You are on page 1of 35

POJK mengenai Penilaian Tingkat

Kesehatan BPR dan BPRS


Latar Belakang
Penilaian TKS BPR/S perlu disempurnakan untuk meningkatkan efektivitas penerapan manajemen risiko dan tata kelola
sehingga permasalahan BPR/S dapat diidentifikasi lebih dini dan tindak lanjut yang lebih sesuai dan tepat…

POJK 3/2022 merupakan


penyempurnaan atas SK Direksi Bank Indonesia No.30/12/KEP/DIR tahun 1997 tentang Tata Cara Penilaian TKS BPR
ketentuan:
POJK 20/POJK.03/2019 tentang Sistem Penilaian TKS BPRS

Ketentuan TKS BPR dan BPRS perlu Perkembangan digitalisasi dan inovasi Penerbitan Ketentuan Tata Kelola dan Sejalan dengan MPSJKI 2015-2019
direview dan diintegrasikan sejalan produk BPR/S Profil Risiko
dengan kondisi BPR/S

• Penilaian TKS BPR/S menitikberatkan • Perkembangan landscape dan • OJK telah menerbitkan POJK penerapan • Penerapan pengawasan berbasis risiko
past performance ecosystem perbankan selama dan pasca profil risiko dan tata kelola bagi BPR/S bagi BPR/S berdasarkan kelasnya
pandemi telah mengubah bisnis proses yang merupakan bagian dari faktor termasuk penilaian TKS
• Indikator penilaian terbatas dengan
bank ke arah digital yang juga yang digunakan dalam penilaian tingkat • Telah dikembangkan pola pengawasan
metode mekanistis dan rigid
merambah BPR/S disertai pergeseran kesehatan berdasarkan risiko namun BPR/S berdasarkan risiko yang
• Belum forward looking eksposur risikonya belum terintegrasi dalam penilaian berpengaruh terhadap penyesuaian
• Perubahan paradigma pengaturan yang • Perkembangan produk dan layanan CAMEL saat ini siklus pengawasan dan memerlukan
mengarah ke principle based dan berbasis digital yang semakin marak, penyempurnaan metode penilaian
pengawasan BPR/S yang mengacu pada serta profil risiko yg semakin kompleks tingkat kesehatan BPR/S.
pendekatan risk based menuntut penilaian kondisi BPR/S lebih
komprehensif dgn memperhatikan
aspek risiko dan governance

Memperkuat industri BPR/S untuk menuju BPR yang agile, adaptif, kontributif, dan resilient, dalam memberikan
akses keuangan kepada UMK dan masyarakat
2
Struktur POJK No.3/POJK.03/2022

29 Pasal Pokok Pengaturan

Bab 1 Bab 5 1) Perubahan Faktor Penilaian TKS


Ketentuan Tindak Lanjut
Umum Hasil TKS

Profil Risiko Tata Kelola Rentabilitas Permodalan


Bab 6
Bab 2 2) Periode Penilaian TKS
Ketentuan Lain-
Penilaian TKS BPR Bulanan
Lain
Semesteran
BPRS Triwulanan

Bab 3 Bab 7 3) Pelaporan


Mekanisme Ketentuan
Peralihan Self Assessment Rencana Tindak
Penilaian TKS

4) Pemberlakuan

Bab 4 Bab 8
Ketentuan Parallel Run: Des 2022 Implementasi Penuh: Des 2023
Peringkat TKS
Penutup

3
Pokok Pengaturan POJK
1. Ketentuan Umum dan Definisi
Bab 1
Ketentuan BPR adalah bank konvensional yang dalam Tingkat Kesehatan BPR dan BPRS adalah hasil penilaian kondisi BPR
Umum kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas dan BPRS yang dilakukan terhadap faktor profil risiko, tata kelola,
pembayaran. rentabilitas, dan permodalan BPR dan BPRS
Bab 2
Penilaian TKS
BPRS adalah bank syariah yang dalam kegiatan Peringkat Komposit adalah peringkat akhir hasil penilaian Tingkat
usahanya tidak memberikan jasa dalam lalu Kesehatan BPR dan BPRS
Bab 3
lintas pembayaran.
Mekanisme
Penilaian TKS
2. Kewajiban Memelihara TKS BPR dan BPRS
Bab 4
Peringkat TKS
BPR/S wajib memelihara dan/atau meningkatkan TKS BPR/S dengan
Bab 5 menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko dalam
Tindak Lanjut melaksanakan kegiatan usaha serta prinsip Syariah bagi BPRS.
Hasil TKS

Bab 6 Direksi dan Dewan Komisaris wajib memastikan upaya untuk memelihara
Ketentuan dan memantau TKS dan melakukan langkah yang diperlukan untuk
Lain-Lain memelihara dan/atau meningkatkan TKS
Bab 7
Ketentuan
Peralihan • TKS BPR dan BPRS digunakan sebagai salah satu sarana dalam melakukan evaluasi terhadap
kondisi yang sebenarnya dan permasalahan yang dihadapi BPR dan BPRS serta menentukan
Bab 8 tindak lanjut untuk mengatasi kelemahan atau permasalahan BPR dan BPRS, baik berupa
Ketentuan tindakan perbaikan oleh BPR dan BPRS maupun tindakan pengawasan oleh OJK.
Penutup • Yang dimaksud dengan “memastikan upaya” antara lain melakukan penilaian sendiri terhadap TKS
BPR dan BPRS secara berkala di luar posisi akhir bulan Juni dan Desember.
4
Pokok Pengaturan POJK
POKOK PENGATURAN RPOJK TKS BPR/S
3. Penilaian Sendiri Tingkat Kesehatan
Bab 1
Ketentuan
Umum Topik Pokok Pengaturan
BPR dan BPRS wajib melakukan penilaian sendiri atas Tingkat Kesehatan
Bab 2 BPR dan BPRS secara lengkap dan benar sesuai dengan POJK.
Penilaian TKS Penilaian Sendiri
Semesteran Kondisi tertentu antara lain:
Bab 3 Periode Juni disampaikan paling lambat 31 Juli a. kondisi keuangan BPR dan BPRS memburuk
Mekanisme Periode Penilaian Periode Desember disampaikan paling lambat 31 Januari signifikan yang berpotensi menurunkan TKS;
Penilaian TKS b. BPR dan BPRS menghadapi permasalahan antara
• Dalam hal memenuhi kondisi tertentu berdasarkan penilaian sendiri lain risiko likuiditas dan/atau permodalan yang
Bab 4 dan/atau permintaan OJK, BPR dan BPRS wajib melakukan pengkinian dapat menyebabkan BPR dan BPRS berpotensi
Peringkat TKS penilaian sendiri Tingkat Kesehatan BPR dan BPRS sewaktu-waktu. ditetapkan dalam BDPI atau BDPK; atau
Penilaian Sewaktu- • OJK dapat meminta BPR dan BPRS untuk menyampaikan hasil pengkinian c. kondisi lain yang menurut OJK perlu dilakukan
Waktu penilaian sendiri Tingkat Kesehatan BPR dan BPRS sewaktu-waktu. pengkinian penilaian TKS antara lain berdasarkan
Bab 5
Tindak Lanjut temuan hasil pemeriksaan.
Hasil TKS
Wajib disampaikan secara daring melalui APOLO
Penyampaian
Bab 6 Penilaian Sendiri
Ketentuan
Lain-Lain

Bab 7
Ketentuan • Dalam hal terdapat perbedaan hasil penilaian TKS BPR dan BPRS yang dilakukan oleh OJK dengan
Peralihan hasil penilaian sendiri TKS BPR dan BPRS, penilaian TKS BPR dan BPRS yang berlaku merupakan
hasil penilaian Tingkat Kesehatan BPR dan BPRS yang dilakukan oleh OJK.
Bab 8 • OJK dapat melakukan komunikasi kepada BPR dan BPRS terkait dengan perbedaaan penilaian TKS
Ketentuan BPR dan BPRS antara yang dihasilkan oleh OJK dengan BPR dan BPRS
Penutup

