You are on page 1of 34

KARYA INOVASI

JUDUL :

INSTALASI SENSOR VIBRASI PADA FAN BOILER UNTUK MENCEGAH


KEGAGALAN OPERASI PERALATAN MELALUI ANALISA SPEKTRUM VIBRASI

Operation Services

Predictive Maintenance

DISUSUN OLEH :
1. MARWANTO NIP 149012180B

2. CHASBULAH NIP 149012170B

UNIT JASA PEMBANGKITAN


JAWA TENGAH 2 ADIPALA
CILACAP
2018

LEMBAR PENGESAHAN

Dengan ini menyatakan bahwa Karya Inovasi dengan judul :

INSTALASI SENSOR VIBRASI PADA FAN BOILER UNTUK MENCEGAH


KEGAGALAN OPERASI PERALATAN MELALUI ANALISA SPEKTRUM VIBRASI

Yang dibuat oleh :

1. MARWANTO NIP 149012180B

2. CHASBULAH NIP 149012170B

Disetujui untuk mengikuti

Seleksi Karya Inovasi PT Cogindo DayaBersama

Bidang Technical Supporting

Cilacap, 29 Oktober 2018

Mengetahui,

*)Pilih salah satu


Site Manager Unit PLTU 2 Jateng Adipala

(Aan Sutito)

*)Pilih salah satu


LEMBAR PERNYATAAN ORIGINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

1. Nama : Marwanto

Jabatan : Pelaksana Senior PdM

NIP : 149012180B

2. Nama : Chasbulah

Jabatan : Operator Unit Regu A

Nip : 149012170B

Dengan ini menyatakan bahwa Inovasi kami yang berjudul INSTALASI SENSOR
VIBRASI PADA FAN BOILER UNTUK MENCEGAH KEGAGALAN OPERASI
PERALATAN MELALUI ANALISA SPEKTRUM VIBRASI, adalah merupakan
karya inovasi baru / pengembangan karya inovasi yang original dan belum pernah dibuat
sebelumnya baik di unit kami maupun di unit-unit PLN dan anak perusahaan PLN.

Apabila di kemudian hari ada klaim/tuntutan mengenai karya inovasi yang dibuat maka
kami siap mempertanggungjawabkan segala konsekuensinya.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan agar dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Cilacap, 29 Oktober 2018

Mengetahui,

Site Manager Unit PLTU 2 Jateng Adipala

(Aan Sutito)
PERNYATAAN IMPLEMENTASI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

1. Nama : Marwanto

Jabatan : Pelaksana Senior PdM

NIP : 149012180B

2. Nama : Chasbulah

Jabatan : Operator Unit Regu A

Nip : 149012170B

menyatakan bahwa karya inovasi kami dengan judul:

INSTALASI SENSOR VIBRASI PADA FAN BOILER UNTUK MENCEGAH


KEGAGALAN OPERASI PERALATAN MELALUI ANALISA SPEKTRUM
VIBRASI.

Sudah diimplementasikan di Unit Jasa Pembangkitan PLTU Jateng 2 Adipala Dan bersedia
untuk dilakukan audit lapangan.

Demikian kami sampaikan, atas perhatiannya disampaikan terima kasih.

Cilacap, 29 Oktober 2018

Mengetahui,

Site Manager Unit PLTU 2 Jateng Adipala

(Aan Sutito)
ABSTRAK

Pusat pembangkit merupakan suatu rangkaian alat atau mesin yang merubah
energi mekanikal untuk menghasilkan energi listrik biasanya rangkaian alat itu terdiri dari
Turbin, Generator Listrik serta motor-motor listrik yang digunakan sebagai penggerak
mula. Membahas lebih jauh mengenai motor listrik, motor listrik itu sendiri merupakan
sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.
Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar impeller pompa, fan atau
blower, menggerakan kompresor, mengangkat beban, dll.

Dengan sistem kerja dari motor listrik yang terus menerus, maka kemungkinan
dalam jangka waktu tertentu akan mengalami kerusakan. Oleh karena itu, untuk
menghindari terjadinya kerusakan pada motor yang bisa berakibat fatal, penting untuk
dilakukan Predictive Maintenance (PdM), yaitu pemeliharaan dan pengecekan kondisi
peralatan secara berkala untuk mendeteksi gangguan gangguan yang mungkin akan
terjadi.

