You are on page 1of 89

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA


PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI
PENERAPAN METODE DEMONTRASI SISWA KELAS VI
SD NEGERI GENTING 01 SEMESTER 1
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Oleh

DENI KUMARA AJI, S.Pd.SD


NIP.198807152014021002

SEKOLAH DASAR NEGERI GENTING 01


Dusun Sedono RT 02/05 Desa Genting Kecamatan Jambu
Kabupaten Semarang Kode Pos 50663
2022
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(CLASSSROOM ACTION RESEARCH)

1. a. Judul Penelitian : Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil


Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA
Materi Gaya Magnet melalui Penerapan
Metode Demontrasi Siswa Kelas VI SD
Negeri Genting 01 Semester 1 Tahun
Pelajaran 2022/2023
b. Kategori Penelitian : Penelitian Tindakan Kelas
2. Identitas Peneliti
a. Nama Lengkap : Deni Kumara Aji, S.Pd.SD
b. NIP : 198807152014021002
c. Pangkat / Golongan : Penata Muda TK 1/IIIb
d. Jabatan : Guru Kelas
e. Sekolah : SDN Genting 01
3. Jumlah peneliti : 1 orang
4. Lokasi : Kelas VI Sekolah Dasar Negeri Genting 01
5. Jangka waktu : 3 (tiga) bulan
(Bulan September 2022 s.d November 2022)

Mengetahui Genting, 19 November 2022


Kepala Sekolah Peneliti

Yuli Susanti, S.Pd.SD Deni Kumara Aji.S.Pd.SD


NIP.198507162006042004 NIP.198807152014021002

ii
ABSTRAK

Kumara aji, Deni ; 2022 Penelitian ini tentang penerapan metode


demontrasi pada pembelajaran IPA tentang gaya magnet untuk meningkatkan
proses pembelajaran, aktivitas dan hasil belajar siswa Kelas VI SD Negeri
Genting 01 Kabupaten Semarang Semester 1 Tahun Pelajaran 2022/2023. Metode
yang digunakan dalam Penelitian ini adalah Metode Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research) dengan menggunakan model Kemmis dan Mc,
Taggart. Model ini terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi. Subjek penelitian siswa kelas VI SD Negeri Genting 01
Kabupaten Semarang Semester 1 Tahun Pelajaran 2022/2023 berjumlah 27 siswa.
Instrumen pengumpulan data yaitu, lembar observasi dan soal tes. Teknik
pengumpulan data menggunakan teknik observasi, tes dan dokumentasi. Validasi
data mengunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Metode
analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perencanaan Pembelajaran
(RPP) pada pembelajran IPA tema gaya magnet dengan penerapan metode
demonstrasi cukup efektif dan berhasil sehingga pelaksanaan proses pembelajaran
dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan. Pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan metode demontrasi membawa dampak yang positip dalam
pelaksanaan pembelajaran terutama pada peningkatan aktivitas belajar siswa
terbukti dari tiap siklusnya terdapat peningkatan. Pada sebelum perbaikan hanya
terdapat 3 siswa atau 11,11% yang dinyatakan tuntas, pada siklus pertama
meningkat menjadi 22 siswa atau 81,48% dan pada siklus II menjadi 100% atau
27 siswa dinyatakan meningkat aktivitas belajarnya. Penerapan metode
demontrasi pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa ini
dapat dilihat peningkatan nilai rata-rata hasil belajar serta ketuntasan belajar siswa
secara klasikal. Dimana pada kondisi awal hanya 55,56 meningkat menjadi 68,52
pada siklus pertama dan 81,11 pada siklus kedua dengan ketuntasan belajar dari 4
siswa atau 14,81% pada sebelum perbaikan menjadi 16 siswa atau 59,26% pada
siklus pertama dan 25 siswa atau 92,59% pada siklus kedua. Hal ini terbukti
bahwa penerapan metode demontrasi dapat meningkatkan proses, aktivitas dan
hasil belajar siswa secara signifikan. Berdasarkan penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa VI SD Negeri Genting 01 Kabupaten Semarang Semester
1 Tahun Pelajaran 2022/2023.

Kata Kunci : demonstrasi, aktivitas, hasil belajar

iii
KATA PENGANTAR

Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT, karena
berkat rahmat dan karuniaNyalah seluruh proses penelitian sampai penulisana
laporan berjudul “Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa
pada Pembelajaran IPA Materi Gaya Magnet melalui Penerapan Metode
Demontrasi Siswa Kelas VI SD Negeri Genting 01 Semester 1 Tahun
Pelajaran 2022/2023” dapat terselesaikan.
Penulis menyadari akan segala kekurangan dalam penulisan laporan
penelitian tindakan kelas ini, oleh sebab itu kepada pembaca diharapkan untuk
memberi sumbang saran maupun kritik yang bersifat membangun ke arah
perbaikan. Pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan
guru yang telah membantu sampai selesainya penulisan laporan penelitian
tindakan kelas ini dan semua pihak yang tidak sempat penulis sebut namanya satu
persatu atas segala bantuannya dalam penulisan penulisan laporan penelitian
tindakan kelas ini.
Penulis berharap semoga Allah Swt. memberikan balasan yang berlipat
ganda kepada mereka yang telah membantu. Akhir kata penulis mengharapkan
kepada yang membaca agar bersedia memberikan saran dan kritik yang
membangun demi penyempurnaan dan peningkatan mutu Karya Tulis ini serta
mudah-mudahan bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Amin Yarobal Alamin.

Genting, November 2022


Penulis

iv
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii
ABSTRAK ........................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 4
C. Rumusan Masalah ....................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori ................................................................................. 7
B. Kerangka Pikir Penelitian ............................................................ 22
C. Hipotesis Tindakan ...................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian ......................................................................... 25
B. Metode dan Rancangan Penelitian .............................................. 25
C. Subjek Penelitian ......................................................................... 27
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ........................................... 27
E. Validasi Data ............................................................................... 28
F. Teknik Analisa Data .................................................................... 29
G. Prosedur Penelitian ..................................................................... 31
H. Indikator dan Kriteria Keberhasilan ........................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ............................................................................. 36
B. Hasil Penelitian ............................................................................ 48
C. Pembahasan ................................................................................. 50
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ..................................................................................... 54
B. Saran ........................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Aktivitas Belajar Siswa ................................ 31
Tabel 4.1 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam Gaya magnet pada Kondisi Awal ............. 37
Tabel 4.2 Tabel Aktivitas Siswa Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Materi Gaya Magnet pada Kondisi Awal ................................. 38
Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam Gaya magnet pada Siklus I ....................... 41
Tabel 4.5 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam Gaya magnet pada Siklus I ........................ 42
Tabel 4.6 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam Gaya magnet pada Siklus II ....................... 46
Tabel 4.7 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam Gaya magnet pada Siklus II ....................... 47
Tabel 4.8 Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa pada Pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam Gaya magnet pada Sebelum
Perbaikan, Siklus I dan Siklus II ............................................... 48
Tabel 4.9 Rekapitulasi Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa pada
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Gaya magnet pada
Sebelum Perbaikan, Siklus I dan Siklus II ................................ 49

vi
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas ......................... 23


Gambar 3.1 Langkah-langkah PTS .............................................................. 26
Gambar 4.1 Diagram Batang Peningkatan Angka Nilai Rerata Hasil
Belajar dan Ketuntasan Siswa pada Setiap Siklus Perbaikan
Pembelajaran ............................................................................ 49
Gambar 4.2 Diagram Batang Peningkatan Aktivitas Belajar pada
Sebelum Perbaikan, Siklus I dan Siklus II ................................ 50

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian


Lampiran 2 : Jurnal Kegiatan Penelitian
Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 5 : Instrumen Pengumpulan Data
Lampiran 6.a : Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus I dan
Siklus II
Lampiran 6.b : Lembar Observasi Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Dalam
Kegiatan Pembelajaran Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Lampiran 7 : Daftar Hadir Siswa
Lampiran 8 : Contoh Hasil Pekerjaan Siswa
Lampiran 9 : Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Kondisi Awal,
Siklus I dan Siklus II

viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum 2013 menjanjikan lahirnya generasi penerus bangsa yang
produktif , kreatif, inovatif, dan berkarakter. Dengan kreativitas, anak-anak
bangsa mampu berinovasi secara produktif untuk menjawab tantangan masa
depan yang semakin rumit dan kompleks. Keberhasilan Kurikulum 2013
dalam menghasilkan peserta didik yang produktif, kreatif, dan inovatif.
Dalam dunia pendidikan, kurikulum memiliki pengertian sebagai suatu
rencana pendidikan yang memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis,
lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan. Konsep kurikulum ini
kemudian semakin berkembang seiiring berjalannya waktu. Oleh karena itu
kurikulum senantiasa diperbarui.Terdapat dua macam pandangan mengenai
kurikulum. Pandangan pertama menyatakan bahwa kurikulum adalah
sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh siswa untuk memperoleh ijazah.
Pandangan pertama ini disebut sebagai pandangan lama atau konvensional
karena sifatnya yang terlalu sempit.
Pandangan yang kedua adalah pandangan modern. Menurut pandangan
modern, kurikulum merupakan dokumen atau rencana tertulis mengenai
kualitas pendidikan yang harus dimiliki siswa melalui pengalaman belajar.
Pandangan ini membuat konteks kurikulum memiliki cakupan yang luas dan
memungkinkan untuk senantiasa berkembang. Dari keseluruhan pembahasan
di atas, dapat diketahui bahwa kurikulum pendidikan merupakan seperangkat
rencana tertulis dan pengaturan pendidikan. Kurikulum terdiri dari tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Kurikulum dirancang khusus untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Dalam pembelajaran tematik kurikulum 2013, salah satu mata pelajaran
yang ada di dalamnya yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Ilmu Pengetahuan
Alam ini atau yang lebih dikenal dengan IPA merupakan ilmu yang
berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang

1
2

tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil
observasi dan eksperimen. IPA memiliki peranan yang sangat penting guna
memberikan pemahaman mengenai sifat-sifat dan gejala-gejala alam, serta
mengenai makhluk hidup dan proses kehidupan.
Pada kenyataannya guru menyadari bahwa di kelas IV, belajar IPA
masih sebagai sejumlah pengetahuan yang harus dihafalkan, bukan
melalui kegiatan pembelajaran secara langsung serta proses penemuan.
Kegiatan belajar mengajar yang dikembangkan guru sangat monoton yang
mana masih menggunakan model konvensional yaitu sebatas penerapan
metode ceramah dan latihan. Siswa belajar dengan cara duduk rapi
mencatat materi yang ada di papan tulis, menyimak penjelasan guru
dengan tertib (verbalistik), lalu mengerjakan soal-soal latihan. Dalam
pembelajaran guru jarang mempergunakan media pembelajaran yang
menarik serta membantu siswa memahami materi. Proses pembelajaran
kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif berinteraksi
dengan guru dan materi pelajaran sehingga siswa cenderung pasif
sementara gurunyalah yang aktif (teacher centered).
Model pembelajaran yang digunakan guru tersebut di atas
menyebabkan timbulnya beberapa masalah, diantaranya mata pelajaran IPA
menjadi kurang menarik bagi siswa, timbulnya kebosanan siswa pada saat
pelajaran IPA, terjadi verbalisme pada diri siswa, pengetahuan yang
diperoleh siswa tidak bertahan lama, dan pemahaman siswa terhadap
materi rendah. Berbagai permasalahan di atas berujung pada rendahnya
hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA di kelas VI SD Negeri Genting 01 .
Adapun ruang lingkup bahan kajian IPA untuk Sekolah Dasar salah
satunya itu materi tentang gaya dan di dalam gaya terdapat submateri gaya
gravitasi, gaya gesek, dan magnet. Gaya merupakan suatu tarikan atau
dorongan yang menyebabkan benda bergerak. Dalam hal ini benda
mendapatkan pengaruh. Sedangkan gaya gravitasi gaya tarik-menarik yang
terjadi antara semua partikel yang mempunyai massa di alam semesta. Dan
gaya gesek yaitu gaya yang menimbulkan hambatan ketika dua permukaan
3

benda saling bersentuhan. Lain halnya dengan gaya magnet adalah tarikan
atau dorongan yang disebabkan oleh magnet (Sulistyanto & Wiyono,
2012:99). Materi gaya sangatlah abstrak bagi anak usia sekolah dasar, pada
hakekatnya gaya hanya terdapat pada pikiran manusia. Keabstrakan objek
inilah yang membuat IPA sulit dipahami. Dengan demikian perlu
penyampaian materi ajar yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan anak dan
juga melihat dari kewajiban pendidik dalam butir 2 pasal 40 UU Sisdiknas.
Sebagai tolak ukur dalam mengevaluasi keberhasilan pembelajaran
IPA pada materi gaya magnet adalah nilai KKM di kelas VI SD Negeri
Genting 01 yaitu 70. Setelah dilakukan analisis terhadap hasil belajar
siswa dalam tes studi awal ternyata dari 27 orang siswa kelas VI SD
Negeri Genting 01 sebanyak 23 orang siswa atau sebesar 85,19%
memperoleh nilai di bawah KKM, dan hanya sebanyak 4 orang siswa atau
sebesar 14,81% saja siswa yang memperoleh nilai ≥ KKM (70) dengan
perolehan nilai rata-rata secara klasikal mencapai angka 55,56.
Dari hasil identifikasi masalah sebagaimana tersebut di atas, maka
peneliti berusaha untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul agar proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik sehingga prestasi belajar siswa
dapat tercapai dengan melaksanakan perbaikan pembelajaran. Adapun
prioritas masalah yang menjadi tujuan perbaikan proses pembelajaran adalah
memperbaiki proses pelaksanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan
dengan penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi gaya magnet.
Metode demontrasi merupakan metode yang dimana guru
memperlihatkan proses terjadinya sesuatu melalui alat peraga sehingga
anak dapat memahami konsep dari suatu materi yang diajarkan. Selain
itu anak juga akan lebih termotivasi untuk melakukan pembelajaran
karena timbulnya rasa aingin tahu terhadap apa yang di ajarkan oleh
guru. Dengan metode demontrasi ini diharapkan dapat tumbuh berbagai
kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan belajar siswa. Dengan
kata lain terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksi ini guru berperan
4

sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai


penerima atau yang dibimbing.
Proses interaksi ini akan berjalan baik apabila siswa banyak aktif
dibandingkan guru. Penyampaian materi pelajaran IPA perlu dirancang suatu
strategi pembelajaran yang tepat, yakni anak akan mendapatkan pengalaman
baru dalam belajarnya, selain itu siswa akan merasa nyaman. Strategi
pembelajaran IPA harus dirancang sedemikian rupa dengan
mempertimbangkan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di
samping harus bertumpu pada pengalaman indera menuju terbentuknya
pengalaman kesimpulan yang logis.
Metode Demontrasi sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran
IPA yang membawa siswa belajar dalam suasana yang lebih aktif
nyaman dan menyenangkan. Siswa akan lebih bebas dalam menemukan
berbagai pengalaman baru dalam belajarnya, sehingga diharapkan dapat
tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa.
B. Identifikasi Masalah
Dari penjelasan pada latar belakang di atas maka dapat teridentifikasi
beberapa permasalahan pembelajaran yang muncul, diantaranya :
1. Siswa tidak memahami konsep gaya, misalnya siswa belum memahami
bahwa gaya itu tarikan atau dorongan, belum bisa memberikan contoh
kegiatan pengaruh gaya;
2. Proses pembelajaran kurang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk aktif berinteraksi dengan guru dan materi pelajaran sehingga
siswa cenderung pasif sementara gurunyalah yang aktif (teacher
centered)
3. Siswa menerima materi secara pasif, siswa hanya mendengarkan
penjelasan guru tanpa diikutsertakan dalam pembelajaran;
4. Sebagian siswa tidak ada yang berani bertanya tentang materi yang belum
dipahami
5

