You are on page 1of 10

PENGARUH PROGRAM BEHAVIOR BASED SAFETY TERHADAP

TINGKAT PENURUNAN KECELAKAAN DI PT.INALUM KUALA


TANJUNG

Oleh:
Nadiya Asvina 1), Arifuddin Muda Harahap 2), M. Bahri Al Soddik 3), Amalina
Firdaus4), Aldeo Nur Ahmad 5), Yuliza Anisa Fitri 6), M. Ramanda Alif Syaufi
Ginting7), Rahma Auliyah Nst 8), Kamelia Zahra Adilla 9), M.Rizky 10)
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10)
E-mail:
nadiyaasvina6@gmail.com 1), m.bahrialsodik@gmail.com 3),
amalinafirdaus1810@gmail.com 4), deoal119@gmail.com 5),
yulizaanisaf08@gmail.com 6), opiajja567888@gmail.com 7),
rahmaauliyani858@gmal.com 8), zahrakamelia347@gmail.com 9),
mhdr9734@gmail.com 10)

ABSTRACT
The problem that often occurs in the world of work is that if a worker has a work accident at
his company's place, what is the BBS function for worker safety at PT INALUM, then this
problem is not enough to stop here, other problems also arise related to the company's SOP
accountability for workers who had an accident at work in accordance with applicable law.
With the implementation of the Behavior Based Safety program, it is hoped that the level of
work accidents can be realized properly. In this study we used the sociological normative
method. By collecting and analyzing an event systematically. The data we analyzed were
obtained from various literature and laws and regulations.
Keywords: Work Accident, PT Inalum, Behavior Based Safety

ABSTRAK
Permasalahan yang sering terjadi di dunia pekerjaan jika salah seorang pekerja mengalami
kecelakaan kerja di tempat perusahaannya, bagaimana Fungsi BBS terhadap keselamatan
pekerja di PT INALUM, kemudian permasalahan ini tidak cukup sampai disini saja,
problematika lain juga muncul terkait pertanggung jawaban SOP perusahaan terhadap pekerja
yang mengalami kecelakaan dalam pekerjaannya sesuai hukum yang berlaku. Berlakunya
program Behaviro Based Safety diharapkan tingkat kecelakan kerja dapat terealisasikan
dengan baik. Dalam penelitian kali ini kami menggunakan metode normatif sosiologis.
Dengan mengumpulkan dan menganalis suatu peristiwa secara sistematis. Data yang kami
analisis didapat dari berbagai literatur kepustakaan serta peraturan perundang- undangan.
Kata Kunci: Kecelakaan Kerja, PT Inalum, Behavior Based Safety

