Professional Documents
Culture Documents
Ulumul Quran-Zahrotul Habibaaaaa
Ulumul Quran-Zahrotul Habibaaaaa
ASBAB NUZUL
DISUSUN OLEH :
KHARISTIAN (2220302018)
ZAHROTUL HABIBA (2210302008)
DOSEN PENGAMPU :
DEDDY ILYAS, M.Us
A. Latar belakang
1
Halimatussa’diyah,ULUMUL QUR’AN,(Palembang,2006) hlm;1
Al-Qur'an al-Karim diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad
SAW, sebagian diturunkan tanpa sebab khusus, sebagian lagi diturunkan karena
ada sebab khusus yang dikenal dengan asbab al-nuzul.
Asbab al-nuzul adalah salah satu yang harus diketahui (kalau ada) oleh
seorang mufasir. Dengan demikian masalah asbab al-nuzul dianggap suatu ilmu
yang penting karena ada kaitannya dengan pemahaman ayat terkait atau dapat
membantu menetapkan hukum.2
PEMBAHASAN
2
Halimatussa’diyah,ULUMUL QUR’AN,(Palembang,2006) hlm;85
3
Manna, MABAHITS FI ‘ULUM AL-QUR’AN, (Jeddah,Huququ al-thabi,1973) hlm;87
nuzul ini yang terkenal antara lain, kitab Asbab al-nuzul karya Alwahidi, Lubab
al-Nuqul fii Asbáb al-Nuzul karya al-Suyuthi.
Mengenai sebab nuzulnya ayat ada dua macam :
1. Bila terjadi suatu peristiwa, maka turunlah ayat Al- Qur'an mengenai
peristiwa itu.
2. Bila ada pertanyaan kepada Rasulullah SAW.
Adapun contoh sebab nuzul karena adanya peristiwa yaitu riwayat yang
dikemukakan oleh Tsa'labi dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa kaum
Nasrani Najran dan kum Yahudi Madinah mengharap agar Nabi SAW. shalat
menghadap kiblat mereka yaitu Baitul Maqdis. Disebabkan turunnya perintah
agar Nabi SAW shalat menghadap Ka'bah, mereka keberatan dengan perintah
tersebut.
Mereka berusaha agar Nabi SAW tetap menghadap ke Baitul Maqdis.
Maka turunlah ayat:
"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu
mengikuti agama mereka. Katakanlah: Sesungguhnya petunjuk Allah itulah
yang petunjuk (sebenar- benarnya). Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti
keinginan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak
lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu." (Q.S. al- Baqarah [2]: 120).
Sedangkan contoh sebab nuzul ayat pertama karena adanya suatu
pertanyaan, yaitu pertanyaan seorang Yahudi kepada Rasulullah SAW tentang
roh. Sesuai dengan apa yang diriwayatkan oleh Bukhari berbunyi:
"Ibnu Mas'ud berkata Nabi SAW ditanya tentang rob, lalu beliau
berdiam diri hingga turunlah ayat..." (HR. Bukhari).
الر ْو ُح مِ ْن ا َ ْم ِر َربِ ْي َو َما ٓ ا ُ ْوتِ ْيت ُ ْم ِمنَ ْالع ِْل ِم ا ََِّل قَ ِلي ًْل
ُّ الر ْو ۗحِ قُ ِل َ ََويَسْـَٔلُ ْونَك
ُّ ع ِن
4
Ramli, ULUMUL AL-QUR’AN, (Jakarta,Rajawali,1994), hlm;65
hendaklah tidak difahami menurut makna harfiah. Maksudnya bahwa ayat al-
Qur'an itu di samping turun mempunyai sebab namun banyak juga yang
diturunkan tanpa sebab
Oleh karena itu, segala apa yang diketahui berhubungan dengan sebab-
sebab turunnya al-Qur'an diperoleh melalui mereka. Adapun sikap para ulama
salaf dalam menerima dan meriwayatkan asbab al-nuzul ini sangat hati-hati
karena boleh jadi apa yang mereka terima itu telah banyak mengalami
perubahan dari sumber pertama, dan semakin jauh manusia dari zaman
turunnya al-Qur'an, maka semakin sukar mengetahui sebab turunnya.
B. Pedoman mengetahui asbab al-nuzul
ۗ ُّٰللا َوا ْعلَ ُم ْٓوا اَنَّ ُك ْم ُّم ٰلقُ ْوه َ ِ ث لَّ ُك ْم ۖ فَأْت ُ ْوا َح ْرث َ ُك ْم اَنّٰى ِشئْت ُ ْم ۖ َوقَ ِد ُم ْوا
َ ّٰ َل ْنفُ ِس ُك ْم ۗ َواتَّقُوا ٌ س ۤا ُؤ ُك ْم َح ْر
َ ِن
ََو َبش ِِر ْال ُمؤْ مِ نِيْن
"Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka
datangilah tanah tempat kamu bercocok tanam itu bagaimana saja kamu
kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah
kepada Allah dan ketahuilah bahwa kelak kamu akan menemui-Nya. Dan
berilah khabar gembira orang-orang beriman." (Q.S. al-Baqarah [2]: 223).