C. Rumusan Masalah
Agar penelitian memiliki arah yang jelas, maka diperlukan suatu
rumusan masalah yang dijadikan penuntun terhadap pelaksanaan penelitian.
Adapun rumusan masalahnya adalah :
1. Bagaimana proses penerapan metode demonstrasi pada siswa kelas VI SD
Negeri Genting 01 dalam pembelajaran IPA materi gaya magnet?
2. Bagaimana penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa kelas VI SD Negeri Genting 01 dalam pembelajaran IPA
materi gaya magnet?
3. Bagaimana penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas VI SD Negeri Genting 01 dalam pembelajaran IPA
materi gaya magnet?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka ditetapkan tujuan dari
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk :
1. Mengetahui proses pembelajaran IPA dengan menerapkan metode
demonstrasi pada siswa kelas VI SD Negeri Genting 01 dalam
pembelajaran IPA materi gaya magnet
2. Mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa V SD Negeri Genting 01
dalam pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi pada
pembelajaran IPA materi gaya magnet.
3. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Genting
01 setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode
demonstrasi pada pembelajaran IPA materi gaya magnet.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
1) Secara teoritis manfaat penelitian ini adalah untuk memperoleh
gambaran mengenai penerapan metode demonstrasi dalam
pembelajaran IPA khususnya pada materi gaya magnet.
6

2) Menambah khasanah pengembangan pengetahuan mengenai


pembelajaran IPA khususnya pada materi gaya magnet dengan
menggunakan metode demonstrasi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
1) Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA materi gaya magnet
meningkat.
2) Hasil belajar siswa meningkat pada pembelajaran IPA materi gaya
magnet.
3) Siswa lebih dapat mencintai alam sekitar.
b. Bagi Guru
1) Menambah pengetahuan tentang penerapan metode demontrasi
sebagai metode pembelajaran.
2) Guru lebih termotivasi untuk melakukan penelitian tindakan
kelas yang bermanfaat bagi perbaikan dan peningkatan proses
pembelajaran.
3) Guru lebih termotivasi untuk menerapkan strategi pembelajaran
yang lebih bervariasi, sehingga materi pelajaran akan lebih
menarik.
c. Bagi sekolah
Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka
perbaikan proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kualitas
pendidikan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Aktivitas Belajar Siswa
Istilah aktivitas sering dikenal dalam kehidupan sehari-hari yang
bermakna kegiatan. dijelaskan bahwa "Activity is being active or lively,
when a man is over seventy last time of full us usually past," Artinya:
Aktivitas mengerjakan sesuatu kegiatan dengan aktif, di mana seseorang
mempergunakan waktunya semuanya selalu berhasil, Sedangkan belajar
atau learning dapat didefenisikan : "Learning Is a relatively permanent
change In behavioral tendency and is the result of reinforced practice,"
(John P. De Cacco, 2016:243) Yang bermaksud: Belajar adalah perubahan
yang relatif tetap dalam kecenderungan berpusat dan ia membawa hasil
kenyataan yang kuat. Pendapat lain tentang belajar berbunyi :"Belajar
adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri
sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap,
kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian (M.Ngalim Purwanto, 2015:
81)
Dalam proses pembelajaran, aktivitas merupakan salah satu faktor
penting, karena aktivitas merupakan proses pergerakan secara berkala
dan tidak akan tercapainya proses pembelajaran yang efektif apabila
tidak adanya aktivitas. Seperti yang diungkapkan oleh Dave Meiner
(dalam Iis Indraeni 2014:10) bahwa “belajar berdasar aktivitas berarti
bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan memanfaatkan indera
sebanyak mungkin, sehingga dapat membuat seluruh tubuh dan fikiran
terlibat dalam proses belajar mengajar”
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
aktivitas belajar siswa adalah bergerak aktif secara berkala yang
melibatkan fisik, fikiran dan semua indera yang berhubungan dengan
proses pembelajaran. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Oeh

7
8

sebab itulah aktivitas dikatakan asas yang snagt penting dalam


pembelajaran.
Bila pengertian aktivitas dikaitkan dengan pengertian belajar dapat
dimaksudkan : Aktivitas adalah melakukan suatu perbuatan yang dapat
merubah kepribadian seseorang dengan aktif, dimana seseorang
mempergunakan waktunya, kecakapannya sehingga menghasilkan
kecakapan baru yang berupa kecakapan sikap, kebiasaan, kapandaian dan
pengertian. Dengan kata lain aktivitas belajar adalah kegiatan yang aktif
dilakukan oleh seseorang untuk membawanya pada perubahan tingkah
laku yang baru dan dicerminkan dalam kepribadiannya.
Menurut Usman ( dalam Iis Indraeni 2014:11) mengemukakan
bahwa aktivitas belajar siswa dapat digolongkan ke dalam beberapa
bentuk, yaitu sebagai berikut:
a. Aktivitas visual (Visual activities) meliputi membaca, menulis,
melakukan eksperimen dan demontrasi.
b. Aktivitas lisan (Oral activities) meliputi bercerita, membaca sajak,
tanya jawab, diskusi dan menyanyi.
c. Aktivitas mendengarkan (Listening activities) meliputi
mendengarkan penjelasan dari guru, mendengarkan ceramah,
mendengarkan pengarahan.
d. Aktivitas gerak (Motor actifities) meliputi senam, atletik, menari.
e. Aktivitas menulis (Writing activities) meliputi mengarang, menulis
surat, membuat makalah.
2. Hasil Belajar
Pengertian hasil belajar menurut Sudjana (2015:19) adalah
“Suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran
yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes
lisan maupun tes perbuatan.”. Nasution (2012:35), mengemukakan
bahwa “Hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang
belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan, tetapi membentuk
kecakapan dan pengahayatan dalam diri pribadi individu yang belajar.”.
9

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia


menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan
penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil
belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan
siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan
belajar. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2017:213) mengungkap bahwa
hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi
siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan
tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada
saat sebelum belajar.
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam
melakukan kegiatan. menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto
(2013: 110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu
kognitif, afektif dan psikomotorik. Oemar Hamalik (2012:67)
mengatakan bahwa “hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar
akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya
dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.”
Hasil belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan
prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Hasil belajar dibagi menjadi
tiga macam hasil belajar yaitu : Keterampilan dan kebiasaan,
pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita yang masing-masing
golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah
(Nana Sudjana, 2014:22).
Berdasarkan pengertian tersebut maka hasil belajar merupakan
tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti satu kegiatan
pembelajaran yang ditunjukkan dalam beberapa bentuk perubahan
tingkah laku. Perubahan tingkah laku tersebut berupa pengetahuan
(kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor). Hal ini sesuai
dengan pendapat Benyamin Bloom (2017:85) yang mengemukakan bahwa
yang diukur dalam penilaian hasil belajar adalah:
10

a. Aspek kognitif mencakup : pengetahuan (recaling)


kemampuan mengingat, pemahaman (comprehention)
kemampuan memahami, aplikasi (application) kemampuan
penerapan, analisi (anazlysis) kemampuan menganalisa
informasi yang luas menjadi bagian-bagian yang kecil,
sintesis (syntesis) kemampuan menggabungkan beberapa
informasi menjadi suatu kesimpulan, evaluasi (evaluating)
kemampuan mempertimbangkan mana yang baik dan mana
yang buruk memutuskan untuk mengambil tindakan tertentu.
b. Aspek afektif mencakup : menerima (receiving) termasuk
kesadaran keinginan untuk menerima stimulus, respon,
kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar,
menanggapi (responding) reaksi yang diberikan ketepatan
aksi, perasaan, kepuasan dan lain-lain, menilai (evaluating )
kesadaran menerima norma, sistem nilai dan lain-lain,
mengorganisasi (organization), membentuk watak
(characterization) sistem nilai yang terbentuk mempengaruhi
pola kepribadian dan tingkah laku.
c. Aspek psikomotor mencakup : meniru (perception),
menyusun (manipulating), melakukan dengan prosedur
(precision), melakukan dengan baik dan tepat (articulating),
melakukan tindakan secara alami (naturalization).

Keberhasilan suatu pembelajaran dilihat dari perubahan perilaku


siswa sebagai hasil belajar. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan
belajar siswa antara lain :
a. Tujuan
Tujuan adalah pedoman sekaligus sasaran yang akan dicapai
dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan proses pembelajaran dapat
berhasil berpangkal dari jelas tidaknya perumusan tujuan
pembelajaran.
b. Guru
Guru adalah tenaga pengajar yang memberi atau mentransfer
ilmu pengetahuan serta mendidik dan membimbing anak didiknya
di sekolah. Guru adalah orang yang berpengalaman dalam bidang
profesinya dengan keilmuan yang dimilikinya akan menentukan
keberhasilan suatu proses pembelajaran dan keberhasilan belajar
siswa yaitu hasil belajar.
11

c. Anak didik (siswa)


Anak didik (siswa) adalah orang yang sengaja datang ke
sekolah dengan tujuan untuk belajar agar menjadi orang yang
berilmu dan pintar sebagai bekal dikemudian hari. Faktor dari
dalam diri siswalah yang menentukan dan sangat berpengaruh
terhadap hasil belajarnya.
d. Kegiatan pembelajaran
Kegiatan proses belajar mengajar adalah terjadinya interaksi
antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan. Guru harus dapat
menciptakan suasana belajar yang kondusif sehingga siswa merasa
senang dan berminat untuk belajar. Penggunaan metode, teknik dan
strategi mengajar yang tepat akan mempengaruhi keberhasilan proses
pembelajaran sehingga hasil belajar yang diharapkan dari siswa akan
dicapai.
e. Bahan dan alat evaluasi
Bahan evaluasi adalah suatu bahan atau materi yang
terdapat di dalam kurikulum yang akan dipelajari oleh siswa. Suatu
materi pelajaran harus dikemas sedemikian rupa agar siswa tertarik
untuk mempelajarinya. Alat evaluasi adalah alat yang digunakan
untuk mengukur keberhasilan belajar siswa baik berupa tes atau non
tes
3. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
a. Pengertian Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Sekolah Dasar (SD) sebagai lembaga pendidikan dasar
memberikan sejumlah mata pelajaran atau bidang studi pada siswa
sebagai materi atau bahan pembelajaran, salah satunya yaitu Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menurut
kurikulum pendidikan dasar adalah bidang studi yang menanamkan
dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai
ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran
12

Tuhan Yang Maha Esa. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menurut


Darmojo (2012:2) dalam Rumini (2013: 15) adalah kumpulan
teori yang telah diuji kebenarannya, yang menjelaskan tentang pola-
pola keteraturan dari gejala alam yang diamati secara seksama.
Berdasarkan pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di
atas, maka Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bidang studi
yang disajikan di Sekolah Dasar (SD) yang isinya tentang
kumpulan teori yang mempelajari tentang alam semesta dengan
segala isinya. Teori atau konsep tersebut diperoleh dari
pengalaman melalui serangkaian kegiatan ilmiah antara lain
penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan, yang
akhirnya pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
diprogramkan untuk menanamkan sikap dan nilai ilmiah pada diri
siswa, sehingga tumbuh rasa mencintai dan menghargai kebesaran
Tuhan Yang Maha Esa.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada hakikatnya terdiri atas
3 unsur yaitu proses, produk dan sikap. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sulistyorini (2018:9) yang mengemukakan bahwa Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) memiliki dimensi proses, dimensi hasil
(produk) dan dimensi pengembangan sikap ilmiah.
1) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai proses atau
metode ilmiah yaitu cara kerja yang dilakukan dalam
melakukan penyelidikan untuk mencari penjelasan tentang
gejala-gejala alam.
2) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai produk atau hasil
yaitu hasil temuan sains berupa fakta, konsep, hukum,
kaidah dan teori tentang gejala-gejala alam.
3) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai sikap yaitu
tingkah laku yang diperlukan selama melakukan proses
kegiatan, sehingga memperoleh hasil Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA). Sikap ilmiah tersebut yaitu sikap ingin tahu,
ingin mendapatkan sesuatu, kerja sama, tidak putus asa,
tidak berperasangka, mawas diri, bertanggung jawab,
berpikir bebas dan kedisiplinan diri.
13

Berdasarkan uraian di atas, maka Ilmu Pengetahuan Alam


(IPA) yang diberikan pada siswa sekolah Dasar (SD) bukan hanya
pengetahuan tentang fakta-fakta, konsep atau teori saja, melainkan
juga harus diperhatikan pengembangan aspek keterampilan proses
dan sikap ilmiah pada diri siswa.
b. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah
Dasar (SD) menurut Kemendikbud (2012:32), yaitu sebagai berikut :

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang


Maha Esa berdasarkan keberadaaan, keindahan dan
keteraturan alam cipataan-Nya.
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-
konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan
kesadaran tentang adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat.
4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki
alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam
memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
6) Meningkatkan kesadaran untuk mengahrgai alam dan
segala keteranturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan
IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/
MTs.

