You are on page 1of 2

Revitalisasi museum pasir angin

Abstrak

Revitalisasi sangat penting dilakukan sebagai langkah awal untuk membangun komunikasi yang lebih
baik antara Museum Pasir angin dan masyarakat yang dilayani. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan revitalisasi yang dilakukan di Museum Pasir Angin dan kaitannya dengan penguatan
identitas bangsa. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara.

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dengan teknik deskriptif dan
pendekatan filosofis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa revitalisasi yang dilakukan di Museum
pasir angin meliputi memberi saran pembaharuan interior ruang pameran utama dan juga penataan
ruang site-museum sesuai dengan konsep new museum. Adanya revitalisasi di Museum pasir angin
dapat berpengaruh pada meningkatnya kesadaran masyarakat akan identitas budayanya dan
sejarah.

Bab I

Pendahuluan

Museum Pasir Angin merupakan kompleks situs prasejarah pada masa logam dan diasumsikan
sebagai situs bersejarah pada masa perundingan di tahun 1500 sebelum masehi. Situs ini ditemukan
tahun 1957. Selanjutnya pada tahun 1971-1975 dilakukan eskavasi oleh Pusat Penelitian Arkeologi
Nasional dan di tahun 1976 dibangun situs Museum di Pasir Angin.

Penemuan yang pernah ditemukan di situs ini berupa kapak perunggu yang berbentuk ekor sriti,
tongkat perunggu, ujung tombak, kapak besi, gerabah, manik-manik batu dan kaca, bandul kalung
perunggu dan alat-alat obsidian.

Sebelum menjadi museum, tempat ini dulunya merupakan situs prasejarah. Sempat ditemukan batu
monolit setinggi 1,2 meter yang dibeberapa sisinya memiliki bidang datar di situs ini. Museum ini
dapat menjadi pilihan wisata saat berkunjung ke Bogor.

Penamaan museum pasir angin ini bukan tak bermakna. Dalam bahasa sunda pasir berarti bukit yang
merujuk pada letak museum yang diatas bukit. Angin sendiri berarti sama dalam bahasa Indonesia
biasanya. Jadi dapat diartikan Museum Pasir Angin ini sebagai bukit yang berangin.

Museum ini berlokasi tidak jauh dari Sungai Cianten di wilayah Desa Cemplang, Kecamatan
Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Dilokasi museum terdapat banyak patok bekas penggalian atau
ekskavasi oleh tim peneliti.
Selain difungsikan sebagai tempat penyimpanan artefak, museum ini juga dipakai untuk menyimpan
barang-barang bersejarah lain yang ditemukan di tempat lain di wilayah Bogor. Seperti arca yang
sudah tidak utuh yang ditemukan di Gunung Cibodas Ciampea atau guci dan manik-manik dari situs
Pasir Gintung.

Artefak yang ditemukan di lokasi museum akan disimpan dalam museum. Artefak yang ditemukan
tersebut ternyata ditemukan disekitar batu monolit yang ada disamping kiri museum. Penemuan
tersebut menggambarkan bahwa dilokasi tersebut merupakan lokasi tempat ritual pemujaan nenek
moyang yang dilakukan oleh orang-orang pada maasa itu yang berpusat pada batu monolit.

Semua barang yang ada dimuseum ini seperti keberadaan monumen dari batu, baik yang berupa
monolit atau susunan batu, batu monolit yang berbentuk menhir, batu kursi, batu lumpang, batu
meja, sarkofagus, benteng, punden berundak, dinding batu dan lainnya memberikan gambaran
bahwa kegiatan masyarakat yang ada di zaman itu memiliki tradisi megalitik.

1.1 METODE

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.3 Tujuan Program

1.4 Manfaat

Tujuannya untuk memperbaiki Museum Pasir Angin agar menarik minat masyarakat ter

1.5 luaran

You might also like