Professional Documents
Culture Documents
Kimia Farmasi
Kimia Farmasi
2. Sterilisasi
4. Perhitungan pH
9. Uji sterilitas
10. Transmittan dan absorbansi ? Absorbansi adalah daya radiasi sinar yang diserap oleh larutan baik itu
larutan baku maupun blangko sementara Transmitan adalah daya radiasi sinar yang diteruskan atau yang
keluar dari kuvet dan daya radiasi sinar yang masuk ke dalam kuvet
11. uji fertilitas ? Uji fertilitas media dilakukan untuk memastikan kepekaan media uji dan indikasi
kemampuan media dalam menunjang pertumbuhan mikroorganisme dalam jumlah kecil, uji ini sering disebut
dengan control positif (mungkin harus ditambah cara dan prinsip).
12. Kromatografi
17. fase diam klt analitik? Silika, kalau KLT preparative biasanya pake alumina
19. Spektrofotometri
25. Sbr
26. Metode menentukan kadar senyawa
BSL 1- laboratorium yang digunakan untuk menguji mikroorganisme yang tidak atau jarang menyebabkan
penyakit pada manusia. Selain itu, potensi bahaya terhadap peneliti dan lingkungan dapat diminimalisir.
Mikroorganisme yang dimaksud, seperti Escherichia coli K12, Lactobacillus sp., Stapylococcus epidermis
Bacillus subtillis, Asporogenic bacillus, Adenovirus-associated virus (AAV), Boculoviruses, Herpes virus
saimiri.
BSL-2- Meneliti mikroogranisme yang menyebabkan penyakit pada manusia , menyebabkan penyakit tapi
tidak serius dan terdapat tindakan pencegahan dan pengobatan dari penyakit yang ditimbulkan sehingga
tidak tergolong dalam bahaya yang serius untuk peneliti maupun lingkungan. Mikroorganisme yang diuji
ialah, Malaria, rabies, polio, campak, dengue, Escherichia coli, Neisseria meningitides, Treponema pallidium,
Cryptoccoccus neoformus, Ascaris sp., Leishmania sp, Adenovirus, Hepatitis A, B, C, D, dan, E. Berbeda
dengan BSL – 1, peralatan keamanan, fasilitas, dan desain konstruksi yang digunakan pada BSL – 2 sedikit
ditingkatkan. Sebab, laboratorium BSL – 2 digunakan untuk uji klinis, diagnostik, pembelajaran, dan pekerjaan
laboratorium dengan mikroorganisme risiko 2
BSL 3- laboratorium yang digunakan untuk meneliti mikroorganisme penyebab penyakit serius dan
mematikan manusia. Pun, tindakan pencegahan serta pengobatannya ada sehingga risiko terhadap individu
cenderung tinggi namun pada lingkungan atau komunitas rendah. Mikroorganisme yang diteliti, di
antaranya Brucella sp., Coxiella burnetii, Mycobacterium tuberculosis, Coccodiodes immitis, Hanta virus,
Monkey pox, tuberculosis, HIV, SARS, thypus, Avian influenza. Pada laboratorium ini, dibutuhkan
perlengkapan keamanan, fasilitas, dan desain konstruksi yang dapat digunakan untuk uji mikroorganisme
dengan risiko sedang – tinggi, juga berisiko menyebar lewat udara. Oleh karena itu, laboratorium ini umumnya
jauh dari pemukiman masyarakat serta dibutuhkannya dekontaminasi setelah bekerja di BSL – 3.
BSL 4- Menguji mikroorganisme penyebab penyakit serius dan mematikan. Belum ada pencegahan, pun
pengobatan sehingga risiko terhadap individu dan lingkungan tinggi. Berikut yang tergolong dalam
mikroorganisme BSL – 4, Lassa virus, Machupo virus, Ebola virus, Marburg virus, Herpes virus simiae, balivian
Hemorrhagic fever virus. Pada laboratorium tingkat ini, diperlukan tingkat keamanan dan fasilitas yang ketat.
Tidak hanya diakibatkan pencegahan serta pengobatannya belum ditemukan, tetapi juga dapat menyebar
melalui udara. Kemudian itu, mikroorganisme tersebut dapat menimbulkan risiko infeksi melalui selaput
lendir, paparan kulit, dan tetesan sampel. Akibatnya, letak laboratorium BSL – 4 perlu terisolasi dari komplek
Gedung penelitian dengan manajemen pembuangan limbah dan udara laboratoriumb yang memadai.
