You are on page 1of 16

Kesuksesan Implementasi SIMDA untuk Meningkatkan Akuntabilitas

Pengelolaan Keuangan Pemerintah


Dwi Dayanti Oktavia, Erwin Saraswati, Zaki Baridwan
Universitas Brawijaya
dwidayanti8@gmail.com doi: 10.18382/jraam.v2i1.65

Informasi Artikel Abstract


Tanggal masuk 12-04-2015 This research aimed to analyze the factors that influence regional
Tanggal revisi 20-09-2016 management information system (SIMDA) using modified DeLone and
Tanggal diterima 22-09-2016 McLean model approach in the government of Palangka Raya. This
study applied a quantitative approach with the questionnaires as data
collection techniques. Data analysis using Structural Equation Model
Keywords: (SEM) with 2.0 SmartPLS program. The sample used in this study were
Succes Of Information System 84 respondents drawn from 28 SKPD Government of Palangkaraya.
Implementation, The results of this study indicate that construct quality systems affect
SIMDA, the use and satisfaction of users, then the importance of the system
DeLone and McLean’s Model affect the user satisfaction and user satisfaction effect on net benefits.

Kata kunci:
Abstrak
Kesuksesan Implementasi Sistem Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang
Informasi, mempengaruhi kesuksesan sistem informasi manajemen daerah dengan
SIMDA, pendekatan model DeLone dan McLean yang dimodifikasi pada
Model DeLone dan McLean pemerintah Kota Palangka Raya. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan kuesioner sebagai teknik pengumpulan
data. Analisis data menggunakan Structural Equation Model (SEM)
dengan program SmartPLS 2.0. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 84 responden yang diambil dari 28 SKPD
Pemerintah Kota Palangka Raya. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa konstruk kualitas sistem berpengaruh terhadap penggunaan dan
kepuasaan pengguna, selanjutnya pentingnya sistem berpengaruh
terhadap kepuasaan pengguna dan kepuasaan pengguna berpengaruh
terhadap manfaat bersih.

1. Pendahuluan dengan perkembangan teknologi informasi, maka saat


Penggunaan teknologi informasi pada saat ini ini pun sistem informasi keuangan daerah tidak hanya
dibutuhkan di semua sektor, tidak hanya menjadi disajikan secara manual, tetapi juga disajikan dengan
kebutuhan di sektor swasta, tetapi juga di sektor menggunakan teknologi sistem informasi. Sistem
publik atau pemerintah. Pengelolaan keuangan daerah Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) merupakan
membutuhkan penggunaan teknologi informasi guna sebuah sistem berbasis aplikasi teknologi yang
membantu pengelolaan data yang lebih cepat, efektif dikembangkan oleh Badan Pengawas Keuangan dan
dan efisien (Grimsley dan Meehan, 2007). Seiring Pembangunan (BPKP) yang diharapkan dapat
1
2 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. 2, No. 1, September 2016, hlm 1 - 16

membantu pemerintah daerah dalam penyusunan, pengguna, kualitas sistem berpengaruh terhadap
perencanaan, dan penganggaran. SIMDA juga kepuasaan pengguna namun tidak berpengaruh
diharapkan dapat membantu pelaksanaan, terhadap penggunaan. Penggunaan berpengaruh
penatausahaan, dan pertanggungjawaban Anggaran terhadap kepuasaan pengguna, sedangkan
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), sehingga penggunaan dan kepuasaan pengguna berpengaruh
dapat tercapai akuntabilitas bagi pemerintah daerah terhadap manfaat bersih.
baik di tingkat pelaporan (Satuan Kerja Pengelola Penelitian lain dilakukan oleh Livari (2005),
Keuangan Daerah/SKPKD) ataupun di tingkat menggunakan D&M IS Success Model. Penelitian ini
akuntansi (Satuan Kerja Perangkat Daerah/SKPD). bertujuan untuk melihat model kesuksesan
Namun, dalam penerapannya sistem informasi implementasi sistem informasi keuangan dan
manajemen daerah masih belum mencapai akuntansi di kota Oulu, Finlandia, sebagai hasil dari
kesuksesan, masih banyak SKPD di beberapa reformasi secara nasional sistem keuangan dan
provinsi di Indonesia yang mengalami keterlambatan akuntansi kota praja. Penelitian ini dilakukan hanya
dalam penyampaian laporan keuangan daerah. sebatas pada elemen individual impact. Hasil
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan penelitian Livari (2005) memberikan bukti bahwa
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk Laporan kualitas sistem dan kualitas informasi tidak
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) tahun 2013, berpengaruh signifikan terhadap intensitas
masih ada keterlambatan dalam penyampaian LKPD. penggunaannya, dan berpengaruh signifikan terhadap
Jumlah pemerintah daerah sampai dengan Semester II kepuasan penggunanya.Selanjutnya kepuasan
tahun 2014 adalah 542, namun dari jumlah tersebut, pengguna tersebut berpengaruh terhadap individual
yang telah menyusun LKPD Tahun 2013 hanya 524 impact.
pemerintah daerah. Hal ini disebabkan sistem Mulyono (2012) melakukan pengujian D&M
informasi akuntansi dan pelaporan tidak memadai. IS Success Model terhadap user Sistem Informasi
Terdapat 44 permasalahan yang terjadi pada 32 Keuangan Daerah (SIKD) baik di tingkat SKPD
entitas, antara lain sistem pengelolaan aset tetap maupun SKPKD di Malang Raya (Pemkab Malang,
dalam mendukung penyusunan laporan keuangan Pemkot Malang, dan Pemkot Batu) di Provinsi Jawa
tidak memadai. Timur. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan
DeLone dan McLean (2003) mengemukakan oleh Livari (2005) yang tidak menggunakan seluruh
dan mengulas sebuah model kesuksesan sistem elemen dalam model DeLone dan McLean, dalam
informasi yang pernah ditelitinya pada tahun 1992. penelitian ini Mulyono (2012) menggunakan seluruh
Model tersebut dikenal dengan D&M IS Success elemen yang terdapat dalam model DeLone dan
Model. Model ini didasarkan pada proses hubungan McLean. Hasil penelitiannya memberikan bukti
kausal dari dimensi-dimensi kesuksesan sistem bahwa model kesuksesan sistem informasi DeLone
informasi seperti kualitas sistem, kualitas informasi, dan McLean terbukti signifikan dalam kesuksesan
kepuasan pemakai, intensitas penggunaan, dampak implementasi SIKD pada Pemerintah Daerah Malang
individu, dan dampak organisasi. Model kesuksesan Raya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mulyono
ini menyimpulkan bahwa semakin baik kualitas (2012) tersebut berbeda dengan temuan Livari (2005)
sistem dan kualitas output sistem yang diberikan, dan Wang dan Liao (2008).
misalnya dengan cepatnya waktu untuk mengakses Mengacu pada penelitian Mulyono (2012) dan
dan kegunaan dari output sistem akan menyebabkan Wang dan Liao (2008), penelitian ini akan meneliti
pengguna untuk melakukan pemakaian kembali keberhasilan implementasi sistem informasi
(reuse), dengan demikian intensitas pemakaian sistem manajemen daerah dengan tambahan variabel yaitu
akan meningkat. Pemakaian yang berulang-ulang ini persepsi tentang pentingnya sistem, yang mengacu
dapat dimaknai bahwa pemakaian yang dilakukan pada penelitian Seddon dan Kiew (1994). Apabila
bermanfaat bagi pemakai. pengguna sistem menganggap bahwa sebuah sistem
Wang dan Liao (2008) menguji model informasi penting, hal tersebut menunjukkan bahwa
DeLone and McLean pada sistem e-government ada manfaat yang diperoleh dari keberadaan sistem
Taiwan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tersebut. Manfaat yang didapatkan pengguna sistem
kualitas informasi berpengaruh terhadap penggunaan dari keberadaan sistem akan berpengaruh terhadap
dan kepuasaan pengguna. Kualitas layanan tidak tingkat kepuasaan pengguna sistem (Seddon dan
berpengaruh terhadap penggunaan dan kepuasaan Kiew, 1994; Lin, 2007; Wang et al., 2007; dan He
Oktavia, Saraswati, Baridwan, Kesuksesan Implementasi SIMDA Untuk... 3

dan King, 2008). Oleh karena itu, dalam penelitian wajib, mendapat informasi (informed) atau tidak
ini peneliti memasukkan variabel persepsi pentingnya mendapat informasi (uninformed), efektif lawan tidak
sistem. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan efektif dan lainnya. DeLone dan McLean (2003)
bukti secara empiris pengaruh kualitas sistem, mengusulkan pengukuran alternatif, yaitu minat
kualitas informasi dan pentingnya sistem terhadap memakai (intention to use). Minat memakai adalah
penggunaan dan kepuasaan pengguna. Serta untuk suatu sikap (attitude), sedang pemakai (use) adalah
memberikan bukti secara empiris pengaruh suatu perilaku (behavior). DeLone dan McLean
penggunaan dan kepuasan pengguna terhadap (2003) juga berargumentasi dengan mengganti
manfaat bersih. pemakaian (use).

