You are on page 1of 34

LAPORAN CAPSTONE PROJECT

Semester Ganjil TA. 2022/2033

Sistem Pemantauan Kualitas Tanah


Untuk Tanaman Cabai

Dosen Pembimbing: Rodhiyah Mardhiyyah, S.Kom., M.Kom

Fahryansyah (5201011042)
Erwin Syawaludin (5201011047)
Muhammad Ikhwanul Hakim (5201011064)

PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2022
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................2

KATA PENGANTAR.....................................................................................3

DAFTAR ISI..................................................................................................4

BAB I............................................................................................................6

PENDAHULUAN..........................................................................................6

1.1. Latar Belakang..............................................................................6

1.2. Rumusan Masalah........................................................................7

1.3. Batasan Masalah...........................................................................7

1.4. Tujuan Penelitian..........................................................................7

1.5. Manfaat Penelitian........................................................................7

BAB II...........................................................................................................8

LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA.............................................8

2.1 Landasan Teori.............................................................................8

2.1.1 Internet of Things......................................................................8

2.1.2 Android.......................................................................................9

2.1.3 Esp8266....................................................................................10

2.1.4 Arduino.....................................................................................10

2.2.5 Relay.........................................................................................11
2.2.6 Water Pump..............................................................................11

2.2.7 Blynk.........................................................................................12

2.2 Kajian Penelitian Sebelumnya...................................................12

BAB III........................................................................................................19

METODOLOGI PENELITIAN.....................................................................19

3.1 Langkah Penelitian.....................................................................19

3.2 Alat dan Bahan............................................................................20

3.2.1 Perangkat Lunak......................................................................20

3.2.2 Perangkat Keras......................................................................22

3.3 Rancangan Teknologi................................................................25

3.4 Teknik Pengujian........................................................................25

BAB IV.......................................................................................................26

HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................26

4.1 Purwarupa Teknologi.................................................................26

4.2 Analisis Kinerja Purwarupa.......................................................26

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sendiri telah
berkembang pesat di segala bidang salah satunya adalah Internet Of Things (IOT)
yang banyak digunakan di bidang pertanian, lingkungan, transportasi, maupun
kesehatan. Dalam beberapa tahun terakhir, Internet of Things (IoT) telah menarik
perhatian penelitian yang signifikan, IoT dianggap sebagai bagian dari Internet di
masa depan dan akan terdiri dari miliaran komunikasi cerdas. Salah satu bentuk
penerapan (IOT) adalah pada kehidupan sehari-hari pada bidang pertanian, Hasil
perkembangan teknologinya antara lain penerapan IoT (Internet of Things) untuk
pembuatan alat penyiram tanaman secara otomatis, khususnya pada tanaman
Cabai.
Perawatan tanaman Cabai secara umum terdiri dari kegiatan menyiram dan
memupuk. Untuk tanaman Cabai di umur 17-23 hari memerlukan ph sekitar 5-6,8.
Hal ini dibutuhkan perawatan yang intensif pada tanaman Cabai. Namun jika
tidak dilakukan secara rutin dapat menyebabkan tanaman Cabai menjadi layu
tetapi kalau terlalu banyak air nanti tanaman akan mati.
Oleh karena itu, alat penyiraman otomatis ini dibuat. Salah satu komponen
yang akan digunakan adalah mikrokontroler Arduino Uno dan Esp8266.
Kelebihan Arduino adalah tidak memerlukan chipprogrammer karena didalamnya
sudah terdapat bootloader yang akan menangani upload program dari komputer
dan juga arduino sudah memiliki sarana komunikasi USB. Oleh karena itu
mikrokontroler ini banyak digunakan dalam banyak hal salah satunya dalam
bidang pertanian. Dalam penerapannya, Alat otomatis ini bekerja ketika
kelembapan tanah atau ph kurang dari nilai pada data yang dimasukkan ke dalam
Arduino Uno tersebut. Pembuatan alat penyiram tanaman otomatis ini berfungsi
untuk membantu menjaga kadar air dan ph pada tanah yang ditanami tanaman
Cabai. Oleh karena itu tanah menjadi subur dan tanaman Cabai tumbuh dengan
baik.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas adalah :
1. Bagaimana merancang sistem pemantauan kelembapan dan nutrisi tanah
berbasis IoT secara real-time dan bisa memonitoring.
2. Bagaimana merancang alat tersebut agar bekerja secara otomatis.
3. Bagaimana caranya alat tersebut membuat tanah menjadi subur dan cocok
ditanami tumbuhan Cabai dengan sesuai kebutuhan tanaman.

