You are on page 1of 32

RENCANA STRATEGIS

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


UNIVERSITAS NASIONAL
TAHUN 2016-2020

LAMPIRAN KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NASIONAL


NOMOR 138 TAHUN 2016

Tim Penyusun

Ernawati Sinaga
Tatang Mitra Setia
Nonon Saribanon
Tri Waluyo
Suprihatin
Harini Nurcahya

UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
TAHUN 2016
YAYASAN MEMAJUKAN ILMU DAN KEBUDAYAAN (YMIK)

UNIVERSITAS NASIONAL
(Didirikan 15 Oktober 1949)
Jl. Sawo Manila No.61, Pejaten*Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520, Telp. (021) 7806700 (hunting),
F ax. 7 8027 18-l 8027 19 httpr/www. u nas.ac. id, Email : info@u n,as.ac. id

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NASIONAL


Nomor .l9B Tahun 2016
Tentang
PENETAPAN RENCANA STRATEGIS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS NASIONAL TAHUN 2016 .2020

REKTOR UNIVERSITAS NASIONAL


Menimbang 1. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas dan kemanfaatan kegiatan
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat di kalangan Sivitas
Akademika Universitas Nasional perlu ditetapkan Rencana Strategis
Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Nasional sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
bahwa untuk maksud tersebut perlu ditetapkan dengan Keputusan Rektor
Universitas Nasional.
Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003;
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012;
3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2014;
4. Statuta Universitas Nasional Tahun 2009;
5. Surat Keputusan Re-ktor No. 185 Tahun 2012;
6. Surat Keputusan RektorNo. 186 Tahun 2012;
Memperhatikan Hasil Rapat Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada
Masyarakat dan Kerjasama tanggal 19 September 2016.

MEMUTUSKAN
Menetapkan KEPUTUSAN REKTOR LINIVERSITAS NASIONAL Tentang
RENCANA STRATEGIS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS NASIONAL TAHT]N 2016 _2020;
Pertama Mengesahkan Rencana Strategis Pengabdian kepada Masyarakat
Universitas Nasional sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan
ini;
Kedua Rencana Strategis Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Nasional
sebagaimana dimaksud dalam Diktum pertama wajib dipedomani dan
dilaksanakan oleh semua dosen di Lingkungan Universitas Nasional;
Ketiga Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan;
Keempat Apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan
diperbaiki sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal :6 Oktober 2016

.
$d4-
El Amry Bermawi Putera,
:\
M&f:-
Tembusan Yth :
l.ParaWakil Rektor;
2. P ara Dekan/Direktur:
Renstra PkM UNAS 2016-2020

SAMBUTAN

Rencana Strategis (Renstra) Program Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Nasional Tahun
2016-2020 ini disusun dengan mempertimbangkan peraturan-perundangan yang berlaku, antara lain
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor
44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, dan Peraturan Menteri Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Rencana Strategis Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Tahun 2015-
2019, serta isu-isu terkini yang terkait dengan pendidikan tinggi dan pelaksanaan Tri Dharma
Perguruan Tinggi, khususnya pengabdian kepada masyarakat. Selain itu, Renstra ini juga disusun
untuk mendukung pencapaian Visi dan Misi Universitas Nasional serta salah satu wujud kontribusi
dalam pengembangan masyarakat dan pembangunan nasional.

Renstra Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Nasional Tahun 2016-2020 disusun melalui
berbagai tahapan, termasuk diskusi dengan para pemangku kepentingan (stakeholders), sivitas akademika,
dan seluruh pimpinan Universitas Nasional. Renstra ini merupakan dokumen yang dipergunakan sebagai
landasan penyusunan kegiatan dalam mencapai indikator kinerja yang telah disepakati, dengan
mempertimbangkan capaian Tri Dharma Universitas Nasional saat ini.

Jakarta, 26 September 2016

Rektor Universitas Nasional,

Dr. El Amry Bermawi Putra, MA

i
Renstra PkM UNAS 2016-2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, dengan selesainya Rencana Strategis
Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Nasional Tahun 2016-2020.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Penguatan


Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI;
2. Kopertis Wilayah III Jakarta;
3. Rektor Universitas Nasional beserta jajaran pimpinan;
4. Sivitas akademika Universitas Nasional;
5. Seluruh pihak yang telah membantu tersusunnya Renstra ini.

Renstra ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan masukan dari
berbagai pihak bagi perbaikan Renstra tersebut. Semoga bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, 1 September 2016

Tim Penyusun

ii
Renstra PkM UNAS 2016-2020

DAFTAR ISI

Hal
SAMBUTAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Pendekatan Penyususnan Renstra .......................................................... 2

LANDASAN PENGEMBANGAN PROGRAM PENGABDIAN


BAB II 5
KEPADA MASYARAKAT

2.1 Visi dan Misi .......................................................................................... 5

2.2 Landasan Pengembangan .................................................................... 6

2.3 Pendekatan Program .............................................................................. 7

2.4 Analisis SWOT untuk Penilaian Kondisi Eksisting .......................... 10

GARIS BESAR RENCANA STRATEGIS PROGRAM


BAB III 13
PENGAMBDIAN KEPADA MASYARAKAT

3.1 Tujuan dan Sasaran Pelaksanaan Program Pengabdian Kepada 13


Masyarakat ............................................................................................
3.2 Strategi dan Kebijakan Program Pengabdian Kepada Masyarakat 13

BAB IV PROGRAM, KEGIATAN, DAN INDIKATOR KINERJA 16

4.1 Kebijakan Umum Program Pengabdian Kepada Masyarakat ......... 16

4.2 Program Prioritas ................................................................................. 17

4.3 Indikator Kinerja .................................................................................. 18


BAB V POLA PELAKSANAAN DAN IMPLEMENTASI PROGRAM 21

5.1 Prosedur Perencanaan dan Implementasi Program ........................... 22

5.2 Mekanisme Monitoring dan Evaluasi Program ................................... 22


BAB VI PENUTUP 26

iii
Renstra PkM UNAS 2016-2020

DAFTAR PUSTAKA 27

DAFTAR TABEL

Tabel Keterangan Hal

1 Pelaksanaan Kegiatan PkM Berdasarkan Sumber Pendanaan ............ 11

2 Analisis Kondisi Internal .................................................................... 11

3 Analisis Kondisi Eksternal ................................................................. 12

4 Gambaran Program PkM Prioritas ...................................................... 18

iv
Renstra PkM UNAS 2016-2020

DAFTAR GAMBAR

Gambar Keterangan Hal

1 Tahapan dalam Pelaksanaan Penyusunan Renstra Pengabdian Kepada 3


Masyarakat Universitas Nasional Tahun 2016 - 2020

2 Tahapan Program Pengembangan Masyarakat 10

3 Tahapan dalam Program PkM Berkelanjutan 15

4 Hubungan Variabel-variabel dalam Hierarki Masukan-Proses- 18


Keluaran-Dampak-Indikator dalam Monitoring Evaluasi Program

5 Prosedur Penyususnan Program PkM Universitas Nasional 21

v
Renstra PkM UNAS 2016-2020

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perrguruan Tinggi memiliki peran penting dalam mendorong pembangunan wilayah dan
pengembangan masyarakat. Hal tersebut merupakan salah satu tugas yang diemban oleh
perguruan tinggi sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu
Pendidikan/Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat. Sebagai bentuk
dari tanggung jawab sosial perguruan tinggi terhadap lingkungan, masyarakat, bangsa dan
negara, kebijakan dan implementasi program pengabdian kepada masyarakat perlu
direncanakan dengan baik melalui kajian yang kemudian dituangkan dalam sebuah
Rencana Stategis Program Pengabdian kepada Masyarakat selama 5 (lima) Tahun yaitu
2016-2020. Dokumen Renstra tersebut dapat dijadikan tolok ukur (benchmark) untuk
keberhasilan pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat serta mendorong
peningkatan kinerja program.

