You are on page 1of 13

ARKEOLOGI ISLAM INDONESIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Islam Indonesia


Dosen Pengampu: Sutrisno, M.Pd.I.

Disusun Oleh:
AISYAH HAIDDAR QURROTA A'YUNI (43040220089)
AJIBUM MUHTAR (43040220095)
ALVIRA DINDA ARDIANTI (43040220105)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM


FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Dengan menyebut nama Allah Swt Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.. Puji
syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami
mampu menyelsaikan makalah yang berjudul “Arkeologi Islam Indonesia” dengan baik.
Sholawat serta salam mari kita sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw, dan para
sahabatnya yang selalu setia mengikutinya. Makalah ini ditulis guna memenuhi tugas dari
Bapak Sutrisno M.Pd.I. selaku pengampu mata kuliah studi Islam Indonesia.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan.
Hal ini tidak lain disebabkan karena keterbatasan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu
kepada para pembaca kiranya dapat memberikan masukan dan saran, guna melengkapi tulisan
ini.

Akhir kata, diharapkan makalah ini dapat dijadikan penunjang pembelajaran serta
memberi manfaat bagi pembacanya.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salatiga, 30 April 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 2

2.1 Pengertian Arkeologi Islam di Indonesia ..................................................... 2


2.2 Macam-macam Arkeologi Islam di Indonesia ............................................... 2
2.3 Pola Penyebaran Islam di Indonesia .............................................................. 6
2.4 Awal perkembangan Arkeologi Islam di Indonesia ....................................... 7
BAB III PENUTUP................................................................................................ 9

3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 9


DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Arkeologi adalah ilmu yang terus berkembang, termasuk juga dengan perkembangan
kajian yang lebih khusus seperti Arkeologi Islam Nusantara. Pada tulisan ini diuraikan
mengenai kata per kata dan gabungan kata yaitu arkeologi, Islam, Nusantara, dan Islam
Nusantara, serta Arkeologi Islam Nusantara. Sebagai bagian dari arkeologi, maka
Arkeologi Islam Nusantara juga menggunakan objek atau data, tujuan dan manfaat, teori
dan metode arkeologi. Pada tulisan ini diangkat permasalahan mengenai objek atau data,
tujuan dan manfaat, teori dan metode yang khusus digunakan untuk Arkeologi Islam
Nusantara. Arkeologi dalam perkembangannya terkini bukan hanya mengkaji objek masa
lalu, tetapi termasuk juga kebudayaan materi masa kini. Dengan perkembangan tersebut,
maka dimungkinkan untuk mengkaji material atau benda untuk kepentingan masa kini dan
masa nanti.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa pengertian Arkeologi Islam
2) Apa saja macam-macam Arkeologi Islam di Indonesia
3) Apa saja pola penyebaran Islam di Indonesia
4) Awal perkembangan Arkeologi Islam di Indonesia

1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian arkeologi Islam
2) Untuk mengetahui macam-macam arkeologi Islam di Indonesia
3) Untuk macam pola penyebaran Islam di Indonesia
4) Untuk mengetahui sejarah Arkeologi Islam di Indonesia

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Arkeologi Islam di Indonesia


Dalam buku Invitation to Archaeology, James Deetz menyatakan arkeologi adalah
ilmu yang berusaha mempelajari kebudayaan berdasarkan sisa-sisa peninggalan yang
merupakan hasil aktivitas manusia. Dengan kata lain, arkeolog berusaha merekonstruksi
kebudayaan masyarakat masa lalu berdasarkan peninggalannya. Peninggalan arkeologi
secara umum disebut dengan istilah artefak (artifact). Artefak menurut Hodder adalah hasil
karya manusia.

