You are on page 1of 9

SOAL-SOAL PEMBEKALAN UKOM_GERONTIK_bu Wanti

1. Tn.A berusia 65 tahun menderita asma bronkial, sejak 2 tahun lalu mengeluh sesak
napas, batuk dengan dahak kental dan lengket susah dikeluarkan. Keluarga mengatakan
klien males berobat ke puskesmas, karena setiap habis obat penyakitnya kambuh.
Apakah tindakan yang tepat pada kasus diatas ?
a. Berikan penjelasan tentang tanda gejala penyakit
b. Menganjurkan klien untuk periksa teratur
c. Mengajarkan cara batuk efektif
d. Memberikan penjelasan tentang penyakit klien
e. Menganjurkan keluarga selalu mendukung klien

Kunci Jawaban : D
Pembahasan: Keluarga mengatakan klien males berobat ke Puskesmas karena setiap
habis obat penyakitnya akan kambuh lagi. Sehingga perawat harus memberikan
penjelasan tentang penyakit klien.

Sumber : Tamher, S., Nurkasiani. 2008. Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendekatan
Askep. Jakarta : Salemba Medika

2. Ny.M dengan usia 85 tahun saat ini sedang dirawat di UPT pelayanan social lansia dan
mengalami kelumpuhan anggota gerak, sendi ekstermitas bawah sulit digerakan, selama
perawatan pasien hanya bisa tiduran, kadang ngompol, sehingga disediakan pempers.
Saat BAB menggunakan pispot, karena mengalami disfagia perawat memasang NGT
untuk memasukan diet cair. Untuk menegakan diagnosa keperawatan decubitus yang
berhubungan dengan imobilitas perlu ditambahkan data berupa ?
a. MMSE c. OPQOL d. Skor Norton
b. Indeks Barthel e. SPMSQ

Kunci Jawaban : B
Pembahasan: MMSE untuk mengukur fungsi kognitif, indeks barthel untuk mengetahui
kemampuan fungsional pada pasien yang mengalami gangguan system syaraf, OPQL
untuk mengukur kualitas hidup, skor Norton untuk menilai potensi decubitus, dan
SPMSQ untuk mengukur kognitif .
Sumber : Dewi, S.R. 2014. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisis 1. Yogyakarta :
Deepublish

3. Seorang lansia laki-laki usia 65 tahun dirawat dibangsal gerontik, berdasarkan hasil
pengkajian didapatkan data pasien mengeluh mual dan tidak nafsu makan, kurang tidur
sudah 2 hari terakhir karena lututnya sering ngilu dimalam hari. Hasil pemeriksaan fisik
lutut tampak bengkak. Apa diagnose keperawatan utama pada kasus ?
a. Mual c. Nyeri akut d. Gangguan pola tidur
b. Ansietas e. Resiko nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Kunci Jawaban : C
Pembahasan:Lansia mengeluh lututnya sering ngilu dimalam hari&lutut tampak
bengkak.
Sumber : Easther Chang et al. 2012. Patofisologi aplikasi pada praktik keperawatan.
Jakarta : EGC
4. Seorang perawat puskesmas sedang mengadakan program pembinaan kelompok para
lansia dan lansia diwilayahanya. Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan 40% lansia
mengalami depresi ringan, 54% tinggal sendiri dan tidak mempunyai penghasilan tetap.
Apakah upaya promotif yang dapat dilakukan perawat kepada kelompok lanisa
binaannya tersebut ?
a. Bersama tim kesehatan lain melakukan upaya pengobatan bagi lansia yang
sakit
b. Melakukan pemeriksaan kesehatan lansia secara berkala bagi lansia yang
beresiko tinggi
c. Menggairahkan semangat hidup para lansia agar tetap merasa dihargai dan
berguna bagi dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat
d. Bersama tim kesehatan lainnya berupaya untuk memulihkan fungsi organ
tubuh lansia binaan yang sudah menurun
e. Mencegah terhadap kemungkinan terjadinya komplikasi dari penyakit yang
disebabkan proses menua di kalangan para lansia
Kunci Jawaban : C
Pembahasan : Upaya promotif adalah suatu rangkaian kegiatan pelayanan kesehatan
yang lebihmengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan.
Sumber : Maryam, Siti. 2008. Mengenal Uisa Lanjut dan Perawatannya. Jakarta :
Salemba Medika