1. PENDAHULUAN aparaturnya juga baik, Termasuk

Mengenai persoalan tentang Mengenai Kesehatan dan Keselamatan

kualitas pembangunan di Indonesia, jika Kerja (K3). Data menunjukkan 270 juta

kualitasnya bagus, maka pembangunan kecelakaan kerja di seluruh dunia, 160

negara akan berjalan dengan baik. juta pekerja menderita penyakit akibat

kompetensi dan profesionalisme kerja, 2,2 juta pekerja meninggal dunia,

JURNAL RECTUM, Vol. 5, No. 1, (2023) Januari : 551 - 560 551


dan kerugian mencapai $1,25 triliun. kerja serta alat-alat perlindungan
Dalam hal ini, tenaga kerja merupakan diri yang diwajibkan diragukan
aset penting perusahaan. Itulah mengapa olehnya kecuali dalam hal-hal
keselamatan dan kesehatan kerja khusus ditentukan lain oleh
haruslah dijaga, karena pekerjaan pegawai pengawas dalam batas-
mengandung bahaya. batas yang masih
Perrmasalahan yang sering dipertanggungjawabkan.
terjadi di dunia pekerjaan yaitu jika salah Namun adanya aturan tidak serta
seorang pekerja mengalami kecelakaan merta dapat menjadi acuan dalam proses
kerja di tempat perusahaannya, keselamatan para pekerja. Oleh karena
bagaimana mekanisme pelaksanaan k3 itu, Agar tidak timbul berbagai
khusunya di PT INALUM, kemudian kecelakan, maka PT Inalum
permasalahan ini tidak cukup sampai menggunakan beberapa cara salah
disini saja, problematika lain juga satunya dengan menggunakan program
muncul terkait pertanggung jawaban Behavior Based Safety (BBS). Program
perusahaan terhadap pekerja yang ini mengacu pada proses yang ditujukan
mengalami kecelakaan dalam untuk mengurangi terjadinya kecelakaan
pekerjaannya sesuai hukum yang yang tidak disengaja dengan memantau
berlaku. perilaku aman dan mengurangi
Hingga hadirnya Undang-Undang terjadinya perilaku karyawan yang
Keselamatan Kerja No. 1 Tahun 1970 negatif atau tidak pantas. Asumsi
bertujuan untuk menjamin keselamatan utamanya adalah bahwa penyebab paling
pekerja dan orang lain yang memasuki area dekat dari sebagian besar kecelakaan
kerja dan penggunaan sumber daya produksi kerja adalah perilaku tidak aman oleh
secara aman, efisien dan efektif. Dalam karyawan (misalnya, memakai alat
undang-undang ini, hak pekerja diatur dalam pelindung yang sesuai atau melepas
Pasal 12 (d) dan (e). pelindung mesin).
i. Huruf (d) Meminta pada Asahan Aluminium (Inalum)
pengurus agar dilaksanakan Kuala Tanjung Indonesia merupakan
semua syarat keselamatan dan smelter aluminium yang menghasilkan
kesehatan kerja yang diwajibkan. produk akhir PT yaitu aluminium ingot.
ii. Huruf (e) Menyatakan keberatan Inalum dijual di Finlandia dan luar
kerja pada pekerjaan dimana negeri. Pabrik ini memiliki tiga
syarat keselamatan dan kesehatan

552 PENGARUH PROGRAM BEHAVIOR BASED SAFETY TERHADAP TINGKAT PENURUNAN


KECELAKAAN DI PT.INALUM KUALA TANJUNG
Nadiya Asvina 1), Arifuddin Muda Harahap 2), M. Bahri Al Soddik 3), Amalina Firdaus 4), Aldeo Nur Ahmad 5), Yuliza
Anisa Fitri 6), M. Ramanda Alif Syaufi Ginting 7), Rahma Auliyah Nst 8), Kamelia Zahra Adilla 9), M.Rizky 10)
pembangkit utama: pembangkit listrik dengan baik,maka dikhawatirkan akan
tenaga batu bara, pembangkit reduksi, terjadi peningkatan jumlah korban
dan pabrik peleburan. Berdasarkan kecelakaan dari tahun ketahun,
investigasi awal penulis berdasarkan dikarenakan tidak adanya tindakan
laporan dari Patroli Keamanan PT pencegahan. Pentingnya konteks
Inalum Kuala Tanjung, ditemukan lingkungan dan peran masing-masing
beberapa kejadian aktivitas berbahaya agar tercipta pekerjaan yang jauh dari
dan kondisi berbahaya. Tim peneliti dari segala sesuatu yang membahayakan.
PT Inalum Kuala Tanjung melaporkan Dalam penelitian kali ini kami ingin
terjadi 5 kecelakaan kerja pada tahun mengetahui bagaimana penerapan WI
2013 dan 5 kecelakaan kerja pada tahun terhadap keselamatan pekerja di PT
2015. Jika karyawan terus bekerja Inalum? Serta bagaimana Program BBS
dengan tidak aman, ada risiko cedera Terhadap Keselamatan Pekerja di PT
kerja yang serius. Salah satu pendekatan Inalum?
untuk mencegah kecelakaan kerja, di
mana pekerjaan yang tidak aman dan 2. METODE PENELITIAN
perilaku yang tidak aman adalah Metode penelitian yang kami
penyebab utamanya, adalahmenerapkan gunakan dalam penyusunan jurnal ini
program keselamatan berbasis perilaku adalah dengan metode normatif
sebagai proses untuk meningkatkan sosiologis. Metode normatif yaitu
perilaku kerja yang aman. Program metode dengan mengumpulkan serta
behavioral safety PT Inalum Kuala menganalisis data untuk memperoleh
Tanjung disebut dengan program Inalum penjelasan yang jelas tentang masalah
Safe Card (IKA). yang menjadi subjek jurnal dengan