2. Kajian Teori 2.2 Model Kesuksesan Sistem Informasi Seddon


2.1 Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone Seddon dan Kiew (1994) mengembangkan
dan McLean model kesuksesan sistem sebagai berikut :
Berdasarkan kritik-kritik yang diterima dan
juga berdasarkan perkembangan-perkembangan
sistem teknologi informasi dan lingkungan
penggunaannya, DeLone dan McLean (2003)
memperbarui modelnya dengan memperluasnya.
DeLone dan McLean (2003) menambahkan variabel
kualitas pelayanan (service quality), mengubah
variabel-variabel dampak individual dan organisasi
menjadi manfaat bersih (net benefits), serta
menambahkan dimensi minat memakai (intention to Gambar 2
use) sebagai alternatif dari dimensi penggunaan (use). Model Kesuksesan sistem Informasi Seddon &
Model DeLone dan McLean yang diperbarui pada Kiew (1994)
Sumber : Seddon dan Kiew (1994)
tahun 2003 tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut : Penelitian yang dilakukan oleh Seddon dan
Kiew (1994) merupakan pengembangan model
DeLone dan McLean yang diteliti pada tahun 1992.
Pengembangan yang dilakukan adalah dengan
mengganti variabel penggunaan (use) dengan
kegunaan (usefulness). Variabel penggunaan (use)
merupakan proksi yang bagus untuk kegunaan
(usefulness) dalam situasi-situasi di masa suatu
perangkat digunakan, dan penggunaannya bukan
kewajiban (Seddon dan Kiew, 1994), sehingga dapat
memberikan pengukuran objektif sederhana terhadap
Gambar 1
Model Kesuksesan sistem Informasi D & M 2003 kesuksesan sistem informasi. Pengembangan lainnya
Sumber : DeLone dan McLean (2003) yang dilakukan oleh Seddon dan Kiew (1994) adalah
menambah variabel baru kepentingan sistem
Model ini menambah dimensi kualitas (importance of system). Hal ini dimaksudkan untuk
pelayanan (service quality) sebagai tambahan dari memudahkan menjelaskan variabel persepsi para
dimensi kualitas yang sudah ada, yaitu kualitas sistem pengguna tentang kegunaan dan kepuasaan pengguna
(system quality) dan kualitas informasi (information pada model DeLone dan McLean, diganti dengan
quality). Menggabungkan dampak individu (individu kausalitas satu arah.
impact) dan dampak organisasi (organization impact)
menjadi satu variabel yaitu manfaat bersih (net 2.3 Kualitas Sistem (System Quality)
benefits). Tujuan penggabungan ini adalah untuk Kualitas sistem merupakan karakteristik dari
menjaga model tetap sederhana (parsimony). informasi yang melekat mengenai sistem itu sendiri
Pengukuran dari pemakaian (use) mempunyai banyak (Zaied, 2012). Kualitas sistem berarti kualitas dari
dimensi, seperti misalnya pemakaian sukarela atau kombinasi hardware dan software dalam sistem
4 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. 2, No. 1, September 2016, hlm 1 - 16

informasi (Peter et al., 2008). Istianingsih dan Kualitas informasi berpengaruh positif pada
Wijanto (2008) menunjukkan bahwa kualitas system penggunaan (Istianingsih dan Wijanto, 2008). Hasil
berpengaruh positif terhadap user satisfaction. penelitian ini mengindikasikan bahwa kualitas
Semakin baik kualitas sistem, akan semakin tinggi informasi yang baik akan mempengaruhi pengguna
tingkat kepuasan pengguna Sistem Informasi dalam keberlanjutan penggunaan system. Hal ini
Pelayanan Terpadu (SIPT) Online (Purwaningsih, mengarah pada intensitas penggunaan sistem yang
2010). Pernyataan ini sesuai dengan penelitian dipengaruhi oleh kualitas informasi yang jelas dan
Seddon dan Kiew (1994) dan Livari (2005), bahwa akurat. Hasil penelitian lain yang menunjukan tidak
kualitas sistem dapat mempengaruhi kepuasan adanya pengaruh yang signifikan antara kualitas
pengguna. Kualitas sistem berpengaruh positif informasi dan penggunaan adalah Livari (2005).
terhadap use. Penelitian DeLone dan McLean (2003) Kualitas informasi berfokus pada informasi
menunjukkan hasil penelitian yang serupa bahwa yang dihasilkan oleh sistem informasi. Kriteria yang
system quality memiliki dampak yang signifikan dapat digunakan untuk menilai kualitas informasi
terhadap use. Hasil penelitian serupa juga antara lain adalah kelengkapan, keakuratan, ketepatan
ditunjukkan oleh Poelman et al. (2008) dan Wahyuni waktu, ketersediaan, relevansi,konsistensi, dan data
(2011). Namun Livari (2005) menemukan bahwa entry. Sehingga, kualitas informasi dalam penelitian
kualitas sistem tidak berpengaruh terhadap intensitas ini didefinisikan sebagai kualitas dari laporan
pengguna. keuangan yang dihasilkan oleh sistem informasi
Kualitas sistem memiliki peranan yang sangat manajemen daerah.
penting, karena semakin baik kualitas sistem maka
akan menghasilkan informasi yang berkualitas bagi 2.5 Pentingnya Sistem (Importance System)
kebutuhan pengguna. Hal ini menunjukkan bahwa Tingkat kebermanfaatan sebuah sistem akan
kinerja operasional sistem tersebut dinilai lebih baik, terlihat dari frekuensi penggunaan sistem tersebut.
demikian pula sebaliknya apabila sistem tidak dapat Jika sistem banyak digunakan, maka hal tersebut
menghasilkan informasi yang berkualitas, maka dapat menunjukkan bahwa orang akan terbantu dengan
dikatakan sistem tersebut gagal. Kualitas sistem sistem tersebut. Penggunaan sistem tersebut
dalam penelitian ini didefinisikan sebagai keterkaitan menunjukkan bahwa sistem yang ada memiliki
fitur dalam sistem termasuk performa dan user kualitas yang baik, karena dapat membantu saat
interface. bekerja (DeLone dan McLean, 2003).Usefulness
menunjukkan persepsi dari pengguna tentang
2.4 Kualitas Informasi (Information Quality) kebermanfaatan sistem dalam upaya
Kualitas informasi merujuk pada output dari mengoptimalkan pencapaian para pengguna sistem.
sistem informasi, hal ini menyangkut kelengkapan, Apabila para pengguna sistem mempersepsikan
bisa dipahami, keamanan, ketersediaan, dan kualitas sistem informasi itu baik, maka persepsi
keakuratan dari informasi yang dihasilkan (Zaied, tentang kebermanfaatan sistem akan tinggi (Seddon
2012). Purwaningsih (2010) menunjukkan bahwa dan Kiew, 1994).
kualitas informasi berpengaruh terhadap kepuasaan Persepsi mengenai pentingnya sistem
pengguna. Penelitian Istianingsih dan Wijanto (2008) merupakan bagian yang penting dalam pengukuran
juga menunjukkan bahwa kualitas informasi kesuksesan sistem informasi. Persepsi pengguna
berpengaruh positif terhadap kepuasaan pengguna. sistem tentang pentingnya sistem menunjukkan
Hal tersebut mengindikasikan bahwa kualitas tingkat ketergantungan tertentu dari pengguna
informasi yang baik akan meningkatkan kepuasaan terhadap sistem. Pendapat tentang pentingnya sistem
pengguna. Begitu pula sebaliknya, jika kualitas merupakan dampak dari beberapa faktor positif yang
informasi yang dihasilkan oleh sistem e-filling telah dirasakan yang dapat membantu para pengguna
rendah, maka tingkat kepuasaan pengguna dalam dalam bekerja. Jika sistem tidak penting, maka tidak
menggunakan sistem tersebut itu rendah. Hasil akan memberikan dampak apa-apa terhadap kerja
penelitian ini didukung oleh penelitian yang para penggunaanya.
dilakukan Livari (2005). Namun, hasil lain dari Persepsi tentang importance of system sebagai
penelitian yang dilakukan oleh Susanty (2013) predictor usefulness dan user satisfaction didasari
menunjukkan bahwa kualitas informasi tidak pemikiran aspek pemberdayaan dan keterlibatan user
berpengaruh signifikan terhadap kepuasaan penguna. dalam sistem. Apabila seorang user merasa bahwa
Oktavia, Saraswati, Baridwan, Kesuksesan Implementasi SIMDA Untuk... 5