Salah satu dari teknologi PdM yang perlu diimplementasikan adalah Teknologi
Vibrasi dimana bertujuan untuk mendeteksi secara dini kerusakan atau penyimpangan
pada mesin rotasi PLTU Adipala berdasarkan kondisinya. Program keberhasilan analisa
vibrasi pada mesin rotasi sangat bergantung pada pengambilan data yang benar baik
persiapan pengambilan data maupun titik pengambilan data vibrasinya sesuai kaidah best
practice.

Diantara mesin rotasi yang sering mengalami gangguan dan berdampak


signifikan terhadap kinerja unit pembangkit adalah Fan Fan Boiler. Pada masing masing
Fan PLTU Adipala, saat ini hanya terdapat 2 sensor vibrasi yang terpasang pada casing
(frame) fan dan bukan terpasang pada bearing housing. Sehingga diperlukan pemasangan
sensor baru pada posisi yang lebih tepat pada masing-masing bearing housing untuk
mendapatkan data-data vibrasi yang lebih akurat.

Kata kunci : Fan-Fan, Vibrasi, Sensor, Predictive Maintenance

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr-Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya kepada kita semua sehingga kami
dapat meyelesaikan makalah karya inovasi ini yang berjudul “INSTALASI
SENSOR VIBRASI PADA FAN BOILER UNTUK MENCEGAH
KEGAGALAN OPERASI PERALATAN MELALUI ANALISA SPEKTRUM
VIBRASI”.

Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua


pihak yang telah memberikan bantuan dan dukunganya dari awal sampai akhir
proses pembuatan karya inovasi ini.

Kami sangat menyadari bahwa karya inovasi ini masih bayak memiliki
kekurangan – kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan karya inovasi ini.

Akhirnya kami berharap agar karya inovasi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua dan bagi PT COGINDO DAYABERSAMA.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Adipala, 29 Oktober 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN ORIGINALITAS.......................................................
iii
LEMBAR PERNYATAAN IMPLEMENTASI......................................................
iii
ABSTRAK............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
DAFTAR TABEL....................................................................................................
vi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................
vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Maksud dan Tujuan .........................................................................2
1.3 Ruang Lingkup.................................................................................3
1.4 Metodologi Penelitian......................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Motor Induksi ................................................................4
2.2 Pengertian Fan(Kipas)......................................................................5
2.3 Sistem Fan Boiler.............................................................................8
2.4 Vibrasi Motor...................................................................................9
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Analisa Masalah...............................................................................
13

iii
3.2 Analisa Inovasi.................................................................................
14
3.3 Langkah Langkah Pekerjaan Inovasi...............................................
17
BAB IV MANFAAT DAN ANALISA RESIKO
4.1 Manfaat Finansial.............................................................................
19
4.2 Manfaat Non Finansial.....................................................................
19
4.3 Kajian Resiko...................................................................................
20
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan......................................................................................
22
5.2 Saran ................................................................................................
22
DAFTAR PUSTAKA

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Motor Induksi ....................................................................................


4
Gambar 2.2 Kipas Sentrifugal ...............................................................................
6
Gambar 2.3 Primary Air Fan .................................................................................
12
Gambar 2.4 Kipas Aksial pada Sebuah PLTU ......................................................
13
Gambar 2.5 Fan Fan Boiler ...................................................................................
14
Gambar 2.6 Pola Vibrasi .......................................................................................
14
Gambar 2.7 Amplitudo ..........................................................................................
15
Gambar 2.8 Harmonic Motion ..............................................................................
15

v
Gambar 2.9 Periodic Motion .................................................................................
15
Gambar 2.10 Random Motion .................................................................................
15
Gambar 3.1 Grafik Nilai Vibras PAF B ................................................................
15
Gambar 3.2 Sensor Vibrasi Fan dan Nilai Vibrasi di DCS ...................................
15
Gambar 3.3 Teknik Pemasangan Sensor ...............................................................
15
Gambar 3.4 Desain Pemasangan Sensor Vibrasi ..................................................
15
Gambar 3.5 Desain Pemasangan Sensor Vibrasi...................................................
15
Gambar 3.6 Bearing Fan........................................................................................
15

DAFTAR TABEL

vi
Tabel 1.1 Perbandingan Pemasangan Sensor.....................................................
2
Tabel 3.1 Perhitungan biaya Inovasi..................................................................
17
Tabel 4.1 Analisa Resiko....................................................................................
20
Tabel 4.2 Kajian Resiko.....................................................................................
21

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan penelitian, sekitar 5% dari rotating machines pada setiap


power plant berpeluang untuk menyebabkan shutdown unit pembangkit. Sebanyak
50% dari kegagalan (failure) mesin yang menyebabkan downtime disebabkan
karena proses ketika mesin tersebut beroperasi, dan 90% dari kegagalan tersebut
dapat diprediksi bahkan dikontrol (sumber: http://www2.emersonprocess.com).
Persentase ini akan menjadi lebih besar, melihat realitas dari kualitas rotating
machines yang ada di pembangkit- pembangkit China.