Data kecelakaan juga tujuan untuk menggambarkan atau

mengungkapkan 9 tindakan tidak aman mendeskripsikan peristiwa serta

dan 28 kondisi tidak aman di PT menggabungkannya dengan teori-teori

Inalum. Hal ini menunjukkan bahwa sosial. Adapun hasil penelitian kami

perilaku berisiko merupakan adalah bahwa BBS ini sangat

penyumbang angka kecelakaan kerja berpengaruh terhadap penurunan

yang signifikan (Data Kecelakaan Kerja kecelakaan kerja di PT Inalum.

PT Inalum, 2014). Dalam hal ini, jika


masalah kecelakaan kerja tidak ditangani

JURNAL RECTUM, Vol. 5, No. 1, (2023) Januari : 551 - 560 553


3. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam Undang-Undang Nomor 1
tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
A. Definisi Keselamatan Kerja(K3)
tidak dijelaskan mengenai pengertian
Keselamatan kerja adalah
keselamatan kerja. Namun, undang-
keselamatan mesin, pesawat terbang,
undang menyatakan bahwa:
peralatan kerja, material, proses kerja,
Keselamatan kerja termasuk, antara lain,
dasar-dasar tempat kerja dan
persyaratan keselamatan kerja, ruang
lingkungannya, serta metode kerja.
lingkup, kondisi, pengawasan,
Keselamatan kerja juga dapat diartikan
konstruksi, Komisi Keselamatan,
sebagai upaya atau tindakan untuk
Kesehatan Kerja dan Konstruksi.
menciptakan lingkungan kerja yang
kecelakaan kerja; kewajiban dan hak
aman dan mencegah segala
tenaga kerja; kewajiban saat memasuki
kemungkinan kecelakaan. Keselamatan
tempat kerja; dan posisi manajerial.
kerja berlaku untuk semua tempat kerja
Perubahan mendasar dilakukan terhadap
di darat, laut, permukaan, air dan udara.
undang-undang ini agar bersifat
Pekerjaan semacam itu dibagi menjadi
preventif.
kehidupan komersial, pertanian,
B. Penerapan Prosedur dan
pertambangan, pekerjaan umum,
Tanggung Jawab Working
telekomunikasi, jasa, dll. Salah satu
Instruction (WI) Di PT. Inalum
aspek terpenting dari tujuan kesehatan
Kuala Tanjung
dan keselamatan kerja terkait bahaya
adalah penggunaan teknologi, terutama Work Instruction (WI) adalah

teknologi maju dan modern meningkat. serangkaian instruksi atau fase aktivitas
yang dilakukan untuk memenuhi
Menurut Taryaman, keselamatan
kebutuhan. WI adalah serangkaian
kerja didefinisikan sebagai “manufaktur,
langkah standar yang harus diikuti untuk
termasuk permesinan, peralatan,
mencapai tujuan proses.
penanganan material, mesin uap, bejana
tekan, peralatan kerja, material dan Dalam hal ini Working Instruction
proses, pondasi tempat kerja, lift, memiliki beberapa penerapan prosedur
eskalator, peralatan pembersih industri, dan tanggung jawab, diantaranya terdiri
fasilitas transportasi. peralatan teknologi dari:
seperti lift, escalator, peralatan
1. SSM di ISP dan SEP di IPP
pembersih gedung, sarana transportasi
menerima informasi tentang K3
dan lain-lain”.