5
Pokok Pengaturan POJK
POKOK PENGATURAN RPOJK TKS BPR/S
Bab 1
4. Mekanisme Penilaian Tingkat Kesehatan
Ketentuan
Umum BPR dan BPRS wajib melakukan penilaian Tingkat Kesehatan BPR dan BPRS dengan menggunakan pendekatan risiko dengan cakupan penilaian berdasarkan
faktor profil risiko, tata kelola, rentabilitas, dan permodalan. Penilaian dilakukan melalui analisis yang komprehensif dan terstruktur.
Bab 2
Penilaian TKS

Bab 3
Mekanisme
Penilaian TKS

Bab 4
Peringkat TKS

Bab 5
Tindak Lanjut
Hasil TKS

Bab 6 Profil Risiko


Ketentuan merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan Rentabilitas Permodalan
Lain-Lain kualitas penerapan manajemen risiko sesuai dengan • Merupakan penilaian terhadap komponen • Merupakan penilaian terhadap terhadap
POJK mengenai penerapan manajemen risiko. kinerja rentabilitas dan tingkat efisiensi komponen tingkat kecukupan permodalan
Bab 7 operasional. BPR dan BPRS.
Ketentuan • Dalam menilai faktor rentabilitas, • Dalam menilai faktor permodalan,
Peralihan mempertimbangkan aspek kualitatif antara mempertimbangkan aspek kualitatif antara
Tata Kelola
lain penilaian terhadap sumber rentabilitas, lain penilaian terhadap manajemen
Bab 8 merupakan penilaian terhadap manajemen BPR dan BPRS permodalan dan/atau kemampuan akses
kesinambungan rentabilitas, dan/atau
Ketentuan atas pelaksanaan prinsip tata kelola sesuai dengan POJK permodalan
manajemen rentabilitas
Penutup mengenai penerapan tata kelola.

6
Pokok Pengaturan POJK
POKOK PENGATURAN RPOJK TKS BPR/S
Bab 1
5. Penerapan Manajemen Risiko BPR dan BPRS
Ketentuan
Kategori BPR Jenis Risiko Pemberlakuan
Umum
4 Risiko (Kredit, Operasional,
Bab 2 Modal Inti <Rp50 M Kepatuhan, Likuiditas)
Penilaian TKS
Modal Inti ≥Rp50 M 6 Risiko (Kredit, Operasional,
Bab 3 Kepatuhan, Likuiditas, Reputasi, Smt 2 Tahun 2022
Modal Inti <Rp50 M namun Stratejik)
Mekanisme
Penilaian TKS
memiliki produk, layanan,
jasa, kegiatan lain yang
menambah eksposur risiko
Bab 4
Peringkat TKS
Kategori BPRS Jenis Risiko Pemberlakuan Produk, layanan, jasa, dan/atau kegiatan lain
yang menambah eksposur risiko antara lain:
Bab 5 2 Risiko (Kredit, Operasional) Smt 1 Tahun 2023 a. memerlukan investasi yang signifikan
Tindak Lanjut
Modal Inti <Rp50 M 4 Risiko (Kredit, Operasional, yang berpengaruh pada kinerja
Hasil TKS Smt 2 Tahun 2023
Kepatuhan, Likuiditas) keuangan BPR;
Bab 6 b. rentan atau sensitif terhadap perubahan
Ketentuan 3 Risiko (Kredit, Operasional,
Smt 2 Tahun 2022 faktor eksternal antara lain
Lain-Lain Kepatuhan)
Modal Inti ≥Rp50 M
makroekonomi, kebijakan pemerintah,
Bab 7 6 Risiko (Kredit, Operasional, tingkat persaingan; atau
Ketentuan Kepatuhan, Likuiditas, Reputasi, Smt 1 Tahun 2023
Stratejik)
c. memiliki kompleksitas tinggi
Peralihan

Bab 8 Rencana tindak dan/atau penyesuaian rencana tindak penerapan Manajemen Risiko bagi BPRS:
Ketentuan a. Modal inti >Rp50 M, diselesaikan paling lambat tanggal 30 Juni 2022
Penutup b. Modal inti <Rp50 M, diselesaikan paling lambat tanggal 31 Desember 2022.
7
Pokok Pengaturan POJK
POKOK PENGATURAN RPOJK TKS BPR/S
Bab 1
6. Penyampaian dan Publikasi Penerapan Tata Kelola BPR dan BPRS
Ketentuan
Umum

Bab 2
Penilaian TKS
BPR dan BPRS wajib menyampaikan laporan penerapan tata kelola sesuai dengan
POJK mengenai penerapan tata kelola paling sedikit kepada:
Bab 3
a. pemegang saham;
Mekanisme b. Otoritas Jasa Keuangan;
Penilaian TKS c. Asosiasi BPR bagi BPR atau asosiasi BPRS bagi BPRS di Indonesia; dan
d. 1 (satu) kantor media atau majalah ekonomi dan keuangan bagi BPR atau
Bab 4 pemangku kepentingan melalui media internal yang dimiliki BPRS bagi BPRS,
Peringkat TKS paling lambat tanggal 31 Januari untuk laporan posisi tanggal 31 Desember.

Bab 5
Tindak Lanjut
Hasil TKS Bagi BPR dan BPRS yang telah memiliki situs web wajib mempublikasikan laporan
penerapan tata kelola pada situs web BPR dan BPRS paling lambat tanggal 31
Bab 6
Ketentuan
Januari untuk laporan posisi tanggal 31 Desember.
Lain-Lain

Bab 7
Ketentuan
Peralihan

Bab 8
Ketentuan
Penutup

8
Pokok Pengaturan POJK
POKOK PENGATURAN RPOJK TKS BPR/S
Bab 1
7. Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan
Ketentuan
Umum Peringkat Definisi

mencerminkan kondisi BPR dan BPRS yang secara umum sangat sehat sehingga dinilai sangat mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari
Bab 2 perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lain. Hal ini tercermin dari peringkat faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan tata kelola, rentabilitas,
Penilaian TKS PK 1 dan permodalan, yang secara umum sangat baik. Jika terdapat kelemahan baik dari sisi internal maupun eksternal maka secara umum kelemahan tersebut
tidak signifikan
Bab 3
mencerminkan kondisi BPR dan BPRS yang secara umum sehat sehingga dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi
Mekanisme
Penilaian TKS PK 2 bisnis dan faktor eksternal lain. Hal ini tercermin dari peringkat faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan tata kelola, rentabilitas, dan permodalan,
yang secara umum baik. Jika terdapat kelemahan baik dari sisi internal maupun eksternal maka secara umum kelemahan tersebut kurang signifikan.

