Professional Documents
Culture Documents
Buku Tahsin
Buku Tahsin
ا ل َح ْم ُد ل ل ه َر ِّب ا ل َع ا َل ِم ْي ن
َأ
ِل ْي ـ َن َو ا ل َّص ـ اَل ُة َو ا ل َّس ـ اَل ُم َع ىل ْش ـ َر ِف ا َأل ْن ِب َي ـ ا ِء َو ا ل ُم ْر َس
ٱ ْل َح ِك ي ُم َا ل َّل ُه َّم اَل ِع ْل َم َل َن ٓا ِإ اَّل َم ا َع َّل ْم َت َن ٓا ۖ ِإ َّن َك َأ ن َت ٱ ْل َع ِل ي ُم
Jazakumu lah khairan kats irankami sampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu penyusunan buku ini. Secara khusus, kami sampikan
terima kasih kepada Asy-Syaikh Al-Muqri Muhammad Yahya Jum’an Al-
Yamani. Di bawah bimbingan beliau, materi-materi dalam buku ini
disempurnakan.
Akhirnya, kami mengharap koreksi dan masukan dari semua pihak, agar
semakin banyak kebaikan dan kemudahan dalam upaya mendekatkan ummat
kepada Al- Quran. Semoga Allah mencatat usaha kita sebagai amal shalih.
Aamiin
A. Jalur Riwayat
Hafs (90H-180H/ 708M-798M) merupakan salah satu perawi Imam ‘Asim. Nama lengkapnya
adalah Abu ‘Amr Hafs bin Sulaiman. Mata rantai Sanadnya dari ‘Asim (w.128H /745M) – ‘Asim dari
Abu ‘Abdur Rahman bin Hubaib – Abu dari Ibnu Mas’ud – Utsman bin ‘Affan – ‘Ali bin Abi Thalib
– Ubay bin Ka’bah – Zain bin Tsabit dan mereka dari Rasulullah SAW.
Tariq asy-Syatibiyyah adalah paket jalur periwayatan bacaan Al-Qur’an yang dipilih, dibakukan
dan dipopulerkan oleh Imam Syatibiy (538H-590H/ 1134M-1194M), dimana jalur periwayatan
ini terjadi pada masa sesudah dekade Hafs. Nama lengkap Imam Syatibiy adalah Abdul Qasim bin
Firruh bin Ahmad asy-Syatibiy ar-Ru’ainiy.
B. Pengertian Tajwid
Tajwid menurut bahasa adalah membaguskan sesuatu, sedangkan menurut istilah adalah
memberikan setiap huruf segala hak-hak dan hukum yang berhak dimilikinya.
Tujuan Mempelajarinya adalah agar terhindar dari kesalahan membaca Al Qur’an.
Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid adalah Fardu Kifayah, sedangkan mempraktekkannya dalam
membaca Al-Qur’an menjadi Fardhu ‘ain.
1
Sifat lemah
(>< Jahr)
2 Jahr ( ):
Sifat Kuat
Nafas ditahan
9
4 Rakhawah
( ) : Lunak
dan suara tidak Sifat Lemah
tertahan
5 Bainiyah (
/
Sifat antara
)
Syiddah dan
Suara tidak tercegah Rakhawah
atau terlepas dengan
sempurna
6 Isti’la ( ُ ):
Pangkal lidah naik ke Sifat Kuat
langit-langit (>< Istifal)
7 Istifal ( ):
Lidah dibawah Sifat Lemah
8 Ithbaq (
Sifat Kuat
)Lidah bertemu dengan (>< Infitah)
langit-langit
9 Infitah ( ُ
) : Terbuka antara lidah
Sifat Lemah
dan langit-langit
12
Sifat Kuat
13
Sifat Kuat
10
14 Inhiraf ( ):
Lenturan ujung lidah
condong kepumggung ل ر Sifat Kuat
lidah.
15 Takrir( ):
Suatu kali getaran halus ر Sifat Kuat
ujung lidah
16 Istithalah
( ): Sifat Kuat
17 Tafasysyi
):
Bunyinya bersamaan
ش Sifat Kuat
dengan tersebarnya
angin kuat yang keluar
dari dalam mulut
18 Ghunnah ( ُ ):
م ن Sifat Kuat
Berdengung
11
D. Makhraj dan Sifat-Sifat Huruf Hijaiyah
12
3. Lidah dibawah (Istifal)
4. Terbuka antara lidah dan langit-langit atas
(Infitah)
5. Tidak lancar dan hati-hati (Ishmat)
b. Tenggorokan Tengah 1. Nafas ditahan (Jahr)
2. Suara tidak tercegah dengan sempurna dan
tidak terlepas dengan sempurna (Bainiyah)
ع 3. Lidah dibawah (Istifal)
4. Terbuka antara lidah dan langit-langit atas
(Infitah)
5. Tidak lancar dan hati-hati (Ishmat)
1. Nafas berhembus (Hams)
2. Lunak dan suara tidak tertahan (Rakhawah)
3. Lidah dibawah (Istifal)
ح 4. Terbuka antara lidah dan langit-langit atas
(Infitah)
5. Tidak lancar dan hati-hati (Ishmat)
3 Al Lisan (Lidah)
1. Pangkal lidah dan 1. Nafas ditahan (Jahr)
langit-langit 2. Suara tertahan (Syiddah)
a. Pangkal lidah dan 3. Pangkal lidah naik ke langit-langit (Isti’la)
langit-langit
ق 4. Terbuka antara lidah dan langit-langit atas
(Infitah)
5. Tidak lancar dan hati-hati (Ishmat)
6. Memantul suara tambahan (Qolqolah)
13
b. Di muka makhroj 1. Nafas berhembus (Hams)
2. Suara tertahan (Syiddah)
3. Lidah dibawah (Istifal)
ك 4. Terbuka antara lidah dan langit-langit atas
(Infitah)
5. Tidak lancar dan hati-hati (Ishmat)
2. Tengah lidah
Tengah-tengah lidah 1. Nafas ditahan (Jahr)
dengan langit-langit 2. Suara tertahan (Syiddah)
3. Lidah dibawah (Istifal)
ج 4. Terbuka antara lidah dan langit-langit atas
(Infitah)
5. Tidak lancar dan hati-hati (Ishmat)
6. Memantul suara tambahan (Qolqolah)
3. Sisi lidah
Permukaan ujung lidah 1. Nafas ditahan (Jahr)
