You are on page 1of 95

KARYA ILMIAH TERAPAN

PERANCANGAN SISTEM MONITORING KESELAMATAN


KEBAKARAN DI KAPAL BERBASIS IoT ( INTERNET OF
THING )

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III Pelayaran

ADHYAKSA AGUNG KUSUMA WARDHANA


NIT. 06.18.002.1.24
ELEKTRO TECHNICAL OFFICER

PROGRAM DIPLOMA III


POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA
TAHUN 2021
PERANCANGAN SISTEM MONITORING KESELAMATAN
KEBAKARAN DI KAPAL BERBASIS IoT ( INTERNET OF
THING )

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III

ADHYAKSA AGUNG KUSUMA WARDHANA


NIT. 06.18.002.1.24
ELEKTRO TECHNICAL OFFICER

PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN


POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA
TAHUN 2021

i
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Adhyaksa Agung Kusuma Wardhana
Nomor Induk Taruna : 06.18.002.1.24
Program Diklat : Electro Technical Officer
Menyatakan bahwa KIT yang saya tulis dengan judul :

PERANCANGAN SISTEM MONITORING KESELAMATAN


KEBAKARAN DIKAPAL BERBASIS IOT ( INTERNET OF THING )

Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut, kecuali tema dan
yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri.
Jika pernyataan di atas terbukti tidak benar, maka saya sendiri menerima sanksi
yang di tetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.

Surabaya, 03 September 2021

Materai 10.000

Adhyaksa Agung Kusuma W.


NIT. 06.18.002.1.24

ii
iii
PENGESAHAN
KARYA ILMIAH TERAPAN
PERANCANGAN SISTEM MONITORING KESELAMATAN
KEBAKARAN DI KAPAL BERBASIS IoT ( INTERNET of THINGS )

Disusun Oleh :
ADHYAKSA AGUNG KUSUMA WARDHANA
06.18.002.1.24/ E
Electro Technical Officer

Telah dipresentasikan di depan Panitia Ujian Karya Ilmiah Terapan


Politeknik Pelayaran Surabaya
Pada Tanggal 03 September 2021

Menyetujui :

Penguji I Penguji II Penguji III

Dr. Eko Nugroho Widjatmoko, Dr. Hariyono, S.T., M.M., Dr. Agus Dwi Santoso, S.T.,
M.M., M.Mar.E M.T. M.T., M.Pd
Pembina (IV/a) Penata Tk.I (III/d) Penata Tk.I (III/d)
NIP.19711221 200212 1 001 NIP.19720716 200604 1 001 NIP.19780819 200003 1 001

Mengetahui :
Ketua Jurusan Elektro
Politeknik Pelayaran Surabaya

Anak Agung Istri Sri Wahyuni, S.Si.T., M.Sda


Penata Tk.I(III/d)
NIP.19781217200502 2001

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan KIT ini dengan judul Perancangan Sistem Monitoring Keselamatan Di

Kapal Berbasis IoT ( Internet of Things ). KIT ini disusun dalam rangka memenuhi

salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan dan pelatihan pelaut

Diploma III Pelayaran .

Penelitian ini dilaksanakan karena ketertarikan peneliti pada masalah yang

menyangkut Monitoring keselamatan di atas kapal. Karena pada saat ini sering

terjadi permasalahan di atas kapal terutama permasalahan keselamatan seperti

seringnya kebakaran yang terjadi di atas kapal. Penelitian ini menggunakan

metode penelitian R&D (Research and Development) yang ditekankan pada

analisis obyek penelitian untuk mendapatkan validitas data dan membuat simpulan

demi tercapainya tujuan penelitian yaitu menyajikan fakta yang deskriptif. Pada

kesempatan ini disampaikan terima kasih kepada pihak - pihak yang telah

membantu sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan, antara lain kepada :

1. Capt. Dian Wahdiana, M.M. selaku Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya.

2. Bapak Dr. Hariyono, S.T., M.M., M.T. Selaku Dosen Pembimbing Materi.

3. Ibu Monika Retno Gunarti, S.Si.T., M.Pd., M.Mar.E. Selaku Dosen

Pembimbing Teknik Tulisan.

4. Ibu A.A Istri Sri Wahyuni, S.Si. T, M.Sda selaku Ketua Jurusan Elektro.

5. Para dosen di Poltekpel Surabaya pada umumnya dan para dosen jurusan

Elektro pada khususnya yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang

sangat bermanfaat.

v
6. Kedua orang tua saya yang selalu memberikan dukungan berupa doa, moral

dan material.

7. Seluruh teman-teman atau rekan - rekan khususnya Saudari Narinda Niken

Permatasari yang tidak pernah bosan untuk selalu mendukung dan membantu

saya dalam pembuatan Karya Ilmiah Terapan ini.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan Karya

Ilmiah Terapan ini. Kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan dan

semoga penelitian ini akan bermanfaat bagi semua pihak.

Akhir kata penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan di

dalam penulisan karya tulis ilmiah ini. Penulis berharap semoga karya tulis ilmiah

ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan bagi penulis serta berguna bagi

pembaca.

Surabaya, 03 September 2021

Adhyaksa Agung Kusuma W


NIT. 06.18.002.1.24

vi
ABSTRAK

Berbagai macam peralatan dengan sistem pengoperasian secara manual


semakin ditinggalkan beralih pada peralatan yang serba otomatis, sehingga
peralatan otomatis lebih mendominasi dalam kehidupan manusia. Pembuatan IoT
bertujuan untuk memonitoring situasi dan kondisi diatas kapal khususnya
mengenai keselamatan diatas kapal. Alat ini mempunyai karakteristik desain
dengan operasional yang sederhana sehingga mudah di dalam pengoperasiannya.
Alat ini berfungsi untuk memonitoring situasi dan kondisi di atas kapal khsusnya
mengenai keselamatan di atas kapal. Sistem Monitoring Keselamatan di atas
Kapal Berbasis IoT ( Internet of Things ) ini menggunakan Sensor PIR, Sensor
MQ-2, Sensor Flame, dan Sensor DHT11. Mikrokontroler NodeMCU ESP8266
V3 Lolin digunakan sebagai sistem kontrol sinyal masukan dan keluar yang
terintegrasi kedalam Aplikasi Blynk dan Thingspeak dan data akan ditampilkan
didalam G-Mail.
Aplikasi ini menampilkan berbagai macam tampilan yaitu seperti tampilan
monitoring suhu, monitoring kelembapan, monitoring gas, monitoring gerakan
dan monitoring nyala api ( Flame ). Aplikasi ini didesain se sederhana mungkin
agar bisa di pahami dan dimengerti oleh crew kapal maupun pihak dari
perusahaan. Dan bahasa yang digunakan dalam aplikasi ini yaitu Bahasa
Indonesia karena kebanyakan crew kapal dari Negara Indonesia Penelitian ini
dilaksanakan diatas kapal AHTS Logindo Energy. Dalam penelitian ini Data yang
tersebut diperoleh secara pengamatan dan observasi terhadap kinerja alat di atas
kapal dan mendokumentasikan atau mencatat data setiap hari atas kinerja alat
tersebut.
Hasil dari pembuatan aplikasi ini dapat membantu dan memudahkan
pengguna aplikasi ( Crew kapal maupun pihak dari kantor ) dalam memonitoring
keadaan dan kondisi kapal tersebut, dan Sistem ini dapat memberikan informasi
secara akurat dan realtime mengenai keadaan suhu, kelembapan maupun ada
tidaknya api didalam suatu ruangan khususnya didalam ruang mesin di suatu
kapal.

Kata kunci : Internet of Things (IoT), Sistem Monitoring Keselamatan


Kebakaran diatas Kapal

vii
ABSTRACT

Various kinds of equipment with a manual operating system are


increasingly being abandoned to switch to fully automatic equipment, so that
automatic equipment dominates in human life. Making IoT aims to monitor the
situation and conditions on board the ship, especially regarding safety on board.
This tool has a design characteristic with a simple operation so that it is easy to
operate. This tool serves to monitor the situation and conditions on board the ship,
especially regarding safety on board. This IoT-Based Onboard Safety Monitoring
System (Internet of Things) uses PIR Sensors, MQ-2 Sensors, Flame Sensors, and
DHT11 Sensors. NodeMCU ESP8266 V3 Lolin microcontroller is used as an input
and output signal control system which is integrated into the Blynk and Thingspeak
Applications and the data will be displayed in G-Mail.

This application displays a variety of displays, such as temperature


monitoring, humidity monitoring, gas monitoring, movement monitoring and flame
monitoring. This application is designed as simple as possible so that it can be
understood and understood by the ship crew and parties from the company. And
the language used in this application is Indonesian because most ship crews are
from Indonesia This research was carried out on board the AHTS Logindo Energy.
In this study, primary data was obtained by observing and observing the
performance of the equipment on board and documenting or recording daily data
on the performance of the equipment. Secondary data is obtained from data
collection institutions and published to data users.

The results of making this application can help and facilitate application
users (ship crew and parties from the office) in monitoring the state and condition
of the ship, and this system can provide accurate and real-time information about
the state of temperature, humidity or the presence or absence of fire in a room,
especially in the engine room of a ship.

Keywords : Internet of Things (IoT), Fire Safety Monitoring System on Ship

viii
DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................ ii


PERSETUJUAN SEMINAR KARYA ILMIAH TERAPAN ........................................ iii
PENGESAHAN KARYA ILMIAH TERAPAN PERANCANGAN SISTEM
MONITORING KESELAMATAN KEBAKARAN DI KAPAL BERBASIS IoT .......... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
ABSTRACT ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
BAB 1 ................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 3
1.4 Batasan Masalah ........................................................................................ 4
1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 4
BAB II ................................................................................................................ 6
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................... 6
2.1 Review Penelitian Sebelumnya .................................................................. 6
2.2 Landasan Teori ........................................................................................ 11
2.2.1 Perangkat Keras ................................................................................ 11
2.2.2 Perangkat Lunak ............................................................................... 35
2.3 Kerangka Penelitian ................................................................................. 47
BAB III............................................................................................................. 49
METODE PENELITIAN .................................................................................. 49
3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................ 49
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 56

ix
3.2.1 Waktu Penelitian ............................................................................... 56
3.2.2 Lokasi Penelitian ............................................................................... 56
3.3 Sumber Data ............................................................................................ 56
3.3.1 Sumber data ...................................................................................... 57
3.4 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 57
1. Metode Observasi .................................................................................. 58
2. Metode Dokumentasi ............................................................................. 59
BAB IV ............................................................................................................ 60
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN .................................................. 60
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................ 60
4.1.1 Lokasi Penelitian ............................................................................... 60
4.1.2 Hasil Perancangan Perangkat Keras ( Hardware ) .............................. 61
4.1.3 Hasil Perancangan Perangkat Lunak ( Software ) .............................. 63
4.2 Pembahasan Implementasi Penelitian ....................................................... 66
4.2.1 Pembahasan Implementasi Perangkat Keras ( Sensor ) ...................... 67
4.2.2 Proses Pengirimaan informasi ke Web Server dan Aplikasi Blynk ..... 68
4.3 Pengujian ................................................................................................. 69
4.3.1 Pengujian Perangkat Keras ( Sensor ) ................................................ 69
4.3.2 Pengujian Pembacaan Sensor ............................................................ 72
4.4 Kelebihan dan Kekurangan Alat ............................................................... 73
4.4.1 Kelebihan Alat .................................................................................. 73
4.4.1 Kekurangan Alat ............................................................................... 73
BAB V.............................................................................................................. 74
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 74
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 74
5.2 Saran .................................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 75
LAMPIRAN ................................................................................................................ 77