1.3. Batasan Masalah


Batasan masalah pada projek capstone penelitian tanah :
1. Penelitian cukup untuk tumbuhan Cabai saja.
2. Sebatas penelitian dan perawatan tanah untuk tanaman Cabai, tidak sampai
perawatan tanaman Cabai.
3. Pembatasan pemberian air dan menjaga ph untuk kesuburan tanah tanaman
Cabai.
4. Hama tumbuhan Cabai tidak dimasukkan ke penyelesaian masalah.

1.4. Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah merancang suatu alat penyiram tanaman otomatis
berbasis IoT dengan menggunakan sensor kelembaban tanah. Penelitian ini dapat
membantu petani dalam menjaga tanaman Cabai yang mereka tanam agar pada
saat panen hasil yang.

1.5. Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang diperoleh petani yang menggunakan alat otomatis tersebut
antara lain :
1. Memudahkan para petani dalam memonitoring dan merawat tanaman cabai.
2. Petani tidak mengeluarkan tenaga berlebih untuk merawat tanaman sehingga
dapat merawat banyak tanaman sekaligus.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


Air dalam tanah merupakan komponen yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman yang tumbuh pada tanah tersebut. Keberadaan air di
dalam tanah disebabkan oleh fakta bahwa air ditahan oleh massa tanah, tertahan
atau terikatnya air pada tanah disebabkan adanya penyerapan atau tekanan
hidrostatik. Air dapat hilang dari tanah karena penguapan akar tanaman.
Kelembaban tanah secara umum didefinisikan sebagai air yang terkandung
di permukaan tanah tak jenuh dari bumi, yang berasal dari curah hujan, dari
pencairan salju, atau dengan daya tarik kapiler dari tanah. Kadar air tanah adalah
komponen penting dari sistem iklim, hidrologi, dan ekologi (Sulistiawan, 2017).
Apabila tanah mengandung kadar air yang tinggi maka kelebihan air tanah akan
dikurangi melalui proses evaporasi, transpirasi dan transpor air bawah tanah, pada
tanaman cabai kelembapan tanah yang ideal yaitu 40 – 60 %.
Penelitian ini Merancang dan mengimplementasikan Perancangan Alat
Pemantauan Kualitas Tanah untuk tamanam cabai. Sistem ini mencakup
perancangan perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software), sebagai
berikut.
2.1.1 Internet of Things
Internet of things merupakan sebuah konsep di mana suatu benda atau objek
ditanamkan teknologi-teknologi seperti sensor dan software dengan tujuan untuk
berkomunikasi, mengendalikan, menghubungkan, dan bertukar data melalui
perangkat lain selama masih terhubung ke internet (Binary,2022). 
IoT memiliki hubungan yang erat dengan istilah machine-to-machine atau
M2M. Seluruh alat yang memiliki kemampuan komunikasi M2M ini sering
disebut dengan perangkat cerdas atau smart devices. Perangkat cerdas ini
diharapkan dapat membantu kerja manusia dalam menyelesaikan berbagai urusan
atau tugas yang ada.
Untuk membuat suatu ekosistem IoT, kita tidak hanya memerlukan
perangkat-perangkat yang pintar, melainkan juga berbagai unsur pendukung lain
di dalamnya. Berikut adalah berbagai unsur pembentuk internet of things :
1. Sensor.
Sensor adalah alat yang dapat digunakan untuk mendeteksi sesuatu,
pendektesianya dapat berupa suhu, kecepatan, jarak dapat juga mengukur
magnitude (besaran) sesuatu. Unsur ini merupakan unsur pembeda mesin
IoT dengan mesin canggih lainnya. Dengan adanya sensor ini mesin mampu
menentukan instrumen yang dapat mengubah mesin IoT dari yang semula
bersifat pasif menjadi mesin atau alat yang bersifat aktif dan terintegrasi.
2. Konektivitas.
Konektivitas juga biasa disebut sebagai koneksi antar jaringan. Dalam dunia
IoT sendiri ada kemungkinan untuk kita membuat jaringan baru, jaringan
yang khusus digunakan untuk perangkat IoT.
2.1.2 Android
Android adalah sistem operasi mobile yang mengadopsi dan berbasi sistem
operasi linux yang telah di modifikasi sesuai kebutuhan dan peuntukanya. Sistem
operasi ini di akuisisi oleh Google pada tahun 2005 dari Android, inc sebagai
bagian strategi Google untuk mengisi pasar dan kebutuhan akan sistem operasi
mobile. Google mengakuisisi seluruh hasil kerja Android termasuk tim yang
mengembangkan sistem operasi tersebut. Disamping itu para vendor perangkat
keras memungkinkan untuk dapat mengkustomisasi menambahkan extension-nya
sendiri kedalam perangkat sistem operasi ini sesuai kebutuhan produk mereka.
Model pengembangannya yang sederhana dan open source menjadikan Android.
2.1.3 Esp8266
ESP8266 dapat diintegrasikan ke dalam WiFi yang menyediakan chip
berbiaya rendah dengan tumpukan TCP / IP penuh dan mikrokontroler(Issac,
2019). ESP8266 sederhananya, menambahkan kapasitas konektivitas WiFi ke
proyek alat. Dengan berarti memungkinkan koneksi nirkabel ke jaringan lokal
atau ke Internet. Hal yang seperti ini dapat menyambungkan atau memutuskan
peralatan listrik (menggunakan relay) atau jenis sistem mekanis lain di rumah kita
untuk mendominasi rumah dan mengontrolnya melalui Internet dari ponsel cerdas
atau komputer mana pun yang terhubung dari mana saja.