Dalam tulisannya, Terje Oestigaard menyatakan bahwa arkeologi sebagai ilmu


terus berkembang dari masa ke masa. Arkeologi secara tradisional meneliti artefak
untuk mengetahui kebudayaan masa lalu. Saat ini, arkeologi meneliti kebudayaan
materi dari berbagai dimensi waktu. Secara epistemologi dinyatakan “Archaeology
and worldmaking – the world as an artefact.” Manusia memodifikasi dunia, sehingga
dunia dapat disebut sebagai artefak. Dengan demikian, apapun yang ada di dunia sebagai
bentuk kebudayaan materi dan dari periode mana pun dapat diteliti secara arkeologi.
Pengertian arkeologi Islam tak jauh beda dari kata “arkeologi” saja, penambahan kata Islam
lebih menspesifikasikan kepada objek yang dikaji dalam ilmu arkeologi tersebut. Yakni
lebih menitikberatkan pada temuan benda masa lampau yang mencirikan kebudayaan Islam
di masa itu.

2.2 Macam-macam Arkeologi Islam di Indonesia


Arkeologi Islam yang dapat ditemukan di Indonesia berupa masjid, mata uang, nisan
makam, naskah kuno, kaligrafi dan lain-lain. Berikut diantara arkeologi Islam yang menjadi
tinggalan budaya Islam di Indonesia:
a. Masjid Jepara

2
Masjid ini dibangun pada abad ke-17 masa pemerintahan Pangeran Arya Jepara, anak
angkat Ratu Kalinyamat, yang saat itu memimpin Kerajaan Kalinyamat. Awalnya
masjid ini dibangun sepenuhnya dari kayu jati, tetapi seiring waktu (dengan adanya
beberapa kali renovasi) sebagian besar konstruksinya berubah menjadi beton seperti
masjid modern pada umumnya. Konstruksi kayu yang masih ada di masjid ini
memiliki elemen ukiran yang beragam. Mulai dari serambi masjid, bahan kayu berukir
digunakan pada langit-langit, sejenis jendela-jendela di bagian atas, dan pintu masuk
ke ruang utama. Dalam ruang utama, hampir sebagian besar kayu-kayunya diukir,
seperti pada mihrab-nya yang dihiasi dengan ukiran kaligrafi surah Al-lkhlas, Al-
Falaq, An-Nas, Al-Kafirun, dan ayat Kursi. Tiang penyangga yang berjumlah empat
juga diukir secara rinci di bagian bawahnya.

b. Masjid Agung Banten

Masjid Agung Banten didirikan pada 1566 M ketika Maulana Hasanuddin menjabat
sebagai Sultan Banten pertama pada 1552-1570. Masjid Agung Banten berdenah segi
empat dengan rancang bangun yang unik. Arsitekturnya merupakan perpaduan antara
arsitektur Jawa, Cina, dan Eropa. Raden Sepat merupakan arsitek utama berasal dari
Majapahit yang juga menukangi Masjid Cirebon (karya nya di masjid Banten berupa
empat tiang penyangga /saka guru di bagian dalam bangunan masjid. Di ruangan ini
terdapat mimbar kuno berukir indah yang menegaskan kuatnya nuansa lokal) ; Tjek
Ban Tjut arsitek asal Cina (membuat atap masjid begitu mirip dengan atap pagoda.
Atap yang melingkar berbentuk bujur sangkar itu bertingkat lima, yang menyimbolkan
rukun Islam); dan Hendrik Lucaz Cardeel asal Belanda (berperan mendirikan menara
setinggi 24 meter yang terletak di sebelah timur masjid. Semula bangunan ini bukanlah
menara azan, tetapi menara rambu dan pengintai untuk pelabuhan Banten yang
terkenal sibuk).