Penyusunan Rencana Strategis Program Pengabdian kepada Masyarakat merupakan suatu


mekanisme optimalisasi pengelolaan sumber daya untuk membantu masyarakat dan
lingkungannya dalam peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan. Optimalisasi sumber
daya tersebut mencakup usaha-usaha peningkatan kapasitas masyarakat dan kapasitas
institusi lokal, serta pelayanan sosial kepada berbagai komunitas. Konsentrasi program
berlandaskan kepada community empowerment yang bertitik tolak pada aspirasi dan
kebutuhan masyarakat itu sendiri, sebagaimana diamanatkan oleh Direktorat Riset dan
Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia dalam
Pedoman Penyusunan Renstra Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Tahun
2016.

Program Pengabdian kepada Masyarakat merupakan komitmen Universitas Nasional


sebagai sebah perguruan tinggi untuk berkontribusi dalam pembangunan nasional dan
kemanusiaan. Hal tersebut merupakan kesungguhan Universitas Nasional untuk berperan
dalam pengembangan wilayah dan pemberdayaan masyarakat, serta mendorong upaya
percepatan pembangunan di Indonesia.

Sejalan hal tersebut, berkembang pula pemikiran-pemikiran baru yang berkaitan dengan
tanggung jawab sosial institusi pendidikan tinggi yang tercantum dalam Social
Responsibility sebagaimana disebutkan pada ISO 26000. Seluruh tahapan dalam
1
Renstra PkM UNAS 2016-2020

implementasi program PkM merupakan aspek penting yang saling berkait, mulai dari
tahap input-proses-output-dampak, sebab keseluruhan tahapan tersebut dapat
menggambarkan kinerja program PKM. Sebagai contoh, perencanaan yang baik dan
terintegrasi (input) dapat menghasilkan sinergi yang optimal antar program dalam
kerangka pencapaian sasaran.

Perencanaan program pengabdian kepada masyarakat dalam jangka menengah dan jangka
panjang, merupakan salah satu bentuk komitmen dalam mengawal program agar dapat
memberikan dampak yang signifikan. Berkaitan dengan hal tersebut, yang terpenting
adalah komitmen yang kuat terhadap pengembangan wilayah dan pemberdayaan
masyarakat. Oleh sebab itu, ciri atau indikator penting kinerja program PkM adalah
adanya keberlanjutan program dan menguatnya kemandirian masyarakat. Selain itu,
sinergi dengan seluruh stakeholders, termasuk pemerintah daerah, sangat penting untuk
menghasilkan sinergi, sebab pada dasarnya pembangunan nasional itu merupakan
tanggung jawab bersama. Masa berlaku Rencana Strategis Program Pengabdian kepada
Masyarakat Universitas Nasional adalam dalam kurun waktu 5 (lima) tahun, yaitu tahun
2016-2020.

1.2. Pendekatan Penyusunan Renstra

Rencana Strategis (Renstra) Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Nasional,


disusun dengan memperhatikan isu-isu nasional dan global, tetapi dikaitkan dengan aspek
kewilayahan dan rencana pembangunan daerah terkait. Selain itu, pelaksanaannya juga
mempertimbangkan pendekatan multidisiplin sesuai dengan potensi sumber daya manusia
yang ada di Universitas Nasional.

Mekanisme penyusunan renstra dilaksanakan secara partisipatif dengan melibatkan semua


pihak antara lain pimpinan universitas, fakultas, program studi, pusat studi/kajian, alumni,
serta stakeholders yang kompeten dan relevan dengan program PkM. Alur mekanisme
pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

2
Renstra PkM UNAS 2016-2020

Pembentukan Panitia Desk Study dan konsultasi dengan


di tingkat Universitas para ahli/pakar dan stakeholders

Visi, Misi, Tujuan dan


Sasaran Universitas, Penyusunan
Statuta Unas, RIP Unas, Draft Renstra PkM
dan dokumen lain, serta

Pelaksanaan Lokakarya
dengan mengundang
stakeholders terkait

Pengusulan Ketetapan Renstra


PkM UNAS 2016-2020

Visi dan Misi

Penerbitan SK Rektor Renstra


PkM UNAS 2016-2020

Sosialisasi kepada
sivitas akademika

Gambar 1. Tahapan dalam Penyusunan Renstra Pengabdian kepada Masyarakat


Universitas Nasional Tahun 2016-2020

1. Tahap pengumpulan informasi/desk study


Pengumpulan informasi dilakukan melalui media diskusi, pertemuan dan penelusuran.
Tindakan pengumpulan informasi diselenggarakan dengan tujuan untuk menghimpun
masukan, ide, harapan, persepsi dan pandangan tentang pengabdian kepada masyarakat
dari para stakeholder (diantaranya: pimpinan universitas, dosen dan tenaga kependidikan,
mahasiswa, alumni, pemerintah, pihak swasta).

3
Renstra PkM UNAS 2016-2020

2. Tahap Penyesuaian Rumusan dengan Dokumen Universitas

Tahap ini berbentuk kegiatan diskusi lanjutan dan dilakukan oleh para key persons
yang mewakili kepentingan dari keseluruhan stakeholders. Diskusi ini diselenggarakan
secara komprehensif dengan melibatkan seluruh key persons sebagai peserta diskusi dan
sekaligus mengikutsertakan pimpinan Universitas di dalamnya. Pimpinan Universitas
pada diskusi tersebut diposisikan sebagai pihak yang berkompeten untuk memastikan
bahwa renstra yang disusun sejalan dengan visi dan misi Universitas.

3. Tahap Diskusi Pendalaman oleh Tim Penyusun Renstra PkM UNAS 2016-2020

Rumusan-rumusan yang telah diperoleh sebelumnya dari tahap kedua, kemudian dibahas
secara mendalam pada diskusi pendalaman atau lokakarya oleh Tim Penyusun Renstra
tersebut, yang diarahkan dan disimpulkan menjadi rumusan yang lebih ringkas dan
spesifik. Dalam tahap inilah, Renstra dibentuk dan disepakati.

