Professional Documents
Culture Documents
Hera Mei Rani
Hera Mei Rani
NIM : 22030002
Prodi : Pendidikan Agama Islam
Matkul : AIK 1
Dospem : Dr. Ilham,MA
Nama Saya Hera Mei Rani, biasa di panggil Hera. Saya lahir di sebuah desa kecil
bernama Desa Payolebar pada tanggal 03 Mei 2004. Bertempat tinggal di
Kecamatan Singkut,Kabupaten Sarolangun,Provinsi Jambi. Ada cerita unik
kenapa desa saya dijuluki dengan Desa Payolebar, itu karena dahulu di Desa
saya terdapat banyak sekali tumbuhan air yang mirip dengan tumbuhan
Teratai,warga di desa kami sering menyebut tumbuhan itu dengan nama Daun
Payo,tumbuhan ini hanya memiliki daun saja, berbeda dengan tumbuhan Teratai
yang memiliki bunga yang cantik dan bervariasi warnanya, akan tetapi Daun
payo memiliki ukuran lebih besar dan lebar jika di bandingkan dengan daun
Bunga Teratai,mungkin karena ciri khas itu lah,akhirnya Desa kami di juluki
Desa Payolebar.
Saya anak pertama dari 3 bersaudara, Ayah saya bernama Suyanto dan
Ibu saya bernama Rohayati. Ayah saya berprofesi sebagai seorang Petani
(Karet&Sawit) sedangkan Ibu saya seorang Ibu Rumah Tangga(IRT). Saya
memiliki 2 adik laki-laki, adik pertama saya bernama Muhammad Al-Fatani dan
yang kedua bernama Unais.
Dokumentasi Foto Keluarga
Pendidikan pertama saya di PAUD Srikandi saat berusia 4 tahun,
kemudian saya melanjutkan Pendidikan kedua di TK ABA III ketika saya berusia
5 tahun, setelah itu, Pendidikan ketiga saya di SDN/60/PAYOLEBAR. Ketika saya
SD kelas 4 saya pernah mengikuti lomba menggambar kaligrafi yang bertuliskan
kalimat “Bismillaahir-rohmaanir-rohiim” dan alhamdullilah mendapatkan juara.
Waktu SD saya juga ikut berpartisipasi dalam mengikuti organisasi, contohnya
organisasi Pramuka. Selain itu, saya juga sering di tunjuk sebagai petugas
pengibar Bendera Merah Putih.
Dokumentasi foto waktu SD
Sedikit cerita,dari dulu orang tua sangat mendukung saya untuk lebih
mendalami ilmu tentang agama,alasan kenapa saya tidak di masukkan ke
pesantren,itu karna di satu sisi orang tua adalah orang Muhammadiyah,dan di
tempat saya pondok Pesantren yang besar itu adalah pondok pesantren
NU,bukan niatan ingin membandingkan, tetapi daerah pemukiman saya
mayoritas adalah orang NU,bahkan jalur rumah saya yang orang
Muhammadiyah hanya kedua orang tua saya,hingga kami di kucilkan karna
minoritas. NU di sana masih sangat melekat,masih percaya tahayul, Bid’ah dan
bahkan masih percaya mendoakan tokoh ulama dapat membawa
berkah,contohnya ada salah satu pondok pesantren, yang menyuruh santrinya
untuk mendoakan tokoh pendiri pondok tersebut (di kuburan yang berbentuk
rumah yang lumayan luas,dan di bangun di belakang pondok) . Sebenarnya ada
pondok pesantren Muhammadiyah tapi terlalu jauh untuk di jangkau,dan orang
tua belum berani melepas saya. Maka dari itu, Sekolah Swasta Muhammadiyah
adalah pilihan orang tua untuk saya bisa melanjutkan Pendidikan,Ilmu agama
dapat ilmu umum pun juga dapat.
Masih banyak lagi perlombaan yang saya ikuti sewaktu masa
SMA,walaupun tidak sampai tingkat kecamatan,kabupaten atau bahkan nasional
Saya tetap bersyukur. karena dari mengikuti perlombaan, kita dapat mengetahui
bahwa kita punya potensi, ikut lomba bukan karna hanya ingin menang dan tak
mau kalah, melainkan karna kita mau dan mampu kalo kita punya skill dan
bakat.
Dok. Foto Finalis Bjang&Upik 2020 Dok. Foto Fashion Show hari Batik 2022
Dok. Foto lomba PMR Dok. Foto lomba gambar Dok. Foto Bujang & Upik 2022
Tak terasa waktu masa SMA selama 3 tahun sudah di ujung akhir, saya
lulus dengan nilai rata-rata yang cukup memuaskan, lebih dari pada itu saya
banyak sekali mendapatkan pengalaman,belajar hal baru dari teman-teman satu
organisasi, tampil lebih percaya diri dan terbuka, dan tidak malu lagi dalam
mengekpresikan diri.
Dok. Foto Perpisahan/Pelepasan Angkatan 2019-2022
Tepat pada tanggal 6 Oktober 2022 saya sudah resmi menjadi Mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat.
Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat adalah salah satu dari
162 Perguruan Tinggi di Muhammadiyah, yang menjadikan saya yakin dan
memiliki kemauan untuk bisa melanjutkan Pendidikan yang lebih tinggi. Tak
hanya itu, kedua orang tua saya sangat mendukung dan mensupport saya untuk
bisa melanjutkan Pendidikan di Universitas ini. Di Universitas Muhammadiyah
Sumatera Barat saya mengambil Progam Studi Pendidikan Agama Islam. Alasan
saya mengambil prodi tersebut ialah, saya ingin mengubah pola pikiran
masyarakat di daerah saya khususnya masyarakat yang menyimpangan dalam
penerapan ibadah yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Semoga dengan tekad
dan niat saya untuk bisa belajar di Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat
ini mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan insyaallah bisa saya amalkan dalam
kehidupan sehari-hari, seperti pepatah mengatakan “ Ilmu tanpa Amal umpama
Pohon tanpa Buahnya”.