You are on page 1of 27

Nama : Dedi Setiady Silaban

NIM : 14.01.1115

Tingkat/Jur. : IV-B/Teologi

M. Kuliah : Teologi Perjanjian Lama II

Dosen : Dr. Jontor Situmorang (Sajian I)

Kenabian pada Masa Nabi Elia dan Nabi Elisa

I. Pendahuluan
Nabi adalah seorang yang menyampaikan Firman Tuhan, biasa disebut dengan “Nubuat”.
Dan ketika kita bicara tentang Nabi, maka kita juga akan membicarakan tentang “Bernubuat”.
Di dalam Perjanjian Lama tugas mereka adalah mengamati apa yang terjadi di sekeliling
mereka lalu menyampaikan Sabda Allah, baik itu berupa kutuk atau berkat atau bisa saja
tentang pengaharapan dalam pembaharauan “pertobatan”. Oleh sebab itulah, pada
pembahasan hari ini, kita akan melihat dan mencari makna dari kehadiran Nabi di tengah-
tengah umat-Nya terkhususnya pada zaman Kenabian di masa Elia dan Elisa, di zaman
perpecahan Kerajaan Israel. Berikut ini adalah pembahasan yang dapat kita ikuti dan simak
bersama, dan jika ada keslahan marilah kita bersama untuk memperbaikinya, Shalom.
II. Pembahasan
II.1 Pengertian Nabi
Menurut kamus teologi Nabi adalah orang “oknum” yang di pahami di pimpin dalam Roh
Allah untuk berbicara dan bertindak dengan cara tertentu “sesuai kehendak Allah”. Sebab
mereka adalah orang-orang yang dipersiapkan serta dipakai oleh Allah untuk mampu
menyampaikan sabda Allah kepada umat-Nya.1 Dalam Perjanjian Lama, kata yang digunakan
untuk nabi ialah ‫( ננבַביִא‬navi’) yang memiliki makna “yang dipanggil-seseorang yang
dipanggil”. Sebagai alat “utusan” Allah untuk menyampaikan sabda Allah kepada umat-Nya.2
Dalam bukunya Dainton juga menambahkan bahwa nabi adalah tokoh pilihan Allah yang
diwajibkan untuk menyampaikan amanat Allah baik itu kepada raja dan rakyat (umat-Nya)
agar mereka tahu apa itu kehendak Allah bagi mereka. Dalam hal ini nabi juga dapat
dikatakan sebagai juru bicara (JUBIR) Allah yang memberitakan nasehat,peringatan,berkat
dan kutuk yang tidak hanya melingkupi masalah agama tetapi juga tatanan ataupun kebijakan
social.3 Dan Leon J.Wood juga menuliskan bahwa secara etimologis kata nabi bermakna
1
Gerald O’Colins & Edward G. Farrugin, Kamus Teologia,(Yogyakarta:KANISIUS,1995),289
2
G. Johannes Botter Weck, The Dictionary of Old Testament Volume IX,(Michigan: Grand Rapids,
2003),131
3
M.B Dainton, Elia sang Reformator,(Jakarta: Yayasan Bina Kasih,2000),11
orang yang dipanggil dan diutus oleh TUHAN dengan suatu tugas tertentu. Dalam istilah
teologis nabi juga disebut dengan Legatus Divinus4 yaitu seorang yang diutus oleh TUHAN. 5
Yang boleh juga dikatakan bahwa seorang nabi adalah yang mewartakan,pembawa berita
bahkan penerjemah (Interpretator).6
II.2 Sekilas Latar Belakang Kenabian di Israel
Jauh sebelum Isarel lahir, bangsa-bangsa di Timur tengah Kuna pada umunya sudah
mengenal orang-orang yang berjabatan nabi. Missal di Siria jabatan nabi dikenal sekitar abad
ke-23 sM. Juga sekitar tahun 1700 sM, nabi juga dipahami telah memperoleh kepercayaan
dari Ilah dan mempunyai hubungan melalui tanda-tanda (mimpi,penglihatan,pengalaman
ekstatis (1 Sam.10:5; 19:22-24; 1 Raj. 22:10;18:46; 2 Raj. 8:7)). Dan itu disampaikan sebagai
nubuat.7 Dalam P.L dipercaya bahwa nabi yang pertama adalah Musa yang di utus oleh Allah
dengan salah satu tugas yaitu meyampaikan hukum taurat (torah), yang merupakan dasar dari
segala nubuat-nubuat pada kemudian hari.8 Singkat kata, memasuki abad Dinasti Kerajaan
Isarel peranan nabi mulai sangat dirasakan, seperti nabi Natan dalam masa kepemipinan Raja
Daud, yang menyampaikan berita dari Yahwe berupa berkat dan kutuk kepada Daud. 9
Dengan demikian mulailah pada zaman kerajaan selanjutnya, nabi-nabi memeperoleh
kedudukan yang penting dalam kerajaan Yesuralem, yang juga memiliki tugas untuk
menyampaikan kritik terhadap sikap raja dan bangsa Israel.10
Di Israel Kenabian merupakan suatu fenomena yang berjalan terus menerus secara
berkesinambungan serta menjadi suatu fenomena agamani di sepanjang sejarah dunia.11
Dalam bahasa Ibrani nabi biasanya digunakan untuk menyebutkan beberapa jenis orang
berbeda, yang memainkan peranan yang berlainan dalam kehidupan agama Israel, baik yang
tampil secara berkelompok maupun perorangan. Dan jenis-jenis orang itu adalah para pelihat
dan para nabi :12
a. Pelihat-pelihat : orang-orang yang mampu melihat dan menafsirkan kebenaran tentang
masa lampau, masa kini dan masa depan, dan pada umumnya mereka memperoleh
bayaran tertentu untuk jasa mereka (Bil.27:7; 1 Sam.9:6-8). Yang dimana mereka
diharapkan memberikan jawaban atas persoalan-persoalan sehari-hari, dan khususnya

4
Salah satu dari banyak pembawa wahyu Allah yang mengkonfirmasi pesan-pesan itu melalui perkataan,
mukzijat “prilaku” yang layak di percaya. (Karl Rahner (ed), Encyclopedia of Theology the Concise
Sacramentum Mudi,(New York: Burns & Oates,1975),751
5
Leon J.Wood,The Prophets of Israel,(Michigan:Baker Academic,1998),2-3
6
S. Tano Simamora, Bibel Warisan Iman,Sejarah dan Budaya,(Jakarta: Obor,2014),127
7
Barnabas Ludji,Pemahaman Dasar Perjanjian Lama II,(Bandung: Bina Media Informasi,2009),9
8
David L. Baker, Mari Mengenal Perjanjian Lama,(Jakarta: BPK-GM,1988),51
9
Th. C. Vriezen, Agama Isarel Kuna,(Jakarta: BPK-GM,1983),86
10
Barnabas Ludji,Pemahaman Dasar Perjanjian Lama II,11-12
11
Th. C. Vriezen,Agama Isarel Kuno,20-21
12
David F. Hinson, Sejarah Israel pada Zaman Alkitab,(Jakarta:BPK-GM,2015)128-130
meramal masa depan. Pengetahuan mereka yang mendalam dan yang khusus itu adalah
pemberian Allah (1 Sam 3:15). Jika di suatu saat tidak terdapat seorang penglihat, maka
Isarel percaya bahwa itulah tanda bahwa Allah tidak senang terhadap mereka (1 Sam
3:1; 28:6). Oleh karena kebenaran yang disampaikan oleh mereka atas dorongan atau
penyataan Allah, maka para para pelihat itu disegani di Israel.
b. Rombongan Nabi: Mereka adalah kelompok orang yang biasanya hidup bersama-sama
di suatu tempat ibadah sepeti di Gilgal dan Gibea (2 Raj.4:38; 2 Raj. 2:5; 1 Sam 10:10).
Dan mereka juga menegaskan bahwa mereka dapat menyampaikan suat u pesan yang
mereka terima dari Allah sebagai pesan yang benar (1 Raj.22:6). Namun, mereka
agaknya kurang disegani, sebab ada juga sebagian dari mereka yang berpura-pura
memperoleh ilham dari Allah, bernubuat dengan tujuan memperoleh bayaran dari
orang-orang yang memerlukan nubuat-nubuatnya (Yes. 28:7; Yer. 5:31; 6:31; lih. Ul.
18:20)
c. Nabi-nabi Perseorangan : Nabi-nabi perseorangan ini tampaknya lebih cocok dengan
sebutan nabi atau “nabi Allah”. Misalnya, Natan, Elia, Yesaya, Yehezkiel, Hagai,
Malaekhi, Elisa dsb. Dan mereka ini sangat berperan penting ketika Israel telah ada
raja-raja yang terpilih dan diurapi. Yang diharapkan mampu memimpin bangsa Israel
untuk beribadah kepada Allah. Namun sering sekali para raja mengabaikan tanggung
jawab mereka dan menyalah gunakan kekuasaan mereka untuk kesenangan dan
keuntungan pribadi. Daalam keadaan seperti ini maka para nabi sebagai jurubicara
Allah, atas nama Allah, mengecam raja-raja yang melupakan tanggung jawabnya itu
dan menunjukkan apa yanag harus dilakukan kepada mereka menurut kehendak Allah.
Artinya para nabi bertindak sebagai pembimbing dan penasehat raja. Dan fungsi yang
paling penting dari nabi adalah mempelajari apa kehendak Allah bagi umat-Nya dan
memperingatkan ataupun mendorong umat Allah sezamannya sesuai dengan situasi.

II.3 Ciri-ciri dan Sikap Seorang Nabi


Adapun yang menjadi ciri dan sikap seorang nabi yang di kehendaki oleh Allah adalah
sebagai berikut ini :
1. Tradisi kenabian mulai diantisipasi oleh Musa melalui ketujuh syarat yang menjadi
ciri seorang nabi: berdarah Israel(Ulangan 18:15), dibangkitkan oleh Allah(Ulangan
18:18), diinspirasi Roh Kudus(Bilangan 11:17), menjadi juru bicara Allah(Ulangan
18:18), otoritasnya berdasarkan nama Allah(Ulangan 18:19), menjadi penggembala
yang baik bagi jemaat Allah (Ulangan 18:15;Kel.32),nubuat dan pelayanannya dapat
diverifikasi (Ulangan 18:22).13
13
Willem A. VanGemeren, Interpreting the Prophetic Word, (Michigan:Zondervan,1990),36
2. Seperti Allah, nabi sangat mengasihi umat Allah, yang menginginkan yang terbaik
dari Allah untuk mereka (Yeh.18:23), yang artinya amanat ataupun sabda Allah yang
disampaikan bukan hanya tentang peringatan “kutuk” tetapi juga kata-kata
pengharapan dan penghiburan.14
3. Seorang nabi sangat peka terhadap dosa “kejahatan” (Yer.2:12-13,19).15
4. Seorang nabi memiliki sikap sabar tetapi tidak kenal kompromi.16
5. Menyampaikan sabda “kuasa Allah” dengan perumpamaan-perumpamaan (2 Sam.12)
atau dengan perbuatan-perbuatan simbolis (1 Raj.22:11; 2 Raj.13:14).17