Berdasarkan tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam


(IPA) di atas, maka setelah mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) siswa diharapkan memperoleh keyakinan bahwa alam semesta
dengan segala isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang
dapat dimanfaatkan untuk pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA). Melalui pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) juga
siswa dibina dan dikembangkan sikapnya untuk senantiasa
memelihara, menjaga, menghargai dan melestarikan lingkungan
14

alam. Konsep, keterampilan dan sikap ilmiah tentang Ilmu


Pengetahuan Alam (IPA) yang telah dimiliki siswa tersebut merupakan
bekal dan dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi yaitu SMP/ MTs.
c. Fungsi Pembelajaran IPA
Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar (Depdikbud
1993/1994:97-98) Mata Pelajaran IPA berfungsi untuk: (1)
Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai
lingkungan alam dan lingkungan buatan yang berkaiatan dengan
pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari. (2) Mengembangkan
keterampilan proses. (3) Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai
yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan
sehari-hari. (4) Mengembangkan kesadaran tentang adanya
hubungan keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan
IPA dan teknologi dengan keadaan lingkungan di sekitarnya dan
pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari. (5) Mengembangkan
kemajuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK), serta keterampilan yang berguna dalam kehidupan
sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat
pendidikan yang lebih tinggi
d. Karakteristik Pembelajaran IPA
Objek kajian pendidikan IPA berada pada berbagai
persoalan/fenomena alam. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh
Supriyadi (2016: 1) bahwa objek kajian IPA adalah segala fenomena
lingkungan (alam) yang berujud titik kecil hingga alam raya yang
sangat besar. IPA menurut Depdiknas (2003: 6) merupakan cara
mencari tahu tentang alam semesta secara sistematis untuk menguasai
pengetahuan fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses
penemuan, dan memiliki sikap ilmiah.
Trowbidge dan Byebee (2016: 38) mendefinisikan IPA sebagai
berikut : Science is body of knowledge, formed by of continous inquiry,
15

and compassing the people who are engaged in the scientific


enterprise. Jadi karakteristik IPA yang kemudian membedakannya
dengan ilmu pengetahuan yang lain adalah bahwa IPA ditempuh
melalui berbagai penemuan proses empiris secara berkelanjutan yang
masing-masing akan memberi kontribusi dengan berbagai jalan untuk
membentuk sistem unik yang disebut IPA.
Suyoso (2012: 1-4) mengungkapkan bahwa nilai intelektualitas
IPA menuntut kecerdasan dan ketekunan, dalam mencari jawaban
suatu persoalan didasarkan atas pertimbangan rasional dan objektivitas
dengan melalui observasi atau kegiatan eksperimen untuk memperoleh
data yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Secara lebih
terperinci. Robert B. Sund (2014:12) menjelaskan tentang bagaimana
suatu pemahaman IPA ditemukan atau yang sekarang dikenal sebagai
metode IPA (scientific method). Setidaknya ada enam langkah untuk
melakukan proses IPA , yaitu (1) stating the problem, (2) formulating
hypotheses, (3) designing an experiment, (4) making obsevation, (5)
collecting data from the experiment, (6) drawing conclutions.
e. Konsep Pembelajaran Gaya Magnet pada Siswa Kelas VI
Gaya magnet berasal dari magnet. Istilah magnet berasal dari kata
“magnesia”.
1) Magnet menarik benda-benda tertentu
Gaya tarik pada magnet mampu menarik benda-benda
tertentu, tidak semua benda dapat ditarik oleh magnet. Benda yang
dapat ditarik oleh magnet adalah benda yang terbuat dari bahan
logam tertentu, yaitu besi, nikel, dan kobalt. Jika suatu benda
mengandung salah satu dari bahan logam tersebut maka benda itu
dapat ditarik oleh magnet. Benda itu dinamakan benda magnetis.
Jadi benda magnetis adalah benda yang dapat ditarik oleh magnet.
Benda lain tidak dapat ditarik oleh magnet karena tidak mengandung
salah satu dari bahan logam besi, nikel, atau kobalt tersebut. Benda
ini dinamakan benda tidak magnetis atau benda non magnetis.
16

2) Kekuatan gaya magnet


Gaya magnet mampu menembus penghalang, yaitu benda
non magnetis. Gaya tarik magnet masih berpengaruh terhadap benda
magnetis di balik penghalang tersebut, jika penghalang itu terlalu
tebal, maka pengaruh magnet bisa hilang, dengan demikian,
kekuatan gaya tarik magnet dipengaruhi oleh ketebalan penghalang
antara magnet dan benda magnetis. Makin dekat jarak benda ke
magnet, maka makin kuat gaya tarik magnet tersebut. Gaya tarik
magnet ini menyebabkan magnet harus disimpan dengan hati-hati.
Hindarkan magnet dari peralatan elektronika yang rumit, seperti jam,
telepon genggam, radio, televisi, komputer, dan lain-lain. Gaya tarik
magnet bisa merusak fungsi benda-benda tersebut.
Kekuatan gaya tarik magnet tidak merata di seluruh sisi atau
bagiannya. Gaya magnet terkuat berada di kedua kutubnya. Pada
magnet batang, gaya magnet terkuat berada di kedua ujungnya, yaitu
kutub-kutubnya. Jika beberapa benda magnetis didekatkan magnet,
maka benda-benda tersebut cenderung untuk segera ditarik ke kutub-
kutub tersebut.
Daerah tertentu di sekitar magnet yang dipengaruhi oleh gaya
tarik magnet disebut medan magnet. Medan inilah yang
menyebabkan terbentuknya pola tertentu. Pola tersebut disebut garis-
garis gaya magnet. Garis-garis tersebut saling bertemu di ujung
kedua kutub magnet. (Haryanto, 2017 : 107)
3) Magnet memiliki dua kutub
Magnet memiliki dua kutub. Jika magnet bisa bergerak
bebas, maka ada satu kutub yang menunjuk ke arah utara. Kutub itu
dinamakan kutub utara magnet, biasanya diberi warna merah atau
huruf N (north). Kutub satunya lagi yang menunjuk ke arah selatan,
disebut kutub selatan magnet, biasanya diberi warna biru atau huruf
S (south). Sifat inilah yang menjadi prinsip dasar kompas.
Kutub-kutub magnet memiliki sifat yang istimewa. Jika dua kutub
17

magnet yang senama didekatkan, maka keduanya akan tolak-


menolak, dan sebaliknya jika dua kutub magnet yang tidak senama
didekatkan, maka keduanya akan tarik-menarik.
4) Kegunaan Magnet
Magnet mempunyai banyak kegunaan. Magnet digunakan
pada berbagai macam alat, mulai dari alat yang sederhana sampai
alat yang rumit. Penggunaan alat-alat yang menggunakan magnet
dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pengunci kotak pensil atau
tas, obeng, dan gunting jahit. Demikian pula kompas, dinamo, lemari
es, dan alarm pengaman (mobil atau rumah) juga menggunakan
magnet. Magnet juga digunakan pada alat-alat berat untuk
mengangkut benda benda dari besi. Magnet pada alat berat itu dibuat
dengan cara mengalirkan arus listrik. Arus listrik berasal dari dinamo
alat berat tersebut. Pada saat mengangkat benda-benda besi, arus
listrik disambung, dan pada saat benda-benda besi diturunkan
(dilepaskan), aliran arus listrik diputuskan.
5) Membuat Magnet
Selain magnet alam, ada juga magnet buatan. Magnet buatan
adalah magnet yang dibuat orang dari besi atau baja. Magnet buatan
digunakan untuk berbagai kebutuhan. Bentuk magnet buatan
bermacam-macam, ada yang berbentuk batang, jarum, tabung
(silinder), huruf U, dan ada yang berbentuk ladam (tapal kuda).
Logam yang digunakan untuk membuat magnet adalah besi dan baja.
Besi dan baja dapat dibuat menjadi magnet karena besi dan baja
bersifat feromagnetik (mempunyai sifat magnet yang kuat).
Aluminium dan tembaga sulit dibuat menjadi magnet karena
mempunyai sifat magnet yang tidak kuat. (Haryanto, 2017 : 111)
Ada beberapa cara membuat magnet yaitu:
a) Cara induksi
Cara induksi adalah cara membuat magnet dengan
menempelkan atau mendekatkan magnet dengan benda
18

feromagnetis yang akan dijadikan magnet. Sifat magnet yang


dibuat dengan cara induksi sifatnya sementara. Sifat magnet ini
akan hilang begitu magnetnya dilepaskan.
b) Cara gosokan
Pembuatan magnet dengan cara gosokan dapat dilakukan
dengan cara menggosok-gosok banyak gosokan yang dilakukan,
semakin kuat sifat, kemagnetan besi atau baja tersebut. Sifat
kemagnetan ini juga berlangsung sementara.
c) Cara aliran listrik.
Magnet yang dihasilkan dengan cara dialiri listrik disebut
elektromagnet. Paku yang akan dibuat magnet digulung dengan
kabel listrik. Lalu kedua ujung kabel dihubungkan dengan kutub
positif dan kutub negatif baterai. Arus listrik dari baterai akan
mengalir dari batu baterai ke paku melalui kabel listrik, sehingga
paku mendapat gaya magnet dari arus listrik tersebut. Semakin
rapat gulungan kabel maka aka semakin besar gaya magnet yang
diterima paku.
f. Metode Demonstrasi
1) Pengertian Metode Demontrasi
Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses
terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan
tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami
oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya (Syaiful, 2018:210).
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara
memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan
suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan
media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi
yang sedang disajikan” (Muhibbin Syah, 2013:22).
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, (2013:2) bahwa “metode
demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan
19

sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan
bahan pelajaran”.
Menurut Syaiful (2018:210) metode demonstrasi ini lebih
sesuai untuk mengajarkan bahan-bahan pelajaran yang merupakan
suatu gerakan-gerakan, suatu proses maupun hal-hal yang bersifat
rutin. Dengan metode demonstrasi peserta didik berkesempatan
mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang
sedang terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan-
kesimpulan yang diharapkan.
2) Tahapan Metode Demontrasi
a) Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ada beberapa hal yang harus dilakukan:
(1) Merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah
proses demonstrasi berakhir.
(2) Mempersiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi
yang akan dilakukan.
(3) Melakukan uji coba demonstrasi yang akan dilaksananakan
sebelum melaksanakannya di kelas, agar tidak terjadi
kekeliruan berkaitan dengan materi pembelajaran dan juga
tujuan dari demontrasi yang dilakukan.
b) Tahap Pelaksanaan
(1) Langkah pembukaan.
Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, di antaranya :
• Mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua
siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang
didemonstrasikan.
• Mengemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
• Mengemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan
oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat
20

hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan


demonstrasi.
(2) Langkah pelaksanaan demonstrasi.
• Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang
merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui
pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki
sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan
demonstrasi.
• Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari
suasana yang menegangkan.
• Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya
demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa.
• Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif
memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat
dari proses demonstrasi itu.
(3) Langkah mengakhiri demonstrasi.
Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses
pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas
tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan
demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran.
Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa
memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain
memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan
siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses
demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.
c) Tindak Lanjut
Di ahir pembelajaran setelah siswa diberi tugas,
peneliti memeriksa hasil pekerjan siswa untuk dapat
menyimpulkan sejauh mana tujuan yang di tentukan dapat tercapai.
21

3) Kelebihan dan Kekurangan Metode Demontrasi


Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2013:211) kelebihan dan
kekurangan metode demonstrasi adalah sebagai berikut :
a) Kelebihan metode demonstrasi
(1) Perhatian siswa dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap
penting oleh guru sehingg hal yang penting itu dapat diamati
secara teliti. Di samping itu, perhatian siswa pun lebih mudah
dipusatkan kepada proses belajar mengajar dan tidak kepada
yang lainya.
(2) Dapat membimbing siswa ke arahberpikir yang sama dalam
satu saluran pikiran yang sama.
(3) Ekonmis dalam jam pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam
waktu yang panjang dapat diperlihatkan melalui demonstrasi
dengan waktu yang pendek.
(4) Dapat mengurangi kesalahan-kesalahn bila dibandingkan
dengan hanya membaca atau mendengarkan, karena murid
mendapatkan gambaan yang jelas dari hasil pengamatannya.
(5) Karena gerakan dan proses dipertunjukan maka tidak
memerlukan keterangan-keterangan yang banysk
(6) Beberapa persoalan yang menimbulkan petanyaan atau
keraguan dapat diperjelas waktu proses demonstrasi.
b) Kekurangan metode demonstrasi
(1) Derajat visibilitasnya kurang, peserta didik tidak dapat melihat
atau mengamati keseluruhan benda atau peristiwa yang
didemonstrasikan kadang-kadang terjadiperubahan yang tidak
terkontrol.
(2) Untuk mengadakan demonstrasi digunakan ala-alat yang
khusus, kadang-kadang alat itu susah didapat. Demonstrasi
merupakan metode yang tidak wajar bila alat yang
didemonstrasikan tidak dapat diamati secara seksama.
22

(3) Dalam mengadakan pengamatan terhadap hal-hal yang


didemonstrasikan diperlukan pemusatan perhatian. Dalam hal
ini banyak diabaikan leh peserta didik.
(4) Tidak semua hal dapatdidemonstrasikan di kelas.
(5) Memerlukan banyak waku sedangkan hasilnya kadang-kadang
sangat minimum.
(6) Kadang-kadang hal yang didemonstrasikan di kelas akan
berbeda jika proses itu didemonstrasikan dalam situasi nyata
atau sebenarnya.
(7) Agar demonstrasi mendapaptkan hasil yang baik diperlukan
ketekitian dan kesabaran.

Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap


pelajaran akan lebih berkesan secra mendalam, sehingga membentuk
pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati
dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran
berlangsung.
Metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapatkan
gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan
proes mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, proses bekerjanya
sesuatu proses mengerjakan atau menggunakannya, komponen-
komponen yang membentuk sesuatu, membandingkan suatu cara
dengan cara lain untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu.
B. Kerangka Berpikir
Pelaksanaan pembelajaran IPA masih bersifat konvensional karena
siswa diminta membaca soal kemudian menjawab pertanyaan, serta minimnya
penggunaan alat peraga dan pemilihan metode mengajar yang kurang sesuai
dengan karakteristik siswa, akibatnya aktivitas siswa menjadi kurang yang
berujung pada rendahnya hasil belajar. Hal tersebut juga terjadi pada
pembelajaran IPA materi gaya magnet siswa kelas VI SD Negeri Genting 01 .
Untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu solusi sebagai upaya perbaikan
terhadap proses dan hasil pembelajaran adalah dengan menerapkan metode
23

demonstrasi. Kondisi akhir yang ingin dicapai dalam penerapan metode


demonstrasi pada pembelajaran IPA materi gaya magnet siswa kelas VI SD
Negeri Genting 01 adalah meningkatnya aktivitas dan hasil belajar siswa.
Penerapan metode demonstrasi sangat cocok digunakan untuk
menyampaikan informasi tentang konsep-konsep IPA. Penerapan metode
demonstrasi dalam mata pelajaran IPA akan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa, jika dalam proses penerapan metode demonstrasi betul-betul dapat
diterapkan sesuai dengan langkah langkah dari penerapan masing-masing
metode tersebut.
Untuk memperoleh gambaran lebih jelas mengenai alur berpikir dari
permasalahan dan solusi tindakan serta hasil yang diharapkan dengan
penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA materi gaya magnet
siswa kelas VI SD Negeri Genting 01 sebagaimana dijelaskan pada bagan
kerangka berpikir di bawah ini :

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas


24

C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan paradigma dari kerangka pikir di atas, dapat diturunkan
hipotesis tindakan sebagai berikut: Diduga penerapan metode demonstrasi
dapat meningkatkan proses, aktivitas dan hasil pembelajaran IPA materi gaya
magnetnya pada siswa kelas VI SD Negeri Genting 01 Semester 1 Tahun
Pelajaran 2022/2023
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Genting 01 yang berlokasi di
Dusun Sedono RT 02/05 Desa Genting Kecamatan Jambu Kabupaten
Semarang. Alasan pemilihan lokasi di SDN Genting 01 adalah sebagai
berikut :
a. Peneliti merupakan tenaga pengajar (guru SDN Genting 01 . Hal
tersebut akan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data yang
dibutuhkan dalam penelitian dan tidak akan mengganggu aktivitas
serta efektivitas kegiatan belajar mengajar siswa, guru lain maupun
tugas peneliti sebagai pengajar.
b. Peneliti menemukan masalah yang dihadapi siswa kelas VI dalam
pembelajaran IPA materi gaya magnet serta adanya motivasi bagi peneliti
untuk memecahkan masalah yang dihadapi siswa dalam pembelajaran
melalui penerapan metode demonstrasi.
2. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan September 2022
sampai dengan November 2022 dengan rincian per siklusnya sebagaimana
dijelaskan pada bagian lampiran 2 penelitian tindakan kelas ini.
B. Metode dan Rancangan Penelitian
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan
kelas seperti dinyatakan sebelumnya, namun secara garis besar terdapat empat
tahapan yang lazim dilalui, yaitu tahap: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
pengamatan, dan (4) refleksi. Namun perlu diketahui bahwa tahapan
pelaksanaan dan pengamatan sesungguhnya dilakukan secara bersamaan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian tindakan kelas
menurut Arikunto, dkk (2018 : 16) terdiri dari empat tahap yaitu:
1. Perencanaan
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,

25
26

dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan itu dilakukan.


2. Pelaksanaan
Penelitian tindakan sekolah adalah pelaksanaan yang merupakan
implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenai tindakan
sekolah
3. Pengamatan
Kegiatan pengamatan dilaukan oleh pengamat sambil melakukan
pengamatan, peneliti mencatat smbil melakukan sedikit demi sedikit apa
yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus
berikutnya
4. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan ini untuk mengemukakan kembali apa
yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika
guru pelaksanaan sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berharap
dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.
Langkah-langkah PTK yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
dan refleksi. Langkah-langkah PTK seperti Gambar berikut:

Gambar 3.1 Langkah-langkah PTS (Arikunto, 2018:16)


27

C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN Genting 01 pada
Semester 1 Tahun Pelajaran 2022/2023, dengan jumlah siswa kelas VI SDN
Genting 01 sebanyak 27 siswa terdiri dari siswa laki-laki 9 siswa dan
perempuan 18 siswa.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik dan alat pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah:
1. Tes
Tes adalah alat pengumpul informasi mengenai hasil belajar
yang berupa pertanyaan atau kumpulan pertanyaan. Adapun tes
dilakukan sebanyak dua kali yaitu post-tes pada setiap akhir siklus.
Post-tes dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa
setelah menggunakan metode demonstrasi. Tes yang digunakan pada
penelitian ini yaitu tes tulis berbentuk multiple choice.
2. Non Tes
a. Observasi
Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk
menginventariskan data tentang sikap siswa dalam belajarnya,
sikap guru, serta interaksi antara guru dengan siswa selama proses
pembelajaran, dengan harapan hal-hal yang tidak teramati oleh
peneliti ketika penelitian berlangsung dapat ditemukan (Haryanto,
2017:37). Observasi dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh
informasi tentang pembelajaran dengan menggunakan metode
demonstrasi secara terperinci baik mengenai keaktifan siswa,
maupun komponen-komponen pembelajaran lainnya guna
mengetahui kondisi kelas pada saat pembelajaran berlangsung.
b. Lembar Kerja Siswa
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan bukti hasil kegiatan
siswa dalam belajar karena itu dalam LKS disajikan langkah-
langkah kegiatan siswa dan soal-soal latihan yang harus
28

dikerjakan. LKS digunakan untuk menghimpun informasi mengenai


pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan. Bahkan LKS
merupakan patokan untuk melaksanakan rancangan tindakan
berikutnya. Berdasarkan LKS ini, dapat diketahui seberapa jauh
pemahaman siswa terhadap materi sehingga hal tersebut sebagai
alat ukur tingkat prestasi siswa terhadap materi yang dipelajarinya.
c. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi (Usman, dkk,
73:2015) ialah pengumpulan data yang diperoleh melalui
dokumen-dokumen. Sebagai bahan dokumentasi, peneliti
menggunakan foto dengan kamera yang dilakukan pada setiap
siklus. Alat ini merekam kegiatan pembelajaran terutama untuk
melengkapi data saat observasi sehingga dapat memudahkan
peneliti apabila ada hal yang terlupakan atau tertinggal
E. Validasi Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 2 jenis triangulasi
sebagaimana dijelaskan di bawah ini.
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber.
Misalnya untuk menguji kredibilitas data tentang pelaksanaan supervisi
oleh pengawas sekolah terhadap guru penjaskes, maka pengumpulan dan
pengujian data yang telah diperoleh dapat dilakukan kepada kepala
sekolah dan guru penjaskes binaannya. Data dari kedua sumber tersebut,
tidak dapat dirata-ratakan seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi
dideskripsikan, dikategorikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda,
dan mana yang spesifik dari kedua sumber data tersebut. Data yang telah
dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan,
selanjutnya dimintakan kesepakatan dengan kedua sumber data tersebut.
29

2. Triangulasi Teknik
Tringulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan
cara mengecek data kepada guru penjaskes yang sama dengan teknik yang
berbeda. Misalnya data yang telah diperoleh dengan teknik wawancara,
kemudian dicek dengan teknik observasi, dokumentasi atau kuesioner. Jika
dengan tiga teknik pengujian data tersebut, menghasilkan data yang
berbeda-beda, maka peneliti akan melakukan diskusi lebih lanjut dengan
kepala sekolah atau guru di sekolah tersebut untuk memastikan mana data
yang benar atau mungkin semuanya benar, karena sudut pandangnya
berbeda-beda.
F. Teknik Analisa Data
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis
data kualitatif. Data yang diperoleh dari hasil observasi, dokumentasi dan
portopolio dianalisis ke dalam bentuk deskripsi. Analisis data penelitian
kualitatif bersifat interaktif berlangsung. Teknik yang digunakan fleksibel,
tergantung pada strategi yang digunakan dan data yang telah diperoleh
(Sukmadinata: 2015, 114)
Data yang terkumpul selanjutnya akan dianalisis. Hal ini sesuai deugan
permasalahan vang akan dikaji dari tujuan penelitian. Tahap pertama
menggunakan teknik analisis deskriptif prosentase. Tahap kedua dengan
membandingkan antara hasil rekapitulasi nilai siklus I dengan rekapitulasi
siklus II. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis data kualitatif yang
berkesinambungan yang mencakup kegiatan-kegiatan sebagaimana dijelaskan
oleh Anggoro (2018 : 18) sebagai berikut :
1. Analisis temuan yang terus menerus, khususnya dalam masalah yang
diteliti yang berkaitan dengan pertanyaan peneliti dengan tujuan untuk
mendapatkan tema-tema untuk mengembangkan konsep-konsep.
2. Pengelompokkan dan pengorganisasian data segera mungkin setelah data
diperoleh sehingga dapat membantu peneliti dalam memahami pola
permasalahan dan tema yang diteliti.
30

3. Evaluasi kualitatif tentang validitas atau kepercayaan data yang terus


menerus.
Data yang dikumputkan oleh guru yang juga berperan sebagai peneliti
merupakan data kualitatif juga dianalisis secara kualitatif deskriptif. Tiga
langkah yang biasa diikuti dalam menganalisis data kualitatif yaitu :
1. Menyeleksi dan memfokuskan serta mengorganisasikan data sesuai
dengan pertanyaan peneliti.
2. Mendeskripsikan atau menyajikan data dalam bentuk narasi (uraian), tabel
maupun grafik.
3. Menarik kesimpulan dalam bentuk formula atau narasi singkat.
Analisis data terhadap hasil penelitian yang dilaksanakan
menggunakan indikator sebagaimana dijelaskan di bawah ini.
1. Data Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa
Komponen-komponen yang diamati atau dinilai dari aktivitas siswa
adalah kegiatan belajar mereka selama mengikuti pembelajaran
menggunakan 12 indikator, yaitu kuatnya kemauan untuk berbuat,
ketekunan dalam mengerjakan tugas, ulet menghadapi kesulitan (tidak
lekas putus asa), lebih senang bekerja mandiri, dapat mempertahankan
pendapatnya, menunjukkan minat terhadap bermacam – macam, adanya
hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam
belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan
dalam belajar, adanya kegiataan yang menarik dalam belajar, adanya
lingkungan belajar yang kondusif (Sardiman, 2013:81)
Dalam bentuk tabel penilaian aktivitas siswa sebagaimana
dijelaskan di bawah ini.
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Aktivitas Belajar Siswa
No Rentang Skor Kualifikasi Nilai Kriteria Ketuntasan Ket
1 >=90 Sangat Aktif Tuntas
2 70-89 Aktif Tuntas
3 50-69 Cukup Aktif Belum Tuntas
4 >50 Kurang Aktif Belum Tuntas
31

2. Data Hasil Belajar


Hasil belajar siswa dianalisis secara kuantitaif, sedangkan skala
nilai yang digunakan adalah rentang nilai 10 sampai dengan 100. Menurut
Arikunto (2013:45) analisis data dimaksudkan untuk mengetahui
ketuntasan belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Perolehan nilai setiap siswa melalui tes hasil belajar secara tertulis
diolah dengan rumus :
1. Ketuntasan Belajar Klasikal
b
a= x 100%
c
Keterangan :
A = Ketuntasan
B = Jumlah Siswa Tuntas
C = Jumlah Seluruh Siswa
2. Nilai rata-rata

X=
 Y
n
Keterangan :
X = Nilai Rata-rata
∑Y= Jumlah Nilai Seluruh Siswa
n = Jumlah Seluruh Siswa
G. Prosedur Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas (classroom action research). Berbagai definisi diketengahkan oleh pakar
tentang apa yang dimaksud dengan PTK. Walaupun ada beberapa definisi
PTK, namun pada hakikatnya definisi-definisi tersebut memiliki banyak
persamaan didalamnya. Pada umumnya, pencetus definisi tersebut mempunyai
kesamaan pendapat tentang apa yang didefinisikan sebagai PTK.
Dalam pelaksanaannya, penelitian tindakan kelas ini menggunakan model
Kurt Lewin, yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat
langkah pokok yaitu : (1) perencanaan (planning), (2) aksi atau tindakan
32

(acting), (3) observasi (observing), dan (4) refleksi (reflecting).3 Secara


keseluruhan, empat tahapan dalam PTK tersebut membentuk suatu siklus PTK
yang digambarkan dalam bentuk spiral. Penelitian Tindakan Kelas ini akan
dilaksanakan selama dua siklus. Penjelasan secara rinci mengenai kegiatan
pembelajaran masing-masing siklus sebagaimana diuraikan di bawah ini :
1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan akan ditetapkan hal-hal sebagai berikut :
1) Menyiapkan silabus, rencana perbaikan pembelajaran, dan bahan
ajar.
2) Menyiapkan instrument penelitian terdiri dari lembar observasi
untuk kegiatan guru dan peserta didik, lembar kerja peserta didik,
dan alat evaluasi.
3) Menentukan materi.
b. Pelaksanaan Tindakan
Setelah ditetapkan untuk menerapkan metode demonstrasi dalam
pembelajaran IPA materi gaya magnet, maka kegiatan selanjutnya
adalah menyiapkan beberapa hal yang diperlukan pada saat pelaksanaan
tindakan.
Setelah berkonsultasi dengan guru pengamat/teman sejawat,
peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut :
1) Membuat skenario pembelajaran untuk tindakan siklus I
2) Membuat lembaran observasi terhadap guru dan peserta didik selama
proses pembelajaran di kelas.
3) Membuat LKS
4) Membuat alat evaluasi
5) Membuat jurnal untuk refleksi diri
6) Materi pembelajaran pada siklus I adalah materi gaya magnet.
Penyampaian materi pembelajaran dalam siklus I dengan metode
demonstrasi sebagai berikut :
33

1) Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan menyampaikan


tujuan pembelajaran yang ingin dicapai;
2) Guru memotivasi siswa agar belajar dengan mengintensifkan
penggunaan alat peraga;
3) Guru menyampaikan materi yang telah ditentukan dan
mengefektifkan tanya jawab, demonstrasi serta pemberian tugas;
4) Guru mendemontrasikan sifat-sifat magnet misalnya sifat tarik
menarik dan tolak menolak kutub-kutub magnet;
5) Guru bersama teman sejawat mengamati proses kegiatan
pembelajaran dengan demonstrasi alat peraga yang disiapkan;
6) Setiap anak diminta menyebutkan pengertian gaya magnet;
7) Guru bersama siswa mendemonstrasikan terjadinya gaya magnet;
8) Guru bersama siswa menyimpulkan materi gaya magnet;
9) Guru memberikan tes tertulis secara individu di akhir siklus;
c. Observasi tindakan
Berdasarkan kajian hasil tes tersebut guru bersama observer
merumuskan kelebihan dan kekurangan yang ada pada siklus I sebagai
koreksi yang dijadikan bahan pertimbangan dalam pelaksanaan
pembelajaran siklus II.
d. Refleksi
Dari hasil observasi pada tindakan siklus kemudian peneliti
menentukan refleksi yaitu kelebihan dan kekurangan dari metode
demonstrasi yang sudah digunakan dalam pembelajaran pada siklus 1
sebagai dasar penyusunan rencana tindakan pada siklus II.
2. Siklus II
a. Perencanaan tindakan
Pada perencanaan kali ini peneliti dalam membuat rencana
pembelajaran harus memperhatikan hasil refleksi pada siklus
sebelumnya supaya kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus
sebelumnya dapat diperbaiki pada siklus berikutnya sehingga hasil yang
34

diharapkan dapat mengalami peningkatan. Adapun rencana tindakan


pada siklus II adalah sebagai berikut:
1) Peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi.
2) Peneliti menyiapkan lembar observasi penelitian
3) Peneliti menyiapkan instrumen tes akhir siklus
4) Peneliti menyiapkan lembar penilaian akhir siklus
5) Peneliti menyiapkan materi pembelajaran tentang materi gaya
magnet.
b. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II, yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
1) Guru mengawali pelajaran dengan berdo’a bersama
2) Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan materi yang
sebelumnya telah disampaikan.
3) Guru memberikan motivasi tentang pentingnya belajar materi gaya
magnet.
4) Guru memerintahkan peserta didik untuk mendemonstrasi proses
pembuata magnet dengan berbagai macam cara misalnya digosok
dan menggunakan aliran listrik
5) Guru melakukan penilaian demonstrasi peserta didik.
6) Guru melakukan konfirmasi
7) Guru mengakhiri pelajaran dengan berdo’a
c. Observasi
Selama pelaksanaan tindakan penelitian hasil observasi adalah
sebagai berikut :
1) Adanya peningkatan aktivitas peserta didik selama proses
demonstrasi pada pembelajaran IPA materi gaya magnet.
2) Adanya peningkatan konsenstrasi belajar.
3) Adanya peningkatan nilai hasil belajar peserta didik pada materi
gaya magnet.
35

d. Refleksi
Pada siklus II ini hasil yang diperoleh sudah menunjukkan
kesesuaian antara hipotesis dengan rumusan masalah yang
direncanakan oleh peneliti sehingga pada refleksi siklus II dinyatakan
bahwa penelitian sudah berhasil.
H. Kriteria Keberhasilan
Kriteria keberhasilan adalah patokan normatif yang digunakan untuk
mengukur tingkat keberhasilan tindakan. Kriteria yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1. Siswa dinyatakan tuntas apabila memperoleh nilai minimal sama dengan
KKM sebesar 69.
2. Tindakan yang dilakukan dinyatakan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa jika ada peningkatan nilai rata-rata klasikal dari pembelajaran
sebelumnya, serta minimal 85% dari jumlah siswa tuntas dalam belajar.
3. Tindakan yang dilakukan dinyatakan mampu meningkatkan aktivitas
belajar siswa jika 85% dari jumlah siswa.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Dalam proses belajar banyak faktor-faktor yang mempengaruhi. Faktor-
faktor yang mempengaruhi belajar secara garis besar dibedakan menjadi dua
macam, yaitu : (1) faktor internal, yaitu menyangkut faktor-faktor psikologis
pembelajar. Kehadiran faktor- faktor psikologis tersebut akan memberikan
landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar. Faktor-faktor
internal antara lain : motivasi, kondisi kesehatan jasmani dan rohani,
intelektual, emosional, (2) faktor eksternal, yaitu faktor dapat mempengaruhi
sikap dan reaksi individu dalam aktivitas belajar, karena individu yang belajar
adalah berinteraksi dengan lingkungan. Faktor-faktor eksternal antara lain :
variasi dan tingkat kesulitan materi yang dipelajari, metode pembelajaran,
cuaca, kondisi tempat belajar.
Pendapat di atas terbukti dari hasil perbaikan pembelajaran yang
dilakukan di kelas VI Sekolah Dasar Negeri Genting 01 pada pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam materi gaya magnet melalui dua siklus dengan
menggunakan metode demonstrasi menunjukkan hasil yang maksimal. Penjelasan
secara terperinci sebagaimana diuraikan di bawah ini :
1. Kondisi Awal
Kegiatan pembelajaran untuk mata pelajaran IPA di kelas VI
SDN Genting 01 . Kegiatan pembelajaran diawali dengan
mengkondisikan siswa untuk siap belajar IPA. Pada saat membuka
pelajaran guru mengadakan tanya jawab tentang pelajaran yang telah
dipelajari sebelumnya, kemudian mencoba menghubungkan dengan
materi yang akan dipelajari. Guru menugaskan siswa untuk membaca
dan mencatat materi yang baru di buku tulis. Di sini mulai terlihat
aktivitas siswa yang semula tertarik menjadi menurun. Pada awal guru
membuka pelajaran siswa tampak tertarik mengikuti kegiatan
pembelajaran, namun ketertarikan siswa berkurang ketika guru
menugaskan untuk membaca dan mencatat materi pelajaran, kemudian

36
37

mendengarkan kembali penjelasan materi dari guru, dan hanya beberapa


siswa yang tampak antusias untuk menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh guru.
Dalam awal pertemuan guru cenderung mengemas proses
pembelajaran dalam bentuk verbalistis. Pengemasan ini tidak hanya
mengakibatkan belajar tidak menarik melainkan membatasi aktivitas
siswa. Guru jarang menggunakan alat peraga atau media pelajaran
sains dan jarang pula melakukan percobaan. Kegiatan kelompokpun
jarang dilaksanakan dan secara otomatis tidak ada diskusi kelas.Siswa
tidak aktif karena guru terlalu mendominasi kegiatan pembelajaran.
Secara rinci temuan hasil penelitian awal pada observasi di
kelas kelas VI SDN Genting 01 adalah bahwa setiap siswa kurang
berkonsentrasi dalam mengikuti proses pembelajaran, dan masih ada
beberapa siswa yang kurang memperhatikan ketika guru menyampaikan
materi pelajaran IPA. Siswa yang kurang tertarik itu ditujukan dengan
bermain-main dengan sesuatu, mengobrol dengan teman sebangku dan
tidak memperhatikan ketika guru menjelaskan, sehingga pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran IPA sangatlah kurang. Hasil evaluasi
siswa berupa nilai tes formatif yang dilaksanakan pada kegiatan awal
ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.1 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran Ilmu


Pengetahuan Alam Gaya magnet pada Kondisi Awal
Jumlah
No Skor Capaian Persentase Kriteria Ket
Siswa
>80 1 80 3,70 SB T
70-79 3 210 11,11 B T
60-69 10 600 37,04 C BT
50-59 9 450 33,33 K BT
<50 4 160 14,81 KS BT
Jumlah 27 1500 100,00 - -
N. Rata-2 - 55,56 - - -
Ketuntasan - 14,81 - - -
38

Adapun penjelasan mengenai tingkat aktivitas belajar pada kondisi


awal sebagaimana dijelaskan pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.2 Tabel Aktivitas Siswa Pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam Materi Gaya Magnet pada Kondisi Awal

Kriteria Aspek Kemunculan Aspek Persentase Keterangan


Sangat Baik 0 0,00 Tuntas
Baik 3 11,11 Tuntas
Cukup 14 51,85 Belum Tuntas
Kurang 10 37,04 Belum Tuntas

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dari 27 siswa yang mengikuti
kegiatan pada kondisi awal, terdapat 3 siswa atau 11,11% yang dinyatakan
tuntas dinilai dari hasil observasi aktivitas belajarnya sedangkan 24 siswa
atau 88,89% dinyatakan belum tuntas.
Dari penjelasan hasil di atas maka peneliti akan melakukan sebuah
inovasi dalam pembelajaran IPA, khususnya pada pembelajaran materi
gaya magnet yakni dengan menerapkan metode demonstrasi. Metode
demonstrasi sangat tepat jika diterapkan dalam proses pembelajaran
karena dengan penerapan metode demontrasi ini diharapkan dapat tumbuh
berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan belajar siswa.
Dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksi ini guru
berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa
berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini
akan berjalan baik apabila siswa banyak aktif dibandingkan guru.
Penyampaian materi pelajaran IPA perlu dirancang suatu strategi
pembelajaran yang tepat, yakni anak akan mendapatkan pengalaman baru
dalam belajarnya, selain itu siswa akan merasa nyaman sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan secara optimal.
2. Siklus I
Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan
metode demonstrasi, hasil yang diharapkan dapat tercapai secara
maksimal. Hal tersebut sebagaimana diuraikan pada penjelasan di bawah
ini :
39

a. Data Hasil Perencanaan


Pada tahap perencanaan paa siklus I ditulis dalam bentuk RPP
yang terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti dan penutup yang
disesuaikan dengan fase-fase metode pembelajaran demonstrasi.
(RPP selengkapnya terlampir) Perbedaan rancangan pembelajaran
dengan menggunakan metode demonstrasi dari rancangan
pembelajaran yang dibuat pada umumnya adalah pada kegiatan
pembelajarannya lebih menekankan pada pemberian keleluasaan
pada siswa untuk membangun pengetahuan yang telah mereka
miliki sebelumnya, yang kemudian dibuktikan dengan melakukan
kegiatan percobaan dengan melaksanakan demontrasi secara langsung
dan mendiskusikan kegiatan tersebut dengan temannya maupun
dengan pelaksanaan diskusi kelompok maupun kelas, sehingga
pembelajaran akan menjadi lebih bermakna bagi siswa sehingga hasil
yang diharapkan dapat tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b. Data Hasil Pelaksanaan Tindakan
1) Pertemuan Pertama
Dalam pelaksanaan pembelajaran, pada kegiatan awal
guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran,
salam pembuka, dan berdo’a. Selanjutnya pada sesi apersepsi guru
melakukan kegiatan demonstrasi singkat tentang gaya tarik
menarik antara kutub-kutub magnet, setelah guru dan siswa saling
tanya jawab mengenai kegiatan yang dilakukan guru. Pada tahap
Orientasi guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
menjelaskan sekilas mengenai gaya magnet. Langkah selanjutnya
guru menjelaskan tentang benda-benda yang bersifat magnet, dan
menjelaskan cara membuat magnet, yaitu dengan menggosok,
induksi, dan aliran listrik, sementara siswa ditugaskan untuk
mencatat hal-hal yang dianggap penting. Pada tahap Demonstrasi,
guru mendemonstrasikan menjelaskan cara membuat magnet,
kemudian siswa menanggapi kegiatan yang didemonstrasikan guru.
40

Pada tahap selanjutnya, guru meminta dan membimbing salah satu


siswa untuk mendemonstrasikan berbagai jenis cara membuat
magnet dengan cara digosok. Pada tahap yang terakhir yaitu
Demonstrasi Mandiri, siswa dibagi dalam kelompok secara
heterogen yang terdiri dari 5-6 siswa mendemonstrasikan berbagai
jenis cara membuat magnet dilanjutkan dengan kegiatan diskusi
dengan alokasi waktu dalam berdiskusi adalah 15 menit. Kemudian
setelah diskusi telah usai, guru meminta salah satu atau dua siswa
perwakilan kelompok secara mandiri mendemonstrasikan hasil
diskusinya. Dalam hal ini siswa dituntut untuk mempunyai
keterampilan berbicara dan melatih mental berbicara di depan
kelas. Selama jalannya pembelajaran, observer melakukan
observasi terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran
berlangsung sesuai dengan kriteria lembar observasi siswa.
(terlampir)
2) Pertemuan Kedua
Pada pertemuan yang kedua ini, langkah-langkah dalam
proses pembelajaran hampir sama pada pertemuan yang pertama
yaitu gaya magnet. Dalam pelaksanaan metode demonstrasi guru
menciptakan suasana kelas yang aktif, kreatif dan. Setelah itu guru
melakukan apersepsi dengan mendemonstrasikan magnet batang,
siswa menanggapi kegiatan yanag dilakukan guru. Selanjutnya ada
fase Orientasi guru menyampaikan tujuan pembelajaran, dan
menjelaskan sekilas mengenai kegunaan magnet dalam kehidupan
sehari-hari serta memberikan motivasi. Pada fase Demonstrasi,
guru mendemonstrasikan cara membuat magnet dengan berbagai
cara. Fase Latihan Terbimbing, guru meminta dan membimbing
salah satu siswa untuk mendemonstrasikan cara membuat magnet
dengan cara induksi seperti yang didemonstrasikan oleh guru. Pada
fase yang terakhir yaitu Demonstrasi Mandiri, pada tahap ini siswa
berkumpul dengan kelompok yang telah dibagi pada pertemuan
41

pertama. Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) dan siswa


bersama kelompoknya mendiskusikan lembar kerja siswa. Dalam
berdiskusi alokasi waktu sama seperti pada pertemuan pertama
yaitu 15 menit. Kemudian setelah diskusi telah usai, guru meminta
salah satu atau dua siswa perwakilan kelompok secara mandiri
mendemonstrasikan hasil diskusinya. Dalam hal ini siswa dituntut
untuk mempunyai keterampilan berbicara dan melatih mental
berbicara di depan kelas. Sebelum pembelajaran diakhiri guru
memberikan motivasi kepada siswa serta manfaat magnet dalam
kehidupan sehari-hari dilanjutkan dengan pelaksanaan tes formatif
akhir siklus pertama.
Data hasil pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran
menggunakan metode demonstrasi pada pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam materi gaya magnet sebagaimana tabel di bawah ini
Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam Gaya magnet pada Siklus I

