumlah limbah yang dihasilkan didasarkan dari
satu hotel di Sanur-Bali. pemakaian air yang berpotensi menjadi limbah.
 Melakukan observasi lapangan dan Untuk keperluan domestik pada umumnya
perencanaan penentuan pengambilan data- jumlah limbahnya sebesar 80 – 90% dari
data sekunder. Selain itu juga dilakukan pemakaian air yang berpotensi menjadi limbah.
perencanaan disain teknis sistem Berdasarkan asumsi tersebut, maka jumlah
pengolahan air limbah. limbah yang dihasilkan oleh hotel Segara Village
 Pengumpulan data, dengan target sebesar :
mendapatkan data-data sebagai berikut:
a. Peta lokasi hotel. Limbah dari kamar = 100 x 0,25 x 90%
b. Peta pengelolaan air. = 22,5 m3/hari.
c. Jumlah pemakaian air. Limbah laundry = 30 x 90 %
d. Peta penyebaran sumber limbah. = 27 m3/hari.
 Pengolahan data dan analisis, yaitu dengan Limbah dapur dll = 5 x 90 %
melakukan pengolahan data sekunder dan = 4,5 m3/hari.
data primer dengan bantuan perangkat lunak TOTAL = 54 m3/hari.
basis data dan statistik kemudian hasilnya
dianalisa dan dibahas. Perkiraan jumlah limbah ini akan digunakan
sebagai dasar disain IPAL yang direncanakan.
1.4. Hasil Yang Diharapkan
Sumber limbah yang ada dari kamar
Hasil yang diharapkan dari pekerjaan ini mandi (grey water), laundry, dapur, dan dari over
adalah sebagai berikut : flow septik tank (black water), air bekas wudlu
1. Diperolehnya data tentang sebaran sumber dan lain-lain menyebar di seluruh area hotel.
buangan limbah di area hotel. Saat ini semua limbah tersebut diresapkan ke
2. Diperolehnya gambaran tentang rencana dalam tanah, dan kalau dibiarkan dalam
penghematan pemakaian air bersih. jangka waktu lama suatu ketika akan
3. Diperoleh satu disain perencanaan mencemari air tanah yang saat ini digunakan
pengelolaan limbah dan rencana re-use air. untuk memenuhi kebutuhan hotel. Jika hal ini
4. Mendapatakan gambaran keuntungan yang terjadi, maka air tanah tersebut tidak dapat lagi
akan diperoleh jika melakukan re-use air ini. digunakan untuk memenuhi kebutuhan air hotel
yang memerlukan air dengan kualitas tinggi.
2. HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk menghindari hal ini, maka diperlukan
sistem penghematan pemakaian air dan sistem
2.1. Kebutuhan Air di Hotel Segara Village pengolahan air limbah yang dapat
menghilangkan polutan yang ada sehingga
Berdasarkan hasil survai lapangan dan lingkungan tetap terjaga dengan baik. IPAL yang
dilanjutkan diskusi dengan pihak pengelola hotel, dilengkapi dengan re-use ini ternyata dapat
diperoleh keterangan tentang pemakaian air di menjawab dan menyelesaikan kedua persoalan
hotel Segara Village. Air ini digunakan untuk tersebut sekaligus, dimana sistem IPAL akan
memenuhi kebutuhan sebanyak 100 kamar yang mendegradasi polutan yang ada sehingga akan
ada, laundry, kolam renang, kolam ikan & siram menjaga lingkungan dari bahaya pencemaran
taman serta untuk memenuhi keperluan di dapur. dan sistem re-use akan mensuplay air untuk
Untuk memenuhi kebutuhan air tersebut, maka kebutuhan lain sehingga akan terjadi
digunakan dua sumber air, yaitu dari air tanah penghematan pemakaian air.
dalam dan dari PDAM. Dari hasil diskusi,
diketahui pemakaian air rata-rata per hari adalah 2.3. Sistem Pengumpulan Air Limbah
sekitar 115 m3/hari, dengan rincian sebagai
berikut : Karena di hotel Segara Village hanya
tersedia satu calon lokasi IPAL yang sesuai,
Keb. Air kamar = 100 x 0,25 = 25 m3/hari. maka pengolahan limbah hotel Segara Village ini
Laundry = 30 m3/hari. akan menggunakan sistem terpusat. Untuk itu
Kolam renang = 15 m3/hari. diperlukan satu sistem yang dapat menyalurkan
Dapur dll = 5 m3/hari. semua limbah yang ada menuju lokasi IPAL.
Air siram taman, kolam = 40 m3/hari. Karena area hotel yang sangat luas (± 6 Ha) dan
TOTAL = 115 m3/hari. datar serta sumber limbah saat ini berada di
tengah-tengah taman yang sudah tertata rapi,