Bab 4 mencerminkan kondisi BPR dan BPRS yang secara umum cukup sehat sehingga dinilai cukup mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari
Peringkat TKS perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lain. Hal ini tercermin dari peringkat faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan tata kelola, rentabilitas,
PK 3 dan permodalan, yang secara umum cukup baik. Jika terdapat kelemahan baik dari sisi internal maupun eksternal maka secara umum kelemahan tersebut
cukup signifikan dan jika tidak berhasil diatasi dengan baik oleh manajemen maka dapat mengganggu kelangsungan usaha BPR dan BPRS.
Bab 5
Tindak Lanjut mencerminkan kondisi BPR dan BPRS yang secara umum kurang sehat sehingga dinilai kurang mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari
Hasil TKS perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lain. Hal ini tercermin dari peringkat faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan tata kelola, rentabilitas,
PK 4 dan permodalan, yang se cara umum kurang baik. Terdapat kelemahan baik dari sisi internal maupun eksternal yang secara umum signifikan dan tidak dapat
Bab 6 diatasi dengan baik oleh manajemen serta mengganggu kelangsungan usaha BPR dan BPRS.
Ketentuan
mencerminkan kondisi BPR dan BPRS yang secara umum tidak sehat sehingga dinilai tidak mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan
Lain-Lain
kondisi bisnis dan faktor eksternal lain. Hal ini tercermin dari peringkat faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan tata kelola, rentabilitas, dan
PK 5 permodalan, yang secara umum tidak baik. Terdapat kelemahan baik dari sisi internal maupun eksternal yang secara umum sangat signifikan sehingga untuk
Bab 7
Ketentuan mengatasinya dibutuhkan dukungan dana dari pemegang saham atau sumber dana dari pihak lain untuk memperkuat kondisi keuangan BPR dan BPRS.
Peralihan

Bab 8
Dalam hal berdasarkan hasil identifikasi dan penilaian OJK ditemukan permasalahan yang secara signifikan
Ketentuan memengaruhi atau akan memengaruhi operasional dan/atau kelangsungan usaha BPR dan BPRS, OJK dapat
Penutup menurunkan Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan BPR dan BPRS.
9
Pokok Pengaturan POJK
POKOK PENGATURAN RPOJK TKS BPR/S
Bab 1
8. Laporan Rencana Tindak dan Realisasi Rencana Tindak
Ketentuan Laporan Kondisi BPR dan BPRS
Umum
• faktor tata kelola dan/atau profil risiko BPR/S yang
Bab 2 ditetapkan dengan peringkat 4dan/atau 5; Kewajiban penyampaian rencana tindak dan
Penilaian TKS laporan realisasi rencana tindak bagi BPR dan BPRS
• memiliki Peringkat Komposit TKS 4; dan/atau yang ditetapkan BDPI atau BPDK oleh OJK
dilaksanakan sesuai dengan POJK mengenai
Bab 3
• Peringkat Komposit TKS BPR/S yang ditetapkan selain penetapan status dan tindak lanjut pengawasan
Mekanisme
Rencana Tindak peringkat komposit 4 dan 5 namun berpotensi ditetapkan BPR dan BPRS
Penilaian TKS
dalam pengawasan intensif atau terdapat permasalahan
signifikan.
Bab 4
Peringkat TKS Laporan Batas Waktu Penyampaian Rencana Tindak
• paling lama 14 HK setelah tanggal permintaan OJK, untuk rencana tindak yang merupakan tindak lanjut dari hasil penilaian Tingkat Kesehatan BPR
Bab 5 dan BPRS oleh OJK
Tindak Lanjut
Hasil TKS • tanggal 15 Agustus untuk penilaian TKS posisi akhir bulan Juni; dan
Penyampaian • tanggal 15 Februari untuk penilaian TKS posisi akhir bulan Desember,
Bab 6 Rencana Tindak untuk rencana tindak yang merupakan tindak lanjut hasil penilaian sendiri oleh BPR dan BPRS
Ketentuan
Lain-Lain • paling lama 14 HK setelah BPR dan BPRS menyampaikan pengkinian penilaian sendiri TKS sewaktu-waktu kepada OJK.

Bab 7 Laporan Batas Waktu Penyampaian Realisasi Rencana Tindak


Ketentuan
• Paling lama 10 HK setelah pelaksanaan rencana tindak
Peralihan
• Dalam hal pelaksanaan rencana tindak dilakukan secara bertahap, paling lama 10 HK setelah pelaksanaan setiap tahapan
Bab 8
Ketentuan • Dalam hal terdapat permasalahan signifikan yang mengganggu penyelesaian rencana tindak secara tepat waktu, BPR dan BPRS wajib
Penyampaian
Penutup menyampaikan alasan dan penyebab terganggunya penyelesaian rencana tindak paling lama 10 HK setelah target waktu penyelesaian yang
Realisasi Rencana
ditetapkan
Tindak 10
Pokok Pengaturan POJK
POKOK PENGATURAN RPOJK TKS BPR/S
Bab 1 Dalam pertimbangan tertentu, OJK dapat menetapkan kebijakan lain terkait pengaturan yang
Ketentuan sudah ada dalam POJK ini sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
Umum Ketentuan Lain- administrasi pemerintahan.
Lain
Bab 2
Penilaian TKS • Penilaian Tingkat Kesehatan BPR dan BPRS sesuai dengan POJK ini, mulai berlaku untuk posisi
laporan bulan Desember 2022.
• Pengenaan sanksi terhadap penyampaian laporan profil risiko BPRS untuk monti paling sedikit
Bab 3
Rp 50M mulai diterapkan pada penyampaian laporan semester pertama tahun 2023.
Mekanisme
• Pengenaan sanksi terhadap penyampaian laporan profil risiko BPRS untuk monti kurang dari
Penilaian TKS
Rp 50M mulai diterapkan pada penyampaian laporan semester kedua tahun 2023.
• BPR dan BPRS yang mengajukan penggabungan atau peleburan sejak bulan Desember 2023,
Bab 4 proyeksi tingkat kesehatan selama 2 (dua) periode dilaksanakan sesuai dengan POJK ini.
Peringkat TKS
Ketentuan Pada saat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku:
Bab 5 Peralihan • penilaian tingkat kesehatan tetap dilaksanakan bagi BPR sesuai SK DIR BI No.30/12/KEP/1997
Tindak Lanjut dan bagi BPRS sesuai POJK 20/2019 sampai dengan bulan November 2023
Hasil TKS • penyampaian dan publikasi laporan penerapan tata kelola tetap dilaksanakan bagi BPR sesuai
POJK 4/2015 dan bagi BPRS sesuai POJK 24/2018 sampai dengan laporan bulan Desember
Bab 6 2022
Ketentuan • Penyampaian laporan profil risiko bagi BPR sesuai dengan jenis risiko tetap dilaksanakan sesuai
Lain-Lain dengan POJK 13/2105 sampai dengan laporan posisi bulan Juni 2023
• pelanggaran penyampaian dan publikasi atas laporan penerapan tata kelola dikenai sanksi
Bab 7 administratif bagi BPR sesuai POJK 4/2015 dan bagi BPRS sesuai POJK 24/2018 sampai dengan
Ketentuan posisi laporan bulan Desember 2022
Peralihan

Bab 8
Ketentuan
Penutup

11
Pokok Pengaturan POJK
POKOK PENGATURAN RPOJK TKS BPR/S
Bab 1
Ketentuan
Umum

Bab 2
Penilaian TKS

Bab 3
Mekanisme
Pada saat POJK ini mulai berlaku:
Penilaian TKS
a. Pengaturan mengenai batas waktu penyampaian dan publikasi laporan penerapan tata kelola dalam
Pasal 76 ayat (1) dan ayat (2) POJK 4/2015 dan
Bab 4 b. Pengaturan mengenai batas waktu penyampaian dan publikasi laporan penerapan tata kelola dalam
Peringkat TKS Pasal 90 POJK 24/2018,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku pada tanggal 1 Januari 2023.
Bab 5
Tindak Lanjut Pada saat POJK ini mulai berlaku, pengaturan mengenai jenis risiko yang wajib diterapkan oleh BPR dalam
Hasil TKS Pasal 3, Pasal 22 ayat (4), ayat (5), ayat (6), Pasal 28 ayat (3), Pasal 30 ayat (3), dan Pasal 36 POJK 13/2015
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku pada tanggal 1 Juli 2023.
Ketentuan Penutup
Bab 6
Ketentuan
Pada saat POJK ini mulai berlaku:
Lain-Lain a. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.30/12/KEP/DIR tahun; dan
b. POJK 20/2019
Bab 7 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku pada tanggal 1 Desember 2023
Ketentuan
Peralihan Pada saat POJK ini mulai berlaku pengaturan mengenai timeline penyampaian laporan profil risiko dan
rencana tindak oleh BPRS dalam Pasal 19 ayat (4), Pasal 21 ayat (5), Pasal 21 ayat (6), Pasal 26, Pasal 31,
Bab 8 dan Pasal 32 POJK 23/2018 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Ketentuan
Penutup
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