dan dua pinggir lidah 2. Lunak dan suara tidak tertahan (Rakhawah)
beradu dengan 3. Pangkal lidah naik ke langit-langit (Isti’la)
geraham atas 4. Lidah bertemu dengan langit-langit
ض (Ithbaq)
5. Tidak lancar dan hati-hati (Ishmat)
6. Makhrajnya memanjang mulai dari tepi
lidah/pangkal lidah setelah makhrajnya ,
maju sampai makhraj \Istithalah)
14
4. Ujung Lidah
15
1. Nafas ditahan (Jahr)
2. Suara tertahan (Syiddah)
3. Pangkal lidah naik ke langit-langit (Isti’la)
ط 4. Lidah bertemu dengan langit-langit
(Ithbaq)
5. Tidak lancar dan hati-hati (Ishmat)
6. Memantul suara tambahan (Qolqolah)
e. Antara punggung 1. Berdesis lepas (Hams)
ujung lidah dan ujung 2. Lunak dan suara tidak tertahan (Rakhawah)
dua gigi yang atas 3. Lidah dibawah (Istifal)
ث 4. Terbuka antara lidah dan langit-langit atas
(Infitah)
5. Tidak lancar dan hati-hati (Ishmat)
1. Nafas ditahan (Jahr)
2. Lunak dan suara tidak tertahan (Rakhawah)
3. Lidah dibawah (Istifal)
ذ 4. Terbuka antara lidah dan langit-langit atas
(Infitah)
5. Tidak lancar dan hati-hati (Ishmat)
1. Nafas ditahan (Jahr)
2. Lunak dan suara tidak tertahan (Rakhawah)
3. Pangkal lidah naik ke langit-langit (Isti’la)
ظ 4. Lidah bertemu/nempel dengan langit-langit
(Ithbaq)
5. Tidak lancar dan hati-hati (Ishmat)
f. Antara ujung lidah dan 1. Nafas ditahan (Jahr)
halaman dua gigi muka 2. Lunak dan suara tidak tertahan (Rakhawah)
atas 3. Lidah dibawah (Istifal)
ز 4. Terbuka antara lidah dan langit-langit atas
(Infitah)
5. Tidak lancar dan hati-hati (Ishmat)
6. Suara berdesis (Shafir)
1. Berdesis lepas (Hams)
2. Lunak dan suara tidak tertahan (Rakhawah)
3. Lidah dibawah (Istifal)
س 4. Terbuka antara lidah dan langit-langit atas
(Infitah)
5. Suara berdesis (Shafir)
1. Berdesis lepas (hams)
ص 2. Lunak dan suara tidak tertahan (Rakhawah)
3. Pangkal lidah naik ke langit-langit (Isti’la)
16
4. Lidah bertemu/nempel dengan langit-langit
(Ithbaq)
5. Tidak lancar dan hati-hati (Ishmat)
6. Suara berdesir (shafir)
D Asy-Syafataini (2 Bibir)
1. Dua perut bibir sebelah 1. Nafas ditahan (Jahr)
dalam 2. Suara tertahan (Syiddah)
3. Lidah dibawah (Istifal)
ب 4. Terbuka antara lidah dan langit-langit atas
(Infitah)
5. Keluarnya lancar/ringan (Idzlaq)
6. Memantul suara tambahan (Qolqolah)
2. Dua perut bibir 1. Nafas ditahan (Jahr)
sebelah luar 2. Suara tidak tercegah dengan sempurna dan
tidak terlepas dengan sempurna (Bainiyah)
3. Lidah dibawah (Istifal)
م 4. Terbuka antara lidah dan langit-langit atas
(Infitah)
5. Keluarnya lancar/ringan (idzlaq)
6. Berdengung (Ghunnah)
3. Antara 2 perut bibir 1. Nafas ditahan (Jahr)
2. Lunak dan suara tidak tertahan (Rakhawah)
3. Lidah dibawah (Istifal)
و 4. Terbuka antara lidah dan langit-langit atas
(Infitah)
5. Tidak lancar dan hati-hati (Ishmat)
4. Perut bibir bawah dan 1. Berdesis lepas (Hams)
ujung 2 gigi atas 2. Lunak dan suara tidak tertahan (Rakhawah)
3. Lidah dibawah (Istifal)
ف 4. Terbuka antara lidah dan langit-langit atas
(Infitah)
5. Tidak lancar dan hati-hati (Ishmat)
E Al-Khaisyum Bersifat ghunnah/mendengung, diantaranya:
(Rongga Hidung) 1. Ghunnah
2. Ikhfa Haqiqi
3. Ikhfa Syafawi
4. Idghom bighunnah
5. Iqlab
17
18
Gambar Tempat Keluarnya Huruf Hijaiyah
Pangkal Lidah
Tengah Lidah
Sisi Lidah
19
Punggung ujung lidah menyentuh Pinggir lidah beradu dengan salah satu
gusi gigi depan yang atas atau dua geraham atas yang kiri atau
kanan atau keduanya
Ujung Lidah
Ujung lidah mengarah sedikit ke Ujung lidah menyentuh gusi gigi atas
punggung lidah, bertemu gusi depan dengan menyertakan dengung
yang atas, dekat dengan makhroj ن di bawah makhroj لsedikit
20
Antara punggung ujung lidah dan pangkal dua gigi seri depan atas
Antara ujung lidah dengan halaman antara dua gigi seri depan atas dan bawah
Punggung ujung lidah dan ujung dua gigi seri yang atas
21
Dua Bibir
Dua perut bibir sebelah dalam Ujung gigi seri atas menyentuh
perut bibir bagian bawah
Antara dua perut bibir dengan Antara dua bibir bagian tengah
memajukannya seraya menyertakan disertai keluarnya suara dengung
rongga diantaranya
Rongga Mulut
22
23
24
2
lshajiqollm
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
E. Hukum Mim Mati
ُ ) jika bertemu huruf hijaiyah yang 28, mempunyai 3 hukum bacaan, yaitu:
م
Mim Mati ( ْ
ikhfa syafawi, idghom syaafawi, dan idzar syafawi.