II.4 Nisbah Nabi dan Penguasa


Dalam perjalanan sejarah nabi dan kenabian Israel tampak 3 corak dari relasi hubungan
(nihab) para nabi dan penguasa (raja) :
a. Relasi Akrab dan Intim : Hal ini terlihat sangat jelas dalam hubungan Nabi
Natan dengan Raja Daud. Di mana nabi Natan menasehati Daud dalam rencana
pembangunan bait Allah (2 Sam.7); menuduh Daud dalam kasus perzinahan dengan
Betseyeba (2 Sam. 12).
b. Relasi berdistansi : Sesudah masa pemerintahan Salomo, relasi antara nabi
dan penguasa tampak mengambil jarak. Nabi datang dan mendekati penguasa pada
saat-saat penting saja.
c. Relasi menjauh-merenggang : Di sini relasi antara nabi dan penguasa sungguh
menjauh di satu pihak, tetapi semakin mendekat dengan rakyat kecil di pihak lain. Hal
ini diperlihatkan oleh Nabi Elia yang berhadapan dengan Raja Ahab putra Omri.
Kisah yang sangat nyata adalah Nabi Elia memihak Nabot (orang kecil, pemilik
kebun anggur yang dirampas oleh Raja Ahab melalui strategi Istrinya) dan
membelanya (bdk. 1 Raj.21). Hal ini juga menunjukkan kepada kita bahwa ia adalah
nabi pengenbara yang tidak terikat dengan tempat suci tertentu. Dia ditampilkan
sebagai musa yang baru dan menjadi model bagi para nabi selanjutnya dalam hal
pangilan; pejuang hak asasi dan pembela yang tertindas, keberanian untuk
mewartakan sabda Allah bahkan pada saat yang paling mengecewakan sekalipun.18
II.5 Peranan serta Aspek Pemberitaan Nubuat Para Nabi
Seorang manusia dipanggil untuk mewakili pikiran-pikiran Allah, untuk
melambangkannya dalam jati dirinya. Dan pelayanan nubuatan adalah suatu fungsi yaitu
menjaga supaya segala sesuatu berkaitan dengan pikiran “kehendak” Allah dengan tuntunan-

14
Bill Hamon,Prophets and Personal Prophecy : God’s Prophetic Voice Today,(U.S.A: Destiny
Image,2010),3
15
Frank M. Boyd, Kitab Nabi-nabi Kecil,(Malang: Gandum Mas,1981),44
16
T.Austin Sparks, Prophetic Ministry,(U.S.A:Destiny Image Publishers, 2000),25
17
Harry Mowvley, Penenuntun ke dalam Nubuat Perjanjian Lama,(Jakarta: BPK-GM,2001),17
18
S. Tano Simamora, Bibel Warisan Iman,Sejarah dan Budaya,138-140
Nya dan campur tangan Allah.19 Dan berbicara tentang fungsi/peranan nabi sudah ada sejak
dalam Perjanjian Lama kita bisa melihat orang-orang seperti Abraham (Kejadian 20:7),
Yakub (Kejadian 49), Musa (Ulangan 18:15), Samuel (1Samuel 3:20), Natan (2Samuel
12:25), sudah memiliki fungsi untuk bernubuat, namun secara peran kenabian, posisi mereka
tidak terlalu menonjol, sehingga kita sulit mengenali mereka dengan jabatan nabi. Mereka
dijuluki proto-prophets karena sudah tersimpan bibit-bibit kenabian melalui peran mereka di
dalam sejarah. Setelah itu kita mendapati sosok Samuel yang menjembatani era hakim dan
raja sebagai role model bagi fungsi dan jabatan nabi yang akan datang. Peran nabi sendiri
mulai menjadi permanen dan penting dalam peta sosial-politik serta kondisi spiritual bangsa
Israel sejak zaman Elia dan Elisa. Figur Elia dalam melakukan kritik kehidupan sosial
menjadi contoh bagi nabi-nabi setelahnya. Yang kita kenal dengan istilah writing prophets,
dan seluruh nubuat para nabi mulai secara sistematik dibukukan. Sebelumnya, nubuat-nubuat
hanya tersebar dalam konteks cerita narasi yang dikutip oleh editor kitab tersebut. Dalam
konteks writing prophets, kita mengenali pembagian major prophets (nabi-nabi kecil) dan
minor prophets (nabi-nabi besar). Pembagian besar dan kecil ini tidak mengindikasikan
perbedaan kuasa maupun nilai pentingnya melainkan hanyalah pada panjang kitab.
Pembagian seperti ini mengikuti prinsip kanon tanakh (Alkitab tradisi Ibrani), di mana dalam
bagian nevi’im, kedua belas nabi kecil (Trei Asar) dikelompokkan menjadi satu sekalipun
tidak ada relasi kronologis. Setelah mereka menuliskan nubuat mereka, tulisan-tulisan
mereka, kemudian terus-menerus disalin dalam papirus maupun gulungan kulit oleh para
imam setelah mereka.20 Seorang nabi juga harus terus menuntun umat Allah untuk hidup
kudus dan saleh di hadapan-Nya. Dan memperlihatkan ataupun menyatakan dosa mereka
secara gambling dari semua bidang kehidupan (politik,ketidak adilan, kejahatan, pemerasan
termasuk juga itu dengan melanggar perjanjian “perintah” Allah) dsb. Dan dengan kata lain
dapat kita katakan, bahwa nubuat selalu berkaitan dengan kalakuan manusia. Terkhususnya
untuk memebrikan penghiburan dan pengharapan di tengah kesengsaraan, sehingga umat
dapat menunggu pembebasan dan damai sejahtera.21
II.6 Kenabian pada Masa Nabi Elia (Abad ke-IX sM)
II.6.1 Siapakah Elia ?
Elia adalah seorang nabi di dalam Kerajaan Israel Utara pada zaman pemerintahan
Raja Ahab, Ahazia, dan Yoram pada sekitar abad ke-IX sM.22 Dan Elia adalah seorang yang
berasal dari Tishbe dari wiayah Gilead (1 Raja-raja 17:1). Pengenalan tentang dirinya
19
Harry Mowvley, Penenuntun ke dalam Nubuat Perjanjian Lama,17,26
20
Willem A. VanGemeren, Interpreting the Prophetic Word,36
21
Jasper Klapwijk, Kabar baik Perjanjian Lama,(Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih,2015),173-174
22
Lukas Adi. S, Smart Book of Christianity: Old Testament,(Yogyakarta: ANDI,2015),482
sangat sedikit informasi yang didapatkankan, baik itu tentang keturunan, pendidikan atau
latar belakang umum. Yang menarik adalah arti dari nama Elia dalam bahasa Ibrani ‫אאלל יׅייהׇּ֫ו‬
eliyyahu atau eliyya yaitu “Ya Tuhan ku adalah Yehuwa”. Tisbhe adalah kota kelahirannya
yang terletak di Galilea Utara tepatnya di Gilead sebelah timur sungai Yordan. Daerah itu di
sebutkan sebagai daerah yang terbelakang dan Gilead juga jauh dari pusat-pusat keagamaan
yang dekaden pada hari itu. Dari hal ini juga membuat Elia memiliki sikap yang
individualitas yang tidak mudah terpengaruh dan kuat sebagai karakter sejatinya. 23 Ia juga
termasuk tokoh terkemuka dalam sejarah Israel. Yang dimana keunggulannya Nampak
dalam pembangunan agama.24 Dan Elia adalah teladan dalam iman dan pelayanan, yang
berdiri kukuh seperti batu karang menahan gelombang. Elia juga menjadi contoh cara Allah
mempersiapkan bentara-Nya yang akan bekerja di ladang-Nya.25 Sebab menurut kitab 1
Raja-raja, ia adalah nabi yang memenangkan Yahweh melawan dewa Baal.26 Dalam
bebarapa banyak document seperti buku tidak banyak menuliskan tentang latar belakang
dari tokoh ini, namun pada bagian ini kita perhatikan 4 hal yang menyangkut dirinya :
a. Watak Elia : Pokok utama dalam pelayanan Nabi Elia ialah pembuktian bahwa Allah
adalah Allah yang hidup. Dengan berani dan penuh gaya Elia memproklamirkan hal
ini sebagai dakta dan mutlak benar.27 Dan dari kehidupannya sehari-hari banyak orang
mengakui bahwa ia berwatak agung. Ia bukan orang kota tetapi berasal dari padang
belantara. Ia bisa mengembara, gemar naik turun bukit dan bertualang di padang
belantara negeri perbatasan. Wajahnya hitam kasar, berkulit hitam dan bertubuh
kurus,dengan mata cekung memakai pakaian dari kulit kambing.
b. Sifat Elia: 3 sifat yang mencolok darinya ialah; berani,beriman dan bersemangat. Dia
adalah “Marthin Luther” Israel. (Peristiwa gunung Karmel).
c. Iman Elia: Imannya lah yang membuat ia menjadi berani. Hal itu terbukti atas
peritiwa pertama kali ia memberitakan kabar kutuk bagi Raja dan Bangsa Israel (1
Raj. 17:1)
d. Semangat Elia: Aku berkerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam (1
Raj. 19:10) 28
II.6.2 Bagaimana Pengabdian Elia ?

23
Leon J. Wood, Elijah Prophet of God,(Eugene: Wipf and Stuck,2009),16
24
J. Sidlow Baxter,Menggali Isi Alkitab,(Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih,2001),363
25
M.B. Dainton,Elia sang Reformator,138
26
Henk ten Napel, Kamus Teologi,(Jakarta:BPK-GM,1999),122
27
G.M.A Nainggolan, Endang Wilandri, Corak Watak Manusia dalam Alkitab,(Jakarta:Yayasan
Komunikasi Bina Kasih,2012),98
28
J. Sidlow Baxter,Menggali Isi Alkitab,363-364
Sebelum kita membahas bagaimana pengabdian Elia, lebih dulu kita harus memahami
secara ringkas keadaan ataupun masa perpecahan kerajaan yang dimana pada masa itu
dikenal dengan zaman sebelum kenabian klasik. Berikut ini adalah penjelasannya :
 Faktor-faktor yang menyebabkan Perpecahan Kerajaan
 Pertama sekali bila kita membaca Kitab Suci, dasar dari perpecahan itu adalah
karena dosa Salomo (1 Raj.11:1-13) dan dosa anaknya. Dosa adalah alasan dari
setiap malapetaka. Akan tetapi, bila dilihat konteks historis-politis perpecahan itu,
maka apa yang disebut dosa bukan melulu soal rohani, tetapi juga soal historis-
politis.29
 Frustasi yang dialami masyarakat yang sangat tertindas akibat system rodi (1
Raj.12:1-18)
 Keinginan wilayah utara, di bawah bimbingan Sikhem, untuk membebasakan diri
dari dominasi politik yang dijalankan oleh Yerusalem dan Yehuda.(1 Raj.12:1-24)
 Sikap Kritis, yang Nampak di kalangan Profetis (para nabi), yang melalui Nabi
Ahia menyatakan keberatannya terhadap aturan-aturan social dan agamani yang
ditetapkan Salomo.
Dari peristiwa ini, membuat kedua kerajaan kecil itu (Israel dan Yehuda) mejadi
lemah sekali. Terutama Raja Yorebeam I mengembangkan kembali dua kuil kuno di Israel
Utara menjadi Kuil-kuil kenegaraan, yaitu Betel di perbatasan selatan dan di utara. Dan
yang paling penting lagi adalah Raja Yorebeam I menaruh patung lembuh di kuil Betel
sebagai Simbol Yahweh (1 Raj. 12:28), dengan demikian, dia memberi angina kepada
gerekan sinkritisme. Patung lembuh itu di maksudkan olehnya agar umatnya tetap
beribadat kepada Yahweh, Allah penyelamat yang telah menyelamatkan mereka dari
Mesir, tetapi dalam praktiknya kebijaksanaan Yorebeam itu justru mengarah ke
sinkritisme. Dan patun lembuh itu didirikan tidak hanya di Betel, malainkan juga di Dan,
dan penggunaannya sebagai simbol makin menyebar di kerajaan Utara. Menurut Hosea
8:4 dst, bentuk Kultus yang demikian tampak di Samaria juga dikemudian hari. Maklum
saja sebab Samaria juga adalah kota kerajaan. Sehingga korban-korban dipersembahkan
di hadapan lembu Samaria, bahkan lembu dicium karena merupakan simbol keilahian
(Hosea 13:2).30 Skisma religious ini dianggap sebagai dosa Yeroboam dan itulah yang
menjadi sebutan tradisional “dosa Asal” Israel. Dari skisma religious ini jugalah yang
menyebabkan Israel utara memisahkan diri dari Yehuda di selatan. Sejak saat itu kedua