163
Setiyono : Disain Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) … JAI Vol 5. No. 2 2009

maka diperlukan suatu sistem yang tidak Karena lokasi jaringan yang berada di
sederhana. Agar sistem dapat berjalan dengan tengah taman hotel, maka untuk menyalurkan
baik, sesuai dengan rencana yang diinginkan limbah ini menuju ke IPAL perlu direncanakan
serta tidak mengganggu secara estitika dan jalur yang aman serta tidak mengganggu estetika
keindahan, maka diperlukan perencanaan dan keindahan.
jaringan yang tepat sesuai dengan tempat
tersebut. Ada dua alternatif sistem pengumpulan 2.4. Teknologi IPAL Yang Digunakan
limbah yang dapat dikerjakan serta jenis dan
sumber limbah yang akan diolah di IPAL ini Dalam menentukan teknologi proses
nanti. Gambar 1 menunjukkan sistem pengolahan air limbah Hotel Segara Village,
pengumpulan limbah dari sumbernya. didasarkan atas beberapa kriteria antara lain :
 Efisiensi pengolahan dapat mencapai
standar Baku Mutu Lingkungan,
 Pengelolaannya harus mudah,
 Lahan yang diperlukan tidak terlalu besar,
 Konsumsi energi sedapat mungkin rendah,
 Biaya operasinya rendah,
 Lumpur yang dihasilkan sedapat mungkin
kecil,
 Dapat digunakan untuk air limbah dengan
beban BOD yang cukup besar,
 Dapat menghilangkan padatan tersuspensi
(SS) dengan baik,
 Perawatannya mudah dan sederhana.
Berdasarkan kriteria tersebut di atas untuk
pengolahan air limbah Hotel Segara Village yang
Gambar 1 : Alternatif pengumpulan limbah dari tepat digunakan adalah kombinasi proses
sumbernya. biofilter anaerob-aerob. Skema proses biofilter
anaerob-aerob seperti diperlihatkan pada
Keterangan : Lampiran 2 & 3.
 Alternatif 1 : hanya limbah dari kamar mandi
(grey water) yang akan diolah di IPAL, 2.5. Uraian Proses Ipal & Sistem Re-Use
sedangkan limbah toilet (black water) tetap
diresapkan ke dalam tanah. 2.5.1. Proses Pengolahan Limbah di IPAL

