Professional Documents
Culture Documents
Materi Kitab Kitab Samawi
Materi Kitab Kitab Samawi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah Dirosah Islamiyah yang berjudul
“KITAB KITAB SAMAWI“ .
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan
dari beberapa pihak, untuk itu melalui kata pengantar ini penulis mengharapkan kritik dan
saran demi kesempurnaan makalah ini. Dan tidak pula penulis mengucapkan terima kasih
kepada Dosen mata kuliah Dirosah Islamiyah.
Sebagai bantuan dan dorongan serta bimbingan yang telah diberikan kepada penulis
dapat diterima dan menjadi amal sholeh dan diterima Allah sebagai sebuah kebaikan. Semoga
makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan semua pembaca pada umumnya .
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam agama islam dikenal empat buah kitab yang wajib kita percaya
serta kita imani. Jumlah kitab suci sebenarnya tidak dijelaskan dalam Al-
quran juga dalam Hadits. Selain dari kitab Allah yang dturunkan melalui
rasul melalui malakiat Jibril, kita juga bisa berpedoman pada Hadits nabi
Muhammad SAW dan sahifah-sahifa/ suhuf/ lembaran firman Allah SWT yang
diturunkan pada nabi Adam, Ibrahim, dan Musa AS.1[1]
Percaya kepada kitab-kitab Allah SWT hukumnya adalah wajib ‘ain atau
wajib bagi seluruh warga muslim di seluruh dunia. Dilihat dari pengertian
atau arti defenisi, kitab Allah SWT adalah kitab suci yang merupakan wahyu
yang diturunkan oleh Allah SWT melalui rasul-rasulnya untuk dijadikan
pedoman hidup umat manusia sepanjang masa. Orang yang mengingkari serta
tidak percaya kepada Al-quran disebut orang-orang murtad.
Daftar kitab-kitab Allah SWT beserta Rasul penerima wahyunya
1. Kitab Taurat diturunkan kepada nabi Musa AS
2. Kitab Zabur diturunkan kepada nabi Daud AS berbahasa Qibty
3. Kitab Injil diturunkan kepada nabi Isa AS berbahasa Suryani
4. Kitab Al-Quran kepada nabi Muhammad SAW berbahasa arab
BAB II
PEMBAHASAN
1
Iman kepada kitab-kitab Allah SWT adalah mengakui, mempercayai dan
meyakini bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab kepada para nabi dan Rasul-
Nya yang berisi ajaran Allah SWT. Untuk di sampaikan kepada umatnya masing-
masing. Mengimani kitab Allah SWT, wajib hukumnya. Mengingkari salah satu
kitab Allah SWT sama saja mengingkari seluruh kitab-kitab Allah SWT dan
mengingkari para Rasul-Nya, malaikat dan mengingkari Allah SWT sendiri.
A. Pengertian Iman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT
Pengertian iman menurut bahasa adalah percaya dan membenarkan.Iman
menurut istilah adalah kepercayaan yang diyakini kebenarannya dalam
hati,diucapkan dengan lisan,dan diamalkan dengan perbuatan.2[2]
Pengertian iman kepada kitab-kitab Allah adalah meyakini dengan sepenuh
hati bahwa kitab-kitab Allah itu benar-benar wahyu yang diturunkan-Nya
kepada para Rasul, tidak diragukan kebenarannya isinya agar menjadi pedoman
hidup bagi umatnya.
Iman kepada kitab-kitab Allah termasuk dalam rukun iman yang ke
tiga.Dengan demikian orang yang tidak mengimani kitab-kitab Allah tidak
dapat dikatakan sebagai orang yang beriman, bahkan bisa dikatakan murtad.