554 PENGARUH PROGRAM BEHAVIOR BASED SAFETY TERHADAP TINGKAT PENURUNAN


KECELAKAAN DI PT.INALUM KUALA TANJUNG
Nadiya Asvina 1), Arifuddin Muda Harahap 2), M. Bahri Al Soddik 3), Amalina Firdaus 4), Aldeo Nur Ahmad 5), Yuliza
Anisa Fitri 6), M. Ramanda Alif Syaufi Ginting 7), Rahma Auliyah Nst 8), Kamelia Zahra Adilla 9), M.Rizky 10)
Departemen/Seksi dapat
dari Departemen/Seksi dan pihak-
menyampaikan informasi K3
pihak terkait untuk dipelajari dan
yang sifatnya sangat penting atau
kajian serta diinformasikan ke
berdampak pada keselamatan dan
Departemen/Seksi untuk
kesehatan karyawan secara
disampaikan kepada karyawan
menyeluruh pada rapat P2K3 di
dan pihak terkait.
masing-masing lokasi kerja.
2. SSM di ISP dan SEP di IPP serta
6. Pimpinan Departemen/Seksi
Departemen/Seksi dapat
memberikan informasi tentang K3
menyampaikan informasi K3
ke seluruh karyawan masing-
yang sifatnya sangat penting atau
masing tempat kerjanya melalui
berdampak pada keselamatan dan
rapat-rapat dan atau papan
kesehatan karyawan secara
pengumuman.
menyeluruh pada rapat P2K3 di
masing-masing lokasi kerja. 7. Pimpinan Departemen/Seksi
menilai dan menilai pendapat,
3. Pimpinan Departemen/Seksi
usul dan masalah yang terkait
memberikan informasi tentang K3
dengan Kore Disperate Media
ke seluruh karyawan masing-
Komunikasi K3.
masing tempat kerjanya melalui
rapat-rapat dan atau papan 8. Pimpinan Departemen/Seksi
pengumuman. Pimpinan melakukan tindakan koreksi
Departemen/Seksi menilai dan terhadap hasil Pemeriksaan dan
menilai pendapat, usul dan Evaluasi yang dimaksud pada
masalah yang terkait. point 7.4 San cara melakukan
sendiri atau secara berkoordinas
4. SSM di ISP dan SEP di IPP
dengaksi terkait, Lapikan pada
menerima informasi tentang K3
rapat P2K3.
dari Departemen/Seksi dan pihak-
pihak terkait untuk dipelajari dan 9. Tinjauan Tindakan Koreksi
kajian serta diinformasikan ke Terhadap Pendapat Departemen
Departemen/Seksi untuk Departemen K3 yang
disampaikan kepada karyawan disampaikan Pimpinan/Bagian.
dan pihak terkait.
10. P2K3 mengkaji informasi
5. SSM di ISP dan SEP di IPP serta tentang K3 yang dimaksud pada
JURNAL RECTUM, Vol. 5, No. 1, (2023) Januari : 551 - 560 555
1. Definisi Behavior Based Safet
poin 7.2 9nya ke seluruh
Behavior Based Safety
karyawan, dan pihak terkait
diartikan sebagai upaya pencegahan
melalui Departemen/Bagian yang
kecelakaan di area kerja secara proaktif
ada di P2K3 dan atau melalui
dengan mengidentifikasikan bahaya dan
email perusahaan bila dianggap
menilai potensi risiko yang timbul hingga
perlu.
dapat diterima dalam melakukan
11. P2K3 mengeluarkan pekerjaan.
rekomendasi hasil pengkajian
Menurut Giovani, ehaviour
tersebut untuk disampaikan pada
Based Safety berfokus pada perilaku
Departemen ISE.
pekerja yang diyakini memberikan
12. SSM di ISP dan SEP di IPP kontribusi signifikan terhadap terjadinya
melakukan monitoring dan kecelakaan kerja, menghadapi
evaluasi terhadap implementasi pengembangan organisasi dan integrasi
rekomendasi P2K3 selama satu pengetahuan keselamatan, kualitas dan
tahun dan hasilnya disampaikan prinsip untuk meningkatkan
pada rapat P2K3 dan keselamatan kerja. pengelolaan.
Departemen/Seksi terkait untuk
Program BBS dimaksudkan
selanjutnya disampaikan kepada
untuk mendefinisikan atau menentukan
karyawan/pihak terkait.
tujuan perilaku pekerja untuk
13. SPR Bu di ISP dan PPR di IPP dihilangkan/ditingkatkan atau
memberikan informasi tentang ditingkatkan/dipertahankan.
K3 kepada setiap tamu yang
Secara umum, perilaku tidak
berkunjung di ISP & IPP.
aman mendominasi, tetapi perilaku
14. IPM memberikan informasi aman yang perlu dipertahankan atau
tentang K3 kepada kontraktor dan ditingkatkan juga dapat diidentifikasi.
pemasok. Setiap Dalam menentukan perilaku sasaran
Departemen/Seksi memberikan yang akan dimasukkan dalam program
informasi tentang K3 kepada BBS. Cara menentukan tindakan mana
setiap tamu yang berkunjung di yang akan ditargetkan didalam Proses
Departemen/Seksinya. pengerjaan alumina, PT ini menerapakn
C. Penerapan Program Behavior salah satu program guna memberikan
Based Safety