29
S. Tano Simamora, Bibel Warisan Iman,Sejarah dan Budaya,113
30
Th. C. Vriezen,Agama Israel Kuno,(Jakarta:BPK-GM,1983),197-198
kerajaan itu akan berdiri sendiri dan kelak akan ditandai dengan relasi ambigu; pada satu
masa damai dan bersaudara, tetapi pada masa lain bermusuhan.31
a. Pengaruh Raja terhadap Perkembangan Agama Israel
Tindakan Yorebeam dalam mendirikan kultus lembu itu merupakan contoh tentang
betapa besarnya pengaruh kerajaan terhadap perkembangan agama di Israel. Hal ini juga
hendak menyatakan bahwa keputusan yang diambil oleh raja “dalam bidang kultus”
mempunyai pengaruh, baik itu secara langsung atau tidak langsung. Bahkan ada yang pro
dan kontra dalam menanggapi keputusan itu, sebab aka nada juga pelawanan dalam
lingkungan yang setia kepada Yahwe. Terlebih para nabi yang menentang keras hal itu (1
Raj. 13, 2 Raj. 23:15 dan Hos. 13:2).32
a. Di Samaria :
Samaria adalah salah satu bentuk pencapaian utama Omri selama keperiodeannya
(885-874 sM). Oleh sebab ini jugalah Omri mulai berkuasa menandai perubahan yang
menuntukan dalam perkembangan politik dan institusioal kerajaan Israel. 33 Dimana ia
juga menciptakan perdamaian dengan negeri-negeri tetangga dan menjalin hubungan
dengan mereka. Ia juga menikahkan “perjanjian terikat antara orang tua” putranya
Ahab34 dengan Izebel seorang putri Etbaal dari Fenisia, dengan latar belakang politik.
Setelah kematian sang Ayah, mewariskan rakyat yang patuh. Dan oleh karena
pernikahannya dengan Izebel membuat Ahab bersikap toleran terhadap para penganut
agama kesuburan “Baal” (sincritisme).35 Ilah yng dipuja Izebel adalah Baal Melqart,
yang menunjukkan bahwa Baal adalah penguasa alam maut dan kuasanya tidak
terbatas pada daerah tertentu.36 Memang pada zaman pemerintahanya kerajaan Israel
menikmati kemakmuran material melimpah,sehingga ia dapat membangun kembali
samaria, Megiddo dan “tembok” Yerhiko. Dan kemiliteran sangat kuat dan
ditempatkan di Megiddo. Akan tetapi sayang, kemakmuran ekonomis ini tidak disertai
dengan kehidupan religious yang baik.37 Masalah dan gejala itu jelas sekali terlihat dari
“Kultus Lembu” pada masa kerajaan Ahab, oleh karena Izebel putri Raja Sidon, yang
terus mempengaruhi dan berusaha sekuat tenaga untuk menyebarkan agama Baal di
Israel. Kota Samaria ini memiliki status yang sama dengan Yerusalem menjadi “kota
31
S. Tano Simamora, Bibel Warisan Iman,Sejarah dan Budaya,113
32
Th. C. Vriezen,Agama Israel Kuno, 200-201
33
Mario Liverani,Israel’s History and The History of Israel,(UK: Equinox Publishing,2005),107
34
Sebenarnya Ahab masih tetap menyatakan diri sebagai penyembah Allah Israel. Hal itu nampak bukan
hanya dalam pengakuannya terhadap wibawa nabi Elia, tetapi juga dalam nama yang diberikanya kepada dua
orang anaknya. Ahasia dan Yoram yang memiliki arti ketaatan kepada Yahwe, Allah Israel.(S.Wismoady
Wahono, Di Sini Kutemukan,(Jakarta: BPK-GM, 2002),145
35
David F. Hinson, Sejarah Israel pada Zaman Alkitab,144
36
W.S Lasor, dkk.,Pengantar Perjanjian Lama 1,(Jakarta:BPK-GM,2012),375
37
S. Tano Simamora, Bibel Warisan Iman,Sejarah dan Budaya,115
Daud”, Samaria “Kota raja”. sehingga oleh statusnya itu, Samaria dapat menjadi pusat
perkembangan Kultus Baal (2 Raj.10).38 Oleh karena adanya toleransi dari kerajaan
mengenai penembahan Baal ini, rakyatnya yang berasal dari keturunan orang-orang
kanaan sangat senang di bawah pemerinatahannya dan pemujaan terhadap Baal ini
semakin popular. Hal ini jugalah yang membuat mengapa Allah memanggil Elia untuk
menghardik orang-orang yang gemar menyembah dewa-dewa palsu itu.39
b. Di Luar Samaria :
Di luar ataupun di dalam Israel pada umunya tidak demikian, karena kuil-kuil
kenegaraan (selain Samaria) masih berkembang terus, menurut polanya masing-masing
yang di mana secara resmi tetap merupakan temat ibadah kepada Yahweh. Tetapi,
Izebel terus berusaha mati-matian untuk membuka pintu terhadap kultus Baal, sampai
di Gunung Karmel pun, tempat pengorbanan untuk Baal didirikan.40
b. Perlawanan Terhadap Status Kemutlakan Raja
Hal pertama yang harus kita ketahui adalah jika bukan karena perumusan kembali atas
pertimbangan hebat melalui ancaman kenabian “peranaan nabi” sejarah Kerajaan Utara
dan selatan itu hanya sebatas sejarah stereotip. Sehingga dari ungkapan ini sangat
meyakinkan kepada kita begitu berpengaruhnya kenabian pada zaman itu.41 Pada masa
kepemimpinan Ahab bin Omri raja Israel (871-852 sM), juga terkenal karena
“kejahatannya”. Bahan-bahan tradisi tentang dia (1 Raj. 16) melebihi banyaknya bahan-
bahan tentang Yorebeam (1 Raj.11). Dalam penceriteraannya Ahab tokoh yang agak
lemah, terdorong dan terseret oleh istrinya Izebel, si pembela fanatic dan pemujaan
kapada Baal itu.42 Yang menyebabkan kehidupan rohani di Israel mencapai titik terendah
pada masa pemerintahan Raja Ahab. Hal ini sangat dipandang keji oleh Allah. Sehingga
dalam situasi genting ini Allah mengutus Elia, nabi terbesar dari semua nabi (Mat.
17:3,10-13).43
 Elia Menubuatkan Masa Kekeringan (1 Raj.17)
Nabi Elia hidup pada zaman Raja Ahab. Ia berusaha supaya raja dan bangsa Israel
mennggalkan penyembahan berhala. Sebab itu Elia berdoa supaya jangan turun hujan.
Yang menyebabkan kelaparan menimpa, sebab embun dan hujan tidak turun dalam 3 1/2
tahun. Selama itu Elia bersembunyi di sungai Kerit, dimana melalui burung gagak Allah
memebrikannya makanan. Sembari bersembunyi dari kemurkahan Raja Ahab, atas
kutukan yang diberikan oleh Elia dalam kerajaannya. Setelah kering air sungai itu Tuhan
38
Th. C. Vriezen,Agama Israel Kuno, 201
39
David F. Hinson, Sejarah Israel pada Zaman Alkitab,144-145
40
Th. C. Vriezen,Agama Israel Kuno, 201
41
G. Perdue,Hebrew Bible,(U.K : Blackwell Publishers,2001),343
42
C. Barth,Theologia Perjanjian Lama 2,(Jakarta: BPK-GM,1989),133
43
Agnes Maria Layantara, dkk.,Handbook to the Bible,(Bandung:Kalam Hidup,2015),298
memindahkan Elia ke Sarfat. Dan disana ia menumpang dirumah salah seorang janda
yang saleh. Yang mau memberikan makanannya yang terakhir kepada Elia, sebab ia
percaya bahwa Allah pasti memelihara dia. Dan Allah mendengar hal itu dan
melipatgandakan makanan mereka sehingga mereka tidak kekurangan. Pada masa ini ada
satu mukzijat yang dibuat oleh Elia melalui pengizinan Allah yaitu membangkitkan anak
laki-laki dari Janda saleh itu, melalui doa permohonannya kepada Allah (1 Raj.17). 44 Dari
kilasan kisah tersebut mau meyatakan bahwa konteks pada saat itu Dewa Baal itu
disembah sebagai dewa cuaca, yang di harapkan memberikan segala kebaikan dan
kesuburan dalam setiap usaha mereka. Sehingga melalui “perkataan” Elia itu, Allah
hendak menyatakan kuasa-Nya bahwa hanya Dialah yang berkuasa atas matahari dan
hujan.45
 Elia Menentang Izebel “Gunung Karmel” (I Raja-raja 18)
Pada tahun ketiga masa musim kemarau itu, Elia diperintahkan oleh Allah untuk
mengunjungi Ahab, oleh karena Allah hendak memberkati umat-Nya dengan menurunkan
hujan. Katika di Samaria Elia bertemu dengan Obaja yakni kepala istana Ahab yang
melindungi 100 orang nabi Allah dalam sebuah goa, yang di urusnya dengan baik, dari
kejaran Ratu Izebel yang berniat memusnahkan seluruh nabi-nabi Allah. Dan Elia
memerintahkan Obaja untuk memberitahukan kepada Ahab bahwa Elia telah berada di
Samaria.46 Ternayata selama tiga tahun belekangan juga Izebel berusaha keras untuk
melenyapkan penyembahan kepada Allah di Isarel, Elia datang lagi untuk mengajukan
sebuah tantangan. Baal seharunya mampu mendatangkan api atau hujan dengan segera.
Namun hasil adu kekuasaan itu membuktikan dengan nyata bahwa Allah adalah Allah
yang benar berkuasa atas segalanya, sedangkan baal tidak ada apa-apanya (Ul.11:10-15).47
Oleh karena peristiwa perlawanan ini, dan disakasikan oleh segenap orang banyak yang
berkumpul saat itu berseru: “TUHAN, Dialah Allah ! TUHAN, Dialah Allah ! yaitu
rakyat Israel mengakui Tuhan kembali. Pada saat itu juga 450 nabi Baal itu ditangkap dan
dihukum mati di kaki gunung Karmel di Sungai Kison. Itu dianggap sebagai hukuman
yang setimpal beratnya dengan dosa-dosa mereka sebagai kaki dan tangan setan yang
selalu berusaha menjauhkan umat Allah dari Allah sendiri.48
 Elia di Horeb “Sinai”/Gunung Allah (I Raja-raja 19)
Peristiwa ini dapat kita katakana sebagai puncak dari pelayanan Elia, dimana setelah
Izebel mengetahui persitiwa di Gunung Karmel semakin membuatnya memiliki amarah
44
H.Boschma, Ringkasan Pengajaran Alkitab,(Jakarta:BPK-GM,2006),44
45
Agnes Maria Layantara, dkk.,Handbook to the Bible,298
46
F.L Bakker,Sejarah Kerajaan Allah 1 Perjanjian Lama,(Jakarta:BPK-GM,2007),590-591
47
Agnes Maria Layantara, dkk.,Handbook to the Bible,300
48
F.L Bakker, Sejarah Kerajaan Allah 1 Perjanjian Lama,593-594
dan dendam yang membara kepada Elia, terlihat dari orang yang diperintahkan olehnya
untuk menemui Eilia di Yizreel, yang dimana ia mengatakan bahwa Elia pun pada
keesokan harinya akan mengalami hal yang sama seperti nabi-nabi baal yang mati di
bunuhnya itu.kabar ini sangat mengecewakan Elia. Mula-mula keadaan sangat indah
kelihatannya; sekarang pekerjaannya seakan-akan menemui kegagalan; ia tidak dapat
berbuat apa-apa lagi selain dari melarikan diri. Hal ini membuat Elia kecil hati dan
hampir putus asa. Tanah jahat, raja jahat, para nabi mati dan kini hidup Elisa terancam
oleh Izebel. Sehingga dia berharap lebih baik mati. Di melarikan diri menuju ke selatan
melalui Yehuda, ia sampai di Betsyeba, lalu meneruskan perjalanannya ke padang gurun.
Katika ia semakin merasakan putus asa yang begitu mendalam akhirnya ia merebahkan
dirinya di bawah sebuah pohon Arar untuk berlindung, karena begitu teriknya. Sebelum
49
tertidur ia berdoa supaya ia mati, lalu ia tertidur. Akan tetapi, sebagaimana Elia telah
mendapat makanan pada waktu kekeringan dalam kelaparan, kini ia juga mendapat
perlindungan. Dua malaikat membangunkan dia agar makan, yang kedua sambil
memberitahukan perjalanan yang harus ditempuhnya (1 Raj.19:7), seperti bangsa Israel
dulu mengembara di padang gurun 40 hari/malam, Elia juga begitu. Keluhan Elia kepada
Allah (ay.10) mendatangkan penyataan Allah yang menunjukkan kekuasaan-Nya yang
begitu besar dihadapan Elia yang sedang berdiri di atas gunung Horeb (ay.11-13).
Penyataan Allah melalui fenomena itu hendak menyatakan bahwa tak ada waktu untuk
merajuk. Elia sedemikian menyampaikan keadaannya, tetpai Allah tidak begitu peduli.
Bahkan Allah mengajak ia untuk membicarakan hal yang lain, dan Allah
memerintahkannya untuk kembali serta meninggalkan padang gurun dan mengurapi tiga
orang yaitu Hazael menjadi raja Aram, Yehu menjadi Raja Isarel, dan Elisa menjadi
pengantinya sendiri. Yang dimana melalui ketiga orang ini nanti akan menyingkirkan
orang-orang yang tidak setia kepada Yahwe. Namun suatu sisa yang setia (7000) akan di
biarkan hidup.50 Lalu Elia kembali ke Kanaan dengan kepercayaan yang semakin teguh.51
 Elia, Pelopor Monoteisme Teologis
Elia berdiri di amban pintu periode baru dakam sejarah perkembangan agama.
Sehingga dalam segala tindakkannya begitu mepertajam pemahamannya dalam
memebedakan antara keilahianan Yahwe dengan keilahian baal dengan tujuan bangsa
Isarel dapat melihat dan memahami bahwa mereka tidak mempunyai jalan lain kecuali
dengan jalan satu-satunya “monotheism” yaitu YHWH.52 Perlu kita ketahui bahwasannya
49
F.L Bakker, Sejarah Kerajaan Allah 1 Perjanjian Lama,595
50
A.S Hadiwiyata,Tafsir Alkitab Perjanjian Lama,(Yogyakarta:KANISIUS,2002),325
51
F.L Bakker,Sejarah Kerajaan Allah 1 Perjanjian Lama,598
52
Th. C. Vriezen ,Agama Israel Kuna, 194
dasar yang biasanya diberikan untuk membela monoteisme Yahwis sudah ada sejak awal
sejarah bangsa Isarel adalah :ungkapan iman (Ul.6:4). Kata yang paling dosoroti ialah ‫אאיחדׇ‬
(’ehād) yang artinya Esa yang dapat diparalelkan dengan (satu,hanya dan melulu). Dari
ayart itu hendak menyatakan bahwa Allah bangsa Isarel adalah satu YHWH, tidak ada
YHWH di Yerusalem, di Betel, di Samaria dan di tempat lainnya, seperti di di Hebron
atau ba’al di safon. Dengan demikian, kembali ditekankan bahwa yang dimaksudkan oleh
kaum deutronomis bukanlah monoteis yahwis, tetapi Mono-Yahwisme : YHWH hanya
satu, itulah “objek” religious yang satu-satunya, dan Aku adalah Aku (Kel.3:14).53
 Elia, Wakil Yahwisme yang Militan dan Membela Kaum yang Lemah (I Raj. 21)
Dari beberapa pembahasan diatas maka dapat disimpiulkan bahwa Elia adalah nabi
yang berbuat yang besar, keras dan tegas hal ini jugalah yang membuat ia lebih gemar
bertindak dari pada duduk untuk menuliskan sesuatu. Serta yang lebih menarik lagi
pengabdian Elia disertai banyak mukzijat. Dan pelayanan Elia menuju kepada
Pembaharuan. Sebab, dialah yang melawan agama sesat (sinkritisme) dan penyebab-
penyebab kemerosotan dan kemurtadan bangsanya dengan tujuan untuk membangun
kembali dan menjunjug teguh Jahweh. Yang dimana dia memanggil bangsanya kembali
kepada jalan sejati, yakni menepati perjanjiannya dengan Tuhan yang telah dibuatNya
melalui Musa.54 Dalam kitab Raja-raja baik Elia maupun Elisa di gambarkan sebagai
orang-orang yang membantu kaum lemah (Janda,Nabot”pemilik kebun anggur”). Nabi-
nabi sejati, mereka mewujudkan kepercayaannya kepada Allah secara nyatadan
menunjukkan hal itu dalam hubungan mereka dengan orang lain. Ini perlu sekali terutama
pada waktu “Israel penuh dengan orang-orang seperti Izebel yang tidak mempunyai
konsep tentang hukum perjanjian Allah, atau seperti Ahab yang hamper tidak
memperhatikanya lagi. Dalam salah satu kasus terlihat dalam Kitab Rut , tanah dan
bangunan tidak boleh dijual oleh orang Israel, tetapi diwariskan dari generasi ke generasi
sebagai milik keluarga. Tanah hanya dapat dijual dalam keadaan darurat saja, dan jika
memungkinkan, hanya kepada sanak saudara. Peristiwa ini terjadi pada Nabot yang juga
membuatnya terkejut mendengar tawaran Ahab yang nekad untuk membeli atau
memperdagangkan kebun anggurnya. Tetapi, Nabot menolak sebab ia berpegang teguh
pada peraturan itu, sehingga hal itu membuat Ahab merasa tidak senang dan kecewa.
Dibalik keadaan Raja yang demikian Izebel bekomplotan dan mengumpulkan saksi-saksi
palsu yang pada akhirnya menyeret Nabot ke dalam hukuman mati atas putusan para
tetua-tetua Isarel berdasarkan alasan yang dibuat-buat. Hal ini juga membuktikan bahwa
53
S. Tano Simamora, Bibel Warisan Iman,Sejarah dan BudayaI,199;227-229
54
J. Sidlow Baxter,Menggali Isi Alkitab,364-365
Izebel adalah tipe Ratu yang dictatorial dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan
segala sesuatu , karena baginya keinginan Raja dan Ratu tidak bisa ditolak. Melihat
kejadian yang tidak berprikemanuisan itu, Elia merasa sangat marah dan menjatuhkan
hukuman Tuhan atasnya dan keluarganya (Ahab) di Yizreel. 55 Sebab perampasan atau
pembelian tanah dengan paksa adalah cara yang tidak sah di Israel. 56 Tetapi hukuman itu
di undurkan hingga zaman anaknya atas penyesalanya (Ahab) setelah mendengar kutukan
57
itu (1 Raj.21:27-29). Dari peristwa ini juga melalui Elia, Yahwe yang militant kembali
muncul yang secara prinsip menghancurkan kewibawaan raja yang tidak memegang
teguh perjanjian dengan Allah. Sebab kembali diingatkan kepada kita bahwa keberhasilan
seorang raja dalam memimpin suatu kerajaan di ukur dari ketaatannya memelihara
perkataan Allah.58
II.6.3 Arti Nabi Elia
Melalui nama Elia dan Jabatannya membuktikan bahwa ketika kejahtaan merajalela
secara luar biasa, Tuhan juga pasti siap menghadapinya secara luar biasa. Hal ini
dibenarkan ketika 31/2 tahun dalam kepemimpinan Ahab kerajaan dan bangsa Israel tidak
menerima embun dan hujan. Oleh hal ini jugalah mengapa dikatakan pelayanan Elia
disertai banyak mukzijat dan peristiwa istimewa yang di izinkan oleh Tuhan. Dan dari kisah
Elia membuktikan kebenaran bahwa Tuhan senantiasa mempunyai utusan untuk setiap
tantangan zaman.59 Dan Elia adalah seorang yang lebih suka betindak, pada masa Israel
jatuh ke dalam penyembahan berhala; ia tampil ke muka sebagai penjuang yang
memperjuangkan kehormatan Allah. Melalui perlwanannya terhadap kebaktian kepada Baal
di Israel. Dengan tujuan agar hukum Allah tetap terpelihara di tengah-tengah dunia ini. 60
Kerap kali dalam sejarah dunia, persoalan-persoalan besar bergantung pada pribadi-pribadi
yangberkerja sendiri; tanpa mereka peristiwa-peristiwa akan berbeda arahnya. Akan tetapi
hanya sedikit kemelut yang lebih penting maknanya bagi sejarah dari pada apa yang di
hadapi Elia. Dalam cerita pengagungan Kristus di atas gunung karmel, tanpa Elia agama itu
sudah lenyap. Dan memang secara pantas sebagai pelaku utama, namun tidak pernah lupa
bahwa bukan Elia, melainkan Allah Elia yang menang pada hari itu.61
II.6.4 Tantangan yang dihadapi Elia