Monitoring vibrasi adalah salah satu kunci untuk memprediksi terjadinya


kerusakan pada rotating machines tersebut. Berbagai sensor dan teknologi telah
dikembangkan untuk bisa mendapatkan data-data yang akurat terkait vibrasi mesin.
Dengan data-data tersebut dapat diidentifikasi seberapa panjang masa operasi
peralatan diluar interval pemeliharaan yang dianjurkan dan juga memprediksi
seberapa besar kegagalan peralatan untuk menghindari terjadinya catastrophic
failure.

Peningkatan nilai vibrasi menunjukkan kondisi operasi peralatan yang


memburuk. Hal ini bisa disebabkan karena banyak faktor, terjadinya aus pada
bearing karena pelumasan yang buruk, misalignment, unbalance, bearing defect,
dan penyebab- penyebab yang lainnya. Diantara peralatan yang sering mengalami
permasalahan ini di pembangkit-pembangkit China adalah Induce Draft Fan (ID
Fan).

Monitoring vabrasi bisa dilakukan dengan memasang sensor vibrasi pada


suatu peralatan. Secara umum pemasangan sensor ini bisa diletakkan pada machine
frames atau pada bearing housing. Dari sisi keakuratan data, pemasangan sensor
vibrasi pada bearing housing jauh lebih baik dibandingkan pemasangan sensor pada

1
machine frames. Diantara perbandingan pemasangan sensor pada kedua point
tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Perbandingan Pemasangan Sensr

Keterangan Bearing housing mounting Machine frames mounting

Sumber vibrasi berasal dari Memungkinkan gaya-gaya luar


gaya-gaya pengeksitasi yang yang tidak menyebabkan
Sumber vibrasi
ditransmisikan melalui bearing vibrasi tertangkap oleh
yang terukur
sensor

Lebih akurat menunjukkan Memungkinkan terjadinya


gaya-gaya pengeksitasi vibrasi bias pada gaya-gaya
Keakuratan data sehingga memudahkan penyebab vibrasi sehingga
menentukan route cause route couse lebih susah
ditentukan

Kemudahan Relatif susah Relatif mudah


pemasangan

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun Tujuan dan target yang ingin dicapai dari inovasi “INSTALASI
SENSOR VIBRASI PADA FAN UNTUK ANALISA SPEKTRUM GUNA
MENJAGA KEHANDALAN” di Unit PLTU Adipala adalah :

1. Termonitornya vibrasi fan-fan boiler di lokal


2. Terlaksananya CBM yang optimal dan sesuai kontrak O/M
3. Kebutuhan khusus untuk balancing dan tanding data PDM mudah
dilakukan.
4. Menghindari kerusakan mendadak yang bisa menimbulkan biaya besar dan
membahayakan
5. Mengurangi proses overhaul dan meminimalkan biaya perawatan
6. Menghindari proses yang tidak perlu sehingga mesin bisa beroperasi lebih baik
7. Memudahkan jadwal pengadaan suku cadang
8. Mengurangi jam kerja orang dan mesin akibat proses perawatan

2
1.3 Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup yang dibahas dalam pembuatan inovasi ini adalah
proses penginstalan sensor vibrasi pada Induced Draft Fan, Forced Draft Fan, dan
Primary Air Fan dan penambahan switch box.

