Professional Documents
Culture Documents
Afifah Inayatul Mutammimah (551422036) Bab 6
Afifah Inayatul Mutammimah (551422036) Bab 6
A. PENGERTIAN KONSTITUSI
Konstitusi atau Undang-undang Dasar (bahasa Latin: constitutio) Dalam negara adalah sebuah
norma sistem politik dan hukum pemerintahan yang dituangkan dalam dokumen tertulis.
Konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas politik dan hukum termasuk dalam
bentukan struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban pemerintahan negara pada umumnya.
Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis. Dengan demikian setiap
produk hukum seperti undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden, ataupun
bahkan setiap tindakan atau kebijakan pemerintah haruslah berlandaskan dan bersumber pada
peraturan yang lebih tinggi, yang pada akhirnya kesemuanya peraturan perundang-undangan
tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan UUD 1945, dan
muaranya adalah Pancasila sebagai sumber dari segala sumber Hukum negara (Pasal 3 UU No.
12 Tahun 2011). Dalam kedudukan yang demikian itu, UUD 1945 dalam kerangka tata urutan
perundangan atau hierarki peraturan perundangan di Indonesia menempati kedudukan yang
tertinggi. Dalam hubungan ini, UUD 1945 juga mempunyai fungsi sebagai alat kontrol,
Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertinggi dari keseluruhan produk
hukum di Indonesia. Produk-produk hukum seperti Undang-undang, peraturan pemerintah,
atau peraturan presiden, dan lain-lainnya, bahkan setiap tindakan atau kebijakan pemerintah
harus dilandasi dan bersumber pada peraturan yang lebih tinggi, yang pada akhirnya harus
dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan UUD 1945.
Apabila Undang-Undang diduga bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, maka dilakukan pengujiannya oleh Mahkamah Konstitusi.
Sedangkan apabila Peraturan Perundang-undangan di bawah Undang-Undang diduga
bertentangan dengan Undang-Undang, pengujiannya dilakukan oleh Mahkamah Agung.
Tindak lanjut atas putusan Mahkamah Konstitusi dilakukan oleh DPR dan Presiden.
Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan di antaranya tidak mengubah Pembukaan UUD
1945, tetap mempertahankan susunan kenegaraan (staat structure) kesatuan utawa selanjutnya
lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta mempertegas sistem
pemerintahan presidensiil.
Dalam kurun waktu 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan (amandemen) yang
ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR sebagai berikut:
I. Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober 1999 → Perubahan pertama
UUD 1945
II. Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18 Agustus 2000 → Perubahan kedua UUD
1945
III. Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November 2001 → Perubahan ketiga UUD
1945
IV. Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus 2002 → Perubahan keempat
UUD 1945