 Alternatif 2 : semua limbah dari kamar mandi Air limbah domestik yang akan diolah di
(grey water & black water) diolah di IPAL, IPAL berasal dari laundry, kamar mandi,
dengan sistem dikumpulkan di bak wastafel, limpasan septik tank dan dari kantin.
pengumpul terlebih dahulu. Diagram proses pengaliran air limbah menuju
IPAL seperti ditunjukkan pada Lampiran Gambar
Mengingat lokasi kerja yang sangat luas 2. Air limbah dari beberapa sumber ditampung
dan terbuka sehingga resiko tercampurnya dalam suatu bak penampung/pengumpul. Dari
limbah dengan air hujan sangat besar serta area bak pengumpul, air limbah dialirkan dengan
kerja yang datar dan di taman, maka dipilihlah pompa celup menuju ke IPAL yang lokasinya
sistem pengumpulan limbah dengan terletak di samping lapangan tenis.
menggunakan pemompaan dengan perpipaan Pertama air limbah dari bak-bak
tertutup. Sistem ini dibuat dengan cara pengumpul dipompa menuju ke bagian pemisah
mengumpulkan limbah dari setiap sumber ke lemak minyak untuk dipisahkan sisa lemak dan
dalam bak pengumpul. Limbah yang terkumpul juga kotoran melayang yang tidak terpisahkan
dalam bak pengumpul ini akan dipompa secara dalam bak pengumpul. Selanjutnya dari pemisah
otomatis menggunakan pompa submersible yang lemak melimpas ke bak equalisasi. Equalisasi ini
dilengkapi dengan level kontrol. Untuk sumber berfungsi untuk menampung air limbah
limbah yang sangat jauh dari lokasi IPAL, maka sementara dan mengatur debit air menuju ke
dilakukan dengan sistem transfer dimana limbah IPAL. Pengaturan debit ke IPAL dilakukan
dari bak pengumpul dipompa ke dalam bak dengan pompa celup (submersible pump).
transfer yang berfungsi sebagai bak transfer ke Di dalam unit IPAL, pertama air limbah
lokasi IPAL. Kemudian limbah yang terkumpul dialirkan masuk ke bak pengendap awal, untuk
dalam bak transfer ini dipompa lagi menuju IPAL. mengendapkan partikel lumpur, pasir dan
Secara detil sistem jaringan pengumpulan limbah kotoran organik tersuspensi. Selain sebagai bak
ini dapat dilihat seperti pada Lampiran 1. pengendapan, juga berfungsi sebagai bak