tugas yang dikerjakannya dengan sistem merupakan pengaruh keberadaan sistem terhadap kualitas
hal yang penting, maka user akan memakai sistem pengguna (individual impact), sehingga akan
tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa persepsi memberikan dampak tidak hanya terhadap individu
pentingnya sistem berkaitan dengan kualitas tetapi terhadap kinerja organisasi.
informasi yang didapatkan sebagai bagian dari sistem
yang relevan sebagai pengambilan keputusan 2.7 Kepuasaan Pengguna (Satisfaction Use)
(Seddon, dan Kiew, 1994). Persepsi tentang Menurut Seddon dan Kiew (1994), kepuasan
pentingnya sistem akan berbanding lurus dengan pengguna adalah keseluruhan evaluasi dari
aspek kebermanfaatan yang didapatkan pengguna pengalaman pengguna dalam menggunakan sistem
dari sistem yang ada. informasi dan dampak potensial dari sistem
informasi. User satisfaction dapat dihubungkan
2.6 Penggunaan (Use) dengan persepsi manfaat (usefulness) dan sikap
Penggunaan sistem merupakan suatu perilaku pengguna terhadap sistem informasi yang
seseorang dalam menggunakan sistem. Dalam model dipengaruhi oleh karakteristik personal. Kepuasan
kesuksesan DeLone dan McLean (2003) diasumsikan pengguna akan mempengaruhi niat untuk
bahwa kualitas sistem informasi dan kualitas menggunakan sistem informasi dan penggunaan
informasi yang dihasilkan dapat mempengaruhi actual. Menurut Seddon dan Kiew (1994), kepuasan
penggunaan sistem informasi. Jika kualitas sistem pengguna merupakan perasaan bersih dari senang
dan kualitas informasi yang dihasilkan sistem atau tidak senang dalam menerima sistem informasi
semakin baik, maka kepuasan pengguna akan dari keseluruhan manfaat yang diharapkan seseorang
cenderung meningkat, sehingga intensitas dimana perasaan tersebut dihasilkan dari interaksi
penggunaan sistem akan semakin meningkat. dengan sistem informasi. Tiap pengguna mempunyai
Pengunaan sistem harus mendahului kepuasan seperangkat manfaat yang diharapkan atau aspirasi
pengguna dalam hal proses, tetapi pengalaman positif untuk sistem informasi. Hal tersebut dapat
dengan penggunaan sistem akan mendorong ditunjukkan dengan perluasan dimana sistem dapat
kepuasan pengguna yang lebih besar dalam hal memenuhi atau gagal memenuhi aspirasi, pengguna
kausal. Demikian pula, peningkatan kepuasan mungkin lebih atau kurang puas.
pengguna akan mendorong untuk meningkatkan Menurut Livari (2005), sebuah sistem
intensitas penggunaan sistem informasi. Penggunaan informasi yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna
sistem berhubungan dengan siapa yang menggunakan akan meningkatkan kepuasan pengguna. Hal ini
(who use it), tingkat penggunaan (level of use), sikap diwujudkan dengan kecenderungan peningkatan
menerima dan menolak suatu sistem informasi. penggunaan sistem informasi tersebut. Sebaliknya,
Penggunaan sistem ini terkait dengan penerapan jika sistem informasi tidak dapat memenuhi
penggunaan sistem informasi yang bersifat kebutuhan pengguna, maka kepuasan pengguna tidak
mandatory atau voluntary. akan meningkat dan penggunaan lebih lanjut akan
Suatu teknologi dikatakan berhasil jika dapat dihindari. Kepuasan pengguna ini berhubungan
diterima yang diindikasikan dengan keinginan dengan kesuksesan kualitas sistem informasi dan
memakai dan bermuara pada pemakaian. Wang dan kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem
Liao (2008) dan Warih dan Samopa (2013) informasi. Keduanya diasumsikan dapat memberikan
menunjukkan bahwa penggunaan sistem memiliki pengaruh terhadap kepuasan pengguna sistem
pengaruh positif terhadap manfaat bersih. Livari informasi. Semakin baik kualitas sistem dan kualitas
(2005) menunjukkan bahwa ada hubungan positif informasi yang dihasilkan, maka kepuasan pengguna
antara penggunaan dan dampak individual. atas sistem informasi tersebut akan semakin
Penggunaan sistem informasi yang telah meningkat. Sistem informasi dapat diandalkan
dikembangkan mengacu pada seberapa sering apabila memiliki kualitas sistem dan kualitas
pengguna memakai sistem informasi. Semakin sering informasi yang baik dan mampu memberikan
pengguna memakai sistem informasi, biasanya diikuti kepuasan pada pemakainya. Kegagalan suatu sistem
oleh semakin banyak tingkat pembelajaran (degree of informasi mungkin karena ketidakmampuan suatu
learning) yang didapat pengguna mengenai sistem sistem memenuhi harapan pemakai. Kepuasan sering
informasi. Peningkatan derajat pembelajaran ini dipakai sebagai proksi akan kesuksesan sebuah
merupakan salah satu indikator bahwa terdapat sistem informasi.
6 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. 2, No. 1, September 2016, hlm 1 - 16

Menurut Wahyuni (2011) kepuasan pengguna efektivitas kinerja dari organisasi tersebut. Kinerja
memberikan dampak positif terhadap individu dan organisasi ini merupakan hasil dari kinerja individual
organisasi. Penggunaan SIMDA tersebut secara kolektif. Menurut D&M IS Success Model,
mempermudah dan mempercepat pemerintah daerah organizational impact dipengaruhi oleh individual
atau SKPD dalam penyusunan anggaran, impact. Manfaat bersih adalah manfaat-manfaat yang
penatausahaan dan pelaporan atau dirasakan oleh individu dalam penggunaan sistem.
pertanggungjawaban keuangan, sehingga Manfaat individu ini dapat dilihat dari intensitas
memberikan keputusan bagi pengguna dan pengguna sistem dan rasa puas yang muncul dari
berdampak positif terhadap organisasi. Hasil penggunaan sistem sehingga dapat meningkatkan
penelitian didukung oleh penelitian Mulyono (2012). kinerja individu bahkan organisasi. Dalam penelitian
Kepusasan pengguna sistem (User satisfaction) ini manfaat bersih adalah manfaat yang dirasakan
merupakan sikap subjektif dari pengguna yang oleh individu dan organisasi.
muncul setelah memakai sistem informasi. Sikap
subjektif tersebut merupakan perasaan suka pengguna 3. Metode Penelitian
dalam menggunakan sistem dan akan berdampak 3.1 Kerangka Penelitian
terhadap kinerja individu dan organisasi. Penelitian ini menggunakan model kesuksesan
yang dikembangkan oleh DeLone dan McLean
2.8 Manfaat bersih (Net Benefits) (2003) yang dimodifikasi dengan mengganti konstruk
Dampak informasi sudah meningkat, tidak kualitas pelayanan menjadi konstruk pentingnya
hanya pada pemakai individu dan organisasi saja, sistem. Peneliti mengganti variabel kualitas
tetapi sudah ke grup pemakai, ke antar organisasi, pelayanan dengan pentingnya sistem, dikarenakan
consumer, pemasok, sosial, bahkan ke Negara. Oleh variabel kualitas pelayanan tidak sesuai dengan
karena besarnya dampak tersebut, DeLone dan karakteristik sistem informasi manajemen daerah.
McLean (2003) mengusulkan untuk menamakannya Karakteristik tersebut adalah sistem informasi
semua manfaat menjadi manfaat tunggal disebut manajemen daerah yang hanya digunakan untuk
dengan manfaat bersih (net benefits). kepentingan satu pihak. Selain itu, peneliti
Individual impact merupakan pengaruh menggunakan variabel penggunaan dikarenakan
keberadaan dan pemakaian sistem informasi terhadap peneliti ingin melihat bagaimana perilaku pengguna
kualitas kinerja pengguna secara individual. Menurut terhadap sistem informasi manajemen daerah.
Susanty (2013) individual impact merupakan Berdasarkan kerangka teoritis tersebut maka model
pengaruh dari keberadaan dan pemakaian sistem kerangka penelitian yang digunakan dalam penelitian
informasi terhadap kinerja, pengambilan keputusan, ini adalah sebagai berikut :
dan derajat pembelajaran individu dalam organisasi.
Model DeLone dan McLean (D&M IS Success
Model) mengartikan dampak individu sebagai suatu
indikasi bahwa sistem informasi telah memberikan
pengguna lebih memahami konteks keputusan, telah
meningkatkan produktivitas pembuatan keputusan,
telah menghasilkan perubahan dalam aktivitas
pengguna, atau telah mengubah persepsi pembuat
keputusan mengenai pentingnya atau kegunaan dari Gambar 3
sistem informasi. Model ini juga mengasumsikan Kerangka Penelitian
bahwa individual impact dipengaruhi oleh
penggunaan system dan kepuasan pengguna atas 3.2 Definisi Operasional Variabel
sistem informasi.
Berikut adalah definisi operasional variabel
Menurut Susanty (2013) organizational
dalam penelitian ini :
impact merupakan pengaruh keberadaan dan
a. Kualitas sistem
pemakaian sistem informasi terhadap kualitas kinerja
Kualitas sistem dalam penelitian ini
pengguna secara organisasi. Hal ini kaitannya dengan
didefinisikan sebagai keterkaitan fitur
institusi yang menggunakan sistem informasi,
dalam sistem termasuk performa dan user
termasuk di dalamnya produktivitas, efisiensi, dan
interface.
Oktavia, Saraswati, Baridwan, Kesuksesan Implementasi SIMDA Untuk... 7

b. Kualitas informasi dirasakan oleh organisasi.