12
Terima Kasih
Risk comes from not knowing what you're doing – Warren Buffett.

13
SEOJK mengenai Penilaian Tingkat
Kesehatan BPR dan BPRS
SEOJK 11/2022 TKS BPR dan BPRS

Dasar Hukum Peraturan pelaksanaan atas POJK

POJK No.3/POJK.03/2022 tentang Penilaian TKS SEOJK No.11/POJK.03/2022 tentang Penilaian


BPR dan BPRS TKS BPR dan BPRS

Pokok Pengaturan SEOJK

II. Prinsip Umum Penilaian


I. Ketentuan Umum III. Cakupan Faktor Penilaian IV. Tata Cara Penilaian
TKS BPR dan BPRS

V. Rencana Tindak VI. Pelaporan VII. Penutup

Lampiran SEOJK

Peringkat Faktor Profil Risiko | Peringkat Faktor Tata Kelola | Peringkat Faktor Rentabilitas dan Permodalan BPR | Peringkat Faktor Rentabilitas dan Permodalan BPRS
Peringkat Faktor Rentabilitas | Peringkat Faktor Permodalan | Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan | Format Laporan Penilaian Sendiri TKS BPR | Format Laporan Penilaian Sendiri TKS
BPRS

15
Pokok Pengaturan SEOJK
Prisip Umum Penilaian Tingkat Kesehatan BPR dan BPR

1. Berorientasi Risiko 2. Proporsionalitas


Penilaian Tingkat Kesehatan BPR dan BPRS didasarkan pada Penggunaan parameter atau komponen dalam setiap faktor
risiko dan dampak yang ditimbulkan pada kinerja BPR dan BPRS penilaian dilakukan dengan memperhatikan karakteristik dan
secara keseluruhan. kompleksitas usaha BPR dan BPRS. Parameter atau komponen
Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang dapat penilaian Tingkat Kesehatan BPR dan BPRS dalam SEOJK ini
meningkatkan risiko atau memengaruhi kinerja keuangan BPR merupakan standar minimum yang harus digunakan.
dan BPRS pada saat ini dan pada masa yang akan datang.

3. Signifikansi dan Materialitas 4. Komprehensif dan Terstruktur


Penilaian Tingkat Kesehatan BPR dan BPRS perlu Proses penilaian dilakukan secara menyeluruh dan sistematis
memperhatikan signifikansi dan materialitas setiap faktor serta difokuskan pada permasalahan utama BPR dan BPRS.
penilaian Tingkat Kesehatan BPR dan BPRS yaitu profil risiko, Analisis dilakukan secara terintegrasi, yaitu dengan
tata kelola, rentabilitas, dan permodalan serta signifikansi mempertimbangkan keterkaitan antarrisiko dan antarfaktor
parameter atau komponen penilaian pada masing-masing yang didukung oleh fakta pokok dan rasio yang relevan untuk
faktor dalam menyimpulkan hasil penilaian dan menetapkan menunjukkan tingkat, tren, dan tingkat permasalahan yang
peringkat faktor. dihadapi.

16
Pokok Pengaturan SEOJK
Cakupan Faktor Penilaian Tingkat Kesehatan
Profil Risiko
Dilakukan berdasarkan ketentuan:
1 •


POJK No.13/POJK.03/2015 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi BPR
POJK No.23/POJK.03/2018 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi BPRS
SEOJK No.1/SEOJK.03/2019 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi BPR
• SEOJK No.10/SEOJK.03/2019 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi BPRS

Tata Kelola
Dilakukan berdasarkan ketentuan:

2 •


POJK No.4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola bagi BPR
POJK No.24/POJK.03/2018 tentang Penerapan Tata Kelola bagi BPRS
SEOJK No.5/SEOJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola bagi BPR
• SEOJK No.24/SEOJK.03/2020 tentang Penerapan Tata Kelola bagi BPR
• SEOJK No.13/SEOJK.03/2019 tentang PenerapanTata Kelola bagi BPRS

Rentabilitas

3 penilaian terhadap kondisi dan kemampuan BPR dan BPRS dalam menghasilkan laba untuk mendukung permodalan dan
kegiatan operasional secara memadai dan berkesinambungan yang meliputi penilaian terhadap kinerja rentabilitas dan
tingkat efisiensi operasional BPR dan BPRS

Permodalan
4 penilaian terhadap kecukupan modal BPR dan BPRS yang mencerminkan dukungan keuangan dalam pelaksanaan aktivitas
BPR dan BPRS untuk menyerap potensi kerugian saat ini dan waktu yang akan datang.
17
Pokok Pengaturan SEOJK
Cakupan Faktor Penilaian – Profil Risiko
Risiko yang melekat pada kegiatan bisnis BPR/BPRS, baik yang

Profil Risiko
01 Risiko Inheren dapat dikuantifikasi maupun yang tidak dapat dikuantifikasi, yang
berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi keuangan
BPR/BPRS.
merupakan gambaran secara
menyeluruh atas besarnya potensi Misal: penyaluran kredit, maka secara inheren risiko yang melekat antara kredit bermasalah, konsentrasi
kredit pada sektor ekonomi tertentu
risiko yang melekat pada seluruh
portofolio atau eksposur BPR/BPRS
Kecukupan sistem pengendalian Risiko yang mencakup seluruh
02 KPMR pilar penerapan Manajemen Risiko

Misal: penyaluran kredit, maka pengendalian risiko berupa analisa kredit yang memadai, prosedur
pemberian kredit dengan prinsip kehati-hatian

Risiko Inheren KPMR bagi BPR: KPMR bagi BPRS:


(1) pengawasan Direksi dan Dewan Komisaris; (1) pengawasan aktif Direksi, Dewan
Kredit Operasional (2) kecukupan kebijakan, prosedur, dan limit, Komisaris, dan Dewan Pengawas Syariah;
yaitu: (a) kebijakan manajemen risiko; (b) (2) kecukupan kebijakan dan prosedur
prosedur manajemen risiko; dan (c) manajemen risiko serta penetapan limit
penetapan limit risiko; risiko;
Kepatuhan Likuiditas (3) kecukupan proses dan sistem, yaitu: (a) (3) kecukupan proses identifikasi, pengukuran,
proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, pemantauan, dan pengendalian risiko serta
dan pengendalian risiko; dan (b) sistem sistem informasi manajemen risiko; dan
Reputasi Strategis informasi manajemen risiko; (4) sistem pengendalian intern yang
(4) sistem pengendalian intern yang menyeluruh. menyeluruh
18
Pokok Pengaturan SEOJK
Cakupan Faktor Penilaian – Tata Kelola

Tata Kelola
merupakan gambaran secara Tata Kelola bagi BPR: Tata Kelola bagi BPRS:
menyeluruh atas penerapan tata kelola (1) pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi (1) pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi
yang baik pada BPR/BPRS (2) pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan (2) pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan
Komisaris Komisaris
(3) kelengkapan dan pelaksanaan tugas atau fungsi (3) pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan
komite Pengawas Syariah
(4) penanganan benturan kepentingan (4) kelengkapan dan pelaksanaan tugas atau fungsi
Prinsip Tata Kelola (5) penerapan fungsi kepatuhan komite
(6) penerapan fungsi audit intern (5) pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan BPRS
(7) penerapan fungsi audit ekstern (6) penanganan benturan kepentingan
Transparansi (7) penerapan fungsi kepatuhan, audit intern, dan audit
(8) penerapan manajemen risiko, termasuk sistem
pengendalian intern ekstern
(9) batas maksimum pemberian kredit (8) penerapan manajemen risiko, termasuk sistem
Akuntabilitas (10)rencana bisnis BPR pengendalian intern
(11)transparansi kondisi keuangan dan nonkeuangan. (9) batas maksimum penyaluran dana
(10) rencana bisnis BPRS
Pertanggungjawaban (11) transparansi kondisi keuangan dan nonkeuangan.