164
Setiyono : Disain Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) … JAI Vol 5. No. 2 2009

pengurai senyawa organik yang berbentuk atau pengolahan biologi. Ada dua jenis proses
padatan, sludge digestion (pengurai lumpur) dan penyaringan yang umum digunakan, yaitu
penampung lumpur. penyaringan lambat dan penyaringan cepat.
Air limpasan dari bak pengendap awal Penyaringan lambat adalah penyaringan dengan
selanjutnya dialirkan ke bak kontaktor anaerob memanfaatkan energi potensial air itu sendiri,
(biofilter Anaerob) dengan arah aliran dari atas artinya hanya melalui gaya gravitasi.
ke bawah. Di dalam bak kontaktor anaerob Penyaringan ini dilakukan secara terbuka
tersebut diisi dengan media khusus dari bahan dengan tekanan atmosferik. Sedangkan
plastik tipe sarang tawon. Jumlah bak kontaktor penyaringan cepat adalah penyaringan dengan
anaerob terdiri dari dua buah ruangan. menggunakan tekanan yang melebihi tekanan
Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air atmosfir, biasanya dengan menggunakan
limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau pompa, seperti yang akan diterapkan di sistem
fakultatif aerobik. Setelah beberapa hari operasi, re-use hotel Segara Village ini.
pada permukaan media filter akan tumbuh Berdasarkan jenis media filter yang
lapisan film mikroorganisme. Mikroorganisme digunakan, penyaringan dapat digolongkan
inilah yang akan menguraikan zat organik yang menjadi dua jenis, yaitu filter media granular
belum sempat terurai pada bak pengendap. (butiran) dan filter permukaan. Pada jenis media
Air limbah dari bak kontaktor (biofilter) granular, media yang paling baik mempunyai
anaerob dialirkan ke bak kontaktor aerob. Di karakteristik sebagai berikut: Ukuran butiran
dalam bak kontaktor aerob ini diisi dengan membentuk pori-pori yang cukup besar agar
media khusus dari bahan plastik tipe sarang partikel besar dapat tertahan dalam media,
tawon, sambil diaerasi atau dihembus dengan sementara butiran tersebut juga dapat
udara sehingga mikroorganisme yang ada akan membentuk pori yang cukup halus, sehingga
menguraikan zat organik yang ada dalam air dapat menahan suspensi. Butiran media
limbah serta tumbuh dan menempel pada bertingkat, sehingga lebih efektif pada saat
permukaan media. Dengan demikian air limbah proses pencucian balik (backwash). Saringan
akan kontak dengan mikroorgainisme yang mempunyai kedalaman yang dapat memberikan
tersuspensi dalam air maupun yang menempel kesempatan aliran mengalir cukup panjang.
pada permukaan media yang mana hal tersebut Sejauh ini media yang paling baik adalah pasir
dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat yang ukuran butirannya hampir seragam dengan
organik, serta mempercepat proses nitrifikasi, ukuran antara 0,6 hingga 0,8 mm.
sehingga efisiensi penghilangan ammonia Laju operasi untuk penyaringan
menjadi lebih besar. Proses ini sering di ditentukan oleh kualitas air baku dan media filter.
namakan Aerasi Kontak (Contact Aeration). Pada umumnya laju penyaringan pada saringan
Dari bak aerasi, air mengalir ke bak pasir cepat adalah 82,4 liter per menit/m2. Sistem
pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif yang ada pada saat ini dapat menaikkan aliran
yang mengandung mikroorganisme diendapkan hingga 206 liter per menit/m2. Unggun saringan
dan sebagian air dipompa kembali ke bagian bak yang terdiri dari dua jenis media, yaitu arang dan
pengendap awal dengan pompa sirkulasi lumpur. pasir menghasilkan lapisan media arang yang
Debit pompa sirkulasi ini dapat diatur dengan butirannya besar (berat jenis 1,4-1,6) berada
buka tutup kran. diatas media pasir yang lebih halus (berat jenis
Sebagian air di bak pengendap akhir 2,6). Susunan media dari atas ke bawah kasar-
melimpas (outlet/over flow) melalui weir menuju halus, akan memudahkan aliran air. Flok yang
ke bak penampung sementara melewati flow besar akan tertahan butiran arang di bagian
meter di luar IPAL. Dari bak penampung outlet atas/permukaan unggun.
sementara ini air dialirkan menuju ke kolam ikan
sebagai bio indikator dan selanjutnya menuju 2.5.3. Pengolahan Secara Adsorpsi
bak penampungan sementara sebelum dilakukan
proses peningkatan kualitas dengan unit Adsorpsi adalah penumpukan materi
multimedia filtrasi. pada interface antara dua fase. Pada umumnya
zat terlarut terkumpul pada interface. Proses
2.5.2. Pengolahan Secara Filtrasi adsorpsi memanfaatkan fenomena ini untuk
menghilangkan materi dari cairan. Banyak sekali
Tujuan penyaringan adalah untuk adsorbent yang digunakan di industri, namun
memisahkan padatan tersuspensi dari dalam air karbon aktif merupakan bahan yang sering
yang diolah. Pada penerapannya filtrasi digunakan karena harganya murah dan sifatnya
digunakan untuk menghilangkan sisa padatan nonpolar. Adsorbent polar akan menarik air
tersuspensi yang tidak terendapkan pada proses sehingga kerjanya kurang efektif. Pori-pori pada
sedimentasi. Pada pengolahan air buangan, karbon dapat mencapai ukuran 10 angstrom.
filtrasi dilakukan setelah pengolahan kimia-fisika Total luas permukaan umumnya antara 500 –

165
Setiyono : Disain Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) … JAI Vol 5. No. 2 2009

1500 m2/gr. Berat jenis kering lebih kurang 500


kg/m3.