1. Ikhfa Syafawi
ُ ) bertemu dengan huruf “ “ ب.
م
ialah apabila ada mim mati ( ْ
Huruf
Ikhfa Syafawi
Mim Mati ( ُْ
ُ)
م Keterangan
ب ُْ
َاهم َم
و Mim mati diikhfakan ke dalam ba’ ( ب ) sesudahnya
َ
ن ِن
ُِْي ْم
ِمؤ
ب disertai tempo dengung 2 harakat.
Catatan:
Cara membaca iqlab dan ikhfa’ syafawi, hendaknya kedua bibir tidak dikatupkan secara kuat, tetapi
secara ringan saja.
2. Idgham Syafawi
ُ ) bertemu dengan mim “ ” م
م
ialah apabila ada mim mati ( ْ
Huruf
Mim Mati ( ) Keterangan
Idghom Syafawi
م ُْْك
م ِنُْمَاهم م Mim mati diidghomkan ke dalam mim ( م )
ُْمن
َُْْهمِن
َمو sesudahnya, disertai tempo dengung 2 harakat.
َُ
َ
ر َف
ك
3. Izhar Syafawi
ialah apabila ada mim mati ( ُ
م
ْ ) bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah selain ba ( ) ب
dan mim ( ُ) م.
Huruf
Mim Mati ( ) Keterangan
Izhar Syafawi
….ُُُُُُء ُْْتم ظَل
َم Mim mati dibaca dengan jelas (tidak ada dengung),
ُُُُُُُُ ُْنفسَك
م َْا terlebih ketika bertemu fa ( و ) atau waw ( ) ف.
ُْنتمَْ
َاو
….ُُُُُُت
َ ْلو
ُْ
ن تتَ
ُُُُُُ
dan seterusnya
…. ُُُُُُف ْزْقهم
ُْ َار
و
ِيْه
َا ف
ُُُُُ ُْ
ْبهمَقلوو
38
وُُُُُُ
…. ٌَ
ة
ُ َجِل
و
ُُُُُُ
39
F. Hukum Nun atau Mim Bertasyid
Apabila ada nun ditasyid ( ) atau mim ditasyid ( ) harus dibaca ghunnah (dengung) yang
sempurna.
Mim Tasyid Nun Tasyid
Keterangan
ُ)
م
( ( ُ)
ن
Huruf ghunnah ما
ُ َو
ََّل نه
ُ َِّ
إ Tempo dengung 2 harakaat, aik nun tasyid /
mim tasyid ( )
Di tengah kalimat seperti atau di
akhir kalimat seperti ketika diwaqofkan
G. Idghom Shaghir
Idghom shagir ialah huruf pertama yang mati dilebur ke dalam huruf kedua yang berharakat,
sehingga menjadi satu huruf yang bertasyid. Ighom shaghir dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
No Jenis Contoh Keterangan
1 Idghom mutamatsil: ُْ ْغ
َام ِذ
ا َُجِه
ْه يوKecuali bila huruf pertama
idgham ini berupa huruf mad,
ُُِل َم
َاثمت ُْ َبْتيغَ ‘misalnya
Apabila makhraj dan sifat huruf َُْك
م ْضبعَ ُُِفى/ُْ َهم ْاو َقالو
pertama dan kedua sama.
ُْ
م
ٍ يو َ
2 Idghom mutajanis: ُْ ْغ
َام ِذ
ا ُْ َّت
َدُ
و “ “تidghom ke dalam ““ط
ِس َج
َان مت َة ِفِل ( طَائ َام ُْك َام ْغِذ) ا
Apabila makhraj huruf pertama dan ُْ ََّله
َمت
kedua sama, tapi berbeda sifat.
َة ِفطَائ
ُْ ِنَلئ “ “طidghom kedalam “ “تdengan
َُْسَط
َ
ت ب tetap dengan sifat ithbaq, namun
sifat qolqolah ditiadakan.
َطْت
ُ َحا
ُْْبَت ُجِي “ت“ اidgham kedalam ““د
َاَتكم ْوَع) اذغامُكامل ( د
َُْت َلْقَثا
َاَوَعد
ْ
َُّتبَي
ن َُ “د“ قدidhom kedalam ““ت
ُْدُت
م ََْب) اذغامُكامل ( ع
ُْ َثلهْيَ “ “ثidhom kedalam ““ذ
40
َُل
َِك ذ ( اذغامُكامل )
ْاَمو ْظَلِذ
“ذ“ اidhom ke dalam ““ظ
( اذغامُكامل )
َب
ُْ ْكَر
ا “ “بidhom kedalam ““م
ُْك
م
ْ ْلق َ
نخ namun boleh juga dibaca idgham
ق
naqis yaitu sifat isti’la “ “ tetap
ada.
41
H. Macam-Macam Mad
Mad artinya ialah memanjangkan suara ketika mengucapkan huruf mad. Adapun huruf Mad
terbagi menjadi 3 yaitu:
A. Alif (baik tertulis atau tidak) dimana sebelumnya berupa huruf ang berharakat
fathah) ُا/...... َ ). Ia mempunyai panjang asli 2 harakat. Contohnya alif pada
ُ ’’ َقاdan “ ْ
lafadz “ َ
ل ُم
ن َّح
َْ ’’ الر.
42
B. Waw mati (baik yang tertulis atau tidak ) dimana sebelumnya berupa huruf yang berharakat
dhammah. Ia mempunyai panjang asli 2 harakat. Contohnya waw pada lafadz “ " َله
ُ dan
“ ْل
ُ َقو
“ي
C. Ya’ mati (baik tertulis atau tidak) dimana sebelumnya berupa huruf yang berharakat kasrah.
Ia mempunyai panjang asli 2 harakat. Contohnya ya’ pada lafadz “ َ
ُِْي
ل ق “ dan “ ُِه
ب
ُل
م
ٌ ِْ
“ ع.
I. Hukum Mad
Secara garis besar hukum Mad dibagi menjadi 2, yaitu: Mad Thobi’i/Mad Asli dan Mad Far’i.