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2.1.1.a NodeMCU13 ....................................................... 13


Gambar 2.2.1.1.b Fitur-fitur NodeMCU .......................................... 13
Gambar 2.2.1.1.c Spesifikasi NodeMCU ......................................... 14
Gambar 2.2.1.1.d Konfigurasi Pin NodeMCU ................................. 15
Gambar 2.2.1.3.a Sensor PIR (Passive Infra Red)............................ 16
Gambar 2.2.1.3.b Komponen Sensor PIR ........................................ 17
Gambar 2.2.1.3.c Prinsip kerja dari Sensor PIR ............................... 19
Gambar 2.2.1.3.d Jarak Jangkauan Sensor PIR ................................ 20
Gambar 2.2.1.3.e Jangkauan Sensor PIR ......................................... 20
Gambar 2.2.1.4.a Project Board ....................................................... 21
Gambar 2.2.1.4.b Letak Penancapan Kabel pada Project Board ....... 22
Gambar 2.2.1.5.a Sensor MQ-2 ....................................................... 23
Gambar 2.2.1.5.b Pin Sensor MQ-2 ................................................. 24
Gambar 2.2.1.6.a Sensor DHT11 ..................................................... 25
Gambar 2.2.1.6.b Pin Sensor DHT11 .............................................. 28
Gambar 2.2.1.7.a Flame Sensor ....................................................... 31
Gambar 2.2.1.7.b Frekuensi api yang dideteksi Sensor Flame ......... 32
Gambar 2.2.1.7.c Frekuensi api yang dideteksi Sensor Flame ......... 32

xi
Gambar 2.2.1.7.d Pin Sensor Flame................................................. 34
Gambar 2.2.1.7.e bentuk, struktur dan simbol piezoelectric buzzer . 35
Gambar 2.2.2.1 Tampilan Android .................................................. 36
Gambar 2.2.2.2.a Tampilan Software Fritzing ................................. 38
Gambar 2.2.2.2.b Tampilan Breadboard pada Software Fritzing ..... 39
Gambar 2.2.2.2.c Tampilan Schematic pada Software Fritzing........ 40
Gambar 2.2.2.2.d Tampilan PCB pada Software Fritzing ................ 40
Gambar 2.2.2.3 Tampilan Software thinkspeak ............................... 41
Gambar 2.2.2.4.a Tampilan Software Mosquitto ............................. 42
Gambar 2.2.2.4.b Prinsip Kerja Software Mosquitto ....................... 43
Gambar 2.2.2.4.c Macam Level QoS 0 ( Quality of Service ) .......... 45
Gambar 2.2.2.4.d Macam Level QoS 1 ( Quality of Service ) .......... 45
Gambar 2.2.2.4.e Macam Level QoS 2 ( Quality of Service ) .......... 46
Gambar 2.2.2.5 Tampilan aplikasi blynk. ........................................ 47
Gambar 2.3 Kerangka Penelitian ..................................................... 48
Gambar 3.1.2 Rangkaian elektronika ............................................... 50
Gambar 3.1.4 Rangkaian perancangan perangkat lunak ................... 53
Gambar 3.1.7.a Diagram alir Metodologi Penelitian ........................ 54
Gambar 3.1.7.b Flowchart system ................................................... 55
Gambar 4.1.2.1 Rangkaian perangkat keras ..................................... 62
Gambar 4.1.2.2 Perangkat keras (sensor) keseluruhan ..................... 63
Gambar 4.1.3.1 Perancangan perangkat lunak (software) ................ 64
Gambar 4.1.3.2 Perancangan hasil grafik dan data monitoring ........ 66
Gambar 4.2.2 Proses pengiriman informasi ke website dan aplikasi
blynk ............................................................................................... 69

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1.a Review Penelitian Sebelumnya ...................................................... 6


Tabel 2.1.b kesimpulan review ......................................................................... 10
Tabel 2.2.1 Karakteristik Sensor Kelembaban Udara ........................................ 27
Tabel 2.2.2 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Android ................................... 37
Tabel 3.1.2 Penempatan Pin NodeMCU ........................................................... 51
Tabel 4.3.1.a pengujian perangkat keras ........................................................... 70
Tabel 4.3.1.b pengujian perangkat keras........................................................... 71

xiii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi ini dimana, perkembangan teknologi berkembang

dengan pesat. Beberapa komponen elektronika yang berkembang di era

globalisasi seperti saat ini adalah sensor-sensor dan pengendali mikro

single-board. Pada era ini juga terjadi perkembangan yang cukup pesat dalam hal

masalah keselamatan khususnya keselamatan di atas kapal (Suherman. 2015).

Permasalahan tentang keselamatan merupakan salah satu aspek penting dari

sebuah sistem informasi terutama di atas kapal. Sementara itu, permasalahan

keselamatan terutama dampak dan bahaya dari kebakaran di atas kapal seringkali

kurang mendapat perhatian dan seringkali terjadi berulang-ulang, karena

seringkali permasalahan keselamatan itu dianggap sepele. Oleh karena itu penulis

akan membahas pada penulisan ini tentang salah satu implementasi alat berupa

alarm yang sensitif terhadap perubahan perubahan yang terjadi di atas kapal.

Dimana di penelitian kali ini penulis akan mengangkat dan membahas

sebuah judul penelitian dimana alat ini sangat berguna terutama di atas kapal.

Alat ini berfungsi untuk memonitoring situasi dan kondisi di atas kapal khsusnya

mengenai keselamatan di ruang mesin dan di ruang dapur, karena area itu

berkaitan dengan sumber gas atau peralatan-peralatan yang mudah terbakar atau

mudah memunculkan api.

1
Alat ini menggunakan berbagai macam sensor-sensor yaitu diantaranya :

Sensor PIR, Sensor MQ-2, Sensor DHT11 dan Sensor Flame dimana semua

sensor-sensor ini terintegrasi dengan Mikrokontroller NodeMCU ESP8266 V3

Lollin dan Berbasis IoT ( Internet Of Thing ).

Alat ini menggunakan Sensor PIR yang sangat sensitif serta tanggap pada

semua pergerakan baik yang berjarak dekat maupun yang berjarak agak jauh,

dimana range yang terukur cukup lebar dan memiliki akurasi yang cukup tinggi,

serta tergolong ekonomis. Disamping itu alat ini juga menggunakan beberapa

sensor seperti Sensor MQ-2 adalah salah satu sensor yang sensitif terhadap

gas-gas yang mudah terbakar seperti Hidrogen dll. Sensor Flame digunakan

karena dapat mendeteksi panas api di dalam suatu ruangan, Flame sensor

merupakan sensor yang mempunyai fungsi sebagai pendeteksi nyala api yang

dimana panas api tersebut memiliki panjang gelombang antara 760nm – 1100 nm.

Sensor ini juga menggunakan infrared sebagai tranduser dalam memantau

kondisi nyala api. Sensor DHT11 adalah sensor yang digunakan atau

dioperasikan untuk mengukur suhu maupun kelembapan udara dalam suatu

ruangan. Sensor ini sangat mudah digunakan bersama dengan Arduino maupun

Mikrokontroller tipe lainnya. Disamping itu juga penulis menggunakan

NodeMCU ESP8266 yang merupakan mikro single-board yang bersifat open

source. Namun penerapan mikrokontroler dan multisensor juga belum cukup.

Kinerja dan status dari multisensor harus dapat dipantau. Selain itu, kejadian yang

terdeteksi oleh sensor harus segera di informasikan kepada pemilik perusahaan

ataupun Captain kapal tersebut. Oleh karena itu, sistem yang dibangun dirancang

agar dapat dipantau via website.

2
Karena akhir-akhir ini banyak kasus kebakaran, kebocoran gas yang tejadi di

atas kapal khususnya di daerah vital seperti ruang mesin, dapur, dimana dari hal

itu membuat kurangnya rasa aman dan nyaman bagi penumpang ataupun crew

kapal dalam bertempat tinggal atau melaksanakan tugasnya sebagai crew kapal.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dibuatlah alat yaitu Perancangan

Sistem Monitoring Keselamatan Kebakaran Di atas Kapal Berbasis IoT ( Internet

of Things ).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah maka dirumuskan masalah Karya

Ilmiah Terapan (KIT) adalah berikut :

1. Bagaimana perancangan alat sistem monitoring keselamatan

kebakaran di kapal berbasis IoT ( Internet of Things ) ?

2. Bagaimana kinerja hasil pengujian alat sistem monitoring

keselamatan kebakaran di kapal berbasis IoT ( Internet of Things ) ?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, dapat dibuat kesimpulan tujuan penelitian

yaitu:

1. Untuk mengetahui perancangan alat sistem monitoring keselamatan

kebakaran di kapal berbasis IoT ( Intenet of Things ).

2. Untuk mengetahui kinerja hasil pengujian alat sistem monitoring

keselamatan kebakaran di kapal berbasis IoT ( Internet of Things ).

3
1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah yang akan diulas dalam perancangan sistem monitoring

keamanan di atas kapal berbasis Internet of Things ini mencakup beberapa hal

yaitu antara lain :

1. Untuk mengetahui kinerja hasil pengujian alat sistem monitoring

keselamatan kebakaran di kapal berbasis IoT ( Internet of Things ).

2. Pada penelitian ini menggunakan NodeMCU ESP8266

3. Aplikasi pengontrolnya menggunakan sistem website atau digital

4. Pada penelitian ini hanya menggunakan sensor - sensor yang sudah

disebutkan di atas seperti, Sensor MQ-2, Sensor Pir, Sensor Flame,

Sensor DHT11

1.5 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a) Menambah wawasan ilmu pengetahuan yang saya pelajari di

kampus mengenai pemanfaatan berbagai macam sensor sensor dan

mikrokontroller NodeMCU V3 Lollin.

b) Untuk dapat menerapkan hasil pembelajaran di kampus Politeknik

Pelayaran Surabaya tentang pemanfaatan berbagai macam sensor

sensor dan mikrokontroller NodeMCU V3 Lollin., serta menambah

pengetahuan bagi penulis tentang penerapan berbagai macam

sensor sensor dan mikrokontroller NodeMCU V3 Lollin. di atas

kapal.

4
2. Manfaat Praktis

a) Bagi taruna, hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi contoh

ataupun bisa menambah wawasan khususnya bagi taruna/taruni

Poltekpel Surabaya.

b) Bagi Poltekpel Surabaya, hasil penelitian ini diharapkan bisa

memberikan inovasi yang baru dan memberikan banyak

pengetahuan yang lebih yang bermanfaat bagi dosen maupun

pegawai di lingkungan Poltekpel Surabaya

c) Bagi peneliti lainnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat

digunakan untuk menambah wawasan dan keterampilan dalam

penelitian.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Review Penelitian Sebelumnya

Tabel 2.1.a Review Penelitian Sebelumnya

No Nama Judul Hasil Perbedaan Penelitian

1. Fransiskus Prototipe Setelah dilakukan Jika penelitian

Panca Mikrokontrole penerapan system sebelumnya meneliti

Juniawan, r Multisensor dan serangkaian tentang perancangan

Dwi Yuny Menggunakan ujicoba terhadap sistem Monitoring

Sylfania, Arduino Uno prototipe yang keamanan di rumah,

Rendy Berbasis Web dibangun, maka sedangkan penelitian

Septia Sebagai dapat ditarik ini meneliti tentang

Adiputra. Sistem kesimpulan sebagai Perancangan

Cogito Keamanan berikut: Monitoring

Smart Rumah 1. Penggunaan keselamatan di kapal

Journal | multisensor pada berbasis IoT.


mikrokontroler dapat
VOL. 5 |
diterapkan pada
NO.1 |
sistem pengamanan
JUNI 2019
rumah.