Independensi/Profesional Penilaian Tingkat Kesehatan BPR dan BPRS posisi bulan Juni, mempertimbangkan penilaian atas penerapan tata
kelola posisi bulan Desember tahun sebelumnya yang disesuaikan dengan perkembangan kondisi atau
permasalahan dalam penerapan tata kelola selama 6 (enam) bulan terakhir.
Kewajaran
19
Pokok Pengaturan SEOJK
Cakupan Faktor Penilaian – Rentabilitas
Aspek Kuantitatif

merupakan penilaian 1. Return on Asset (ROA)


Penilaian faktor rentabilitas
terhadap kondisi dan kemampuan BPR dan BPRS dalam 2. Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan
menghasilkan laba untuk mendukung permodalan dan Operasional (BOPO)
kegiatan operasional secara memadai dan berkesinambungan 3. Net Interest Margin atau Net Imbalan
yang meliputi penilaian terhadap kinerja rentabilitas dan
tingkat efisiensi operasional BPR dan BPRS.
Aspek Kualitatif

1. sumber rentabilitas, ditunjukkan antara lain dengan


penilaian atas kontribusi komponen pendapatan yang
mempertimbangkan antara lain tingkat, tren, struktur, stabilitas mendukung rentabilitas
rentabilitas, dan/atau perbandingan kinerja BPR dan BPRS 2. kesinambungan rentabilitas, ditunjukkan antara lain
dengan kinerja industri atau peer group misalnya BPR dan BPRS dengan penilaian atas prospek rentabilitas di masa yang
dengan karakteristik serupa, antara lain BPR dan BPRS di akan datang; dan/atau
wilayah operasional yang sama, atau BPR dan BPRS dengan 3. manajemen rentabilitas, ditunjukkan antara lain dengan
skala dan kompleksitas usaha yang sama. penilaian atas kemampuan BPR dan BPRS dalam
mengelola rentabilitas

20
Pokok Pengaturan SEOJK
Cakupan Faktor Penilaian – Permodalan
Aspek Kuantitatif

Penilaian faktor 1. Rasio Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum (KPMM);


Penilaian faktor permodalan
dan
permodalan merupakan penilaian terhadap kecukupan modal
BPR dan BPRS yang mencerminkan dukungan keuangan dalam 2. Rasio Modal Inti terhadap Aset Produktif Bermasalah
pelaksanaan aktivitas BPR dan BPRS untuk menyerap potensi Neto (MIAPB)
kerugian saat ini dan waktu yang akan datang.

Aspek Kualitatif

1. manajemen permodalan, ditunjukkan dengan penilaian


atas pemahaman Direksi dan Dewan Komisaris terhadap
mempertimbangkan antara lain tingkat, tren, struktur, stabilitas pengelolaan modal, kebijakan dan prosedur pengelolaan
permodalan, dan/atau perbandingan kinerja BPR dan BPRS modal, perencanaan modal, dan penilaian kecukupan
dengan kinerja industri atau peer group misalnya BPR dan BPRS modal; dan/atau
dengan karakteristik serupa, antara lain BPR dan BPRS di 2. kemampuan akses permodalan, ditunjukkan dengan
wilayah operasional yang sama, atau BPR dan BPRS dengan penilaian atas akses sumber modal baik yang berasal dari
skala dan kompleksitas usaha yang sama. internal maupun eksternal, misalnya kinerja rentabilitas
yang mendukung permodalan atau pihak lain yang dapat
mendukung permodalan BPR dan BPRS.

21
Pokok Pengaturan SEOJK
Tata Cara Penilaian
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4

• Menetapkan peringkat • Mengalikan peringkat • Menjumlahkan hasil • Menetapkan peringkat


faktor faktor profil , tata faktor dengan bobot perkalian peringkat komposit TKS berdasarkan
kelola, rentabilitas, dan faktor untuk faktor dengan bobot nilai komposit
permodalan kedalam mendapatkan nilai faktor untuk mendapat • Peringkat Komposit
peringkat 1 s.d. 5 faktor nilai komposit ditetapkan dengan skala 1
s.d. 5

Prinsip Umum Penetapan Peringkat TKS


Berorientasi Risiko Proporsionalitas Signifikansi dan Materialitas Komprehensif dan Terstruktur

Penetapan peringkat faktor rentabilitas dan permodalan mempertimbangkan penilaian terhadap aspek kualitatif, antara lain:
1) faktor rentabilitas: sumber rentabilitas, kesinambungan rentabilitas, dan/atau manajemen rentabilitas; dan
2) faktor permodalan: terhadap manajemen permodalan dan/atau kemampuan akses permodalan.

• Dalam hal berdasarkan identifikasi, ditemukan permasalahan yang secara signifikan mempengaruhi atau akan mempengaruhi operasional
dan/atau kelangsungan usaha BPR dan BPRS, dapat dilakukan penurunan peringkat komposit TKS BPR.
• Pertimbangan analisis signifikasi antara lain, dampak negatif permasalahan dan/atau pelanggaran ketentuan, indikasi kesengajaan tidak
terpenuhinya komitmen dan/atau jenis,jumlah dan/atau frekuensi pelanggaran.
Pokok Pengaturan SEOJK
Tata Cara Penilaian

Profil Risiko Tata Kelola Rentabilitas Permodalan

• ROA , BOPO, • Modal/ATMR,


Penilaian Profil Risiko Penilaian Tata Kelola MI/APB
NIM/Net Imbalan
• Aspek Kualitatif • Aspek Kualitatif

P (25%) + T (30%) + R (15%) + M (30%)


*) Peringkat Komposit TKS
mengacu pada table definisi
Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan BPR/S*) peringkat sebagaimana POJK
3/2022
Threshold Faktor Rentabilitas dan Permodalan
Permodalan Rentabilitas Peringkat Komposit Nilai Komposit*
Peringkat NIM/Net
Modal/ATMR Modal inti/APB ROA BOPO 1 (Sangat Sehat) 1 – 1.5
Imbalan
1 Rasio >15% Rasio >200% Rasio >2% Rasio <85% Rasio >10% 2 (Sehat) 1.51 – 2.6
2 >13% - 14.99% >180% - 199.99% >1.5%-1.99% 84.99% - <90% >8%-9.99% 3 (Cukup Sehat) 2.61 – 3.4
3 >12% - 12.99% >150% - 179.99% >1%-1.49% 89.99% - <95% >6%-7.99%
4 (Kurang Sehat) 3.41 – 4.2
4 >8% - 11.99% >120% - 149.99% >0.5%-0.99% 94.99% - <100% >4%-5.99%
5 <8% <120% <0.5% >100% <4% 5 (Tidak Sehat) 4.21– 5
23
Pokok Pengaturan SEOJK
Skala 1- 5
• Masing-masing parameter kuantitatif terdapat
Penilaian
threshold
Paramater Rasio Skala 1 – 5 Bobot Nilai Faktor • Misal parameter Rasio Modal/ATMR:
(%) (a) (b) (c)=(a)*(b) Skala 1: > 15%
Skala 2: > 13% s.d. <15%
1. Profil Risiko 2 25% 0,6 Skala 3: >12% s.d. <13%
Skala 4: >8% s.d. <12%
2. Tata Kelola 2 30% 0,6
Skala 5: <8%
3. Rentabilitas 1 15% 0.15
ROA 2,51 1
Peringkat faktor rentabilitas dan permodalan mempertimbangkan
BOPO 78 1 aspek kualitatif dan kuantitatif