A. Mad Thabi’i
Ialah apabila ada huruf Mad yang sesudahnya “tidak” berupa hamzah/huruf mati/huruf
ditasydid. Mad Thabi’i panjangnya 2 harakat. Yang semisal dengan Mad Thabi’I diantaranya:
ُ
ه
َْ ) َقص
ِر
4. ُ-ُُُح Maksudnya huruf Mad Alif yang terdapat حم
pada huruf hijaiyah ang menjadi “awal surah”
ُُي يس
(terkumpul dalam lafadz ُُُطَه
َ
ر َي)ح
ُ-ُُُط طه
ُُُه الر
ُُُُُُ
ُُُُر
5. Mad Tamkin Apabila berhimpun dua ya’, ya’ pertama ُْحيِيْت
م
ْم
( ُد َ bertasydid dan berbaris kasrah, sedang ya’
َُّْبِيِي
َ
ن الن
kedua mati/sukun.
ٌ
ُِ
ن مك
ْتَ)
43
B. Mad Far’i
Apabila ada huruf Mad yang sesudahnya berupa hamzah/huruf mati/huruf ditasydid.
No Mad Far’i .Keterangan Panjang
1. Mad Wajib Ialah apabila ada huruf Mad yang sesudahnya 4 harakat atau 5
Muttasil berupa hamzah dan terletak di dalah satu harakat tanda
ْم
ُد َ kalimah. Contoh: ُ-َُ
َُ–ُجِيْء
َاء
ج bacanya ( )ء
ُْ
َاجِب و ء
ُ
َْسو
ْ
ُِ
ل َّص
مت
2. Mad Ja’iz Ialah apabila ada huruf Mad yang sesudahnya 4 harakah
Munfasil berupa hamzah dan terletak di lain kalimah.
ْم
ُد َ :ُ–َُا
Contoh يهَُّ
ياَُُ
ُْ
ِزَائج ُْفسَك
م
ْ َنن
ْاا
قو
ُْ َص
ِل ْف
من
Perhatian Apabila ada huruf Mad terdapat pada Ha’ Atau 5 harakat
Dhamir / ( ) هyang sebelumnya berupa tanda bacanya
huruf hidup dan sesudahnya berupa hamzah َ
ُ
ا
(..... .....)
hidup di lain kalimah, juga disebut Mad Ja’iz
(.....ِ
ُ......)
ا
Munfasil, namun bisa juga disebut “Mad
Silah Thowilah”ُْ َهيل ُِْْطَو َه
ِل دُص ْم َ (.....ُ
ا......)
ُ
Apabila terdapat Mad Wajib Muttashil atau
Mad Ja’iz Munfasil lebih dari satu tempat,
maka cara membacanya, bila tempat
pertama/ ketika washlalnya dibaca 4 harakat,
maka tempat kedua dan seterusnya
seyogyanya juga dibaca 4 harakat. Demikian
bila tempat pertama / ketika washlalnya
dibaca 5 harakat, maka tempat kedua dan
seterusnya seyogyanya juga dibaca 5 harakat.
ُ
ِه َْرهُا
ِلىُالّلُِ–ُب
Contoh: َم
َاو
َُ
َل ُْيو
ْص َن
ا
3. Mad Lazim Ialah apabila ada huruf Mad yang sesudahnya 6 Harakat tanda
Kilmy berupa huruf mati asli dan terletak dalam bacanya
Mukhaffaf satu kalimah. ْ
ُ
َ
(..... ......)
44
Contoh: َْْلَن
َُُ ا َ
ُ
(..... .....)
Mim padaُآلم
6. Mad Lazim Ialah apabila ada huruf Mad yang sesudahnya 6 Harakat
Harfy berupa huruf mati asli yang diidghamkan
Mutsaqqal yaitu terdapat pada huruf hijaiyah yang
menjadi fawatih Al-Suwar (awal surat).
Contoh:
Lam pada ُآلم
ُم-ُُُك-ُُل-ُُس-
7. Mad Lein Ialah apabila ada huruf Lein (waw atau ya’ 2 harakat/
mati baik tertulis atau tidak, dimana 4 harakat/
sebelumnya berupa huruf yang berharakat 6 harakat/
fathah) dan sesudahnya berupa huruf mati
45
tidak asli.
Contoh: َّي
ْف َالص َو
ْفٍُ–ُو ُْخ
ِنم
8. Mad ‘Aridh Ialah apabila ada huruf Mad yang sesudahnya 2 harakat/ 4
Lissukun berupa huruf mati tidak asli karena harakat/ 6
diwaqafkan. Dengan catatan bila Mad ‘Aridh harakat
Lissukun tempat pertama dibaca 2 harakat,
maka tempat kedua dan seterusnya juga
harus sama yaitu 2 harakat. Demikian pula
bila tempat pertama dibaca 4 harakat atau 6
harakat, maka tempat kedua dan seterusnya
seyogyanya juga harus dibaca sama yaitu 4
harakat atau 6 harakat.
ُ...ُ-َُ
Contoh: َم
ِيْن َل ْ َِب
ُالع ر
َّحِيْم
الر
Perhatian Apabila ada hamzah diakhir kalimah yang 4 harakat /5
sebelumnya berupa huruf Mad dan harakat / 6
diwaqafkan, ia disebut Mad Muttashil ‘Aridh. harakat
Dengan catatan bila Mad Wajib Muttashil
sebelumnya / ketika washal dibaca 4 harakat.
Namun bila Mad Wajib Muttashil ‘Aridh boleh
dibaca 4 harakat atau 6 harakat. Namun bila
Mad Wajib Muttashil sebelumnya/ ketika
washal dibaca 5 harakat, maka Mad Muttashil
‘Aridh boleh dibaca 5 harakat atau 6 harakat.
ُ–ُْء
Contoh: َشَاء
ُْ–ُقرو ي
َّس
ُُِئ ُ
الن
J. Saktah
Saktah adalah berhenti membaca selama 2 harakat tanpa bernafas, dengan niat untuk
meneruskan bacaan. Adapun di dalam al qur’an ada 4 tempat berikut;
46
No Lafadz Surah Ayat Tertulis
1 Dan الكهف 1-2 َقيِم
ًا " " ًا
َجِو
ع
ُ"ًُا ِو
َج ع Oleh karena sebagai
ًا َ ُُ
"ُقيِم ahir ayat boleh juga di baca
waqaf.
