You are on page 1of 7

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM IMUNISASI DASAR LENGKAP

PADA BAYI DI MASA PANDEMI COVID-19 DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS PENANGGALAN

Melva Saragi
Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat INKES SUMUT
E-mail: melva.saragi@gmail.com

Abstrak
Imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat paling efektif dan efisien dalam mencegah
beberapa penyakit berbahaya, dan merupakan salah satu intervensi kesehatan yang terbukti paling
cost-effective (murah), karena dapat mencegah dan mengurangi kejadian kesakitan, kecacatan, dan
kematian. Orang tua khususnya ibu adalah faktor yang sangat penting dalam mewariskan status
kesehatan bagi bayi mereka. Lengkap atau tidaknya Imunisasi Dasar Lengkap sangat tergantung
pada perilaku ibu dalam mengimunisasikan bayinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis pelaksanaan program Imunisasi Dasar Lengkap pada bayi di masa pandemic covid-19
di wilayah kerja Puskesmas Penanggalan, jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan
metode wawancara mendalam, Informan dalam penelitian ini adalah ibu bayi dan petugas imunisasi.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sumber daya manusia (SDM) di Puskesmas
Penanggalan sudah memadai dan sudah cukup, kesiapan petugas juga sudah cukup baik dalam
melaksanakan kegiatan posyandu, kegiatan tetap dijalankan oleh petugas walaupun pada masa
Covid19 namun yang menjadi masalahnya adalah bahwa semakin menurunnya kemauan ibu untuk
membawa bayi untuk di imunisasi karena adanya rasa takut dengan penularan covid19, ibu bayi
merasa bahwa dengan membawa bayi imunisasi maka bayinya akan terkontaminasi dengan
penularan covid19.
Kata Kunci: Imunisasi Dasar Lengkap, Pandemi Covid-19, Puskesmas

1
Abstract
Immunization is the most effective and efficient public health effort in preventing several dangerous
diseases, and is one of the health interventions that has been proven to be the most cost-effective
(cheap), because it can prevent and reduce the incidence of morbidity, disability, and death. Parents,
especially mothers, are very important factors in passing on the health status of their babies.
Complete or not Complete Basic Immunization is very dependent on the behavior of the mother in
immunizing her baby. The purpose of this study was to analyze the implementation of the Complete
Basic Immunization program for infants during the COVID-19 pandemic in the work area of the
Penanggalan Public Health Center in 2021, this type of research was qualitative using in-depth
interviews, the informants in this study were the baby's mother and immunization officers. Based on
the results of the study, it is known that human resources (HR) and infrastructure at the
Penanggalan Health Center are adequate, the readiness of the officers is also quite good but the
problem is the decreased willingness of mothers to bring babies to be immunized for fear of
transmission of covid19, the baby's mother feels that By bringing an immunized baby, the baby will
be contaminated with Covid-19 transmission.
Keywords: Complete Basic Immunization, covid-19 pandemic, Puskesmas

2
PENDAHULUAN persepsi ibu dan sikap ibu di wilayah kerja
Imunisasi merupakan upaya kesehatan Puskesmas Penanggalan tahun 2021.
masyarakat paling efektif dan efisien dalam Sebagai bahan informasi kepada
mencegah beberapa penyakit berbahaya responden tentang pentingnya Imunisasi Dasar
(Kementerian, 2020). Imunisasi merupakan Lengkap dengan tujuan untuk merubah
hal yang penting dalam pelayanan kesehatan perilaku responden terhadap program
untuk melindungi individu yang rentan dari imunisasi pada anak balita. Dan juga sebagai
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi bahan pertimbangan bagi Puskesmas
(PD3I) (WHO, 2020). Penanggalan untuk menyusun rencana tindak
Kekebalan yang didapatkan seseorang lanjut (RTL) ke depannya.
melalui imunisasi merupakan kekebalan aktif,
TINJAUAN PUSTAKA
sehingga apabila terpapar suatu penyakit
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal,
tertentu maka hanya akan mengalami sakit
atau resisten. Anak diimunisasi berarti
ringan dan tidak sampai sakit. Penyakit
diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit
menular seperti TBC, difteri, tetanus, hepatitis
tertentu. Anak kebal atau resisten terhadap
b, pertusis, campak, polio, radang selaput otak,
suatu penyakit, tetapi belum tentu kebal
dan radang paru-paru merupakan beberapa
terhadap penyakit yang lain (Notoatmodjo,
penyakit yang termasuk ke dalam penyakit
2007). Imunisasi bertujuan untuk memberikan
yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
kekebalan terhadap tubuh anak. Caranya
Imunisasi akan memberikan perlindungan
dengan pemberian vaksin. Vaksin ini berasal
bagi anak terhadap penyakit berbahaya
dari bibit penyakit tertentu yang dapat
tersebut dan dapat mencegah kecacatan serta
menimbulkan penyakit, tetapi penyakit ini
tidak akan menimbulkan kematian(kemenkes,
terlebih dahulu dilemahkan atau dimatikan
2018).
sehingga tidak berbahaya.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
Lima jenis imunisasi dasar yang
yang menjadi rumusan masalah dalam
diwajibkan Pemerintah adalah imunisasi
penelitian ini adalah “Analisis pelaksanaan
terhadap tujuh penyakit, yaitu TBC, Difteri,
program Imunisasi Dasar Lengkap pada bayi
Tetanus, pertusis (batuk rejan), Polio, Campak
di masa pandemi covid-19 di wilayah kerja
Rubella dan Hepatitis B. Kelima jenis
Puskesmas Penanggalan tahun 2021”.
imunisasi dasar yang wajib diperoleh bayi
Tujuan penelitian ini adalah untuk
sebelum usia setahun tersebut adalah:
menganalisis pelaksanaan program Imunisasi
imunisasi BCG, yang dilakukan sekali pada
Dasar Lengkap pada bayi di masa pandemi
bayi usia 0-11 bulan. Imunisasi DPT, yang
covid-19 di tinjau dari petugas kesehatan,
diberikan 3 (tiga) kali pada bayi usia 2-11