NIM (Net Imbalan) 17 1


• Peringkat komponen: ROA, BOPO, NIM, KPMM,
4. Permodalan 1 30% 0.3 MIAPB
• Nilai rasio dari parameter Rentabilitas dan Modal
(1) Modal/ATMR 15 1
akan di-generate otomatis oleh SIP
(2) Modal inti/aset prod. bermasalah 100 5
Total Nilai (Sum of nilai faktor 1 s.d. 4) 1,65 Peringkat 1: 1 s.d. 1.5 (Sangat Sehat)
Peringkat 2: >1.51 s.d. 2.6 (Sehat)
Peringkat TKS formula PK 2 Peringkat 3: >2.61 s.d. 3.4 (Cukup Sehat)
Peringkat TKS judgement PK 2 Peringkat 4: >3.41 s.d. 4.2 (Kurang Sehat)
Peringkat 5: >4.21 s.d. 5 (Tidak Sehat)
Kesimpulan akhir
• Di-generate dari nilai profil risiko dan tata kelola berdasarkan Ruang judgement di akhir Peringkat TKS (memberikan
penilaian pengawas ruang bagi pengawas untuk menyesuaikan nilai akhir
• Laporan tata kelola dan profil risiko disampaikan secara online oleh sesuai kondisi BPR/S). Bersifat opsional.
BPR/S melalui APOLO dan akan diteruskan ke SIP BPR/S (sistem
informasi pengawasan BPR/S). Pada SIP pengawas dapat
memberikan judgement pada penilaian tsb dan memberikan
approval agar nilai dpt menjadi input pada penilaian TKS 24 ▶
Pokok Pengaturan SEOJK
Rencana Tindak
Dalam rangka efisiensi dan efektivitas proses pengawasan, rencana tindak pada faktor penilaian tingkat kesehatan dilakukan sesuai
dengan ketentuan tingkat kesehatan dengan kriteria sebagai berikut:

Laporan Kondisi BPR dan BPRS


• faktor tata kelola dan/atau profil risiko BPR/S yang ditetapkan dengan peringkat 4dan/atau 5;

• memiliki Peringkat Komposit TKS 4; dan/atau

• Peringkat Komposit TKS BPR/S yang ditetapkan selain peringkat komposit 4 dan 5 namun berpotensi ditetapkan dalam pengawasan intensif atau terdapat
permasalahan signifikan.
Rencana Tindak

• Penyampaian dan pelaksanaan rencana Profil Risiko Tata Kelola


tindak manajemen risiko termasuk kaji
ulang manajemen risiko serta
pengawasan melekat sesuai dengan
SEOJK mengenai penerapan manajemen
risiko bagi BPR/BPRS, dilakukan
sebagaimana dimaksud dalam SEOJK ini
• Penyampaian dan pelaksanaan rencana
tindak tata kelola sesuai dengan SEOJK
mengenai penerapan tata kelola bagi
BPR/BPRS dilakukan sebagaimana
dimaksud dalam SEOJK ini 25
Pokok Pengaturan SEOJK
Pelaporan

Penyampaian Laporan Dalam hal batas waktu penyampaian:


Posisi Jun: paling lambat 31 Jul a. laporan profil risiko
Posisi Des: paling lambat 31 Jan b. laporan penerapan tata kelola
jatuh pada hari Sabtu, hari Minggu, atau hari libur
yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dan/atau
Pemerintah Daerah, batas waktu penyampaian
laporan adalah hari kerja berikutnya.
Laporan Self Assessment TKS APOLO Modul Profil Risiko

Penutup

1. Pada saat SEOJK ini mulai berlaku, SEOJK Nomor 28/SEOJK.03/2019 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan BPRS dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku pada tanggal 1 Desember 2023.
2. Pada saat SEOJK ini mulai berlaku, pelaksanaan dan penyampaian mengenai kaji ulang dan rencana tindak serta pengawasan melekat sebagaimana
dimaksud pada Matriks Penetapan Tingkat Risiko dalam Lampiran II SEOJK MR BPR/BPRS, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku pada tanggal 1 Januari
2024.
3. Ketentuan dalam SEOJK ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

26
Pokok Pengaturan SEOJK
Lampiran-Peringkat Komposit

Peringkat Definisi

Peringkat Komposit 1 (PK-1) mencerminkan kondisi BPR dan BPRS yang secara umum sangat sehat sehingga dinilai sangat mampu menghadapi pengaruh
negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lain. Hal ini tercermin dari peringkat faktor penilaian, antara lain profil risiko,
PK 1 penerapan tata kelola, rentabilitas, dan permodalan, yang secara umum sangat baik. Jika terdapat kelemahan baik dari sisi internal maupun eksternal
maka secara umum kelemahan tersebut tidak signifikan
Peringkat Komposit 2 (PK-2) mencerminkan kondisi BPR dan BPRS yang secara umum sehat sehingga dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif yang
signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lain. Hal ini tercermin dari peringkat faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan tata
PK 2 kelola, rentabilitas, dan permodalan, yang secara umum baik. Jika terdapat kelemahan baik dari sisi internal maupun eksternal maka secara umum
kelemahan tersebut kurang signifikan.
Peringkat Komposit 3 (PK-3) mencerminkan kondisi BPR dan BPRS yang secara umum cukup sehat sehingga dinilai cukup mampu menghadapi pengaruh
negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lain. Hal ini tercermin dari peringkat faktor penilaian, antara lain profil risiko,
PK 3 penerapan tata kelola, rentabilitas, dan permodalan, yang secara umum cukup baik. Jika terdapat kelemahan baik dari sisi internal maupun eksternal
maka secara umum kelemahan tersebut cukup signifikan dan jika tidak berhasil diatasi dengan baik oleh manajemen maka dapat mengganggu
kelangsungan usaha BPR dan BPRS
Peringkat Komposit 4 (PK-4) mencerminkan kondisi BPR dan BPRS yang secara umum kurang sehat sehingga dinilai kurang mampu menghadapi pengaruh
negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lain. Hal ini tercermin dari peringkat faktor penilaian, antara lain profil risiko,
PK 4 penerapan tata kelola, rentabilitas, dan permodalan, yang secara umum kurang baik. Terdapat kelemahan baik dari sisi internal maupun eksternal yang
secara umum signifikan dan tidak dapat diatasi dengan baik oleh manajemen serta mengganggu kelangsungan usaha BPR dan BPRS
Peringkat Komposit 5 (PK-5) mencerminkan kondisi BPR dan BPRS yang secara umum tidak sehat sehingga dinilai tidak mampu menghadapi pengaruh
negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lain. Hal ini tercermin dari peringkat faktor penilaian, antara lain profil risiko,
PK 5 penerapan tata kelola, rentabilitas, dan permodalan, yang secara umum tidak baik. Terdapat kelemahan baik dari sisi internal maupun eksternal yang
secara umum sangat signifikan sehingga untuk mengatasinya dibutuhkan dukungan dana dari pemegang saham atau sumber dana dari pihak lain untuk
memperkuat kondisi keuangan BPR dan BPRS

