You are on page 1of 9

PT BANK TABUNGAN NEGARA Tbk dan PT PERMODALAN

NASIONAL MADANI INVESTMENT MANAGEMENT

TUGAS

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2


Dosen Pengampu : Budi Upayarto, M.Si

Disusun Oleh :
Kelompok 6

Novia Nurma’rufah D211811031


Reska Aulia D211811014
Tsarra Rattu Kamila D211811034

PROGRAM STUDI KOMPUTERISASI AKUNTANSI

POLITEKNIK TEDC BANDUNG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

PT. Bank Tabungan Negara (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
berpengalaman di bidang pembiayaan perumahan dan industri yang telah mampu mengemban tugas
negara untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia melalui kegiatan usaha yang dilakukannya
dengan menyalurkan KPR dan Kredit lainnya serta menghimpun dana masyarakat melalui
Tabungan, Deposito dan Giro.

PT PNM merupakan perusahaan dibawah naungan BUMN. Pt PNM juga dapat membantu para
wirausahaan untuk mengembangkan usahanya ataupun untuk memulai usaha baru. PT Bank Tabungan
Negara Tbk (BTN) memulai rencana pengembangan bisnis perusahaan dengan mengakuisisi perusahaan
di bidang keuangan tahun ini. Realisasi ini dimulai dengan menandatangani perjanjian pembelian saham
bersyarat (Conditional Shares Purchase Agreement/CSPA) PT Permodalan Nasional Madani Investment
Management (PNM IM) dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM).

Emiten bersandi saham BBTN tersebut memboyong 33.000 saham atau setara 30% saham PNM
di PNM IM. Dari aksi korporasi ini, Bank BTN mengeluarkan dana senilai Rp 114,3 miliar atau sekitar
dua kali nilai buku (price book value/PBV).

B. Rumusan Masalah
1. Apa dampak akuisisi PT. BTN terhadap PT.PNM?
2. Bagaimana pertumbuhan perusahaan setelah melakukan akuisisi dengan PT.PNM ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui dampak akuisisi dari kedua perusahaan tersebut
2. Untuk mengetahui pertumbuhan perusahaan setelah akuisisi

2
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Akuisisi

Akuisisi adalah sebagai pengambilalihan kepemilikan suatu perusahaan oleh perusahaan lain
yang dilakukan dengan cara membeli sebagian atau seluruh saham perusahaan, di mana perusahaan yang
diambil alih tetap memiliki hukum sendiri dengan maksud untuk pertumbuhan usaha.

B. Manfaat Akuisisi

Menurut Shapiro (1991 : 933) dalam Christina (2003 : 12), keuntungan atau manfaat akuisisi adalah
sebagai berikut :

1. Peningkatan tingkat pertumbuhan yang lebih cepat dalam bisnis sekarang daripada melakukan
pertumbuhan secara internal.
2. Mengurangi tingkat persaingan dengan membeli beberapa badan usaha guna menggabungkan
kekuatan pasar dan pembatasan persaingan.
3. Memasuki pasar baru penjualan dan pemasaran sekarang yang tidak dapat ditembus.
4. Menyediakan managerial skill, yaitu adanya bantuan manajerial mengelola aset-aset badan
usaha.

C. Kelebihan Akuisisi

Beberapa kelebihan pada sistem akuisisi:

1. Adanya pengendalian yang besar atas saham dan aset perusahaan yang diakusisisi.
2. Tidak perlu mengurus banyak persyaratan terutama yang berkaitan dengan badan hukum.
3. Tetap mempertahankan perusahaan yang telah ada sebelumnya dengan mengambialih perusahaan
kompetitor.

D. Kekurangan Akuisisi

Beberapa kekurangan pada sistem akuisisi:

1. Mengeluarkan biaya yang tinggi dalam proses legalitas.


2. Akuisisi bisa gagal jika pemegang saham minoritas banyak yang tidak setuju.

3
3. Perlunya pengawasan dan sistem yang baik agar perusahaan yang telah diakusisisi selaras dengan
visi dan misi perusahaan yang mengakuisisi.

E. Kondisi untuk penyususan laporan keuangan


1. Controling interest

Pemilikan saham berhak suaralah yang menentukan kendali. Akan tetapi, factor ini
sendiri tidak menunjukan indeks pengendalian yang dilaksanakan sebenarnya.