33. Perhitungan M
35. KCKT
39. Spektrofluorometri
4. Spektro IR
Cf −CA
% perolehan kembali= x 100 %
Ca
Cf = konstransi yang diperoleh dari pengukuran
AxM
MVC=
K
MVC : Minimum valid concentration (konsentrasi minimum)
A : Sensitifitas dari lisat yaitu nilai terkecil dari standar untuk pengujian kuantitatif
MVC biasanya digunakan untuk sediaan dengan batas endotoksin dinyatakan dengan EU/mg dan dosis
dinyatakan dinyatakan dengan mg/kg BB
CxK
MVD=
MxA
MVD : Minimum valid Dilution (pengencer maksimum)
C : konsentrasi obat
M : dosis maks
MVD biasanya digunakan untuk sediaan yang berbentuk cairan dimana pemberian dinyatakan dalam per
mililiter
EL = K/M
EL : endotoksin limit
4. menghitung mol
9. Refraktometri
Refraktometer Abbe adalah refraktometer untuk mengukur indeks bias cairan, padatan dalam cairan atau
serbuk dengan indeks bias dari 1,300 sampai 1,700 dan persentase padatan 0 sampai 95%, alat untuk
menentukan indeks bias minyak, lemak, gelas optis, larutan gula, dan sebagainnya, indeks bias antara
1,300 dan 1,700 dapat dibaca langsung dengan ketelitian sampai 0,001 dan dapat diperkirakan sampai
0,0002 dari gelas skala di dalam. (Mulyono,1997).
Refraktometer brix adalah refraktometer yang digunakan untuk mengukur konsentrasi padatan terlarut
dari gula, garam, protein dan lebih spesifiknya untuk makanan dan cairan ideal untuk control kualitas. Hand
refraktometer brix digunakan untuk gula 0-32%. (Anonim, 2015)
Refraktometer salt digunakan untuk mengukur konsentrasi garam dari air atau air garam. Hand
refraktometer salt untuk NaCl 0-28%. (Anonim, 2015).
Prinsip kerja dari refraktometer analog maupun digital yaitu cahaya yang masuk ke prisma memiliki
karakteristik yang unik. Setiap karakteristik cahaya memiliki nilai pada skala dalam satuan yang dikenal
sebagai °Brix indikasi lampu bahwa tidak digunakan saat melewati prisma yaitu ketika cahaya masuk kedalam
prisma dalam kondisi yang kering, bidang pandang pada refeaktor analog secara keseluruhan akan berwarna
biru. Sedangkan pada refraktometer digital, ditandai dengan pesan error atau tidak ada yang akan muncul.
Untuk pengukuran air murni pada refraktometer harus menghasilkan pembacaan 0 (nol). Suatu larutan yang
mengandung sukrosa jka ditempatkan dipermukaan prisma maka akan mengubah arah cahayanya secara
signifikan. Bergantung pada jumlah sukrosa dalam larutan °brix akan berkisar dari 0 sampai 25+.
Refraktometer analog handled nyaman karena tidak memerlukan sumber energy. Namun mereka mungkin
tidak akurat jika digunakan di luar rentang suhu tertentu. Refraktometer yang sudah lama akan memberikan
pembacaan yang akurat hanya ketika suhu berada pada 68 °F (20°C). ketiha suhu diatas atau dibawah
optimum, meja koreksi (correction table) diperlukan untuk menentukan °Brix sebenarnya. Pembacaan pada
refraktometer bias menurun hingga 0,89 °Brix ketika suhu 50 °F (10 °C) jika factor koreksi tidak dilakukan
Apabila pancaran cahaya terjadi hanya selama proses eksitasi maka disebut fluoresensi, sedang apabila
pancaran cahaya terjadi terus menerus meskipun tidak ada penambahan energi disebut fosforesensi.