Kualitas informasi dalam penelitian ini Adapun instrumen penelitian yang digunakan
diartikan sebagai kualitas dari hasil output dalam penelitian ini sebagaimana ditampilkan dalam
sistem informasi manajemen daerah. tabel 1.
c. Pentingnya sistem
Pentingnya sistem dalam penelitian ini 3.3 Hipotesis Penelitian
diartikan sebagai persepsi responden akan Berdasarkan kajian teori dan kerangka
pentingya sistem yang mendukung penelitian, maka dirumuskan hipotesis penelitian
pelaksanaan tugas, guna tercapainya tujuan sebagai berikut :
organisasi. H1 : Kualitas sistem berpengaruh positif terhadap
d. Penggunaan penggunaan
Penggunaan dalam penelitian ini adalah H2 : Kualitas sistem berpengaruh positif terhadap
seberapa lama waktu yang digunakan oleh kepuasaaan pengguna
pengguna sistem informasi dalam H3 : Kualitas informasi berpengaruh positif
menyelesaikan pekerjaannya. terhadap penggunaan
e. Kepuasaan pengguna H4 : Kualitas informasi berpengaruh positif
Kepuasan pengguna sistem (User terhadap kepuasaan pengguna
satisfaction) merupakan sikap subjektif H5 : Pentingnya sistem berpengaruh positif
dari pengguna yang muncul setelah terhadap penggunaan
memakai sistem informasi. H6 : Pentingnya sistesm berpengaruh positif
f. Manfaat bersih terhadap kepuasaan pengguna.
Manfaat bersih adalah manfaat yang H7 : Penggunaan berpengaruh positif terhadap
dirasakan oleh individu dalam penggunaan manfaat bersih
s
Tabel 1
i Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian
s No Konstruk Indikator Kode
t 1 Kualitas Sistem 1. Mudah dan nyaman digunakan KS1
e (KS) 2. Mudah dipelajari (user friendly) KS2
m 3. Akses mudah, cepat dan nyaman KS3
4. Respon yang cepat KS4
5. Stabil dan keamanan data yang terjamin KS5
d 2 Kualitas 1. Informasi yang akurat KI1
a Informasi (KI) 2. Informasi yang up to date KI2
n 3. Kelengkapan data KI3
4. Format yang jelas, mudah dipahami KI4
3 Pentingnya 1. Pentingnya sistem PS1
j Sistem (PS) 2. Perlunya sistem PS2
u 3. Kebutuhan system PS3
g 4 Penggunaan (P) 1. Penggunaan Waktu Harian IP1
2. Frekuensi Penggunaan IP2
a
5 Kepuasaan 1. Sistem yang efisien dalam menyelesaikan tugas KP1
Pengguna (KP) pengguna KP2
m 2. Efektivitas sistem dalam memenuhi kebutuhan
a pengguna
3. Rasa puas terhadap pelayanan sistem KP3
n
4. Pengalaman yang menyenangkan dalam menggunakan KP4
f sistem
a 5. Rasa bangga menggunakan sistem KP5
a 6 Manfaat Bersih 1. Peningkatan produktivitaspengguna MB1
(MB) 2. Peningkatan kinerja pengguna MB2
t
3. Peningkatan keefektivan pengguna MB3
4. Peningkatan kinerja organisasi MB4
y 5. Peningkatan produktivitasorganisasi MB5
a 6. Peningkatan keefektivan organisasi MB6
n Keterangan: KS=kualitas sistem, KI=kualitas informasi, PS=pentingnya sistem, P=penggunaan,
g KP=kualitas pengguna, MB=manfaat bersih
8 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. 2, No. 1, September 2016, hlm 1 - 16

H8 : Kepuasaan pengguna berpengaruh positif diintepretasikan sebagai turunan dalam komponen-


terhadap manfaat bersih komponen utama dalam analisis faktor. Hartono dan
Abdillah (2009:14) menyatakan bahwa model
3.4 Populasi dan Sampel spesifikasi dalam PLS terdiri dari outer model dan
Penelitian ini dilakukan pada Pemerintah Kota inner model.
Palangka Raya, dengan objek penelitian adalah Outer Model merupakan model pengukuran
pegawai negeri sipil bagian keuangan yang bekerja untuk menilai validitas dan reliabilitas data,
pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di parameter model pengukuran yaitu validitas
Pemerintah Kota Palangka Raya. Populasi dari konvergen, validitas diskriminan, composite
penelitian ini adalah semua pihak yang menggunakan reliability dan cronbach’s alpha (Hartono dan
SIMDA pada SKPD di Pemerintah Kota Palangka Abdillah, 2009:57). Adapun parameter uji validitas
Raya. konvergen dalam model pengukuran PLS adalah
Penelitian ini mengunakan metode loading faktor > 0,7, average variance extracted
convenience sampling, yaitu pengumpulan informasi (AVE) > 0,5, communality > 0,5. Uji validitas
dari anggota populasi yang sukarela bersedia diskriminan, parameter yang diukur adalah dengan
memberikannya dan untuk memperoleh sejumlah melihat nilai akar AVE > korelasi variabel laten atau
informasi dasar secara cepat dan efisien. Adapun dengan melihat skor cross loading pada masing-
kriteria sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini masing indikator di suatu konstruk akan berbeda
adalah tiga orang pengguna sistem informasi dengan indikator di konstruk lain dan mengumpul
manajemen daerah yang menduduki jabatan sebagai pada konstruk yang dimaksud (Hartono dan Abdillah,
administrator, operator dan supervisor. Berdasarkan 2009:80-81). Uji reliabilitas dalam PLS dapat
kriteria tersebut jumlah sampel yang digunakan menggunakan dua metode, yaitu Cronbach’s alpha
adalah 84 responden. Jumlah 84 responden tersebut dan Composite reliability. Cronbach’s alpha
berasal dari 3 orang pengguna sistem informasi mengukur batas bawah nilai reliabilitas suatu
manajemen daerah pada masing-masing 28 SKPD konstruk sedangkan composite reliability mengukur
Pemerintah Kota Palangka Raya. nilai sesungguhnya reliabilitas suatu konstruk. Suatu
konstruk dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s
3.5 Jenis dan Metode Pengumpulan Data alpha harus lebih dari 0,6 dan nilai composite
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini reliability harus lebih dari 0,7 (Hartono dan Abdillah,
adalah data primer yang diperoleh secara langsung 2009:81).
dari responden dengan menggunakan daftar Inner Model merupakan model struktural
pernyataan berupa kuesioner. Pengumpulan data untuk memprediksi hubungan kausalitas antar
dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner dengan variabel laten (Hartono dan Abdillah, 2009:14).
menggunakan skala likert 1-7. Kuesioner merupakan Model struktural dalam smartPLS dievaluasi dengan
alat pengumpulan data melalui pertanyaan- menggunakan R2 untuk konstruk dependen, nilai
pertanyaan yang berhubungan dengan variabel yang koefisien path atau t-value tiap path untuk uji
diteliti. Pengumpulan data dilakukan dengan cara signifikan antar konstruk dalam model struktural.
menyebar kuesioner kepada responden. Kuesioner ini Nilai R2 digunakan untuk mengukur tingkat variasi
berisi daftar pertanyaan terstruktur yang ditujukan perubahan variabel independen terhadap variabel
kepada responden dengan maksud untuk memperoleh dependen. Semakin tinggi nilai R2 berarti semakin
informasi tertulis terkait dengan variabel-variabel baik model prediksi dari model penelitian yang
yang diteliti diajukan. Hipotesis dalam penelitian merupakan
hipotesis yang telah diberi arah (one tailed).
3.6 Metode Analisis Hipotesis one tail signifikan apabila memiliki nilai t-
Penelitian ini menggunakan analisis Partial statistics lebih besar dari 1,64.
Least Square (PLS), untuk melakukan pengujian
dengan SEM berbasis komponen atau PLS, 4. Hasil dan Pembahasan
digunakan bantuan program SmartPLS versi 2.0. PLS 4.1 Demografi Responden
merupakan teknik yang kuat untuk menganalisa Kuesioner yang disebarkan sebanyak 84
persamaan struktural dengan variabel-variabel laten. kuesioner dan kembali semuanya. Sehingga, respon
Selain itu, PLS merupakan turunan dari pengukuran rate kuesioner adalah 100 %. Deskripsi profil
setiap pengukuran konstruk, yang dapat
Oktavia, Saraswati, Baridwan, Kesuksesan Implementasi SIMDA Untuk... 9