1.4 Metode Penelitian

Metode penelitian penulisan ini antara lain:

1. Studi literature
Berisi tentang teori buku-buku manual dari berbagai sumber dalam rangka mencari
informasi mengenai data pendukung sebagai bahan dalam membuat karya inovasi
ini.
2. Pengumpulan data
Mengumpulkan data-data hasil observasi dilapangan dan konsultasi mengenai
kondisi fan fan boiler di PLTU Adipala dengan pihak pihak terkait.
3. Desain Modifikasi
Membuat desain modifikasi dengan melakukan pengumpulan data dan studi
lliteratur
4. Merancang Sistem
Merancang sistem modifikasi dari hasil desain yang telah dilakukan

3
BAB II

LANDASAN TEORI

Sebelum kita membahas tentang inovasi yang akan dilakukan, maka untuk
mempermudah dalam pemahaman karya inovasi ini, ada beberapa hal yang perlu
diketahui antara lain:

2.1 Pengertian Motor Induksi

Motor induksi adalah salah satu jenis dari motor-motor listrik yang bekerja
berdasarkan induksi elektromagnet. Motor induksi memiliki sebuah sumber
energi listrik yaitu di sisi stator, sedangkan sistem kelistrikan di sisi rotornya di
induksikan melalui celah udara dari stator dengan media elektromagnet. Hal
inilah yang menyebabkannya diberi nama motor induksi. Adapun penggunaan
motor induksi di industri ini adalah sebagai penggerak, seperti untuk blower,
kompresor, pompa, penggerak utama proses produksi atau mill, peralatan
workshop seperti mesin-mesin bor, grinda, crane, dan sebagainya.

Gambar 2.1 Motor Induksi

Prinsip kerja motor induksi adalah berdasarkan induksi elektromagnet,


dimana tegangan sumber diberikan pada kumparan stator, sehingga inti besi di
stator menjadi magnet, kemudian menginduksikan magnet tersebut ke rotor.
Dengan demikian, di kumparan rotor akan terinduksi tegangan karena kumparan
rotor merupakan loop tertutup, maka akan mengalir arus di kumparan rotor

4
tersebut yang berinteraksi dengan medan magnet di stator, sehingga timbul gaya
putar pada rotor yang mendorong rotor untuk berputar dengan kecepatan sinkron
dan akan mengikuti persamaan.

2.2 Pengertian Fan (Kipas)

Kipas adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menghasilkan aliran pada
fluida gas seperti udara. Kipas memiliki fungsi yang berbeda dengan kompresor
sekalipun media kerjanya sama, dimana kipas menghasilkan aliran fluida dengan
debit aliran yang besar pada tekanan rendah, sedangkan kompresor menghasilkan
debit aliran yang rendah namun tekanan kerja yang tinggi. Dengan fungsi yang
berbeda dari kompresor tersebut, kipas banyak diaplikasikan seperti untuk
kenyamanan ruangan (kipas meja/dinding), sistem pendingin pada kendaraan
atau sistem permesinan, ventilasi, penyedot debu, sistem pengering
(dikombinasikan dengan heater), membuang gas-gas berbahaya, dan juga supply
udara untuk proses pembakaran (seperti pada boiler).

Berdasarkan prinsip kerjanya, kipas dibagi menjadi dua macam yaitu:

a. Kipas Sentrifugal

Kipas sentrifugal ini menggunakan prinsip gaya sentrifugal untuk


membangkitkan aliran fluida gas. Mirip dengan pompa sentrifugal, udara
masuk melalui sisi inlet yang berada di pusat putaran kipas sentrifugal
tersebut, lalu terdorong menjauhi poros kipas akibat gaya sentrifugal dari
sudu-sudu kipas yang berputar. Pada debit aliran yang sama, kipas sentrifugal
menghasilkan tekanan udara outlet yang lebih besar dibandingkan dengan
kipas aksial. Pada dunia industri kipas ini sering diberi istilah blower.

Gambar 2.2 Kipas Sentrifugal

5
Sisi inlet kipas sentrifugal dapat didesain dengan dua inlet atau satu inlet
saja. Hal ini tentu disesuaikan dengan kebutuhan debit aliran fluida yang
ingin dihasilkan. Dengan menggunakan sistem double inlet akan didapatkan
debit aliran yang lebih besar dibandingkan dengan yang single inlet.

Salah satu aplikasi kipas sentrifugal pada dunia industri adalah Primary
Air Fan (PA Fan) pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap. PA Fan berfungsi
men-supply udara ke pulverizer dan digunakan untuk mendorong pulverizer
fuel ke furnace boiler untuk proses pembakaran. PA Fan ini menggunakan
sistem dua inlet dengan sudu tipe Backward Curve.