Fluoresensi terjadi ketika molekul di tingkat energi vibrasi terendah dari keadaan elektronik tereksitasi
kembali ke keadaan elektronik energi yang lebih rendah dengan memancarkan foton. Karena molekul kembali
ke keadaan dasar mereka dengan mekanisme tercepat, fluoresensi hanya diamati jika itu adalah cara yang
lebih efisien relaksasi daripada kombinasi konversi internal dan relaksasi getaran. Suatu molekul dalam tingkat
energi vibrasi terendah dari triplet tereksitasi keadaan elektronik biasanya menurunkan ke keadaan dasar
dengan persimpangan intersystem ke keadaan singlet atau dengan konversi eksternal. Phosphorescence
diamati ketika relaksasi terjadi oleh emisi foton.
FLUORESENSI : Pemancar Kembali Sinar Oleh Molekul yang Telah Menyerap Energi Sinar Dalam
Waktu Yang Sangat singkat Setelah Terjadi Penyerapan
FOSFORESENSI : Pemancaran Kembali Sinar Olehmolekul Yang Telah Menyerap Energi
sinar Dalam Waktu Yang Relatif Lebih lama
Fluoresensi : pemancaran sinar dari S1 (singlet) ke S0 (dasar) dalam waktu yang singkat sekitar 10 -8
detik
Fosforesensi : proses suatu molekul transisi atom sampai pada emisi itu dalam T1 (triplet) ke S0
yaktunya lebih lama yaitu sekitar 10-4 detik.
9. ttg sampling
9. yg ngitung hcl. Hitung untuk membuat HCl 0.05M dari HCl pekat 36.9%
Pelarut polar mengurangi gaya tarik-menarik antara ion dalam kristal yang bermuatan berlawanan
seperti natrium klorida.
Pelarut polar memecahkan ikatan kovalen pada elektrolit kuat dengan reaksi asam basa karena
pelarut ini bersifat amfiprotik.
adanya gaya interaksi dipol, terutama pembentukan ikatan hidrogen, yang menyebabkan kelarutan
dari senyawa tersebut.
Pelarut non polar tidak dapat mengurangi gaya tarik menarik antara ion-ion elektrolit karena
tetapan dieletriknya rendah.
Pelarut non polar juga tidak bisa memecahkan ikatan kovalen dan tidak dapat mengionisasi
elektrolit lemah karena pelarut nonpolar termasuk dalam golongan pelarut aprotik.
Pelarut non polar tidak dapat membentuk jembatan hidrogen dengan nonelektrolit.
Senyawa nonpolar dapat melarutkan zat terlarut nonpolar dengan tekanan dalam yang sama
melalui interaksi dipol induksi.
Molekul zat terlarut tetap berada dalam larutan dengan adanya gaya sejenis yaitu gaya van der
Waals - London yang lemah.
minyak dan lemak larut dalam karbon tetraklorida, benzena dan minyak mineral.
Alkaloida basa dan asam lemak larut dalam pelarut nonpolar.
9. fase diam kromatografi kertas : berupa air yang terikat pada selulosa kertas
9. penampak bercak
Pembuatan lar simplisia : 1 g bubuk simplisia + etanol 25 ml + esktraksi selama 1 jam dengan
pengaduk magentik stirrer + disaring kedalam labu 25 ml + etanol 70% ad tanda batas
Pembuatan lar uji : 0,2 g ekstrak + etanol 25 ml + aduuk dengan magnetic stirrer selama 30 menit +
disaring kedalam labu 25 ml + etanol ad tanda batas
Pembuatan lar pembanding : 10 mg pembanding + etanol 25 ml (ad tanda batas) + buat
pengenceran lar pembanding seri kadar 100,75,50 dann 25 ppm
Prosedur : pipet masing2 larutan 0,5 + 1,5 ml etanol + 0,1 ml alumunium klorida + 0,1 ml asam
asetat + 2,8 ml air + kocok dan diamkan selamma 30 menit pada suhu ruang. Ukur serapanya pada
Panjang gelombang max.