2 “ “ dan “ يس 52 َا
هذ " " َِ
نا َمر
ْقد َُْ
ِنم
“ َِ
ُنا ْقدَمرَُْ ِنم
َُا"ُُُ"ُُهذ
ُ
3 “َ
َُا
ق “ رdan “ ْ
ُم
ن َ القيامة 27 “ َ
َُا
ق "ر " ْ
ُم
ن َ “
“
4 “ َ “ رdan “ ْ
َُا
ن ُب
ل َ المطفيفين 14 “ َ
َُا
ن “ر “ ْ
ُب
ل َََُّال
ك
“
47
ٌِسْم
َُة ق Atau jika huruf Isti’la mati dan huruf
48
4 Lam Lafdz 1 Jika “ هللا “ dibaca dari permulaan, misalnya هللا
ُ
مد
َ ص
َّ ال
B. Dibaca Tarqiq
Dibaca Tarqiq Keterangan
1 Huruf Isti’la Yaitu huruf hijaiyah selain huruf Isti’la
2 Ra’ yang berada 1 Jika ra’ berharakat kashrah, misalnya ُ–ًَُاال
ِجر
diawal atau tengah
َِ
نا َْ
مر ُْا
ِنم
kalimat
2 Jika sebelum ra’ mati berupa huruf yang berharakat
kashrah asliyah dan sesudahnya bukan huruf Isti’la,
misalnya َُُ
ْنَو
ْعِر
ف
3 Ra’ yang berada 1 Jika ra’ mati (‘aridhi) sesudah huruf berharakat kasrah,
diakhir kalimah misalnya waqaf pada ِر
ُْ َُّْ–ُم
دك ِرَقد Atau
antara keduanya dipisah huruf shahih mati yang bukan
huruf Isti’la
misalnya ِكْر
ُْ َالَب
و yang diwaqafkan
2 Jika ra’ mati (‘aridhi) sesudah ya’ mati,
misalny َبِير
ُْ ِيْر–ُخ
بصَ yang dibaca waqaf
4 Lam Lafadz Jalalah Jika sebelum lafadz هللاdidahului huruf yang berharakat
هللا kasrah, misalnya َّق
ُُِهللا َتُْي
منََ
و
5 Alif Jika alif tidak terletak sesudah huruf Isti’la atau tidak terletak
49
sesudah lam lafadz هللا misalnya َُُ
يب الَر
َْ
1 Ra’ di tengah kalimah Jika sebelum ra’ mati berupa huruf yang berharakat
kasrah asliyah dan sesudahnya berupa huruf Isti’la
yang berharakat kasrah, misalnya ْ
ُْ
ق ُُّف
ِر كل
2 Ra’ di akhir kalimah Jika akhir kalimah berupa ra’ mati dan huruf
sebelumnya berharakat kasrah, dipisah oleh huruf
Isti’la yang mati. Ini hanya terdapat pada َُ
َيْن
ع
ْْط
ُِر ْ
الق dan ُْ
ر
ْ ِص
مKetika dibaca
waqaf
3 ُ–ُُِِ–ُنذر َسْرَي
ِذا Ketika waqaf pada kalimah-kalimah tersebut.
َُْس
ر
ِ ناَْ َا
َسْرُا ف
L. Lafadz-Lafadz Ghorib
No Lafadz Surat Keterangan
1 الم Al-Baqarah: 1 Mim mati pada “ ( “ لlam) yang
bertemu dengan “ “ مhukumnya
tetap dibaca ghunnah (dengung 2
harakat).
2 َبْصط
ُ ي Al-Baqarah: 245 “ ص “ dibaca “ س “( َبْسط
ُ ي
)
3 )ُهللا1(ُالم Ketika “ الم “ diwashalalkan
:1-2
dengan “ “ huruf Mad pada “ هللا “
(mim) boleh dibaca 2 wajah, yaitu 2
harakat atau 6 harakat sedangkan
mimnya diberi harakat fathah.
4 ْطَة
بصَ Ali Imran: 69 “ ص “ dibaca “ س “( َسْطَة
ب
)
5 ُ)ُُ(ٌُِيْم
عل Akhir surat Al- Boleh dibaca 3 wajah:
Anfal dan awal Washal antara akhir Al-Anfal dengan
َة
َاء
برَ surat At-Taubah: awal At-Taubah
1-75 Waqaf diakhir surat Al-Anfal kemudian
melanjutkan pada awal surat At-
50
Taubah.
7 َُّا
َنَأمالَتـ Yusuf: 11 Nun tasydid dibaca isman, yaitu ketika
dalam pertengahan membaca ghunnah
َُا
م
ْ ِشْم
ا yang 2 harakat kedua bibir dimajukan
sebagai isyarat harakat dhammah
8 طسم Asy-Syuara: 1 Nun mati pada “ س “ (sin) yang
yakniَُ
ْنِرو َيْط المصdan
َ
ُْ
ن ِرو المسَيْطْ
51
52
M. Waqaf dan Ibtida
Waqof
1. Setiap akhir ayat boleh waqaf, dengan catatan arti waqaf adalah berhenti dan mengambil
nafas dengan niat meneruskan bacaan.
Kalau dia berhenti tanpa niat meneruskan bacaan, maka disebut َُْط
ع الق (memutus
bacaan)
2. Waqaf yang merupakan ijtihad para ulama:
a. Waqaf Ikhtibari : adalah waqafnya seorang guru kepada murid. (dalam rangka
mengajari murid belajar membaca).
b. Waqaf Intizhari (menunggu) : adalah waqafnya orang membaca qur’an dengan
(menjama’ qiroat)
c. Waqaf idtirari ( ر
ِ ِر
َُا ْط
ِضا ): waqaf karena terpaksa.
d. Waqaf Ikhtiyari : waqaf memilih, dalam rangka untuk ibadah. Macam-macamnya adalah
sebagai berikut:
1. Waqaf Tamm (sempurna) : dari segi lafal dan makna sudah sempurna.
Tanda waqaf tamm: قلىُ–ُم boleh meneruskan sesudahnya.
2. Waqaf Kafi (cukup) : maknanya cukup tapi masih ada hubungan pembicaraan
صُ–ُصلىُ–ُز
dengan kalam sesudahnya. Lafaz sempurna.