55
W.S Lasor, dkk.,Pengantar Perjanjian Lama,376-377
56
Agnes Maria Layantara, dkk.,Hand Book to the Bible,302
57
W.S Lasor, dkk.,Pengantar Perjanjian Lama,377
58
Th. C. Vriezen,Agama Isarel Kuna,194
59
J. Sidlow Baxter,Menggali Isi Alkitab,365-366
60
F.L Bakker,Sejarah Kerajaan Allah 1 Perjanjian Lama,611
61
W.S Lasor, dkk.,Pengantar Perjanjian Lama 1,378-379
Hal yang paling mendasar adalah adanya sebagian penolakan dan ketika keberhasilan
seorang nabi dalam salah satu usaha menegakkan Iman (1 Raj.18) ternyata tidaklah muda
dan begitu saja membebaskan dia dari berbagai kesulitan lain, bahkan sering membuat ia
frustasi (1 Raj. 19:10,14). Dan hal ini sangat begitu jelas kita lihat dalam (1 Raj. 19:1-21 )
yang dimana ay 1-18 “ancaman”, ay 1-4 “ketakutan dan keputusasaan juga menjadi
persoalan tersendiri bagi para nabi dalam tugas dan tanggungjawab yang diembannya.62

II.7 Kenabian pada Masa Nabi Elisa


II.7.1 Nabi Elia dan Elisa “Murid Elia”
Catatan pertama (1 Raj.19:19-21) tentang panggilan Elisa. Hal ini juga
menggambarkan bentuk kepatuhan Elia terhadap Yahwe secara langsung ia mematuhi
perintah Tuhan untuk memanggil pemuda tersebut “Elisa” hal ini di lambangkan dengan
Elia *melemparkan jubah63 kepada Elisa, yang berarti bahwa dia memilikinya sebagai
pembantu “hamba/pemuridan” selama sisa masa jabatannya sebagai Nabi Allah, dengan
tujuan yang diyakini yaitu mereka membuat tim yang baik “pengkaderan yang baik”, guna
menghadapi persoalan-persoalan di sana. Sebab pemerintahan Ahab dan Izebel masih terus
belanjut atas Israel, dan terutama cara-cara kejam dari Izebel untuk mencapai tujuannya
“mengagungkan Baal”.64 Elisa dalam bahasa Ibrani ּ֫‫( אאבַליִישהׇ‬Elišaʽ) artinya “Allah (Elohim)-
ku adalah keselamatan”. Dia berasal dari kota Abel-Mehola dan berlatar belakang keluarga
yang kaya. Ia adalah putra Safat yang dipanggil dan di urapi menjadi murid dan nabi oleh
Elia ketika sedang membajak dengan 12 pasang lembu di ladang ayahnya tepatya di Abel-
Mehola di lembah Yordan. Ketika Elia di dekatnya, Elia melemparkan jubahnya kebahu
Elisa, seketika itu juga Elisa berpamitan dari kedua orang tuanya dan menyembeli 2 ekor
lembu lalu membakarnya kemudian diberikannya kepada orang-orangnya lalu mereka
makan bersama. Setelah itu Elisa pergi mengikuti Elia dan menjadi pelayannya (1
Raj.19:16-19). Hal ini terjadi sekitar 4 tahun sebelum kematian Ahab. Dan Elisa mengikuti
Elia selama ± 8 tahun lamanya, sampai Elia diangkat kesurga. Setelah Elia diangkat kesorga
dalam angin badai, ia diakui sebagai pemimpin dari anak-anak nabi sebagai penerus Elia
dan terkenal di Israel. Sesuai dengan permintaanya, ia diberi Tuhan “dua bagian”65 kuasa