Lakukan pengkuran balnko tanpa penambahan alumunium klorida
9. gugus kromofor
Gugus kromofor adalah gugus senyawa radikal yang terdiri dari ikatan ganda terkonjugasi yang mengandung
elektron
3. Senyawa dikatakan murni jika (pilihannya kaya hasil klt 1 bercak, titik lebur nya berada pada rentang 2, dll)
3. Ada produk diuji BA in vivo diuji dgn 2 klmpk berbeda - parallel, crosslink, multi..
10. Gugus yang berperan dalam absorpsi warna di spektro UV-Vis ? kromofor
Polarimeter adalah sebuah instrumen ilmiah yang digunakan untuk mengukur sudut rotasi yang disebabkan
oleh cahaya terpolarisasi melalui substansi optik aktif. Polarimetri adalah suatu cara/metoda untuk
menganalisa gejala yang timbul akibat interaksi senyawa tertentu dengan cahaya terpolarisasi. Polerimetri
dapat digunakan untuk mengukur rotasi optik, konsentrasi sampel, dan juga untuk menghitung komposisi
isomer optik dalam campuran rasemik. Rotasi optik yang termati dapat berupa rotasi yang searah jarum jam,
rotasi ini disebut putar kanan dan diberi tanda (+), sedangkan senyawa yang diukurnya disebut senyawa
dekstro (d). Rotasi yang berlawanan dengan arah jarum jam disebut putar kiri dan diberi tanda (-),
senyawanya disebut senyawa levo (l).
21. gravimetri
Dari modul :
1. prinsip kerja instrument uv-vis, IR, AAS ( terdapat penyataan, benar atau salah.
Molekul disinari radiasi elektromagnetik maka terjadi interaksi antara sumber radiasi dan molekul kemudian
energi dari radiasi itu akan diserap oleh molekul. Ketika energi terserap oleh molekul maka didalam molekul
terjadi transisi elektronik dari energi rendah menjadi energi yang lebih tinggi, sehingga terjadi lah ekstasi.
4. kesetaraan reaksi
5. prinsip titrasi asam basa bebas air dan argentometri (volhard, mohr, dan fajans) Pelarut yang digunkan,
contoh sampel, digunakan pada kondisi
8. validasi dan metode robustness ? pengukuran kemampuan metode untuk tidak terpengaruh oleh variasi
kecil tetapi disengaja dalam parameter procedural yang tercantum dalam dokumentasi prosedur dan
memberikan indikasi kesesuaian selama penggunaan normal. Ketahanan dievaluasi dengan melakukan
evaluasi parameter2 seperti presentase pelarut organic, ph, suhu, dll. Menurut ICH dapat juga di ukur dengan
uji kesususaian system yang direfleksikan dengan RSD.
Pergeseran batokromik : merupakan pergeseran absorban ke daerah Panjang gelombang yang lebih
Panjang karena adaanya substitusi atau efek pelarut.
Pergeseran hipsokromik : merupakan pergeseran absorban ke daerah Panjang gelombang yang lebih pendek
karena adanya substitusi atau efek pelarut.
Essay
Perhitungan kadar asam mefenamat 500mg pada spektro yang rata-rata 10 tablet..... g dengan basorbansi
0,2345 pada panjang gelombang 245nm dan Absortivitasjenis jika diketahui 19,5 berapa kadar asam
mefenamat per tab. Memenuhi syarat atau tidak, diberitahukan rentang memenuhi syaratnya
13. prinsip HPLC, spektro UV-Vis, potensiometri, FTIR
8. indeks scovile
Skala scovile adalah ukuran tentang kepedasan cabai. BUah genus capsicum (cabai) mengandung kapsaisin,
suatu bahan kimia yang merangsang ujung saraf penerima pedas dilidah dan jumlah satuan pedas (Scoville).
9. biloks
10. ada struuktur yang punya ikatan terkonjugasi, diidentifkasi pakaii apa? Jelaksan alas an dan prinsip ttg
instrument tsb
11. ada struktur yang tidak punya ikaatan terkonjugasi (sama kek no 10)
12. tablet pct (500 mg dietiket) akan diuji kanndungannya. 20 tab ditimbang lalu diserbukkan (beratnya lup
a), diambil sebagaian serbuk (ada beranya lupa), dilarutin dalam 10 ml air, diencerin jadi 100 ml, dianalisis
pakai kckt (kalauu ga salah), didapatkan nilai AUC nya. Diberiikan juga tabel berisi 5 data auc dan
konsentrasunta. Syarat penerimaan pct menurut FI adalah 80%, pertanyaanya apakah tab pct tsb memenuhi
syarat?