3
bulan dengan interval minimal 4 minggu. 1. Kepala Puskesmas.
Imunisasi polio, diberikan 4(empat) kali pada 2. Koordinator imunisasi di Puskesmas.
bayi 0-11 bulan dengan interval minimal 4 3. Pelaksana Imunisasi Dasar Lengkap di
minggu. Imunisasi campak, yang diberikan 1 Puskesmas.
(satu) kali pada bayi usia 9-11 bulan. Imunisasi 4. Kader imunisasi di wilayah Puskesmas.
hepatitis B, yang diberikan 3 (tiga) kali pada 5. Ibu bayi yang di-Imunisasi Dasar
bayi usia 1-11 bulan, dengan interval minimal Lengkap di Puskesmas.
4 minggu (Maryunani, 2010).
HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Jadwal Imunisasi Dasar Berdasarkan hasil wawancara, jumlah
Nasional Berdasarkan Golongan sumber daya manusia untuk kegiatan
Umur imunisasi ini sudah mencukupi yaitu
No Umur Jenis Imunisasi pelaksana imunisasi terdiri dari pelaksana
1 0-7 Hari HB 0 imunisasi, koordinator imunisasi yang
2 1 Bulan BCG, Polio 1 bertugas mengkoordinasi pelaksanaan
3 2 Bulan DPT/HB 1, Polio 2 kegiatan imunisasi dan pelaksana imunisasi
4 3 Bulan DPT/HB 2, Polio 3 bekerja sama dalam hal menjalankan tupoksi
5 4 Bulan DPT/HB 3, Polio 4 masing-masing.
6 9 Bulan Campak Rubella Berdasarkan penelitian yang telah
Sumber : Kemenkes RI No. dilakukan di Puskesmas Penanggalan, dapat
1059/SK/IX/2004 diketahui bahwa masih banyak ibu bayi yang
METODE PENELITIAN tidak membawa anaknya ke pelayanan
Penelitian ini menggunakan metode imunisasi. Hal ini disebabkan karena beberapa
penelitian kualitatif dengan menggunakan faktor, yaitu persepsi ibu yang terlalu negatif
metode wawancara mendalam kepada terhadap pelayanan imunisasi pada saat masa
informan menganalisis pelaksanaan program pandemi dan sikap ibu yang tidak mau
Imunisasi Dasar Lengkap pada bayi dimasa membawa bayinya ke layanan imunisasi.
pandemi covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Informan juga mengatakan bahwa ibubayi
Penanggalan tahun 2021. tidak mau membawa anak balitanya ke
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Posyandu karena takut terpapar covid-19,
Puskesmas Penanggalan, Kota Subulussalam, sebab di Posyandu merupakan tempat ramai
dan dilakukan mulai bulan Januari 2021 orang sehingga penularan covid-19 sangat
sampai pada bulan Juni 2021. tinggi disana. Sehingga banyak ibu balita yang
Informan dalam penelitian ini adalah tidak membawa anaknya ke Posyandu.
terdiri dari 5 golongan informan yaitu:

