Professional Documents
Culture Documents
Tugas Resume T13 Dan T 14 Susi Wijayanti Nim 346
Tugas Resume T13 Dan T 14 Susi Wijayanti Nim 346
RESUME
Dosen Pengampu:
DISUSUN OLEH
NIM : P1337424522346
TAHUN 2022/2023
PEMERIKSAAN LABORATORIUM(KLINIK)
A. TUJUAN
1. Melengkapi ciri-ciri penyakit untuk menetapkan diagnosis
2. Untuk mem-”follow up” atau memonitor penyakit yang sedang dalam proses
pengobatan.
3. Mencari / membuktikan penyebab penyakit
B. KENDALA
1. Memerlukan biaya
2. Ada sensitifitas dan spesifisitas yang mempengaruhi pertimbangan pemeriksaan
3. Kelainan lab dapat sama untuk beberapa keadaan / penyakit yang berbeda
4. Untuk menegakkan diagnosis suatu penyakit biasanya diperlukan beberapa jenis
pemeriksaan lab
5. Diagnosis tidak dapat ditegakkan hanya berdasarkan pada pemeriksaan lab
C. MEMILIH PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Harus sesuai dengan diagnosis yang dipikirkan / diagnosis banding berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik
Harus “Cost Effective”
D. JENIS-JENIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Darah Tepi
a. Hematologi / CBC (Complete Blood Count)
b. Penyebab anemia
c. Hemostasis
d. Fungsi hati
e. Kondisi jantung
f. Fungsi ginjal
g. Lemak darah
h. Gula darah
i. Fungsi Pankreas
j. Elektrolit darah
k. Hormon – hormone
l. Bakteriologi – virologi – parasitology
m. Serologi
n. Antibodi – imunologi
o. Penanda tumor
2. Urin
a. Faal ginjal
b. Infeksi saluran kemih
3. Feses
a. Pencernaan
b. Darah
c. Telur cacing, parasit
4. Pemeriksaan khusus
a. Ada indikasi dan kontra indikasi
b. Ada persyaratan / pra kondisi
c. Lebih spesifik
d. Harus dilakukan oleh ahli (expert)
e. Biaya cukup tinggi
f. Harus dengan informed consent tertulis
g. Rontgen
h. USG
i. EKG
j. Echo kardiografi
k. Endoskopi
l. Biopsi, fungsi aspirasi, sitology
m. CT Scan
n. MRI
o. Katerisasi jantung
E. PENGELOLAAN / PENATALAKSANAAN PENYAKIT
1. Edukasi
2. Posisi dan aktifitas selama pengelolaan / penatalaksanaan
3. Diet
4. Pemberian obat
• Suportif
• Kausal
5. Mobilisaasi – rehabilitasi
6. Fisioterapi
7. Follow up
F. PROGNOSIS
Ramalan atau perkiraan arah perjalanan penyakit
Tergantung pada:
Jenis penyakit
Organ / sistem yang sakit
Penyebab penyakit
Beratnya penyakit
Kondisi tubuh dan mental
Kondisi sosial ekonomI
Fasilitas pengobatan dan obat yang tersedia
Dokter
KONSEP PEMERIKSAAN URIN
A. TES KEHAMILAN/ TEST PACK
1. Tujuan
Mendeteksi HCG (human chorionic gonadotropin) di dalam urin.
HCG (Human Chorionic Gonadotropin) merupakan hormon yang dihasilkan oleh
plasenta pada awal kehamilan, hormon ini akan dikeluarkan melalui urin dan juga
dihasilkan bila terdapat poliferasi yang abnormal pada jaringan epitel korion seperti
molahidatidosa (hamil anggur) atau choriocarsinoma
2. Teori
Kadar Hormon HCG dapat diperkirakan didalam darah bukan hanya di dalam urin saja,
kadar hormon di dalam darah ibu selama kehamilan normal diperkirakan 5 mg/mL pada
trimester pertama. HCG dapat diukur dan dideteksi dalam darah paling cepat 6 hari
setelah konsepsi.
Keberadaan HCG dalam urin pada awal kehamilan adalah dasar bagi berbagai uji
laboratorium untuk kehamilan, dan hormon ini kadang-kadang dapat terdeteksi didalam
urin 14 hari setelah konsepsi
3. Metode tes urin
Tes urin dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu
Tes carik celup (metode imunokromatografi)
Tes slide (metode aglutinasi).
4. Metode imunokromatografi
Testpack HCG Cassette
Test Hamil Carik Celup / Tes Hamil Stik
Pemeriksaan HCG imunokromatografi merupakan reaksi antara urin wanita hamil
yang mengandung α dan β HCG (monoklonal HCG lengkap) dengan anti α dan anti β
HCG pada tes line (T) dan kontrol line (C).
Apabila stik tes dimasukan dalam urin, maka urin akan meresap secara kapiler,
sehingga terjadi ikatan antara urin yang mengandung α dan anti β HCG pada tes line
(T) dan kontrol line (C) akibatnya akan timbul garis warna merah pada tes line (T)
dan kontrol line (C), garis warna merah 12 ini menunjukan hasil yang positif.