responden terdiri dari jabatan, jenis kelamin, jenjang mengevaluasi model pengukuran (outer model) dan
pendidikan, umur dan pengalaman kerja. Hal tersebut model struktural (inner model). Outer model
dimaksudkan untuk menjelaskan latar belakang merupakan pengukuran yang digunakan untuk
responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini. mengetahui validitas dan reliabilitas model,
sedangkan inner model merupakan model struktural
Tabel 2 yang ditampilkan menunjukkan profil
untuk memprediksi hubungan antar variabel laten.
responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini.
4.2.1 Evaluasi Outer Model
Tabel 2 Ada dua pengujian instrumen yang harus
Demografi Responden dilakukan yaitu, uji validitas dan reliabilitas.
Keterangan Jumlah Prosentase
Pengujian istrumen penelitian ini disebut evaluasi
Jabatan
 Kepala Bidang 5 5.96% outer model.
 Supervisor 23 27.38% a. Evaluasi Validitas
 Operator 28 33.33%
Evaluasi validitas instrumen dalam penelitian
 Administrator 28 33.33%
ini dilakukan dengan cara uji validitas konvergen dan
Jenis Kelamin
 Laki-laki 57 67.86% validitas diskriminan.
 Perempuan 27 32.14% Hasil uji validitas konvergen yang disajikan
Jenjang Pendidikan pada tabel 3 menjelaskan semua konstruk dalam
 S1 80 95.23%
instrumen penelitian memiliki nilai AVE dan
 S2 4 4.77%
communality lebih dari 0,50.
Umur
 Di bawah 20 tahun
 21 – 30 tahun 21 25% Tabel 3
 31 – 40 tahun 58 69.04% Hasil AVE dan Communality Instrumen Penelitian
 41 – 50 tahun 2 2.38%
 Di atas 51 tahun 3 3.58% Konstruk AVE Communality
Kualitas Sistem 0,5017 0,5017
Pengalaman Kerja
Kualitas Informasi 0,5123 0,5123
 < 2 tahun Pentingnya Sistem 0,7963 0,7963
 2 – 3 tahun 16 15.47% Penggunaan 0,7855 0,7855
 > 3 tahun 68 84.53%
Kepuasaan Pengguna 0,5447 0,5447
Jabatan Manfaat Bersih 0,6178 0,6178
 Kepala Bidang 5 5.96%
 Supervisor 23 27.38%
 Operator 28 33.33% Hasil uji validitas konvergen yang disajikan
Administrator 28 33.33% pada tabel 4 dapat dilihat bahwa indikator konstruk
Jenis Kelamin dalam penelitian ini masih ada yang memiliki nilai
 Laki-laki 57 67.86% outer loading kurang dari 0,70. Menurut Hartono dan
 Perempuan 27 32.14%
Abdillah (2009:14) skor loading antara 0,5 – 0,7
Jenjang Pendidikan
 S1 80 95.23% sebaiknya tidak dihapus sepanjang skor AVE dan
 S2 4 4.77% communality indikator tersebut > 0,5. Karena telah
Umur memiliki nilai outer loading di antara 0,5 – 0,7 dan
 Di bawah 20 tahun memiliki nilai AVE dan communality > 0,5,
 21 – 30 tahun 21 25%
 31 – 40 tahun 58 69.04% instrumen penelitian ini telah lulus uji validitas
 41 – 50 tahun 2 2.38% konvergen.
 Di atas 51 tahun 3 3.58%

Pengalaman Kerja
 < 2 tahun
 2 – 3 tahun 16 15.47%
 > 3 tahun 68 84.53%

4.2 Evaluasi Model Hipotesis Penelitian


Evaluasi model penelitian ini menggunakan
analisis Partial Least Squares (PLS). Analisis ini
dibantu dengan aplikasi Smart PLS versi 2.0.
Evaluasi model penelitian ini dilakukan dengan
10 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. 2, No. 1, September 2016, hlm 1 - 16

Tabel 4
Hasil Outer Loading Instrumen Penelitian Parameter yang digunakan untuk menilai
Konstruk Indikator Outer validitas diskriminan adalah perbandingan antara
loading akar AVE dan korelasi variabel laten, dimana akar
KS1 0,7719
KS2 0,8181 AVE harus lebih besar dari korelasi variabel laten
Kualitas Sistem KS3 0,6740 serta parameter cross loading masing-masing
KS4 0,6358 indikator, yang nilainya harus lebih dari 0,70.
KS5 0,6203
KI1 0,6978 Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa semua
Kualitas KI2 0,8100 indikator pada setiap konstruk memiliki nilai lebih
Informasi KI3 0,5937
KI4 0,7440 dari 0,70. Korelasi setiap indikator suatu konstruk
PS1 0,8501 lebih tinggi dibandingkan dengan korelasi setiap
Pentingnya
PS2 0,9149 indikator tersebut ke konstruk lainnya. Hal ini
Sistem
PS3 0,9104
P1 0,9143 menunjukkan bahwa konstruk memprediksi indikator
Penggunaan
P2 0,8573 pada suatu blok lebih baik dibandingkan dengan
KP1 0,7044
KP2 0,8418
indikator di blok lainnya.
Kepuasaan Parameter kedua yang digunakan untuk
KP3 0,8598
Penggguna
KP4 0,6211 menilai validitas diskriminan adalah perbandingan
KP5 0,6274
MB1 0,8177 akar AVE dengan korelasi variabel laten, akar AVE
MB2 0,8176 harus lebih besar dari korelasi variabel laten. Tabel 6
MB3 0,8593
Manfaat Bersih
MB4 0,7621
menunjukkan hasil perbandingan akar AVE dengan
MB5 0,7669 korelasi variabel laten.
MB6 0,6798
Keterangan: KS = kualitas sistem, KI = kualitas Tabel 6
informasi, PS = pentingnya sistem, P = penggunaan, Hasil Akar AVE dan Korelasi Variabel Laten
KP=kualitas pengguna, MB=manfaat bersih. Instrumen Penelitian
Akar
Konstruk AVE KS KI PS P KP MB
AVE
Selanjutnya uji validitas diskriminan ditinjau
KS 0,50 0,70 1,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
dari hasil cross loading pada tabel 5.
KI 0,51 0,71 0,10 1,00 0,00 0,00 0,00 0,00
PS 0,78 0,89 0,06 -0,03 1,00 0,00 0,00 0,00
Tabel 5
P 0,79 0,89 0,72 0,09 0,08 1,00 0,00 0,00
Hasil Cross Loading Instrumen Penelitian
KP 0,55 0,74 0,56 0,09 0,55 0,52 1,00 0,00
Konstru KS KI PS P KP MB MB 0,62 0,79 0,26 0,11 0,64 0,34 0,65 1,00
k Keterangan: KS = kualitas sistem, KI = kualitas
KS1 0,77 0,05 0,22 0,60 0,44 0,25 informasi, PS = pentingnya sistem, P = penggunaan,
KS2 0,82 0,04 0,11 0,73 0,46 0,28
KS3 0,67 0,01 -0,09 0,47 0,39 0,18 KP = kualitas pengguna, MB = manfaat bersih
KS4 0,64 0,19 -0,06 0,24 0,32 0,06
KS5 0,62 0,16 -0,07 0,32 0,36 0,08 Berdasarkan tabel 6 nilai akar AVE untuk
KI1 0,12 0,70 -0,03 -0,01 0,07 -0,01
KI2 0,13 0,81 -0,06 0,10 0,06 0,02 masing-masing konstruk lebih besar dibandingkan
KI3 0,01 0,60 -0,09 0,03 -0,05 -0,01 dengan korelasi antar variabel laten, dengan demikian
KI4 -0,01 0,75 0,02 0,06 0,08 0.18 dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian telah
PS1 -0,05 0,05 0,85 -0,10 0,44 0,67
PS2 0,15 -0,01 0,91 0,20 0,54 0,55 lulus uji validitas diskriminan.
PS3 0,05 -0,11 0,91 0,07 0,48 0,52
P1 0,67 0,06 0,24 0,92 0,50 0,38 b. Evaluasi Reliabilitas
P2 0,60 0,11 -0,15 0,86 0,42 0,60
KP1 0,37 0,04 0,45 0,39 0,70 0,35 Parameter yang digunakan untuk menilai
KP2 0,47 0,06 0,63 0,48 0,84 0,49 reliabilitas adalah cronbach alpha dan composite
KP3 0,53 0,13 0,52 0,41 0,86 0,57 reliability. Hartono dan Abdillah (2009:100-104)
KP4 0,28 0,40 0,15 0,34 0,62 0,58
KP5 0,37 0,07 0,10 0,27 0,63 0,39 menyatakan bahwa suatu instrumen dinyatakan
MB1 0,11 0,15 0,62 0,23 0,54 0,82 reliabel apabila memiliki nilai cronbach alpha dan
MB2 0,22 0,10 0,74 0,34 0,57 0,81 composite reliability lebih besar dari 0,7. Hasil
MB3 0,47 0,04 0,57 0,48 0,65 0,86
MB4 0,20 -0,04 0,38 0,20 0,44 0,76 cronbach alpha dan composite reliability dapat
MB5 0,07 0,08 0,31 0,12 0,41 0,77 dilihat pada tabel 7.
MB6 0,03 0,23 0,25 0,60 0,34 0,77
Oktavia, Saraswati, Baridwan, Kesuksesan Implementasi SIMDA Untuk... 11