2. Dari hasil

pengujian sensor PIR

diketahui bahwa

6
sensor dapat

mendeteksi gerakan

dengan jarak

maksimal sejauh 5

meter.

3. Dari hasil

pengujian magnetic

switch didapat hasil

bahwa sensor dapat

mendeteksi pintu

yang terbuka dengan

jaraksejauh maksimal

1,9 centimeter dari

sensor.

4. Dari pengujian

sensor flame di dapat

hasil bahwa sensor

mendeteksi api dalam

jarak sejauh

maksimal 3 meter.

5. Pengujian suhu

yang dilakukan

memberikan hasil

bahwa sensor dapat

mendeteksi

perubahan suhu yang

7
terjadi pada ruangan.

6. Dari pengujian

sensor gas didapat

hasil bahwa jarak

terjauh sensor untuk

mendeteksi gas

adalah 2 meter

7. Dari seluruh hasil

pengujian,

intensitas cahaya di

ruangan gelap

memberi dampak

terhadap waktu

yang diperlukan

untuk pengiriman

perubahan status

sensor pada web

menjadi lebih

lambat dibanding

intensitas cahaya di

tempat terang yang

terbuka.

8
02 Randi Sistem Smart home berbasis Jika penelitian

Rizal, Kendali dan Internet of Things ( sebelumnya meneliti

Ruhwan, Monitoring IoT ) dengan tentang perancangan

Indra pada Smart menggunakan sistem Monitoring

Karyana. Home mikrokontroller keamanan di rumah,

INNOVAT berbasis Arduino, Ethernet sedangkan penelitian

ION Internet of shield, modul relay, ini meneliti tentang

RESEARC Things ( IoT ). sensor api, sensor Perancangan

H OF suhu (LM35), sensor Monitoring

INFORMA gas (MQ6), dan keselamatan di kapal

TICS-Vol. sensor magnetik berbasis IoT.

1 No. 2 ( mampu dikendalikan

2019 ) dan di monitor dari

43-50 jarak jauh

menggunakan

smartphone

android selama

terkoneksi dengan

internet. Penelitian

ini perlu dilakukan

pengembangan pada

penggunaan sensor

dan input output

yang digunakan

9
seperti penambahan

kamera cctv untuk

memonitoring

aktifitas smart home

secara menyeluruh.

Jadi dapat ditarik kesimpulan yaitu yang membedakan antara 2 penelitian

diatas yang tercantum didalam review penelitian dengan penelitian yang saya

lakukan yaitu :

PERBEDAAN

No Penelitian yang Ada Dalam Penelitian yang dilakukan oleh

Reviw Penulis

Dalam penelitian yang dilakukan

Dalam review ini, penelitian oleh penulis ini, penelitian sama

01. berfokus pada monitoring berfokus pada monitoring, tetapi

keadaan didalam rumah penelitian ini dilakukan diatas kapal

berbasis IoT.

Pada penelitian ini menggunakan Pada penelitian ini menggunakan

02. Arduino sebagai NodeMCU ESP8266 sebagai

mikrokontrollernya Mikrokontrollernya

Tabel 2.1.b Kesimpulan Review Penelitian Sebelumnya

10
2.2 Landasan Teori

Dalam penelitian ini penulis menggunakan landasan teori yang

akan digunakan atau dijadikan dasar dari pada penelitian ini. Beberapa

definisi, konsep, serta proposisi yang telah dirancang dan disusun dengan

rapi serta sistematis tentang variabel-variabel dalam sebuah penelitian.

Sumber tersebut memberikan kerangka atau dasar untuk memahami latar

belakang dari timbulnya permasalahan secara sistematis (Hamdan, 2017).

Landasan teori juga penting untuk mengkaji dari penelitian - penelitian

yang sudah ada seperti mengkaji tentang sistem monitoring keamanan di

rumah maupun di tempat atau objek umum lainnya, seperti penelitan ini

yang akan membahas tentang Perancangan sistem Monitoring keselamatan

di kapal berbasis IoT.

2.2.1 Perangkat Keras

Pada perancangan alat di Karya Ilmiah Terapan kali ini penulis

juga menggunakan perangkat keras yang berfungsi juga untuk

mendukung dari kinerja alat yang digunakan dalam penelitian kali ini.

2.2.1.1 NodeMCU ESP8266

Di era globalisasi ini dimana perkembangan

teknologi semakin berkembang. Beberapa komponen

elektronik mengalami kemajuan sangat pesat,. Begitu

halnya dengan kemajuan di bidang teknologi Internet

terutama pada penggunaan peralatan yang berbasis IoT (

Internet of Things ).

11
NodeMCU ini termasuk kategori peralatan yang

berbasis IoT ( Internet of Things ) (Saputro. 2017).

NodeMCU ini sering di analogikan sebagai board

Arduino-nya ESP8266. NodeMCU berkembang sangat

pesat, lahirnya NodeMCU tersebut berdekatan dengan

rilisnya ESP8266 pada tanggal 30 Desember 2013, dimana

pencipta dari ESP8266 ini adalah Espressif System.

NodeMCU ini merupakan SoC Wi-Fi yang saling terintegrasi

dengan Processor Tensilica Xtensa LX106. Dimana dari

pengembangan ini diberikan nama devkit v.0.9. Dimana dari

pengembangan itu lahirlah NodeMCU yang memiliki

banyak fungsi di dalam kehidupan manusia sehari - hari

terutama dalam bidang IoT ( Internet of Things ). Selain itu

NodeMCU ini juga bisa berfungsi sebagai pembaca

sensor-sensor yang digunakan seperti pembaca sensor suhu

dan gas yang berfungsi pendeteksi kebakaran yang berbasis

IoT ( Internet of Things ).

NodeMCU adalah sebuah platform elektronik

sumber terbuka berdasarkan perangkat keras dan lunak

yang mudah digunakan disamping itu NodeMCU ini

bersifat open source yang berisi program - program

rangkaian pendukung yang terintegrasi dengan

sensor-sensor pendukung. Pada dasarnya NodeMCU ini

merupakan pengembangan ESP8266 dengan firmware yang

12
berbasis e-Lua. NodeMCU ini sangat berguna banyak di

bidang teknologi terutama teknologi yang berbasis Internet

atau biasa dikatakan dengan IoT ( Internet of Things ).

Gambar 2.2.1.1.a NodeMCU

https://www.warriornux.com/mengenal-nodemcu-esp826

6-iot/

NodeMCU tersebut memiliki komponen-komponen

atau bagian bagian yang saling terintegrasi satu sama lain.

NodeMCU mepackage ESP8266 ke dalam sebuah board

yang sudah saling terintegrasi hingga memiliki feature

menyerupai sebuah Mikrokontroller tetapi mempunyai

akses terhadap wifi atau akses internet dan chip komunikasi

yang berupa USB to serial dimana dalam pemrograman

membutuhkan Kabel data USB sebagai penghubungnya.

Karena Sumber utama dari NodeMCU adalah ESP8266

khusunya seri ESP-12 yang termasuk ESP-12E. Maka fitur

– fitur yang dimiliki oleh NodeMCU akan lebih kurang

serupa dengan ESP-12, adapun fitur - fiturnya yaitu sebagai

13
berikut :

14
Gambar 2.2.1.1.b Konfigurasi Pin NodeMCU

https://widuri.raharja.info/index.php?title=SI143348

2216

2.2.1.2 Sensor PIR

Di jaman globalisasi yang semakin canggih ini,

perkembangan teknologi berkembang semakin cepat dan

semakin maju, dimana hampir semua peralatan elektronika

menggunakan sensor-sensor. Sensor adalah suatu alat /

device yang berfungsi untuk mengubah besaran fisik

menjadi besaran listrik, dimana dari besaran listrik itu

mampu mengeluarkan keluaran atau output yang dapat

diolah dengan rangkaian listrik.

15
Sensor PIR ( Passife Infra Red ) adalah sensor yang

berfungsi atau beguna untuk mendeteksi objek yang sedang

mendekat atau melintas. Sensor ini bersifat passive yang

artinya sensor ini hanya bisa menerima pantulan sinar infra

merah suatu objek tanpa bisa membuat cahaya infra merah

sendiri (Ahadiah, 2017).

Gambar 2.2.1.2.a Sensor PIR ( Passive Infra Red )

http://sainsdanteknologiku.blogspot.com/2011/07/sensor-

pir-passive-infra-red.html

Sensor PIR ( Passive Infra Red ) memiliki

komponen-komponen atau bagian bagian yang saling

terintegrasi satu sama lain. Komponen komponen ini

memiliki fungsi dan peranan masing masing seperti Lensa

Fresnel, IR Filter, Pyroelectric Sensor, Amplifier,

Comparator.

16
Gambar 2.2.1.2.b Komponen-komponen dari Sensor

PIR

http://sainsdanteknologiku.blogspot.com/2011/07/sensor-

pir-passive-infra-red.html

Komponen - komponen pada gambar tesebut yaitu antara

lain:

1. Lensa Fresnel ini merupakan salah satu bagian atau

komponen pendukung sensor PIR dimana memiliki

fungsi untuk memfokuskan sinar yang masuk ke dalam

sensor PIR tersebut.

2. IR Filter dimana komponen ini berfungsi untuk

menyaring panjang gelombang infra merah yang semula

8 - 14 mikrometer menjadi 9 - 10 mikrometer saja

3. Pyroelectric Sensor, dimana komponen ini atau bagian

ini merupakan inti dari Sensor PIR di atas dimana

komponen ini berfungsi untuk menangkap dan mengolah

17
sinar atau pancaran infra merah yang masuk ke dalam

Sensor PIR tersebut.

4. Amplifier adalah sebuah komponen yang berfungsi untuk

menguatkan arus yang masuk ke dalam komponen

Pyroelectric Sensor.

5. Komparator adalah bagian yang berfungsi sebagai

pembanding sinyal output yang dihasilkann oleh

Amplifier.

Prinsip kerja sensor ini yaitu dengan menangkap

pancaran sinar infra merah dari objek lain. Pancaran sinar

tersebut akan disaring terlebih dahulu oleh IR Filter,

dimana IR Filter tersebut mempunyai peranan menyaring

sinar infra merah yang masuk. Sinar infra merah yang bisa

ditangkap yaitu yang memiliki panjang gelombang sinar

infra merah passife antara 8-14 mikrometer. Setelah

melalui tahapan penyaringan sinar infra merah tersebut

ditangkap dan diolah oleh Pyroelectric, yang dimana

Pyroelectric tersebut inti dari Sensor PIR itu, dimana hal itu

menyebabkan Pyroelectic sensor yang terdiri dari galium

nitrida, caesium nitrat dan litium tantalate menghasilkan

arus listrik. Mengapa bisa menghasilkan arus listrik, karena

pancaran sinar inframerah pasif ini membawa energi panas.

Setelah dari Pyroelectric, dan kemudian sebuah sirkuit

amplifier yang ada menguatkan arus tersebut yang

18
kemudian dibandingkan oleh comparator sehingga

menghasilkan output.

Gambar 2.2.1.2.c Prinsip kerja dari Sensor PIR

http://sainsdanteknologiku.blogspot.com/2011/07/sensor-

pir-passive-infra-red.html

Sensor PIR hanya bekerja pada gelombang pasif yang

memiliki panjang gelombang 8 - 14 mikrometer, jika

panjang gelombang pasif kurang dari 8 mikrometer atau

lebih dari 14 mikrometer maka sesnor PIR tersebut tidak

akan bekerja atau tidak merespon. Untuk jarak pengukuran

atau daya jangkau sensor PIR tersebut maksimalnya +/- 10

meter atau minimalnya +/- 30 cm

19
http://khoirummuslihah.blogspot.com/2015/06/pengertia

n-dan-cara-kerja-sensor-pir.html

Gambar 2.2.1.2.d Jarak dan Jangkauan Sensor PIR

https://bagusrifqyalistia.wordpress.com/2008/12/12/cara-

kerja-sensor-pir/

2.2.1.3 Project Board

Project board atau biasa disebut bread board adalah

sebuah komponen elektronika yang mempunyai fungsi atau

peranan untuk merancang sebuah rangkaian elektronik.