3
c. Mata Uang

Mata uang emas itu dikeluarkan pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Malik
Al-Zahir (1297-1326 M). selain itu, bentuk mata uang emas itu juga ditiru oleh
Kerajaan Aceh, setelah kerajaan itu menaklukkan Pasai pada tahun 1624 M. Mata uang
ini yang berasal dari kerajaan Pasai dan Aceh, bentuknya kecil, tipis dan bulat; bergaris
tengah + 1cm, beratnya tidak lebih dari 9 grein Inggris (1 grein sama dengan 0,583
gr). Pada sisi bagian muka uang itu umumnya tertera nama sultan dengan memakai
gelar Malik az-Zahir. Pada sisi lain mata uang ini terdapat tulisan dalam bentuk
ungkapan yang berbunyi as sultan al adil,ungkapan itu juga digunakan oleh sultan di
kerajaan Aceh, hingga masa pemerintahan Sultan Alaiddin Riayat Syah Al-
Mukammil. Akan tetapi pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda ungkapan itu
tidak dipakai lagi.

d. Nisan Makam Maulana Malik Ibrahim

Syech Maulana Malik Ibrahim. dikenal pula dengan sebutan Maulana Maghribi, Syeck
Maghribi. Beliau wafat tanggal 12 Rabiul Awal 822 H (1419 M). Bangunan makam
memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan dengan makam yang lainnya, Hal ini dapat
dilihat dari bahan batu nisan dan gaya tulisan arab yang terdapat pada makam. Batu
nisan bergaya nisan Gujarat, serta model tulisan arabnya banyak dijumpai di negeri
Gujarat.

4
e. Nisan Makam Fatimah binti Maimun

Fatimah Binti Maimun, yang lebih dikenal karena batu nisannya, adalah seorang
perempuan beragama Islam yang wafat pada tahun 1082 dan dimakamkan di Gresik,
Jawa Timur. Ditulis dalam huruf Jawi, batu nisan Fatimah Binti Maimun menjadi bukti
peninggalan sejarah yang mendukung salah satu argumen masuknya Islam ke
Indonesia, yakni Teori Makkah yang dikemukakan oleh Hamka dan van Leur.

f. Naskah Kuno

Halaman kedua dan keempat dari naskah kitab “Mir’ât al-Thullâb fî Tashîl Ma’rifah
al-Ahkâm al-Syar’iyyah li al-Malik al-Wahhâb” karangan ulama besar Nusantara asal
Kesultanan Aceh di paruh kedua abad ke-17 M, yaitu Syekh ‘Abd al-Ra’ûf ibn ‘Alî al-
Fanshûrî al-Sinkîlî al-Jâwî (wafat 1693 M). Dikatakan bahwa naskah tersebut disalin
di Aceh pada 14 Muharram 1178 Hijri (14 Juli 1764 M), pada masa pemerintahan
Sultan Kamaluddin Jauhar al-‘Alam Syah. Teks naskah ditulis dalam bahasa Arab dan
Melayu beraksara Jawi, dengan tinta hitam dan merah. Pada halaman kedua dan di
beberapa halaman naskah lainnya terdapat hiasan iluminasi (muzayyanât wa zakhârif)
bercorak khas Aceh.

5
g. Kaligrafi
Masa kaligrafi di Indonesia terbagi menjadi 3 periode:
• Angkatan perintis. Pada masa ini, berawal dari kedatangan Islam ke Indonesia.
Bukti kaligrafi paling tua terdapat pada nisan-nisan kuno yang sebagiannya
dibawa dari luar Indonesia. Salah satu hasil peninggalan kaligrafi di zaman ini
yang berbentuk mushaf tua (abad ke-16) bisa ditemukan di museum
Aditiawarman Sumatera Barat.
• Angkatan orang pesantren. Pada zaman ini, kaligrafi mengalami pertumbuhan,
seiring pertumbuhan pesantren oleh para syekh, buya atau wali. Pelajaran
kaligrafi diberikan untuk mengiringi pelajaran alQur'an, fiqh, tauhid, tasawuf,dan
lain-lain.
• Angkatan pelukis. Pada saat masyarakat semakin sadar akan arti dan pentingnya
seni kaligrafi, muncullah suatu gerakan untuk lebih "menyadarkan" para
khattat/kaligrafer dan seniman, khususnya kalangan muda, untuk lebih
meningkatkan apresiasi dan teknik mengolah kaligrafi di aneka media yang tak
tebatas. Gerakan ini muncul di tahun 1970-an seiring dengan kemunculan para
pelukis yang mempopulerkan dengan sebutan "lukisan kaligrafi" untuk
membedakannya dari "kaligrafi murni" atau "kaligrafi tradisional" yang dikenal
selama ini.