2. Operasi dari perusahaan perusahaan yang berkaitan

Apabila sebuah perusahaan induk pemegang controlling interest dalam saham perusahaan
lain tetapi kegiatan perusahaan ini tidak berkaitan atau tidak saling melengkapi dan perusaahn ini
bukan satu kesatuan yang homogen, maka penyajian data data keuangan gabungan tunggal
tidaklah realistis dan tidak berguna.

3. Status keuangan dari kesatuan yang bersangkutan

Ketentuan hukum dapat dikesampingkan hanya sejauh ketentuan ini tidak relevan dalam
pandangan ekonomis yang menyeluruh.

4
BAB III

PEMBAHASAN

A. Rencana Akuisisi

Rencana PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN) untuk memiliki perusahaan
manajemen investasi (MI) sejak tahun tahun lalu belum kunjung terealisasi. Hingga saat ini proses
akuisisi PNM-IM tersebut belum juga menemui titik terang. Padahal, sebelumnya BTN menargetkan,
proses akuisisi perusahaan MI dapat dituntaskan November tahun lalu. Saat ini BTN tengah menjajaki
akuisisi anak usaha PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM yaitu PT Permodalan Nasional
Madani Investment Management (PNM-IM). Direktur BTN Nixon Napitupulu membenarkan adanya
pembicaraan akuisisi antara BTN dan PNM sebagai pemegang saham PNM-IM.

Namun, aksi korporasi ini tak kunjung terealisasi karena adanya beberapa kendala. "Inginnya
(akusisi) tahun kemarin. Kita sudah bersedia masuk menjadi minoritas dulu. Justru masalahnya di
komersial saja sih," katanya di Jakarta, Rabu (23/1), tanpa merinci kendala apa saja yang dihadapi
sehingga menghambat proses akuisisi. Sementara itu, pada kesempatan yang lain, Direktur Utama PNM
Arief Mulyadi mengatakan pembicaraan antara pihaknya dengan BTN lebih menekankan masalah sinergi
kedua perusahaan ini di dalam PNM-IM ke depannya. Pembahasan ini dalam rangka mendukung proses
bisnis dan tugas masing-masing perusahaan.

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) segera merealisasikan rencana akuisisi saham di PT
Permodalan Nasional Madani Investment Management (PNM-IM) hingga 85%. Rencana itu semakin
dekat, setelah perusahaan mengantongi persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan (RUPST) yang digelar kemarin. Masuknya BTN sebagai pemegang saham mayoritas
anak usaha PNM bakal dilakukan secara bertahap hingga tahun depan. Untuk tahap awal, perusahaan
akan masuk ke dalam PNM-IM dengan membeli 30% saham senilai Rp 114,9 miliar. Proses akuisisi
saham tersebut hingga saat ini masih menunggu persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

5
B.Dampak Akuisisi PT.BTN dan PT.PNM

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN yang merupakan anggota dari Himpunan
Bank Milik Negara (HIMBARA) melangsungkan Penandatanganan Perjanjian Pembelian Saham
Bersyarat (Conditional Shares Purchase Agreement/CSPA) untuk membeli saham PT Permodalan
Nasional Madani Investment Management (PNMIM) dari PT Permodalan Nasional Madani (Persero).

Adanya hal tersebut merupakan sejalan untuk merealisasikan target ekspansi perseroan untuk
memperluas cakupan bisnisnya terutama dalam mendukung bisnis utama yakni pembiayaan perumahan
dan industri terkait lainnya.

Dimana diketahui, BTN membeli 33.000 lembar saham atau setara 30% saham PNM pada
PNMIM. Dari aksi pembelian ini, Bank BTN mengeluarkan dana senilai Rp114,3 miliar. Direktur Utama
Bank BTN Maryono mengatakan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) Bank BTN periode 2019 hingga
2021, perseroan membidik bakal memiliki anak usaha di bidang manajemen investasi.

“Kami ingin memperluas cakupan bisnis kami terutama untuk meningkatkan kinerja bisnis dan
menyukseskan Program Satu Juta Rumah,” jelas Maryono dalam acara yang berlangsung di Gedung
Kementerian BUMN di Jakarta, Senin (22/4/2019).