Penggunaan komponen ini sangatlah mudah dan sederhana,

20
karena penggunaannya hanya perlu menancapkan kabel

penghubung ke board tersebut tanpa perlu men solder nya

(Efendi, 2019).

Gambar 2.2.1.3.a Project Board

http://proyek-elektronika.blogspot.com/2017/01/cara-me

nggunakan-projectboard.html

Bread board ini memiliki titik - titik tempat

penancapan kabel terhadap board tersebut. Titik - titik ini

sesuai dengan ukuran Bread Board tersebut. Titik - titik

dalam board tersebut mempunyai fungsi masing-masing

yaitu :

1. 2 Pasang pada jalur bawah berfungsi sebagai tombol

koneksi power maupun jalur sinyal kadang juga

digunakan untuk jalur komunikasi.

2. 5 Lubang yang berada di bagian komponen berfungsi

untuk sebagai lokasi perakitan rancangan komponen

elektronika. Kedua jalur tersebut saling terkoneksi secara

vertikal satu sama lain.

21
3. Pembatasan pada bagian tengah breadboard biasanya

akan di fungsikan sebagai tempat untuk menancapkan IC

component.

Gambar 2.2.1.3.b Gambar letak penancapan kabel di

project board

https://www.nesabamedia.com/pengertian-breadboard/

2.2.1.4 Sensor MQ-2

Di jaman globalisasi yang semakin canggih ini,

perkembangan teknologi berkembang semakin cepat dan

semakin maju, dimana hampir semua peralatan elektronika

menggunakan sensor-sensor. Sensor adalah suatu alat /

device yang berfungsi untuk mengubah besaran fisik

menjadi besaran listrik, dimana dari besaran listrik itu

mampu mengeluarkan keluaran atau output yang dapat

diolah dengan rangkaian listrik.

Sensor MQ-2 adalah sensor yang digunakan atau

dioperasikan untuk mengukur konsentrasi gas yang mudah

terbakar ataupun gas dengan cara output membaca

tegangan analog (Andalan Elektro, 2018). Sensor ini dapat

22
digunakan untuk mengukur konsentrasi gas - gas yang

mudah terbakar seperti LPG, Buthane, Methana, Asap

rokok, dan lain-lain.

Gambar 2.2.1.4.a Sensor MQ-2

https://mikroavr.com/sensor-asap-mq2-arduino/

Sensor MQ-2 memiliki karakteristik yang tersusun

oleh senyawa Sn02, dimana senyawa ini menyebabkan

sensor ini memiliki sifat conductivity rendah pada udara

yang bersih dan memiliki sifat penghantar yang cukup tidak

baik. Sensor ini bekerja dengan cara mendeteksi

konsentrasi gas yang mudah terbakar . Dan beroperasi di

suhu -20°C sampai 50°C dan mengkonsumsi arus kurang

dari 150 mA pada 5V. Sensor ini memiliki karakteristik

yaitu memiliki 4 pin kaki, dimana kaki - kaki pin tersebut

memiliki fungsi tersendiri dan saling berkesinambungan.

23
pin - pin sensor MQ-2 yaitu sebagai berikut:

1. Pin 1 VCC yang dihubungkan dengan tegangan 5V.

2. Pin GND atau biasa disebut dengan Ground.

3. Pin Analog Out ( Vout tapi jarang dipakai )

4. Pin Digital Out ( Vout ) yang tersambung dengan A0 /

pin ADC pada NodeMCU V3 Lollin atau Microcontroller

lain.

Gambar 2.2.1.4.b Pin Sensor MQ-2

https://www.andalanelektro.id/2018/09/cara-kerja-dan-k

arakteristik-sensor-gas-mq2.html

Prinsip kerja sensor MQ-2 ini yaitu pada dasarnya

digunakan untuk mendeteksi keberadaan asap gas yang

mudah terbakar di udara maupun dengan cara output

membaca tegangan analog. Sensor ini terdiri dari sebuah

tabung aluminium yang dikelilingi oleh silikon dan di

pusatnya ada elektroda yang terbuat dari aurum di mana

24
ada element pemanasnya. Sensor ini bekerja jika suhu

tersebut meningkat sehingga penghantar akan melepaskan

elektron dan ketika asap di deteksi oleh sensor dan

mencapai aurum elektroda maka output sensor MQ-2 akan

menghasilkan tegangan analog.

2.2.1.5 Sensor DHT11

Perkembangan teknologi pada masa ini sangatlah

maju. Banyak hal di dunia ini semua menggunakan

peralatan digital termasuk untuk mengukur suhu maupun

kelembapan udara. Sensor DHT11 adalah sensor yang

digunakan atau dioperasikan untuk mengukur suhu maupun

kelembapan udara dalam suatu ruangan dan Sensor ini

bekerja dengan mengkalibrasi sinyal output digital dengan

keadaan suhu dan kelembapan di dalam suatu ruangan

(Juliasari, 2016). Sensor ini sangat mudah digunakan

bersama dengan NodeMCU V3 Lollin. maupun

Mikrokontroller tipe lainnya.

25
Gambar 2.2.1.5.a Sensor DHT11

https://www.warriornux.com/sensor-suhu-dan-kelembab

an-dht11-esp8266/

Penggunaan sensor ini sangatlah sederhana dan mudah

digunakan baik bagi pemula atau yang sudah

berpengalaman. Sensor DHT11 ini memiliki fitur kalibrasi

sangat akurat dari kelembaban ruang kalibrasi. Koefisien

kalibrasi yang disimpan dalam memori program OTP,

sensor internal mendeteksi sinyal dalam proses, maka

module ini menyertakan koefisien tersebut dalam

kalkulasinya.

Sensor ini juga memiliki banyak kelebihan diantaranya

kelebihan sensor DHT11 yaitu :

1. Kualitas pembacaan data sensing yang lebih

responsif dan cepat.

2. Ukuran kecil, tidak memakan tempat.

26
3. Daya relatif rendah dimana Tegangan masukan

berkisar 5VDC.

4. Sinyal transmisi sesor ini mencakup wilayah

lumayan luas sekitar 20 meter.

5. Koneksi nyaman sehingga memudahkan digunakan

bagi pemula maupun orang yang sudah

berpengalaman.

Tabel karakteristik sensor kelembaban udara /

Humidity dapat dilihat pada tabel dibawah :

Tabel 2.2.1 Karakteristik sensor kelembaban udara /

Humidity

Model DHT11

Power
3-5.5 VDC
Supply

Output
digital signal via single-bus
Signal

Measuring humidity 20-90% RH ± 5% RH error

range temperature 0-50 °C error of ± 2 °C

humidity +-4% RH (Max +-5%RH);


Accuracy
temperature +-2.0 Celsius

Resolution

or humidity 1% RH; temperature 0.1Celsius

Sensitivity

27
Repeatabili
humidity +-1% RH; temperature +-1 Celsius
ty

Humidity
+-1% RH
hysteresis

Long-term
+-0.5% RH/ year
Stability

Sensing
Average: 2s
period

Interchange
fully interchangeable
ability

Dimensions
12*15.5*5.5 mm
size

Gambar 2.2.1.5.b Pin Sensor DHT11

https://www.andalanelektro.id/2019/10/cara-kerja-dan-k

arakteristik-sensor-dht11-arduino-dan-contoh-programn

ya.html

28
Sensor DHT11 di atas memiliki dua jenis pin kaki yaitu

ada yang memiliki 4 pin kaki dan ada yang memiliki 3 pin

kaki, dimana dari kedua jenis pin kaki tersebut tidak

memiliki perbedaan, karena semuanya memiliki fungsi

masing - masing yang sama antar satu sama lain dan bekerja

secara berkesinambungan, bagian - bagian pin kaki tersebut

yaitu :

a. 4 Pin kaki

1. Pin 1 merupakan pin VCC yang menyambung

pada sumber tegangan, berkisar 3V-5V.

2. Pin 2 merupakan Pin data atau Output sensor

tersebut.

3. Pin 3 merupakan pin NC ( Normally Close ) tapi

pin ini biasanya tidak digunakan.

4. Pin 4 merupakan pin Ground.

b. 3 Pin kaki

1. Pin 1 merupakan pin VCC yang menyambung

pada sumber tegangan, berkisar 3V-5V.

2. Pin 2 merupakan Pin data atau Output sensor

tersebut.

3. Pin 4 merupakan pin Ground..

Cara kerja sensor ini sangatlah sederhana yaitu dengan

cara mendeteksi dan mengukur suhu maupun kelembapan

udara, sensor ini terdiri dari Resistor tipe NTC ( Negative

29
Temperature Coefficient ) dimana nilai resistensi resistor

ini akan berbanding terbalik dengan kenaikan suhu ruangan

tersebut, jadi resistor ini akan bekerja apabila terjadi

penurunan suhu maupun kelembapan pada ruang tertentu.

Data yang diperoleh tersebut akan diolah di dalam IC

Kontroller dan dari IC Kontroller tersebut akan

mengeluarkan data keluaran ( Output ) dalam bentuk single

wire bi-directional.

2.2.1.6 Sensor Flame

Perkembangan teknologi pada masa ini sangatlah

maju. Banyak hal di dunia ini semua menggunakan

peralatan digital termasuk untuk mendeteksi nyala api atau

frekuensi sumber api pada suatu ruangan. Sensor Flame

adalah sensor yang digunakan atau dioperasikan untuk

mendeteksi nyala api atau frekuensi sumber api dalam suatu

ruangan dan merubahnya menjadi besaran analog (Ajie,

2016). Sensor ini sangat mudah digunakan bersama dengan

NodeMCU V3 Lollin. maupun Mikrokontroller tipe lainnya.

30
Gambar 2.2.1.6.a Flame Sensor

https://www.duniapembangkitlistrik.com/2018/02/pengert

ian-dan-prinsip-kerja-flame.html

Penggunaan sensor ini sangatlah sederhana dan mudah

digunakan baik bagi pemula atau yang sudah

berpengalaman. Sensor ini bekerja jika ada atau muncul api

dalam suatu ruangan dengan metode optik. Sensor ini

bekerja pada tegangan 3VDC Sampai 5VDC. Sensor ini

terdiri dari komponen Tranduser yang berupa Infrared ( IR

) dimana IR ini berfungsi sebagai sensing sensor, sementara

Bagian Tranduser memiliki fungsi untuk mendeteksi dan

membedakan cahaya disuatu ruangan yang akan

diserapnya. Bagaian ini memiliki kemampuan untuk

membedakan spektrum cahaya yang masuk seperti

membedakan spektrum cahaya pada api dengan spektrum

cahaya dari lampu dan lain sebagainya. Sensor ini

mempunyai sudut pembacaan sekitar 60 derajat dengan

31
suhu antara 25 °C - 85 °C. Sensor ini dapat mendeteksi nilai

intensitas dan frekuensi api dengan panjang gelombang

sekitar 760nm sampai 1100nm.