2.3 Pola Penyebaran Islam di Indonesia


1. Penyebaran Islam Pola Kultur
Yang dimaksud dengan penyebaran Islam pola kultur adalah penetrasi agama
Islam melalui jalur budaya. Pola penyebaran Islam model kultur dengan ciri utama
yakni; 1) Selalu menggunakan media budaya sebagai sarana dakwah Islam. 2)
Menghindari konflik dengan agama dan budaya local, 3) Mengakomodasi budaya
lokal sepanjang tidak bertentangan dengan nilai Islam.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa Islam datang di wilayah Nusantara bukan
pada ruang yang kosong. Pada masa awal kedatangan dan penyebaran Islam sudah
terdapat beraneka ragam: suku, agama atau keyakinan organisasi pemerintahan,
struktur ekonomi, dan sosial budaya. Masyarakat yang hidup dan tersebar di berbagai
pulau dan belahan tersebut telah memiliki karakter khas.

6
Pengaruh Islam yang sangat kuat di wilayah nusantara pada umumnya dan
Nusantara pada khususnya mulai pada abad ke-13. Bukti-bukti arkelogis menunjukkan
pengaruh tersebut tampak pada berdirinya kerajaan-kerajaan Islam awal seperti
Kerajaan Samudera-Pasai di sekitar Aceh. Dari daerah ini, pengaruh Islam terus
meluas ke wilayah Timur secara cepat melalui pantai-pantia Jawa; Sunda Kelapa,
Cirebon, Semarang, Gresik dan Tuban. Dari wilayah pantai tersebut terus meresapi
wilayah pedalaman yang sebelumnya dipengaruhi Hindu-Budha.

2. Penyebaran Islam Pola Struktur


Beberapa hal penting yang perlu dicatat dalam penyebaran Islam jalur struktur.
a. Penyebaran Islam pola struktur terjadi seirama dan sejalan dengan penyebaran
Islam jalur kultur. Hal ini artinya, penyebaran pola kultur mendahului pola
struktur. Penyebaran pola kultur sebagai landasan lahirnya kekuasaan Islam di
banyak daerah Nusantara.
b. Penyebaran Islam pola struktur sering terjalin dengan sifat-sifat kekuasaan;
interest kelompok, perpecahan atau konflik internal pemerintahan. Kesemua
jalinan tersebut sering mengaburkan nilai dakwah jalur struktur.

2.4 Awal perkembangan Arkeologi Islam di Indonesia


Pada saat awal terbentuknya arkeologi di Indonesia, ilmu ini dibawa dan diajarkan
oleh para ahli Belanda. Pada saat itu Indonesia merupakan daerah jajahan Belanda. Pada
saat Indonesia merdeka, maka para ahli Belanda kembali ke Belanda. Menurut penuturan
R. P. Soejono kepada penulis pada tahun 2000, para perintis arkeologi berkebangsaan
Indonesia yang terbatas jumlahnya bersepakat membuat spesialisasi dan orang yang
bertanggung jawab mengembangkan spesialisasi tersebut. R. Soekmono sebagai arkeolog
berkebangsaan Indonesia yang pertama, yang juga disebut sebagai Bapak Arkeologi
Indonesia, mengembangkan Arkeologi Klasik. R.P. Soejono mengembangkan Arkeologi
Prasejarah, sehingga sering disebut sebagai Bapak Arkeologi Prasejarah Indonesia.
Boechari, kini dikenang sebagai Bapak Arkeologi Epigrafi mengembangkan Arkeologi
Epigrafi, yakni kajian huruf dan bahasa kuno. Arkeologi Islam di Indonesia dikembangkan
oleh Uka Tjandrasasmita, sehingga ia disebut sebagai Bapak Arkeologi Islam.