Dalam penyusunan Renstra tersebut, juga dilakukan kajian berkaitan dengan isu-isu
global dan nasional, isu-isu wilayah, dan keunggulan yang dimiliki oleh Universitas
Nasional. Dalam implementasinya, didorong untuk dilaksanakan antar program studi
(multidisiplin), sehingga terjalin kebinekaan intelektual, di samping mengembangkan
kemitraan dan jejaring dengan pihak luar. Beberapa isu nasional yang dihimpun adalah:

1. Pembangunan Ekonomi Daerah dan Pengembangan UMKM


2. Konservasi Sumber Daya Alam, Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan Kebencanaan
3. Pembangunan Politik, Hukum, dan Keamanan
4. Pembangunan Wilayah Perbatasan
5. Pembangunan Kelautan dan Kemaritiman

4
Renstra PkM UNAS 2016-2020

BAB II
LANDASAN PENGEMBANGAN PROGRAM PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT

2.1. Visi dan Misi

Visi dan misi program PkM merupakan arah kebijakan yang mendasari seluruh
perencanaan program dan capaian sampai dengan tahun 2020, serta selaras dengan visi
dan misi Universitas Nasional.

VISI

Mewujudkan komitmen untuk mendukung pembangunan nasional melalui


pengembangan wilayah dan pemberdayaan masyarakat secara inovatif, spesifik,
berbasis potensi lokal dan kemitraan secara berkelanjutan untuk mencapai
kemandirian dan kesejahteraan masyarakat, srta peningkatan kualitas lingkungan

Dari visi tersebut kemudian dijabarkan menjadi beberapa poin sebagai misi yang akan
memandu pencapaian visi. Selaras dengan misi Universitas Nasional, maka misi Program
PkM Universitas Nasional adalah:

MISI

Menerapkan komitmen untuk memberikan nilai tambah bagi masyarakat dalam


mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional

Mengembangkan kepedulian sosial dan kontribusi perguruan tinggi sesuai dengan


bidang keilmuan terhadap pengembangan dan pemberdayaan masyarakat secara
berkelanjutan

Membangun kohesivitas sosial dan mengembangkan modal sosial dalam bingkai


budaya nasional yang dapat mendukung percepatan pembangunan

Mengembangkan potensi lokal melalui kemitraan dan pengembangan jejaring.

5
Renstra PkM UNAS 2016-2020

2.2. Landasan Pengembangan

Renstra PkM UNAS 2016-2020 disusun dengan mendasarkan pada peraturan-peraturan yang terkait
dengan pendidikan tinggi secara umum maupun peraturan-peraturan yang terkait dengan UNAS secara
khusus yang antara lain:
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi;
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi;
e. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 tentang
Standar Nasional Pendidikan Tinggi;
f. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 17 Tahun 2013
tentang Jabatan Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya;
g. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 46 Tahun 2013
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 17 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya;
h. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;
i. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi Tahun 2015-2019.
j. Surat Keputusan Rektor Universitas Nasional Nomor Tahun tentang

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi, tidak
lepas dari konsep Pengembangan Masyarakat (Community Development), yang
merupakan salah satu cara atau sarana untuk membangun wilayah atau masyarakat.
Definisi mengenai pengembangan masyarakat sangat beragam, namun untuk mudahnya
definisi yang dapat dianggap mewakili konsep tersebut adalah “upaya yang terus-menerus
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, baik dalam dimensi sosial, ekonomi maupun
6
Renstra PkM UNAS 2016-2020

budaya yang dilakukan secara sadar, terencana dan berkesinambungan”. Konsep


komunitas dalam community development memiliki makna yang lebih luas, meliputi
aspek ekologis, ekonomis dan juga sosiologis. Komunitas digambarkan sebagai unit
interaksi sosial ekonomi yang lebih menunjuk kepada sistem administrasi (teritorial) yang
paling bawah. Kelompok, merupakan kesatuan masyarakat yang mengidentifikasi diri
berdasarkan karakteristik tertentu, seperti pekerjaan, kekerabatan, gender, etnis dan
sebagainya. Untuk unit terkecil dari masyarakat adalah rumah tangga. Dalam renstra ini,
konsep “komunitas” yang dimaksud adalah “ikatan sosial” yang berlandaskan teritorial di
mana masyarakat di kawasan tersebut hidup dalam suatu lokalitas tertentu dengan
eksistensi yang jelas.

2.3. Pendekatan Program

Ruang lingkup program pengabdian kepada masyarakat melalui pengembangan


masyarakat sangat luas dan multi dimensional, baik sosial, ekonomi, pendidikan,
kesehatan, budaya maupun berbagai hal berkaitan dengan kesejahteraan dan keamanan
dalam pengertian yang seluas-luasnya. Oleh karena itu, dalam rangka pelaksanaan
program pengembangan masyarakat, perlu membatasi pada beberapa dimensi kehidupan
sosial masyarakat, seperti; pendidikan, kesehatan, kehidupan ekonomi masyarakat, sosial
budaya dan politik. Enam dimensi tersebut dipilih karena pengaruhnya yang determinan
dalam setiap sendi kehidupan sosial masyarakat, dimana satu dengan yang lain
memberikan pengaruh kuat, sehingga harus diperhitungkan sebagai faktor determinan
dalam dimensi kehidupan masyarakat.

Terdapat tiga komponen pendekatan pengembangan masyarakat, yaitu: Pertama,


penekanan pada fungsi kemandirian termasuk sumber-sumber ekonomi dan tenaga kerja
setempat, serta kemampuan manajemen lokal. Kemandirian menjadi sangat penting agar
independensinya tetap terjaga dan kesadaran masyarakat tidak terdominasi oleh aktor-
aktor di luar wilayah dan komunitasnya. Kedua, penekanan pada penyatuan masyarakat
sebagai suatu kesatuan, melalui pembentukan organisasi-organisasi lokal. Penyatuan
dapat membentuk kohesi sosial yang berguna bagi pembentukan budaya gotong royong.
Ketiga, penekanan pada perubahan sosial serta masalah-masalah yang ditimbulkannya.
Aspek khusus dalam perubahan sosial pada program pembangunan masyarakat, adalah
bagaimana meniadakan ketimpangan peran para anggota masyarakat baik di dalam
maupun di antara komunitas-komunitas tersebut serta menuju pada perubahan sosial yang

7
Renstra PkM UNAS 2016-2020

harmonis, maju dan sejahtera. Dari ketiga pendekatan tersebut, secara teknis dan praktis
pada dasarnya community development dapat dikembangkan melalui dua kegiatan
penting, yaitu Pemberdayaan dan Pendampingan Masyarakat.

a. Pemberdayaan.

Ruang lingkup pemberdayaan dimulai dari upaya perjuangan untuk memperoleh


kebebasan hingga kesempatan mengembangkan diri, sehingga dalam pemberdayaan
masyarakat tidak hanya terpenuhinya kebutuhan dasar (ekonomi), pengembangan sumber
daya manusia, atau peningkatan peran kelembagaan masyarakat (desa), tetapi juga
berkaitan dengan pengembangan kapasitas masyarakat untuk melepaskan diri dari ke-
jumud-an, keterbelakangan dan kemandegan budaya. Dengan kata lain, pemberdayaan
masyarakat menyangkut berbagai pendekatan “manusiawi” untuk mencapai sasaran
kemajuan-kemajuan, baik dalam dimensi sosial, ekonomi, budaya dan lain sebagainya.