Gambar 2.2.1.6.b Intensitas dan frekuensi api yang

dideteksi sensor flame

https://hasanxch.blogspot.com/2015/10/infrared-dalam-b

idang-komunikasi.html

https://ardnas20.wordpress.com/2010/12/16/flame-detect

or/

32
Sensor Flame ini memiliki dua jenis pin kaki yaitu ada

yang memiliki 4 pin kaki dan ada yang memiliki 3 pin kaki,

dimana dari kedua jenis pin kaki tersebut tidak memiliki

perbedaan, karena semuanya memiliki fungsi masing -

masing yang sama antar satu sama lain dan bekerja secara

berkesinambungan, bagian - bagian pin kaki tersebut yaitu :

a. 4 Pin kaki

1. Pin 1 merupakan pin A0 ( Analog Output / Range

).

2. Pin 2 merupakan Pin D0 ( Digital Output / Logic ).

3. Pin 3 merupakan pin Ground.

4. Pin 4 merupakan pin VCC yang menyambung

pada sumber tegangan, berkisar 3V-5V.

b. 3 Pin kaki

1. Pin 1 merupakan Pin D0 ( Digital Output / Logic

).

2. Pin 2 merupakan pin Ground.

3. Pin 3 merupakan pin VCC yang menyambung

pada sumber tegangan, berkisar 3V-5V.

33
Gambar 2.2.1.6.c Pin Flame Sensor

http://www.theorycircuit.com/arduino-flame-sensor-inter

face/

2.2.1.7 Buzzer

Buzzer merupakan sebuah peralatan / komponen

elektronikan yang mempunyai fungsi atau peranan untuk

menghasilkan suara melalui gelombang bunyi. Pada

umumnya buzzer mempunyai cara kerja yaitu ketika buzzer

teraliri aliran listrik yang melalui ke rangkaian buzzer,

maka terjadi pergerakan mekanis pada buzzer itu. Sehingga

terjadi perubahan energi pada buzzer tersebut. Yaitu

perubahan dari energi listrik menjadi suara yang bisa

didengar oleh pendengaran manusia, Pada umumnya jenis

buzzer yang digunakan oleh masyarakat adalah Buzzer

Piezoelectric yang mempunyai tegangan arus yang bekerja

3 sampai 12 volt.

34
Gambar 2.2.1.7.a Bentuk, Struktur dan Simbol
Piezoelectric Buzzer
(https://alfikeer.com/pengertian-piezoelectric-buzzer-c
ara-kerja-buzzer/)

2.2.2 Perangkat Lunak

Pada perancangan alat di Karya Ilmiah Terapan kali ini penulis

juga menggunakan perangkat lunak yang berfungsi juga untuk

mendukung dari kinerja sensor-sensor maupun alat lain yang

diguanakan. Software merupakan serangkaian intruksi dengan aturan

tertentu yang mengatur operasi perangkat keras (Sutanta, 2005:20).

Jadi Perangkat lunak biasanya berfungsi untuk menjalankan perintah

atau penghubung intruksi. Dalam penelitian kali ini penulis

menggunakan beberapa peralatan perangkat lunak yaitu:

2.2.2.1 Android

Android merupakan sistem operasi yang berbasis

Linux dan bersifat open source yang dirancang untuk

kebutuhan manusia untuk perangkat keras seperti

smartphone (Hermawan, 2020). Android itu sendiri

35
menyediakan platform yang terbuka bagi para pengembang

dalam mengembangkan atau mempopulerkan aplikasi

buatan mereka.

Android sangat mudah berkembang dipasaran

dikarnenakan android itu sendiri menggunaka bahasa

pemrograman Java yang mudah untuk diterjemahkan

disamping itu software ini memiliki kelebihan yang

menggunakan basis kode komputer yang pendistribusian

kode ini bersifat open source.

Gambar 2.2.2.1. Android

https://daffaalam.wordpress.com/2018/03/05/versi-androi

d-mulai-dari-alpha-hingga-oreo-bagian-6/

Dalam perkembangan nya sistem android ini memiliki

banyak kelebihan dan kekurangan di dalam proses

aplikasinya seperti :

36
Tabel 2.2.2 Kelebihan dan kekurangan Android

No Kelebihan Kekurangan

01. Merupakan sistem Memiliki proses kerja

operasi open source, sistem yang cukup berat,

sehingga mudah sehingga memakan RAM

dikembangkan oleh cukup banyak

developer handset

02. Merupakan salah satu Baterai pada smartphone

sistem operasi yang dengan sistem Android

cepat dan responsive. akan sangat boros

dibandingkan OS lainnya,

2.2.2.2 Fritzing

Fritzing adalah sebuah aplikasi Open Source gratis

yang biasa digunakan oleh desainer atau setiap orang untuk

merancang sebuah skematik alat yang berbasis atau

terorientasi ke Internet (Nicolas, 2018). Perangkat ini bisa

bekerja secara baik.

37
Gambar 2.2.2.2 .a Fritzing

http://secureinstruments.blogspot.com/2015/06/fritzing-s

oftware.html

Software ini sangat mudah digunakan karena cara

penggunaannya yaitu pengguna hanya perlu meniru bentuk

prototipe yang sudah dibuat pada software fritzing ini.

Disamping itu pengguna hanya perlu melakukan drag and

drop pada aplikasi ini. Aplikasi software ini juga

menyediakan komponen pendukung yang lengkap sehingga

dapat mendukung segala bentuk kegiatan yang dilakukan

oleh pengguna. Software ini mempunyai beberapa

kelebihan yang mendukung software ini melakukan

aktifitas nya seperti antara lain :

1. Software ini bersifat Open Source, dimana setiap orang

bisa memanfaatkan karena software ini sangat mudah

digunakan.

38
2. Software Fritzing ini dapat bekerja di berbagai macam

sistem komputer, seperti sistem ber-OS GNU / Linux

seperti Fedora, Debian, Ubuntu atau Mint.

3. Software Fritzing ini menyediakan berbagai macam

tampilan perancangan di sistemmnya seperti Tampilan

Breadboard, Tampilan Schematic dan Tampilan PCB,

dimana semua tampilan ini mempermudah pengguna

dalam penggunaan software ini.

Berikut dibawah ini adalah beberapa bentuk

tampilan dari Software Fritzing :

1. Tampilan Breadboard pada Software Fritzing

Gambar 2.2.2.2.b Tampilan Breadboard pada Software

Fritzing

http://secureinstruments.blogspot.com/2015/06/frit

zing-software.html

39
2. Tampilan Schematic pada Software Fritzing

Gambar 2.2.2.2.c Gambar tampilan Schematic pada

Software Fritzing.

http://secureinstruments.blogspot.com/2015/06/fritzing

-software.html

3. Tampilan PCB pada Software Fritzing

Gambar 2.2.2.2.d Gambar tampilan PCB pada

Software Fritzing.

http://secureinstruments.blogspot.com/2015/06/fritzing

-software.html

40
2.2.2.3 Thingspeak

Thingspeak adalah suatu alat atau bisa dikatakan

sebuah aplikasi yang digunakan sebagai penghubung data

antara sensor-sensor yang digunakan dalam sebuah

perangkat IoT dengan sebuah jaringan data. Aplikasi ini

merupakan sebuah platform yang bersifat Open Source

aplikasi Internet of things (IOT) dan Application

Programming Interface (API) yang memiliki banyak fungsi

seperti sebagai pengumpul data yang mengumpulkan data

dari perangkat node dan juga memungkinkan data yang

akan diambil ke dalam lingkungan perangkat lunak untuk

analisis historis data.

Gambar 2.2.2.3 Tampilan Software Thingspeak

Doc. Pribadi

Aplikasi ini memiliki banyak fitur-fitur pendukung

41
untuk penggunaanya yaitu sebagai berikut :

 Open API

 Real-time data collection

 Geolocation data

 Plugins

 Data processing

 Data visualizations

 Device status messages

2.2.2.4 Mosquitto

Mosquitto ( MQTT ) adalah sebuah software perangkat

lunak yang menjadi salah satu model sistem terdistribusi

yang digunakan untuk komunikasi antar perangkat berdaya

rendah dengan sistem publish / subscribe (Saputro, 2018).

Gambar 2.2.2.4.a Tampilan Software Mosquitto

https://embeddednesia.com/v1/instalasi-eclipse-mosquitto

-message-broker-untuk-protokol-mqtt/

Software Mosquitto ( MQTT ) ini menerapkan sistem

kerja Publish and Subscribe data, yang terhubung pada

42
suatu broker dan mempunyai topic ( data ) tertentu .

Gambar 2.2.2.4.b Prinsip kerja Software Mosquitto

http://reslab.sk.fti.unand.ac.id/index.php?option=com_k

2&view=item&id=229:mengenal-mqtt-protokol-untuk-iot

&Itemid=303

Dari gambar di atas dapat diperoleh keterangan desain

MQTT ini mempunyai bagian - bagian yang sistem kerjanya

saling terintegrasi atau berkesinambungan satu sama lain.

Bagian - bagian software ini dapat dijelaskan seperti

dibawah ini :

1. Bagian Publish : Bagian ini memiliki fungsi sedehana

yaitu mengirimkan data data yang diambil dari sensor

43
sensor yang ada dibagian ini untuk dikirimkan ke MQTT

Broker dengan nama Topic Data 1.

2. Bagian MQTT Broker : Bagian ini berfungsi sebagai

penghubung data antara bagian Publisher dengan Bagian

Subscriber.

3. Bagian Subscriber : Bagian ini berfungsi sebagai tempat

mengolah data - data hasil kiriman dari bagian Publish

yang akan dikirimkan ke database.

4. Bagian Topic : Bagian ini berfungsi sebagai filter untuk

broker dalam mengirimkan pesan atau data ke tiap klien

yang terhubung.

5. Bagian QoS ( Quality of Service ) : Bagian ini

sebenarnya masih satu kesatuan dengan bagian Broker.

Bagian ini merupakan bagian yang memberikan garansi

akan konsistensi dari pengiriman pesan dalam software

ini.

Ada 3 macam level QoS ( Quality of Service ) yang bisa

digunakan atau dimiliki yaitu :

1. Level 0 : Pesan dikirim hanya sekali. Pesan yang

terkirim tergantung dari reliabiliti stack TCP alias

tergantung keberadaan network dan tidak ada usaha

untuk mentransmisikan pesan kembali.

44
Gambar 2.2.2.4.c Gambar level QoS 0 ( Quality of

Service )

https://devopedia.org/mqtt

2. Level 1 : Pesan dikirimkan setidaknya satu kali. Jadi

klien setidaknya akan menerima pesan sekali. Jika

subscriber tidak mengakui (acknowledge) maka

broker akan mengirimkan pesan sampai publisher

menerima status pengakuan pesan dari klien.

Gambar 2.2.2.4.d Gambar level QoS 1 ( Quality of

Service )

https://devopedia.org/mqtt

45
3. Level 2 : Pesan pasti diterima satu kali. Protokol

dengan level ini memastikan bahwa pesan pasti

tersampaikan dan tidak terjadi duplikasi pesan yang

terkirim.

Gambar 2.2.2.4.e Gambar level QoS 2 ( Quality of

Service )

https://devopedia.org/mqtt

2.2.2.5 Blynk

Blynk adalah sebuah platform aplikasi android

yang digunakan sebagai kendali module arduino,

Raspberry Pi, ESP8266, dll. Dimana hal ini berfungsi

untuk mengontrol apapun dari jarak jauh yang tidak

terbatas tempat dan waktu tapi dengan catatan harus

memiliki koneksi internet yang stabil.

46
Gambar 2.2.2.5 Tampilan Aplikasi Blynk

Doc. Pribadi

2.3 Kerangka Penelitian

Kerangka berfikir adalah dasar pemikiran dari penelitian yang

disintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan telaah penelitian.