5. Seorang laki-laki dengan usia 75 tahun datang ke Poliklinik karena mengeluh sesak
napas. hasil TTV klien menunjukkan : TD = 170/90 mmHg, RR = 25 x/menit, HR = 86
x/menit, auskultasi napas terdengar redup, klien berusaha bernapas menggunakan otot
bantu napas, dan lebih nyaman bernapas dengan mulut. Apakah diagnosa keperawatan
yang tepat pada kasus tersebut?
A. pola napas tidak efektif
B. kelebihan volume cairan
C. perilaku kesehatan beresiko
D. bersihan jalan napas tidak efektif
E. risiko penurunan fungsi kardiovaskular

Rasional:
Rasional A : definisi pola napas tidak efektif adalah ketidakmampuan proses sistem
pernapasan : inspirasi dan atau ekspirasi untuk memberikan ventilasi yang adekuat
Rasional B : kebutuhan cairan dan elektro-lit adalah suatu proses dina-mik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap untuk melakukan respons
terhadap keadaan fisiologis dan lingkungan. Ke-seimbangan cairan adalah es-sensial
bagi kesehatan. Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri,
tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal (fisiologis)
yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya lingkungan sel yang relatif konstan tapi
dina-mis. Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan ini
dinamakan “homeostasis”
Rasional C : ketidakmampuan memodifikasi gaya hidup/ prilaku yang sesuai dan
meningkatkan kesehatan. Perfusi jaringan adalah suatu penurunan jumlah oksigen yang
mengakibatkan kega-galan untuk memelihara jaringan pada tingkat kapiler
Rasional D : bersihan jaalan nafas tidak efektif merupakan suatu keadaan ketika
seseorang individu mengalami suatu ancaman yang nyata atau potensial pada status
pernafasan sehubungan-dengan ketidak mampuan un-tuk batuk secara efektif
Rasional E : kerentanan terhadap penyebab internal dan eksternal yang dapat merusak
satu atau lebih organ vital terutama system sirkulasi. Faktor risiko diantaranya adalah
usia lebih dari 65 tahun, hipertensi, obesitas, merokok dan gaya hidup santai
Referensi:
Nanda International. (2014). Nursing di-agnoses: definition & classification 2015-2017.
United Kingdom: Black-well Publishing.

6. Lansia menderita penyakit paru obstruktif menahun (PPOK), 1 Minggu terakhir keluhan
sesa bertambah berat. Hasil X-Ray tampak Hipertrofi Ventrikel kanan sehingga timbul
edema pada kedua tungkai kaki, Kulit tampak pucat, denyut nadi tidak teratur. Klien
tersebut bertanya apakah hidupnya tidak akan lama lagi? Apa jawaban yang tepat untuk
pasien tersebut?
A. Kondisi ibu akan baik-baik saja, tak perlu kuatir
B. Kondisi ibu saat ini kritis dan perlu perawatan intensif
C. Saya tidak tahu mengenai penyakit ibu
D. Ibu tidak usah mengetahui penyakit ibu
E. Kondisi ibu saat ini menurun, ibu sebaiknya banyak istirahat.

7. Seorang laki-laki yang berusia 78 tahun di panti werda sudah 2 tahun yang ditempatkan
diruang isolasi.klien mengeluhkan nyeri pada luka di punggung bagian bawah pada saat
pengkajian di pungggung ada luka dengan diameter 10 cm. kondisi tubuh lemah, bau
badan, kulit kusam, rambut kotor, bau mulut, kuku panjang. pakaian tidak rapi, dan
tidak ganti 2 hari. Makan dibantu oleh teman dekatnya yang masih bisa beraktivitas,
untuk BAB Dan BAK dilakukan ditempat tidur. hasil indeks Katz skornya 3
ketergantungan Total, Hasil pengkajian Mini Mental State Exam 20 kerusakan mental
berat, Risiko jatuh 9 yaitu risiko jatuh Sedang.
Apakah diagnosa keperawatan yang muncul dari kasus diatas?
a. Intoleransi aktifitas
b. Deficit perawtan diri makan
c. Deficit perawatan diri mandi
d. Deficit perawatan diri eliminasi
e. Hambatan Mobilitas Fisik

