You are on page 1of 8

AKHLAK DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Dalam Mata Kuliah Akhlak
Tasawuf Pada Fakultas Syariah Dan Hukum Islam Program Studi Hukum
Keluarga Islam (HKI) Kelompok Tiga (III) Semester Dua (II) Institut Agama
Islam Negri (IAIN) Bone

Disusun Oleh:

KELOMPOK III

RISNA ANANDA

742302022063

FACHRYEL DYDA SETIAWAN

742302019197

MOCH AZIZ ROZAQI

742302022075
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah SWT. Yang telah memberikan kita
kesehatan,kesempatan,dan kekuatan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
malakah ini dengan judul “akhlak dalam kehidupan berbangsa.”shalawat dan salam tak lupa
pula kita hantarkan kepada Nabi sekaligus rasul yang diutus oleh allah Swt.membawa risalah
kepada seluruh umat manusia.

Makalah ini dibuat selain sebagai pemenuhan tugas, makalah ini juga dimaksud agar
bermanfaat bagi yang membaca maupun penulis, sehingga dapat memahami tentang akhlak
yang di larang dalam bermasyarakat.

Selanjutnya, dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih sedalam
dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini, terutama
pada dosen mata kuliah Akhlak dan Tasawuf yang dalam hal ini dipimpin oleh yang
terhormat bapak, Muhammad Basir S.HI M.H yang memberikan tugas ini kepada kami.

Akhirnya, penulis menyadari sepenuhnya dalam penyajian makalah ini tentu masih banyak
kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu ,kritik dan saran akan dapat menyempurnakan
makalah ini untuk masa mendatang.

Watampone, 12 april 2023

Penulis

A. AKHLAK BERBANGSA
Sebuah negara akan tegak jika para ulama dan umara bersatu nadu membangun bangsa. Umara
menjalankan keadilan yang merata, sementara ulama memberikan penjelasan dan pemahaman kepada
pemimpin dan rakyatnya tentang halal dan haram, baik dan buruk, mana yang boleh dilakukan dan
mana yang haram dilakukan. Ulama harus berani mengkritik penguasa jika mereka menyimpang.
Penguasa yang baik dengan rela hati menerima setiap kritikan dan masukan baik dari ulama ataupun
dari rakyatnya.

Akhlak bukan hanya diperlukan untuk bermuamalah atau Derinteraksi antara dua orang saja
dalam suatu lingkungan perlukan bagaimana akhlak itu digunakan. Akhlak bernegara merupakan
hubungan antara rakyat dengan pemimpin, hubungan tentu, akan tetapi dalam bernegara dan
berbangsa juga dengan pejabat dan pegawai negara, dan juga bagaimana berhubungan dengan rakyat
banyak. Atau, bagaimana persepsi pegawai negara terhadap masyarakat umum yang selalu
berhubungan dengan negara ini merupakan sebuah tugas besar bagaimana akhlak yang harus
digunakan antara kedua belah pihak tersebut.

Pegawai negara adalah khadam rakyat, tugas serta kewaiiha sehari-hari adalah menunggu
kedatangan rakyat untuk dilavan Bukan sebaliknya menyuruh rakyat melayani pegawai negara
Sebenarnya kalau seorang pegawai negara berbuat baik kepada setiap anak bangsa yang datang ke
kantor-kantor pemerintah untuk keperluannya, maka janganlah dipersulit karena tugas mereka adalah
sebagai khadam rakyat. Inilah akhlak yang harus wujud dalam setiap jiwa pegawai negara ketika
melayani anak bangsa ini. Demikian pula setiap orang yang telah dipilih oleh rakyat atau majelis
syura untuk menjadi wakil rakyat atau menjadi pemimpin bangsa, maka setiap janji yang pernah
diucapkan harus dipenuhi, setiap utang harus dilunaskan, dan setiap aspirasi harus ditampung serta
setiap konflik harus diselesaikan. Inilah adab dalam bernegara.

Hubungan antar suku dan antar agama, dan antar daerah bagaimana disikapi dan dijalankan
dengan penuh kearifan dan penuh keadilan terutama oleh para pemimpin bangsa. Dalam pandangan
Islam negara adalah sebagai sebuah bagian dari skema Tuhan yang memiliki tujuan Ilahiah, yaitu
memerintah yang makruf dan mencegah yang mungkar. Inilah intinya akhlak bernegara dan
berbangsa.