Dirinya melanjutkan, dengan aksi korporasi tersebut perseroan akan lebih leluasa menghimpun
dan menyediakan dana murah jangka panjang. Dengan opsi penghimpunan dana murah yang lebih luas,
BTN juga berharap dapat memberikan skema pembiayaan perumahan yang lebih terjangkau bagi
masyarakat Indonesia. “Sehingga, pada akhirnya akan semakin banyak masyarakat Indonesia yang bisa
memiliki rumah yang murah dan terjangkau. Hal tersebut sejalan dengan komitmen kami dalam
mengemban tugas sebagai agen Program Satu Juta Rumah,” tambahnya.

Perusahaan manajemen investasi baru ini juga ditargetkan akan meningkatkan pendapatan non-
bunga (fee-based income) perseroan. Bank BTN berencana akan menjual berbagai produk investasi
dengan hadirnya anak usaha tersebut. Di antaranya reksadana, Reksadana Penyertaan Terbatas (RDPT),
Kontrak Pengelolaan Dana (KPD), Efek Beragun Aset (EBA), dan Dana Investasi Real Estate (DIRE).

BTN menargetkan pihaknya akan menjajakan aneka produk wealth management yang akan
ditawarkan kepada para nasabah BTN Prioritas. Menurut Maryono, dengan pembelian saham PNMIM
tersebut juga menjadi bentuk sinergi antar BUMN. “Kami juga melihat PNMIM mencatatkan kinerja
keuangan yang baik yang dapat mendukung bisnis utama Bank BTN di bidang pembiayaan perumahan,”
lanjut Maryono.

6
Adapun, rencana pembelian saham PNMIM ini akan segera disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan
(OJK). Maryono berharap transaksi tersebut dapat segera rampung pada Juni 2019.

Sementara itu, dalam RBB 2019-2021, BTN juga mengincar beberapa perusahaan lain untuk
memperluas bisnisnya. Di antaranya, perseroan berencana memiliki anak usaha di bidang asuransi jiwa,
asuransi umum, dan perusahaan pembiayaan.

Pembentukan berbagai anak usaha tersebut difokuskan untuk mendukung penyediaan rumah yang
terjangkau bagi masyarakat Indonesia. “Kami terus berupaya untuk mengoptimalkan pencapaian target
Program Satu Juta Rumah,” pungkas Maryono.

Dampak terjadi akibat adanya akuisisi ini adalah aksi korporasi ini tak kunjung terealisasi karena
adanya beberapa kendala. "Inginnya (akusisi) tahun kemarin. Kita sudah bersedia masuk menjadi
minoritas dulu. Justru masalahnya di komersial saja sih," katanya tanpa merinci kendala apa saja yang
dihadapi sehingga menghambat proses akuisisi.

Sementara itu, pada kesempatan yang lain, Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengatakan
pembicaraan antara pihaknya dengan BTN lebih menekankan masalah sinergi kedua perusahaan ini di
dalam PNM-IM ke depannya. Pembahasan ini dalam rangka mendukung proses bisnis dan tugas masing-
masing perusahaan.

Arief menegaskan bahwa terhambatnya proses akuisisi PNM-IM oleh BTN bukan karena belum
adanya kesepakatan terkait harga. Namun, kedua belah pihak saat ini tengah meramu sinergi bisnis yang
bisa memperbesar PNM-IM di masa mendatang. Pasalnya, kebutuhan BTN untuk memiliki MI bertujuan
untuk menjadi pengelola dana Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera). Sementara,
PNM fokus pada pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

7
C. Laporan Keuangan Laba Rugi

8
BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan

BTN Bakal Akuisisi 30% Saham PNM Investment Management Rp 114,9 Miliar) Untuk
menggenapi target kepemilikan saham perseroan hingga 85%, sebanyak 25% saham sisanya, bakal
dieksekusi tahun depan dengan mekanisme pembelian yang masih dibicarakan. BTN dan PNM
menandatangi CSPA. Skema akuisisi tahap pertama dengan dilakukan pembelian saham eksisting
milik PNM pada PNM-IM sebesar 30%. Dengan demikian lini bisnis perusahaan bertambah dengan
manajemen investasi pengelola dana Tapera. Sementara, PNM fokus pada pengembangan usaha
mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

2. Saran

Perusahaan berharap akusisi ini dapat mengintegrasikan potensi dan sumber daya dari dua entitas
pemilik

You might also like