Kemudian, istilah Pemberdayaan itu sendiri ada sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap
program pembangunan ekonomi pemerintah yang hanya menggunakan metode atas ke
bawah (top down). Definisi pemberdayaan sendiri beragam dan bersifat kontekstual.
Namun pada umumnya pemberdayaan dimaknai sebagai penguatan dan atau
“mendapatkan kekuatan” (power), terkait dengan kemampuan masyarakat (khususnya
golongan miskin dan tak berdaya) untuk mendapatkan akses ke sumber-sumber daya yang
menjadi dasar dari kekuasaan dalam suatu sistem sosial. Dengan akses tersebut, mereka
menjadi mandiri dalam proses pengambilan keputusan sehingga mampu keluar dari
kemiskinan1. Sementara, makna lain pemberdayaan adalah sebagai segala proses yang
dapat meningkatkan kontrol masyarakat atas hidup mereka sendiri. Dengan demikian,
pemberdayaan merupakan proses perubahan pribadi (individual), dari persepsi sebagai
obyek bergeser menjadi pelaku.
Pemberdayaan memiliki tujuan untuk menjadikan komunitas mandiri, terutama dalam
menyusun agenda maupun menangani urusan-urusannya sendiri. Oleh karena itu, proses
ini sangat menekankan pada pentingnya capacity building (membangun kemampuan)
dengan dukungan para stakeholders. Pemberdayaan kemudian menjadi pendekatan bagi
pembangunan alternatif yang lebih menitikberatkan pada pendekatan bottom-up, dengan
menempatkan rakyat yang tertinggal, sebagai prioritas, serta memberikan ruang
partisipasi yang besar kepada masyarakat.

1
Area Studies ed: Keyword in area studies. Harvest publisher, tahun 2000 dalam Raphaella Dewantari
Dwianto, “Pendekatan Pemberdayaan dalam Pembangunan Komunitas” Paper, tahun 2002
8
Renstra PkM UNAS 2016-2020

Pedoman dalam pemberdayaan komunitas adalah pada peningkatan kemampuan


komunitas dalam mengelola kehidupannya sendiri, serta meningkatnya inisiatif komunitas
untuk menentukan nasibnya sendiri. Secara lebih spesifik, pemberdayaan komunitas
mengacu pada: Pertama, peningkatan kemampuan komunitas dalam bernegosiasi dengan
agen-agen atau institusi di luar komunitas, menarik investasi, dan pemenuhan hak-hak
komunitas. Kedua, peningkatan kemampuan komunitas dalam menjalankan urusan-urusan
internal, atau dapat mewakili kepentingan dan pandangan warganya, dapat menangani
masalah komunitas, memformulasikannya dan mengelola pembangunan komunitas.

b. Pendampingan
Pendampingan dilakukan melalui penempatan tenaga pendamping atau fasilitator di
dalam komunitas yang memiliki peran untuk penyadaran, pengorganisasian, dan
pelayanan menyeluruh. Pendampingan adalah bagian integral dari proses pengembangan
(pemberdayaan) masyarakat. Seorang pendamping tidak sekedar dituntut untuk
menguasai teknik tertentu dalam memfasilitasi, tetapi juga harus mampu membangun
hubungan dengan stakeholder lain, serta mengenali konteks program secara keseluruhan.
Aksi-aksi bersama stakeholder lainnya harus disadari oleh pemahaman yang sama tentang
visi ke depan dari suatu program, dan dengan demikian mereka dapat membangun
struktur hubungan yang diperlukan dalam rangka mencapai hasil yang dikehendaki.
Pendamping (fasilitator) memiliki peran yang cukup signifikan dalam pengembangan
(pemberdayaan) masyarakat, dan ia juga mengemban misi kemanusiaan. Fasilitator pada
hakekatnya menempatkan diri sejajar dengan pihak lain. Prinsip utamanya adalah
membangun kepercayaan. Oleh karena dasarnya adalah moral, maka konteks
pendampingan tidak terbatas pada substansi program dimana seseorang ditugaskan.
Bahkan program itu sendiri merupakan sarana untuk berempati. Fasilitator hendaknya
berempati dalam segenap kebutuhan yang melingkupi “mitra yang difasilitasi”. Dengan
demikian, fasilitator adalah orang yang mampu berempati, berbagi pengalaman dan
mengabdikan diri untuk suatu pekerjaan khusus berdasarkan ilmu pengetahuan yang
diperlukan.

Seperti yang telah diuraikan di atas, maka fasilitasi memiliki peran yang signifikan dalam
proses pendampingan karena melalui fasilitasi inilah salah satu cara untuk mengubah pola
hidup masyarakat desa menuju pola perilaku modern, serta memberikan pelayanan teknis,
material dan intelektual untuk melaksanakan prinsip-prinsip pengembangan masyarakat.
Tindakan fasilitasi yang diberikan merupakan hasil dari proses pendampingan yang
berlangsung dalam jangka waktu yang relatif lama dan kontinyu. Seorang pendamping

9
Renstra PkM UNAS 2016-2020

harus mampu mendorong partisipasi dan menangkap aspirasi masyarakat di tengah


komunitas dimana ia berada.
Melalui kedua pendekatan tersebut yang dilaksanakan secara paralel, maka diharapkan
dapat mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan bagi masyarakat yang dibina.
Gambaran umum proses yang terjadi dalam masyarakat atau komunitas, dapat dilihat
pada bagan berikut:

Intensitas Independent
Society/
Community

Participation

Sharing

Involving

Giving

T1 T2 T3 T4 T5
Waktu

Gambar 2. Tahapan Program Pengembangan Masyarakat

Dari aspek teknologi, inovasi, dan kreativitas, juga dikembangkan dengan memperhatikan
aspek kesesuaian dengan potensi sumber daya yang ada di wilayah program. Selain itu,
keunggulan riset di Universitas Nasional juga dapat menjadi salah satu pertimbangan
dalam bentuk implementasi melalui program PkM.

2.4. Analisis Situasi Saat Ini


Universitas Nasional melakukan berbagai mekanisme penyelenggaraan kegiatan PkM
berupa kegiatan yang dikoordinasikan oleh LPPM antara lain berupa kegiatan rutin
pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh para dosen, dan mahasiswa. Selain itu ada
pula kegiatan PkM yang diselenggarakan oleh Universitas, Fakultas/PPS dan Unit Kerja
lainnya, serta melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Secara garis besar, kegiatan
PkM UNAS dalam 3 (tiga) tahun terakhir, dapat dilihat pada tabel berikut.