Asas musyawarah dijadikan pegangan dalam setiap kepentingan khusus dan kepentingan umum,
masyarakat, politik, dan kenegaraan. Pemimpin harus menjalankan syariat, dan dengan syariat inilah
manusia dapat melindungi hak dan kewajiban individu dan kelompok, serta kemaslahatan umat secara
menyeluruh. Hubungan antara sesama Islam diikat dengan akidah ibadah, kehidupan, keutamaan dan
akhlak mulia. Semua aktivitas masyarakat dibangun dalam sebuah tujuan, baik dalam kontek
informasi, politik, sosial ataupun dalam bidang pendidikan dan pengajaran semuanya berdiri atas
landasan yang kuat yaitu hukum islam dalam pandangan yang adil dan seimbang terhadap semua
orang tampah membedakan warna kulit.

B. Akhlak Bermasyarakat

Akhlak kepada masarakat adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang dilakukan secara
spontan tanpa pertimbangan terlebih dahulu dalam lingkungan atau kehidupaan. Kita harus
memperhatikan saudara dan tetangga kita. Tetangga selalu ada ketika kita membutuhkan bantuan.
Seperti yang diriwayatkan dari Anas ra bahwa Rasulullah saw., bersabda:

Artinya “Tidaklah beriman seoarang dari kalian hingga ia menyukai saudaranya sebagaimana ia
menyukai dirinya sendiri.”(H.R. Bukhari)
Kehidupan di masyarakat pasti akan menjumpai kegiatan silaturahim. Orang berakhlak baik
biasanya senang dengan bertamu atau silaturahim, karena ini dapat menguatkan hubungan sesama
muslim. Beberapa kegiatan dalam masyarakat, yaitu:

1. Bertamu dan Menerima Tamu Dalam kehidupan bermasyarakat, kita tidak akan pernah terlepas dari
kegiatan bertamu dan menerima tamu. Adakalanya kita yang datang mengunjungi sanak saudara,
teman-teman atau para kenalan, dan lain waktu kita yang dikunjungi. Supaya kegiatan kunjung-
mengunjungi tersebut tetap berdampak positif bagi kedua belah pihak. Islam memberikan tuntunan
bagaimana sebaiknya kegiatan bertamu dan menerima tamu tersebut dilakukan.

a. Bertamu

Sebelum memasuki rumah seseorang, hendaklah yang bertamu terlebih dahulu meminta izin dan
mengucapkan salam kepada penghuni rumah. Meminta izin kepada pemilik rumah dilakukan
maksimal tiga kali itu memiliki sebab, di antaranya:

I. Ketukan pertama sebagai isyarat kepada pemilik rumah bahwa telah kedatangan tamu.

II. ketukan kedua memberikan waktu untuk membereskan barang-barang yang mungkin berantakan
dan menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan.

III. Ketukan ketiga biasanya pemilik rumah sudah siap membukakan pintu. saja pada waktu ketukan
situasi Akan tetapi, bisa kedua pemilik rumah sudah membukakan pintu. Namun bila pada
ketukan ketiga tetap tidak dibukakan pintu, kemungkinan pemilik rumah tidak bersedia
menerima tamu atau sedang tidak berada di rumah.

Apa Etika dalam bertamu yaitu sebagai berikut:

1) Dilarang untuk mengintip di Jendela.

2) Sopan saat bertamu.

3) Pilihlah waktu yang tepat dan jangan terlalu lama.

4) Tidak merepotkan.

Muhammad Hasbi | 9 1Ali al-Shabuni, Rawai‟u al-Bayan, Tafsir Ayat al-Ahkam min Al-
Quran, (Jilid II; Damaskus: Maktabah al-Ghazali, 1977), h.133-134.

b. Menerima tamu
Menerima dan memulikan tamu tanpa membeda-bedakan status sosial mereka adalah salah satu
sifat terpuji yang sangat dianjurkan dalam Islam. Bahkan Rasulullah saw., mengaitkan sifat
memuliakan tamu itu dengan keimanan terhadap Allah dan Hari Akhir.

2. Hubungan Baik dengan Tetangga

Memuliakan dan berbuat baik kepada tetangga adalah perkara yang sangat ditentukan dalam syariat
Islam, hal ini juga telah diperintahkan Allah dalam Firman-Nya (QS. alNisa: 36).

“ Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga
yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.”

Sebagai seorang muslim yang baik, maka hendaklah kita senantiasa memperlakukan tetangga
dengan senantiasa memperhatikan dan memuliakan haknya. Hak seorang tetangga ini dapat
diklasifikasikan menjadi 4, yaitu :

a. Berbuat baik (ihsan) kepada tetangga. Di antara ihsan kepada tetangga adalah ta’ziah ketika mereka
mendapatkan musibah, mengucapkan salam ketika mendapatkan kebahagiaan, menjenguknya ketika
sakit, dan bermuka manis ketika bertemu dengannya serta membantu membimbing kepada hal-hal
yang bermanfaat dunia akhirat. Berbuat baik kepada tetangga di antaranya adalah:

I. Menjaga dan memelihara tetangga. Termasuk kesempurnaan iman. Orang Jahiliyah dahulu
sangat menjaga hal ini melaksanakan was iat berbuat baik ini dengan memberikan
beraneka ragam sesuai kemampuan, seperti salam, bermuka manis ketika bertemu, menahan
sebab-sebab yang mengganggu mereka dengan segala macamnya, baik jasmani dan rohani.