8. Kecepatan biotransformasi obat dipengaruhi oleh konsentrasi obat, fungsi hati, usia, genetic, dan
pemakaian
2. ibuprofen dianalisis dengan spektrofotometri. Dikasi tau rata2 bobot 1 tablet, mg sample, pengenceran,
absorbansu dan A(1%, 1 cm), ditanya berapa mg ibuprofen per tab dan jika tab mengandung 500 mg dalam
etiket dengan syarat FI 90-110% apakah hasil memenuhi syarat?
8. ada 2 struktur kimia. Metode spektroskopi apa yg digunakan untuk identifikasi dan analiss kadar nya,
beserta alasanya
Hub Ksp dan s : jika semakin kecil nilai kelarutan suatu zat maka zat tersebut semakin sukar larut
dalam pelarutnya. Jika pelarutnya dalah air maka nilai ksp nya juga semakin kecil. Sebaliknya, jika semakin
besar nilai kelarutan suatu zat maka tersebut semakin mudah larut.
3. yang tidak digunakan unttuk uji identifiikasi? HPLC,, UV Vis, FTIR atau elektrotermal
4. Metode gutzeit untuk apa ? untuk identifikasi arsen, uji gutzeit pada dasarnya adalah suatu modifikasi dari
uji marsc dimana perbedaan utamanya adalah bahwa hanya satu tabung reaksi yang diperlukan arisinna
dideteksi dengan perak nitrat atau merkurium (II) klorida. Prinsip uji gutzeit adalah reaksi antara gas arsin,
AsH3 dengan ion Ag+ menghasilkan endapan berwarna hitam
8. prinsip spektro UV
7. kalau senyawa pka nya 8,2 maka dititrasi make ? asam kuat, titrasi TBA/ basa kuat, TBA/Asam kuat, dalam
air/ Basa kuat, dalam air
8. Aktivitas biologi obat dengan struktur tidak spesifik banyak disebabkan oleh sifat fisika molekul obat seperti
kelarutan, derajat ionisasi, aktivitas permukaan dan termodinamika. Aktivitas biologis obat juga dipengaruhi
oleh sifat kimia fisika molekul obat seperti pada proses distribusi obat dan interaksi obat dengan reseptor.
Proses distribusi obat dengan penembusan membran biologis dipengaruhi oleh sifat lipofil molekul obat,
kelarutan, derajat ionisasi, dan pH.
8. HAS didukung oleh banyak factor seperti perbedaan keadaan pengukuran parameter kimia, fisika, biologis,
farmakodinamika (proses absorpsi, distribusi, metabolisme da ekskresi), bentuk sediaan obat, dan sebagainya.
8. Syarat-syarat berikut ini harus dipenuhi untuk mendapatkan hasil analisis secara volumetri
yang shahih:
Penisilin yang tahan asam, karena adanya gugus penarik electron seperti gugus fenoksi yang terikat
pada rantai samping amino. Gugus tersebut mencegah penataulangan penisilin menjadi asam penilat
yang terjadi dalam suasana asam.
Penisilin yang tahan terhadap β-laktamase, karena adanya gugus meruah (bulky) pada rantai samping
amino, misalnya cincin aromatic yang pada kedudukan orto mengandung gugus halogen atau metoksi
Penisilin dengan spektrum luas yaitu karena ada gugus hidrofil seperti NH2 pada rantai samping
sehingga penembusan obat melalui pori saluran protein membran terluar bakteri gram-negatif
menjadi lebih besar.
Penisilin yang aktif terhadap bakteri gram negatif dan Pseudomonas aeruginosa disebabkan adanya
gugus asidik pada rantai samping seperti COOH, SO3H, dan –NHCO-.
Penisilin yang bekerja sebagai prodrug (pra-obat), didapatkan melalui cara-cara berikut ini :
dibuat dalam bentuk garamnya, contoh: prokain penisilin G, dan benzatin penisilin G;
menutupi gugus amino bebas, missal yang terdapat pada struktur ampisilin, dengan membentuk
garam amida yang akan diurai kembali pada in vivo contoh : piperasilin, azlosilin, mezlosilin dan
apalsilin;
membentuk ester pada gugus karboksil yang terikat pada atom C3, contoh bakampisilin,
pivampisilin, dan talampisilin.
Contoh : Jika 50,0 ml HCl 0,1 M dititrasi dengan NaOH 0,1 M hitung pH pada saat mulai titrasi dan pada
saat titik ekivalen dan setelah penambahan 10,0 ml, 50, 0 ml dan 60,0 ml.