Contoh ُُُُُ...َُ
ْن ْم
ِنو َُيؤ
ينُِْ َّ َ
ُالذ ِيْن
ِلمتق ًه
دىُل
ُ
ُُُُُُُُُُُُ
:ُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُ
Boleh ibtida’ dari sesudahnya. Biasanya diakhir ayat tanpa tanda ( )
3. Waqaf Hasan : waqaf pada pembicaraan yang masih ada hubungan dengan kalam
sesudahnya baik dalam lafaz maupun makna.
Bisa ditengah ayat, bisa diakhir ayat. Bila diakhir ayat boleh ibtida’ dari sesudahnya.
Contoh َُ َم
ِيْن ْ َِب
ُالعل ُُْدُهلل
ر َْلح
َم مدُهللُ(ُوقفُ)ُا
ُ
ََْْلح
ا
ُُُُُُُُُُُُ...
:ُُُُُُُُُُُُُُُُ
53
( ُصل:َُولى
ُْا
َلَص
و ) , wassal sesudah
nya bisa ibtida
4. Waqaf qabih
waqof qabih : jelek, harus mengulang dari sebelumnya tanpa tanda makna kurang
bagus, maka bila terpaksa waqaf harus ibtida’ dari sebelumnya atau sebelumnya lagi
dari dari lafadz ibtida’ (memulai bacaan lagi) agar supaya tidak cacat makna.
Maka bila terpaksa waqaf, haruslah Ibtida’ dari sebelumnya atau sebelumnya lagi dari
lafaz mana saja yang memenuhi syarat untuk Ibtida’ (memulai bacaan lagi) agar
supaya tidak cacat makna. Sebagai missal :
Waqaf pada lafaz yang berbentuk Fi’il tidak dengan Fa’ilnya.
Waqaf pada lafaz yang menunjukkan Mubtada’ tidak dengan Khabarnya.
Waqaf pada lafaz yang menjadi Mudaf tidak dengan Mudaf Ilaihnya.
Waqaf pada lafaz yang menunjukkan Fi’il Syarat, Amr, Nahi, Tamanniy, Istifham,
Qasam, tidak dengan Jawabnya.
N. Rumus-Rumus Waqaf
Adapun rumus-rumus Waqaf yang popular di dalam pencetakkan Mushaf/Al-Qur’an dari 5 (lima)
tingkatan Waqaf Ikhtiyary tersebut adalah sebagai berikut :
a. Waqaf Lazim ( ُم ) artinya harus waqaf pada lafaz yang belakangnya ada tanda ( ُم )
sebab jika diwasalkan dapat merubah makna.
Contohُُُُُُُ...َُُهللا
ْن َاد
ِعو َُ(م)ُيخ ِن
ِيْن ُْ
م ِمؤ
ُْب
َاهم
َم
و
ُُُُُُُُُ
ُُ:ُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُ
54
b. Waqaf Mutlaq ( ط ) artinya diperbolehkan waqaf dan bagus ibdida’ lanjutannya.
Contoh:
Contoh:ُ َ
ْنِنوْق
ُُ
و ُْي ُِهم َة ِْ
االَخِر َُ
ب ِكَُ(ج)ُو ُقبْلَ ْ ِنَُم ِل َْاُا
نز َم
و
ُُُُُُُُُ...
ُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُ
d. Waqaf Mujawwaz ( ) زartinya diperbolehkan waqof tapi lebih baik wasal.
e. Murakhkhas Darurah ( ص ) artinya mengingat ayatnya panjang dan khawatir kehabisan
nafas diperbolehkan waqaf pada kalam / pembicaraan yang sudah sempurna/ mafhum dan
pembaca tidak usah ibtida’ dari sebelumnya tetapi pada lanjutannya.
Contoh َ َّ
ُلوة ََقام
َُالص َا ْر
ِبُِ(ص)ُو مغ ْ ُِو
ََال ِقَشْر
َْلم
َُا
ِبَل
ُق
: ُ2:177ُ)وةُ(ص َ ََّك
تىُالزََاَءو
Contoh: )77:َّىُُ(الكهف
َت َاُ(قف)ُح
َقنطَل
َْا
ف
55
j. Waqaf ( ك ) artinya berarti sama dengan huruf waqof sebelumnya.
Contoh:
Contoh : (المطففين....ْ(س)ران
بلَََُال
ك
ُُُُُُُُُُُُُُُُُُ
T
l. Waqaf ( وقفة ) artinya sama dengan saktah hanya saja lebih lama dikit.
Contoh ُُ :
)2:286(....َا
ْلن
موََُ
نت َا(وقفة)ا
َْ من ْح
َْ َاو
َر َِر
ْلن ْفَاغ
و
m. Waqaf ( ) artinya diperbolehkan waqaf pada salah satu tanda titik tiga.
Contoh: َُب
ِت َل
ِكَُالكُذ
ِ
ُِْي
ه َُُف
يب الَر
َْ
n. Waqaf ( ) artinya untuk lafaz selain al-kuffiyun ( Asim, Hamzah dan Al-Kisai) dianggap
sebagai akhir ayat.
Contoh: ْضو
)ُ(الفتحة....ِْب مغ َيْر
َِال غ
)ُْ(ه
ُِ
م َي
ْه َُع
َل متَْ
نعَْ
َُا
ين َاطَُالذ
ِْ ِرص
Catatan:
Waqaf dan ibtida’ sama penting.
56
57
BAB 1
HURUF YANG TIDAK DIBACA
DAN HURUF YANG TETAP DIBACA
1
Huruf yang Tidak Dibaca dan Huruf yang Tetap Dibaca
BACAAN GHARIB 01
Alif setelah kasroh tidak dibaca, dianggap tidak ada.
Terdapat pada lafal: , dan
က ֬
⑃ 쑸ᘹᠼ
¢ ¡
ᘹ > =
䂃 怀
O N
Az-Zumar: 69, Al-Fajr: 23, Al-Anfal: 65
2
Huruf yang Tidak Dibaca dan Huruf yang Tetap Dibaca
BACAAN GHARIB 02
Alif setelah dhommah tidak dibaca, dianggap tidak ada.
dan sejenisnya,
ᾍ
愌愐
톘ᘹ
愠愌愐 愤
톘ᘹᷧ
ᱛ�Գ Գ
3
alibr
愠愌 愐
愠愌 愐
rial
- , + * )
Asy-Syu’ara: 6, Asy-Syu’ara: 197, Ar-Rum: 23, Asy-Syura: 21, Asy-Syura: 40, Ghafir:
50, Thaha: 119, Yusuf: 85, An-Naml: 29, Ibrahim: 21
4
Huruf yang Tidak Dibaca dan Huruf yang Tetap Dibaca
BACAAN GHARIB 03
Waw tidak bertanda tidak dibaca, dianggap tidak ada.