62
Darmawijaya Pr, Tindak Kenabian,(Yogyakarta: KANISIUS,1991),18-20
63
Hal ini mengartikan bahwa Elisa harus mengikuti Elia, yang diangap sebaga tindakan/perintah Allah
mealui Elia kepada Elisa “pemuridan” (…,Tafsiran ALkitab Masa Kini 1:Kejadian-Ester,(Jakarta:Yayasan
Komunikasi Bina Kasih,1976),553
64
Leon J. Wood, Elijah Prophet of God,142
65
Yaitu bagian yang jatuh kepada putra sulung sebagai ahli waris, dua kali lipat jumlah yang diwariskan
kepada anak-anak lainnya. Maka Elisa meminta, bukan sebanyak dua kali lipat dari kuasa rohani Elia,
melainkan bagian yang menandai dia sebagai pewaris rohani Elia atau penggantinya. (BIS)
Elia (2 Raj.2:9) dan berkerja selama 60 tahun (892-832 sM) sebagai nabi Israel (2
Raj.5:8).66 Dan jika kita memberi pananggalan pada masa pelayanannya dari saat
pemangilanya, maka pelayanan itu meliputi pemerintahan Ahab,Ahazia dan Yoram, Yehu,
Yoahas dan Yoas, suatu masa lebih 50 th. 67
II.7.2 Watak Nabi Elisa
Elisa telah memakai jubah Elia dan mendapat dua bagian dari Roh Elia. Namun,
tabiatnya berbeda sekali dari tabiat Elia. Jika Elia memiliki kepribadian yang mencolok:
suka berkelana, kasar dalam sikap dan cara hidupnya, serta tindakannya tidak bisa ditebak.
Elisa justru kebalikannya memiliki penampilan yang tenang, memiliki kebiasaan yang
teratur, tempramennya yang tidak menggebu-gebu. Tetapi meskipun begitu kuasa yang
dimilikinya sama sekali tidak lebih kecil dari Elia. Hal ini sangat penting kita ingat dan di
pedomi bahwa secara nyata Allah berkenan mengungkapkan diri-Nya dengan cara yang
berbeda-beda terhadap orang yang dipilih-Nya. Dan Allah juga tidak mempunyai hamba-
hamba yang seragam; sebab hamba-hambanya memiliki kepribadian masing-masing. Yang
dimana juga masing-masing tampil apa adanya “berserah” dan disinilah letak ciri khas
pelayanan yang dipenuhi oleh Roh.68
Dan ia mengutamakan keinginan Rohani. Terlihat ketika kita mencermati perkataan
Elia kepadanya “Mintalah apa yang hendak kulakukan kepadamu”, lalu ia menjawab
“Biralah kiranya aku mendapat dua bagian dari roh-mu (2:9). Ia mempunyai kasih sayang
sejati terhadap orang tuanya. “biarlah aku mencium ayahku dan ibuku dahulu, lalu aku akan
mengikuti engkau” (1 Raja.19:20). Kerendahan hatinya. Ia melakukan perkerjaan yang
rendah dan beroleh gelar “Elisa bin safat, yang dahulu melayani Elia” (2 Raj.3:11)Ia sangat
berani. Sikapnya ketika di datangi oleh Yoram (3:13,14). Dimana pada umumnya nabi-nab
palsu menyambutnya dengan kata bualan atau kata-kata kosong untuk mencari muka, tapi
justru Elisa menyambutnya dengan ucapan terus terang sekalipun agak pahit juga. Hanya
hamba Allah yang berani dan tulus hati yang dapat berkata demikian. Elisa beriman.
Tindakannya pertama kali yaitu memukul air sungai Yordan dengan jubah Elia, karena ia
percaya bahwa segala air itu akan menurut kepadanya sebagaimana telah menurut kepada
Elia. Elisa tidak mengejar keuntungan bagi diri sendiri. Betapa besar kekayaannya bila ia
suka menerima pemberian Naaman, panglima perang raja Aram (5:5), atau seandainya ia
suka menerima hadia dari raja Benhadad (8:9)! Tapi perhatian Nabi Elisa bukan kepada

66
Lukas Adi. S, Smart Book of Christianity: Old Testament,489
67
J.D Douglas,Ensiklopedia Alkitab Masa Kini 1,(Jakarta:Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF,t.t),278
68
G.M.A Nainggolan, Endang Wilandri, Corak Watak Manusia dalam Alkitab,103
harta benda dunia. Hidupnya hanya mengenal satu arah yaitu kepada kehendak dan
kemuliaan Tuhan. 69
II.7.3 Pelayanan Nabi Elisa
Elisa adalah nabi yang memilih jalan pertengahan yaitu berusaha melayani raja, tetapi
juga bertindak setia kepada Yahwe. Dan menurut tradisi menyatakan bahwa bangsa Israel
sangat menghormati dia. Dan namanya sikaitkan dengan tiap-tiap aspek pelayanan
kenabian termasuk berbagai mukzijat penyembuhan, bahkan pembangkitan orang yang
sudah meninggal.70Mukzijat-mukzijat Elisa, sama seperti mukzijat-mukzijat Yesus,
menunjukkaan pemeliharaan Allah atas orang-orang biasa dan membutuhkan mereka.71
Berikut ini adalah beberapa dari bagian pelayanan oleh Elisa yang memperlihatkan
kekuasaan “YHWH” dalam seluruh bidang kehidupan, “berkat dan kutuk”:
a. Elisa Menyehatkan Air di Yerikho (2 Raj.2:19-22)
Elisa membuat muzijatnya yang pertama di Yerikho. Di mana mata air dekat kota
tersebut mengeluarkan air yang tidak baik, sehingga tanah yang dibasahinya menjadi
tandus. Melihat hal itu Elisa segera mengubah air itu menjadi baik kembali.72 Agar
tanaman dan rakyat menjadi sehat, atas permintaan rakyat pada saat itu. Kemudian Elisa
mengambil garam dan memasukkannya kedalam air itu, dan hingga sampai saat ini hal
itu dianggap sebagai sumber kesejahteraan, dimana kekuatan nabi menghasilkan
kebaikan.73
b. Kutukan Nabi bagi “anak-anak Betel” Pencemooh Nabi (2 Raj.2:23-25)
Dalam perjalanan pulang Elisa ke Betel, ia diejek-ejek oleh anak-anak dari tempat
tersebut. Mereka memanggil-manggil kapadanya “Naiklah botak, naiklah botak!”
Kemudian Elisa mengutuki anak-anak itu demi nama Tuhan; mereka itu mati diterkam
oleh dua ekor beruang yang datang dari dalam hutan. Hukuman ini adlaah hukuman
untuk anak-anak itu, oleh karena mereka telah mengejek-ejek hamba “nabi” Allah, dan
juga untuk orang tua anak-anak itu yang mendidik anak mereka serupa itu. 74 Dari kisah
yang menimpa 42 orang anak ini juga hendak menyiratkan kepada kita bahwa betapa
beratnya hukuman yang akan diterima oleh kita jika kita tidak menghormati dan
melecehkan nabi dan tidak memperlakukan nabi sebagaimana semestinya (bd.
Mat.10:41).75
c. Minyak Seorang Janda (2 Raj.4:1-7)

69
J. Sidlow Baxter,Menggali Isi Alkitab,374
70
Th. C. Vriezen,Agama Israel Kuna, 217-218
71
Agnes Maria Layantara, dkk.,Hand Book to the Bible,305
72
F.L Bakker,Sejarah Kerajaan Allah 1 Perjanjian Lama,612
73
A.S Hadiwiyata,Tafsir Alkitab Perjanjian Lama,327
74
F.L Bakker,Sejarah Kerajaan Allah 1 Perjanjian Lama,612-613
75
A.S Hadiwiyata, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama,327
Memperbanyak minyak goreng seorang janda, mukzijat ini juga pernah diadakan
oleh Elia (1 Raj.17:14-16), melalui hal ini semakin membuat janda itu percaya dan
menghormati nabi, dan peristiwa ini menghasilkan pembebasan, sebab yang diketahui
janda tersebut sedang di lilit utang bahkan hinga kedua anaknya hendak diambil dan
dijadikan budak. Dari minyak itu telah dapat menghasilkan uang untuk melunasi utan
piutangnya.76
d. Perempuan Sunem dengan anaknya (2 Raj.4:8-37)
Di Sunem Elisa menginap di rumah seorang yang kaya “tidak memiliki keturuanan.
Oleh karena doa Elisa mereka di anugerahkan Allah seorang anak. Namun, ketika di
timpa sinar matahari “tengah hari/teriknya mentari” anak itu mati, tetapi lagi-lagi
melalui kuasa Allah lewat Elisa anak itu dibangkitkan kembali.
e. Maut Dalam Kuali (4:38-41)
Mukzijat kali ini terjadi dalam situasi kelaparan (1 Raj.18:3). Seperti garam telah
menyehatkan air yang terkotori (2 Raj.3:19-22), kini tepung menjadi penawar kuali
yang beracun. Dalam masing-masing kejadian, nabi campur tangan dan membawa
dampak yang bagus demi kesehatan masyarakat.77
f. Memberi Makan Seratus Orang (4:42-44)
Mukzijat ini melengkapi ayat 1-7 dan bersama-sama mereka merupakan parallel 1
Raj. 17:14-16. Dua puluh buah roti jelai dan sekantong gandum bisa memenuhi
kebutuhan rakyat yang dilanda kelaparan. Ini memang tak masuk akal, kecuali kalau
kekuatan Yahwe menyertai.78
g. Elisa dengan Orang Aram “Naaman disembuhkan dari Kusta” (5:1-27)
Peristiwa ini hendak menyiratkan pesan bahwa Allah tidak terbatas pada orang Israel
semata-mata.79 Di mana seorang panglima dari Aram, Naaman namanya, datang
memohon pertolongan , sebab ia berpenyakit kusta. Elisa menyuruh dia menyelamkan
dirinya 7 kali dengan percaya dalam air sungai Yordan.setelah itu dibuatnya, sembulah
ia. Maka datanglah ia beterima kasih kepada Elisa dengan pemberian, tetapi Elisa
menolak dengan berkata: “Demi Tuhan yang hidup yang dihadapan-Nya aku menjadi
pelayan,sesungguhnya aku tidak akan menerima apa-apa.” 80 Karena begitu terkesannya
Panglima Aram itu akan kesembuhannya , dan Elisa terus menolak atas bayaran dalam
bentuk apapun, kepala pasukan itu memutuskan untuk menjadi pengikut Allah Israel.
Namun, karena keserakahan dan kelicikan Gehazi selaku hamba Elisa mengambil atau
menerima pemberian itu secara diam-diam tanpa sepengetahuan Elisa, oleh karena