27
Pokok Pengaturan SEOJK
Lampiran-Peringkat Profil Risiko

Peringkat Definisi

Peringkat 1 Profil risiko BPR dan BPRS yang termasuk dalam peringkat ini pada umumnya memiliki karakteristik antara lain: a. Dengan mempertimbangkan aktivitas
(Sangat bisnis yang dilakukan BPR dan BPRS, kemungkinan kerugian yang dihadapi BPR dan BPRS dari risiko inheren tergolong sangat rendah selama periode
Rendah) waktu tertentu pada masa yang akan datang. b. KPMR sangat memadai. Dalam hal terdapat kelemahan minor, kelemahan tersebut dapat diabaikan.
Profil risiko BPR dan BPRS yang termasuk dalam peringkat ini pada umumnya memiliki karakteristik antara lain: a. Dengan mempertimbangkan aktivitas
Peringkat 2 bisnis yang dilakukan BPR dan BPRS, kemungkinan kerugian yang dihadapi BPR dan BPRS dari risiko inheren tergolong rendah selama periode waktu
(Rendah) tertentu pada masa yang akan datang. b. KPMR memadai. Dalam hal terdapat kelemahan minor, kelemahan tersebut perlu mendapatkan perhatian
manajemen.
Profil risiko BPR dan BPRS yang termasuk dalam peringkat ini pada umumnya memiliki karakteristik antara lain: a. Dengan mempertimbangkan aktivitas
Peringkat 3 bisnis yang dilakukan BPR dan BPRS, kemungkinan kerugian yang dihadapi BPR dan BPRS dari risiko inheren tergolong sedang selama periode waktu
(Sedang) tertentu pada masa yang akan datang. b. KPMR cukup memadai. Meskipun persyaratan minimum terpenuhi, terdapat beberapa kelemahan yang
membutuhkan perhatian manajemen dan perbaikan.
Profil risiko BPR dan BPRS yang termasuk dalam peringkat ini pada umumnya memiliki karakteristik antara lain: a. Dengan mempertimbangkan aktivitas
Peringkat 4 bisnis yang dilakukan BPR dan BPRS, kemungkinan kerugian yang dihadapi BPR dan BPRS dari risiko inheren tergolong tinggi selama periode waktu
(Tinggi) tertentu pada masa yang akan datang. b. KPMR kurang memadai. Terdapat kelemahan signifikan pada berbagai aspek manajemen risiko yang
membutuhkan tindakan korektif segera.
Profil risiko BPR dan BPRS yang termasuk dalam peringkat ini pada umumnya memiliki karakteristik antara lain: a. Dengan mempertimbangkan aktivitas
Peringkat 5
bisnis yang dilakukan BPR dan BPRS, kemungkinan kerugian yang dihadapi BPR dan BPRS dari risiko inheren tergolong sangat tinggi selama periode waktu
(Sangat
tertentu pada masa yang akan datang. b. KPMR tidak memadai. Terdapat kelemahan signifikan pada berbagai aspek manajemen risiko yang tindakan
Tinggi)
penyelesaiannya di luar kemampuan manajemen.

28
Pokok Pengaturan SEOJK
Lampiran-Peringkat Tata Kelola
Peringkat Definisi
Peringkat 1
(Sangat BPR dan BPRS memiliki penerapan tata kelola yang sangat baik.
Rendah)
Peringkat 2
BPR dan BPRS memiliki penerapan tata kelola yang baik.
(Rendah)
Peringkat 3
BPR dan BPRS memiliki penerapan tata kelola yang cukup baik.
(Sedang)
Peringkat 4
BPR dan BPRS memiliki penerapan tata kelola yang kurang baik.
(Tinggi)
Peringkat 5
(Sangat BPR dan BPRS memiliki penerapan tata kelola yang tidak baik.
Tinggi)

29
Pokok Pengaturan SEOJK
Lampiran-Peringkat Rentabilitas

Peringkat Definisi

Rentabilitas sangat memadai, laba melebihi target, dan mendukung pertumbuhan permodalan. BPR dan BPRS yang termasuk dalam Peringkat 1
Peringkat 1 memenuhi seluruh atau sebagian besar dari contoh karakteristik sebagai berikut: a. kinerja BPR dan BPRS dalam menghasilkan laba (rentabilitas) sangat
(Sangat memadai; b. sumber utama rentabilitas yang berasal dari core earnings sangat dominan. Core earnings mencakup seluruh pendapatan yang bersumber
Rendah) dari aktivitas utama BPR dan BPRS; c. komponen yang mendukung core earnings sangat stabil; dan/atau d. kemampuan laba dalam meningkatkan
permodalan dan prospek laba pada masa yang akan datang sangat tinggi.
Rentabilitas memadai, laba melebihi target, dan mendukung pertumbuhan permodalan. BPR dan BPRS yang termasuk dalam Peringkat 2 memenuhi
Peringkat 2 seluruh atau sebagian besar dari contoh karakteristik sebagai berikut: a. kinerja BPR dan BPRS dalam menghasilkan laba (rentabilitas) memadai; b.
(Rendah) sumber utama rentabilitas yang berasal dari core earnings dominan; c. komponen yang mendukung core earnings stabil; dan/atau d. kemampuan laba
dalam meningkatkan permodalan dan prospek laba pada masa yang akan datang tinggi.
Rentabilitas cukup memadai, laba memenuhi target, meskipun terdapat tekanan terhadap kinerja laba yang dapat menyebabkan penurunan laba namun
cukup mendukung pertumbuhan permodalan BPR dan BPRS. BPR dan BPRS yang termasuk dalam Peringkat 3 ini memenuhi seluruh atau sebagian besar
Peringkat 3
dari contoh karakteristik sebagai berikut: a. kinerja BPR dan BPRS dalam menghasilkan laba (rentabilitas) cukup memadai; b. sumber utama rentabilitas
(Sedang)
berasal dari core earnings cukup dominan namun terdapat pengaruh yang cukup besar dari noncore earnings; c. komponen yang mendukung core
earnings cukup stabil; dan/atau d. kemampuan laba dalam meningkatkan permodalan dan prospek laba pada masa yang akan datang cukup baik.
Rentabilitas kurang memadai, laba tidak memenuhi target, dan diperkirakan akan tetap seperti kondisi tersebut pada masa yang akan datang sehingga
kurang mendukung pertumbuhan permodalan dan kelangsungan usaha BPR dan BPRS. BPR dan BPRS yang termasuk dalam Peringkat 4 memenuhi
Peringkat 4 seluruh atau sebagian besar dari contoh karakteristik sebagai berikut: a. kinerja BPR dan BPRS dalam menghasilkan laba (rentabilitas) tidak memadai atau
(Tinggi) BPR dan BPRS mengalami kerugian; b. sumber utama rentabilitas berasal dari noncore earnings; c. komponen yang mendukung core earnings kurang
stabil; dan/atau d. kemampuan laba dalam meningkatkan permodalan dan prospek laba pada masa yang akan datang kurang baik atau bahkan dapat
berpengaruh negatif terhadap permodalan BPR dan BPRS.
Rentabilitas tidak memadai, laba tidak memenuhi target dan tidak dapat diandalkan serta segera memerlukan peningkatan kinerja laba untuk
Peringkat 5
memastikan kelangsungan usaha BPR dan BPRS. BPR dan BPRS yang termasuk dalam Peringkat 5 memenuhi seluruh atau sebagian besar dari contoh
(Sangat
karakteristik sebagai berikut: a. BPR dan BPRS mengalami kerugian yang signifikan; b. sumber utama rentabilitas berasal dari noncore earnings; c.
Tinggi)
komponen yang mendukung core earnings tidak stabil; dan/atau d. kerugian BPR dan BPRS memengaruhi permodalan secara signifikan
30
Pokok Pengaturan SEOJK
Lampiran-Peringkat Permodalan