Kerangka pikir memuat teori, dalil atau konsep - konsep yang akan

dijadikan dasar dalam penelitian (Ridwan, 2004 : 25) Uraian dalam

kerangka pikir ini menjelaskan antar variabel. Untuk menggambarkan

konsep kerangka berpikir karya tulis ilmiah inidapat dilihat pada

Gambar 2.3.

47
1. Kerangka Penelitian

MULAI

PERANCANGAN
HARDWARE DAN
SOFTWARE

PENGUJIAN ALAT

TIDAK APAKAH
PERBAIKAN ALAT
BEKERJA?

YA

PENGAMBILAN DATA

ANALISIS DATA

SELESAI

Gambar 2.3.a Kerangka Penelitian Sistem Monitoring Keselamatan diatas

48
Kapal berbasis IoT ( Internet of Things ).

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang di dasarkan pada

analisis dan konstruksi yang dilakukan secara sistematis, metodologis, dan

konsisten dan bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran sebagai salah

satu manifestasi keinginan manusia untuk mengetahui apa yang sedang di

hadapinya (Afidburhanuddin, 2013).

Metodologi Penelitian adalah suatu proses atau cara untuk

mengetahui suatu jawaban dari suatu permasalahan yang muncul dalam

sebuah penelitian. Metodologi adalah sebuah cara untuk mencari atau

memecahkan suatu permasalahan yang muncul dalam suatu penelitian

(Research Institute Industrial, 2010). Pada penelitian kali ini penulis

menggunakan metodologi penelitian jenis RnD ( Research and

Development ) dimana pada penelitian ini penulis melakukan prosedur

penelitian yang dilakukan dengan Tahapan Studi Literatur, Merancang

Rangkaian Alat Elektronika, Implementasi / Pengujian Rangkaian Alat

Elektronika tersebut, Merancang Perangkat Lunak, Melakukan

Pengujian, Penulisan laporan dan Publikasi

3.1.1 Tahapan Studi Literatur

Tahapan ini berfungsi untuk mengumpulkan data atau materi

49
yang akan digunakan di dalam penelitian ini, dimana digunakan

untuk mencari solusi dalam suatu permasalahan yang muncul.

Adapaun data - data yang digunakan di dalam penelitian ini yaitu

data data yang berasal dari berbagai sumber seperti dari Sumber

jurnal, sumber penelitian terdahulu, dan sumber dari internet.

Adapaun materi yang digunakan yaitu penulis mengangkat materi

Sensor PIR (HC SR-05), Sensor Flame, Sensor MQ-2, dan Sensor

DHT11. Disamping itu penelitian ini penulis juga menggunakan

berbagai macam Software yaitu Fritzing, Mosquitto, Thingspeak,

Blynk dan Android.

3.1.2 Merancang Rangkaian Alat Elektronika

Tahapan ini berfungsi untuk merancang skematik atau alur

kerja dari suatu alat tersebut, agar alat tersebut dapat berfungsi

dengan baik. Ditahap ini penulis merancang alat atau

menggabungkan semua komponen-komponen sehingga menjadi

alat yang akan dirancang. Berikut ini adalah penempatan pin dari

komponen-komponen alat ke microcontroller NodeMCU V3

Lollin.

50
Gambar 3.1.2 Rangkaian Elektronika

Doc. Pribadi

Tabel 3.1.2 Penempatan pin NodeMCU V3 Lollin

Pin Hardware

NodeMCU V3 Kaki hardware Jenis hardware

Lollin

VIN VCC

D7 Output Sensor Ultrasonic

GND GND HC-SR04

VIN VCC

D6 Output Sensor Flame

GND2 GND

VIN VCC

D5 Output Sensor DHT11

GND GND

VIN VCC

D1 Output Sensor MQ-2

GND GND

D2 Output
BUZZER
GND GND

3.1.3 Implementasi / Pengujian Rangkaian Alat Elektronika

tersebut

Tahapan ini berfungsi untuk menguji alat yang sudah dirancang

51
apakah alat yang dibuat tersebut dapat bekeja dengan baik ataupun

ada kendala, sehingga kita bisa mendeteksi permasalahan terkait alat

tersebut sedini mungkin. Adapun alat yang digunakan dalam

penelitian yaitu Sensor PIR yang sangat sensitif serta tanggap pada

semua pergerakan baik yang berjarak dekat maupun yang berjarak

agak jauh, Sensor Flame digunakan karena dapat mendeteksi panas

api di dalam suatu ruangan, Sensor DHT11 adalah sensor yang

digunakan atau dioperasikan untuk mengukur suhu maupun

kelembapan udara dalam suatu ruangan. Sensor MQ-2 adalah salah

satu sensor yang sensitif terhadap gas-gas yang mudah terbakar

seperti Hidrogen dll. Pada tahapan ini penulis menguji rangkaian

elektronika dan memastikan komponen-komponen alat terpasang

dengan benar.

3.1.4 Merancang Perangkat Lunak.

Tahapan ini berfungsi untuk merancang atau membuat suatu

coding atau kode program sensor dari alat tersebut. Ditahap ini

penulis membuat program NodeMCU V3 Lollin, sehingga

mikrokontroller dapat membaca hasil dari monitoring di ruang

dapur dan di ruang mesin sehingga dapat ditampilkan pada

aplikasi atau website pada suatu Smartphone atau komputer.

52
Gambar 3.1.4 Rangkaian Perancangan Perangkat Lunak

Doc. Pribadi

3.1.5 Melakukan Pengujian.

Tahapan ini penulis melakukan pengujian terhadap alat

tersebut secara keseluruhan agar penulis tahu dan paham letak

keslahan ataupun erorr yang dihasilkan alat rancangan, dan dapat

memperbaiki jika terdapat kesalahan dalam pengujian alat.

Pengujian dilakukan saat hardware sudah terpasang semua

dengan benar dan program NodeMCU V3 Lollin sudah dimasukan

pada microcontroller tersebut. Sehingga penulis dapat melakukan

53
pada alat dengan cara mengoperasikannya apakah sudah sesuai

apa belum. Ketika sudah sesuai maka lanjut ke tahap penulisan

laporan, jika belum selesai maka harus dilakukan perbaikan

sampai alat benar-benar berjalan dengan baik.

3.1.6 Penulisan laporan

Tahapan ini berfungsi untuk membuat laporan tentang

bagaimana kinerja dari alat penelitian kita berdasarkan data

penelitian yang telah kita catat selama pengujian.

3.1.7 Publikasi

Tahapan ini berfungsi untuk melakukan publikasi atau

pengenalan terhadap karya yang telah penulis buat yaitu

Perancangan Sistem Monitoring Keselamatan di atas Kapal

Berbasis IoT ( Internet of Things ). sehingga bisa memberikan

banyak manfaat terkait dengan penelitian kita tersebut.

Studi Literatur ( Pengambilan materi dari berbagai sumber ),


dilanjutkan dengan pembuatan Rancangan Rangkaian Alat
Elektronik tersebut.

Implementasi / Realisasi dari Rangkaian Alat elektronika yang


dibuat tersebut, dan Kemudian mengimplementasikan algoritma
ke dalam bentuk C++ Coding yang akan digunakan dan diupload
pada suatu microcontroller.

Pada tahap ini dilaksanakan tahapan pengujian dai Rangakain alat


elektronika tersebut, setelah dilaksanakan pengujian maka akan
dilakukan perbaikan hinnga sampai publikasi hasil penelitian
tersebut

54
Gambar 3.1.7.a Daftar Tabel Diagram Alir Penelitian

Admin WEB Monitoring Di atas Kapal

S S S S
E E E E
N N N N
S S S S
O O O O
R R R R

D M P F
H Q I L
T 2 R A
1 M
1 E

Data dari Gas Terdeteksi, Suhu


Naik, Api Muncul, Kelembapan
Ruangan Turun

NodeMCU ESP8266

Data akan ditampilkan


pada web tersebut

Gambar 3.1.7.b Flowchart Perancangan Sistem Monitoring Keselamatan

Di Atas Kapal Berbasis IoT ( Internet of Things )

55
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Pada penelitian ini penulis akan melakukan penelitian, dimana

penelitian ini akan dilaksanakan sesuai dengan fungsi alat tersebut. Yang

dibagi menjadi waktu dan lokasi penelitian.

3.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan ketika penulis berada di dalam

kampus dan ketika melaksanakan praktek layar di atas kapal. Dengan

tujuan bisa menjawab suatu pertanyaan dengan melakukan

penelitian, dan mendokumentasi secara langsung di atas kapal

tentang rumusan masalah yang ada yaitu tentang perancangan sistem

monitoring keselamatan di atas kapal berbasis IoT ( Internet of

Things ), sehingga pada bagian akhir penulis bisa memperoleh

kesimpulan dan hasil atas semua masalah yang ada pada KIT ( Karya

Ilmiah Terapan ) ini.

3.2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan ketika penulis berada di dalam

kampus dan ketika melaksanakan praktek layar di atas kapal.

Dimana lokasi penelitian tersebut akan menyesuaikan dengan judul

dari penelitian tersebut.

3.3 Sumber Data

Pada penelitian ini penulis akan melakukan penelitian, dimana

penelitian ini akan dilaksanakan sesuai dengan tujuan penelitian tersebut.

56
Agar sesuai dengan tujuan penelitian, maka peneliti menjelaskan

mengenai dan sumber data.

3.3.1 Sumber data

Sumber data adalah tempat data diperoleh dengan menggunakan

metode tertentu baik berupa manusia, artefak, ataupun

dokumen-dokumen (Sugiyono, 2012).

Sumber data yang digunakan dalam penyusunan karya ilmiah

ini merupakan informasi yang diperoleh penulis melalui observasi

secara langsung terhadap objek yang diteliti terutama pada

protoype sistem monitoring keselamatan di kapal berbasis IoT (

Internet of Things ), hasil catatan atau hasil data yang diperoleh dari

observasi dari kinerja alat tersebut, serta mencatat dan melakukan

dokumentasi terhadap hasil dan kinerja alat tersebut.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono,

2012).

Pengumpulan data merupakan langkah yang penting dalam suatu

penelitian yang akan digunakan sebagai bahan analisis dan pengujian

kesimpulan. Pemilihan teknik dan alat pengumpulan data yang dapat

membantu pencapaian hasil atau pemecahan data yang dapat membantu

57
pencapaian hasil atau pemecahan masalah yang tepat dan benar. Data yang

dikumpulkan akan digunakan sebagai analisis dan pengujian tentang

kesimpulan yang dirumuskan. Kemudian data disusun secara sistematis,

sesuai dengan masalah yang akan dibahas yaitu mengenai Perancangan

Sistem Monitoring Keselamatan Di Kapal Berbasis IoT ( Internet of Things

).”

Teknik pengumpulan data erat hubunganya dengan masalah yang

akan dipecahkan. Dalam suatu penelitian, penggunaan teknik dan materi

pengumpulan data yang akurat yaitu tercapainya kinerja Perancangan

Sistem monitoring keselamatan di kapal berbasis IoT ( Internet of Things ).

Macam-macam teknik pengumpulan data yang akan digunakan :

1. Metode Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu

proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis

(Sugiyono, 2012). Dua di antara yang terpenting adalah

proses-proses pengamatan dan ingatan. Metode ini dilakukan

melalui observasi langsung pada objek atau alat yang digunakan

dalam penelitian Perancangan Sistem monitoring keselamatan di

kapal berbasis IoT ( Internet of Things ), faktor yang dihadapi yaitu

Sistem monitoring keselamatan di kapal berbasis IoT ( Internet of

Things ), serta perawatan dan perbaikan Prototype alat Sistem

monitoring keselamatan di kapal berbasis IoT ( Internet of Things ).

