Professional Documents
Culture Documents
Merawat Kucing Diare
Merawat Kucing Diare
Mengatasinya
Ada beberapa hal yang menyebabkan kucing mengalami diare, di antaranya:
1. Pola Makan
Penyebab kucing diare yang pertama adalah pola makan. Nutrisi tidak seimbang
atau pakan yang sudah tercemar bisa memicu masalah pencernaan.
Kucing diare juga bisa karena infeksi virus dan bakteri. Pada beberapa kasus,
infeksi virus dan bakteri pada kucing bahkan menyebabkan gastroenteritis atau
radang saluran pencernaan.
Jika kucing kamu mengalami diare disertai gejala seperti muntah dan
berkurangnya nafsu makan, segera hubungi dokter hewan.
3. Keracunan Makanan
4. Pankreatitis
Pankreatitis yang terjadi pada kucing sering kali disertai peradangan hati dan
usus. Peradangan terkait pankreatitis akut memungkinkan enzim pencernaan
tumpah ke dalam rongga perut dan menimbulkan banyak gejala, termasuk
diare.
5. Parasit Cacing
Beberapa jenis parasit internal yang menyebabkan masalah pada kucing, yaitu
cacing gelang, cacing jantung, cacing pita, dan cacing tambang.
Disampaikan dokter Jepriadi, penyebab diare itu multifaktor dan cacing parasit
bisa menjadi salah satu penyebabnya, khususnya cacing parasit gastrointestinal.
Cara mengatasi kucing diare yang pertama adalah mengatur pola makan.
Berikan makanan kucing dalam porsi kecil, tetapi lebih sering. Jangan biarkan
kucing sampai kelaparan.
Kamu bisa memberikan makanan kecil, hambar, dan teratur, seperti ayam rebus
atau ikan putih tanpa tulang. Jangan memberikan kucing makanan yang
berlemak. Dokter hewan biasanya menyarankan makanan kaleng khusus untuk
sakit perut.
2. Penuhi Kebutuhan Air Bersih
Kucing yang diare biasanya lebih sering minum untuk menghindari dehidrasi.
Untuk memudahkannya menggapai air, taruh wadah minum dekat lokasi kucing
biasa beristirahat.
Kucing yang diare sering merasa lebih lelah dan butuh istirahat lebih banyak
dari biasanya. Namun, jika tubuhnya tampak sangat lesu, segera bawa ke dokter
hewan.
Setelah kondisi kucing mulai membaik dan fesesnya lebih padat, kamu bisa
perkenalkan kembali makanan normalnya secara bertahap.
Jika mengalami diare, anak kucing, kucing tua, kucing dengan penyakit kronis,
dan kucing hamil memiliki risiko lebih tinggi serta berbahaya. Selain itu, kucing
yang dibiarkan diare lebih dari 24 jam memiliki risiko kematian lebih tinggi.
Sebaiknya, rutin periksa bak pasir untuk mengetahui perubahan feses kucing.
Perhatikan apakah feses berbentuk encer, begitu juga dengan jumlah dan
frekuensinya, apakah meningkat dari biasanya atau normal.
Jika ada gejala diare, pantau pergerakan kucing selama 24 jam. Kucing yang
mengalami diare ringan kurang dari sehari masih bisa ditangani di rumah.
Namun, kalau sudah lebih dari 24 jam disertai gejala seperti muntah, lesu,
kehilangan nafsu makan, dan kurang aktif, segera bawa kucing ke dokter hewan.
Source
https://www.klikdokter.com/info-sehat/kesehatan-hewan/penyebab-kucing-diare