4
PEMBAHASAN ini juga mempengaruhi sikap ibu dalam
1. Petugas Kesehatan membawa anaknya ke imunisasi.
Menurut Kemenkes RI (2013), salah satu Hasil penelitian ini didukung oleh
upaya untuk meningkatkan kompetensi penelitian yang dilakukan paridawati (2013)
pelaksana program dapat dilakukan melalui bahwa ada hubungan antara sikap positif ibu
pelatihan. Pelatihan digunakan sebagai metode dengan pemberian imunisasi dasar. Sama
untuk meningkatkan kualitas petugas yang halnya dengan penelitian octaviani (2015)
termasuk pengetahuan, keterampilan dan sikap bahwa ada hubungan antara sikap positif
perilaku aparatur kesehatan ke arah yang responden dengan status imunisasi dasar.
positif. Teori alport menyebutkan ada 3
Berdasarkan hasil wawancara yang komponen pembentukan sikap, yaitu
dilakukan menunjukkan bahwa koordinator keyakinan, emosional atau evaluasi terhadap
imunisasi yang mendapatkan pelatihan untuk objek yang cenderung untuk melakukan suatu
pelaksana imunisasi. Berdasarkan penelitian tindakan. Sikap ibu ditinjau dari ketiga
juliani dkk. (2012) pelatihan sangat penting komponen tersebut menjadi pembeda yang
meningkatkan kemampuan dan keterampilan nyata dalam penelitian ini. Mayoritas ibu tidak
kerja, dan meningkatkan kinerja pegawai. mau mengimunisasikan bayinya secara
2. Ibu Bayi lengkap memiliki keyakinan bahwa imunisasi
Sebagaimana hasil penelitian yang hanya membuat bayi menjadi sakit dan menilai
dilakukan oleh prisilin, r., dyer, a., blakely, c.h. tidak berpengaruh terhadap peningkatan
& johnson (2011) yang menyatakan bahwa kesehatan bayi. Sedangkan ibu yang memiliki
sikap yang positif berkontribusi pada tingkat sikap positif menilai bahwa manfaat imunisasi
imunisasi yang lebih tinggi. Hal ini didukung lebih banyak daripada efek samping yang
pula oleh penelitian octaviani (2015) yang ditimbulkan cenderung untuk
menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna mengimunisasikan bayi secara lengkap.
antara sikap positif responden terhadap status 3. Keluaran
imunisasi dasar. Berdasarkan hasil wawancara yang
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dilakukan oleh peneliti dari beberapa informan
yang dilakukan oleh peneliti kepadainforman, mengenai rendahnya cakupan untuk imunisasi
mereka sikap ibu dalam membawa anaknya ke dasar lengkap di wilayah kerja Puskesmas
posyandu masih negatif. Hal ini disebabkan Penanggalan sebesar 46 % pada tahun 2020,
karena persepsi informan yang masih negatif sedangkan target capaian Pemerintah
terhadap vaksin yang diberikan kepada bayi. Indonesia mengenai Imunisasi Dasar Lengkap
Kemudian persepsi negatif terhadap covid-19 yang harus dicapai sebesar 95%.

5
Hasil tersebut didapati adanya beberapa ke Posyandu untuk mendapatkan
faktor yang menjadi kendala oleh pelaksana imunisasi.
imunisasi seperti banyaknya ibu bayi yang - Berdasarkan hasil analisis terhadap
tidak membawa anaknya imunisasi ke kesiapan petugas dapat diketahui bahwa
Posyandu karena kurang pengetahuan tentang kesiapan petugas sudah baik.
manfaat imunisasi dasar lengkap, kurang tau - Berdasarkan hasil analisis terhadap
kapan saja dilaksanakan Imunisasi Dasar pemberian imunisasi, dapat diketahui
Lengkap. Serta kurangnya pelaksanaan bahwa pemberian imunisasi di Puskesmas
imunisasi di Puskesmas. Kemudian hal yang Penanggalan sudah baik.
paling mempengaruhinya adalah masalah - Berdasarkan hasil analisis terhadap
kepercayaan, masih banyaknya masyarakat koordinasi, dapat diketahui bahwa
yang tidak percaya dengan vaksinasi, lebih koordinasi tentang imunisasi di Puskesmas
mempercayai isu-isu tentang vaksin haram Penanggalan sudah baik.
sehingga tidak mengizinkan anaknya untuk - Berdasarkan hasil analisis terhadap
diberikan imunisasi. pengawasan, dapat diketahui bahwa
pengawasan terhadap program imunisasi
KESIMPULAN DAN SARAN
di Puskesmas Penanggalan sudah baik.
1. Kesimpulan
- Berdasarkan hasil analisis terhadap output
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
program imunisasi di Puskesmas
dilakukan di Puskesmas Penanggalan maka
Penanggalan dapat diketahui bahwa belum
dapat disimpulkan bahwa:
masih tercapainya program imunisasi
- Berdasarkan hasil analisis terhadap
sesuai dengan target nasional.
sumber daya manusia (SDM) di
2. Saran
Puskesmas Penanggalan sudah memadai.
- Diharapkan kepada penyuluh kesehatan
- Berdasarkan hasil analisis terhadap
untuk terus-menerus melakukan
persepsi ibu dapat diketahui bahwa masih
penyuluhan kepada masyarakat terkait
rendahnya kesadaran ibu dalam membawa
dengan imunisasi pada masa pandemi
anaknya untuk mendapatkan imunisasi.
covid-19, sehingga stigma negatif
- Berdasarkan hasil analisis terhadap sikap
masyarakat terhadap imunisasi dapat
ibu dapat diketahui bahwa sikap ibu masih
menurun dan banyak masyarakat yang
negatif dalam membawa anaknya datang
membawa anakanya ke imunisasi sesuai
dengan protokol kesehatan.
- Diharapkan kepada Kepala Puskesmas
Penanggalan untuk menganggarkan dalam