10
Renstra PkM UNAS 2016-2020

Tabel 1. Pelaksanaan Kegiatan PkM berdasarkan Sumber Pendanaan


Sumber Pembiayaan Jumlah Kegiatan PkM
No. Jumlah
Kegiatan PkM 2013 2014 2015
( (2) (3) (4) (5) (6)
1 Pembiayaan sendiri oleh dosen - - N1= 0
2) PT yang bersangkutan 4 4 62 N2= 156
3 Kemdiknas/Kementerian lain terkait -9 5 3 N3= 8
4 Institusi dalam negeri di luar 14 18 6 N4=38
Kemdiknas/Kementerian lain terkait
5 Institusi luar negeri - - 3 N5=3
Total 63 68 74 205

Analisis Kondisi Internal


Faktor lingkungan internal berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan internal dari sisi
sumber daya dan kelembagaan, seperti tampak dalam tabel berikut,

Tabel 2. Analisis Kondisi Internal

Kekuatan (Strenghts) Kelemahan (Weaknesses)


1. Terdapat sistem kelembagaan yang kuat 1. Keterbatasan anggaran untuk kegiatan
di tingkat universitas, fakultas, maupun PkM.
pusat-pusat studi. 2. Perlu pengembangan sumber daya
2. Potensi sumber daya manusia yang manusia untuk menyelaraskan dengan
besar dalam pengembangan program kegiatan PkM yang akan dilaksanakan,
PkM. khususnya pengembangan potensi
sumber daya alam dan kegiatan
3. Memiliki berbagai program studi
ekonomi masyarakat.
4. Memiliki program kerjasama dengan
3. Perlu pengembangan tim yang kuat.
beberapa institusi.
4. Masih rendahnya pengabdian kepada
5. Mempunyai pusat –pusat studi unggulan
masyarakat yang bersifat multidisiplin
6. UNAS mempunyai reputasi baik di tingkat
5. Rendahnya publikasi ilmiah untuk
nasional
kegiatan PkM

Secara umum, kondisi internal di atas menggambarkan bahwa Universitas Nasional


memiliki potensi yang besar untuk dapat melaksanakan kegiatan pengembangan
masyarakat yang berkelanjutan, dengan bidang program yang beragam.

11
Renstra PkM UNAS 2016-2020

Analisis Kondisi Eksternal

Dalam lingkungan eksternal ini menyangkut ancaman atan tantangan (threats) dan
peluang (opportunities) yang teridentifikasi sebagaimana berikut :

Tabel 3. Analisis Kondisi Eksternal

Tantangan (Threats) Peluang (Opportunities)


1. Akses informasi perlu dikembangkan, 1. Tersedia sumber dana nasional dan
khususnya dalam mengantisipasi era internasional kompetitif untuk
perkembangan teknologi informasi yang pengembangan kegiatan PkM
sangat pesat. 2. Terdapat peluang untuk
2. Menguatnya pengaruh globalisasi, liberalisasi, mengembangkan sumber energi
radikalisasi dan politisasi. alternatif sebagai pembangkit tenaga
listrik dan pengembangan UMKM.
3. Tuntutan Standar Mutu Pengelolaan Perguruan
Tinggi yang transparan dan akuntabel. 3. Pengembangan program pengelolaan
sampah berbasis masyarakat dan
kegiatan konservasi lingkungan
berpeluang untuk masuk dalam
program skala nasional dan
internasional

12
Renstra PkM UNAS 2016-2020

BAB III
GARIS BESAR RENCANA STRATEGIS PROGRAM
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

3.1. Tujuan dan Sasaran Pelaksanaan Program Pengabdian kepada Masyarakat

Tujuan program PkM Universitas Nasional adalah :


 Membangun kemitraan dengan seluruh stakeholders dan menciptakan kondisi yang
kondusif dalam mendukung proses-proses pembangunan.
 Memberikan kontribusi keilmuan dan teknologi dalam kegiatan pembangunan di
wilayah binaan.
 Mengembangkan potensi sumber daya lokal untuk mendorong kemandirian dan
kesejahteraan masyarakat
 Mengembangkan program PkM secara efektif dan berkelanjutan.

Sasaran program PkM Universitas Nasional adalah :


 Terbangunnya kemitraan antar stakeholders, sehingga dapat membangun sinergi untuk
mendukung proses-proses pembangunan.
 Terbentuknya reputasi dan citra yang baik bagi universitas melalui berbagai program
PkM yang efektif dan berkelanjutan, sebagai wujud kontribusi terhadap perbaikan
kondisi sosial, budaya, ekonomi, politik dan lingkungan sekitar.
 Terwujudnya kemandirian masyarakat, baik secara sosial-budaya maupun ekonomi,
melalui pengembangan potensi lokal dan kemitraan dengan berbagai pihak.

3.2. Strategi dan Kebijakan Program Pengabdian kepada Masyarakat

Berdasarkan analisis isu lingkungan internal dan eksternal, maka disusun strategi
kombinasi sebagai berikut :

Strategi Strengths-Threats(Strategi ST):


1. Mengembangkan kegiatan perekonomian masyarakat secara bersama-sama, melalui
pengembangan kelembagaan masyarakat, termasuk kelompok swadaya masyarakat
dan koperasi.

13
Renstra PkM UNAS 2016-2020

2. Melakukan sosialisasi ke berbagai pihak atas keberadaan dan program-program PkM


universitas, sehingga didapatkan umpan balik dari para stakeholder
3. Mendorong terbentuknya jejaring dan kemitraan sebagai wadah komunikasi berbagai
pihak terhadap permasalahan-permasalahan sosial dan pembangunan.
4. Mengembangkan program sosial ekonomi yang berbasiskan sumber daya lokal.

Strategi Strengths-Opportunities(Strategi SO):

Berdasarkan analisis di atas strategi yang dapat dikembangkan adalah:

1. Pengembangan program berdasarkan hasil riset unggulan universitas dan kepakaran


SDM yang ada di universitas.
2. Pemanfaatan potensi sumber daya alam dan pelestariannya.
3. Pengembangan home industry, seperti pengolahan makanan dan kerajinan tangan,
serta produk unggulan daerah binaan.

Strategi Weaknesses-Opportunities(Strategi WO):

1. Pengembangan energi alternatif seperti penggunaan lampu bertenaga matahari,


pengembangan energi listrik dari matahari (solar cell), angin ataupun dari sampah
(waste to energy), untuk memasok kebutuhan listrik yang semakin meningkat.
2. Pemberian pelatihan-pelatihan dalam berbagai bidang dan keterampilan, sebagai
bagian dari capacity building.
3. Bantuan peralatan produksi dengan teknologi tepat guna yang dikembangkan oleh
universitas.
4. Pendampingan pembentukan koperasi untuk mengatasi masalah permodalan dan
penetrasi pasar.

Strategi Weaknesses-Threats (Strategi WT):

1. Memberikan pelatihan yang sesuai dengan pekerjaan atau dengan teknologi yang
berkembang.
2. Optimalisasi upaya pengembangan produk pertanian .
3. Meningkatkan kapasitas pengelola (SDM) program PkM, disesuaikan kebutuhan
program.

14
Renstra PkM UNAS 2016-2020

4. Meningkatkan koordinasi dengan institusi pemerintah, terkait dengan program yang


akan dilaksanakan.