Tabel 7 informasi manajemen daerah memiliki R² sebesar


Hasil Cronbach Alpha dan Composite Reliability 0,5772, hal tersebut menggambarkan bahwa konstruk
Instrumen Penelitian kepuasaan pengguna dapat dijelaskan oleh konstruk
Konstruk Cronbach Composite kualitas sistem, kualitas informasi, dan pentingnya
alpha reliability sistem sebesar 57%, sedangkan sisanya 43%
Kualitas Sistem 0,7576 0,8326 dijelaskan oleh konstruk lain di luar model penelitian
Kualitas 0,7424 0,8058 yang diajukan. Konstruk manfaat bersih sistem
Informasi manajemen daerah memiliki R² sebesar 0,4146, hal
Pentingnya 0,8726 0,9213 tersebut menggambarkan bahwa konstruk manfaat
Sistem bersih dapat dijelaskan oleh konstruk penggunaan
Penggunaan 0,7305 0,8797 dan kepuasaan pengguna sebesar 41%, sedangkan
Kepuasaan 0,7883 0,8554 sisanya 59% dijelaskan oleh konstruk lain di luar
Pengguna model penelitian yang diajukan
Manfaat Bersih 0,8774 0,9060 Tahap selanjutnya adalah mencari koefisien
Keterangan: KS = kualitas sistem, KI = kualitas determinasi total hal ini bertujuan untuk melihat daya
informasi, PS = pentingnya sistem, P = penggunaan, prediksi model secara keseluruhan.
KP = kualitas pengguna, MB = manfaat bersih Koefisien Determinasi Total :

Berdasarkan tabel 7, nilai cronbach alpha Rm2  1  Pe21 Pe22 . . . Pep2


dan composite reliability semua konstruk lebih besar Rm2 = 1- (0,6958)².(0,6502)².(0,7651)²
dari 0,70. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa = 0,8803
instrumen penelitian ini telah lulus uji reliabilitas, Berdasarkan hasil koefisien determinasi total
sehingga layak untuk digunakan sebagai instrumen menunjukkan bahwa informasi yang terkandung
dalam data 88.03 % dapat dijelaskan oleh model,
penelitian.
sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain dan
error
4.2.2 Evaluasi Inner Model
Pada tahap evaluasi inner model parameter
yang digunakan adalah nilai R square (R²). Parameter
R² digunakan untuk mengukur tingkat variasi
perubahan variabel independen terhadap variabel
dependen dan koefisien path untuk uji signifikansi
antar konstruk dalam model struktural yang
ditunjukkan oleh nilai t-statistik. Semakin tinggi nilai
R² berarti semakin baik model prediksi yang
diajukan. Hasil R² dalam penelitian ini bisa dilihat
pada tabel 8. Gambar 4
Evaluasi Inner Model
Tabel 8
Hasil R square (R²)
Tabel 9
Konstruk Nilai R square (R²)
Hasil Path Coefficients
HP Konstruk Original T- Kesimpula
Penggunaan Sampel Statistics n
0,5158 (0)
Kepuasaan Pengguna 0,5772 H1 KS -> P 0,7125 10,1426 Diterima
Manfaat Bersih 0,4146 H2 KS -> KP 0,5205 5,3829 Diterima
H3 KI -> P 0,0220 0,2344 Ditolak
Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan bahwa R² H4 KI -> KP 0,0538 0,5817 Ditolak
untuk model Penggunaan sistem informasi H5 PS -> P 0,0361 0,4886 Ditolak
manajemen daerah adalah 0,5158, hal tersebut H6 PS -> KP 0,5155 7,4907 Diterima
menggambarkan bahwa konstruk penggunaan dapat H7 P -> MB 0,0007 0,0055 Ditolak
dijelaskan oleh konstruk kualitas sistem, kualitas H8 KP -> 0,6434 6,5047 Diterima
MB
informasi, dan pentingnya sistem sebesar 51%,
sedangkan sisanya 49% dijelaskan oleh konstruk lain Keterangan: HP= Hipotesis, KS = kualitas sistem, KI
= kualitas informasi, PS = pentingnya sistem, P =
di luar model penelitian yang diajukan. Konstruk
kepuasaan pengguna dalam menggunakan sistem
12 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. 2, No. 1, September 2016, hlm 1 - 16

penggunaan, KP = kualitas pengguna, MB = manfaat menemukan bahwa kualitas sistem tidak berpengaruh
bersih terhadap penggunaan sistem informasi manajemen
4.3 Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis akademik berbasis website.
Berdasarkan hasil pengujian terhadap 8 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
hipotesis yang telah dilakukan pada penelitian ini, kualitas sistem yang baik dapat dilihat dari mudah
terdapat empat hipotesis yang diterima yaitu H1, H2, dan nyaman digunakan, mudah dipelajari (user
H6, H8 dan empat hipotesis yang ditolak yaitu H3, H4, friendly), akses mudah, cepat dan nyaman, respon
H5, H7. Penelitian ini memberikan bukti bahwa yang cepat, stabil dan keamanan data yang terjamin.
konstruk kualitas sistem berpengaruh terhadap Jika pengguna merasakan semua hal tersebut, maka
penggunaan dan kepuasaan pengguna sistem akan menyebabkan pengguna untuk melakukan
informasi daerah, selain itu konstruk pentingnya pemakaian kembali (reuse), dengan demikian
sistem berpengaruh terhadap kepuasaan pengguna intensitas penggunaan sistem akan meningkat.
dan konstruk kepuasaan pengguna berpengaruh
terhadap manfaat bersih. Sebaliknya, konstruk 4.3.2 Kualitas sistem berpengaruh positif
kualitas informasi tidak memiliki pengaruh terhadap terhadap kepuasaaan pengguna
penggunaan dan kepuasaan pengguna sistem Berdasarkan hasil analisis data, hipotesis 2
informasi daerah, selain itu pentingnya sistem tidak diterima, bahwa kualitas sistem berpengaruh positif
berpengaruh terhadap penggunaan sistem informasi terhadap kepuasaan pengguna. Hasil ini menunjukkan
manajemen daerah dan penggunaan tidak berpegaruh bila kualitas sistem informasi manajemen daerah
terhadap manfaat bersih. Adapun sub pokok bahasan yang baik maka pengguna akan merasa puas terhadap
berikut ini akan membahas setiap hipotesis penggunaan sistem tersebut. Hal ini dikarenakan,
penelitian. pengguna merasakan bahwa kualitas sistem yang baik
tersebut ditandai dengan amannya data, mudahnya
4.3.1 Kualitas sistem berpengaruh positif penggunaan sistem, akses yang cepat serta dapat
terhadap penggunaan diandalkan. Rasa puas terhadap penggunaan sistem
Berdasarkan hasil analisis data hipotesis 1 informasi manajemen daerah ini akan memberikan
diterima bahwa kualitas sistem berpengaruh positif manfaat yang baik bagi individu dan organisasi. Hal
terhadap penggunaan. Hasil ini menunjukkan bahwa, ini ditunjukkan dengannya meningkatnya kinerja
kualitas sistem informasi manajemen daerah yang individu dan organisasi dalam penyampaian laporan
baik maka pengguna akan mengulangi penggunaan keuangan daerah tepat waktu.
sistem informasi manajemen daerah secara terus- Hasil penelitian ini mendukung hasil
menerus. penelitian sebelumnya (DeLone dan McLean, 2003
Hasil penelitian ini mendukung hasil dan Seddon dan Kiew, 1994) yang menemukan
penelitian sebelumnya (DeLone dan McLean, 2003; bahwa kualitas sistem berpengaruh positif terhadap
Wang dan Liao, 2007; Wahyuni, 2011; dan Mulyono, kepuasaan pengguna. Hasil penelitian ini mendukung
2012) yang menemukan bahwa kualitas sistem penggunaan model kesuksesan sistem informasi yang
berpengaruh positif terhadap penggunaan. Hasil dikembangkan oleh DeLone dan McLean (2003)
penelitian ini mendukung penggunaan model yang menemukan bahwa, kualitas sistem berpengaruh
kesuksesan sistem informasi yang dikembangkan siginifikan terhadap kepuasaan pengguna.
oleh DeLone dan McLean (2003) yang menemukan Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa
bahwa, kualitas sistem merupakan salah satu kualitas sistem yang baik akan mempengaruhi
indikator untuk mengukur kesuksesan sistem peningkatan kepuasan pengguna. Hal ini
informasi. Penelitian DeLone dan McLean (2003) menunjukkan bahwa kualitas sistem yang baik maka
menunjukkan hasil penelitian bahwa kualitas sistem pengguna akan merasa nyaman menggunakan sistem
memiliki dampak yang signifikan terhadap informasi manajemen daerah yang akan
penggunaan. Istianingsih dan Wijanto (2008) meningkatkan rasa puas pengguna terhadap sistem
menyatakan bahwa kualitas sistem yang baik akan tersebut.
mempengaruhi penggunaan sistem. Jika kualitas
sistem handal maka pengguna akan mengulangi 4.3.3 Kualitas informasi berpengaruh positif
penggunaan sistem tersebut di masa yang akan terhadap penggunaan
datang. Sebaliknya, penelitian ini tidak konsisten Berdasarkan hasil analisis data, hipotesis 3
dengan hasil penelitian Susanty (2013) yang diterima, bahwa kualitas informasi berpengaruh
Oktavia, Saraswati, Baridwan, Kesuksesan Implementasi SIMDA Untuk... 13