Gambar 2. 1 Esp8266

2.1.4 Arduino
Arduino merupakan sebuah perangkat elektronik yang bersifat open source
dan sering digunakan untuk merancang dan membuat perangkat elektronik serta
software yang mudah untuk digunakan. Arduino ini dirancang sedemikian rupa
untuk mempermudah penggunaan perangkat elektronik di berbagai bidang(Rony
Setiawan, 2022). Arduino mampu mengenali lingkungan sekitar melalui berbagai
jenis sensor serta dapat mengontrol lampu, motor, dan berbagai jenis actuator
lainnya. Arduino ini memiliki beberapa komponen penting di dalamnya, seperti
pin, mikrokontroler, dan konektor-konektor yang lain. Arduino Uno yang mana di
dalamnya terdapat mikrokontroller AVR seri ATmega 328 yang merupakan
produk dari Atmel.
Gambar 2. 2 Arduino Uno

2.2.5 Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan
merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2
bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak
Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk
menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power)
dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi (Kho, 2022).

Gambar 2. 3 Relay

2.2.6 Water Pump


Pompa air (water pump) adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk
memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat lain melalui suatu media
perpipaan dengan cara menambahkan energi ke cairan yang dipindahkan dan
berlangsung secara kontinyu. Prinsip kerja pompa adalah membuat perbedaan
tekanan antara bagian masuk (hisap) dan keluaran (discharge). Dengan kata lain
pompa berfungsi untuk mengubah tenaga mekanik dari sumber tenaga
(penggerak) menjadi energi kinetik (kecepatan), dalam hal ini tenaga tersebut
dapat digunakan untuk mengalirkan zat cair dan mengatasi hambatan-hambatan
pada pengaliran. Sebuah peralatan mekanis dengan sumber daya sebagai
penggerak yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan (fluida) dari satu
tempat ke tempat lain, Dimana cairan hanya mengalir bila ada perbedaan tekanan.
(Nugrahanto, 2017).
2.2.7 Blynk
Blynk adalah adalah platform untuk aplikasi OS Mobile (iOS dan Android)
yang bertujuan untuk kendali module Arduino, Raspberry Pi, ESP8266, WEMOS
D1, dan module sejenisnya melalui Internet. Aplikasi ini merupakan wadah
kreatifitas untuk membuat antarmuka grafis untuk proyek yang akan
diimplementasikan hanya dengan metode drag and drop widget(Faudin, 2017).