2.5.4. Sistem Kelistrikan IPAL

Peralatan dan Mesin di IPAL dan system


Re-use meliputi pompa feed air limbah di bak
equalisasi, pompa sirkulasi air limbah, blower
udara, pompa feed sistem re-use air dan dosing
klorin. Semua peralatan dan mesin di IPAL ini
dioperasikan dan dikontrol melalui satu sistem di
panel kontrol IPAL. Sedangkan pompa-pompa di
masing-masing bak pengumpul dipasang dan
dikontrol secara terpisah dari IPAL. Gambar 2
menunjukkan Wire diagram kelistrikan tersebut.

Gambar 4 : Denah calon lokasi IPAL yang


direncanakan.

2.7. PERKIRAAN BIAYA OPERASIONAL


DAN EFFISIENSI YANG DIPEROLEH

2.7.1. Biaya Operasional IPAL & Re-use

Biaya operasional dari instalasi


pengolahan limbah dan sistem re-use ini terdiri
dari biaya listrik untuk pompa dan blower, biaya
perawatan peralatan dan mesin dan biaya
tenaga operator. Secara rinci jumlah biaya
operasional IPAL tersebut adalah :

a. Kebutuhan listrik
Gambar 2 : Wire diagram kelistrikan IPAL dan
Re-use LISTRIK JAM OPERASI JUMLAH
NO PERALATAN
(WATT) per HARI KWH / HARI
2.6. Calon Lokasi Untuk IPAL Pompa Air
1 250 24 6
Equalisasi
IPAL dan sistem re-use air limbah hotel 2 Pompa Sirkulasi 250 24 6
Segara Village dengan kapasitas 60 m3/hari
rencananya akan ditempatkan di ujung lapangan 3 Pompa re-use 2 x 250 8 4
tenis. Saat ini lokasi tersebut merupakan lahan
kosong yang belum termanfaatkan dengan luas 4 Blower Udara 4 x 100 24 9,6
area yang dapat digunakan seluas 8 x 15 m. 25,6
TOTAL
Secara detail lay out dan foto lokasi tersebut Kwh/hari
ditunjukkan pada gambar 3 & 4.
b. Biaya Perawatan sekitar Rp 600.000,-/bln.
c. Tenaga operator IPAL : orang, Rp 1.250.000
/ orang / bulan

Total Biaya Operasional IPAL:

JUMLAH TOTAL BIAYA


NO JENIS BIAYA SATUAN
UNIT /HARI
Total biaya Rp. 500
1 25,6 Kwh Rp. 12.800
listrik /Kwh
Biaya
3 Rp. 20.000
perawatan
Biaya tenaga Rp.
2
kerja 2 orang 2 org 1.250.000 Rp. 83.333
operator /org/bulan
Gambar 3 : Foto calon lokasi IPAL yang
direncanakan. TOTAL Rp. 116.133/hari

