Professional Documents
Culture Documents
Kak MTBM Dan Mtbs
Kak MTBM Dan Mtbs
I. PENDAHULUAN
Pada sebagian besar balita sakit yang dibawa berobat ke Puskesmas, keluhan tunggal
kemungkinan jarang terjadi, menurut data WHO, tiga dari empat balita sakit seringkali
memiliki banyak keluhan lain yang menyertai dan sedikitnya menderita 1 dari 5 penyakit
tersering pada balita yang menjadi fokus MTBS. Pendekatan MTBS dapat mengakomodir hal
ini karena dalam setiap pemeriksaan MTBS, semua aspek/kondisi yang sering menyebabkan
keluhan anak akan ditanyakan dan diperiksa.
Menurut laporan Bank Dunia (1993), MTBS merupakan jenis intervensi yang cost
effective yang memberikan dampak terbesar pada beban penyakit secara global. Bila
Puskesmas menerapkan MTBS berarti turut membantu dalam upaya pemerataan pelayanan
kesehatan dan membuka akses bagi seluruh lapisan masyarakat untuk memperoleh pelayanan
kesehatan yang terpadu.
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management of Childhood
Illness (IMCI) adalah suatu pendekatan terpadu dalam tatalaksana balita sakit.
MTBS bukan merupakan program kesehatan, tetapi suatu standar pelayanan dan
tatalaksana balita sakit secara terpadu di fasilitas kesehatan tingkat dasar. WHO
memperkenalkan konsep pendekatan MTBS dimana merupakan strategi upaya pelayanan
kesehatan yang ditujukan untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan bayi dan anak
balita di negara-negara berkembang.
Pendekatan MTBS di Indonesia pada awalnya dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan di unit rawat jalan kesehatan dasar (Puskesmas dan jaringannya
termasuk Pustu, Polindes, Poskesdes, dll). MTBS mengkombinasikan perbaikan tatalaksana
kasus pada balita sakit (kuratif) dengan aspek gizi, imunisasi dan konseling (promotif dan
preventif). Langkah pendekatan pada MTBS adalah dengan menggunakan algoritma
sederhana yang digunakan oleh perawat dan bidan untuk mengatasi masalah kesakitan pada
Balita.
II. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Menurunkan secara bermakna angka kematian dan kesakitan yang terkait penyakit
tersering pada balita.
b. Tujuan Khusus
1) Menilai tanda –tanda dan gejala penyakit, status imunisasi, status gizi, dan pemberian
vitamin A
2) Membuat klasifikasi
3) Menentukan tindakan sesuai dengan klasifikasi anak dan memutuskan apakah seorang
anak perlu dirujuk
4) Member pengobatan pra rujukan yang penting, seperti dosis pertama antibiotic,
vitamin A, dan perawatan anak untuk mencegah turunannya gula darah dengan
pemberian air gula, resomal, hangatkan anak untuk mencegah hipotermia serta
merujuk anak
5) Melakukan tindakan di fasilitas kesehatan ( kuratif dan preventif) seperti pemberian
oralit, tablet Zinc, Vitamin A, dan Imunisasi
6) Memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan kesehatan anak.
V. SASARAN
Bayi sehat dan sakit umur 0-2 bulan dan balita sakit umur ≥ 2 bulan sampai 5 tahun.