76
A.S Hadiwiyata ,Tafsir Alkitab Perjanjian Lama,327
77
A.S Hadiwiyata,Tafsiran Alkitab Perjanjian Lama,327-328
78
A.S Hadiwiyata,Tafsiran Alkitab Perjanjian Lama,328
79
Agnes Maria Layantara, dkk.,Handbook of the Bible,306
80
H.Boschma,Ringkasan Pengajaran Alkitab,47
keserakahan Gehazi tersebut Elisa menghukunya dengan penyakit Kusta.81Sebab hukum
dari ketidaksetian adalah kutuk.82
Semua mukzijat yang diperbuat Elisa ini memperlihatkan rahmat Allah kepada umat-
Nya. kendati mereka berdosa, namun Ia mengaruniakan rahmat-Nya; semuanya itu
merupakan suatu seruan kepada Bangsa Israel, supaya bertobat kepada Tuhan yang
Hidup.83
II.7.4 Arti Nabi Elisa
Pelayanan Nabi Elisa melambangkan pelayanan Yesus Kristus. Hal inilah yang
disebut dengan arti khas atau keistimewaan dari pelayanan Nabi Elisa. Sebab, ia berulang
kali berkerja tidak terbatas hanya bagi orang Israel saja melainkan juga melayani hingga di
luar batas Israel. Seperti Yesus yang tidak hanya menjadi “kemulian bagi umat-Nya Israel”,
tetapi juga terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain (Luk.2:32). Dan
penenkanan yang dianjurkan dengan keras olehnya ialah pemberitaan tentang kebangkitan
dan harapan akan hidup baru, asal orang mau menyambutnya dengan bertobat. Sebab itulah
bangsa Israel diberi kesmepatan melihat muzijat yang melambangkan kuat kuasa yang
membias dari kebangkitan dan harapan akan hidup baru yang akan dianugerahkan
kepadanya apabila mereka mau kembali kepada Tuhan. 84Kisah mengenai Nabi Elisa
tersusun sepanjang (2 Raj 2:1-13: 21). Perlu diingat kembali bahwa Kitab 2 Raja-Raja
disusun oleh penulis sejarah Deuteronomistis yang bernada teologis kuat dalam hal dosa-
hukuman serta kebaikan-ganjaran. 85
Tidak seperti kisah Nabi Elia dalam kitab 1 Raja-Raja, penyusun Kitab 2 Raja-Raja
mencoba menampilkan kisah Nabi Elisa bukan sebagai sebuah karya biografi seorang Nabi.
Penyusun mencoba menampilkan kisah Nabi Elisa dengan tujuan untuk menunjukkan
secara jelas kuasa yang dimiliki oleh seorang Nabi. Penyusun Kitab 2 Raja-Raja hendak
mengatakan kepada pembaca bahwa nabi Elisa adalah seorang nabi sejati yang juga harus
dipercayai, dihormati, dsb. Kisah Nabi Elisa coba disusun untuk menggambarkan bahwa
Nabi Elisa merupakan penerus Nabi Elia dan Nabi Elisa pun mempunyai berbagai macam
kuasa seperti yang dimiliki oleh Nabi Elia. Hal tersebut tampak secara jelas dalam
perbuatan serta nubuatnya (bdk 2 Raj 2: 14, 2 Raj 8: 13). 86 Termasuk kisah mukjizat serta
kutukan yang menyertai setelahnya menjadi suatu tanda yang hendak menunjukkan kuasa

81
Agnes Maria Layantara, dkk., Handbook of the Bible,306
82
A.S Hadiwiyata,Tafsiran Alkitab Perjanjian Lama,328
83
F.L Bakker,Sejarah Kerajaan Allah 1 Perjanjian Lama,620
84
J. Sidlow Baxter,Menggali Isi Alkitab,377
85
V.Indra Sanjaya Pr,Kursus Kitab-Kitab Sejarah, (Diktat Mata Kuliah Kitab Sejarah, Yogyakarta, 2008), 5
86
Richard Nelson, First and Second Kings, (John Knox Press, Atlanta, 1987),161
kenabian Elisa sebagai pengganti Nabi Elia. 87 Dan ada suatu penekanan dari rentetan cerita
itu yaitu cukup membuktikan bahwa nabi-nabi Israel sebagai pembawa Firman Allah
bukanlah hanya JUBIR, melainkan pembawa pengaruh besar dalam hidup masyarakat.88
II.7.5 Tantangan yang dihadapi Elisa
Dalam setiap pelayanan tentunya ada yang pro dan kontra terhadap apa yang di jalani,
sama halnya dengan yang di hadapi oleh Nabi Elia sebelumnya yaitu adanya penolakan dan
dan tidak dihargai.89
II.8 Pandangan Gerhard von Rad mengenai Kenabian90
a. Nabi Elia
Rincian ceritanya memuat cap sejarah dan individualitas. Hal ini berlaku terutama
untuk Elia sendiri, dia tidak dapat didekati, tidak dapat diprediksi, ditakuti, dan bahkan
dibenci, tapi selalu seseorang yang harus diperhitungkan. Kesan yang diberikan,
bagaimanapun berbeda, dalam semua cerita ini adalah tentang manusia dengan kekuatan
besar. Tokoh seperti itu tidak dapat ditemukan begitu saja, dan hanya dapat dijelaskan
dengan mengatakan bahwa cerita tersebut mencerminkan tokoh sejarah perawakan super
yang prima. Benar, memang mereka tidak memberi tahu kami apa-apa tentang keadaan
pribadinya, lingkungan religius dan sosial tempat dia berasal, atau asal usulnya. Tetapi kami
diberitahu bahwa dia berasal dari Gilead, dan ini harus mengingatkan kita bahwa di wilayah
ini di sebelah timur Yordania, yang tidak pernah menjadi tempat peradaban orang Kanaan
sebelumnya, namun merupakan tanah yang dijajah oleh Israel sendiri. Jahwisme akan
mempertahankan ketegasannya terhadap sekte lainnya “TUHAN yang Universal”.
Yang tentunya Elia akan menghadapi jauh lebih banyak dari pada yang terjadi di
sebelah barat sungai, di mana telah tumbuh semakin siap untuk membuka pintunya bagi
pemujaan Baal. Tetapi karena Elia tumbuh dalam apa yang masih merupakan Yahwisme
para leluhur “ajaran”, kita dapat memahami bagiamana kengeriannya pada sinkretisme
yang kemudian berhubungan langsung dengannya “Elia”. Sebab tampak dari luar, hampir
semuanya terhubung dengan kultus itu masih seperti dulu. Altar mengepulkan asap mereka,
doa-doa adat ditawarkan, dan bahasa dan konsep religius yang berbicara kepada pikiran
manusia tentang wahyu Jahweh dan tindakannya hampir tidak mungkin berubah. Tapi
apakah orang masih menyembah Jahweh?
Inilah yang terjadi pada Jahwism dalam seratus lima puluh tahun sejak berakhirnya
masa pemerintahan Daud. Kemudian, sebagai akibat dari kebijakan dan Ahab, seluruh
situasi tiba-tiba memburuk. Terlebih Ratu Izebel sendiri terus mempraktekkan bentuk