Gambar 2. 4 Blynk

2.2 Kajian Penelitian Sebelumnya


Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Author (2022) dengan
penelitiannya tentang penyiraman otomatis menggunakan Arduino uno seperti
yang akan kami lakukan ini. Dengan menggunakan alat Arduino uno sebagai
kontrol ditambah sensor kelembapan tanah sebagai komponen utama dalam
pengujian penelitiannya. Dalam penelitian tersebut perancangan perangkat keras
di gabung dan di atur sedemikian rupa agar sistem dapat ditampilkan ke LCD
berupa menampilkan data suhu, kelembaban udara dan kelembaban tanah di dekat
alat otomatis dan alat otomatis itu dapat bekerja sendiri sesuai perintah.
Perancangan perangkat lunak juga digunakan dalam penelitian tersebut dengan
menggunakan Blynk sebagai output seperti LCD tetapi dalam jarak yang jauh,
tidak lupa rancangan alat otomatis tersebut disambungkan ke Blynk agar bisa
dilihat menggunakan handphone.
Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Fransiskus, Notosudjono, Macdi
(2022) tetapi lebih spesifik kegunaan alat otomatis tersebut. Alat otomatis tersebut
digunakan hanya untuk tanaman kangkung darat. Tanaman kangkung darat di usia
sekitar 20 hari, dilakukan penyiraman 2 kali sehari. Alat tersebut dirancang sama
seperti skripsi diatas yang mana digunakan untuk menjaga kelembapan tanah dan
menjaga ph tanah. Alat tersebut juga menggunakan Blynk agar dapat dilakukan
pemantauan dari jarak jauh. DIdapat hasil dari penelitian tersebut yaitu
pengukuran akurasi dari sensor suhu yang diperoleh adalah 99,58%, sensor
kelembaban Akurasi yang diperoleh adalah 99,15 %, sensor pH tanah, Akurasi
yang diperoleh adalah 99,173 %. Akurasi tersebut dinyatakan sangat baik karena
≥ 95 %.
Penelitian yang lain dilakukan oleh Deni Kurnia dan Adolf Asih Suprianto
(2016) penelitiannya tentang smart garden menggunakan sensor kelembaban
tanah. Sistem kerja alat ini yaitu ketika sensor yang telah diatur nilainya
mengalami perubahan maka selanjutnya sensor akan mengirim sinyal ke masukan
ke arduino. Sinyal masukan dapat berupa analog atau digital. Lalu sinyal diproses
untuk menentukan kapan pompa hidup atau mati. Namun juga ada pilihan lain
yaitu pemilik tanaman juga dapat mengontrol hidup matinya pompa secara
manual dari interface yang tersedia. Pada penelitian ini masih menggunakan
sistem pemantauan berbasis web sehingga kita masih harus menggunakan browser
dan mengingat IP address dari sistem kita. Jika kita tidak mengingatnya maka
sistem tidak dapat diakses.
Adapun penelitian yang meneliti hal serupa yang dilakukan sekelompok
orang yaitu Nurdiawan, dkk (2020) penelitian tentang mengetahui kelembapan
tanah untuk tanaman padi, penelitian ini bertujuan memonitoring kelembapan
tanah. Dalam pengujiannya digunakan Arduino Uno dan Soil Moisture didesain
sedemikian rupa agar alat bekerja. Membutuhkan banyak sekali pengujian,
observasi dan wawancara sehingga alat tersebut mecapai batas kelayakan.
Menggunakan berbagai jenis tanah antara lain tanah merah, tanah sungai, dan
tanah sawah.