8. Nyonya C berusia 70 tahun merupakan salah satu lansia yang tinggal dipanti. Dia
memiliki keluhan inkontinensia urin. Saat perawat sedang melakukan perawatan pada
genetalia pasien tersebut, perawat lupa menutup gorden jendela. Jadi, salah seorang
lansia lain melihat tindakan yang dilakukan perawat tersebut. Apa aspek etik
keperawatan yang tidak dilakukan perawat?
a. Non maleficienci
b. Confidentiality
c. Beneficence
d. Justice
e. Autonomy
Jawaban B. Confidelity (kerahasiaan)
Tindakan yang harus dijaga privasi klien terhadap apa yang tidak boleh diketahui oleh
orang lain. Perawat lupa menutup sampiran atau korden pada waktu melakukan
tindakan yang semestinya orang lain tidak boleh tahu. Jadi dalam soal itu perawat tidak
menjaga privasi pasien
Sumber : KBS UKOM Keperawatan Indonesia 2018

9. Seorang laki-laki berusia 69 tahun, tinggal bersama istri. Hasil pengkajian didapatkan
data tidak dapat menahan BAK, sering ngompol sebelum sampai kekamar mandi
terutama pada malam hari, merasa dirinya sudah tidak berguna lagi karena sering
dimarahi istri. Hasil pemeriksaan : TD: 130/80 mmHg, BB 65kg, TB 165 cm. Apakah
masalah utama pada kasus tersebut ?
a. Cemas
b. Isolasi social
c. Koping tidak efektif
d. Gangguan pola eliminasi
e. Gangguan gambaran diri
Jawaban D. Gangguanpolaeliminasi
Sumber : KBS UKOM Keperawatan Indonesia 2018

10. Manakah intervensi keperawatan yang tepat dilakukan pada klien lanjut usia dengan
presbikusis yang mengalami gangguan pendengaran?
a. Bicaralebihkeras
b. Bicaralebihpelan
c. Gunakan nada suara yang tinggi
d. Gunakan nada suara yang rendah
e. Gunakanbahasaisyarat
Jawaban D. Gunakan nada suara yang rendah
Presbikusis merupakan gangguan yang terkait dengan usia, bersifat permanen
perubahan degenerative pada telinga bagian dalam yang mengakibatkan penurunan
ketajaman pendengaran. Hal dari perubahan ini ,klien lanjut usia mengalami penurunan
respon pada suara yang berfrekuensi tinggi. Nada suara rendah lebih mudah didengar
dan dimengerti oleh klien lanjutusia.
Sumber :Dewit, Kumagai (2013), 589

11. Seorangperawatmelakukankunjungankerumahseoranglansia (72 tahun).


Berdasarkanpengkajian: klienmengalamipenurunanfungsipenglihatan,
berjalandenganbantuantongkat. Peeranganrumahklienremang-
remangdanlantaitampaklicin.
Klienhanyatinggalberduasajadengananaknyadananakklienjugaseringpulang sore
karenasibukbekerja. Berdasarkankasus, apakah diagnose keperawatan yang
tepatpadakasustersebut?
a. Intoleransiaktivitas
b. Gangguanmobilitasfisik
c. Gangguanpersepsisensori : penglihatan
d. Resikojatuh
e. Resikocedera
Jawaban D. Resikojatuh
Sumber : KBS UKOM Keperawatan Indonesia

12. Seorang laki-laki berusia 75 tahun tinggal di Panti Werda. Sejak 4 hari yang lalu
mengeluh mual dan muntah, porsi makan hanya dihabiskan 1/4 porsi saja. Klien
terbaring lemah ditempat tidur. Aktifitas dan rutinitas lainnya tidak bisa dilakukan oleh
klien.Apakah data yang harus dikaji lebih lanjut pada kasus ?
a. Koping individu
b. Kemampuan mobilisasi
c. Aktifitas kegiatan sehari-hari
d. Jenis dan pola makan
e. Pola istirahat