556 PENGARUH PROGRAM BEHAVIOR BASED SAFETY TERHADAP TINGKAT PENURUNAN


KECELAKAAN DI PT.INALUM KUALA TANJUNG
Nadiya Asvina 1), Arifuddin Muda Harahap 2), M. Bahri Al Soddik 3), Amalina Firdaus 4), Aldeo Nur Ahmad 5), Yuliza
Anisa Fitri 6), M. Ramanda Alif Syaufi Ginting 7), Rahma Auliyah Nst 8), Kamelia Zahra Adilla 9), M.Rizky 10)
kelancaran dalam keselamatan dan
3. Penerapan Program Behavior
kesehatan para pekerjanya. Salah satu
Based Safety Terhadap (K3)
penerapan ini yaitu bernama Behavior
Based Safety. BBS digunakan di PT pelaksanaan program
Inalum Kuala Tanjung dan bertujuan keselamatan berbasis perilaku,
untuk membantu memperbaiki perilaku departemen Kesehatan dan
dan kondisi yang tidak aman sebelum Keselamatan Kerja (K3) bernama
cedera terjadi untuk meminimalkan Inalum Internal Control (IIC)
risiko cedera terkait pekerjaan. memberikan pelatihan keselamatan
berbasis perilaku kepada seluruh
2. Prinsip dan Metode Behavior
karyawan PT Inalum Kuala Tanjung.
Based Safety
Tujuannya agar sesuai dengan konsep
Bagi banyak pekerja, kurangnya dan karya yang digunakan dalam
pendekatan terhadap pekerja adalah program BBS ini. PT Inalum Kuala
akibatnya. Menanamkan rasa aman Tanjung mulai menerapkan Program
akan lebih efektif bila didukung Perilaku Aman pada tahun 2014 dalam
dengan pendekatan dan metode yang bentuk Kartu Inalum Aman (IKA).
mendorong perubahan perilaku dari Inalum Safe Card (IKA) adalah alat
tidak aman menjadi aman untuk monitoring. Inalum Safe Card (IKA)
mencegah terjadinya kecelakaan kerja. digunakan untuk membuat laporan
Menggunakan model ABC, terdiri dari kegiatan atau kondisi aman dan tidak
activator-behavior-result. Ini aman di lingkungan kerja PT Inalum
menjelaskan bahwa perilaku dapat Kuala Tanjung.Safety Card Inalum
dipengaruhi oleh aktivator yang (IKA) mendefinisikan perilaku yang
mendahului terjadinya perilaku menyasar program behavioral safety
tertentu, dan faktor konsekuensial dan perilaku tersebut adalah sebagai
yang menentukan perilaku tertentu berikut:
diulangi sebagai perilaku baru. a. Umpan balik karyawan