166
Setiyono : Disain Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) … JAI Vol 5. No. 2 2009

Dari total biaya operasional IPAL ini muka daratan akibat penyedotan air
dapat dihitung juga besarnya biaya operasional bawah tanah)
untuk pengolahan limbah setiap meter kubiknya, 4. Memberikan lapangan kerja bagi
yaitu sebagai berikut : operator IPAL,
5. Mendapatkan keuntungan finasial,
- Jumlah air limbah per hari = 54 m3 karena penurunan pajak pemakaian air.
- Biaya pengolahan air limbah 6. Sebagai hotel yang pertama kali
= Rp.116.133/54 m3, atau berpredikat “Green Hotel”, maka Segara
= Rp 2.150 / m3 limbah. Village akan menjadi pioneer di bidang
pengolahan air limbah dan akan
2.7.2. Efisiensi Yang Diperoleh dipublikasikan secara luas oleh berbagai
media.
Effisiensi yang diperoleh dari sistem re-
use ini diperoleh dari besarnya nilai rupiah dari DAFTAR PUSTAKA
jumlah air yang dapat dihemat karena digantikan
oleh air olahan IPAL ini. Secara rinci jumlah 1. Adriaens, P., Kohler, HP.E, Kohler-Staub, D.,
effisiensi yang diperoleh adalah sebagai berikut : and Focht, D.D. (1989). Bacterial
dehalogenation 0f Chlorobenzoates and
= ( Jumlah air yang di re-use x Harga air ) – coculture biodegradation of 4,4-
Biaya Operasional IPAL dichlorobiphenyl. Appl. Environ. Microbiol.
= (54 m3/hari x Rp.22.000/m3) - Rp.116.133,- 5:887-892.
/hari
2. BPPT, (2002). Laporan akhir kegiatan
= Rp. 1.188.000 - Rp. 116.133,- / hari
“Pengkajian Teknologi Pengolahan Air
= Rp. 1.071.867 / hari.
Limbah Industri Kecil Pelapisan Logam”.
= Rp. 32.156.010 / bulan.
Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi
= Rp. 385.872.120 /tahun.
Lingkungan (P3TL) – BPPT.
3. KESIMPULAN 3. Chaney, R.L. 1980. Health Risks Assosiated
with Toxic Metals in Minicipal Sludge, pp. 59-
Berdasarkan hasil analisis tersebut di 73. In G. Bitton, B.L Risk of land Application.
atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, Proc. Ann Arbor Science Publisher, Inc.
antara lain : Michigan.
4. Forstner, W. 1978. Metal Pollution in the
 Rencana pengelolaan limbah dengan Aquatic Environment. Applied Science
teknologi IPAL dan dilanjutkan dengan Re- Publisher Ltd.
use air akan dapat digunakan sebagai solusi
permasalahan bahaya pencemaran 5. Overcash, M.R. (1981). Decomposition of
lingkungan dan menghindari terjadinya Toxic and Nontoxic Organic Compounds in
defisit air bersih. Soils. Ann Arbor Science Publishers Inc./The
 Teknologi re-use dapat menghemat Butterworth Group, Michigan USA.
pemakaian air bersih, tanpa mengurangi 6. Raka, I G., Zen, M.T., Soemarwoto, O.,
jumlah pemakaian air. Program ini dapat Djajadiningrat, S.T., and Saidi, Z. (1999).
menghemat pemakaian air sampai dengan Paradigma Produksi Bersih: mendamaikan
50%. pembangunan ekonomi dan pelestarian
 Ada banyak keuntungan yang akan lingkungan. Penerbit Nuansa, Bandung,
diperoleh oleh pengelola hotel jika gerakan Indonesia
“Green Hotel & Resort” (upaya pemanfaatan
kembali air) ini dilakukan antara lain : 7. Setiyono (2002). Sistem Pengelolaan Limbah
B-3 di Indonesia. Kelompok Teknologi Air
1. Akan meningkatkan image di Bersih dan Limbah Cair, Pusat pengkajain
masyarakat sekitar dan internasional dan Penerapan teknologi Lingkungan
sehingga akan meningkatkan tingkat (P3TL), Deputi Bidang Teknologi Informasi,
hunian hotel. Energi, Material dan Lingkungan, Badan
2. Menghindari ternyadinya konflik sosial Pengkajain dan Penerapan Teknologi
dengan masyarakat di sekitar karena (BPPT).
persoalan kekurangan air bersih dan 8. Sommers, L.E. 1980. Toxic Metals in
pencemaran lingkungan. Agricultural Crops, pp. 105-131. In G. Bitton,
3. Menghindari terjadinya kerusakan B.L. Damron, G. T. Edds and J.M. Davidson;
lingkungan (intrusi air laut, penurunan ed. Sludge: Health isk of Land Application.

167
Setiyono : Disain Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) … JAI Vol 5. No. 2 2009

Proc. Ann. Arbor Science Publisher, Inc.