87
Charles Conroy M.S.C, 1-2 Samuel and 1-2 Kings, (Michael Glazier Inc: Delawere,1983),199
88
Th. C. Vriezen ,Agama Israel Kuna,218
89
Agnes Maria Layantara, dkk .,Handbook of the Bible,306-307
90
Gerhard von Rad,Theology of the Old Testament(Vol.2),(Louisville: W. John Knox Press,2010),14-32
ibadah Phoenician. di mana dia dibesarkan, tapi juga di Israel, dia bisa mendukung para
nabi "para pejabat pemujaan ini”. Di distrik negara, orang masih menyembah Yahweh - atau
lebih tepatnya, dewa yang masih mereka anggap sebagai jahweh - tapi di istana dan di kelas
atas dalam pemujaan kota “Samaran, Gunung Karmel” diberikan kepada Baal. Akibatnya,
penyembahan Jahweh yang sebenarnya yang masih bertahan di tanah itu sepenuhnya
dilemparkan.
Tepat pada saat itu, ketika bahaya yang dihadapi Jahwism memang serius, datanglah
Elia. Hendak menunjukkan bahwa Elia telah mampu memaksa pihak berwenang untuk
melakukan tindakan terhadap pertanyaan tentang siapa yang menjadi Tuhan di lsrael ini
adalah sesuatu yang dimana Elia bertekad untuk menyelesaikan sekali untuk semua
masalah antara kedua agama tersebut. Inilah situasi yang dihadapi Elia di Carmel,baginya
koeksistensi, atau lebih tepatnya koalesensi, dari dua bentuk ibadah itu tidak dapat ditolerir.
Dengan demikian keseluruhan cerita beralih pada jawaban yang diberikan pada pertanyaan
nabi “Elia menantang nabi-nabi Baal”. Namun, siapa yang menjawabnya? Tentu bukan
orang. Juga bukan Elia. Tetapi Jahweh sendiri yang memberikan jawabannya. Jelas apa
yang narator cerita ingin jelaskan adalah bahwa inilah satu-satunya jalan yang bisa
ditempuh oleh Israel untuk diselamatkan, dan bahwa dia tidak akan pernah dapat
melepaskan dirinya dari pengabaian dan penyembahannya, kecuali jika Jahweh sendiri
melakukannya.
Dari sudut pandangan Elia tentang situasinya, dimana Baalisme mengarah ke ekstrem,
dan hilangnya identitas pribadi, seperti yang ditunjukkan oleh usaha para imam Baal yang
sia-sia untuk melakukan sesuatu yang akan menarik perhatian tuhan mereka. Dibandingkan
dengan hiruk-pikuk ini, ketenangan Elijah memberi kesan benar inersia yaitu Allah Israel
siap untuk memberikan bukti dirinya, dan Israel mengetahuinya! Dia tahu bahwa dia
mencarinya, dan bahwa dia tidak perlu mencarinya atau memohon perhatiannya. Dan aspek
cerita ini berisi sejumlah "pengajaran", ("seperti yang Tuhan Jahweh Israel hidup, yang
melayani saya, tidak akan ada embun atau hujan tahun-tahun ini, kecuali dengan kata-kata
saya''(1 Raja 17: 1) “Pembaharuan/Reformasi”.
Aspek selanjutnya dari cerita yang harus dipertimbangkan adalah bahwa pembantaian
para imam Baal sama sekali bukan tindakan pembalasan atau fanatisme yang membuat Elia
didorong oleh kekuatan gairah. Telah ditunjukkan dengan sangat baik bahwa dia hanya
memberi efek pada undang-undang amfiktif kuno yang sekarang banyak terlupakan, yang
memberlakukan hukuman mati atas segala bentuk kemurtadan dari Jahweh: barangsiapa
yang berkorban kepada allah lain harus dihukum mati (Keluaran 22) Dua ratus tahun
setelah Elia, masih mempertahankan ketentuan tersebut (Ulangan 13: 7-12 (16-II). Bahkan
membayangkan kemungkinan seluruh kota bersama-sama menolak penyembahan Jahweh,
dan untuk ini menentukan hukuman yang paling ekstrem, "larangan", penghancuran total
setiap makhluk hidup. Ini juga memberi penjelasan tentang manifestasi Jahweh, dan
akhirnya juga berakhir dengan pengumuman hukuman.
Selanjutnya, mengenai Elia melakukan perjalanan jauh ke Horeb dianggap ziarah jelas
ingin mencurahkan masalahnya kepada Jahweh di tempat Jahweh sudah menunjukkan
dirinya dengan begitu jelas, dan di mana Moses juga pernah bekerja. Bagi Elia yang paling
menyedihkan adalah keyakinannya bahwa Jahwisme benar-benar hilang di Israel “Nabi-
nabi di bunuh, altar di bakar dsb). Dan Jawaban yang diterimanya dalam teofani “penyataan
Allah/Allah menampakkan diri” adalah Jahweh belum selesai dengan Israel: artinya masih
banyak yang harus dia lakukan dengan mereka. Pertama, dia “Keluarga Ahab, bangsa Israel
“murtad”-mereka” harus menderita malapetaka mengerikan di tangan Hazael Syria dan
Yehu, dan Elia sendiri mengangkat kedua pembalas ini untuk tugas mereka. Yang satu
adalah untuk menghukum bangsa dari luar, yang lain dari dalam. Tapi ini tidak berarti akhir
bagi Israel, karena Yahweh bermaksud untuk "meninggalkan tujuh ribu, semua lutut yang
tidak tunduk kepada Baal, dan setiap mulut yang tidak menciumnya (I Kings 19:18). Kata-
kata ini sekaligus klimaks dari cerita dan kunci maknanya, karena tentu saja, jawaban atas
keluhan Elia bahwa dia adalah satu-satunya pemuja setia Jahweh yang tersisa. Tentu saja
ada hukuman yang mengerikan: namun Israel akan bertahan untuk bertahan sebelum
Jahweh Tentu saja dan di sini sebuah catatan baru dipukul dalam cerita Israel - ini hanya
akan terdiri dari sisa-sisa. Tetapi dicatat bahwa ini dikatakan seolah-olah sudah ada: tidak
ada kondisi pendahulunya (sisa-sisa akan tetap ada jika ada yang ditemukan yang belum
menundukkan lututnya kepada Baal) Tuhan menunjuk orang-orang yang tersisa, dan dia
sudah mengenal orang-orang yang Elia tidak tahu apa-apa. Sisa-sisa yang tersisa terdiri dari
mereka yang tetap setia: namun pelestarian mereka telah diputuskan bahkan sebelum mulai
dari permusuhan yang akan datang. Dari hal ini hendak menyatakan kepada Elia bahwa dia
masih harus melaksanakan tiga komisi yang telah diberikan kepadanya, namun setelah itu
Jahweh tidak membutuhkannya lagi. Namun, dia diijinkan untuk mengetahui bahwa selama
ini Jahweh terus memberkati Israel, karena dari sisa-sisa Israel baru akan muncul. Dalam
kasus lain mereka mengakui bahwa ada sisa yang bertahan, meski menekankan bahwa itu
tidak lebih dari sekedar sisa. Israel juga menggunakan istilah ini dalam pengertian sipil ini,
misalnya, sisa-sisa Edom (Am 9, 12), "sisa sisa Refaim (Yosua 13:12)," sisa kerajaan Sihon
"(Josh 13:27) "pelepasan orang Amori" (II Samuel 21:2), "sisa-sisa Asdod" (Yer 25:20) dll.
Secara umum, nasib orang-orang yang tertinggal adalah orang-orang yang malang. Jika
berhasil melarikan diri dari penyebaran, atau penggusuran, atau kematian karena kelaparan,
masih dikutuk untuk melengkapi ketidakberadaan politik. Kadang kala tentu saja, sisa-sisa
menjadi inti kelahiran kembali orang. Sisa-sisa yang tersisa dapat menjadi lencana harapan
bangsa yang dilanda, dan oleh karena itu, selalu diawasi dengan hati-hati untuk
melestarikan sisa-sisa di bumi, dan untuk membuat Anda tetap hidup sebagai sisa-sisa yang
besar.
Gambaran tentang Elia dibulatkan/dilengkapi oleh kisah Nabot, pertama dari poin yang
dipermasalahkan adalah validitas tanpa syarat hukum Allah, sebelumnya yang semua orang
sama, dan yang bahkan seorang raja tunduk. Insiden tersebut menggambarkan kontras
antara dua konsep hukum yang berbeda. Interpretasi hak dan keistimewaan yang jauh lebih
sewenang-wenang dari raja yang menjadi ciri khas negara-negara kota Kanaan sangat
berbeda dengan konsep yang ada di Israel. Yang terakhir, dalam arti tertentu, demokratis,
dan tentu saja membuat tuntutan yang jauh lebih ketat: tanpa rasa hormat dari orang, hak
dan properti seorang pria, dan khususnya hidupnya, dianggap sebagai pelindung ilahi.
Cerita kedua menunjukkan konflik dengan cara yang sama meskipun di bidang yang
berbeda, bidang pengobatan sakral. Raja Ahazia telah jatuh dari jendela. Dan memiliki jalan
lain untuk mendapatkan makhluk ilahi untuk kesembuhannya, melihat hal ini Elia sekaligus
bereaksi, dan di dalam pribadinya menampilkan intoleransi absolut dari tuhan lain yang
mencirikan Yahwisme. Sebagai hukum sehingga dengan penyembuhan itu hanya milik
Jahweh saja: dan jalannya Ahazia di ekstremitasnya kepada tuhan asing dan bukan kepada
Jahweh sama saja dengan ketidakpercayaannya terhadap dia dan murtad darinya, dan dosa
terhadap perintah pertama.
Cerita-cerita menganggap dia lebih sebagai bagian dari sebuah peristiwa besar, yaitu
saksi yang luar biasa yang ditanggung oleh Jahweh untuk dirinya sendiri setelah masa
sinkretisme dan kemurtadan. Dalam hal ini, tentu saja, Elia memainkan peran penting,
namun tidak sedemikian rupa sehingga memungkinkan dia dianggap sebagai subjek utama
ceritanya. Dalam pandangan penulis, dia adalah bukan karena kekuatan atau kualitas yang
luar biasa yang membuatnya menonjol, tapi karena dia digunakan oleh Jahweh pada saat
yang penting sebagai sosok dalam pengaruh kekuatan politik dan agama. Cerita-cerita
menganggap dia lebih sebagai bagian dari sebuah peristiwa besar, yaitu saksi yang luar
biasa yang ditanggung oleh Jahweh untuk dirinya sendiri setelah masa sinkretisme dan
kemurtadan. Dalam hal ini, tentu saja, Elia memainkan peran penting, namun tidak
sedemikian rupa sehingga memungkinkan dia dianggap sebagai subjek utama ceritanya.
Dalam pandangan penulis, dia adalah bukan karena kekuatan atau kualitas yang luar
biasa yang membuatnya menonjol, tapi karena dia digunakan oleh Jahweh pada saat yang
penting sebagai sosok dalam pengaruh kekuatan politik dan agama.
Sekali lagi, dunia di mana Elia hidup penuh sesak - mujizat, namun dia sendiri tidak
pernah bekerja satu pun, sangat berbeda dengan Elisa, yang dengan cerdik dipuji sebagai
pekerja mukjizat. Tapi apakah Elia tidak unik dalam semangatnya untuk Jahweh? Tentu
saja, tapi semangat ini tidak mungkin dikemukakan sebagai kualitas dimana cerita
menyanyikan puji-pujiannya. Apakah tidak penting bahwa satu kesempatan di mana dia
berbicara tentang semangatnya bukan setelah drama di Carmel, tapi pada saat dia melihat
dirinya di akhir segalanya, dan menyadari itu. Faktanya adalah bahwa subjek cerita Elia
pada dasarnya bukanlah nabi itu sendiri, tapi Jahweh. Dia yang membawa segalanya untuk
dilewati, dan dia, dan dia sendiri, memberikan jawaban atas pertanyaan penting yang
menjadi Tuhan di Israel. Karena cerita Elia berpusat pada tindakan Jahweh dan bukan
ucapan nabi maka tema sentral dari semuanya adalah antagonisme yang tidak dapat
didamaikan antara Jahweh dan Baal yang tiba-tiba berkobar kembali setelah keduanya tiba-
tiba muncul, dan merobek jurang yang dalam di tengah Israel.
Elia seorang juara,pada saat yang sama ia juga mengatakan sesuatu tentang hubungan
ini. antara Jahweh dan Israel yang jauh melampaui keseluruhan pengalaman bangsa dengan
Jahweh sampai saat ini - Jahweh diputuskan untuk tidak mentolerir kemurtadan umat-Nya,
namun akan bangkit melawan mereka. Tiga orang, Hazael dari Syria, Yehu, yang akan
merebut takhta di Israel, dan nabi Elisa telah ditugaskan untuk melakukan penghakiman-
Nya dan menghancurkan Israel. Mereka tidak sepenuhnya membasmi dia dari halaman
sejarah, tapi hanya sisa yang tersisa bagi Jahweh untuk bertindak di masa depan. Tujuh
ribu, tentu saja, dianggap sebagai bilangan bulat dibandingkan dengan Israel secara
keseluruhan adalah minoritas yang sangat kecil. Bahkan sebelum zaman Elia, orang
beriman percaya bahwa dalam keadaan tertentu Jahweh dapat menghukum umatnya dan
juga membantu mereka.