Dari uraian di atas, tampak bahwa untuk mengembangkan program secara berkelanjutan,
maka diperlukan strategi yang fokus, sehingga potensi sumber daya dapat optimal
diarahkan dalam mengembangkan program prioritas. Selanjutnya adalah kajian atau
assessment yang terjadwal, yang sekaligus juga sebagai sarana untuk mengembangkan
tolok ukur (benchmark) dan ukuran (measure) yang selalu diperbaharui. Dari hasil
kajian/assessment tersebut kemudian dibuat perencanaan dan implementasi program yang
secara bertahap menjadi bagian dari kontinuitas peningkatan dan pengembangan program
tersebut dan program-program lainnya yang terkait. Keseluruhan proses tersebut
tergambar dalam bagan berikut:

Kajian
Fokus Strategis

Program
Berkelanjutan
Perbaikan terus-
Perencanaan &
meerus (Continous
Improvement Implementasi

Gambar 3. Tahapan dalam Program PkM Berkelanjutan

Dari gambaran terdahulu, disadari bahwa dalam mengembangkan program PkM, perlu
dipilih beberapa bidang program yang strategis tetapi fokus, dan dilaksanakan dengan
sungguh-sungguh dalam seluruh aspeknya. Untuk itu, perlu dikembangkan program
prioritas yang akan menjadi program unggulan yang dilaksanakan secara berkelanjutan
dan terukur kinerjanya.

15
Renstra PkM UNAS 2016-2020

BAB IV
PROGRAM, KEGIATAN, DAN INDIKATOR KINERJA

4.1. Kebijakan Umum Program Pengabdian kepada Masyarakat

Secara umum, kebijakan program pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh
Universitas Nasional, memperhatikan prinsip-prinsip dasar sesuai dengan Pedoman
Penyusunan Renstra PkM dari Kementerian Ristekdikti RI, yaitu:
1. Berbasis kewilayahan
2. Berdasarkan permasalahan, kebutuhan atau tantangan di masyarakat
3. Sinergi, multi disiplin, dan bermitra
4. Kegiatan terstruktur, dengan target luaran yang jelas dan dapat diukur
5. Berkelanjutan, tuntas, dan bermakna

Dalam implementasinya, program PkM dilaksanakan dengan memperhatikan aspek-aspek


sebagai berikut:
 Sebagai program komplementer dari program pembangunan pemerintah (pusat/daerah).
 Bersifat partisipatif (pelibatan unsur masyarakat) dalam setiap tahapan implementasi
program.
 Merupakan proses pemberdayaan
 Mengutamakan penguatan kelembagaan
 Akuntabilitas (dapat dipertanggungjawabkan).
 Partnership dan networking (kemitraan dan jejaring dengan berbagai pihak).
 Local spesific dan melalui pendekatan sosial budaya setempat.
 Berfungsi sebagai stimulan dan generator (penggerak) awal dan dikembangkan oleh
masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan.

Kebijakan Program PkM tersebut tertuang dalam bentuk Panduan Pelaksanaan Program
PkM Universitas Nasional, yang diberlakukan melalui SK Rektor yang implementasinya
dapat dilaksanakan melalui aturan dan SOP yang ditetapkan sebagai juklak dari panduan
tersebut.

16
Renstra PkM UNAS 2016-2020

4.2. Program Prioritas

Kebijakan umum program PkM adalah pengalokasian program yang bersifat sporadis
semakin lama akan semakin berkurang, baik intensitas maupun alokasi anggarannya.
Sementara itu, hal tersebut berbanding terbalik dengan program yang bersifat
empowering dan berkelanjutan, dimana semakin lama maka alokasi programnya semakin
besar, karena esensi dari pengembangan masyarakat adalah mewujudkan kemandirian
masyarakat melalui program yang bersifat empowering tersebut.

Secara garis besar, beberapa fokus program PkM perlu dipertimbangkan untuk segera
dipersiapkan pelaksanaannya antara lain adalah:
1. Konservasi berbasis masyarakat untuk keanekaragaman hayati dan ekosistemnya
2. Pengelolaan lingkungan perkotaan dan pengolahan sampah berbasis masyarakat
3. Pengembangan perekonomian dan peningkatan pendapatan masyarakat
4. Peningkatan kapasitas dan peran perempuan dalam pembangunan
5. Pengembangan pendidikan dan kesehatan masyarakat
6. Pengembangan aspek sosial budaya dalam mendukung pembangunan sosial.

Dari berbagai pertimbangan di atas, kemudian disusun strategi implementasi program


berdasarkan waktu, yaitu:

Tahun pertama penekanannya lebih pada perencanaan yang berbasis kajian (link &
match dengan hasil-hasil penelitian), penyusunan SOP, dan program yang memiliki
urgensi tinggi, khususnya di wilayah binaan atau isu yang strategis.

Tahun kedua, pengembangan program pendampingan/fasilitasi dalam setiap


implementasi program untuk menjamin keberhasilan dan pencapaian sasaran program.
Tahun ketiga, Pengembangan jejaring dan kemitraan dengan melibatkan stakeholders
dan optimasi partisipasi masyarakat dalam implementasi program.
Tahun keempat dan kelima, upaya tersebut dapat mengarahkan pada pemilihan program
yang lebih fokus dan menjadi unggulan.

Secara garis besar, target pencapaian dalam jangka pendek dan menengah dari program
PkM adalah sebagai berikut.

17
Renstra PkM UNAS 2016-2020

Tabel 4. Gambaran Program PkM Prioritas


7.

Tahun Sasaran Bentuk Program


Penetapan Renstra dan program Identifikasi, klasifikasi, dan rincian program
2016
prioritas PkM, persiapan SDM & SOP internal
2017 Pengembangan program berkelanjutan Pendampingan/fasilitasi Program
Pembentukan forum stakeholders untuk
2018 Pengembangan kemitraan dan Jejaring
pengembangan wilayah
Penetapan dan Pengembangan Program
Peningkatan fokus dan kualitas
2019 yang berpotensi untuk menjadi Program
program PkM
Unggulan
Peletakan dasar untuk peningkatan Pengembangan indikator kinerja dan model
2020 kesejahteraan dan kemandirian pemberdayaan masyarakat, serta
masyarakat penyusunan renstra 5 tahun berikutnya

4.3. Indikator Kinerja

Penyelenggaraan program PkM perlu dilandasi dengan indikator keberhasilan program,


yang dioperasionalkan dalam indikator input, proses, output dan dampak. Untuk
mengevaluasi program PkM, diperlukan beberapa indikator untuk menilai setiap tahapan
dari program. Untuk itu, dapat dipergunakan model dari Hippopoc sebagai berikut,

Dampak:
Keluaran:
Perubahan Indikator:
Proses: Perubahan
Aktivitas: lanjutan akibat
secara Indikasi
perubahan
Tindakan langsung keberhasilan
Perencanaan langsung dan
atau pada aspek atau ketidak-
Program PkM interaksi dengan
Implementasi sosial dan berhasilan
aktivitas lainnya
Program fisik akibat Program
yang dialami
Program
komunitas lokal