Pembahasan :
Masalah yang nampak dominan pada kasus diatas adalah terkait pencernaan dan
pemenuhan nutrisi. Hal ini nampak dari data : mual-muntah, porsi makan yang
dihabiskan 1/4 porsi saja. Untuk bisa menentukan masalah keperawatan yang tepat pada
lansia tersebut dibutuhkan pengkajian lebih lanjut tentang hal-hal yang terkait
pemenuhan nutrisi, seperti apa jenis makanan yang dikonsumsi oleh lansia, apakah ada
kesulitan mengunyah atau menelan.
Strategi :
Lengkapi data pada kasus diatas dengan mengkaji lebih lanjut dan yang relavan untuk
menegakkan masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan
tubuh.
Jawaban : D

13. Seorang perempuan berusia 70 tahun tinggal di Panti Wreda sejak satu tahun yang lalu.
Klien mengeluh badannya terasa lemas dan susah menjangkau toilet sehingga sering
ngompol ditempat duduk ataupun tempat tidur. Tercium bau pesing dari pakaian dan
kamar klien. Hasil pengkajian fungsional berdasarkan indeks KATZ, klien termasuk
dalam kategori D.
Apa masalah keperawatan pada kasus diatas ?
a. Risiko intoleransi aktivitas
b. Gangguan mobilitas fisik
c. Deficit perawatan diri
d. Inkontinensia urin
e. Keletihan

Pembahasan :
Salah satu masalah yang paling sering dialami lansia adalah ketidakmampuan
mengontrol BAK karena berbagai faktor baik dari internal (misalnya proses penuaan)
maupun eksternal (misalnya toilet jauh). Dengan adanya data mayor klien sering
ngompol dan berbau pesing, maka diagnosis yang paling tepat adalah inkontinensia
urin.
Strategi :
Identifikasi definisi, karakteristik dan faktor yang berhubungan dengan malasah
keperawatan inkontinensia urin.
Jawaban : D

14. Seorang perempuan berusia 65 tahun tinggal di Panti Wreda mengeluh sering ngompol
di celana terutama saat batuk dan tertawa sejak 1 bulan lalu. Klien terbiasa minum kopi
sejak 30 tahun lalu. Tercium bau pesing dari pakaian klien, fungsi kognitif utuh.
Apakah tindakan yang paling tepat untuk kasus tersebut ?
a. Memasang diapers
b. Mengurangi asupan cairan
c. Mengajarkan latihan otot-otot dasar panggul
d. Mengajak klien untuk BAK setiap 2 jam sekali
e. Menganjurkan klien untuk berhenti minum kopi

Pembahasan :
Sebagian dari data (mengompol saat batuk dan tertawa, tercium bau pesing) diatas
merupakan indicator mayor kejadian stress inkontinensia urin. Inkontinensia jenis ini
disebabkan oleh pelemahan otot dasar panggul dan otot-otot yang terlibat dalam proses
berkemih. Kondisi ini merupakan indikasi pelaksanaan latihan otot-otot dasar panggul.
Strategi :
Memasang diapers (pampers) pada klien di Panti Wreda bukan merupakan sebuah
pilihan utama karena terkait dengan biaya.Mengurangi asupan cairan juga tidak tepat
karena bisa menimbulkan komplikasi seperti dehidrasi. Mengajak untuk BAK setiap 2
jam sekali juga bukan merupakan pilihan yang tepat untuk klien dengan fungsi kognitif
utuh (tidak demensia). Dengan kebiasaan lama minum kopi, kafein dalam kopi
bukanlah faktor penyebab terjadinya inkontinesia.
Jawaban : C

15. Saat kunjungan rumah, perawat menemukan perempuan berusia 68 tahun mengeluh
tidak bisa mengontrol BAK sejak 4 minggu lalu. Pada saat kunjungan rumah
sebelumnya perawat memberikan penyuluhan dan latihan otot-otot panggul serta
meganjurkan menggunakan diapers.
Apakah indicator evaluasi keberhasilan jangka panjang pada kasus tersebut ?
a. ketersediaan toilet
b. penurunan frekuensi mengompol
c. kepatuhan menggunakan diapers
d. kemampuan melakukan latihan otot-otot panggul
e. pengetahuan tentang cara melatih otot-otot panggul