positif terhadap penggunaan. Hasil penelitian ini 4.3.5 Pentingnya sistem berpengaruh positif
menunjukkan bahwa kualitas informasi yang terhadap penggunaan
tercermin dari kelengkapan, relevan, akurat, Berdasarkan hasil analisis data, hipotesis 5
ketepatan waktu, dan penyajian informasi membuat diterima, bahwa pentingnya sistem berpengaruh
pengguna enggan untuk menggunakan sistem secara positif terhadap penggunaan. Hasil penelitian ini
terus menerus. menunjukkan bahwa pengguna yang merasa sistem
Hasil penelitian ini mendukung penelitian informasi tersebut penting tidak memberikan dampak
sebelumnya (Livari, 2005 dan Susanty (2013). Hasil terhadap penggunaan sistem.
penelitian sebelumnya memberikan pemahaman Persepsi pengguna sistem tentang pentingnya
bahwa implementasi sistem informasi pada konteks sistem menunjukkan tingkat ketergantungan tertentu
mandatory dan voluntary memiliki hasil yang dari pengguna terhadap sistem. Jika sistem tidak
berbeda khususnya pada pengukuran variabel penting maka tidak akan memberikan dampak apa-
penggunaan. Hasil penelitian ini tidak mendukung apa terhadap kinerja aparat pemerintah daerah. Jika
model kesuksesan sistem yang dikembangkan oleh pengguna sistem menggunakan sistem hal tersebut
DeLone dan McLean (2003) yang menemukan bahwa menunjukan ada manfaat yang dapat diambil dari
kualitas informasi berpengaruh signifikan terhadap sistem yang berarti sistem tersebut penting. Pengguna
penggunaan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan merasa tugas yang dikerjakan dengan menggunakan
bahwa tidak hanya sifat sistem yang mandatory yang sistem merupakan hal yang penting, maka pengguna
menjadikan kualitas informasi tidak berpengaruh akan memakai sistem tersebut.
positif terhadap penggunaan. Penolakan hipotesis ini Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
mengindikasikan bahwa pengguna sistem merasa penggunaan sistem yang dilihat dari seberapa sering
dalam penggunaan sistem tidak memerlukan pengguna menggunakan sistem tersebut tidak
intensitas yang sering. Hal ini dikarenakan, kualitas dipengaruhi oleh adanya rasa pengguna yang
informasi yang baik membuat pengguna enggan menganggap sistem tersebut penting. Hal ini
untuk menggunakan sistem secara rutin setiap hari. dikarenakan pentingnya penggunaan sistem lebih
Intensitas penggunaan sistem yang dilakukan oleh didominasi oleh sifat mandatory dari sistem yang
pengguna baru akan dilakukan secara terus-menerus digunakan serta masih kurangnya pemahaman
jika mendekati tanggal pelaporan laporan keuangan. pengguna terhadap sistem yang digunakan. Misalnya
kemampuan menggunakan komputer yang dimiliki
4.3.4 Kualitas informasi berpengaruh positif oleh setiap pegawai tidaklah sama. Hal ini
terhadap kepuasaan pengguna menyebabkan persepsi pegawai tentang pentingnya
Berdasarkan hasil analisis data, hipotesis 4 sistem tidaklah sama karena kemampuan dalam
diterima, bahwa kualitas informasi berpengaruh memanfaatkan komputer yang berbeda.
positif terhadap kepuasaan pengguna. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa kualitas informasi yang baik 4.3.6 Pentingnya sistem berpengaruh positif
tidak selalu memberikan kepuasaan terhadap terhadap kepuasaan pengguna
penggunanya. Hasil penelitian ini mendukung Berdasarkan hasil analisis data, hipotesis 6
penelitian sebelumnya (Susanty, 2013). diterima, bahwa pentingnya sistem berpengaruh
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa positif terhadap kepuasaan pengguna. Hasil penelitian
kualitas informasi sistem manajemen daerah yang ini menunjukkan bahwa pengguna yang merasa
baik tidak diikuti dengan rasa puas dari penggunanya. sistem informasi tersebut penting maka akan
Hal ini dikarenakan, pengguna merasa sistem memberikan rasa puas pengguna terhadap sistem
informasi manajemen daerah belum dapat tersebut. Hasil penelitian ini mendukung hasil
menghasilkan dokumentasi mengenai bagan arus penelitian yang dilakukan oleh Istianingsih dan
ringkasan (summary flow chart) yang Wijanto (2008). Hasil penelitian ini mendukung
memperlihatkan aliran atau arus data sejak data model kesuksesan sistem informasi, bahwa semakin
mentah sampai dengan informasi tercetak. Persoalan tinggi persepsi tentang pentingnya sistem akan
ini kelihatannya sederhana, tetapi terkadang bias semakin tinggi pula kepuasaaan pengguna sistem
menyulitkan pimpinan SKPD dalam mengawasi arus informasi.
informasi yang terdapat dalam organisasi yang Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
dipimpinnya. apabila pengguna sistem informasi manajemen
daerah menganggap sistem tersebut penting, maka
14 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. 2, No. 1, September 2016, hlm 1 - 16

ada manfaat yang dirasakan oleh pengguna sistem tepat waktunya penyampaian laporan keuangan
dari keberadaan sistem informasi manajemen daerah daerah. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
tersebut. Hasil ini mengindikasikan keberhasilan DeLone dan McLean (2003) yang menunjukkan
sistem keberhasilan sistem tersebut dan dapat bahwa kepuasaan pengguna merupakan prediktor
digunakan sebagai dasar apabila akan melakukan yang signifikan bagi individu dan organisasi (manfaat
evaluasi terhadap pengembangan sistem infomasi bersih). Hasil serupa juga ditunjukkan oleh Livari
manajemen daerah. (2005).
4.3.7 Penggunaan berpengaruh positif terhadap Kepuasan pengguna berpengaruh positif
manfaat bersih terhadap manfaat-manfaat bersih. Hal ini
Berdasarkan hasil analisis data, hipotesis 7 memberikan implikasi bahwa sistem informasi
diterima, bahwa penggunaan sistem berpengaruh manajemen daerah yang diterapkan di lingkungan
positif terhadap manfaat bersih. Hasil penelitian ini satuan kerja perangkat daerah pemerintah kota
menunjukkan bahwa penggunaan sistem yang dilihat Palangkaraya telah memberikan kepuasan pengguna
dari intensitas penggunaan tidak memberikan dampak dan memberikan manfaat, sehingga dengan adanya
yang signifikan terhadap kinerja individu dan SIMDA dapat mengefisiensi waktu dalam
organisasi. Hasil penelitian ini mendukung penelitian penyusunan anggaran daerah serta pelaporan
sebelumnya Livari (2005). keuangan daerah karena sistem yang terintegrasi
Livari (2005) yang mendapatkan hasil bahwa memberikan dampak yang baik untuk peningkatan
tidak ada pengaruh antara penggunaan nyata dengan kinerja baik bagi individu yang menggunakan
dampak individual. Hal ini disebabkan karena maupun bagi pemerintah daerah.
sifatnya yang mandatory sehingga mau tidak mau
pengguna harus menggunakannya sebagai penunjang 5. Simpulan
pekerjaan mereka Hasil penelitian ini tidak SIMDA merupakan sarana yang digunakan
mendukung model kesuksesan sistem informasi yang oleh satuan kerja perangkat daerah di Pemerintah
dikembangkan oleh DeLone dan McLean (2003). Kota Palangka Raya untuk membantu kegiatan
Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang pengelolaan keuangan daerah baik dalam penyusunan
dilakukan oleh Istianingsih dan Wijanto (2008). anggaran daerah sampai dengan pembuatan laporan
Hasil penelitian ini mengindikasikan sering keuangan daerah. Berdasarkan hasil pengujian
atau tidaknya pengguna menggunakan sistem hipotesis dengan menggunakan metode Partial Least
informasi manajemen daerah tidak memberikan Square dan analisis deskriptif dari jawaban
dampak yang signifikan bagi individu maupun responden mengenai faktor-faktor yang
organisasi (pemerintah daerah). Karena meskipun mempengaruhi kesuksesan sistem informasi
pengguna hanya menggunakan sistem dengan manajemen daerah dengan menggunakan model
intensitas yang sedikit yaitu hanya digunakan pada DeLone dan McLean yang dimodifikasi
saat mendekati hari pelaporan keuangan daerah tetap Kualitas sistem SIMDA merupakan salah
membuat kinerja individu dan organisasi baik yaitu faktor yang dapat mempengaruhi kesuksesan sistem
tepat waktu dalam pelaporan keuangan daerah. itu sendiri. Kualitas sistem SIMDA yang baik akan
mempengaruhi penggunaan sistem dan akan
4.3.8 Kepuasaan pengguna berpengaruh positif memberikan kepuasaan bagi pengguna. Jika kualitas
terhadap manfaat bersih SIMDA handal maka pengguna akan mengulangi
Berdasarkan hasil analisis data yang penggunaan SIMDA tersebut secara rutin dan terus-
dijelaskan pada tabel 9, penelitian ini menerima menerus. Selain itu, jika SIMDA berkualitas tinggi
hipotesis 8 (H8) yang menyatakan bahwa kepuasaan yang meliputi mudah digunakan, akses yang cepat,
pengguna berpengaruh positif terhadap manfaat handal, fleksibel, dan aman melindungi data
bersih. Penerimaan hipotesis kedelapan (H8) pengguna, maka pengguna SIMDA akan merasa puas
mengindikasikan bahwa kepuasan pengguna atas dengan sistem yang digunakan. Selanjutnya jika
sistem informasi manajemen daerah yang dapat pengguna menganggap SIMDA tersebut penting guna
memenuhi kebutuhan pekerjaan atau membantu meningkatkan kinerja baik kinerja individu maupun
pekerjaan pengguna akan mempengaruhi kinerja organisasi maka akan muncul rasa puas dalam
individu dalam organisasi. Peningkatan kinerja penggunaan sistem tersebut. Kepuasan terhadap
individu ini akan memberikan dampak yang baik penggunaan sistem informasi akan memberikan
terhadap kinerja pemerintah yang ditandai dengan
Oktavia, Saraswati, Baridwan, Kesuksesan Implementasi SIMDA Untuk... 15