Gambar 4. Hubungan Variabel-variabel dalam Hirarki Masukan-Proses-Keluaran-


Dampak-Indikator dalam Monitoring Evaluasi Program

18
Renstra PkM UNAS 2016-2020

a. Indikator Aktivitas (input)

 Adanya perencanaan program yang dilakukan secara partisipatif


 Adanya struktur organisasi yang memadai untuk melaksanakan program
 Adanya kajian-kajian yang mampu mendukung efektivitas program

b.Indikator Proses
 Sejauh mana keterlibatan masyarakat dalam proses implementasi program.
 Sejauh mana konflik-konflik kepentingan dapat terakomodasi dalam program dan
terselesaikan.
 Bagaimana adanya transferof knowledge dan skill dapat dilakukan.
 Bagaimana menarik pihak ketiga untuk berpartisipasi.

c. Indikator Keluaran (Output)


 Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat, ditemukannya alternatif
kegiatan ekonomi jangka panjang.
 Kewirausahaan meningkat melalui kemampuan membaca peluang bisnis,
memanfaatkan keterbatasan menjadi keunggulan, keberanian mengambil risiko,
dan sebagainya.
 Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan, kesehatan dan
kualitas lingkungan serta kemampuan mengakses berbagai pelayanan terkait
dengan hal tersebut bagi perbaikan kualitas kehidupan mereka.
 Adanya transfer pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill) seperti akses
informasi pasar, standar produk (kuantitas dan kualitas), jaringan, manajemen
keuangan, pengelolaan usaha.
 Adanya manajemen yang baik dalam kelembagaan masyarakat.

d. Indikator Dampak

 Terjalinnya hubungan yang harmonis antara masyarakat, pihak swasta, perguruan


tinggi, dan pemerintah.
 Lingkungan (baik internal dan eksternal) menjadi sehat dan terkelola secara baik.
 Meningkatnya kualitas hidup masyarakat, baik sosial maupun ekonomi sehingga
kemandirian masyarakat dapat terwujud baik bidang politik, ekonomi dan budaya.

BAB V
19
Renstra PkM UNAS 2016-2020

POLA PELAKSANAAN, PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN DISEMINASI

5.1. Prosedur Perencanaan dan Implementasi Program

Implementasi program perlu merujuk pada Roadmap PkM UNAS, meskipun secara
spesifik dapat disesuaikan dengan karakteristik lokasi. Prosedur penyusunan program
secara umum dapat digambarkan dalam bagan berikut:

Usulan Program Tahunan

Analisis dan Penetapan Program


 Pengkajian dan penilaian kelayakan program
 Identifikasi lokasi dan kelompok sasaran
 Menentukan skala prioritas program dan indikator capaian
program
Persiapan Internal
 Keterkaitan program dengan visi,misi & kebijakan PkM UNAS
 Persiapan sumber daya (SDM dan dana)
 Kelembagaan internal (sistem koordinasi, mekanisme kontrol,
orientasi tugas, pelaporan dan lain-lain)

Persiapan Sosial dan Kelembagaan


 Sosialisasi program dan penyiapan organisasi pelaksana serta
mekanisme program
 Fasilitasi dalam penguatan kapasitas kelompok sasaran

Implementasi Program

Monitoring dan Evaluasi Program

Pelaporan/Dokumentasi Program

Gambar 5. Prosedur Penyusunan Program PkM Universitas Nasional

Untuk kelancaran dalam penyelenggaraan Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat,


pedoman ini didukung oleh panduan-panduan teknis/berkas-berkas yang terkait, sebagai
berikut :

1. PanduanTeknis

20
Renstra PkM UNAS 2016-2020

2. Standar Prosedur Mutu


3. Standard Operating Procedure (SOP)
4. Formulir/berkas: Surat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan, Laporan Hasil PKM sebagai
Pertanggungjawaban Kegiatan.

Dalam pelaksanaannya, keseluruhan prosedur tersebut tertuang dalam SOP (Standard


Operating Procedure) untuk kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), yang terdiri
atas:
1. SOP Desk Evaluasi Proposal,
2. SOP Rekruitmen Penilai Internal,
3. SOP Kontrak Pengabdian kepada Masyarakat,
4. SOP Pelaporan Hasil Pengabdian kepada Masyarakat,
5. SOP Seminar Hasil Pengabdian kepada Masyarakat,
6. SOP Monitoring dan Evaluasi Internal

Sistem pendanaan PkM Univeritas Nasional didasarkan kepada klasifikasi program PkM
meliputi:

a. Pengabdian kepada masyarakat Universitas Nasional

Saat ini ada kegiatan stimulus PKM oleh dosen dengan sumber dana yang berasal dari
anggaran Universitas Nasional.

b. Pengabdian kepada masyarakat di luar Universitas Nasional

PKM di luar Institusi menyesuaikan aturan pemberi dana, baik masalah jenis maupun
sistem pengelolaannya.

c. PKM Mandiri, Kegiatan PKM Mandiri adalah kegitan PKM yang dilaksanakan oleh
tenaga pendidik atas dasar permintaan masyarakat dengan menggunakan sumber dana
yang berasal dari luar anggaran Universitas.

5.2. Mekanisme Monitoring dan Evaluasi Program


Pengembangan sistem monitoring dan evaluasi diperlukan untuk menjamin agar berbagai
program PkM yang dilaksanakan dapat berjalan secara efektif dan terukur dalam
mencapai tujuan program yang telah ditetapkan. Dalam hal ini secara umum
pengembangan sistem monitoring dan evaluasi program PkM ini mempunyai tujuan
ganda, yakni:
21
Renstra PkM UNAS 2016-2020

a) sebagai alat manajemen untuk meningkatkan efektivitas dan keberlanjutan; dan


b) sebagai proses dokumentasi dan pembelajaran bagi berbagai pihak untuk merancang
program berikutnya yang sejenis ataupun pengembangannya.