b. Alat Pelindung Diri (APD)

c. Alat dan perlengkapan

d. Tugas
Gambar 1. Model Perilaku ABC (2022)
e. Prosedur kerja

JURNAL RECTUM, Vol. 5, No. 1, (2023) Januari : 551 - 560 557


Sistem Manajemen Kontraktor
f. Tata tertib dan kebersihan.
Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan
Berdasarkan temuan National Safety
Kerja (ICMESH) Inalum mengevaluasi
Council (NSC) tahun 2011, 88%
calon kontraktor/kontraktor yang telah
kecelakaan kerja disebabkan oleh
bekerja sama dengan PT Inalum (Persero)
perilaku pekerja yang tidak aman, 10%
terhadap penerapan K3LH di lingkungan
kondisi kerja yang tidak aman, dan 2%
kerja PT Inalum (Persero) Merupakan
kondisi kerja yang tidak aman. alasan
sistem untuk Tujuan dari program ini
yang tidak diketahui. Hal ini
adalah untuk :
disebabkan persepsi dan keyakinan
bahwa karyawan adalah ahli di a. Memungkinkan calon
bidangnya dan tidak pernah kontraktor/kontraktor eksisting
mengalami kecelakaan di tempat kerja mengakses layanan evaluasi
sehingga kurang memperhatikan kinerja K3LH pertama
keselamatan dan kesejahteraan. kontraktor.
Penyebab utama terjadinya kecelakaan b. Memfasilitasi akses pengguna
di tempat kerja Penyebabnya adalah dan pemohon untuk penilaian
perilaku tidak aman. Oleh karena itu, risiko pekerjaan, evaluasi kinerja
mengurangi jumlah kecelakaan kerja K3LH kontraktor selama dan di
dan meningkatkan perilaku akhir pekerjaan.
keselamatan hanya dapat dicapai
c. Membantu SSM dalam meninjau
dengan berfokus pada pengurangan
penilaian risiko pekerjaan klien,
perilaku tidak aman dan penerapan
penilaian kinerja K3LH awal
keselamatan berbasis perilaku di lokasi
kontraktor, dan mengevaluasi
konstruksi. Ini menciptakan budaya
penilaian K3LH on-the-job dan
keselamatan atau perilaku tempat kerja
on-job kontraktor.
jika diterapkan oleh semua pekerja.
d. Memfasilitasi SSM untuk
lingkungan. Dalam hal ini, diperlukan
menerbitkan
kerja sama antara karyawan dan
sertifikat/penghargaan atau sanksi
kontraktor. Ini dapat dicapai melalui
kepada kontraktor baik
hubungan. Hubungan adalah
berdasarkan hasil patroli maupun
komunikasi baik antar individu
evaluasi akhir kinerja K3LH
maupun dalam organisasi.
kontraktor. Contoh Memfasilitasi
Akses Informasi Pengadaan,

558 PENGARUH PROGRAM BEHAVIOR BASED SAFETY TERHADAP TINGKAT PENURUNAN


KECELAKAAN DI PT.INALUM KUALA TANJUNG
Nadiya Asvina 1), Arifuddin Muda Harahap 2), M. Bahri Al Soddik 3), Amalina Firdaus 4), Aldeo Nur Ahmad 5), Yuliza
Anisa Fitri 6), M. Ramanda Alif Syaufi Ginting 7), Rahma Auliyah Nst 8), Kamelia Zahra Adilla 9), M.Rizky 10)
Kontraktor, dan Klien Terkait mendorong perubahan perilaku