dampak bagi individu dan organisasi, yaitu dalam penggunaan sistem tersebut sehingga akan
tercapainya tujuan organisasi. Penggunaan SIMDA memberikan dampak yang signifikan terhadap
dalam pengelolaan keuangan daerah, yang dimulai individu dan organisasi. Dampak-dampak tersebut
dari pembuatan anggaran daerah sampai dengan adalah dengan meningkatnya kinerja dari individu
pembuatan laporan keuangan daerah, dapat serta pemerintah daerah terkait dengan tepat waktu
menciptakan transparansi dan akuntabilitas yang baik dalam pembuatan anggaran serta dalam pembuatan
pada pemerintah kota Palangka Raya. laporan keuangan daerah. Selanjutnya penelitian ini
Temuan penelitian ini memberikan hasil membuktikan bahwa pentingnya sistem informasi
yang lain bahwa kualitas informasi yang dihasilkan manajemen daerah akan memberikan rasa puas
oleh SIMDA meskipun baik dan sesuai dengan pengguna sehingga akan meningkatkan kinerja
standar akuntansi pemerintahan masih individu maupun organisasi.
membingungkan pengguna sehingga membuat Faktor lain yang menjadi tolak ukur
intensitas penggunaan masih jarang dan pengguna kesuksesan sistem informasi manajemen daerah
harus tetap melakukan pengecekan ulang data yang adalah kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem
dihasilkan SIMDA secara manual. Kurangnya tersebut. Walaupun, hasil penelitian menunjukkan
intensitas penggunaan SIMDA mengindikasikan bahwa kualitas informasi tidak memiliki pengaruh
bahwa pengguna belum merasa puas dengan hasil terhadap penggunaan dan kepuasaan pengguna,
output SIMDA tersebut. Selain itu, meskipun pemerintah daerah tetap harus memperhatikan
keberadaan SIMDA sangat penting tetap membuat kualitas tersebut apakah sudah sesuai dengan
para pengguna tidak secara rutin setiap hari kebutuhan pengguna dalam hal pengambilan
menggunakan sistem tersebut. Penggunaan SIMDA keputusan. Serta sistem informasi manajemen daerah
akan meningkat jika mendekati tanggal pelaporan juga sangat penting keberadaanya karena dalam
keuangan daerah. Hal ini mengindikasikan sering perkembangan teknologi informasi, sistem ini sangat
atau tidaknya pengguna menggunakan sistem dibutuhkan dan sangat membantu pemerintah daerah
informasi manajemen daerah tidak memberikan dalam penyusunan anggaran dan laporan keuangan
dampak yang signifikan bagi individu maupun daerah agar dalam penyampaiannya tepat waktu
organisasi (pemerintah daerah). Karena meskipun sehingga tercipta akuntabilitas dan transparansi yang
pengguna hanya menggunakan sistem dengan baik bagi pemerintah daerah Kota Palangka Raya.
intensitas yang sedikit yaitu hanya digunakan pada Penelitian selanjutnya disarankan dapat
saat mendekati hari pelaporan keuangan daerah tetap memperluas cakupan penelitian, baik dari luas
membuat kinerja individu dan organisasi baik yaitu wilayah penelitian, serta jumlah responden yang
tepat waktu dalam pelaporan keuangan daerah. dipilih dengan memasukkan kepala bidang keuangan
Penelitian ini menggabungkan dua model di SKPD ke dalam kriteria penelitian, hal ini
kesuksesan sistem informasi yaitu model yang dikarenakan kepala bidang keuangan juga memahami
dikembangkan oleh DeLone dan McLean (2003) dan SIMDA tersebut sehingga dapat memberikan
model yang dikembangkan oleh Seddon dan Kiew kontribusi lebih pada hasil penelitian.
(1994) dengan menggunakan konstruk kualitas
sistem, kualitas informasi, pentingnya sistem, Daftar Rujukan
penggunaan, kepuasaan pengguna dan manfaat
bersih. Berdasarkan hasil penelitian yang telah DeLone, W. H. & E. R. McLean. (2003). The
dilakukan dengan menggunakan pengujian statistik DeLone and McLean Model of
dari hipotesis yang dibangun, hasil penelitian ini Information Systems Success: A Ten-Year
memberikan implikasi praktik bagi pemerintah Update. Journal of Management
daerah kota Palangkaraya terkait dengan penggunaan Information Systems,19(4), 9-30.
SIMDA. Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan Grimsley, M. & A. Meehan. (2007). e-Government
bahwa suksesnya pengimplementasian SIMDA information systems: Evaluation-led
sangat dipengaruhi oleh kualitas sistem informasi design for public value and client trust.
manajemen daerah. Ketika pengguna SIMDA merasa European Journal of Information Systems,
bahwa kualitas sistem yang digunakan sudah baik 16(2) 134–148.
maka akan muncul rasa ingin terus menggunakan Hartono, J. & W. Abdillah. (2009). Konsep dan
sistem dan pada akhirnya memberikan kepuasaan Aplikasi Partial Least Square (PLS) untuk
16 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. 2, No. 1, September 2016, hlm 1 - 16

Penelitian Empiris. Yogyakarta: Penerbit Conference on Information Systems,


BPFE. Vanouver, Canada, 4(1), 99-110.
He, J. & King, W. R. (2008). The Role of User Susanty, M. (2013). Pengujian Model DeLone dan
Participation in Information Systems McLean dalam Pengembangan Sistem
Development: Implications from a Meta- Informasi IFCA. Jurnal Bisnis dan
Analysis. Journal of Management Akuntansi, 15(2), 142-150.
Information Systems, 25 (1): 301-331. Utami, A. W. & F. Samopa. (2013). Analisa
Istianingsih & S. H. Wijanto. (2008). Analisis Kesuksesan Sistem Informasi Akademik
Keberhasilan Penggunaan Perangkat (SIAKAD) Di Perguruan Tinggi Dengan
Lunak Akuntansi Ditinjau dari Persepsi Menggunakan D & M Is Success Model
Pemakai (Studi Implementasi Model (Studi Kasus: ITS Surabaya). Jurnal
Keberhasilan Sistem informasi. Jurnal SISFO, 4(5), 294-309.
Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 5 (1), Wahyuni, T. (2011). Uji Empiris Model DeLone dan
50-76. McLean Terhadap Kesuksesan Sistem
Lin, H. F. (2007). Measuring Online Learning Informasi Manajemen Daerah (SIMDA).
Systems Success: Applying the updated Jurnal BPPK, 2, 3-25.
DeLone and McLean Model. Wang, Y. S. & Y. W. Liao. (2008). Assessing e-
CyberPsychology & Behavior, 10(6), 817- Government Systems Success: A Validation
820. of the DeLone and McLean Model of
Livari, J. (2005). An Empirical Test of The DeLone– Information Systems Success. Government
McLean Model of Information System Information Quarterly, 25 (4), 717–733.
Success Database for Advance in Wang, Y. S.; H. Y. Wang; & D.Y. Shee. (2007).
Information System (DFA). Proquest Measuring e-learning Systems Success in
Company, 36(2), 8-27. an Organizational Context: Scale
Mulyono, I. (2012). Uji Empiris Model Kesuksesan Development and Validation. Computers in
Sistem Informasi Keuangan Daerah Human Behavior, 23(4), 1792-1808.
(SIKD) dalam Rangka Peningkatan Zaied, A. N. H. (2012). An Integrated Success Model
Transparansi dan Akuntabilitas Keuangan for Evaluating Information System in
Daerah. Prosiding, Simposium Nasional Public Sectors. Journal of Emerging Trends
Akuntansi XII Palembang. in Computing and Information Sciences,
Petter, S., W. DeLone, & E. McLean. (2008). 3(6), 814-825.
Measuring Information Systems Success:
Models, Dimensions, Measures, and
Interrelationships. European Journal of
Information Systems, 17, 236-263.
Poelman, A., J. Mojet, D. Lyon, S. S. Dedeh. (2008)
The influence of information about organic
production and fair trade on preferences
for and perception of pineapple. Food
Quality and Preference, 19(1), 114-121.
Purwaningsih, S. (2010). Analisis Kesuksesan
Penerapan Sistem Informasi pada Sistem
Informasi Pelayanan Terpadu (SIPT)
Online (Studi Pada PT Jamsostek
(PERSERO)). Aset, 12 (2), 181-189.
Seddon, P. B. & M. Y. Kiew. (1994). Partial Test and
Development of DeLone and McLean’s
Model of Information Success in DeGross,
J.I., Huff, S.L dan Munro, M.C. (eds).
Proceedings, The Fifteenth International

You might also like