Professional Documents
Culture Documents
id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN
a. Dokter dan Pasien
Dokter menurut pengertian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) adalah lulusan pendidikan kedokteran yang ahli dalam hal
penyakit dan pengobatannya.
Astuti (2009) mendefinisikan Dokter adalah orang yang memiliki
kewenangan dan izin sebagaimana mestinya untuk melakukan pelayanan
kesehatan, khususnya memeriksa dan mengobati penyakit dan dilakukan
menurut hukum dalam pelayanan kesehatan.
22
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
1) Personal layer, terdiri dari rasa akan keberadaan dirinya dalam situasi
sosial. Yaitu dokter dengan seragam jas putihnya, secara fisik selalu
tersenyum ramah dan berempati kepada siapapun.
2) Enactment layer, pengetahuan orang lain tentang seorang dokter
berdasarkan pada apa yang dilakukan terhadap pasiennya dengan
memegang stetoskop menempelkan ke dada dan meminta pasien
untuk menarik nafas untuk mengetahui pergerakan nafasnya,
menjelaskan penyakit pasien dengan bahasa medis dan pengobatan
yang harus dijalankan pasien sesuai dengan pengetahuan kedokteran
yang dimilikinya.
3) Relational, siapa diri sang dokter dalam kaitannya dengan individu
lain, yaitu tentang bagaimana seorang dokter akan memposisikan
dirinya dalam lingkungan sosial berperilaku sebagai seseorang yang
sangat paham dan mengerti dan dianggap tahu segalanya tentang
penyakit dan dunia kesehatan.
4) Tingkatan komunal yang diikat pada kelompok atau budaya yang
lebih besar. Dokter memiliki komunitas yang lebih besar untuk
melindungi profesinya dengan menjadi anggota IDI dan Perhimpunan
Dokter yang menanungi spesialisasinya (seperti : Perdoski untuk
Perhimpunan Dokter Kulit dan Kelamin, PDGI untuk Perhimpunan
Dokter Gigi Indonesia, POGI untuk Perhimpunan Dokter Obstetri dan
Gynekologi Indonesia, dan lain-lain). Hal ini dilakukan untuk
mempererat kerja sama sejawat dokter dalam melaksanakan
kewajiban profesinya.
b. Komunikasi
1) Pengertian Komunikasi
Pada dasarnya, setiap orang memerlukan komunikasi sebagai
salah satu alat bantu dalam kelancaran bekerja sama dengan orang lain
dalam bidang apapun. Komunikasi berbicara tentang cara
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
Dalam hal ini informasi ditransfer dalam bentuk pesan yang dapat
ditransmisikan.
2) Bentuk Komunikasi
Dalam pengiriman pesan, Kusbaryanto (2004:4-5)
membedakan bentuk komunikasi menjadi 2 (dua) yaitu :
a) Komunikasi non verbal
Komunikasi non verbal merupakan segala sesuatu yg disampaikan
oleh seseorang kepada seseorang lainnya tanpa melalui kata-kata,
tetapi melalui isyarat, bahasa tubuh dan nada suara. Bentuk
komunikasi non verbal antara lain :
(1) Cara berbicara (volume, artikulasi, ritme, intonasi, penggunaan
bahasa dan kosa kata)
(2) Bahasa tubuh/body language (ekspresi wajah, gerakan tangan
dan kaki, postur tubuh dan gerakan)
(3) Penampilan (karakteristik fisik, kebersihan diri, cara
berpakaian)
(4) Jarak kedekatan (intim, personal, sosial, publik)
b) Komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi melalui kata-kata yg
diucapkan oleh seseorang.
2. MANAJEMEN RELATIONSHIP
a. Relationship
1) Dari Sudut Tinjauan Komunikasi Interpersonal
Delia dan rekan (Berger, 2014 : 213) mendefinisikan
komunikasi interpersonal adalah :
Interpersonal communication is a complex, situated process in which
people who have established a communicative relationship exchange
message in an effort to generate shared meanings and accomplish
social goals.
Dikatakan oleh Delia bahwa komunikasi interpersonal adalah
proses sosial yang di dalamnya orang-orang telah membangun
hubungan komunikasi bertukar pesan dalam upaya menghasilkan
makna-makna yang dianut bersama dan mencapai tujuan sosial.