Pembahasan:
Perempuan memiliki risiko yang lebih besar daripada laki-laki untuk mengalami
penurunan kekuatan otot-otot dasar panggul sebagai penyebab stress inkontinensia.
Latihan yang tepat pada otot dasar panggul akan dapat menguatkan otot-otot yang
terlibat dalam mengontrol kemampuan berkemih. Keberhasilan jangka panjang dari
intervensi tersebut dapat dievaluasi dari penurunan jumlah/frekuensi mengompol yang
terjadi setiap harinya.
Strategi :
Kepatuhan menggunakan diapers, pengetahuan dan kemampuan latihan otot-otot dasar
panggul merupakan indicator jangka pendek keberhasilan tindakan yang dapat
dievaluasi setelah pemberian penjelasan dan latihan kepada klien.
Jawaban : B

16. Klien laki-laki berusian 75 tahun masuk panti wheda dalam keadaan post stroke 2 bulan
yang lalu, klien mengalami kelumpuhan pada ekstremitas kanan, sehingga perlu
bantuan kebutuhan sehari-hari.
Apakah rindakan yang paling tepat pada klien tersebut?
a. Memberikan korsi roda
b. Melatih pergerakan sendi
c. Memijat daerah ekstremitas
d. Memotivasi untuk ambulasi
e. Memberi kebutuhan penuh
Jawaban B melatih pergerakan sendi

17. Seorang perempuan 78 tahun tinggal bersama anak perempuan dan seorang cucu yang
berusia 20 tahun. Hasil pengkajian klien merasa sedih karena cucunya sudah sebulan
tidak pulang dan tidak ada kabar.anaknya mengalami teardasi mental, sudah lama
berpisah dengan suaminy. Klien tidak tau mau meminta bantuan sama siapa, apa
diagnosa apada kasusu di atas?
a. Kecemasan
b. Ketidakberdayaan
c. Tidak efektifnya koping
d. Kurang pengetahuan
e. Harga diri rendah situsional
Jawaban D kurang pengetahuan

18. Salah satu penurunan yang dialami usia lanjut akibat aging process adalah kemampuan
kognitif. Apa instrumen yang sebaiknya digunakan perawat untuk mengkaji kondisi di
atas?
a. SPSMQ
b. MMSE
c. GDS
d. Barthel indeks
e. Katz indeks
Jawaban B MMSE

19. Klien berusia 80 tahun dengan kesadaran penuh dipindah kefasilitas keperawatan
jangka panjang oleh keluarganya. Pada malam ke dua klien bingung dan tidak mengenal
keluarganya. Diagnosa apakah yang paling sesuai dengan kasus di atas?
a. Kurang pengetahuan
b. Gangguan memori
c. Gangguan sensori presepsi
d. Perubahan proses pokir
e. Devisit perawatan diri
Jawaban C gangguan sensori presepsi

20. Seorang perempuan dengan usia 70 tahun tinggal di panti wreda. Hasil pengkajian
didapatkan data pasien terlihat mengusap- usap lutut sebelah kanannya, persendian kaki
terasa kaku dan nyeri bila digerakkan, bengkak pada daerah lutut, sholat dengan posisi
duduk dan kaki diluruskan, ekspresi wajah meringis. TD 130/80 mmHg, Suhu 36C,
pernapasan 18x/ menit, nadi 76 x/ menit. Manakah tindakan keperawatan utama pada
kasus diatas?
A. Melatih ROM
B. Membatasi aktivitas
C. Mengajarkan tata cara sholat
D. Mengajarkan teknik relaksasi
E. Memberikan kompres air hangat
Kunci Jawaban: E.Memberikan kompres air hangat
Pembahasan: Pemberian kompres hangat dapat memberikan efek vasodilatasi.
Vasodilatasi membantu pengeluaran endorfin dan menghambat impuls- impuls nyeri.
Referensi: KBS UKOM Keperawatan Indonesia