Dan apabila garis warna merah tidak tampak pada tes line (T) atau hanya terdapat
pada kontrol line (C) menunjukkan hasil tes yang negatif, karena tidak terjadi reaksi
monoklonal HCG lengkap antar anti α dan anti β HCG
Interpretasi hasi dalam metode imunokromatofrafi
Hasil dinyatakan negatif apabila hanya terdapat satu tanda merah pada bagian control
line (C) dan tidak tampak garis merah pada bagian tes line (T) (sensitifitas 0 IU/mL),
dan apabila terdapat 2 tanda merah, satu pada bagian tes line (T) dan satu pada bagian
control line (C) maka dinyatakan positif (sensitifitas 25 mIU/mL)
Pada pemeriksaan HCG menggunakan sampel urin karena pengambilan sampel
mudah, praktis, tidak menyakiti pasien dan hanya memerlukan tempat penampung
urin saja.
Keuntungan pemeriksaan HCG secara imunokromatografi : cepat, waktu yang
dibutuhkan sangat singkat, mudah didapat karena diperdagangkan secara komersil.
kekurangan yaitu tidak diketahui kadar HCG secara pasti dan segi sensitifitasnya
belum pasti.
5. Metode Aglutinasi
Aglutinasi adalah Teknik yang dapat menentukan antigen atau antibodi secara
semikuantitatif, aglutinasi dapat dilihat dengan mata atau dengan mikroskop.
Cara aglutinasi lateks banyak dipakai untuk menetapkan adanya rheumatoid faktor
(RF) atau CRP dalam serum dan Human chorionic gonadotropin (HCG) dalam urin.
Prinsip tes ini adalah terjadinya reaksi imunologis kimiawi antara hormon HCG dalam
urine dengan antibodi (anti HCG). Suspensi lateks mengandung antibody monoclonal
anti HCG dengan natrium azida sebagai pengawet sebagai anti HCG dan hormon
HCG yang terkandung dalam urin sebagai antigen.
Ketika anti HCG (antibodi) bertemu dengan antigen (hormon HCG) maka
terbentuklah kompleks imun.
PROTEIN URINE DALAM KEHAMILAN
- Dalam keadaan normal, PH urine berkisar antara : 4,6-8,0 dengan rata-rata : 6,5.
- Jadi urine berada dalam keadaan sedikit asam pada keadaan NORMAL.
- Untuk pemeriksaan derajad keasaman urine ini harus dipakai urne yang segar (baru).
- Karena urine yang telah lama derajad keasamannya akan berubah menjadi alkalis.
- Pada urine yang telah dikeluarkan dari tubuh, maka ammonium yang
terkandung didalamnya akan diubah oleh bakteri dalam urine menjadi amoniak yang
bersifat alkalis.
- Pemeriksaan derajad keasaman urine ini dapat dilakukan dengan menggunakan :
1. Kertas lakmus.
2. PH meter.
- Beberapa keadaan yang dapat membuat urine menjadi asam adalah :
Ø Acidosis.
Ø Kelaparan.
Ø Diarrhea.
Ø Diabetes Mullitus.
- Beberapa keadaan yang dapat membuat urine menjadi alkalis adalah :
Ø Alkalosis.
Ø Muntah-muntah yang hebat.
Ø Infeksi saluran kencing (UTK).
.BILIRUBIN
Leukosit : Negatif
Nitrit : Negatif
Urobilinogen : Negatif atau 0.2 IU/DL
Protein : Negative
PH : 5,0 – 8.5
Darah : Negative
Berat Jenis : 1.000 – 1.030
Keton : Negative
Bilirubin : Negative
Glukosa : Negative
Perlu di perhatikan :
Pemakaian reagen strip haruslah dilakukan secara hati-hati.
harus diperhatikan cara kerja dan batas waktu pembacaan seperti yang tertera dalam
leaflet.
Setiap habis mengambil 1 batang reagen strip, botol/wadah harus segera ditutup kembali
dengan rapat, agar terlindung dari kelembaban, sinar, dan uap kimia.
Setiap strip harus diamati sebelum digunakan untuk memastikan bahwa tidak ada
perubahan warna.
Nama Lain Pemeriksaan Cairan Cerebro Spinal yaitu Lumbar puncture , pungsi
lumbal.
Pengertiannya adalah Prosedur medis untuk mengambil cairan serebrospinal dengan
jarum yang dimasukkan pada celah di antara dua tulang belakang ( dari bagian
lumbal, yaitu punggung bawah)
Pungsi lumbal dapat membantu dalam mendiagnosis penyakit infeksi, seperti
meningitis, sindrom Guillain-Barre, multiple sclerosis, kanker otak, serta gangguan
saraf tulang belakang.
Dokter menggunakan pungsi lumbal untuk memasukkan obat-obat anestesi atau
kemoterapi ke dalam cairan serebrospinal.
Pungsi lumbal dapat dilakukan untuk beberapa kondisi di bawah ini:
Menyingkirkan kemungkinan infeksi
Pada pengidap epilepsi,lumbar puncture bisa dilakukan untuk menyingkirkan
kemungkinan infeksi pada pengidap epilepsi. Misalnya, mendeteksi meningitis atau
ensefalitis yang dapat menyebabkan kejang.
Mendiagnosis penyakit
Lumbar puncture juga bisa membantu dokter dalam mendiagnosis penyakit
neuropati dan masalah sistem saraf pusat yang melibatkan otak, saraf tulang belakang,
dan selaput pelindungnya (meninges). Contohnya, multiple sclerosis, sindrom
Guillain-Barre, meningitis, atau sakit kepala yang belum diketahui penyebabnya.