Penelitian terakhir yang kami analisi yaitu Penelitian suhu dan kelembapan
tanah pada lahan pasca tambang yang diteliti oleh Karyati (2018). Pada penelitian
tersebut di sebutkan tanah pasca tambang tidak terlalu baik untuk dibuat
pertanian, oleh karena itu dibuat penetian agar tanah tersebut layak kembali untuk
digunakan pertanian. Kedalaman tanah juga berpengaruh masuk atau tidaknya air
ke dalam tanah yang artinya kelembapan tanah harus merata. Suhu tanah juga di
perhitungkan karena tanah pasca tambang memiliki sifat tanah yang padat
sehingga kalau panas, panasnya akan ada dibagian atas saja. Bagian bawah tanah
susah mendapatkan panas yang pas sehingga tanah tidak cocok ditanami. Oleh
karena itu dilakukan penelitian ini dengan Langkah pertama yaitu mengukur
berapa tinggi tanah yang cocok untuk tanaman dan Langkah terakhir melakukan
pemulihan pada tanah tersebut.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu (lanjutan)


No Judul Penulis Metode Hasil/Kesimpulan
1. Prototipe Alat Ahmad Arduino, Hasil uji coba didapat
Monitoring Dan Auhaz NodeMCU, bahwa pada 2 jenis
Penyiraman Author Capacitive Soil sensor yang digunakan
Tanaman Otomatis (2022) Moisture Sensor, yaitu Capasitive Soil
Berbasis IoT DHT11, LCD, Moisture Sensor dan
Water Pump, sensor DHT11.
Relay, Bread Capasitive Soil
Board, Moisture Sensor
Smartphone memiliki ketelitian
sebagai user selain sebesar 98,34% dan
LCD standar deviasi sebesar
± 0.78. Untuk DHT11
pengukuran suhu udara
memiliki ketelitian
sebesar 96,64% dan
standar deviasi sebesar
± 0.397 lalu pada
pembacaan
kelembaban udara
memiliki ketelitian
sebesar 96,24% dan
standar deviasi sebesar
± 1.089.
2. Sistem Martua Arduino Uno R3 Berdasarkan
Penyiraman Fransiskus, Smd CH340, pengukuran akurasi
Otomatis Pada Didik DHT11, Relay, dari sensor suhu yang
Kangkung Darat Notosudjono, Pompa air, diperoleh adalah
Sebagai Agustini Smartphone 99,58%, sensor
Optimalisasi Rodiah sebagai user selain kelembaban Akurasi
Pemeliharaan Machi LCD yang diperoleh adalah
Berbasis IoT (2022) menggunakan 99,15 %, sensor pH
Blynk tanah, Akurasi yang
diperoleh adalah
99,173 %. Akurasi
tersebut dinyatakan
sangat baik karena ≥
95 %.
3. Rancangan Deni Kurnia, Arduino, Sensor Kadar kelembaban
Bangun Prototipe Adolf Asih Soil Moisture, tanah (pH) dapat
Gardening Smart Suprianto Relay, LCD, dikontrol secara
System (GSS) (2016) Pompa, otomatis dan dijaga
Untuk Perawatan Smartphone kondisinya agar tetap
Tanaman Anggrek sebagai user selain diatas 30, pada saat
Berbasis Web LCD pH<30. Disaat yang
menggunakan sama pompa menyala
Blynk selama 1 menit. Ketika
dilakukan ujicoba
monitoring selama
seminggu, pH terus
berubah dan menurun
sampai hari keenam.
pH naik kembali ke
posisi >70 setelah
pompa menyala dan
mengalirkan air secara
otomatis kedalam pot
anggrek.
4. Sistem Kendali Odi Sensor Soil Kesimpulan dari
Sensor Tanah Nurdiawan, Moisture, Relay, penelitian sistem
Sebagai Pemonitor Irfan Ali, Arduino Uno LCD kendali sensor tanah
Tingkat Cep Lukman sangat cocok untuk
Kelembapan Rohmat, Ade diterapakan terlihat
Media Tanaman Rizki Rinaldi dari hasil pengujian
Padi (2020) lapangan sebanyak 5
lima kali dalam waktu
yang bersamaan, tanah
merah 3 tiga kali
dengan status kering
dan 2 dua kali status
lembab. Tanah sungai
1 satu kali status
kering dan 4 empat
kali lembab sedangkan
tanah sawah memiliki
5 lima kali status
lembab.
5. Suhu Dan Karyati, Rani Global Suhu tanah tertinggi
Kelembapan Octaviani Positioning terukur pada lahan
Tanah Pada Lahan Putri, System (GPS), revegatasi umur 3
Revegetasi Pasca Muhammad Environment tahun, sedangkan suhu
Tambang di PT Syafrudin meter, Reed SD tanah terendah terukur
Adimitra (2018) Card Data Logger pada lahan revegetasi
Baratama SD3007 umur 7 tahun, baik
Nusantara, pada kedalaman tanah
Provinsi 10 cm maupun 20 cm.
Kalimantan Timur Sebaliknya
kelembaban udara
tertinggi dan terendah
masing-masing terjadi
pada lahan revegetasi
berumur 7 tahun dan 3
tahun. Pertumbuhan
tanaman pada
revegetasi berbeda
umur yang dilakukan
pada areal pasca
tambang berpengaruh
terhadap fluktuasi
iklim mikro, terutama
suhu dan kelembaban
tanah. Variasi suhu dan
kelembaban tanah
terjadi pada kedalaman
tanah dan umur
tanaman berbeda.
Seperti yang terlihat ada di Tabel 2.1 terdapat perbedaan diantara 5 penelitian
tersebut yang dijadikan penulis sebagai referensi. Banyak yang menggunakan
Arduino uno sebagai komponen utama, tetapi ada perbedaannya yaitu di
pengerjaan dan codingan sehingga hasilnya berbeda-beda di setiap referensi
tersebut
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Langkah Penelitian


