You are on page 1of 9

HIEM: PUISI LISAN ACEH UNTUK

PEREKAT KOMUNIKASI DAN


BERPIKIR KRITIS

NURMIA~C1
PENGERTIAN
HIEM ( TEKA TEKI)
Teka-teki merupakan salah satu bentuk sastra lisan yang
paling menarik karena selain dapat digunakan untuk
“mengasah otak”, juga dapat dijadikan sebagai alat hiburan
di waktu senggang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
teka-teki adalah ‘soal yang berupa kalimat (cerita, gambar)
yang dikemukakan secara samar-samar, biasanya untuk
permainan atau untuk pengasah pikiran’; ‘tebakan’;
‘terkaan’.
TEKA- TEKI DALAM SASTRA ACEH
Hiem (teka-teki) yang digunakan masyarakat Aceh untuk mengisi
waktu senggang. Biasanya digunakan ketika mereka berkumpul
seusai menanam padi atau setelah seharian bekerja. salah seorang
di antara mereka menyampaikan teki teki dan yang lainnya diminta
untuk menjawab teka teki tersebut. si penjawab teka teki tidak
harus pada saat itu menjawab teka teki yang dilontarkan oleh si
pembuat teka-teki tersebut. si penjawab diberi waktu untuk
memikirkan jawaban yang tepat dari teka teki tersebut. semakin
sulit teka teki itu dijawab semakin ramai suasana kegiatan
tersebut.
HIEM SEBAGAI PEREKAT
KOMUNIKASI DAN BERPIKIR KRITIS
Hiem sendiri adalah salah satu wujud tradisi
lisan khas Aceh berupa seni adu pikir. Hiem
hampir mirip seperti teka- teki, namun dalam
budaya Aceh, hiem memiliki aturan seperti
pantun atau dalam budaya meuhiem dikenal
istilah bahasa meuhantok, yaitu bahasa yang
saling beradu, ber-sajak dan ber-rima.
CONTOH HIEM
Berikut beberapa potongan contoh Hiem:

koh lipah pula lipah Ta ek u gle koh bak jeumeureu


pucôk jih reubah u dalam paya keudeh tasadeu bak kaye raya
blet kilat khum geulanteu
meunyoë hiem nyoë neupeuglah
kabeh meusiseu dalam blang raya
jadéh meunikah geutanyoë dua

Tebang nipah tanam nipah Naik ke gunung tebang pohon


Pucuknya rebah ke dalam kolam jeumeureu
Di sana tersandar kayu yang besar
Kalau teka-teki ini bisa kanda jawab
Berkelip kilat berdegum guntur
Jadilah kita menikah berdua
Berserakan semua ke seluruh sawah
CONTOH HIEM
bak tajak-jak meuteumei situek
bak ta duek-duek cob keu tima
phop le dichen phop le di duek
nyang keuh cangguek musem keanoeng sa

Sambil berjalan-jalan mendapatkan


situek
Sambil duduk-duduk dijahit menjadi timba
Phop dia melompat phop dia duduk Itulah
Kodok di musim hujan
PEJELASAN
Demikianlah seni bermain hiem, teka-teki disampaikan dengan urutan
menantang dan membuat lawan tertarik menerima tantangan.
Pertanyaan dibuat sedemikian rumit dalam wujud majas yang berkias. Di
sinilah keindahan hiem dibuka. Contoh di atas menujukkan bentuk
tantangan di bait pertama, lalu pertanyaan di bait kedua. Bila lawan
tertarik dengan tantangannya maka ia akan lanjut memperhatikan bait
lanjutannya. Di bait kedua, penanya memberi petunjuk dengan pohon
dan tanda-tanda-tanda hujan, sedangkan bait ketiga merupakan jawaban
atas pertanyaan penantang. Dapat diperhatikan bahwa setiap baris
dilengkapi bahasa meuhantok, dilengkapi dengan sajak dan rima,
sehingga ketika disampaikan terasa indah didengarkan.
KESIMPULAN
Hiem adalah permainan olah pikir warisan indatu yang
seyogyanya kita pertahankan dan lestarikan untuk diteruskan
kepada setiap generasi. Sepakat, hiem ternyata dapat
membantu menanamkan kebiasaan berpikir kritis untuk belajar
mendeskripsikan, mempertahankan pendapat, menjunjung
sportifitas serta menjalin hubungan sosial dengan baik. Sayang
sekali bila kekayaan budaya yang menyasar kecerdasan berpikir
ini dibiarkan hilang begitu saja.

TERIMA KASIH

You might also like