Tujuanya adalah agar mengerti akan keadaan objek yang

dijadikan topik yaitu Sistem monitoring keselamatan di kapal

58
berbasis IoT ( Internet of Things ), Penulisan karya ilmiah ini

diperoleh dari observasi dengan cara penulis mengamati secara

langsung proses kerja alat atau prototype tersebut.

2. Metode Dokumentasi

Metode Dokumentasi adalah suatu metode yang digunakan

untuk mencari data mengenai sesuatu hal - hal atau suatu variabel

yang berupa catatan, transkrip, ataupun foto dari suatu kegiatan

(Suharimi, 2006:158).

Metode ini saling berkaitan dengan Metode Observasi karena

dalam metode dokumentasi pada suatu penelitian digunakan

sebagai metode penunjang atau pelengkap.

Dengan metode ini, peneliti mengumpulkan data dari dokumen

yang didapatkan dalam metode observasi, sehingga penulis dapat

memperoleh catatan - catatan yang berhubungan dengan penelitian

seperti : gambaran umum ruangan di ruang mesin dan di ruang

dapur, dan keadaan di ruang dapur dan di ruang mesin berdasarkan

catatan-catatan, foto-foto dan sebagainya. Metode dokumentasi ini

dilakukan untuk mendapatkan data-data yang belum didapatkan

melalui metode observasi.

59
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Pada Bab IV ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan dari alat

yang dibuat oleh penulis dengan judul “Sistem Monitoring Keselamatan diatas

Kapal Berbasis IoT ( Internet of Things ). Adapun alat ini sudah diuji cobakan oleh

penulis dan adapun tujuan dari pengujian ini adalah untuk mendapatkan data

secara aktual.

4.1 Hasil Penelitian

Adapun Hasil Penelitian Tersebut diantaranya yaitu :

4.1.1 Lokasi Penelitian :

Adapun penelitian ini dilaksanakan diatas kapal, dimana kapal

ini bernama AHTS. Logindo Energy dengan Call Sign JZKC.

NAME OF VESSEL : AHTS. LOGINDO ENERGY

CALL SIGN : JZKC

NATIONALITY : INDONESIA

PORT OF REGISTRY : PONTIANAK

OWNER : PT. LOGINDO SAMUDRAMAKMUR

GRT/DWT : 3594T / 3307T

L.O.A : 78.20 M

BREADH : 18.50 M

DEPTH : 8.00 M

BUILDER OF SHIP : FUJIAN SOUTHEAST SHIPYARD, CHINA

IMO. NO : 9534248

TYPE OF SHIP : SUPPLY VESSEL

60
4.1.2 Hasil Perancangan Perangkat Keras ( Hardware )

4.1.2.1 Rangkaian Perangkat Keras ( Sensor )

Rangkaian ini merupakan salah satu komponen yang penting

dalam perancangan alat “Sistem Monitoring Keselamatan diatas

Kapal Berbasis IoT ( Internet of Things )” ini. Dimana alat alat

yang akan digunakan dalam penelitian kali ini yaitu anatara lain :

1. Mikrokontroller ( 4. Sensor Flame

NodeMCU ESP 8266 ) 5. Sensor DHT11

2. Sensor PIR 6. Buzzer

3. Sensor MQ-2 7. Smarthphone

Pada rangkaian ini diperlukan pengetahuan mengenai sistem

kerja perangkat - perangkat ( sensor ) tersebut. Dimana

pengetahuan tersebut meliputi kinerja sensor-sensor tersebut,

Komunikasi antara NodeMCU ESP8266 dengan Sensor sensor dan

sampai tekoneksi dengan smartphone.. Berikut dibawah ini adalah

rangkaian dari perancangan sensor-sensor tersebut.

61
Gambar 4.1.2.1 Rangkaian Perangkat Keras

Sumber : Doc. Pribadi

4.1.2.2 Rangkaian Perangkat Keras ( Sensor ) Keseluruhan

Agar sistem ini dapat terhubung dan berjalan dengan baik,

maka dibutuhkan sebuah rangkaian sistem yang saling terhubung

dan terkoneksi, dimana hal ini membutuhkan sebuah perangkat

tambahan yang berfungsi sebagai alat monitoring ( Penampil data )

dimana dalam hal ini membutuhkan smartphone. Smartphone

tersebut berfungsi untuk menampilkan data yang diterima dari

pembacaan sensor-sensor tersebut. Berikut adalah hasil dari

Rangkaian perangkat Keseluruhan :

62
Gambar 4.1.2.2 Perangkat Keras ( Sensor ) Keseluruhan

Sumber : Doc. Pribadi

4.1.3 Hasil Perancangan Perangkat Lunak ( Software )

Hasil pembuatan perangkat lunak merupakan implementasi dari

rancang perangkat keras di halaman sebelumnya, dimana hal ini juga

sangatlah penting untuk membuat alat tersebut bekerja dengan maksimal,

Berikut adalah hasil dari perancangan Perangkat Lunak “Sistem

Monitoring Keselamatan dikapal Berbasis IoT ( Internet of Things )”.

63
4.1.3.1 Halaman Awal ( Utama )

Halaman ini merupakan halaman yang pertama kali akan

muncul saat membuka aplikasi maupunn halaman web tersebut.

Pada halaman ini berisikan grafik situasi keadaan didalam ruangan

tersebut dan data data yang ter-record dalam aplikasi tersebut.

Gambar 4.1.3.1 Perancangan Perangkat Lunak ( Software )

Sumber : Doc. Pribadi

4.1.3.2 Halaman Hasil Grafik dan Data Monitoring

64
Halaman ini berisikan data dan grafik dari hasil monitoring

dari kinerja sensor - sensor yang digunakan. Pada halaman ini

berisikan informasi yaitu diantaranya informasi monitoring gas,

informasi monitoring suhu, informasi monitoring kelembapan,

informasi monitoring gerakan dan flame. Hasil tersebut dapat

dilihat pada gambar. Dibawah ini :

65
Gambar 4.1.3.2. Perancangan Hasil Grafik dan Data

Monitoring

Sumber : Doc. Pribadi

4.2 Pembahasan Implementasi Penelitian

Pada tahapan ini akan dijelaskan mengenai hal-hal yang sudah dirancang dan

didesain di halaman sebelumnya. Dimana hal ini bertujuan untuk menunjukkan

jika hasil perancangan tersebut telah berjalan dengan baik dan bisa digunakan

sebagai mestinya. Tahapan-tahapan ini yaitu antara lain :

66
4.2.1 Pembahasan Implementasi Perangkat Keras ( Sensor )

A. Mikrokontroller ( NodeMCU ESP8266 )

Perangkat ini diperlukan dan digunakan untuk pengambilan data

maupun pengolahan data atau informasi dari sensor-sensor yang digunakan.

Komunikasi antara perangkat NodeMCU ESP8266 dengan sensor-sensor

yang digunakan menggunakan sebuah kabel jumper, untuk komunikasi

program menggunakan komunikasi I2C, dimana perangkat NodeMCU

ESP8266 harus dapat mengetahui alamat dari sensor-sensor yang

digunakan.

B. Sensor PIR

Sensor PIR ini merupakan salah satu sensor yang digunakan dalam

kegiatan penelitian tini. Sensor ini digunakan atau mempunyai fungsi untuk

mendeteksi jarak atau objek yang melintas. Sensor ini bersifat passive yang

artinya senjsor ini hanya menerima pantulan sinar infarmerah tetapi sensor

ini tidak bisa membuat cahaya inframerah itu sendiri

C. Sensor MQ-2

Sensor MQ-2 ini merupakan salah satu sensor yang digunakan dalam

kegiatan penelitian ini. Sensor ini mempunyai fungsi untuk mengukur

konsentrasi gas yang mudah terbakar dalam suatu ruangan. Sensor ini

bekerja dengan cara membaca tegangan analog sensor tersebut.

D. Sensor DHT11

Sensor DHT11 ini merupakan salah satu sensor yang digunakan dalam

kegiatan penelitian ini. Sensor ini mempunyai fungsi yaitu untuk mengukur

suhu / kelembapan udara dalam suatu ruangan. Sensor ini bekerja denggan

67
cara mengkalibrasi sinyal output digital dengan keadaan suhu dan

kelembapan didalam suatu ruangan.

E. Sensor Flame

Sensor Flame ini merupakan salah satu sensor yang digunakan dalam

kegiatan penelitian ini. Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi nyala api

didalam suatu ruangan.

F. Buzzer

Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang dapat menghasilkan

getaran suara dalam bentuk gelombang bunyi. Biasanya alat ini digunakan

didalam sistem alarm. Alat ini biasanya digunakan sebagai pertanda

didalam suatu sistem tersebut.

G. Smarthphone

Smartphone adalah telepon seluler yang mempunyai banyak fitur

lengkap sebagai pendukung penggunaanya. Dalam penelitian ini

smartphone tersebut mempunyai fungsi untuk memonitoring keadaan

dikapal terutama keadaan diruang mesin.

4.2.2 Proses Pengirimaan informasi ke Web Server dan Aplikasi Blynk

Pada proses pengiriman informasi tersebut terdapat beberapa proses

yang dilakukan yaitu proses pembuatan program / script dan instalasi

library. Pada proses pengiriman dan pengambilan data dari sensor - sensor

yang digunakan dan dikirimkan ke web dan Aplikasi Blynk menggunakan

Software Arduino IDE dengan menggunakan bahasa C dan data tersebut

akan diolah dalam sebuah Mikrokontroller ( NodeMCU ESP8266 ) :

68
Gambar 4.2.2 Proses Pengirimaan informasi ke Web Server dan

Aplikasi Blynk

Sumber : Doc. Pribadi

4.3 Pengujian

4.3.1 Pengujian Perangkat Keras ( Sensor )

Pada tahapan ini penulis melakukan serangkaian pengujian untuk

memastikan alat-alat yang digunakan dapat berjalan dengan baik tanpa

adanya halangan agar menghasilkan data yang akurat dan sesuai. Berikut

hasil data pengujian dari sensor-sensor atau peralatan keras yang digunakan

No Aktifitas Hasil Kesimpulan

69
Dapat membaca hasil Mengirimkan data ke

Akses pen-codingan di Blynk dan Thingspeak

01 NodeMCU aplikasi Arduino IDE

ESP8266 dan mengirimkan hasil

pembacaan sensor

Dapat mendeteksi Buzzer akan menyala,

Akses objek yang mendekat dan data akan dikirimkan


02
Sensor PIR atau melintas pada aplikasi gmail dan

Blynk

Dapat membaca dan Buzzer akan menyala

Akses mengukur konsentrasi Jika konsentrasi gas

03 Sensor gas yang ada didalam dibawah 20% dan data

MQ-2 suatu ruangan akan dikirimkan pada

aplikasi gmail dan Blynk

Dapat membaca dan Buzzer akan menyala jika

Akses mengukur besaran / dibawah 30%. Data akan

04 Sensor presentase kelembapan dikirimkan pada aplikasi

DHT-11 udara dalam suatu gmail dan blynk.

ruangan

Dapat membaca dan


Buzzer akan menyala
Akses mendeteksi nyala api
jika suhu ruangan
05 Sensor dan suhu dalam suatu
diatas 60°C. Data akan
Flame ruangan
dikirim pada aplikasi

70
gmail dan blynk.