4) Cara mengidentifikasi senyawa Tiamin HCl adalah Reaksi tiokrom (penambahan K3Fe(CN6)2 dan NaOH
serta pelarut organic) menghasilkan snyawa yang berfluoresensi
6) Cara mengindentifikasi Pyridoksin HCl adalah penambahan FeCl3 menghasilkan warna merah darah
1) uji pendahuluan
a). organoleptiis : lakukan pengamatan terhadap bentuk, warna, bau dan rasa masing-masing sampel obat
yang diidentifikasi.
b) kelarutan : menyiapkan 2 tab reaksi yang masing2 diisi oleh zat uji kemudian tab 1 tambahkan aquadest,
kocok dan amati, sementara tab 2 tambahkan etanol, kocok dan amtai, catat hasil uji kalarutan
c). uji keasaman : Sepotong kecil kertas lakmus merah dan biru dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang
berisi larutan zat uji (hasil pengamatan uji kelarutan dalam air). Amati perubahan warna lakmus dan catat
hasil uji
Senyawa karbohidrat adalah senyawa yang hanya mengandung unsur C, H, dan O oleh karena
itu hasil uji unsur akan memberikan pengamatan yang negatif. Dengan demikian tidak
diperlukan uji unsur untuk membedakan senyawa- senyawa yang termasuk dalam golongan
karbohidrat.
Senyawa asam yang identifikasi dalam praktikum ini adalah senyawa yang hanya mengandung
unsur C, H, dan O, oleh karena itu tidak diperlukan uji unsur untuk membedakan senyawa-
senyawa yang termasuk dalam golongan asam ini.
zat uji didestruksi dg logam Na,
jika + FeSO4 segar + 1 tetes FeCl3 + 5 tetes HCl. Kalau terbentuk endapan biru berarti ada ion
sianida (CN-)yang berarti sampel positif mengandung unsur N.
jika + natrium nitroprussida, jika larutan berwarna ungu berarti ada ion sulfida (S2-) yang
berarti sampel positif mengandung unsur S. juga dpt diuji dg cara + timbal asetat, jika trbntuk
endapan hitam posistif mengandung unsur S
jika + AgNO3, jika terjadi endapan maka ada ion halida (endapan putih berarti ada ion klorida,
endapan putih
kekuningan berarti ada ion bromida, dan endapan kuning berarti ada ion iodida).
a) laruyan zat uji + molisch : Reaksi positif karbo ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu
b) lar zat uji + lakmus biru : Perubahan warna menjadi biru menunjukkan zat uji bersifat asam (golongan
asam).lar zat uji + etanol dan as sulfat pekat : Terbentuknya bau ester menunjukkan positif asam
karboksilat
c). lar zat uji + besi (III) klorida : Hasil uji berwarna ungu sampai merah menunjukkan senyawa golongan
fenol (parasetamol biru keunguan, salisilamid ungu, nipagin ungu muda)
d) lar zat uji + HCL + kalium iodo bismutat asetat :, Hasil uji menunjukkan bahwa piridoksin hidroklorida
hanya membentuk larutan jingga, kofein dan tiamin hidroklorida memberi endapan jingga. Jika + HCL +
Mayer : kuning posistif alkaloid, jik a+ HCL + Bouchardat : endp coklat positif alkaloid
a). larutan zat uji + fehling : jika terbentuk endapan merah bata maka zat uji positif bersifat gula pereduksi.
Lanjut (kalau posistif gula pereduksi) : larutan zat uji + pereaksi ammonia : Terbentuknya larutan
berwarna merah menunjukkan positif Laktosa, kalau kuning glukosa
Lanjut (kalau negatif gula pereduksi) : larutan zat uji + larutan iodium 0,1 N : Terbentuknya warna biru
menunjukkan positif amilum. Lar zat uji + pereaksi seliwanof : Terbentuknya warna merah
menunjukkan positif sukrosa.
b).Zat uji mudah larut dalam air (zat uji adalah asam sitrat dan asam laktat)
zat uji + netralkan dg indi PP + CaCl : Terbentuknya endapan putih setelah pendidihan menunjukkan
positif asam sitrat dan asam tartrat.