Jumlah
Skor Capaian Persentase Kriteria Ket
Siswa
>80 10 810 37,04 SB T
70-79 6 420 22,22 B T
60-69 7 420 25,93 C BT
50-59 4 200 14,81 K BT
<50 0 0 0,00 KS BT
Jumlah 27 1850 100,00 - -
N. Rata-2 68,52 - -
Ketuntasan 59,26 - -
Dari tabel di atas di atas dapat diterangkan bahwa pada siklus
pertama nilai rata-rata hasil belajar 68,52. Jumlah siswa yang telah
mencapai tingkat ketuntasan belajar 16 siswa (59,26%), sedangkan
siswa yang masih belum tuntas atau mendapat nilai di bawah KKM
sebanyak 11 siswa atau 40,74%.
Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan
observer sepakat untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran pada
42

siklus II, karena nilai rata-rata hasil belajar baru mencapai angka 68,52
yang berarti masih berada di bawah KKM sebesar 70 sesuai dengan
kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan dan tingkat ketuntasan
belajar baru 59,26%. Hal ini menunjukkan ketuntasan belajar belum
mencapai 85% dari jumlah seluruh siswa sesuai dengan kriteria
keberhasilan yang telah ditentukan
c. Data Hasil Pengamatan
Dari hasil pada tahap pengamatan terhadap aktivitas siswa pada
pembelajaran IPA materi gaya magnet dengan menerapkan metode
demonstrasi sebagaimana dijelaskan di atas maka rekapitulasi
peningkatan aktivitas belajar siswa dari kondisi awal dapat dijelaskan
pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.5 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam Gaya magnet pada Siklus I

Kriteria Aspek Jumlah Siswa Persentase Keterangan


Sangat Baik 8 29,63 Tuntas
Baik 14 51,85 Tuntas
Cukup 5 18,52 Belum Tuntas
Kurang 0 0,00 Belum Tuntas

Dari data pada tabel di atas dapat diperoleh keterangan bahwa


terdapat 22 siswa tuntas (81,48%) terdiri dari 8 siswa (29,63%) dalam
kriteria sangat baik dan 14 siswa atau 51,85% dalam kriteria baik, dan
terdapat 5 siswa atau 18,52% yang dinyatakan belum tuntas karena
masuk dalam kriteria penilaian cukup.
Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan
observer sepakat untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran pada
siklus II karena belum memenuhi indikator dan kriteria keberhasilan
yang telah ditentukan sehingga diharapkan pada pelaksanaan perbaikan
pembelajaran pada siklus II aktivitas belajar siswa dapat mencapai
perolehan di atas 85% sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah
ditetapkan.
43

d. Data Hasil Refleksi


Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari
pertemuan pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi
dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran.
Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas dan peneliti/observer. Dalam
diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana pembelajaran IPA melalui
metode demonstrasi. Dari diskusi ini didapatkan bahwa guru dengan
menerapkan metode demonstrasi kegiatan pembelajaran
menggambarkan pembelajaran siswa aktif, pada strategi pembelajaran
guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi memberikan
kesempatan siswa mengungkapkan pendapatnya dan pada kegiatan inti
siswa sudah merasa bahwa dalam pembelajaran guru telah membuat
siswa aktif dan dibuat aktif. Namun masih terdapat beberapa
kelemahan diantaranya para siswa masih beranggapan bahwa metode
pembelajaran dengan metode demonstrasi masih terlalu baru untuk
siswa karena biasanya hanyalah metode ceramah sehingga masih
banyak yang kurang memperhatikan materi yang diajarkan.
Adapun upaya perbaikan yang dilakukan pada siklus kedua
diantaranya untuk selanjutnya sebaiknya peserta didik di kenalkan
lebih dalam dengan metode demonstrasi, agar nantinya terbiasa
menerima pelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi, dan
sebaiknya yang dilakukan guru adalah membuat pembelajaran
semenarik mungkin dan menyenangkan sehingga siswa akan
memperhatikan materi yang disampaikan.
3. Siklus II
Setelah mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus pertama,
maka pada siklus kedua peneliti mencoba menyempurnakan
pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Setelah dilaksanakan perbaikan
pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi, hasil yang
diharapkan dapat tercapai secara maksimal. Hal tersebut sebagaimana
diuraikan pada penjelasan di bawah ini :
44

a. Data Hasil Perencanaan


Pada tahap perencanaan, data yang diperoleh berupa: rencana
pelaksanaan perbaikan pembelajaran (RPPP) yang di dalamnya
tercakup komponen skenario pembelajaran yang akan
diimplementasikan; seperangkat instrumen yang akan digunakan
untuk pengumpulan data; dan data pendukung pembelajaran berupa
lembar kerja siswa (LKS) dengan penambahan inovasi-inovasi
baru seputar pelaksanaan pembelajaran dengan metoe demontrasi.
b. Data Hasil Pelaksanaan Tindakan
1) Pertemuan kedua
Dalam pelaksanaan pembelajaran metode demonstrasi
pada siklus kedua pertemuan pertama guru menciptakan suasana
kelas yang aktif, kreatif. Setelah itu guru melakukan apersepsi
dengan melaksanakan kegiatan tanya jawab tentang penggunaan
magnet dalam kehidupan sehari-hari. Pada fase Orientasi guru
menyampaikan tujuan pembelajaran, dan menjelaskan sekilas
mengenai kegunaan dan cara membuat berbagai jenis magnet.
Pada fase Demonstrasi, guru mendemonstrasikan prinsip benda-
benda magnetis dan tidak magnetis, guru dan siswa saling tanya
mengenai kegiatan yang dilakukan guru. Fase Latihan
Terbimbing, guru meminta dan membimbing salah satu siswa
untuk mendemonstrasikan tentang daerah medan magnet untuk
menunjukkan kuat lemahnya gaya magnet. Kutub magnet
mempunyai garis-garis gaya yang paling rapat, sehingga
memiliki gaya tarik magnet paling kuat. Sebaliknya, daerah di
sekitar kutub magnet garis-garis gayanya tidak terlalu rapat.
Artinya, gaya tarik magnetnya tidak begitu kuat. Selanjutnya
pada fase yang terakhir yaitu Demonstrasi Mandiri, pada tahap
ini siswa dibagi dalam kelompok secara heterogen yang terdiri
dari 4-5 siswa. Dan alokasi waktu dalam berdiskusi adalah 15
menit. Kemudian setelah diskusi telah usai, guru meminta salah
45

satu atau dua siswa perwakilan kelompok secara mandiri


mendemonstrasikan hasil diskusinya.
2) Pertemuan kedua
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah
penyusunan perangkat pembelajaran, yang meliputi Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang prinsip kegunaan
magnet dalam kehidupan sehari-hari. Media yang digunakan
antara lain gambar-gambar benda yang menggunakan magnet
pada sistem kerjanya, lembar kerja siswa (LKS), dan alat peraga
lain yang relevan. Dalam pelaksanaan metode demonstrasi guru
menciptakan suasana kelas yang aktif, kreatif dan
menyenangkan. Pada fase Orientasi guru menyampaikan tujuan
pembelajaran, dan menjelaskan sekilas mengenai penggunaan
gaya magnet dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian guru
memberikan beberapa gambar yang berhubungan dengan
penggunaan gaya magnet dalam kehidupan sehari-hari. Pada
fase Demonstrasi, guru mendemonstrasikan membuat magnet
dengan aliran listrik dan siswa memperhatikan dengan seksama.
Fase Latihan Terbimbing, guru meminta dan membimbing salah
satu siswa untuk mendemonstrasikan membuat magnet dengan
aliran listrik. Pada fase yang terakhir yaitu Demonstrasi
Mandiri, pada tahap ini siswa dibagi dalam kelompok secara
heterogen yang terdiri dari 4-5 siswa. Dan alokasi waktu dalam
berdiskusi adalah 15 menit. Kemudian setelah diskusi telah usai,
guru meminta salah satu atau dua siswa perwakilan kelompok
secara mandiri mendemonstrasikan hasil diskusinya.
Dilanjutkan dengan pembuatan kesimpulan akhir dan
melaksanakan kegiatan tes akhir siklus kedua.
Data hasil pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran
menggunakan metode demonstrasi pada pembelajaran Ilmu
46

Pengetahuan Alam materi gaya magnet sebagaimana tabel di


bawah ini :
Tabel 4.6 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam Gaya magnet pada Siklus
II

Jumlah
Skor Capaian Persentase Kriteria Ket
Siswa
>80 22 1860 81,48 SB T
70-79 3 210 11,11 B T
60-69 2 120 7,41 C BT
50-59 0 0 0,00 K BT
<50 0 0 0,00 KS BT
Jumlah 27 2190 100,00 - -
N. Rata-2 81,11 - -
Ketuntasan 92,59 - -

Dari tabel di atas dapat diterangkan bahwa pada siklus II


nilai rata-rata hasil belajar 81,11. Jumlah siswa yang telah
mencapai tingkat ketuntasan belajar 25 siswa (92,59%) dan masih
terdapat 2 siswa atau 7,41% yang dinyatakan belum tuntas karena
memperoleh nilai di bawah KKM.
Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan
observer menyimpulkan bahwa hasil tes hasil belajar menunjukkan
hasil 81,11, yang berarti sudah melebihi KKM minimal 70, dengan
jumlah siswa yang telah tuntas belajarnya sebanyak 25 siswa atau
92,59%. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar juga telah
mencapai kriteria keberhasilan sebesar 85% sehingga proses
perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas pada
pelaksanaan pembelajaran pada siklus II
c. Data Hasil Pengamatan
Dari hasil pada tahap pengamatan terhadap aktivitas siswa pada
pembelajaran IPA materi gaya magnet dengan menerapkan metode
demonstrasi sebagaimana dijelaskan di atas maka rekapitulasi
peningkatan aktivitas belajar siswa dari pada siklus kedua dapat
dijelaskan pada tabel di bawah ini :
47

Tabel 4.7 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Pembelajaran Ilmu


Pengetahuan Alam Gaya magnet pada Siklus II

Kriteria Aspek Jumlah Siswa Persentase Keterangan


Sangat Baik 23 85,19 Tuntas
Baik 4 14,81 Tuntas
Cukup 0 0,00 Belum Tuntas
Kurang 0 0,00 Belum Tuntas

Dari data pada tabel di atas dapat diperoleh keterangan bahwa


terdapat 27 siswa tuntas (100%) terdiri dari 23 siswa (85,19%) dalam
kriteria sangat baik dan 4 siswa atau 14,81% dalam kriteria baik, dan
tidak terdapat siswa yang dinyatakan belum tuntas.
Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan
observer menyimpulkan bahwa aktivitas belajar mencapai angka
100%. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar telah mencapai
kriteria keberhasilan sebesar 85% dari jumlah seluruh siswa, sehingga
proses perbaikan dinyatakan berhasil dan tuntas pada siklus kedua.
d. Data Hasil Refleksi
Setelah melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus IIini
jumlah siswa yang memperhatikan semakin banyak dibanding siklus-
siklus sebelumnya dikarenakan guru sudah menyiapkan metode dan
perlengkapannya dengan baik dan pada siklus ini guru dalam
penyampaiannya pembelajaran dengan menggunkan metode
demonstrasi sudah sangat baik dan maksimal, sehingga siswa dapat
memperhatikan materi dan mengikuti pembelajaran dengan kondusif
serta prestasi belajar yang diraih pun semakin baik dari siklus-siklus
sebelumnya.
Dari hasil pertemuan pertama dan kedua pada siklus kedua
diketahui bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus kedua
telah mencapai ketuntasan 92,59% atau 25 siswa, dengan perolehan
nilai rata-rata hasil belajar sebesar 81,11 dan aktivitas belajar 100%
atau 27 siswa. Oleh karena penelitian sudah mencapai kriteria yang
48

diinginkan, maka peneliti dan observer memutuskan bahwa perbaikan


dianggap selesai, dan kegiatan proses belajar mengajar dapat
diteruskan pada materi pembelajaran berikutnya
B. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan analisa terhadap data yang diperoleh, maka hasil
penelitian dapat dirangkum sebagai berikut :
1. Hasil Belajar
Setelah melakukan analisa terhadap data yang peroleh dari dua
siklus yang dilaksanakan maka dapat dapat disimpulkan bahwa
penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam materi gaya magnet menunjukkan peningkatan yang signifikan
terhadap proses dan hasil pembelajaran, yang dibuktikan dengan
peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Penjelasan secara rinci dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.8 Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa pada


Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Gaya magnet
pada Sebelum Perbaikan, Siklus I dan Siklus II

Hasil Belajar Siswa


No Pembelajaran Nilai
Rata2
Tuntas % Belum %
1. Sebelum perbaikan 55,56 4 14,81 23 85,19
2. Siklus I 68,52 16 59,26 11 40,74
3. Siklus II 81,11 25 92,59 2 7,41

Dari penjelasan pada tabel di atas, diperoleh keterangan sebagai


berikut :
1) Pada siklus I, angka ketuntasan belajar naik menjadi 59,26% dari
sebelum perbaikan sebesar 14,81%
2) Pada siklus II, angka ketuntasan belajar naik menjadi 92,59% dari
siklus pertama sebesar 59,26.
3) Pada sebelum perbaikan nilai rata-rata sebesar 55,56, pada siklus I,
nilai rata-rata hasil belajar mengalami kenaikan menjadi 68,52 pada
pada siklus kedua menjadi 81,11.
49

Untuk lebih jelasnya tentang penjelasan peningkatan hasil belajar


siswa dan nilai rata-rata hasil belajar secara klasikal pada sebelum
perbaikan, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar diagram batang
berikut ini :

100 92,59
85,19 81,11
80 68,52
55,56 59,26
60
40,74
40
23 25
14,81 16
20 11 7,41
4 2
0
Awal Siklus I Siklus II

Nilai Rata-2 Tuntas % Blm Tuntas %

Gambar 4.1 Diagram Batang Peningkatan Angka Nilai Rerata


Hasil Belajar dan Ketuntasan Siswa pada Setiap
Siklus Perbaikan Pembelajaran

b. Aktivitas Belajar
Dari hasil analisis terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa
pada sebelum perbaikan, siklus I dan siklus II, penjelasan secara terperinci
mengenai peningkatan aktivitas belajar dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :

Tabel 4.9 Rekapitulasi Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa pada


Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Gaya magnet
pada Sebelum Perbaikan, Siklus I dan Siklus II

No Siklus Tuntas Persentase Blm Tuntas Persentase


1. Sebelum perbaikan 3 11,11 24 88,89
2. Siklus I 22 81,48 5 18,52
3. Siklus II 27 100 0 0

Dari penjelasan pada tabel di atas, diperoleh keterangan sebagai


berikut :
1) Pada sebelum perbaikan, siswa yang menunjukkan aktivitas belajar
sebanyak 3 siswa atau 11,11%
50

2) Pada siklus I, siswa yang menunjukkan aktivitas belajar sebanyak 22


siswa atau 81,48%
3) Pada siklus II, siswa yang menunjukkan aktivitas belajar sebanyak 27
siswa atau 100%
Untuk lebih jelasnya peningkatan aktivitas belajar pada sebelum
perbaikan, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar diagram batang
berikut ini :
120
100
100 88,89
81,48
80
60
40 24 27
22 18,52
20 11,11
3 5 0 0
0
Awal Siklus I Siklus II

Tuntas Persentase Belum Tuntas Persentase

Gambar 4.2 Diagram Batang Peningkatan Aktivitas Belajar pada


Sebelum Perbaikan, Siklus I dan Siklus II
C. Pembahasan

Hasil observasi sebelum tindakan yang dilakukan di kelas VI SDN


Genting 01 ditemukan bahwa hasil belajar khususnya materi gaya magnet
siswa masih rendah, hal ini disebabkan penyampaian materi dengan metode
konvensional dan tanpa media yang mendukung dalam penyampaian materi
pembelajaran. Siswa hanya mendengarkan penjelasan guru saja, sehingga
keaktifan dan kekreatifan siswa sama sekali tidak terlihat. Proses pembelajaran
sebelum tindakan menunjukkan bahwa siswa masih pasif, karena tidak diberi
respon yang menantang, siswa masih bekerja secara individual, tidak tampak
kekreatifan siswa maupun gagasan yang muncul dan siswa terlihat jenuh dan
bosan tanpa gairah karena pembelajaran yang dilakukan guru tidak
menunjukkan proses pembelajaran aktif dan dibuat aktif, sehingga nilai rata-
rata pelajaran IPA siswa rendah.
51

Nilai rata-rata yang didapatkan siswa sebelum tindakan adalah 55,56.


Siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM ≥70) hanya 4 siswa
dengan persentase 14,81% sedangkan siswa yang belum mencapai kriteria
ketuntasan minimal sebanyak 23 siswa dengan persentase 85,19%. Nilai
tertinggi yang didapatkan siswa sebelum tindakan sebesar 80 sedangkan nilai
terendahnya sebesar 40. Dengan penjelasan pada aktivitas belajar bahwa dari
27 siswa yang mengikuti kegiatan pada kondisi awal, terdapat 3 siswa atau
11,11% yang dinyatakan tuntas dinilai dari hasil observasi aktivitas belajarnya
sedangkan 24 siswa atau 88,89% dinyatakan belum tuntas.
Adanya perbedaan yang signifikan antara jumlah siswa yang tuntas dan
tidak tuntas menjadi masalah yang harus segera diatasi. Tuntasnya ke-4 siswa
ini dikarenakan sudah dapat menangkap materi yang disajikan oleh guru
walaupun hanya dengan ceramah saja dan ke 4 siswa ini memang mempunyai
daya tangkap yang lebih dibandingkan teman temannya yang lain walaupun
hanya dengan mendengarkan saja, sedangkan 23 siswa yang lain belum bisa
menangkap materi yang disajikan oleh guru hanya dengan ceramah saja karena
daya tangkap mereka rendah jika hanya mendengarkan saja mereka belum bisa
memahami sepenuhnya tentang materi yang disampaikan, sehingga diperlukan
tindakan sesuai dengan usia anak sekolah dasar yang masih dalam tahapan
operasional konkrit (7-11 th). Siswa akan lebih paham bila siswa mencari,
membuat dan melakukan sendiri serta terlibat langsung dalam kegiatan
pembelajaran. Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar IPA siswa dalam
proses pembelajaran, maka diperlukan metode pembelajaran yang cocok dan
tepat.
Menurut Muslichah (2016:23) tujuan pembelajaran IPA di SD adalah
“Untuk menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains, teknologi
dan masyarakat, mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, mengembangkan
gejala alam, sehingga siswa dapat berfikir kritis dan objektif“. Dapat
disimpulkan bahwa tujuan pemebelajaran IPA di SD adalah siswa dituntut
berinteraksi langsung dan kritis mengembangkan keterampilan proses dan
52

memecahkan masalah dalam kehidupan yang dialami. Untuk itu peneliti


mencoba mengatasi masalah hasil belajar IPA kelas VI SDN Genting 01
dengan menggunakan metode demonstrasi.
Menurut Udin S. Winata Putra, dkk (2014:124), “Metode demonstrasi
adalah cara penyajian pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung
objek atau cara melakukan sesuatu untuk mempetunjukkan proses tertentu”.
Dari pernyataan Udin S. Winata Putra peneliti dapat simpulkan bahwa
pembelajaran dengan metode demonstrasi siswa akan berinteraksi dan
mengamati langsung obyek yang dipelajari, apalagi ditambah dengan media
animasi dalam proses pembelajaran, tentu siswa akan lebih tertarik untuk
mengikuti pembelajaran. Peneliti perencanaan dengan berdiskusi dengan
kepala sekolah dan observer untuk mendiskusikan hal-hal yang dibutuhkan
dalam pemecahan masalah hasil belajar siswanya dan waktu pelaksanaan
pembelajaran dengan menerapkan metode demonstrasi.
Setelah peneliti melaksanakan penelitian didapatkan hasil belajar pada
Siklus I dengan menerapkan metode demonstrasi siswa yang mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM ≥70) sebanyak 11 siswa dengan persentase 57,89%
dan siswa yang mencapai nilai di bawah KKM sebanyak 16 siswa dengan
persentase 59,26%. Nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 68,52 sedangkan
nilai tertinggi yang diperoleh sebesar 90 dan nilai terendahnya 50. Penjelasan
mengenai aktivitas belajar siswa pada siklus pertama menunjukkan bahwa
terdapat 22 siswa tuntas (81,48%) terdiri dari 8 siswa (29,63%) dalam kriteria
sangat baik dan 14 siswa atau 51,85% dalam kriteria baik, dan terdapat 5 siswa
atau 18,52% yang dinyatakan belum tuntas karena masuk dalam kriteria
penilaian cukup. Dibandingkan kondisi awal hasil belajar siswa mengalami
peningkatan yang signifikan, namun peneliti belum merasa puas karena belum
sesuai yang diharapkan. Untuk itu peneliti melakukan tindak lanjut dengan
memperhatikan kelemahan-kelemahan pada siklus I dan memecahkan
masalahnya.
Siklus II dengan penerapan metode demonstrasi siswa yang mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥70) sebanyak 25 siswa atau 92,59% dan
53

masih 2 siswa yang belum bisa mencapai diatas KKM 70. Nilai rata-rata yang
diperoleh sebesar 81,11 sedangkan nilai tertinggi 90 dan nilai terendahnya 60.
Hasil yang sangat fantastis jika dibandingkan pada prasiklus. Namun masih ada
dua siswa yang belum mencapai KKM 70. Sedangkan aspek aktivitas belajar
menunjukkan bahwa terdapat 27 siswa tuntas (100%) terdiri dari 23 siswa
(85,19%) dalam kriteria sangat baik dan 4 siswa atau 14,81% dalam kriteria
baik, dan tidak terdapat siswa yang dinyatakan belum tuntas.
Berdasarkan perolehan nilai yang didapatkan pada siklus I dan siklus II
dengan penerapan metode demonstrasi dalam belajar, bekerjasama dalam
kelompok dan membuat kesimpulan dari hasil kerja kelompok serta
mendemonstrasikan hasil kerjanya, dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas VI SDN Genting 01 Semester 1
Tahun Pelajaran 2022/2023. Situasi pembelajaran seperti ini mendukung
efektivitas proses pembelajaran dan dengan langsung terlibat pada aktivitas
(learning by doing) siswa akan lebih memahami dan mengerti materi yang
dipelajari.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Kesimpulan diambil dari hasil penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan di SD Negeri Genting 01 Siswa kelas VI pada pembelajaran IPA
materi gaya magnet dengan menerapkan metode demonstrasi serta dari
pembahasan yang terdapat pada Bab IV, maka peneliti dapat menyimpulkan
semua hasil penelitian sebagai berikut :
1. Perencanaan pembelajaran IPA materi gaya magnet dengan menggunakan
metode demontrasi harus betul-betul dituangkan dalam perencanaan
pembelajaran (RPP) sesuai dengan langkah-langkahnya. Perencanaan
Pembelajaran (RPP) pada pembelajaran IPA tema gaya magnet dengan
penerapan metode demonstrasi cukup efektif dan berhasil sehingga
pelaksanaan proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar sesuai
dengan harapan.
2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi
membawa dampak yang positip dalam pelaksanaan pembelajaran terutama
pada peningkatan aktivitas belajar siswa terbukti dari tiap siklusnya terdapat
peningkatan. Pada sebelum perbaikan hanya terdapat 3 siswa atau 11,11%
yang dinyatakan tuntas, pada siklus pertama meningkat menjadi 22 siswa
atau 81,48% dan pada siklus II menjadi 100% atau 27 siswa dinyatakan
meningkat aktivitas belajarnya.
3. Penerapan metode demontrasi pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan
hasil belajar siswa ini dapat dilihat peningkatan nilai rata-rata hasil belajar
serta ketuntasan belajar siswa secara klasikal. Dimana pada kondisi awal
hanya 55,56 meningkat menjadi 68,52 pada siklus pertama dan 81,11 pada
siklus kedua dengan ketuntasan belajar dari 4 siswa atau 14,81% pada
sebelum perbaikan menjadi 16 siswa atau 59,26% pada siklus pertama dan
25 siswa atau 92,59% pada siklus kedua. Hal ini membuktikan bahwa hasil
dan ketuntasan belajar siswa tiap siklus mengalami peningkatan yang
signifikan.

54
55

B. Saran
Sehubungan dengan kesimpulan di atas, maka berikut ini disajikan saran-
saran mudah-mudahan menjadi masukan dan bermanfaat bagi semua pihak
yang terlibat dalam peningkatan kualitas pendidikan.
1. Bagi Siswa
Siswa hendaknya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
dengan penerapan metode demontrasi dalam menemukan dan mencari
sendiri suatu konsep yang konkrit.
2. Bagi Guru
Dalam memilih metode/strategi pembelajaran, guru sebaiknya terlebih
dahulu merancang metode/strategi apa yang akan digunakan, menyiapkan
bahan bahan materi, sumber belajar, perkembangan siswa dan pengunaan
alat atau media yang akan disajikan kepada siswa dalam bentuk RPP.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan dalam
meningkatkan pembelajaran IPA sekaligus pembinaan terhadap guru untuk
meningkatkan pembelajaran yang lebih baik terutama dalam penggunaan
metode demontrasi atau metode yang sesuai dalam pelaksanaan proses
pembelajaran.
4. Bagi Peneliti
Selanjutnya Penelitian ini terbatas pada hasil dan aktivitas belajar.
Untuk itu, bagi peneliti selanjutnya lebih meningkatkan dan menambah
wawasan yang lebih luas dan bermanfaat terutama tentang penerapan
metode/strategi dalam pembelajaran bagi peneliti selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

A.M, Sardiman. 2013. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Abdulah, Suyoso. 2012. Pengembangan Pendidikan IPA SD. Jakarta : Dirjendikti.
Depdiknas
Anggoro, M. Toha. 2018. Metode Penelitian. Jakarta : Universitas Terbuka
Arikunto, Suharsimi. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi
Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2018. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : PT. Rineka Cipta
Arikunto. (2013). Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta,.
Jakarta
Asyari, Muslichah. 2016. Penerapan Sains Teknologi Masyarakat Dalam
Pembelajaran Sains di SD. Depdiknas Dirjen Dikti Direktorat
Ketenagaan.
Benyamin S, Bloom dkk,2017.Pembelajaran Tematik Anak Usia Dini. PT.
Rineksa Cipta.
Carin.A.A. & Sund. R. B. 2014. Teaching Science Through Discovery, Columbus
Ohio ; Meril Publishing Company.
Cacco, J.P De dan Crawford, W.R, 2016. The Psychology of Learning and
InstructionEducational Psychology, 2nd ed, New Delhi, Prentice Hall
of India, Private limited,
Dedi Supriyadi. 2016. Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Adicita Karya.
Nusa, Yogyakarta
Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas. Jakarta.
Dimyati & Mudjiono, 2017. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik,Oemar.2012. Psikologi Belajar. Bandung: PT Sinar Baru Algesindo
Haryanto, 2017. Strategi & Metode Pembelajaran. Bandung: Ciptapustaka.
Hendro Darmojo dan Jenny R. F. Kaligis. 2012. Pendidikan IPA II. Jakarta:
Kemendikbud
Heri Sulistyanto & Edy Wiyono. (2012). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI
Kelas4. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas

56
57

Indraeni, Iis. 2014. Retorika Modern Pendekatan Praktis. Bandung: Remaja


Rosdakarya.
Nasution. 2012. Psikologi Pengajaran Nasional. Remaja Rosda Karya. Bandung.
Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, 2015, Landasan Psikologi Proses
Pendidikan,. Bandung: PT Rosda Karya
Purwanto, M. Ngalim. 2015. Psikologi Pendidikan. Remaja Rosda Karya.
Bandung.
Sagala, Syaiful 2018. Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta : Alfabeta.
Sri Rumini, dkk. (2013). Psikologi Umum. Yogyakarta: Institut Keguruan dan
ilmu Pendidikan.
Sudjana, Nana. 2014. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar . Bandung: Sinar
Baru Algensindo
Sudjana, Nana. 2015. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru.
Bandung.
Sulistyorini, Sri. 2018. Model Pembelajaran IPA Sekolah Dasar dan
Penerapannya dalam KSTP. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Syah, Muhibbin. 2013. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. PT.
Rosda Karya. Bandung.
Syaiful Bahri Djamarah. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Trowbidge, L.W & Bybee, R.W. 2016. Becoming a secondary school science
teacher. Ohio: Merill Publising.
Udin S. Winata Putra, dkk. 2014. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Universitas
Terbuka
Usman, Moh Uzer. 2015. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Lampiran : 1
PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG
DISDIKBUDPORA
KORWILCAM BIDANG PENDIDIKAN KEC JAMBU
SD NEGERI GENTING 01
Alamat : Dusun Sedono Desa Genting Kec Jambu

SURAT IZIN PENELITIAN


No. 421.2/ 43/IX/202225/SDMA/02/2011

Sehubungan dengan rencana pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) di


SD Negeri Genting 01 Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang pada Tahun
Pelajaran 2022 / 2023 oleh :

Nama : Deni Kumara Aji, S.Pd.SD


NIP : 198807152014021002
Pangkat/Gol : Penata Muda TK 1/IIIB
Unit Kerja : SD Negeri Genting 01
Judul : UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
MATERI GAYA MAGNET MELALUI PENERAPAN
METODE DEMONTRASI SISWA KELAS VISD
NEGERI GENTING 01 SEMESTER 1 TAHUN
PELAJARAN 2022/2023

Kami memberikan ijin kepada yang bersangkutan untuk melaksanakan kegiatan


penelitian dimaksud untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan kepada yang
berkepentingan untuk menjadikan periksa.