"Dari Nafi' Ra, ia berkata: "Pada suatu hari aku membaca (istri-istrimu
ibarat tanah tempat kamu bercocok tanam), lalu Ibnu Umar berkata: "Tahukah
kamu mengenai apa ayat ini turun?" aku menjawab: "Tidak". Ia berkata: "Ayat
ini turun mengenai persoalan mendatangi istri dari bela."
Bentuk redaksi dari riwayat Ibnu Umar ini tidak dengan tegas
menunjukan sebab nuzul (ada redaksi). Sementara itu ada riwayat yang dengan
tegas menyatakan sebab nuzul yang bertentangan dengan riwayat tersebut.
"Dari Muhammad al-Mikdari, ia berkata: "Aku mendengar Jabir
berkata: "Bahwasanya orang-orang Yahudi berkata: "Jika seorang laki-laki
mendatangi istrinya dari belakang maka nanti anaknya akan juling, lalu
diturunkanlah oleh Allah SWT. ayat (istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat
kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu
bagaimana saja kamu kehendaki)." (H.R. Abu Daud).
Maka hadits Jabir inilah yang dijadikan pegangan karena ucapannya
merupakan pernyataan yang tegas (ada redaksi ) tentang sebab nuzul. Sedang
ucapan Ibnu Umar tidak demikian, karena itulah ia dipandang sebagai
kesimpulan atau penafsiran.
Apabila riwayat itu banyak dan semuanya menegaskan sebab nuzul,
sedang salah satu riwayat di antaranya sahih, maka yang menjadi pegangan
adalah riwayat yang sahih.
Apabila riwayat-riwayat itu sama-sama sahih, namun terdapat segi yang
memperkuat salah satunya, seperti kehadiran perawi dalam kisah tersebut, atau
salah satu dari riwayat-riwayat itu lebih sahih, maka riwayat yang lebih kuat
itulah yang didahulukan.
Apabila riwayat-riwayat tersebut sama kuat maka riwayat-riwayat itu
dipadukan atau dikompromikan bila mungkin, sehingga dinyatakan bahwa ayat
tersebut turun sesudah terjadi dua buah sebab atau lebih karena jarak waktu di
antara sebab-sebab itu berdekatan. Apabila riwayat-riwayat tersebut sama kuat,
tidak bisa dikompromikan karena jarak waktu antara sebab-sebab itu berjauhan
maka hal yang demikian dipandang sebagai banyak dan berulangnya nuzul.
` 5
Halimatussa’diyah, ULUMUL QU’AN (Palembang,2006) hlm:104
4. Pengetahuan asbab al-nuzul dapat memudahkan orang untuk
menghafal dan memahami ayat al-Qur'an serta memperkuat
keberadaan wahyu dalam ingatan orang yang mendengarnya jika ia
mengetahui sebab turunnya.
Sebagai contoh tentang bahaya menafsirkan al-Qur'an tanpa
mengetahui sebab turunnya ialah penafsiran Utsman Ibn Maz'un dan 'Amr bin
Ma'addi Kariba terhadap ayat:
"Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh
karena memakan makanan yang telah mereka makan dahulu, apabila mereka
bertaqwa serta beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang shaleh,
kemudian tetap bertaqwa dan beriman kemudian mereka tetap) bertaqwa dan
berbuat kebaikan dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan”
(Q.S al-Maidah [5] : 93)
Yaitu suatu hal yang karenanya al-Qur’an diturunkan pada masa terjadinya
berupa peristiwa atau pernyataan.
Mengetahui asbab al-nuzul terhadap turunnya ayat al- Qur'an mempunyai arti
sangat penting., terutama dalam memahami ayat-ayat yang menyangkut
hukum. Beberapa contoh dan manfaat kegunaan asbab al-nuzul
1. Asbab al-nuzul untuk mengkhususkan hukum terbatas bagi orang
tertentu, mereka ini adalah yang berpendirian bahwa landasannya ialah
sebab khusus.
2. Mengetahui bahwa asbab al-nuzul tidak pernah keluar dari hukum yang
terkandung dalam ayat tersebut walaupun sesudahnya datang yang
mengkhususkannya.
3. Dengan asbab al-nuzul dapat mengetahui siapa yang menjadi sebab atau
kasus turunnya ayat, sehingga tidak terjadi keraguan
4. Pengetahuan asbab al-nuzul dapat memudahkan orang untuk menghafal
dan memahami ayat al-Qur'an serta memperkuat keberadaan wahyu
dalam ingatan orang yang mendengarnya jika ia mengetahui sebab
turunnya.
DAFTAR PUSTAKA