Firman Allah swt :
“Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), maka
Allah mengutus para nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi
peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk
memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka
perselisihkan.” (QS. Al-Baqarah : 213)
Ayat di atas mengandung penjelasan sebagai berikut :
1. Allah telah benar-benar menurunkan kitab-kitab kepada para nabi.
2. Dengan kitab-kitab itu Allah memberi kabar gembira dan peringatan
3. Tujuan diturunkannya kitab-kitab agar menjadi petunjuk dan pedoman hidup.
Ada dua jenis kitab suci:
a. Kitab suci samawi
Yakni kitab suci yang bersumber dari wahyu Allah SWT dan biasa disebut
Kitabullah (Kitab Allah SWT). Ada yang berwujud Kitab dan ada yang berwujud
Shahifah atau Shuhuf.
b. Kitab ardhi
2
Yakni kitab yang tidak bersumber dari wahyu Allah SWT melainkan
bersumber dari hasil perenungan dan budi daya akal manusia sendiri. Adapun
pengertian Kitabullah adalah kalam atau firman Allah SWT yang diwahyukan
melalui malaikat Jibril kepada Nabi dan Rasul-Nya yang mengandung perintah
dan larangan sebagai pedoman hidup bagi ummat manusia.
Secara etimologi kata kitab adalah bentuk masdar dari kata ka-ta-ba yang
berarti menulis. Setelah jadi masdar berarti tulisan. Bentuk jama’ dari
kata kitab adalah kutub. Dalam bahasa Indonesia, kitab berarti buku. 3[3]
Secara terminologis yang dimaksud dengan kitab (Al-kitab, kitab Allah,
Al-kutub kitab-kitab Allah)adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah swt
kepada para Nabi dan Rasul-Nya.
Disamping Al-kitab, untuk menunjukkan kitab kitab suci yang diturunkan
Allah swt kepada para Nabi dan Rasul. Al-quran juga memakaikan istilah lain
yaitu
1. Shuhuf, bentuk jama’ dari shahifah yang berarti lembaran. Dipakai untuk
menunujukkan kitab–kitab suci sebelum Al-Quran, khususnya yang diturunkan
kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Musa AS, sebagaimana yang dinyatakan dalam
surah Al-A’la ayat 18:19:
”Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam shuhuf yang dahulu. Yaitu
shuhuf Ibrahim dan Musa.” (Al-A’la [87] :18-19)
2. Zubur, bentuk jama’ dari Zabur yang berarti buku. Dipakai untuk
menunjukkan kitab-kitab suci yang diturunkan Allah sebelum Al-Quran,
sebagaimana yang dinyatakan dalam surat Ali Imran Ayat 184:
”Jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya rasul-rasul sebelum
kamupun telah didustakan pula, mereka membawa mukjizat-mukjizat yang nyata,
zubur dan kitab yang member penjelasan yang sempurna.” (Ali Imran [3] :
184)
3. Zabur, bentuk mufrad dari Zubur, dipakai khusus untuk menunjukkan kitab
suci yang diturunkan Allah kepada Nabi Daud AS, sebagaimana yang dinyatakan
dalam surah An-Nisa 163:
”Dan kami berikan Zabur kepada Daud.” (An-Nisa [4] : 163)
3
1. Beriman bahwa kitab-kitab tersebut benar-benar diturunkan oleh Allah swt.
2. Beriman kepada kitab-kitab yang sudah kita kenal namanya seperti shuhuf
Ibrahim dan Musa, Zabur, Taurat, Injil, dan Al Quran.
3. Membenarkan seluruh berita-berita yang terdapat di dalam Al Quran, juga
berita-berita yang terdapat di dalam kitab-kitab terdahulu yang belum
diganti atau diselewengkan.
4. Mengerjakan seluruh hukum yang terdapat di dalam kitab-kitab tersebut yang
belum dinasakh oleh Al Quran serta rela dan tunduk pada hukum tersebut,
sebagaimana firman allah swt di dalam Al Quran, yang artinya: “Katakanlah:
“Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah
menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan
apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira
bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al Baqarah : 97)
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan
sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka
putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah
datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan
dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-
Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-
Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-
lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah
kamu perselisihkan itu,” (QS. Al Maidah : 48)
E.Kedudukan Al Quran
1. Al Quran adalah manhaj tarbiyah islamiyah
2. Al Quran sebagai kitab syari’ah
3. Al Quran sebagai petunjuk jalan dalam kehidupan ini
4. Al Quran sebagai penyeru kepada penghayatan (taddabur) ayat-ayat Allah swt
di dalam Al Quran atau alam ini
5. Al Quran sebagai mashdar ma’rifah (referensi) sejarah yang mulia