Gambar 2.3 Primary Air Fan

b. Kipas Aksial

Sesuai dengan namanya, Axial Fan menghasilkan aliran fluida gas


dengan arah yang searah dengan poros kerja kipas tersebut. Kipas tipe ini
adalah yang paling banyak penggunaannya di kehidupan sekitar kita. Hal
tersebut tidak terlepas dari kemudahan desain serta harga yang lebih
ekonomis jika dibandingkan dengan kipas sentrifugal. Karena desainnya
yang tidak terlalu rumit serta dapat menghasilkan flow yang besar, kipas ini
banyak digunakan sebagai alat pendingin pada berbagai keperluan. Dari
pendingin CPU hingga komponen pendingin mesin kendaraan bermotor
menggunakan kipas tipe aksial.

6
Gambar 2.4 Kipas Aksial Pada Sebuah PLTU

Kipas tipe aksial sangat banyak digunakan di dunia industri. Salah


satunya digunakan pada pembangkit listrik tenaga uap sebagai Secondary Air
Fan. Kipas ini berfungsi untuk men-supply udara dalam jumlah banyak yang
dibutuhkan untuk proses pembakaran pada furnace boiler. Kipas ini memiliki
dua tingkat (stage) impeller, yang kedua-duanya dapat diatur besar bukaan
pitch-nya. Hal tersebut berfungsi untuk mengatur jumlah (debit) udara yang
akan dikirim untuk proses pembakaran.

2.3 Sistem Fan Boiler

Ada 3 Fan utama yang menopang kinerja dari boiler yaitu Forced Draft Fan
(FDF), Primary Air Fan (PAF) dan Induced Draft Fan (IDF). Masing masing dari
fan tersebut mempunyai fungsi kerja yang berbeda beda.

PA Fan berfungsi sebagai udara pengangkut serbuk batubara dari Pulverizer


menuju Burner untuk dibakar di Furnace Boiler (ruangan yang berisi pipa-pipa
boiler yang digunakan untuk tempat pembakaran).

7
Sementara FD Fan berfungsi untuk menghasilkan udara sekunder (Secondary
Air) yang akan dialirkan ke dalam boiler untuk mencampur udara dan bahan
bakar dan selanjutnya digunakan sebagai udara pembakaran pada furnace boiler.

Peralatan terakhir yaitu ID Fan, ID Fan berfungsi untuk mempertahankan


pressure pada furnace boiler dan bekerja pada tekanan atmosfir rendah karena
digunakan untuk menghisap gas dan abu sisa pembakaran pada boiler untuk
selanjutnya dibuang melalui stack. Sebelum gas dan abu sisa pembakaran
dibuang, terlebih dahulu dilewatkan pada electrostatic precipitator agar bisa
mengurangi prosentase polusi udara yang dihasilkan dari sisa pembakaran
tersebut.

Gambar 2.5 Fan fan boiler

PA Fan, FD Fan, dan ID Fan mempunyai bentuk yang hampir sama, tetapi
dapat dilihat perbedaannnya dari letak dan fungsi masing-masing. Fan sangat
penting untuk menjaga kestabilan kinerja suatu sistem. Komponennya terdiri dari
fan itu sendiri, motor listrik, sistem penggerak, saluran atau pemipaan, peralatan
pengendali aliran, dan peralatan penyejuk udara (filter, kumparan pendingin,
penukar panas, dll). Ketiga fan tersebut membantu proses kerja komponen-
komponen lain seperti Pulverizer (bagian yang berfungsi sebagai penggerus
batubara kasar yang disuplai oleh Coal Feeder menjadi serbuk batubara yang
sangat halus sebelum disalurkan ke burner) dan Furnace Boiler (ruangan yang
berisi pipa-pipa boiler yang digunakan untuk tempat pembakaran).

2.4 Vibrasi motor

Getaran mesin adalah gerakan suatu bagian mesin maju dan mundur
(bolak-balik) dari keadaan diam /netral, (F=0). Contoh sederhana untuk
menunjukkan suatu getaran adalah pegas yang terikat secara vertikal pada

8
posisi statis. Tiga faktor yang mempengaruhi vibrasi adalah beban,
kekakuan, daya redam.

Gambar 2.6 Pola vibrasi

Pegas tersebut tidak akan bergerak/bergetar sebelum ada gaya yang


diberikan terhadapnya. Setelah gaya tarik (F) dilepas maka pegas akan bergetar,
bergerak bolak-balik disekitar posisi netral.