Lar zat uji + kristal kalium bromida dan ± 10 mg kristal resorsin + 1 ml asam sulfat pekat (kerjakan di
lemari asam). : Terbentuknya larutan berwarna biru kehitaman menunjukkan positif asam tartrat
(merupakan reaksi pembeda dengan asam sitrat)
- t uji mudah larut dalam etanol (asam benzoat dan asam salisilat)
Lar zat uji + etanol + besi (III) klorida : Terbentuknya warna ungu menunjukkan positif salisilat.
Lar zat uji + netralkan dg ind PP + ammonia hingga warna pink + besi (III) klorida : jika perlu panaskan di
atas api langsung hingga mendidih. Terbentuknya endapan kuning menunjukkan positif asam benzoat
(asam salisilat tetap ungu).
Lar zat uji + asam klorida 2 N. Didihkan selama beberapa saat (± 3 menit), dinginkan + beberapa tetes
larutan kalium bikromat 0,1 N : terbentunya warna ungu menunjukkan zat uji positif parasetamol
lar zat uji + 2 ml larutan natrium hidroksida 2 N. Panaskan secara perlahan-lahan di atas api
langsung, terbentuk amoniak yang dapat diuji dengan kertas lakmus merah yang telah dibasahi dengan air.
Pengujian dilakukan dengan menyentuhkan kertas lakmus merah tersebut pada uap yang keluar pada
mulut tabung reaksi. Adanya amoniak akan mengubah lakmus merah jadi biru. Uji inimenunjukkan zat uji
positif salisilamida.
Zat uji + 2 ml etanol 95%. Didihkan di atas penangas air, + tetes larutan raksa (II) nitrat : terbentuknya
endapan dan cairan berwarna merah diatasnya menunjukkan nipagin.
d).
tambahkan 1,5 ml hydrogen peroksida dan 5 tetes asam sulfat pekat, panaskan di penangas air sampai
kering.
Residu/sisa ditambah beberapa tetes amoniak 6N, terbentuk warna merah-ungu menunjukkan kofein
Lar uji + larutan perak nitrat, terbentuknya endapan putih menunjukkan adanya ion klorida dalam zat uji
(positif sebagai garam klorida)
Lar uji + 1 ml larutan zat uji, tambahkan beberapa tetes larutan besi (III) klorida. Terbentuknya larutan
merah darah secara perlahan-lahan menunjukkan piridoksin hidroklorida
lar uji + 1 ml larutan timbal asetat 10% dan 2 ml larutan natrium hidroksida 2 N. Terbentuk warna
kuning/jingga, setelah dipanaskan terbentuk endapan hitam kecoklatan menunjukkan tiamin hidroklorida.
8. Aminoglikosida
Posisi C6 dan C2 merupakan target dari penginaktifan enzim bakteri. Ada sustitusi
Hilangnya gugus 3-OH atau 4-OH atau keduanya tidak mempengaruhi aktivitas
enzim.
aktivitas antibakteri.
b. Pemindahan posisi gugus nitro dari posisi para juga akan menurunkan
aktivitas antibakteri.
lainnya akan menghasilkan senyawa yang kurang poten, meski aktivitas utama
tetap ada.
Modifikasi 1,3 propanadiol , bila gugus alkohol pada C1 diubah akan menurunkan
aktivitas. Sehingga adanya gugus alkohol pada senyawa ini penting untuk
aktivitas antibakterinya.
ini merupakan obat pilihan untuk pengobatan demam tifoid akut yang disebabkan oleh
Salmonella sp. Kloramfenikol diisolasi dari Streptomyces venezuele oleh Ehrlich et al pada
modifikasi struktur turunan asam salisilat telah dilakukan melalui empat jalan, yaitu:
1. Mengubah gugus karboksil melalui pembentukan garam, ester atau amida. Turunan
tipe ini memiliki efek antipiretik rendah dan lebih banyak untuk penggunaan setempat
sebagai counterirritant dan obat gosok karena di absorbs dengan baik melalui kulit.
2. Substitusi pada gugus hidroksil, Contoh : asam asetil salisilat ( aspirin ) dan salsalat.
3. Modifikasi pada gugus karboksil dan hidroksil. Modifikasi ini berdasarkan pada prinsip
4. Memasukan gugus hidroksil atau gugus yang lain pada cincin aromatik atau mengubah