Hasil Evaluasi Kinerja K3LH dari bahaya menjadi

Kontraktor. keselamatan untuk mencegah


kecelakaan kerja.
5. Implementasi program
4. SIMPULAN
Behavior Based Safety
1. Data kecelakaan kerja pada (BBS) di PT Inalum Kuala
tahun 2007 banyak terjadi Tanjung yaitu pelatihan
kasus kecelakaan kerja di Behavior Based Safety untuk
pabrik sebanyak 40 kali. seluruh karyawan PT Inalum
Jumlah terbesar di tahun ini Kuala Tanjung.
yaitu 85%, penyebab utamanya
Saran
adalah tidak mematuhi aturan
kerja.
1. Dalam hal ini Seharusnya
2. Data kecelakaan kerja pada
perusahaan adakan pemberikan
tahun 2008 sebanyak 33 kali.
apresiasi berupa penghargaan
Jumlah paling banyak
atau hadiah bagi pekerja yang
kecelakanaan adalah tidak
aktif dalam menjalankan WI.
mematuhi aturan kerja kembali.
2. Meningkatkan pendekatan
Sekitar 77%. Dalam hal ini 3%
antara atasan dan karyawan
mengalami penurunan
agar menimbulkan rasa
kecelakaan.
nyaman sehingga tidak terjadi
3. Data kecelakaan kerja pada
pertentangan yang dapat
tahun 2009 terjadi 26 kali.
berakibat kecelakaan
Dalam tahun ini sebanyak 88%
pekerjaan.
kecelakaan akibat tidak
3. Untuk mencegah terjadinya
mematuhi aturan kembali
kecelakaan kerja, khususnya di
terjadi. Dalam tahun ini
bagian pemeliharaan atau
mengalamipeningkatan 11%.
pemeliharaan/pemeliharaan
4. Prinsip dan metode
mesin produksi, harus
keselamatan berdasarkan
melakukan semua pekerjaan
perilaku menentramkan lebih
sesuai dengan tingkat bahaya
efektif bila didukung dengan
dengan prosedur kerja yang
pendekatan dan metode yang
JURNAL RECTUM, Vol. 5, No. 1, (2023) Januari : 551 - 560 559
dianalisis dan pekerjaan sosial Implementasi Perbaikan Kerja
mengingatkan secara berkala Aman Menggunakan Pendekatan
semua. Behavior Based Safety Pada
4. Lingkungan kerja sangat Karyawan”, Skripsi, hlm 2.
berpengaruh terhadap kinerja
Prosedur Konsultasi K3 Dengan
karyawan oleh karena itu
Melibatkan Tenaga Kerja dan
lingkungan kerja haruslah
Penyebarluasan InformasiK3.pdf
memberikan kenyamanan salah
http://www.infok3.net/berita/detail/-
satunya peralatan karyawan.
inalum-contractor-management-
system-for- evirontment-safety-
5. DAFTAR PUSTAKA and-health-icmesh ,diakses pada
Riswan Dwi Djatniko, “Keselamatan dan tanggal 17 Desember2022, pukul
Kesehatan Kerja”, (Yogyakarta: 14.2
Deepublish,2016),hlm 6.

Undang-Undang No 1 Tahun 1970 Pasal


12 Huruf (d) dan (e).

Eni Mahawati, “Keselamatan Kerja dan


Kesehatan Lingkungan
Industri”,hlm.41.
https://www.google.com/search?cli
ent=firefoxbd&q=PENGHARGA
AN+KECELAKAAN+PT+INAL
UM+KUALA+TANJUNG
,Diakses pada16 Desember 2022,
pukul 14:32.

Dewi Kurniasih,” Failure In Safety


Systems: Metode Analisis
Kecelakaan Kerja”(Pondok Jati:
Jawara,2020), hlm 19.

Ibnu Muhid Omar Bastitusi,”

560 PENGARUH PROGRAM BEHAVIOR BASED SAFETY TERHADAP TINGKAT PENURUNAN


KECELAKAAN DI PT.INALUM KUALA TANJUNG
Nadiya Asvina 1), Arifuddin Muda Harahap 2), M. Bahri Al Soddik 3), Amalina Firdaus 4), Aldeo Nur Ahmad 5), Yuliza
Anisa Fitri 6), M. Ramanda Alif Syaufi Ginting 7), Rahma Auliyah Nst 8), Kamelia Zahra Adilla 9), M.Rizky 10)

You might also like