쑸ᘹ
愠愌愐
000000 0
愠愌愐愤 愤
An-Naml: 33, An-Nur: 44, Ath-Tholaq:4, Ali Imran:119, Az-Zumar: 18
5
Huruf yang Tidak Dibaca dan Huruf yang Tetap Dibaca
BACAAN GHARIB 04
Bacaan sangat asing. Terdapat pada:
(Al-Kahfi: 23)
Alif tidak dibaca, dianggap tidak ada
(Adz-Dzariyat: 47)
Ya’ kedua tak dibaca, dianggap tidak ada
di semua tempat
ﰠ Waw dan Alif tidak dibaca, dianggap tidak ada
(Mushaf
Baghdadi)
(Mushaf
Madani)
(Mushaf
Baghdadi) 00 00
(Mushaf
Madani)
(Mushaf
Baghdadi)
(Mushaf
Madani)
6
Huruf yang Tidak Dibaca dan Huruf yang Tetap Dibaca
BACAAN GHARIB 05
Huruf kecil di tengah kata tetap dibaca.
Huruf kecil di akhir kata, jika washol tetap dibaca. Dan jika
waqof, tidak dibaca.
阨₡ �ᑐꃋ
ᱛ�Գx囌ᘰ
ᱛ
쑸ᘹ
7
BAB 2
HAMZAH WASHOL
8
Hamzah Washol
BACAAN GHARIB 06
Hamzah washal di awal bacaan dibaca fathah.
㩸 age/p
䕰
톘ᘹ
쑸ᘹ
age/p p
ᭈ ᷧ
㭈�Գ
Al-Baqarah: 255, Al-Maidah: 114, Al-Quraisy: 4, Al-Ma’un: 5, Al-Fajr: 8, Al-Baqarah: 194
9
Hamzah Washol
BACAAN GHARIB 07
Hamzah washal di awal bacaan dibaca dhommah
Terdapat pada fiil amr tsulatsi.
Huruf ketiga berharokat dhommah.
쑸ᘹᠶ ᠶ
䁫 ꀀ香䁫愤
燨 쑸ᘹ
Yusuf: 9, Az-Zumar: 72, Al-Hijr: 46, Al-Qashash: 32, Shad: 42
10
Hamzah Washol
BACAAN GHARIB 08
Hamzah washal di awal bacaan dibaca kasroh
Terdapat pada fiil amr tsulatsi dan lainnya
Huruf ketiga berharokat kasroh atau fathah
က ࡏ က
�④�Գ
Al-Fajr: 28, Al-Fatihah: 6, An-Naazi’at: 17, Al-‘Alaq: 1, Al-Baqarah: 61, Al-Hadid: 20,
Ath-Thur: 16
11
Hamzah Washol
BACAAN GHARIB 09
Hamzah washal di tengah bacaan
tidak dibaca, dianggap tidak ada.
�ᘹ
⡰ ⡰
④�Գ Գ
愠愌愐愤
3 2 2
Al-Lahab: 4, An-Nashr: 3, Al-Lail: 20, Al-A’la: 3, Al-Bayyinah: 1, At-Tiin: 8
12
Hamzah Washol
BACAAN GHARIB 10
삠 � �ᘹᣜ
촸ᘹᷧ
X W V U T
뵘₡�
칠④� 0 / .
�④�Գx囌지᮲礨 x
Yuunus: 15, Asy-Syu’ara: 10, Fushilat: 11, Al-Ahqaf: 4, Yusuf: 54, Yusuf: 59
13
BAB 3
TANDA BULAT KECIL DAN
DAN TANDA LONJONG KECIL
14
Tanda Bulat Kecil dan Tanda Lonjong Kecil
BACAAN GHARIB 11
Huruf bertanda bulat kecil
di tengah kata tidak dibaca, dianggap tidak ada.
ᱩ혌ᱩ
촸ᘹ
④�Գx囌৸᮳綈
@
(Mushaf
Baghdadi)
(Mushaf
Madani)
15
Tanda Bulat Kecil dan Tanda Lonjong Kecil
BACAAN GHARIB 12
Huruf bertanda bulat kecil di akhir kata
tidak dibaca, dianggap tidak ada,
baik ketika washol maupun waqof.
∓ က
쨐 쳌䀬 䀀錳䂆 䂆
④�Գx囌ꖀ᮲嫀᳷阈᮲ ᮲
愠愌愐 愌
뱀④�Գx囌泈᮲臨 ᮲臨
16
alib i Wawu
jama’
촸ᘹ
@ ?
␀⑤�Գ 웸ᘹ᠇
Al-Furqan: 38, Ar-Ra’du: 30, Ar-Ruum: 39, A-Insan: 4, Al-Kahfi: 14, Al-Insan: 16, An-
Nisa: 167
17
Tanda Bulat Kecil dan Tanda Lonjong Kecil
BACAAN GHARIB 13
Alif bertanda lonjong kecil di akhir kata,
Jika washol tidak dibaca, dianggap tidak ada.
Jika waqof dibaca panjang dua harokat.
000041
愠 愐愤
> = < ;
G F E D
C B
풸 ]
愠愌愐 愌
Al-Kahfi: 38, Al-Ahzab: 10-11, Al-Ahzab: 66-67, Al-Ahzab: 67-68, Al-Kaafirun: 4, Al-
Insan: 15-16, Al-Insan: 4
18
Tanda Bulat Kecil dan Tanda Lonjong Kecil
C B
ᱛ
웸ᘹទ
촸ᘹᷧ 愠愌愐 愐
i g f
愠愌愐愤 w v u
Al-Kaafirun: 4, Al-Furqan: 49, Luqman: 15, Az-Zumar: 17, Ali Imran: 119, Al-Mulk: 9
19
Tanda Bulat Kecil dan Tanda Lonjong Kecil
]
풸
Al-Insan: 15-16
20
BAB 4
AYAT DENGAN BACAAN KHUSUS
21
Ayat dengan Bacaan Khusus
BACAAN GHARIB 14
BACAAN NAQL
褐
웸ᘹ 웸ᘹᷧ
웸ᘹ
웸ᘹᷧ
22
Ayat dengan Bacaan Khusus
BACAAN GHARIB 15
BACAAN ISYMAM
t s ྰq p
Boleh juga dibaca mecucu selama satu harokat di tengah dengung Nun, di akhir
dengung Nun, atau selama dengung Nun.
