Professional Documents
Culture Documents
TUGAS PPH 21 & KUP
TUGAS PPH 21 & KUP
NIM: 6160303220010
MATA KULIAH: PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI & KUP
Pengertian PPh 21
PPh 21 merupakan pajak pemotongan yang dikenakan atas penghasilan yang diterima
oleh seorang Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) dalam negeri berupa gaji, upah, honorarium,
tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun yang sehubungan
dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan yang dilakukannya. Pembayar PPh atau subjek pajak
disebut juga sebagai Wajib Pajak, dan hal yang dibayarkan pajaknya disebut sebagai Objek
Pajak.
PPh 21 pada umumnya berkaitan dengan pajak yang dipotong pada sistem
penggajian suatu perusahaan. Namun PPh 21 sebenarnya juga digunakan untuk
berbagai jenis penghasilan lainnya, contohnya:
Penghasilan bagi Pegawai Tetap, baik berupa penghasilan yang bersifat teratur
maupun tidak teratur
Penghasilan bagi Penerima Pensiun secara teratur, dapat berupa uang pensiun
atau penghasilan serupa
Penghasilan bagi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) atau pensiun yang
diterima secara sekaligus, dapat berupa uang pesangon, tunjangan/jaminan hari
tua, uang manfaat pensiun, serta pembayaran lain sejenisnya
Penghasilan bagi Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas, dapat berupa
upah satuan, upah borongan upah harian, upah mingguan, atau upah bulanan
Penghasilan bagi Bukan Pegawai, dapat berupa honorarium, upah, komisi dan
imbahan serupa
Imbalan kepada peserta kegiatan, dapat berupa uang saku, uang rapat,
honorarium, hadiah, uang representasi, atau penghargaan sejenis dengan nama
dan dalam bentuk lainnya.
Wajib pajak PPh 21 kategori bukan pegawai yang menerima atau memperoleh
penghasilan sehubungan dengan pemberian jasa, meliputi:
1. Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara,
akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai dan aktuaris;
2. Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang sinetron,
bintang iklan, sutradara, kru film, foto model, peragawan/peragawati, pemain
drama, penari, pemahat, pelukis dan seniman lainnya;
3. Olahragawan;
4. Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator;
5. Pengarang, peneliti, dan penerjemah;
6. Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik, komputer dan sistem
aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi, dan sosial serta
pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan;
7. Agen iklan;
8. Pengawas atau pengelola proyek;
9. Pembawa pesanan atau menemukan langganan atau yang menjadi perantara;
10. Petugas penjaja barang dagangan;
11. Petugas dinas luar asuransi; dan/atau
12. Distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling dan kegiatan
sejenis lainnya.
Itulah peraturan dasar pengenaan dan pemotongan PPh Pasal 21. Setelah ini akan
dibahas tarif PPh 21 yang penting untuk dicermati agar tidak bingung jikalau kamu
membayar pajak.
1.Menjalankan kewajiban sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab
dalam membiayai kegiatan pemerintah.
2.Menjaga legalitas dan keamanan keuangan pribadi serta menghindari risiko sanksi
dan denda dari pihak pajak.
3.Memperoleh identitas pajak yang berguna dalam mengajukan kredit atau pinjaman
pada lembaga keuangan.
4.Meningkatkan kesempatan mendapatkan fasilitas sosial dan ekonomi yang
diberikan oleh pemerintah, seperti akses ke layanan kesehatan dan pendidikan.
1. Denda administratif sebesar 2% dari jumlah pajak yang tidak atau telat dibayar.
2. Bunga sebesar 2% per bulan dari jumlah pajak yang tidak atau telat dibayar.
3. Pengenaan Sanksi Pidana berdasarkan ketentuan Pasal 39 Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Pelayanan, pembinaan dan penyuluhan pajak diberikan agar ke depan dapat lebih
mengefektifkan self assessment system berjalan dengan baik. Self assessment system
diberlakukan untuk memberikan kepercayaan yang sebesar-besarnya bagi masyarakat guna
meningkatkan kesadaran dan peran masyarakat dalam menyetorkan pajaknya.
Konsekuensinya, masyarakat harus benar-benar mengetahui tata cara perhitungan pajak dan
segala sesuatu yang berhubungan dengan peraturan pemenuhan perpajakan.
1. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada wajib pajak itu
sendiri.
2. Wajib pajak aktif mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak
yang terutang.
3. Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
Norma Penghitungan
Untuk dapat menghitung besarnya kewajiban pajak dalam suatu tahun pajak, pada dasarnya
Wajib Pajak yang melakukan kegiatan usaha/pekerjaan bebas harus membuat Pembukuan.
Untuk Wajib Pajak tertentu, dapat menyelenggarakan Pencatatan dan penghitungan pajak
dilakukan dengan Norma Penghitungan.