Peringkat Definisi

BPR dan BPRS memiliki kualitas dan kecukupan permodalan yang sangat memadai relatif terhadap kondisi risiko yang disertai dengan pengelolaan
permodalan yang sangat kuat sesuai dengan karakteristik, skala usaha, dan kompleksitas usaha BPR dan BPRS. BPR dan BPRS yang termasuk dalam
Peringkat 1 memenuhi seluruh atau sebagian besar dari contoh karakteristik sebagai berikut: a. BPR dan BPRS memiliki tingkat permodalan yang sangat
Peringkat 1 memadai, sangat mampu mengantisipasi seluruh risiko yang dihadapi, dan mendukung ekspansi usaha BPR dan BPRS ke depan; b. kualitas komponen
(Sangat permodalan pada umumnya sangat baik, permanen, dan dapat menyerap kerugian; c. BPR dan BPRS telah melakukan simulasi kecukupan atau ketahanan
Rendah) modal dengan hasil yang dapat menutup seluruh risiko yang dihadapi dengan sangat memadai; d. BPR dan BPRS memiliki manajemen permodalan yang
sangat baik dan/atau memiliki proses penilaian kecukupan modal yang sangat baik sesuai dengan strategi dan tujuan bisnis serta kompleksitas usaha dan
skala BPR dan BPRS; dan/atau e. BPR dan BPRS memiliki akses sumber permodalan yang sangat baik dan/atau memiliki dukungan permodalan dari
pemegang saham.
BPR dan BPRS memiliki kualitas dan kecukupan permodalan yang memadai relatif terhadap kondisi risiko, yang disertai dengan pengelolaan permodalan
yang kuat sesuai dengan karakteristik, skala usaha, dan kompleksitas usaha BPR dan BPRS. BPR dan BPRS yang termasuk dalam Peringkat 2 memenuhi
seluruh atau sebagian besar dari contoh karakteristik sebagai berikut: a. BPR dan BPRS memiliki tingkat permodalan yang memadai dan dapat
Peringkat 2
mengantisipasi hampir seluruh risiko yang dihadapi; b. kualitas komponen permodalan pada umumnya baik, permanen, dan dapat menyerap kerugian; c.
(Rendah)
BPR dan BPRS telah melakukan simulasi kecukupan atau ketahanan modal dengan hasil yang dapat menutup seluruh risiko yang dihadapi dengan
memadai; d. BPR dan BPRS memiliki manajemen permodalan yang baik dan/atau memiliki proses penilaian kecukupan modal yang baik; dan/atau e. BPR
dan BPRS memiliki akses sumber permodalan yang baik dan/atau terdapat dukungan permodalan dari pemegang saham.
BPR dan BPRS memiliki kualitas dan kecukupan permodalan yang cukup memadai relatif terhadap kondisi risiko yang disertai dengan pengelolaan
permodalan yang cukup kuat sesuai dengan karakteristik, skala usaha, dan kompleksitas usaha BPR dan BPRS. BPR dan BPRS yang termasuk dalam
Peringkat 3 memenuhi seluruh atau sebagian besar dari contoh karakteristik sebagai berikut: a. BPR dan BPRS memiliki tingkat permodalan yang cukup
Peringkat 3 memadai, dan cukup mampu mengantisipasi risiko yang dihadapi; b. kualitas komponen permodalan pada umumnya cukup baik, cukup permanen, dan
(Sedang) cukup dapat menyerap kerugian; c. BPR dan BPRS telah melakukan simulasi kecukupan atau ketahanan modal dengan hasil yang dapat menutup seluruh
risiko yang dihadapi dengan cukup memadai; d. BPR dan BPRS memiliki manajemen permodalan yang cukup baik dan/atau memiliki proses penilaian
kecukupan modal yang cukup baik; dan/atau e. BPR dan BPRS memiliki akses sumber permodalan yang cukup baik, namun dukungan dari pemegang
saham memerlukan waktu realisasi.
31
Pokok Pengaturan SEOJK
Lampiran-Peringkat Permodalan

Peringkat Definisi

BPR dan BPRS memiliki kualitas dan kecukupan permodalan yang kurang memadai relatif terhadap kondisi risiko, yang disertai dengan pengelolaan
permodalan yang lemah dibandingkan dengan karakteristik, skala usaha, dan kompleksitas usaha BPR dan BPRS. BPR dan BPRS yang termasuk dalam
Peringkat 4 memenuhi seluruh atau sebagian besar dari contoh karakteristik sebagai berikut: a. BPR dan BPRS memiliki tingkat permodalan yang kurang
Peringkat 4 memadai dan tidak dapat mengantisipasi seluruh risiko yang dihadapi; b. kualitas komponen permodalan pada umumnya kurang baik, kurang permanen,
(Tinggi) dan kurang dapat menyerap kerugian; c. BPR dan BPRS telah melakukan simulasi kecukupan atau ketahanan modal dengan hasil yang kurang dapat
menutup seluruh risiko yang dihadapi; d. BPR dan BPRS memiliki manajemen permodalan yang kurang baik dan/atau memiliki proses penilaian
kecukupan modal yang kurang baik; dan/atau e. BPR dan BPRS kurang memiliki akses pada sumber permodalan, dan tidak terdapat dukungan dari
pemegang saham.
BPR dan BPRS memiliki kualitas dan kecukupan permodalan yang tidak memadai relatif terhadap kondisi risiko, yang disertai dengan pengelolaan
permodalan yang sangat lemah dibandingkan dengan karakteristik, skala usaha, dan kompleksitas usaha BPR dan BPRS. BPR dan BPRS yang termasuk
dalam Peringkat 5 memenuhi seluruh atau sebagian besar dari contoh karakteristik sebagai berikut: a. BPR dan BPRS memiliki tingkat permodalan yang
Peringkat 5
tidak memadai, sehingga harus menambah modal untuk mengantisipasi seluruh risiko yang dihadapi pada saat kondisi normal dan pada saat kondisi
(Sangat
krisis; b. kualitas instrumen permodalan pada umumnya tidak baik, tidak permanen, dan tidak dapat menyerap kerugian; c. BPR dan BPRS telah
Tinggi)
melakukan simulasi kecukupan atau ketahanan modal dengan hasil yang tidak dapat menutup seluruh risiko yang dihadapi; d. BPR dan BPRS memiliki
manajemen permodalan yang tidak baik dan/atau memiliki proses penilaian kecukupan modal yang tidak baik; dan/atau e. BPR dan BPRS tidak memiliki
akses pada sumber permodalan dan tidak terdapat dukungan dari pemegang saham.

32
Pokok Pengaturan SEOJK
Lampiran-Formulasi Perhitungan
Parameter Rentabilitas Definisi
• Laba Sebelum Pajak adalah laba sebagaimana tercatat dalam laba rugi tahun berjalan
yang disetahunkan. Contoh: Untuk posisi bulan Juni akumulasi laba pada posisi Juni
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
ROA= dihitung dengan cara dibagi 6 dan dikalikan dengan 12.
𝑅𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑇𝑎𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
• Rata-rata Total Aset Contoh: Untuk posisi bulan Juni dihitung dengan cara
menjumlahkan total aset posisi Januari sampai dengan Juni dibagi dengan 6.
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 • Pendapatan operasional yang disetahunkan
BOPO=
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 • Beban operasional yang disetahunkan
• Pendapatan bunga bersih adalah pendapatan bunga dikurangi dengan beban bunga
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
NIM (BPR)= yang disetahunkan.
𝑅𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑇𝑎𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓
• Aset produktif tediri dari penempatan pada bank lain dan kredit.
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑎𝑙𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ • Pendapatan penyaluran dana dikurangi beban bagi hasil, imbalan, dan bonus yang
𝑏𝑎𝑔𝑖 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 ,𝑖𝑚𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛 ,𝑑𝑎𝑛 𝑏𝑜𝑛𝑢𝑠 disetahunkan terhadap rata-rata total aset produktif.
Net Imbalan (BPRS) =
𝑅𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑇𝑎𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓 • Aset produktif tediri dari penempatan pada bank lain dan kredit.

Parameter Rentabilitas Definisi


𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑡𝑖 +𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑙𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝
CAR= Modal inti, modal pelengkap, dan ATMR sebagaimana POJK dan SEOJK KPMM.
𝐴𝑇𝑀𝑅

Modal inti sebagaimana POJK dan SEOJK KPMM.


𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑡𝑖
APB= Aset produktif bermasalah adalah penempatan pada bank lain dan kredit dengan
𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet netto.
33
Pokok Pengaturan SEOJK
Lampiran

34
Terima Kasih
Risk comes from not knowing what you're doing – Warren Buffett.

SEOJK No.12/SEOJK.03/2022 dapat diunduh melalui


SIKEPO atau www.ojk.go.id

35

You might also like