Penyebab Terjadinya Vibrasi Pada Mesin yaitu :

a. Unbalance dari part yang berputar

b. Misalignment dari coupling atau bearing

c. Shaft bengkok.

d. Kerusakan pada gear box, drive belt, bearing

e. Torsi yang berubah – ubah

f. Adanya gaya Electromagnetic, Aerodynamic, Hydrolic, Looseness

g. Adanya resonansi

h. Adanya rubbing

Klasifikasi getaran secara umum dapat digolongkan menjadi dua yaitu:

1. Getaran bebas adalah suatu getaran yang terjadi secara alami pada suatu
sistem yang tidak dipengaruhi oleh gaya luar.

2. Getaran paksa adalah getaran yang terjadi akibat adanya rangsangan gaya
dari luar.

Pegukuran data vibrasi mengandung banyak informasi yang berguna


untuk menentukan kondisi suatu mesin, antara lain:

- Memberikan informasi operasi mesin teraman (safe operating condition).

9
- Mendeteksi perubahan kondisi suatu mesin

- Digunakan untuk mendiagnosa penyebab dari suatu perubahan.

- Digunakan untuk menganalisa kondisi suatu mesin.

Parameter parameter panting yang harus di monitoring didalam


pengukuran vibrasi suatu peralatan adalah sebagai berikut :

a. Frekuensi

Parameter Dasar Vibrasi Frekuensi adalah banyaknya jumlah putaran atau


gerakan dalam satu satuan waktu. Satuan dari frekuensi antara lain:

- RPM = Revolution or cycle per minute.

- Hertz (Hz) = Revolutions or cycle per second.

b. Amplitudo

Amplitudo adalah besarnya gerakan dynamic dari getaran atau vibrasi.


Amplitudo secara umum mengindikasikan tingkat keparahan dari suatu
vibrasi. Amplitudo biasanya disertai salah satu dari tiga unit berikut:

- Peak to peak - Zero – to - Peak

- Root mean square (RMS)

Gambar 2.7 Amplitudo

c. Harmonic Motion

10
Harmonic motion adalah karakteristik dari suatu sinusoidal. Semua gerakan
harmonis (harmonic motion) adalah periodic yang artinya selalu berulang
pada waktu yang sama.

Gambar 2.8 Harmonic motion

d. Periodic Motion

Periodic motion (gerakan periodik) adalah semua gerakan yang berulang


secara periodis. Ini termasuk harmonic motion, pulses dan lain sebagainya.
Gerakan periodik adalah semua gerakan yang berulang sendiri di waktu yang
sama.

Gambar 2.9 Periodic motion

e. Random Motion

Random motion (gerakan tidak beraturan) terjadi secara erratic dan berlaku
disemua frekuensi pada rentang pengukuran pita frekuensi (frequency band).
Random motion adalah semua gerakan yang tidak terjadi secara periodic
ataupun harmonic.

11
Gambar 2.10 Random motion

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Analisa Masalah

Permasalahan awal yang terjadi yaitu Pada tanggal 3 Des 2017 jam 12:03
vibrasi PAF B naik sampai 5,580 mm/s sejalan mengikuti dengan naik turunya
temperatur Outlet PAF. Belum bisa dipastikan hubungan antara kenaikan
temperature outlet PAF B terhadap kenaikan vibrasi. Ini bisa terjadi jika Blade
PAF B di buka maka Vibrasi naik

12
Gambar 3.1 Grafik nilai vibrasi PAF B

Naiknya nilai vibrasi dari PAF B dapat dipantau dari DCS dimana sisi
fan X dan Y dalam kategori Warning (Trip pada 7.1 mm/s). Sementara itu, tim
PdM tidak bisa melakukan pengambilan data serta analisa vibrasi tinggi pada
PAF B dikarenakan lokasi bearing tertutup dengan cover fan sehingga monitoring
hanya dilakukan dengan pencatatan vibrasi di DCS. Nilai vibrasi yang ada di
DCS tidak cukup untuk digunakan sebagai bahan analisa untuk menemukan
penyebab terjadinya kenaikan nilai vibrasi pada PAF B

Sensor-sensor vibrasi pada Fan Fan PLTU Adipala terpasang pada frame
fan. Semua sensor terhubung dengan DCS untuk monitoring vibrasi, akan tetapi
tidak terhubung dengan junction box/ panel yang bisa digunakan untuk
menghubungkan ke vibration analyzer. Dari DCS, hanya besaran vibrasi yang
terukur dan tidak bisa ditampilkan spektrum vibrasi yang menjelaskan sumber-
sumber penyebab vibrasi.