Pada penelitian ini terdapat beberapa langkah penelitian, berikut adalah
flowchart langkah penelitian ditunjukan pada Gambar 3.1 di bawah ini :

Gambar 3.1 Flowchart Langkah Penelitian

Berikut merupakan penjelasan dari setiap fungsi yang terdapat pada


flowchart (Gambar 3.1) :
1. Studi Pustaka.
Metode ini dilakukan dengan cara membaca pustaka-pustaka, literatur -
literatur, teori - teori penunjang pada buku referensi yang berkaitan dengan
monitoring dan mengatasi tingkat kelembapan dan nutrisi tanah yang terkandung
pada tanaman cabai berbasis internet of things.
2. Wawancara
Dibutuhkan wawancara dengan petani yang memiliki keluhan, salah satu
keluhannya tersebut yaitu banyak dana yang harus dikeluarkan bila menggunakan
tenaga manusia. Pengeluaran dana bisa bengkak jika hal itu terus dilakukan, maka
lambat laun petani hanya mendapatkan sedikit keuntungan dari menanam cabai.
Kita mencari solusi dengan menggunakan alat otomatis ini agar tidak terlalu
banyak menggunakan tenaga manusia, jika banyak lahan yang dikerjakan maka
semakin berfungsi alat ini.
3. Perancangan Desain
Melakukan perancangan sebuah perangkat keras (hardware) berupa alat dan
perangkat lunak (software) dengan tahapan-tahapan merancang alur kerja lalu
merancang perangkat keras selanjutnya merancang perangkat lunak
4. Pembuatan Program
Metode ini dilakukan pembuatan program berupa perangkat lunak
(software) yang kemudian dilakukan pengujian pada alat.
5. Pengujian
Pada tahap ini penulis melakukan pengujian pada alat baik pada perangkat
keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) yang telah dirancang.
Pengujian tersebut dilakukan dengan tujuan mengetahui apakah hardware dan
software dapat bekerja dan sesuai dengan apa tujuan dari penelitian yang sudah
dirumuskan. Pengujian alat tersebut akan dilakukan pada tanah untuk ditanaman
tanaman cabai dengan cara memasang hardware pada tanah tersebut.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam melakukan penelitian ini dibagi menjadi dua
yaitu perangkat lunak (software) meliputi windows 10, Arduino IDE, Blynk.
Adapun perangkat keras (hardware) antara lain Laptob, Esp8266, Sensor ph,
Sensor Kelembapan tanah, Relay, Water Pump.
3.2.1 Perangkat Lunak
Berikut perangkat lunak yang digunakan untuk penelitian ini antara lain
sebagai berikut :
1. Windows 10
Berikut merupakan sistem operasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
windows 10. Dapat dilihat di gambar 3.1 berikut ini :