II. Tidak mengganggu tetangga. Telah dijelaskan di atas kedudukan tetangga yang tinggi dan hak-
haknya yang terjaga di dalam Islam.

III. Berhubungan Baik dengan Masyarakat

Selain dengan tamu dan tetangga, seorang muslim harus dapat berhubungan baik dengan
masyarakat yang lebih luas, baik di lingkungan pendidikan, kerja, sosial, dan lingkungan lainnya.
Baik dengan orang-orang yang seagama, maupun dengan pemeluk agama lainnya. 2 Untuk
menciptakan hubungan baik sesama muslim dalam masyarakat, setiap orang harus mengetahui
hak dan kewajibannya masing-masing sebagai anggota masyarakat. menyebutkan ada lima
kewajiban seorang muslim atas muslim lainnya. Rusulullah saw., bersabda:

‫ ا‬Artinya: “Kewajiban seorang muslim atas muslim lainnya ada lima: Menjawab salam, mengunjungi
orang sakit, mengiringkan jenazah, memenuhi undanagn, dan menjawab orang bersin.”
(HR.Khamzah).

tentang pentingya hubungan baik dengan masyakat, maka perlu diuraikan satu persatu, sebagai
berikut:

a) Menjawab salam Mengucapkan dan menjawab salam hukumnya berbeda. Mengucapkan salam
hukumnya sunnah, menjawab salam hukumnya wajib.
b) bengunjungi orang sakit segala Menurut Rasulullah saw., orang-orang yang beriman itu ibarat
satu batang tubuh, apabila salah satu anggota tubuh sakit, yang lain ikut prihatin. Salah satu cara
menerapkan hadis di tersebut adalah dengan meluangkan waktu mengunjungi saudara seagama
yang sakit. Mengunjungan teman dan saudara yang sakit adalah obat yang mujarab bagi si sakit.

c) Mengiringkan jenazah Apabila seseorang meninggal dunia, masyarakat secara kifayah wajib
memandikan, mengapani, menshalatkan dan menguburkannya.Mengantarkan jenazah sampai ke
kuburan dapat mengurang duka ahli waris yang ditinggalkan.

d) Menghadiri undangan sebab itu bersiap-siaplah Undang mengundang sudah menjadi tradisi
dalam pergaulan masyarakat. Yang mengundang akan kecewa bila undangannya tidak dihadiri,
dan akan lebih kecewa lagi bila yang berhalangan hadir tidak memberi kabar apa-apa. Oleh sebab
itu, seorang muslim sangat dianjurkan memenuhi berbagai undangan yang diterimanya.

e) Menyahuti orang bersin Orang yang bersin disunatkan untuk membaca Alhamdulillah,
bersyukur kepada Allah, karena biasanya bersin pertanda badan ringan dari penyakit. Bagi yang
mendengar (orangbersin mengucapkan alhamdulillah), diwajibkan dengan yarhamukallah
(mendoakan menyahutinya semoga Allah mengasihinya).

C. Toleransi Beragama

Allah Swt. dalam surat Al-Kafirun jelas berfirman dan diberikan kebebasan untuk memilih agama
dan dilarang mencad atau merendahkan agama seseorang. Bagi kamu agamamu, dan bagiku
agamaku. Demikian bebasnya dalam memilih agama di dunia ini dan terserah bagaimana
penyelesaian akhir di akhirat nanti. Di sini peran pemimpin diperlukan agar setiap umat beragama
tidak saling menghasut dan menciptakan konflik antaragama. Undang-Undang Dasar 1945 juga
menjamin setiap orang Indonesia bebas untuk memilih dan menjalankan peraturan agamanya sesuai
dengan keyakinannya. Namun, yang dilaran adalah anti Tuhan atau anti agama serta komunis. Atheis
(paham yang tidak mengakui Tuhan).

Kemudian baginda Rasul Saw. juga telah menunjukkan keadilannya dalam memerintah di Madinah,
membolehkan kaum Yahudi, Nasrani hidup berdampingan di bawah panji Islam. Mereka bebas
beragama dan tidak mengkhianati kaum muslimin dan mencampuri urusan Islam serta tidak
menghancurkan ekonomi umat Islam. Jika mereka tidak mengancam eksistensi Islam maka silakan
hidup di tengah-tengah umat Islam dan di bawah pemerintah Islam.