Michingan.
9. Stoewsand, G. S. 1986. Trace Metal
Problems with Industrial Waste Materials
Applied to Vegetable Producing Soils, pp.
423-439. In H.D. Graham, ed. The Safety of
Foods, 2nd Edition. AVI Publishing
Company; Inc. Wesport, Connecticut.
10. Suffet, I.H. (1977). Fate of Pollutants in the
Air and Water Environments. Volume 8, Part
1, “Mechanism of interaction between
environments and mathematical modeling
and the physical fate of pollutants. Advances
in Environmental Science and Technology.
John Wiley & Sons, A Wiley-Interscience
Publications, New York, USA.
11. ----------- (1977). Fate of Pollutants in the Air
and Water Environments. Volume 8. Part 2,
“Chemical and biological fate of pollutants in
the environment”. Advances in
Environmnetal Science and Technology.
John Wiley & Sons, A Wiley-Interscience
Publications, New York,

168
Setiyono : Disain Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) … JAI Vol 5. No. 2 2009

LAMPIRAN 1

Gambar : Peta jaringan air limbah dan re-use air limbah hotel Segara Village.

169
Setiyono : Disain Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) … JAI Vol 5. No. 2 2009

Gambar : Sistem pengaliran air limbah dari sumbernya menuju ke IPAL

170
Setiyono : Disain Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) … JAI Vol 5. No. 2 2009

Gambar : Diagram proses pengolahan limbah dan unit re-use.

171
Setiyono : Disain Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) … JAI Vol 5. No. 2 2009

Denpasar yang merupakan salah satu daerah tujuan wisata nomor satu di Dunia
membutuhkan sumber daya air dengan jumlah yang sangat besar dan dengan kualitas
yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan hotel. Sementara Pulau Bali dengan area yang
relative kecil tidak dapat menyimpan sumber daya air dalam jumlah besar, sehingga
diperlukan suatu sIstem pengelolaan sumber daya air yang baik dan pemanfaatan air
yang effisien. Hotel merupakan salah satu pengguna air terbesar di Denpasar memenuhi
kebutuhan airnya dari sumber air tanah dalam dan dari PDAM dengan kualitas yang
sama. Jika suatu saat nanti terjadi defisit air bersih dan intrusi air laut di Denpasar, maka
hotel akan dituding sebagai salah satu penyebab utama terjadinya masalah tersebut.
Untuk itu diperlukan adanya suatu bentuk pengelolaan hotel yang ramah lingkungan
“GREEN HOTEL & RESORT” dengan suatu bentuk nyata dalam penggunaan sumber
daya air yang effisien dan maksimal serta menjaga lingkungannya agar tidak tercemar
akibat dari pembuangan limbahnya. Untuk mewujudkan hal ini tanpa mengurangi jumlah
pemakaian air, dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi pemanfaatan kembali
air limbah, dengan teknologi Intalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan dilanjutkan
dengan teknologi peningkatan kualitas air dengan filter multi media, filter ultra filtrasi atau
dengan teknologi reverse osmosis.

Denpasar is one of the number one tourist destination in the world. This city needs a lot
of water resources with high quality to meet the needs of the hotel. While the Bali island
with a relatively small area can not save the water resources in large numbers, the good
management of water resources and efficiency use of water is realy needed. Hotel is one
of the largest water users in the city of Denpasar. The water source is from deep ground
water and PDAM with the same quality. If someday deficit water and sea water intrusion
in Denpasar happened, the hotel will be accused as one major cause of this problem. To
overcome these problems, environmentally friendly hotel management will be needed to
achieve "GREEN HOTEL & RESORT" programs in Bali, such as water usage efficiency,
water recycle and protect environment from wastewater polution. To achieve this without
reducing the amount of water consumption, can be done by using the technology of
wastewater reuse, with technology Waste Water Treatment Installation (WWTP) and
continued with the water quality improvement technology using multi media filters, ultra-
filtration or reverse osmosis.

172

You might also like