Hubungan komunikatif terjadi ketika (a) sumber bermaksud
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
a) Pada usia 0-6 bulan, dokter dapat menidurkan anak di tempat tidur
periksa dan mulai melakukan pemeriksaan. Komunikasi tergantung
sepenuhnya kepada orang tua di usia ini.
b) Usia 6 bulan 2 tahun, anak dapat diperiksa sambil digendong atau
dipangku orangtuanya. Komunikasi tergantung dengan orang tua,
tetapi tetap melibatkan anak dengan perlakuan lembut,
menggunakan alat permainan untuk membuat anak lebih tenang.
c) Usia 2-6 tahun, pada usia ini untuk menciptakan kepercayaan anak,
melibatkan anak dalam dialog dengan menggunakankata-kata
sederhana. Menunjukkan kepada mereka alat-alat yang akan
dipakai untuk memeriksa. Penjelasan diberikan dengan bahasa
yang mudah dimengerti sehingga anak siap untuk itu.
d) Usia 7-10 tahun, memberikan kesempatan pada anak untuk
bertanya tentang hal yang dipikirkan. Untuk menciptakan
kepercayaan anak dengan menanyakan kegiatannya dan
memberikan komentar yang positif. Menanyakan kepada anak-anak
hal-hal yang sederhana dan konkret. Bila anak memberi respon
positif, teruskan. Namu jika anak malu atau tidak mau enjawab,
lanjutkan pertanyaan ke orang tuanya.
e) Usia 11-17 tahun, anak sudah mulai berpikir logis dan mengerti
cara tubuh bekerja. Mereka mulai belajar mandiri serta membuat
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
b) Memelihara Hubungan
Setelah membangun hubungan baik, kedekatan akan terjalin
di antara keduanya. Dalam teori penetrasi sosial yang dikemukakan
oleh Altman dan Taylor (Berger, 2014:470) menjelaskan bahwa
perkembangan hubungan personal bermula dari pembukaan diri
(self disclosure), peningkatan keintiman dalam sebuah hubungan
merupakan konsekuensi dari semakin intensnya proses berbagi
informasi personal di antara individu yang berhubungan, dan
hubungan akan terus berkembang selama timbal balik yang
dirasakan dalam sebuah hubungan lebih besar daripada biaya yang
dikeluarkan.
Dalam memelihara hubungan, Carl Rogers (Little John,
2011:252-254) memformulasikan 10 (sepuluh) hubungan yang
disebut hubungan saling tolong-menolong. Sepuluh sifat hubungan
tersebut adalah:
- Para pelaku komunikasi saling percaya dan dapat mendukung
satu sama lain.
- Pada dasarnya mereka dapat meceritakan dirinya dengan jelas
- Mereka punya sikap positif tentang kenyamanan dan perhatian
orang lain
- Pasangan dalam sebuah hubungan yang saling bantu membantu
menyimpan identitas yang terpisah
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
c) Mempertahankan Hubungan
Hubungan yang sudah dipelihara dan dikelola dengan baik,
akan mengalami hambatan atau dialektik yang mungkin akan
terjadi pada saat hubungan telah berlangsung. Kemungkinan terjadi
kejenuhan, bosan, dan rasa tidak nyaman yang dirasakan oleh
kedua belah pihak dalam hubungan tersebut. Baxter dan
Montgomery dalam teori dialektika hubungan (Griffin, 2012 : 155-
156) menegaskan adanya tarik-menarik dan pertentangan hasrat
yang menciptakan ketegangan dalam hubungan dekat. Hubungan
senantiasa berada pada keadaan yang berubah-ubah ketika muncul
beragam kontradiksi. Teori ini memberikan tiga ketegangan inti :
ekspresi-privacy, kestabilan-perubahan, dan penyatuan-perpisahan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45
1) Pemahaman
Pemahaman adalah penerimaan yang cermat atas kandungan
rangsangan seperti yang dimaksudkan pengirim pesan. Komunikator
dikatakan efektif apabila penerima memperoleh pemahaman yang
cermat atas pesan yang disampaikan. Kegagalan utama dalam
berkomunikasi adalah kegagalan dalam menyampaikan isi pesan yang
cermat. Semakin banyak orang yang terlibat dalam suatu komunikasi
bersama, makin sulit mengamati seberapa cermat pesan dapat
diterima. Penggunaan sarana pendukung dapat membantu
memperjelas materi pembicaraan, sehingga mereka dapat mengatur
dan menyajikan.