Tabel 4.3.1.a Pengujian Perangkat Keras ( Sensor )

Sumber : Doc. Pribadi

Jadi secara umum Pengujian sesnor tersebut dibagi menjadi dua bagian

yaitu seperti tabel dibawah ini :

Kondisi Alat
NO Sensor Aktifitas
Kondisi Darurat Kondisi Normal

01 Flame Mendeteksi Jika suhu Jika suhu

Sensor nyala api dan ruangan diatas dibawah 60°C

suhu dalam 60°C maka maka posisi alat

suatu ruangan Buzzer akan akan Standby

menyala dan

mengirimkan

data pada

aplikasi Gmail

02 MQ-2 Dapat Jika konsentrasi Jika Konsentrasi

membaca dan gas dibawah diatas 20%

mengukur 20% maka maka posisi alat

konsentrasi gas Buzzer akan akan Standby

yang ada menyala dan

didalam suatu mengirimkan

71
ruangan data pada

aplikasi Gmail

03 PIR Dapat Buzzer akan Jika tidak ada

mendeteksi menyala apabila yang melintas

objek yang ada yang posisi alat akan

mendekat atau melintas Standby

melintas

04 DHT-11 mengukur Jika presentase Jika Presentase

besaran / kelembapan kelembapan

presentase dibawah 30% diatas 30%

kelembapan maka Buzzer maka posisi alat

udara dalam akan menyala akan Standby

suatu ruangan dan data akan

dikirimkan pada

aplikasi gmail

Tabel 4.3.1.b Pengujian Perangkat Keras ( Sensor )

Sumber : Doc. Pribadi

4.3.2 Pengujian Pembacaan Sensor

Pada tahap ini, dilakukan tahap pengujian sensor dimana tujuan

pengujian ini untuk mengetahui hasil pembacaan sensor-sensor yang

bekerja didalam rangkaian tersebut. Secara umum Kinerja dari perangkat

ini cukup baik dan optimal, tetapi ada jugabeberapa hasil pembacaan data

sensor eror yang digunakan yaitu sebagai berikut :

72
A. Kabel yang menyambungkan antara Mikrokontorller ( NodeMCU

ESP8266 ) dengan Rangkaian sensor kurang baik, sehingga proses

komunikasi yang dihasilkan sering terputus dan kurang maksimal /

akurat.

4.4 Kelebihan dan Kekurangan Alat

Berdasarkan pengujian yang berulang kali, dapat diketahui Kelebihan dan

Kekurangan dari alat tersebut yaitu diantaranya :

4.4.1 Kelebihan Alat

Kelebihan pada penelitian Sistem Monitoring Keselamatan dikapal

Berbasis IoT ( Internet of Things ) :

A. Sistem ini dapat memberikan informasi keadaan dan situasi dikapal

secara realtime.

B. Tampilan sistem sederhana, tetapi cukup membantu untuk monitoring

keadaan dikapal terutama di ruang mesin

C. Sistem ini dibuat sederhana sehingga pihak kapal dan perusahaan dapat

memonitoring juga

4.4.1 Kekurangan Alat

Kekurangan pada penelitian Sistem Monitoring Keselamatan dikapal

Berbasis IoT ( Internet of Things ) :

A. Web server yang digunakan masih gratis, sehingga dari segi keamanan

nya masih belum terjamin dan aman

B. Tampilannya masih sederhana sehingga berpotensi membuat kurang

menarik

C. Fitur fitur tampilannya masih sederhana dan sedikit.

73
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan penelitian diatas, dapat ditarik kesimpulan

bahwasannya :

A. Mengenai perancangan alat sistem monitoring keselamatan kebakaran dikapal

berbasis IoT ( Internet of Things ) yaitu diperoleh yaitu perancangan alat sesuai

dengan kondisi realtime dilapangan dan alat bekerja secara normal.

B. Mengenai kinerja hasil pengujian alat sistem monitoring keselamatan

kebakaran dikapal berbasis IoT ( Internet of Things ) yaitu diperoleh yaitu kinerja

alat ini bekerja normal dan dapat apat memberikan informasi secara akurat

mengenai keadaan suhu, kelembapan maupun ada tidaknya api didalam suatu

ruangan khususnya didalam ruang mesin di suatu kapal.

5.2 Saran

Berdasarkan kegiatan penelitian diatas,penulis sadar jika dalam penelitian kali

ini masih terdapat banyak kekurangan terutama kekurangan didalam sistem alat

tersebut, maka dari itu penulis mengharapkan untuk penelitian selanjutnya akan

lebih baik lagi, adapun saran untuk penelitian kali ini yaitu :

A. Memperbaiki desain tampilan agar memberikan tampilan yang menarik dan

lebih baik kedepannya.

B. Ditahun mendatang kemungkinan sistem komunikasi terutama komunikasi

internet sudah lebih baik terutama pemakaian sistem intenet yang menggunakan

koneksi satelit sehingga hal tersebut sangat membantu pada Perkembangan Sistem

IoT ( Internet of Things ).

74
DAFTAR PUSTAKA

Ajie. 2016. Menangani Sensor Api ( Flame Detector ) dengan Arduino.


(http://saptaji.com/2016/08/11/menangani-sensor-api-flame-detector-d
engan-arduino/)

Nadlif, Bayu. 08 April.2020. Pengertian Piezoelectric Buzzer, Cara Kerja Buzzer.


(https://alfikeer.com/pengertian-piezoelectric-buzzer-cara-kerja-buz
zer/)

Effendi. 2019. Pengertian Breadboard Beserta Prinsip Kerja, Jenis dan Harga
Breadboard.Pasuruan.(https://www.nesabamedia.com/pengertian-bread
board/)

Hermawan. 2020. Pengertian Android Beserta Sejarah, Kelebihan dan


Kekurangannya.Pasuruan.(https://www.nesabamedia.com/pengertian-an
droid-beserta-kelebihan-dan-kekurangannya/)

Nicolas. Desember 2018. Seputar Fritzing.


(https://tugasinternship.wordpress.com/2018/12/02/3-fritzing/)

Nur, Sari. (2013). Teknik Analisis Data (online),


(https://eprints.undip.ac.id/40737/3/004_BAB_III.pdf, Diakses tanggal 9
Juni 2018).

Ramadhan, Fajar. 2018. Prototype Alat Pemilah Hasil Produksi Oli Otomatis
Berdasarkan Kode Warna Menggunakan Sensor TCS 230 Pada PT.
Agheo Langgeng Chemindo. Skripsi. Tangerang. STMIK Raharja.

Ramdhani, Muhammad Iqbal. 2018. Tugas Akhir Arduino Sensor Gas. Skripsi.
Bandung, SMKN 4 Bandung.

Santos, Rui, dan Sara Santos. 2019. Introducing the DHT11 and DHT22 Sensors.
Portugal.(https://randomnerdtutorials.com/complete-guide-for-dht11dht
22-humidity-and-temperature-sensor-with-arduino/)

Saputro, Teddy Tri. 2017. Mengenal NodeMCU : Pertemuan Pertama. Tangerang


Selatan.(https://embeddednesia.com/v1/tutorial-nodemcu-pertemuan-p

75
ertama/)

Sekar, Khania Rizki , Subali. 2012-2013. Sistem Keamanan Rumah Otomatis


Menggunakan Sensor PIR, Sensor Suhu, Sensor Gas yang Tehubung
dengan Telepon Seluler Brbasis Mikrokontroller ATMega8 dan
Mikrokontroller ATMega162 dengan Backup Daya. GEMA
TEKNOLOGI Vol. 17 No. 2. 87-88

Siyoto, Sandu dan Ali Sodik. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta.
Literasi Media Publishing.

Suherman, Irwin Andriyanto, Saleh Dwiyanto. 2015. Rancang Bangun Alat Ukur
Temperatur Suhu Perangkat Server Menggunakan Sensor LM35
Berbasis SMS Gateway. Jurnal PROSISKO Vol. 2 No. 1. 47 - 50

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya.

Tri Saputro, Tedy. 2018. Instalasi Eclipse Mosquitto, Message Broker untuk
Protokol MQTT.
(https://embeddednesia.com/v1/instalasi-eclipse-mosquitto-message-br
oker-untuk-protokol-mqtt/)

76
Lampiran
//header
#include <ESP8266WiFi.h>
#include <BlynkSimpleEsp8266.h>
#include <dht.h>
#include <PubSubClient.h>

//setup connection
char ssid[] = "adis";
char pass[] = "Wardhana01";
WiFiClient client;

//setup Blynk
char auth[] = "yO-hcSJ7KvfePeXmlNFMLEE8En_es7P7";

String host = "api.thingspeak.com";


String writeAPIKey = "MMAN705757LPGN8L";
String request_string;

//setup Thingspeak.com
#define THINGSPEAK_CLIENT_ID "mwa0000023464118"
#define THINGSPEAK_MQTT_API ""
#define THINGSPEAK_CHANNEL_API "MMAN705757LPGN8L"
#define THINGSPEAK_CHANNEL_ID 1468069

//setup pin untuk sensor flame


int flamePin = D6;
int buzzerPin = D2;

//setup pin untuk sensor pir


int pirPin = D7;

77
//setup pin dht11
int dhtPin = D5;
dht DHT;

//setup pin mq2


int mqPin = A0;

//var global
int state, state2, readData, valueMQ, t, h;

void setup(){
Serial.begin(9600);
pinMode(flamePin, INPUT);
pinMode(buzzerPin, OUTPUT);
pinMode(pirPin, INPUT);
pinMode(dhtPin, OUTPUT);
pinMode(mqPin, INPUT);

//wifi connect
Serial.print("Menghubungkan ke : ");
Serial.print(ssid);
WiFi.begin(ssid, pass);
while(WiFi.status()!=WL_CONNECTED){
delay(500);
Serial.print(".");
}
Serial.print("\n");
Serial.print("IP Address : ");
Serial.print(WiFi.localIP());
Serial.print("\n");
Serial.print("Terhubung dengan : ");

78
Serial.print(ssid);

//blynk connect
Blynk.begin(auth, ssid, pass);
}

void loop(){
Blynk.run();
flame();
pir();
dht11();

valueMQ = analogRead(mqPin) / 10;


Serial.println(valueMQ);
if (valueMQ > 55){
Serial.println("Asap terdeteksi");
Blynk.email("adhyaksaagung2017@gmail.com", "Notifikasi Asap",
"Pemberitahuan peringatan kebakaran, harap segera ditindaklanjuti");
}else{
Serial.println("Asap tidak terdeteksi");
}

sendthing();
}

void flame(){
state = digitalRead(flamePin);
if (state == LOW){
Serial.println("Api terdeteksi");
digitalWrite(buzzerPin, HIGH);
Blynk.email("adhyaksaagung2017@gmail.com", "Notifikasi Kebakaran",
"Pemberitahuan peringatan kebakaran, harap segera ditindaklanjuti");

79
}else{
Serial.println("Tidak ada api");
digitalWrite(buzzerPin, LOW);
}
delay(1000);
}

void pir(){
state2 = digitalRead(pirPin);
Serial.print(state2);
if (state2 == HIGH){
Serial.println("Ada gerakan");
//digitalWrite(buzzerPin, HIGH);
}else{
Serial.println("Tidak ada gerakan");
//digitalWrite(buzzerPin, LOW);
}
delay(1000);
}

void dht11(){
readData = DHT.read11(dhtPin);
t = DHT.temperature;
h = DHT.humidity;
Serial.println(t);
Serial.println(h);
Blynk.virtualWrite(V5, DHT.temperature);
Blynk.virtualWrite(V6, DHT.humidity);
}

void mq(){
valueMQ = analogRead(mqPin) / 10;

80
if (valueMQ > 60){
Serial.println("Asap terdeteksi");
Blynk.email("adhyaksaagung2017@gmail.com", "Notifikasi Asap",
"Pemberitahuan peringatan kebakaran, harap segera ditindaklanjuti");
}else{
Serial.println("Asap tidak terdeteksi");
}
delay(1000);
}

void sendthing(){
int result = sendThingSpeak(t, h, valueMQ);
}

81

You might also like