b. Nabi Elisa
Cerita tentang Elisa awalnya ini terbuka dari kisah Elia dan kepergiannya dan karisma
di wariskan “penyerahan/perpindahan Jubah” kepada Elisa, dan ditutup dengan mukjizat
yang ditimbulkan oleh mayat nabi “Elisa” di dalam kuburannya (2 Kings 13. 20-21.).
Pertanyaan pertama yang kita temui adalah Apa yang mejadi pusat “pelayanan” Elisa?
Untuk tugas apa dia disebut sebagai nabi? Sumbernya tidak diragukan lagi jawabannya: dia
adalah seorang pekerja mukjizat. Dia membuat pelampung besi “mata kapak mengapung”,
membuat sumber air bersih yang sehat, menyerang tentara musuh dengan kebutaan,
menyembuhkan seorang penderita kusta, bahkan menghidupkan kembali orang mati, dan
seterusnya. Tetapi "orang" dalam konteks ini tidak membawa makna penuh yang sama
seperti dalam pidato modern kita. Sesi kharisma Elisa yang memberinya kekuatan untuk
melakukan mukjizat adalah subjek cerita yang sesungguhnya “YHWH”.
Lebih dari satu bagian memberikan bukti yang jelas tentang aspek lain dari karyanya –
pada bidang politik; dan ini mungkin merupakan titik fokus sebenarnya dari keseluruhan
hidupnya. Meskipun gerombolan nabi ini berpaling dari struktur masyarakat yang tertata
rapi, ini tidak berarti bahwa mereka tidak lagi memperhatikan urusan publik Israel dan
mengabdikan diri sepenuhnya untuk perenungan pribadi. Yang sebaliknya lebih suka
terjadi. Di timur, kelompok seperti ini selalu menunjukkan kepedulian yang sangat serius
terhadap masalah masyarakat pada umumnya, dan dari waktu ke waktu, inisiatif mereka
memiliki konsekuensi luas. Cerita yang menceritakan tentang perebutan kekuasaan Hazael
atas singgasana memuji Elisa yang memiliki pengaruh di kota yang jauh seperti Damaskus
(2 Raja-raja 8:7-15). Nabi seperti Elisa menunjuk raja atau revolusi yang menetas, mereka
melihat diri mereka sebagai instrumen langsung dari Tuhan yang membimbing sejarah.
Seperti yang muncul dalam Perjanjian Lama, Elisa dan Elia, dan juga tokoh kunci
Jahwisme lainnya, tidak hanya mengabdikan diri pada apa yang kita anggap sebagai dunia
agama dan iman, pengajaran, dan penyembahan-roh bahkan tidak dalam peran mereka
sebagai pembaru: mereka adalah pelayan Israel, dan kehidupan lsrael tidak hanya memiliki
aspek religius. Dia memiliki kehidupan politik juga. Dia adalah entitas sejarah, hidup tidak
hanya di alam roh tapi juga di dunia politik: bahaya yang dia hadapi sama hebatnya dengan
keduanya, dan setiap dia membutuhkan bimbingan dan perlindungan. Sekarang Elisa
menganggap dirinya sendiri, dan dianggap oleh orang lain, tepatnya sebagai alat yang
dipilih untuk pertahanan dan pelestarian Israel - dan oleh "Israel" dimaksudkan Israel yang
sejati, Israel yang menjadi miliknya sendiri, maka Tuhan memberikan hak untuk eksis.
Legenda tersebut menunjukkan bahwa abdi Allah pada kenyataannya kadang-kadang
terlibat dalam usaha perang yang karakter sakralnya masih dapat dilihat, dan di mana dia
melakukan intervensi untuk memberi nasihat, dan menggunakan pengetahuan
supranaturalnya untuk menyelamatkan umat-Nya (2Raja-raja 6:8-23). Namun, pada saat
yang sama, deskripsi tentang nabi ini sebagai pertahanan sejati Israel adalah sebuah slogan
yang sangat terang-terangan, yang sebenarnya adalah sebuah program keagamaan.
Sebaliknya, ketika Naaman, ditemani oleh sejumlah besar pembantu, pergi ke pintu Elisa,
ada benturan yang berlawanan dengan sudut pandang yang berlawanan. Elisa tidak
berusaha untuk tampil secara langsung,sang nabi benar-benar memisahkan diri secara fisik
dari penyembuhan, dan dengan perintahnya untuk mencuci di Yordania disebut bukan untuk
ketaatan. Anehnya, meski penyembuhannya memang terjadi, itu bukan titik fokus
ceritanya.Setelah mencuci di sungai Yordan, Naaman kembali ke Elisa, dan ketika dia tidak
berhasil menekan hadiahnya kepada nabi tersebut, dia membuat dua permintaan dari orang
yang tampaknya tak terhindarkan ini. Yang pertama adalah bahwa dia mungkin akan
membawa dua kelopak tanah kembali ke Damaskus untuk memungkinkannya berdoa
kepada Jahweh di sana. Permintaan tersebut memiliki lebih dari sekali komentator yang
dipimpin untuk mengungkapkan pendapat yang buruk tentang kepercayaan Naaman. Tapi
mereka salah, dan kesalahan mereka adalah karena asumsi filosofis mereka yang diam-
diam bahwa, seperti diri kita sendiri, lsrael membuat pembagian dunia yang jelas ke bidang
material dan spiritual. Diakui, bahkan orang Israel yang membaca ceritanya pasti merasa
ada sesuatu yang aneh dalam permintaan beban bumi, tapi dia sama sekali tidak terkalahkan
karena ketidakmampuan Naaman untuk naik ke tingkat spiritual. Hal yan paling
menyentuh adalah di mana seorang pria yang pernah bertemu dengan Tuhan Israel di sini
mengungkapkan keinginannya untuk bisa terus menyembahnya di tanah kafir. Memang,
karena dia percaya bahwa tanah yang diberikan Jahweh adalah anugerah pemberian hadiah
yang menyelamatkan, dia akan merasa bahwa, dalam situasi sulit dimana Naaman
ditempatkan, yang terakhir dengan sempurna berusaha untuk memberikan kepercayaannya
kepada apa yang mungkin disebut sebuah titik keterikatan sakramental, bahkan jika dia
melakukan cara yang tidak biasa untuk melakukan hal ini, (muatan bumi yang sama ini
memiliki kontribusinya dalam diskusi teologis antara semangat Yunani dan iman Alkitab,
sebuah pokok bahasan yang perlu dan berulang dari diskusi untuk pemikiran modern.)
Permintaan kedua Naaman sekarang bahwa dia adalah pemuja Jahweh juga
menimbulkan kesulitan, karena penting bagi Israel dari Perintah Pertama, dan jawaban
Elisa, yang ditunggu-tunggu oleh Naaman, singkat dan terkendali secara ekstrem, namun
ini terinspirasi oleh wawasan pastoral yang mendalam. "Pergilah dengan damai."
Mengatakan bahwa nabi mengelak dari masalah ini, atau bahwa dia sebenarnya diberi
sanksi kelalaian, adalah untuk menyalahartikan maknanya. Sebaliknya, yang utama di
dalamnya adalah bahwa tidak ada hukum apapun yang dikenakan pada Naaman. Betapa
mudahnya untuk memberinya perisai perintah Sebaliknya, Elisa mengirimnya kembali ke
lingkungan kafirnya, dan menempatkan dia dan imannya di bawah bimbingan Jahweh, yang
dalam pelayanannya dia telah berjanji untuk terus berlanjut. Penerimaan awal nabi dari
Suriah sangat keras, namun pemecatannya atas dia ditandai dengan kemurahan hati Cerita
ini patut mendapat perhatian karena cara menyentuh gagasan yang mengatasi penyembuhan
Naaman dan sebenarnya benar-benar melampaui apa yang diriwayatkan. Orang asing pagan
keluar dari cerita dengan sangat baik, ia mengakhiri sebuah cerita yang menyedihkan,
bagaimana salah satu rekan terdekat Elisa menemukan apa yang diinginkan. Di sini juga,
saat ia meninggalkan tempat kejadian, Naaman kembali berpakaian dengan cahaya terbaik
bila dibandingkan dengan Gehazi yang jengkel dan serakah.

III.Refleksi Teologis
Bagi saya secara khususnya hal yang paling menarik adalah kisah dari 2 Raja-raja 2:1-12
tetang kenaikan Elia ke Sorga. Kisah Elia dan Elisa dalam perikop ini berbicara tentang
bimbingan dan transisi kepemimpinan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Proses
transisi, suksesi dan kelangsungan tugas kenabian sangat menentukan sukses tidaknya sebuah
pelayanan. Dari sini kita belajar bahwa sebaiknya hubungan senior dengan junior adalah
hubungan yang saling membangun, bukan hubungan yang saling bersaing dan sikut-
menyikut. Terlebih dalam hal suksesi kepemimpinan (periodeisasi) di tengah-tengah jemaat
maupun organisasi lainnya. Kita juga belajar dari Elisa tentang bagaimana ia belajar dan
mengikuti orang yang lebih berpengetahuan dan lebih bijaksana. Permintaan Elisa untuk "dua
bagian roh" adalah tentang warisan rohani “Warisan Roh Allah” yaitu semangat pelayanan,
Kesetian, dan beritergritas bukan kekayaan materi ataupun kekuasaan semata. Dan
Percayalah, jika Allah memanggil kita untuk suatu tugas pelayanan, Allah akan memberikan
semangat dan kasih karunia kepada kita untuk melakukannya. Ingatkan diri Anda bahwa
semua pelayanan yang Anda lakukan bisa menjadi persembahan yang harum bagi Allah

IV. Kesimpulan
Melalui kisah ini, semakin menyatakan kapada kita bahwa Allah bertindak di medan
sejarah, hal ini membuktikan bahwa Dia-lah yang menciptakan langit dan Bumi. Dari kisah
ini juga ada satu kenyataan Alkitabiah yang tetap teguh : bahwa Satulah juga TUHAN, Allah
nya orang Israel, jadi satulah maksud-Nya di dalam sejarah zaman kerajaan itu. Hukuman
Allah selalu diarahkan kepada pertobatan, dan hukuman-Nya itu hendak menyelamatkan
yaitu melepaskan. Allah dan umatNya dipersatukan dalam ikatan perjanjian, demikianlah
hidup dengan segala persoalan, tidak terlepas dari Allah serta kesetiannya yang dimana dapat
dilihat dalam sejarah kerajaan Israel, melalui orang-orang pilihannya terkhsusunya para
“Nabi” sebagai JUBIR dari Allah, yang memiliki peranan secara dominan sebagai perantara
Allah dalam penyataan-Nya di tengah-tengah umat dan dunia. Inilah kebenaran pokok dalam
Theologia Isarel yang sepanjang perjalanan sejarahnya tetap tidak berubah. Dan dari kisah
Elia membuktikan kebenaran bahwa Tuhan senantiasa mempunyai utusan untuk setiap
tantangan zaman. Elisa telah memakai jubah Elia dan mendapat dua bagian dari Roh Elia.
Namun, tabiatnya berbeda sekali dari tabiat Elia. Hal ini sangat penting kita ingat dan di
pedomi bahwa secara nyata Allah berkenan mengungkapkan diri-Nya dengan cara yang
berbeda-beda terhadap orang yang dipilih-Nya. Dan Allah juga tidak mempunyai hamba-
hamba yang seragam; sebab hamba-hambanya memiliki kepribadian masing-masing yang
dimana juga masing-masing tampil apa adanya “berserah” dan disinilah letak ciri khas
pelayanan yang dipenuhi oleh Roh. Dan melalui kisah dalam hidup Nabi Elia dan Elisa itu
kita melihat satu perkara, yakni : “Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat
besar kuasanya” (2 Raj.5).
V. Daftar Pustaka
Sumber Buku :
…,Tafsiran ALkitab Masa Kini 1:Kejadian-Ester,Jakarta:Yayasan Komunikasi Bina Kasih,1976
Baker,David L., Mari Mengenal Perjanjian Lama,Jakarta: BPK-GM,1988
Bakker,F.L.,Sejarah Kerajaan Allah 1 Perjanjian Lama,Jakarta:BPK-GM,2007
Barth,C.,Theologia Perjanjian Lama 2,Jakarta: BPK-GM,1989
Baxter,J. Sidlow,Menggali Isi Alkitab,Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih,2001
Boschma,H., Ringkasan Pengajaran Alkitab,Jakarta:BPK-GM,2006
Boyd,Frank M., Kitab Nabi-nabi Kecil,Malang: Gandum Mas,1981
Conroy,Charles,M.S.C, 1-2 Samuel and 1-2 Kings,Michael Glazier Inc: Delawere,1983
Dainton,M.B., Elia sang Reformator,Jakarta: Yayasan Bina Kasih,2000
Hadiwiyata,A.S.,Tafsir Alkitab Perjanjian Lama,Yogyakarta:KANISIUS,2002
Hamon,Bill,Prophets and Personal Prophecy : God’s Prophetic Voice Today,U.S.A: Destiny Image,2010
Hinson,David F., Sejarah Israel pada Zaman Alkitab,Jakarta:BPK-GM,2015
Klapwijk,Jasper, Kabar baik Perjanjian Lama,Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih,2015
Lasor,W.S, dkk.,Pengantar Perjanjian Lama 1,Jakarta:BPK-GM,2012
Layantara,Agnes Maria, dkk.,Handbook to the Bible,Bandung:Kalam Hidup,2015
Liverani.Mario,Israel’s History and The History of Israel,UK: Equinox Publishing,2005
Ludji,Barnabas,Pemahaman Dasar Perjanjian Lama II, Bandung: Bina Media Informasi,2009
Mowvley,Harry, Penenuntun ke dalam Nubuat Perjanjian Lama,Jakarta: BPK-GM,2001
Nainggolan, G.M.A,Endang Wilandri, Corak Watak Manusia dalam Alkitab, Jakarta:Yayasan Komunikasi
Bina Kasih, 2012
Nelson,Richard, First and Second Kings, John Knox Press, Atlanta, 1987
Perdue.G.,Hebrew Bible,U.K : Blackwell Publishers,2001
Pr,Darmawijaya, Tindak Kenabian,Yogyakarta: KANISIUS,1991
Pr,V.Indra Sanjaya,Kursus Kitab-Kitab Sejarah,Diktat Mata Kuliah Kitab Sejarah, Yogyakarta, 2008
Rad,Gerhard von,Theology of the Old Testament(Vol.2),Louisville: W. John Knox Press,2010
S,Lukas Adi., Smart Book of Christianity: Old Testament,Yogyakarta: ANDI,2015
Simamora,S. Tano, Bibel Warisan Iman,Sejarah dan Budaya,Jakarta: Obor,2014
Sparks,T.Austin, Prophetic Ministry,U.S.A:Destiny Image Publishers, 2000
VanGemeren,Willem A., Interpreting the Prophetic Word, Michigan:Zondervan,1990
Vriezen,Th. C.,Agama Israel Kuno,Jakarta:BPK-GM,1983
Wahono,S.Wismoady, Di Sini Kutemukan,Jakarta: BPK-GM, 2002
Wood,Leon J., Elijah Prophet of God,Eugene: Wipf and Stuck,2009
Wood,Leon J.,The Prophets of Israel,Michigan:Baker Academic,1998
Sumber Kamus/Esiklopedia/Artikel dsb :
Douglas,J.D,Ensiklopedia Alkitab Masa Kini 1,Jakarta:Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF,t.t
Napel,Henk ten, Kamus Teologi,Jakarta:BPK-GM,1999
O’Colins,Gerald & Edward G. Farrugin, Kamus Teologia,Yogyakarta:KANISIUS,1995
Rahner,Karl (ed), Encyclopedia of Theology the Concise Sacramentum Mudi,New York: Burns &
Oates,1975
Weck,G. Johannes Botter, The Dictionary of Old Testament Volume IX,Michigan: Grand Rapids, 2003

You might also like