6
anggaran tahunan pengadaan kulkas untuk Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas
Colomadu. Jurnal Ilmiah Maternal, 4(2).
penyimpanan vaksin.
- Diharapkan kepada penanggung jawab Azwar, S., 2007. Sikap Manusia, Teori dan
Pengukurannya, Yogyakarta: Pustaka
program imunisasi untuk terus melakukan
Pelajar. Departemen Kesehatan RI, (2010).
koordinasi lintas sektor, tokoh masyarakat, Posyandu Memberikan Kontribusi Besar
dalam Pencapaian Cakupan Imunisasi.
tokoh agama dan sektor lainnya guna
untuk meningkatkan kesadaran Emelia, 2011. Faktor – faktor yang
Memengaruhi Ibu Terhadap Status
masyarakat.
Imunisasi Dasar Pada Anak Usia 12-24
- Diharapkan kepada peneliti selanjutnya Bulan Di Desa Siabal-Abal II Kecamatan
Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara,
untuk mengembangkan penelitian ini guna
Medan: Skripsi Fakultas Keperawatan
untuk memecahkan masalah-masalah USU.
terkait pelaksanaan imunisasi.
Hasan, Iqbal, 2002. Metodologi Penelitian dan
Aplikasinya, Bogor : Ghalia Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Hermawan, Asep, (2005). Penelitian Bisnis
: Paradigma Kuantitatif, Jakarta: Penerbit
Adenin, 2012. Faktor – Faktor Yang
PT Grasindo.
Memengaruhi Ibu Terhadap Status
Imunisasi Dasar Pada Anak Usia 12-23
Hemadiyan, N. J. (2018). Hubungan Persepsi
Bulan Di Puskesmas Medan Marelan.
Orang Tua Dengan Kelengkapan Imunisasi
Medan. Skripsi Fakultas Keperawatan
Dasar Pada Bayi Usia 9-12
USU.
Bulan (Doctoral dissertation, Universitas
Airlangga).
Adly, 2010. Pengaruh Faktor Predisposisi,
Pendukung dan Pendorong Ibu Bayi (Umur
Iswati, R. S., & Nuraini, I. 2020. Impact Of
9-11 Bulan) Terhadap Pemberian
Covid-19 On The Outcomes Of Basic
Imunisasi Campak Di Wilayah Kerja
Immunization In Health Facilities. Jurnal
Puskesmas Sawang Kecamatan Sawang
Profesi Medika: Jurnal Kedokteran dan
Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2010.
Kesehatan, 14(2).
Medan. Skripsi Fakultas Kesehatan
Masyarakat USU.
Puri, Y. E., Murti, B., & Demartoto, A. 2016.
Pengaruh persepsi ibu tentang imunisasi
Ali, Zaidin, 2010. Dasar – Dasar Pendidikan
ditinjau dengan health belief model
Kesehatan Masyarakat dan promosi
terhadap kelengkapan status
Kesehatan, Jakarta: CV. Trans Info Media.
imunisasi. Universitas Sebelas Maret
, (2006). Pengantar Keperawatan Keluarga,
Surakarta.
Jakarta: EGC.
Safitri, F., & Andika, F. 2020. Determinan
Ahmadi, 2009. Psikologi Sosial, Jakarta:
Kelengkapan Imunisasi Lanjutan pada
Rineka Cipta. Cetakan Ketiga. Arikunto,
Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Suharsimi, (2007). Manajemen Penelitian,
Leupung Kabupaten Aceh
Jakarta: Rineka Cipta.
Besar. JOURNAL OF HEALTHCARE
TECHNOLOGY AND MEDICINE, 6(2),
Anggraini, Y., & Agustin, K. 2020. Efektivitas
967-980.
Pengetahuan Orangtua Batita Terhadasp
Ketepatan Imunisasi Dasar Dan Booster
Pada Masa Pandemi Covid-19 Di

You might also like