You are on page 1of 2

PEMBERIAN OKSITOSIN UNTUK INDUKSI DAN

STIMULASI

Halaman
No. Dokumen No. Revisi
Page 1 of 2
STANDAR Ditetapkan oleh,
PROSEDUR Tanggal Terbit Direktur
OPRASIONAL

PENGERTIAN Oksitosin alami adalah hormon peptid yang diproduksi oleh


hipotalamus dan dilepaskan hipofisis posterior yang mempunyai efek
merangsang kontraksi uterus.
Oksitosin yang digunakan untuk induksi dan stimulasi adalah
preparat injeksi oksitosin sintetik yang mempunyai efek sama dengan
oksitosin alami.
TUJUAN Memasukkan preparat oksitosin ke dalam tubuh sampai mencapai
kadar tertentu sehingga menimbulkan kontraksi uterus yang adekuat
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Nomor … Tentang
Kebijakan Tindakan Pemberian Oksitosin untuk Induksi dan
Stimulasi di RS
PROSEDUR Persiapan Alat :
1. Cairan Infus RL
2. Oksitoksin 10 IU ( Dosis ½ ampul)
3. Kateter steril
Langkah – langkah
1. Dokter memberikan penjelasan kepada pasien dan atau keluarga
secara lisan mengenai tujuan dan risiko pemberian preparat
oksitosin, dan selanjutnya menandatangani formulir persetujuan
tindakan medis (informed consent).
2. Dokter dibantu perawat/ bidan melakukan pemeriksaan obstetri,
tanda vital dan kesejahteraan janin (kardiotokografi)
3. Perawat/bidan melakukan pemasangan infus dengan cairan RL
(500 ml) yang telah diisi dengan oksitosin 5 IU.
4. Dokter menentukan dosis awal dengan kecepatan rendah, yaitu 4
mIU/menit (8 tetes/menit), dan menaikkan dosis secara bertahap 2
mIU/menit (4 tetes/menit) tiap 15 menit sampai mencapai his
yang efektif yaitu kontraksi dengan interval 2-3 menit dan durasi
50-55 detik. Tetesan dapat dinaikkan sampai dosis maksimal yaitu
30 mlU/menit (60 tetes/menit).

PEMBERIAN OKSITOSIN UNTUK INDUKSI DAN


STIMULASI

Halaman
No. Dokumen No. Revisi
Page 2 of 2

5. Dokter/ bidan melakukan observasi terhadap pasien dan denyut


jantung janin (DJJ) tiap 15 menit, bila dianggap perlu
dilakukan monitoring DJJ secara kontinyu dengan
kardiotokografi.
6. Dokter mengurangi atau menghentikan pemberian preparat
oksitosin jika kontraksi menjadi terlalu kuat, berkepanjangan
atau frekuensinya berlebihan, tonus uterus meningkat atau
terjadi perubahan DJJ (fetal distress).
7. Dokter melakukan pemeriksaan bimanual ulang bila infus
habis, atau ada indikasi (ketuban pecah, atau pasien tampak
ingin mengejan).
PROSEDUR
8. Dokter menilai respon pemberian preparat oksitosin dengan
melakukan pemeriksaan his dan bimanual, selanjutnya
dilaporkan ke konsulen obgin.
9. Dokter menyatakan pemberian preparat oksitosin gagal bila
setelah dosis total 5 IU Oksitosin (1 botol) habis tetapi tidak
memberikan respon yang diharapkan.
10. Dokter mengawasi komplikasi maternal maupun janin yang
mungkin terjadi, antara lain: sindrom hiperstimulasi, ruptura
uteri, intoksikasi air, fetal distress, dll. Penanganan sindrom
hipertimulasi berupa pemberian antidotum yaitu selain
menghentikan pemberian preparat oksitosin dan memberikan
suntikan terbutalin intravena dengan dosis 0,25 mg (1 ampul)
UNIT TERKAIT Kamar bersalin
ICU/ICCU

You might also like