Uka Tjandrasasmita dalam bukunya membahas berdasarkan tema atau topik tertentu.
Pembahasan tersebut sekaligus menjadi gambaran mengenai tema atau topik kajian yang
7
dapat dilakukan. Bagian 1 berjudul Arkeologi Islam dan Dinamika Kosmopolisme. Pada
bagian ini dibahas mengenai kedatangan Islam di Nusantara dan refleksi proses Islamisasi,
jalur perdagangan kerajaan Islam baik regional maupun internasional, pengaruh
kedatangan Portugis bagi kota pelabuhan di Nusantara, perdagangan Arab-Indonesia,
Ekspedisi Tiongkok khususnya Laksamana Cheng Ho ke Nusantara, dan pengaruh
Tionghoa khususnya di Tanah Pasundan. Bagian 2 berjudul Arkeologi Islam dan Dinamika
Lokal di Nusantara. Pada bagian ini dibahas peninggalan arkeologi di Banten, komunitas
Sumedang di Tangerang, masyarakat Jakarta sebelum Batavia, sejarah Jakarta ditinjau dari
Arkeologi Perkotaan, Kesultanan Cirebon secara historis dan kultural, sejarah Jambi
khususnya Pulau Berhala. Bagian 3 berjudul Arkeologi Islam dan Pernaskahan Nusantara.
Bagian ini antara lain mencakup pendekatan filologi dalam penelitian sejarah, filologi
untuk historiografi Islam Indonesia, jejak arkeologi Islam dalam naskah, naskah kuno bagi
pendekatan sejarah. Bagian 4 diberi judul Arkeologi Islam: Pembentukan dan Pewarisan
Kebudayaan di Nusantara. Pada bagian ini diulas mengenai akulturasi kebudayaan berupa
islamisasi dalam seni bangun dan seni hias, sejarah dan dinamika institusi kebudayaan,
prasasti sebagai media komunikasi, tulisan Jawi di Indonesia, kontribusi purbakala Islam
Aceh bagi pengetahuan dan pariwisata.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Arkeologi Islam adalah ilmu yang mempelajari sejarah kebudayaan Islam di masa
lampau melalui benda yang ditinggalkan. Diantara peninggalan budaya Islam yang
ditemukan di Indonesia yakni masjid, nisan makam, koin mas (mata uang), naskah kuno,
kaligrafi dan masih banyak lagi. Diketahui pola penyebaran Islam terdapat dua cara yakni
pola kultur (penetrasi budaya Islam melalui jalur budaya) dan pola struktur (terjalin dengan
sifat kekuasaan). Ilmu arkeologi pertama kali dibawa oleh Belanda ke Indonesia dan orang
pribumi pertama yang berperan mengembangkan ilmu arkeologi di Indonesia adalah R.
Soekmono. Sedang arkeologi Islam di Indonesia dipelopori oleh Uka Tjandrasasmita.

9
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Ali. (2022). Arkeologi Islam Nusantara: Kebudayaan Materi untuk Kehidupan Masa
Kini dan Masa Nanti. Islam Nusantara, 3, 44-45.

Nugroho, T., dkk. (2021). Penyebaran Islam di Nusantara Antara Kultur dan Struktur.
Ulummuddin, 11, 237-254.

Setiawan, Ade. (2016). Kaligrafi Islam dalam Aktivitas Budaya. Al-furqan vol.3.

Tjandrasasmita, Uka. (2009). Arkeologi Islam Nusantara. Jakarta: PT. Gramedia.

10

You might also like