Monitoring dan evaluasi yang dilakukan di internal universitas, sasarannya adalah pada
kebijakan dan implementasi program di lapangan. Monitoring dan evaluasi yang
dilakukan di eksternal universitas, melibatkan pihak-pihak lain baik yang terkait langsung
maupun tidak langsung dengan program PkM. Monitoring dan evaluasi eksternal ini lebih
disasarkan pada monitoring komunitas, dampak yang dirasakan sasaran dan efektivitas
partnership antar stakeholders terkait.
Syarat Monitoring dan evaluasi antara lain adanya kesepakatan tujuan dan kegunaan
Monitoring dan evaluasi serta hasilnya, adanya dokumen perencanaan program dan
adanya kerangka sistem dan metode monitoring dan evaluasi.Aktivitas Monitoring dan
evaluasi antara lain adalah:
 Mencatat perkembangan program.
 Memantau proses dan kemajuan program secara terus-menerus.
 Mengidentifikasi masalah dan persiapan yang muncul.
 Merumuskan pemecahan masalah.
 Membuat laporan kemajuan secara rutin dalam kurun waktu pendek.
 Mengkaji relevansi, efisiensi, efektivitas dan dampak suatu program sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai

Pada pelaksanaan monitoring dan evaluasi dalam program PkM terdapat tiga jenis
monitoring dan evaluasi, yaitu:

1. Preliminary monitoring & evaluation, dilakukan sebelum pelaksanaan suatu program


PkM. Evaluasi ini dilakukan pada tahapan perencanaan yang bertujuan untuk melihat
konsep, tujuan dan kecamatanin program yang akan dilaksanakan. Hal ini berguna
agar program yang dilaksanakan menjadi tepat sasaran dan merupakan suatu program
yang efektif dan efisien.
2. Concurrent monitoring & evaluation, dilakukan pada saat program sudah berjalan.
Evaluasi pada tahapan ini merupakan wujud nyata dari proses monitoring yang
dilakukan pada tahapan implementasi.
3. Feedback monitoring & evaluation, dilakukan pada saat program sudah selesai
dilaksanakan. Sesuai dengan namanya, evaluasi ini adalah untuk menilai program
dibandingkan dengan perencanaannya dan memberikan masukan untuk siklus
berikutnya.

22
Renstra PkM UNAS 2016-2020

Indikator keberhasilan program PkM dibuat berdasar bentuk programnya. Secara umum
didasarkan atas 3 (tiga) prinsip dalam implementasi program PkM, yaitu:

1. Keberlanjutan
Setiap program yang dikembangkan harus mengacu pada aspek sustainability
(keberlanjutan), baik yang berbentuk philantropy berupa bantuan-bantuan
pembangunan fasilitas umum, sosial, pengembangan ekonomi dan lain sebagainya.
Ruang lingkup keberlanjutan ini meliputi:

• Keberlanjutan di bidang Sumber daya Manusia (SDM), menyangkut adanya


peningkatan kualitas individu baik dari sisi pendidikan maupun kesehatannya.
• Keberlanjutan di bidang sosial dan kelembagaan, kesiapan dan kemandirian
institusi lokal beserta modal sosial yang ada dalam mengelola program serta
menyelesaikan masalahnya sendiri.
• Keberlanjutan di bidang lingkungan hidup, adanya kesempatan yang sama (lebih
baik) untuk menikmati kondisi lingkungan hidup bagi generasi mendatang.

• Keberlanjutan di bidang ekonomi, Penggunaan modal/sumber daya secara efisien


dan menjamin produktivitas investasi dan pertumbuhan yang wajar dari seluruh
sektor di masa berikutnya.

2. Dampak
Program yang dirancang dan dijalankan harus dapat memberikan manfaat dan
dampak yang nyata baik masyarakat maupun universitas baik jangka pendek
maupun jangka panjang. Dengan demikian, syarat pertama berupa keberlanjutan
merupakan syarat penting bagi setiap program untuk bisa menghasilkan
dampak/impact. Tanpa ada keberlanjutan dari program, maka tidak akan mungkin
terjadi impact yang dapat dirasakan oleh semua stakeholders.

3. Jangkauan
Program PkM harus memiliki kejelasan siapa penerima manfaat dari program serta
memberikan daya jangkau yang relatif memadai. Oleh karena itu, skala prioritas
pelaksanaan program menjadi penting, di samping jangkauan program.

Ketiga unsur tersebut harus didukung adanya institutional innovation (inovasi


kelembagaan). Kelembagaan disini diartikan sebagai seperangkat aturan formal dan
informal yang mempengaruhi perilaku individu dalam berinteraksi. Kelembagaan yang
baik akan memberikan kepastian proses interaksi sehingga pada gilirannya akan
mempengaruhi kinerja dan efisiensi pelaksanaan program.

23
Renstra PkM UNAS 2016-2020

BAB VI
PENUTUP

Perguruan tinggi sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional diharuskan dapat berperan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan memperhatikan dan menerapkan nilai-nilai
humaniora, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 melalui pelaksanaan
Tridharma. Universitas Nasional (UNAS) sebagai salah satu universitas tertua di Indonesia harus
mampu memerankan fungsi pendidikan tinggi yang diamanahkan dalam peraturan perundangan
dengan memperhatikan perkembangan-perkembangan terkini. Berkaitan dengan Pengabdian kepada
Masyarakat sebagai suatu kewajiban bagi perguruan tinggi, maka pelaksanaannya memerlukan
perencanaan dan strategi yang memadai, sehingga hasilnya dapat optimal. Oleh sebab itu, kemudian
dirumuskan suatu strategi dan perencanaan program yang komprehensif dan terarah yang tertuang
dalam dokumen rencana strategis (Renstra) Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Nasional Tahun
2016-2020 . Melalui program yang terarah dan berkelanjutan, maka kontribusi perguruan tinggi,
khususnya Universitas Nasional, dapat terukur dan bermakna dalam pembangunan nasional.

Pada kesempatan ini, tim penyusun mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Riset dan
Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, Ketua Yayasan
Memajukan Ilmu dan Kebudayaan, Rektor Universitas Nasional, Pimpinan Fakultas dan Akademi di
Universitas Nasional, dan seluruh sivitas akademika, serta pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian Rencana Strategis Program Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Nasional Tahun
2016-2020.

Jakarta, 26 September 2016

TIM PENYUSUN:
Pengarah : Wakil Rektor Bidang PPMK
Prof. Dr. Ernawati Sinaga, MS, Apt.
Tim Penyusun : Nonon Saribanon
Tatang Mitra Setia
Suprihatin
Harini Nurcahya

24
Renstra PkM UNAS 2016-2020

DAFTAR PUSTAKA

Chambers, R. 2005. Participatory Learning and Action Reflection: Future Directions.


Brighton-UK: IDS-University of Sussex.
Dasgupta, P. & I. Serageldin. 2000. Social Capital : A Multifaceted Perspective.
Washington D. C. : The World Bank.
Dwianto, RD. 2002. “Pendekatan Pemberdayaan dalam Pembangunan Komunitas”
Paper.
Harris, R.P., C.J. Bridger, C.E. Sachs, and S.E. Tallichet. 1995. Empowering rural
sociology : exploring and linking alternative paradigms in theory and
methodology. Rural Sociology. 60 (4) : 585-606.
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi Tahun 2015-2019.
Redfield, R. 1963. Pheasant Society and Culture. The University Chicago Press,
Chicago, Illinois.
Sajogyo, 1997. Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Pembangunan Pertanian
dan Peternakan. Mimbar Sosek. Journal of Agricultural and Resources Socio-
Economics. Vol.10 No.2. Departemen ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi, Fakultas
Pertanian-IPB.
Uphoff, Norman T. And Milton J. Esman. 1974. Local Organization for Rural
Development: Analysis of Asian Experience. Special Series on Rural Local
Government. Ithaca: Cornell University.
Wasserman and Faust, 1994. Social Networks Analysis. Methods and Applications.
United Kingdom: Cambridge University Press.

25

You might also like