Boleh juga dibaca roum ( ), yakni ikhtilas: membaca dengan bacaan
dhommah nun pertama dibaca singkat dan cepat (setengah harokat).
BACAAN GHARIB 16
BACAAN IMALAH
ힸ 웸ᘹḭ
23
Ayat dengan Bacaan Khusus
BACAAN GHARIB 17
BACAAN TAS-HIL
p o n m
웸ᘹ 릙䂆 䳌
24
Ayat dengan Bacaan Khusus
BACAAN GHARIB 18
BACAAN SAKTAH
Berhenti sebentar
Tanpa bernafas selama dua harokat.
Terdapat pada lafal
얠④
뀐④
쳌䀬 䀀㌳ ᘹ
Al-Kahfi: 1, Yaasiin: 52, Al-Qiyamah: 27, Al-Muthaffifiin: 14
Empat saktah di atas disebut saktah wajibah. Hukumnya wajib jika dibaca washol.
Ada juga saktah jaizah, seperti pada Al-Haqqah ayat 28 lanjut washol ayat 29, dan
akhir surat Al-Anfal lanjut washol awal surat At-Taubah.
25
BAB 5
IDGHAM MUTAMATSILAIN,
IDGHAM MUTAQORIBAIN,
IDGHAM MUTAJANISAIN
26
Idgham Mutamatsilain, Idgham Mutaqoribain, Idgham Mutajanisain
BACAAN GHARIB 19
IDGHAM MUTAMATSILAIN KAMIL
ᱛ�Գ
㌳䁰
rial i
J I H G ƣ ƣ
꜀ᦙ䁤
猀䁢
ﮘᮜ�Գ
ᠠ⑤�Գx囌魨⒀껀 գ գ
Al-Baqarah: 60, Al-Baqarah: 16, Al-Maidah: 61, Al-Anbiya: 87, Al-Kahfi: 78, Al-Isra’:
33, Ar-Ra’du: 31, An-Nuur: 33
27
Idgham Mutamatsilain, Idgham Mutaqoribain, Idgham Mutajanisain
BACAAN GHARIB 20
IDGHAM MUTAQORIBAIN KAMIL
Terdapat pada
( )( )
ﰞﰟﰠﰡﰢﰣ ﰤ
砸ᚄ�Գ
rial iā
rial 䁥
Al-Mursalat: 20, Al-Mukminun: 93, Al-Isra: 24, Al-Kahfi: 22
28
Idgham Mutamatsilain, Idgham Mutaqoribain, Idgham Mutajanisain
BACAAN GHARIB 21
IDGHAM MUTAJANISAIN KAMIL
Terdapat pada
( )( )( )( )( )( )
rial 䁰
rial iā
u t s r
㸀㌳
C B
쳌䁟
Hud: 41, Al-A’raf: 189, Ali Imran: 69, Al-A’raf: 176, Al-Kafirun: 4, An-Nisa: 64
29
Idgham Mutamatsilain, Idgham Mutaqoribain, Idgham Mutajanisain
BACAAN GHARIB 22
IDGHAM MUTAJANISAIN NAQISH
Terdapat pada ( )
湐ᮜ�Գx囌ᔨᴼ뛘
1 0 / . - ,
웸ᘹ
ᮐᮝ�Գx囌ᴻꔠ᳷៸
`ᱜ�Գx囌Ằᴼ련᳷≰
Az-Zumar: 56, Yusuf: 80, An-Naml: 22, Al-Maidah: 28
30
BAB 6
LAIN-LAIN
31
Nun Wiqoyah
BACAAN GHARIB 23
NUN WIQOYAH
Mushaf Mushaf
Baghdadi Madani
ᱪ儌ᱪ ᱪ儌ᱪ
웸ᘹ
alibri
Հᱜ�Գ 웸ᘹ
웸ᘹ
퐘ᘹ
?> =
32
香䁛 ꀀ香 ꀀ香
JI H G JI
ꕸℰ�Գ
ᴰṖ�Գ Ṗ�
Al-Baqarah: 180, Al-Kahfi: 88, An-Nisa: 138-139, Ibrahim: 18, Al-Qiyamah: 30, Yusuf: 8,
At-Taubah: 30, Hud: 42
33
Lain-Lain
BACAAN GHARIB 24
ℰ�Գ
⭰ᵄ� 웸ᘹ
Mushaf
Baghdadi aghdadi
Mushaf
Madani
Thariq
Syathibiyah
Thariq
Thoibah
Lafal menurut thariq syathibiyah tanpa tanda sin di bawah shad, maka harus
dibaca shad. Dan menurut thariq thoibah bertanda sin di bawah shad, maka shad
lebih masyhur dibaca shad, sekalipun boleh juga dibaca sin.
34
BACAAN GHARIB 25
Semua ha’ dlamir, hu, hi, (닠ℰ , 닠ℰ) setelah huruf hidup, dibaca
panjang 2 harokat.
ᱪ ᱪ 웸ᘹᷧ
ᱪ㉤ᱪ
BACAAN GHARIB 26
Semua ha’ dlamir, hu, hi, (닠ℰ , 닠ℰ) setelah huruf mati, dibaca
pendek.
35
BACAAN GHARIB 27
BACAAN GHARIB 28
Tiga lafal (Ar-Ruum: 54)
Dapat dibaca (dhommah semua), atau
(fathah semua)
邨℞�Գx囌凈ᴼ鄸᳷孠ℽ
웸ᘹℽ 웸ᘹᷧ ᱪ␌ᱪ
邨℞�Գx囌凈ᴼ鄸᳷孠ℽ
웸ᘹℽ 웸ᘹᷧ ᱪ␌ᱪ
36