21. Seorang laki- laki berusia 60 tahun akan dijadwalkan dua hari lagi dilakukan
pembedahan lensa matanya yang pertama kali karena katarak yang dialami. Pasien
dirawat dikelas 3 bersama 7 pasien lainnya dengan berbagi fasilitas yang ada. Jarak
tempat tidur dan kamar mandi yaitu sekitar 8 meter. Apa tujuan perawatan prioritas
pada kasus tersebut ?
A. Cemas akibat bedah tidak terjadi
B. Resiko cedera tidak terjadi
C. Kemampuan gerak terjaga
D. Kebutuhan informasi terpenuhi
E. Kebtuhan kebersihan diri terpenuhi
Kunci jawaban: B.Resiko cedera tidak terjadi
Pembahasan: Penurunan kemampuan visual dapat menjadi pemicu cedera seperti jatuh

Referensi:Saunders 360 Review untuk UKNI (Edisi 1) terbitan 2016 oleh tim Asosiasi
Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) yang diadaptasi dari buku “Comprehensive
Review for the NCLEX-RN Examination”.

22. Seorang perawat puskesmas sedang mengadakan program pembinaan kelompok pra
lansia dan lansia didesa Suka Maju. Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan 40%
lansia mengalami depresi ringan, 54% tinggal sendiri dan tidak mempunyai penghasilan
tetap. Apakah upaya promotif yang dapat dilakukan perawat kepada kelompok
binaannya tersebut?
A. Bersama tim kesehatan lain melakukan upaya pengobatan bagi lansia
yang sakit.
B. Melakukan pemeriksaan kesehatan lansiasecara berkala bagi lansia yang
beresiko tinggi.
C. Menggairahkan semangat hidup para lansia agar tetap merasa dihargai
dan berguna bagi dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat.
D. Bersama tim kesehatan lainnya berupaya untuk memulihkan fungsi
organ tubuhlansia binaan yang menurun.
E. Pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya komplikasi dari penyakit
yang disebabkan proses menua dikalangan para lansia.
Kunci jawaban: C. Menggairahkan semangat hidup para lansia agar tetap merasa
dihargai dan berguna bagi dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat.
Pembahasan: Upaya promotif adalah upaya untuk meningkatkan status kesehatan klien
yang dapat berupa kegiatan pemberian informasi, mengidentifikasi faktor resiko, dan
mengkaji status kesehatan, perubahan gaya hidup, perilaku dan program pengendalian
lingkungan.
Referensi:Maryam, Siti. 2008. Mengenal Usia Lnjut dan perawatannya. Jakarta:
Salemba Medika

23. Seorang perempuan berusia 78 tahun dirawat Wisma Gandasturi sejak satu minggu
yang lalu, hasi pengkajian didapatkan data mudah lelah, sering kencing, banyak makan
dan klien sering haus. Penglihatan kabur TD: 140/80 mmHg, BB: 70 kg, TB:160 cm,
GDS 210mg/dl. Apakah rencana tindakan keperawatan yang prioritas untuk mengatasi
masalah tersebut?
A. Anjurkan olah raga
B. Berikan diet diabetes
C. Batasi kebiasaan makan
D. Berikan pendidikan keehatan
E. Anjurkan pemeriksaan kesehatan
Kunci jawaban: B. Berikan diet diabetes
Pembahasan: Seiring dengan bertambahnya usia, sel tubuh menjadi resisten terhadap
insulin, sel beta pankreas berkurang melepaskan insulin, hal ini mengurangi
kemampuan lansia untuk memetabolisme glukosa, kekurangan insulin menghambat
kemampuan tubuh untuk mengakses nutrient yang penting untuk bahan bakar dan
simpanan.Kegemukan dapat menghambat kemampuan tubuh, dapat terjadi
hiperglikemia sehingga perlu diet diabetes.
Referensi:
Jaime L. Stocklager. 2008. Hal 92-98, Buku Asuhan Keperawatan Geriatrc. Edisi 2.
Jakarta: EGC

You might also like