2) Kesenangan
Berkomunikasi tidak selalu ditujukan untuk menyampaikan suatu
pesan atau tujuan-tujuan tertentu. Seringkali komunikasi dilakukan
hanya untuk saling bersapa agar tetap terjaga suatu kebersamaan atau
jalinan hubungan yang harmonis. Komunikasi semacam ini biasa
disebut komunikasi fatik (phatic communication) Misalnya, sapaan
-kata ini merupakan
contoh kata yang sengaja dirancang agar dapat memperoleh
kesenangan dari obrolan-obrolan yang dilakukan. Tingkat kesenangan
dalam berkomunikasi berkaitan erat dengan perasaan seseorang
terhadap orang yang diajak berinteraksi tersebut.
3) Mempengaruhi sikap
Memahami dan menyetujui adalah dua hal yang sama sekali berlainan.
Ketika memahami pesan seseorang, itu dapat saja berarti tidak
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47
merancang pesan yang sopan dan pantas sehingga bisa diterima baik
oleh pihak lain.
3) Rhetorical Logic adalah komunikasi dengan tujuan mengubah situasi
melalui negosiasi. Pesan dirancang dengan logika yang fleksibel,
bermakna dan person centered
Perbedaan setiap orang dalam merancang pesan menghasilkan Message
Diversity, jika tujuan dari komunikasi sederhana dan dapat diungkapkan
terus-terang maka pesan yang dirancang akan cenderung sama dan
sederhana. Sebaliknya, jika tujuan banyak dan perlu mempertimbangkan
kesopanan, maka akan ada banyak rancangan pesan yang bisa dihasilkan.
(Little John, 2011: 152-166)
B. KERANGKA BERPIKIR
Dalam proses pelayanan kesehatan terjalin hubungan antara pihak yang
memberikan pelayanan dengan pihak yang menerima pelayanan. Dokter dalam
penelitian ini dipandang sebagai pihak pemberi pelayanan.
Hubungan dokter dan pasien menimbulkan adanya interaksi personal
yang menunjukkan aksi-reaksi. Setiap aksi yang dilakukan oleh dokter secara
simultan akan menghasilkan reaksi tertentu dari pasien. Interaksi yang terjadi
antara kedua belah pihak berupa perilaku komunikasi antarpribadi antara
dokter selaku komunikator dan pasien sebagai komunikan yang berlangsung
secara tatap muka. Agar komunikasi antara dokter dan pasien dapat berjalan
dengan baik, perlu diciptakan hubungan yang harmonis diantara keduanya.
Komunikasi adalah berbicara dan mendengarkan, menulis dan
membaca, melakukan dan menyaksikan, atau lebih umumnya melakukan
apapun yang melibatkan pesan dalam media dan situasi apapun. Merupakan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57
C. DEFINISI OPERASIONAL
Agar tidak terjadi salah pengertian terhadap konsep-konsep yang digunakan
dalam penelitian ini, maka dirasa perlu untuk memberikan batasan pengertian,
sebagai berikut :
1. Komunikasi interpersonal
a. Komunikasi interpersonal adalah proses sosial terkait konteks dalam
situasi konkrit yang kompleks, tersusun dari dari beberapa proses yang
saling berkait membangun hubungan dengan bertukar pesan atau
informasi yang lebih personal
b. Komunikasi yang dipengaruhi oleh : 1) Keterbukaan pikiran yang
menunjukkan adanya sikap untuk saling terbuka antara dokter dengan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60
3. Manajemen Relationship
a. Manajemen relationship yang dimaksudkan di sini adalah proses
hubungan ideal antara dokter dengan pasien dengan menggunakan model
partisipatif dan deliberatif yang berorientasi pada patient-centered.
Dokter dan pasien di
hubungan intim, dimana hubungan ini sangat diperlukan untuk proses
pengobatan dan penyembuhan pasien.
b. Peran dokter selaku komunikator maupun sebagai komunikan pada saat
melakukan interaksi atau menjalin hubungan dengan pasien adalah
dengan membangun kepercayaan pasien atas kredibilitasnya sebagai
dokter, menjadi pendengar yang baik, berempati, memberikan
kesempatan kepada pasien, berusaha sejajar atau setara kedudukannya
dengan pasien, patient centered, memberikan dukungan, dan
menggunakan komunikasi non verbal yang positif. Mengutamakan
prinsip kualitas, kuantitas, relasional, dan tata krama dalam penyampaian
pesan kepada pasien selaku komunikan, serta kejelasan, pengaturan dan
verifikasi atas pesan yang disampaikan.