Gambar 3.1 Sistem Operasi Windows 10

2. Arduino IDE
Arduino IDE merupakan perangkat lunak yang berfungsi untuk melakukan
pemrograman dan Malukan upload syntax ke dalam Arduino Uno. Gambar
Arduino IDE dapat dilihat pada gambar 3.2 :

Gambar 3.2 Arduino IDE

3. Blynk
Aplikasi Blynk Blynk adalah platform untuk IOS atau android yang
digunakan untuk mengendalikan module arduino,Rasbery Pi, Wemos dan module
sejenisnya melalui internet. Aplikasi ini sangat mudah digunakan bagi orang yang
masih awam. Aplikasi ini memiliki banyak fitur yang memudahkan pengguna
dalam memakainya. Berikut gambar 3.3
Gambar 3.3 blynk

3.2.2 Perangkat Keras


Berikut perangkat lunak yang digunakan untuk penelitian ini antara lain
sebagai berikut :
1. Laptop
Laptop yang digunakan penulis untuk menyusun laporan, mencari jurnal
sebagai referensi, dan merancang program pada penelitian ini adalah laptop Aser
Aspire dengan spesifikasi seperti pada Tabel 3.1 berikut ini :
Deskripsi Spesifikasi
Prosesor AMD Ryzen 3 3250U
RAM 4 GB
SSD 256 GB

2. Eps8266
Papan elektronik Esp8266 sebagai Arduino Uno berfungsi membuat
program untuk mengendalikan berbagai komponen elektronika.
Mirokontroler Tensilica 32-bit RISC CPU Xtensa LX106
Tegangan 3.3V
Tegangan Input 7-12V
Analog Input 1 pin

3. Sensor Ph
Sensor ph nantinya akan di gunakan untuk menetukan derajat keasaman
atau kebasahan tanah. Berikut gambar 3.4 :

Gambar 3.4 Sensor Ph tanah

4. Sensor Kelembapan Tanah


Sensor kelembapan tanah adalah sejenis sensor yang nantinya akan di pakai
untuk mengukur kelembapan tanah. Berikut gambar 3.5 :

Gambar 3.5. Sensor Kelembapan Tanah

5. Relay
Relay nantinya akan berfungsi sebagai saklar. Berikut gambar 3.6 :
Gambar 3.6 Relay

6. Water Pump
Water Pump nantinyakan dipakai untuk memompa air. Berikut gambar 3.7 :

Gambar 3.7 Water Pump


3.3 Rancangan Teknologi

Gambar 3.8 User Gambar 3.9 APK/Blynk Gambar 3.10 Internet

Gambar 3.11 Source Code Gambar 3.12 Hardware

Perancangan perangkat lunak terdiri dari pembuatan source code lalu di uji
terlebih dahulu dengan software yang Bernama Arduino IDE, source code
tersebut lalu dimasukkan ke Esp8266 sebagai mikrokontreoller. Dilakukan juga
uji coba dengan aplikasi Blynk agar alat terhubung dengan handphone.
Perancangan perangkat keras menggunakan Arduino Uno, Relay, Sensor ph,
Sensor Kelembapan Tanah dan Water Pump dijadikan 1.