Pada masa kekhalifahan Islam pun telah terjadi toleransi yang luas terhadap non-Muslim. Sejak masa
Khalifah Bani Umayyah ga masa Khalifah Abbasiyah, tenaga non-Muslim yang nemiliki hingga
masa Khalifah telah digunakan untuk mendidik umat Islam dalam memahami berbagai bidang ilmu.
Mereka non-Muslim telah ditempatkan pada kedudukan yang sebaik-baiknya di bawah lindungan
khalifah Islam.

Sedangkan di zaman moderan ini, negara-negara yang mengklaim dirinya sebagai pejuang
demokrasi, polisi dunia, pejuang hak asasi manusia, malah merekalah pembunuh berdarah dingin
yang sesungguhnya. Mereka mengedepankan HAM bila yang mati itu non-muslim, mereka menuduh
teroris terkhusus pada umat islam. Sedangkan agama lainya bebas dari julukan teroris. Sebenarnya
inilah politik dunia sekarang di bawah kekuasaan zonis yahudi yang berpusat di amerika serikat.
C. Ukhuwah Islamiyah

Ukhuwah Islamiyah adalah sebuah istilah yang menunjukkan persaudaraan antara sesama muslim di
seluruh dunia tanpa melihat perbedaan warna kulit, bahasa, suku, bangsa dan kewarganegaraan. Yang
mengikat persaudaraan itu adalah kesamaan keyakinan atau iman kepada Allah dan Rasul-Nya.
Mereka sama-sama bersaksi tiada Tuhan melainkan Allah swt., dan Muhammad itu adalah nabi dan
utusan-Nya. Ikatan keimanan ini jauh lebih kokoh dan abadi dibandingkan dengan ikatan-ikatan
primordial lainnya, bahkan jauh lebih kuat dibandingkan dengan ikatan darah sekalipun.

Supaya Supaya ukhuwah islamiyah dapat tegak dengan kokoh diperlukan empat tiang
penyangga, di antaranya:

I. Ta’aruf

Upaya untuk saling mengenal dan mengetahui keadaan secara jelas, baik yang menyangkut
kepribadian maupun keadaan keluarga.

II. Tafaahum

Upaya untuk saling memahami dan mengetahui secara mendalam keadaan secara jelas, baik yang
menyangkut kepribadian maupun keadaan keluarga.

III. Ta’awun Saling tolong-menolong. Yang kuat menolong yang lemah, yang mempunyai kelebihan
menolong yang kekurangan.

IV. Taka‟ful Saling memberikan jaminan, sehingga menimbulkan rasa aman. Tidak ada rasa
kekhawairan dan kecemasan menghadapi hidup ini karena ada jaminan dari sesama saudara
untuk memberikan pertolongan.

Supaya ukhuwah Islamiyah tetap erat dan kuat, setiap muslim harus dapat memenuhi segala sikap
dan perbuatan yang dapat merusak dan merenggangkan ukhuwah tersebut.

Hal ini dapat 2Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Cet.IV; Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan
Pengamalan Islam (LPPI), 2012), h. 205.

D. Amar Ma’ruf Nahi Mungkar

Secara harfiah amar ma'ruf nahi munkar (al-amru bi l-ma'ruf wa'n-nahyu 'an -munkar) berarti
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar. Ma'ruf secara etimologis
berarti yang dikenal, sebaliknya munkar adalah sesuatu yang tidak dikenal. Yang menjadi
ukuran ma'ruf atau munkarnya sesuatu ada dua, yaitu agama dan akal sehat atau hati nurani.
Bisa kedua-duanya sekaligus atau salah satunya. Semua yang diperintahkan oleh agama
adalah ma'ruf, begitu juga sebaliknya, semua yang dilarang oleh agama adalah munkar.

Dalam hal ini Allah menjelaskan:


"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi
penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah
dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan
Rasu-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana."(Q.S At-Taubah 9:71).

Dalam arti ayat diatas juga dapat kita lihat bahwa kewajiban amar ma'ruf nahi munkar tidak
hanya dipikulkan kepada kaum laki-laki tapi juga kepada kaum perempuan, walaupun dalam
pelaksanaannya disesuaikan dengan kodrat dan fungsi masing-masing Jika umat Islam ingin
mendapatkan kedudukan yang kokoh di atas permukaan bumi, disamping mendirikan shalat
dan membayar zakat mereka harus melakukan amar ma'ruf nahí munkar. Allah Swt
berfirman:

"(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya
mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma'ruf dan mencegah
dari perbuatan yang munkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan. "(QS. Al-Haji

You might also like