13
Gambar 3.2 Sensor virasi fan dan nilai vibrasi di DCS

3.2 Analisa Inovasi


Untuk meningkatkan akurasi pengukuran vibrasi pada peralatan,
penempatan posisi sensor harus tepat dekat dengan sumber vibrasi, Oleh karena
itu dilakukan penambahan dan pemasangan (mounting) sensor yang dipasang
pada bearing housing dan dihubungkan dengan junction box.

Gambar 3.3 Teknik pemasangan sensor

Karena begitu pentingnya proses monitoring vibrasi pada fan fan di


boiler PLTU Adipala, maka sangat diperlukan penambahan sensor vibrasi pada
peralatan. Sensor yang akan dipasang adalah sebanyak 12 buah sensor pada
semua fan, dimana 2 sensor (x,y) dipasang pada masing masing PA Fan dan FD
Fan serta 2 sensor tahan temperatur tinggi dipasang pasa masing masing ID Fan.
Semua sensor tersebut akan dihubungkan pada 1 junction box untuk
mempermudah pengambilan data menggunakan vibration analyzer.

14
Gambar 3.4 Desain Junction Box

Sensor vibrasi yang lama terpasang pada frame di masing masing fan
boiler yang kemudian terhubung ke DCS dan nilai vibrasi akan ditampilkan di
DCS secara real time. Terpasangnya sensor yang hanya di frame sangat
memungkinkan bahwa nilai vibrasi yang terlihat di DCS tidak sesuai dengan nlai
vibrasi yang sebenarnya. Oleh karena itu, perlunya penambahan sensor vibrasi
yang dipasangkan langsung pada bearing house sehingga pengukuran lebih

akurat. Sensor yang dipasangkan pada bearing house inilah yang kemudian
disambungkan di dalam satu junction box dan di dalam junction box ini tim PdM
dapat melakukan pengukuran vibrasi sekaligus dengan pengukuran spektrum
vibrasi.

Sensor lama
Sensor baru
Junction Box DCS

Gambar 3.5 Desain pemasangan sensor vibrasi

15
Gambar 3.6 Bearing fan

3.3 Langkah-langkah Pekerjaan

a. Perhitungan Inovasi

Berdasarkan data yang kami peroleh di lapangan dan penghitungan


material yang dibutuhkan kami susun sbb :

Tabel 3.1 Perhitungan biaya inovasi

NO DESCRIPTION Qty HARGA


1 IMI SENSOR MULTI PURPOSE ACCELEROMETER 12 Rp.172.500.000,00
100 mV\g top connector with M6-M8 mounting
screw and top exit cable

2 BNC TERMINATION ENCLOSURE 8”x 6” x 4” 2 Rp. 6.600.000,00


NEMA IP68 ENCLOSURE 2 CHANNEL

3 INSTALATION ( 4 Days ) Rp. 38.500.000,00


a. Preparation,permit,accomodation
b. Consumable cable tie
c. Tools
d. Wiring termination
e. Signal check

16
JUMLAH Rp. 217.600.000,00

b. Proses Pembuatan Inovasi

Pemasangan sensor vibrasi pada fan-fan sebagai berikut :

 FDF A dengan 2 sensor arah horisontal dan vertikal dan masing-masing


sensor dan kabel terhubung ke BNC switchbox terpasang disamping fan

 FDF B dengan 2 sensor arah horisontal dan vertikal dan masing-masing


sensor dan kabel terhubung ke BNC switchbox terpasang disamping fan

 PAF A dengan 2 sensor arah horisontal dan vertikal dan masing-masing


sensor dan kabel terhubung ke BNC switchbox terpasang disamping fan

 PAF B dengan 2 sensor arah horisontal dan vertikal dan masing-masing


sensor dan kabel terhubung ke BNC switchbox terpasang disamping fan

 IDF A dengan 2 sensor (High Temperature >250OC)) arah horisontal dan


vertikal dan masing-masing sensor dan kabel (High temperature >250OC))
terhubung ke BNC switchbox terpasang disamping fan

 IDF B dengan 2 sensor (High Temperature >250OC) arah horisontal dan


vertikal dan masing-masing sensor dan kabel (High temperature >250OC))
terhubung ke BNC switchbox terpasang disamping fan

 Sensor Vibrasi dipasang pada housing bearing dengan menggunakan plat


pejal yang dilas pada housing bearing tanpa mereduksi nilai vibrasi dan
kualitas plat dan las tidak korosif dan mengalami perubahan akibat
temperature dan lingkungan dengan menunjukan data material kawat las dan
plat dudukan sensor.