3.4 Teknik Pengujian


Adapun hal-hal yang akan diujikan dalam rencana pengujian adalah sebagai
berikut:
Kelas Uji Butir Uji Hasil Uji Coba
Sensor ph Pompa air Sensor akan mendeteksi jika air
dengan ph lebih atau kurang 5-6,8
pompa akan menyala.
Sensor Kelembapan Pompa air dan Sensor akan mendeteksi jika tanah
tanah Website kering, pompa akan menyala. Jika
tanah terlalu banyak air, akan ada
notifikasi lewat handphone melalui
Blynk.
Arduino Uno Website Data akan dikirim melalui internet
yang disambungkan ke Blynk agar
kita dapat memperoleh informasi
yang terbaru.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Purwarupa Teknologi


Berikut gambaran secara utuh alat yang dirangkai sebelumnya yang terlihat

dari atas, seperti yang terlihat di gambar 4.1 dibawah ini

Gambar 4.1 Seluruh Komponen

Selanjutnya pada gambar 4.2 di perlihatkan foto salah satu sensor yaitu

sensor kelembapan tanah dengan beberapa komponen pendukung lain seperti

relay dan water pump


Gambar 4.2 Sensor kelembapan tanah, water pump dan relay

Selanjutnya pada gambar 4.3 di perlihatkan foto salah satu sensor yaitu

sensor ph tanah dan servo sebagai akuatornya. Berikut ditunjukkan foto di bagian

bawah
Gambar 4.3 Sensor ph tanah dan servo

Pemrograman pada alat yang dirancang oleh penulis pada penelitian ini

diprogram melalui aplikasi Arduino IDE. Sistem ini diprogram untuk bisa

membaca tingkat kelembapan tanah dan ph tanah yang terlarut dalam tanah. Data

pembacaannya nanti bisa di monitoring melalui aplikasi Blynk. adapun aplikasi

tersebut dapat juga digunakan untuk melakukan kontrol pada pompa dan servo

yang tersambung pada alat.


Gambar 4.4 Libelary

Pada gambar 4.4 include libelary yang digunakan di codingan tersebut,

ditambahkan blynk sebagai koneksi ke aplikasi agar data bisa dikirimkan ke hp.

Terdapat include blynk, servo, esp8266 yang akan digunakan. Di gambar 4.4 juga

ditambahkan parameter dari sensor kelembapan tanah, water pump, ph tanah, dan

servo.
Gambar 4.5 void setup

Pada gambar 4.5 diperlihatkan void setup berupa pinMode, serial begin,

servo dan blynk.

Gambar 4.6 Void sendData

Pada gambar 4.6 void sendData, diisi dengan data kelembapan tanah dan

waterpump. Tidak lupa ditambahkan blynk agar data masuk ke blynk.


Gambar 4.7 Void sendPh

Pada gambar 4.7 void sendPh dengan didalamnya mengatur sensor ph tanah

dan servo.

Gambar 4.8 Void loop

Pada gambar 4.8 yaitu void loop, hanya diisi blynk time run agar bisa

berjalan di blynk.

4.2 Analisis Kinerja Purwarupa


Pada implementasiannya, sensor kelembapan tanah akan mengukur

kelembapan tanah yang cocok dengan tanaman cabai. Bila ukuran sensor

kelembapan tanah di angka kurang dari 50, maka waterpump akan menyala agar

kelembapan tanah menjadi stabil. Jika sensor kelembapan tanah di angka lebih
dari 50, maka waterpump tidak bergerak yang artinya tidak mengalirkan air

karena tanah sudah menyatakan ukuran yang pas untuk tanaman cabai.

Implementasi yang kedua yaitu pada sensor ph. Jika ph berada di angka 8,1

atau lebih, maka servo akan bergerak 180 yang artinya membuka pintu wadah

cairan atau kristal yang bersifat asam karena tanah jika lebih dari 8,1 bersifat basa

dan kekurangan asam. Jika ph berada di angka 4,9 atau kurang , maka servo akan

bergerak 0 yang artinya membuka pintu wadah cairan atau kristal yang bersifat

basa karena tanah jika kurang dari 4,9 bersifat asam dan kekurangan basa. Jika ph

berada di rentang 5-8 ph tanah sudah dianggap normal dan servo bergerak ke 90.

DAFTAR PUSTAKA

You might also like