 Semua sensor yang terpasang compatible dan dapat dibaca oleh portable
vibration analyzer UJP Adipala secara akurat.

17
BAB IV

MANFAAT INOVASI DAN ANALISA RESIKO

4.1 Manfaat Finansial

a. Menghindari kerusakan mendadak pada bearing, motor dan fan yang bisa
menimbulkan biaya besar dan membahayakan

Biaya Penggantian Ball Bearing : Rp 60.000.000,00

b. Mengurangi proses overhaul dan meminimalkan biaya perawatan

c. Menjaga kehandalan Unit dan memperpanjang usia peralatan di Unit

Apabila terjadi kerusakan pada bearing Fan-Fan maka akan dilakukan derating
unit.

Harga Penjualan Listrik = Rp. 550,-/kWh

Total Lost Opportunity = Rp. 550.-/kWh x 660.000

18
= Rp. 363.000.000,-/jam

*Belum termasuk biaya untuk start unit

4.2 Manfaat Non Finansial

a. Monitoring vibrasi fan fan menjadi lebih akurat


b. Memaksimalkan kelancaran operasi unit PLTU Adipala
c. Citra perusahaan akan naik sebagai penyedia jasa O&M dengan andalnya operasi
PLTU Adipala

4.3 Kajian Resiko

Untuk mengetahui dampak/resiko akibat ketidak akuratan proses


monitoring vibrasi di fan fan boiler, maka dilakukan kajian sekaligus dilakukan
mitigasi resiko, untuk mengurangi resiko yang akan terjadi. Berikut adalah hasil
mitigasi resiko dan tabel uji kelayakan resiko.
Tabel 4.1 Analisa Resiko

Sumber Rating Setelah


No Sasaran Risiko Mitigasi
Risiko Akibat mitigasi

1 Bidang Strategis

 Dilakukan
perancangan sistem
dengan lebih detail

Hasil pembuatan  Dilakukan kajian


Desain Sistem terhadap proses &
S1 Internal program tidak Ekstrem Rendah
/ alat prosedur dalam
sesuai.
penerapan program
 Dilakukan
pengawasan selama
proses pemasangan
2 Bidang Operasional

Operator belum
memahami
Kompetensi  Dilakukan IHT atau
O1 Internal pengaplikasian Tinggi Rendah
Operator knowledge Sharing
sistem sensor di
fan boiler

19
3 Bidang Finansial

 Dilakukan kerjasama
dengan bidang
Pemeliharaan
Mekanik untuk
Pembuatan proses pemasangan
Biaya
dan dan memelihara
F1 Pembuatan
pemeliharaan Eksternal Tinggi sistem. Rendah
sistem sangat
sistem &
mahal  Mencari komponen
jaringan
komponen hardware
di tempat lain yang
harganya lebih
terjangkau

Tabel 4.2 Kajian Resiko

S1

F1 O1

20
F1
S1
O1

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Melalui pembahasan, analisa, perhitunggan dan data-data dalam bab bab


sebelumnya maka dapat diambil sebuah kesimpulan sebaga berikut :

a. Untuk mencegah terjadinya catastrophic failure pada Fan Fan Boiler maka
diperlukan vibration monitoring yang tepat dan akurat. Hal ini dapat
dilakukan dengan melakukan pemasangan sensor vibrasi pada bearing
housing Fan.

21
b. Berdasarkan kajian kelayakan operasional dan biaya, maka instalasi sensor
vibrasi pada fan fan boiler ini layak untuk dilaksanakan dengan nilai
investasi total Rp 217.600.000,00

c. Resiko yang akan dihadapi dalam kajian ini didalam makalah tergolong
tinggi

5.2 Saran-saran

Mengingat begitu pentingnya sistem ini untuk memonitoring vibrasi dari fan fan
boiler secara akurat, maka untuk menjaga kenormalan operasi dan meminimalisir
terjadinya kerusakan peralatan, perlu dilakukan monitoring peralatan secara kontinyu.

DAFTAR PUSTAKA

CNTIC. 2016. Central Control Operation Manual for PLTU 2 Jateng Adipala
(3rd version). Jiangxi:Nanchang Power Plant

Babcock. 2018. Supercritical Boilers. Diambil dari: http://www.babcock.com/


products/Pages/SupercriticalBoilers.aspx. Diakses pada tanggal 28
Oktober 2018

22

You might also like