Genting ,19 September 2022


Kepala Sekolah

Yuli Susanti, S.Pd


NIP. 198507162007042004
Lampiran : 2

JURNAL KEGIATAN PENELITIAN

No Kegiatan Waktu
1 Persiapan Penelitian
a. Pengajuan Permohonan Ijin 17 September 2022
b. Indentifikasi Masalah 20-21 September 2022
c. Diskusi Penentuan Masalah 22 September 2022
2 Pelaksanaan Penilaian Pra Tindakan 26 September 2022
3 Pelaksanaan Penelitian Siklus I
a. Penentuan Rencana Tindakan 28-29 September 2022
b. Pelaksanaan Rencana Tindakan
Pertemuan Pertama 5 Oktober 2022
Pertemuan Kedua 7 Oktober 2022
c. Observasi 8 Oktober 2022
d. Refleksi 10 Oktober 2022
4 Pelaksanaan Penelitian Siklus II
a. Penentuan Rencana Tindakan 17-18 Oktober 2022
b. Pelaksanaan Rencana Tindakan
Pertemuan Pertama 26 Oktober 2022
Pertemuan Kedua 28 Oktober 2022
c. Observasi 29 Oktober 2022
d. Refleksi 31 Oktober 2022
5 Pengolahan Data 1 November 2022
6 Penyusunan Laporan
a. Penyusunan Draf Penelitian 1-3 November 2022
b. Penyempurnaan Draf 5-9 November 2022
c. Finishing 12-25 November 2022

Mengetahui Genting, 20 September 2022


Kepala Sekolah Peneliti

Yuli Susanti, S.Pd.SD Deni Kumara Aji, S.Pd.SD


NIP.198507162007042004 NIP.198807152014021002
Lampiran 3
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I

Satuan Pendidikan : SDN GENTING 01


Kelas / Semester : VI (Enam) / 1
Tema 5 : Wirausaha
Sub Tema 1 : Kerja Keras Berbuah Kesuksesan
Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (2 kali pertemuan)
Hari / Tgl Pelaksanaan : Rabu dan Jumat, 5 dan 7 Oktober 2022

A. Kompetensi Inti (KI)


KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca dan menanya) dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator


IPA

KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR


3.5 Mengidentifikasi sifat-sifat magnet 3.5.1 Membedakan macam-
dalam kehidupan sehari-hari. macam magnet.
4.5 Membuat laporan hasil percobaan 4.5,1 Menyajikan hasil
tentang sifat-sifat magnet dan eksplorasi tentang macam-
penerapannya dalam kehidupan macam magnet.
sehari-hari.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan mengamati gambar, bereksplorasi, dan berdiskusi, siswa mampu
membedakan macam-macam magnet secara benar.
2. Dengan mengamati gambar, bereksplorasi, dan berdiskusi, siswa mampu
menyajikan hasil eksplorasi tentang macam-macam magnet secara benar.
D. Materi Essensial
Gaya magnet

E. Alat dan Sumber Belajar


1. Alat dan Bahan
Macam-macam magnet (batang, ladam, cakram/lingkaran
2. Sumber Belajar
a. Buku Pedoman Guru Tema : Wirausaha Kelas 6 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2019).
b. Buku Siswa Tema : Wirausaha Kelas 6 (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
2019).
F. Metode Pembelajaran
1. Metode Pembelajaran
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Diskusi
d. Tanya Jawab
e. Pemberian Tugas.
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pertemuan 1
a. Kegiatan Awal
- Memberi salam, mengabsen siswa dan mengatur tempat duduk.
- Apersepsi : Apa yang diketahui tentang magnet?
Ada berapa jenis magnet yang kamu ketahui?
Bagaimana proses pembuatan magnet?
b. Kegiatan Inti
1) Melalui penjelasan guru, siswa dapat memahami :
• Pengertian magnet
• Jenis-jenis, cara pembuatan dan kegunaan magnet
2) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
3) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan demonstrasi
tentang jenis-jenis, cara pembuatan dan kegunaan magnet
4) Guru menjelaskan magnet.
5) Peserta didik melakukan kegiatan demonstrasi benda-benda magnet
dan non magnetik
6) Peserta didik mengamati hasil yang terjadi dalam demonstrasi
tersebut
7) Guru membimbing peserta didik dalam membuat kesimpulan.
8) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun
kelompok;
9) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
10) Membimbing siswa melaporkan hasil kegiatan dalam bentuk
presentasi dan diskusi
11) Guru memberi tugas siswa secara klasikal untuk mengajukan
pertanyaan dan jawaban.
12) Siswa bersama guru mengekplorasi dan mendikusikan hasil
pertanyaan dan jawaban benda-benda magnetis dan non magnetis
c. Kegiatan Akhir
1) Guru memberi penjelasan sebagai penguatan dan kesimpulan /
rangkuman.
2) Guru menyimpulkan dengan cara menjelaskan tentang benda-
benda magnetis dan non magnetis.
2. Pertemuan 2
a. Kegiatan Awal
- Salam pembuka, berdoa
- Mengabsen kehadiran siswa
- Apersepsi melakukan tanya jawab tentang sifat-sifat magnet? dan
guru menyuruh salah seorang siswa untuk menuliskan pendapat dari
teman-temannya di papan tulis.
- Motivasi : menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang
akan dilakukan siswa
b. Kegiatan Inti
1) Memahami peta konsep tentang sifat-sifat magnet
2) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
3) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan demonstrasi
tentang sifat-sifat magnet
4) Peserta didik melakukan kegiatan demonstrasi tentang sifat-sifat
magnet
5) Peserta didik mengamati hasil yang terjadi dalam demonstrasi
tersebut
6) Guru membimbing peserta didik dalam membuat kesimpulan.
7) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun
kelompok;
8) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja
individual maupun kelompok;
9) Membimbing siswa melaporkan hasil kegiatan dalam bentuk
presentasi dan diskusi
10) Siswa dibagi beberapa kelompok, dan berdiskusi membahas
tentang sifat-sifat magnet sesuai dengan petunjuk dalam lembar
kerja siswa yang dipersiapkan oleh guru untuk dibahas secara
berkelompok .
11) Guru berkeliling melihat siswa yang merasa kesulitan.
12) Perwakilan kelompok mempresentasikan di depan dan ditulis di
papan tulis.
13) Guru bersama-sama siswa melaksanakan diskusi kelas, dan
melaksanakan kegiatan tanya jawab untuk membuat kesimpulan
akhir kegiatan pembelajaran.
14) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
15) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
c. Kegiatan Akhir
1) Siswa dibimbing guru untuk menyimpulkan kegiatan yang baru
dilakukan.
2) Siswa mengerjakan tes formatif, guru menilai hasil tes formatif
3) Guru menutup pelajaran dengan memberikan saran dan tindak
lanjut berupa pekerjaan rumah.

H. Evaluasi
1. Teknik Penilaian : Tes
2. Jenis Tes : Tertulis
3. Alat Tes : Lembar kerja dan soal tes formatif
4. Bentuk Tes : pilihan ganda
Pedoman Penilaian

I. Tindak Lanjut
1. Diadakan perbaikan bagi siswa yang mendapat nilai kurang dari KKM
2. Diadakan pengayaan bagi siswa yang mendapat nilai ≥ KKM

Mengetahui Genting, 5 Oktober 2022


Kepala Sekolah Peneliti

Yuli Susanti, S.Pd.SD Deni Kumara Aji, S.Pd.SD


NIP.198507162007042004 NIP.198807152014021002
Lampiran 4

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN


SIKLUS II
Satuan Pendidikan : SDN GENTING 01
Kelas / Semester : VI (Enam) / 1
Tema 5 : Wirausaha
Sub Tema 1 : Kerja Keras Berbuah Kesuksesan
Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (2 kali pertemuan)
Hari / Tgl Pelaksanaan : Rabu dan Jumat, 26 dan 28 Oktober 2022

A. Kompetensi Inti (KI)


KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca dan menanya) dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator


IPA

KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR


3.5 Mengidentifikasi sifat-sifat magnet 3.5.1 Membedakan macam-
dalam kehidupan sehari-hari. macam magnet.
4.5 Membuat laporan hasil percobaan 4.5,1 Menyajikan hasil
tentang sifat-sifat magnet dan eksplorasi tentang macam-
penerapannya dalam kehidupan macam magnet.
sehari-hari.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan mengamati gambar, bereksplorasi, dan berdiskusi, siswa
mampu membedakan macam-macam magnet secara benar.
2. Dengan mengamati gambar, bereksplorasi, dan berdiskusi, siswa
mampu menyajikan hasil eksplorasi tentang macam-macam magnet
secara benar.
D. Materi Essensial
Gaya magnet

E. Alat dan Sumber Belajar


1. Alat dan Bahan
Macam-macam magnet (batang, ladam, cakram/lingkaran
2. Sumber Belajar
a. Buku Pedoman Guru Tema : Wirausaha Kelas 6 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2018).
b. Buku Siswa Tema : Wirausaha Kelas 6 (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
2018).
F. Metode Pembelajaran
1. Metode Pembelajaran
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Diskusi
d. Tanya Jawab
e. Pemberian Tugas.
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pertemuan 1
a. Kegiatan Awal
- Memberi salam, mengabsen siswa dan mengatur tempat duduk.
- Apersepsi : Apa yang diketahui tentang magnet?
Ada berapa jenis magnet yang kamu ketahui?
Bagaimana proses pembuatan magnet?
b. Kegiatan Inti
a) Melalui penjelasan guru, siswa dapat memahami :
• Pengertian magnet
• Jenis-jenis, cara pembuatan dan kegunaan magnet
b) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
c) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan demonstrasi
tentang jenis-jenis, cara pembuatan dan kegunaan magnet
d) Guru menjelaskan magnet.
e) Peserta didik melakukan kegiatan demonstrasi benda-benda magnet
dan non magnetik
f) Peserta didik mengamati hasil yang terjadi dalam demonstrasi
tersebut
g) Guru membimbing peserta didik dalam membuat kesimpulan.
h) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun
kelompok;
i) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
j) Membimbing siswa melaporkan hasil kegiatan dalam bentuk
presentasi dan diskusi
k) Guru memberi tugas siswa secara klasikal untuk mengajukan
pertanyaan dan jawaban.
l) Siswa bersama guru mengekplorasi dan mendikusikan hasil
pertanyaan dan jawaban benda-benda magnetis dan non magnetis
c. Kegiatan Akhir
1) Guru memberi penjelasan sebagai penguatan dan kesimpulan /
rangkuman.
2) Guru menyimpulkan dengan cara menjelaskan tentang benda-
benda magnetis dan non magnetis.
2. Pertemuan 2
a. Kegiatan Awal
- Salam pembuka, berdoa
- Mengabsen kehadiran siswa
- Apersepsi melakukan tanya jawab tentang sifat-sifat magnet? dan
guru menyuruh salah seorang siswa untuk menuliskan pendapat dari
teman-temannya di papan tulis.
- Motivasi : menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang
akan dilakukan siswa
b. Kegiatan Inti
a) Memahami peta konsep tentang sifat-sifat magnet
b) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
c) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan demonstrasi
tentang sifat-sifat magnet
d) Peserta didik melakukan kegiatan demonstrasi tentang sifat-sifat
magnet
e) Peserta didik mengamati hasil yang terjadi dalam demonstrasi
tersebut
f) Guru membimbing peserta didik dalam membuat kesimpulan.
g) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun
kelompok;
h) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja
individual maupun kelompok;
i) Membimbing siswa melaporkan hasil kegiatan dalam bentuk
presentasi dan diskusi
j) Siswa dibagi beberapa kelompok, dan berdiskusi membahas
tentang sifat-sifat magnet sesuai dengan petunjuk dalam lembar
kerja siswa yang dipersiapkan oleh guru untuk dibahas secara
berkelompok .
k) Guru berkeliling melihat siswa yang merasa kesulitan.
l) Perwakilan kelompok mempresentasikan di depan dan ditulis di
papan tulis.
m) Guru bersama-sama siswa melaksanakan diskusi kelas, dan
melaksanakan kegiatan tanya jawab untuk membuat kesimpulan
akhir kegiatan pembelajaran.
n) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
o) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
c. Kegiatan Akhir
1) Siswa dibimbing guru untuk menyimpulkan kegiatan yang baru
dilakukan.
2) Siswa mengerjakan tes formatif, guru menilai hasil tes formatif
3) Guru menutup pelajaran dengan memberikan saran dan tindak
lanjut berupa pekerjaan rumah.

H. Evaluasi
1. Teknik Penilaian : Tes
2. Jenis Tes : Tertulis
3. Alat Tes : Lembar kerja dan soal tes formatif
4. Bentuk Tes : pilihan ganda
5. Pedoman Penilaian

I. Tindak Lanjut
1. Diadakan perbaikan bagi siswa yang mendapat nilai kurang dari KKM
2. Diadakan pengayaan bagi siswa yang mendapat nilai ≥ KKM

Mengetahui Genting, 26 Oktober 2022


Kepala Sekolah Peneliti

Yuli Susanti, S.Pd.SD Deni Kumara Aji, S.Pd.SD


NIP.198507162007042004 NIP.198807152014021002
DOKUMENTASI SIKLUS 1
DOKUMENTASI SIKLUS 2
LAMPIRAN

KEGIATAN DISEMINASI PTK

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA


PEMBELAJARAN IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI PENERAPAN METODE
DEMONTRASI SISWA KELAS VI SD NEGERI GENTING 01 SEMESTER 1 TAHUN
PELAJARAN 2022/2023

SD NEGERI GENTING 01 KECAMATAN JAMBU


KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2022

Oleh :
DENI KUMARA AJI, S.PD.SD
NIP. 198807152014021002
SUSUNAN PANITIA
DISEMINASI PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA


PEMBELAJARAN IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI PENERAPAN METODE
DEMONTRASI SISWA KELAS VI SD NEGERI GENTING 01 SEMESTER 1 TAHUN
PELAJARAN 2022/2023

SD NEGERI GENTING 01

KETUA : Endang Purwati


SEKRETARIS : Yuliyanto
BENDAHARA : Eka Murniasih
PEMATERI : Deni Kumara Aji
SEKSI PERLENGKAPAN : Subiyanto
ANGGOTA : Semua GTTdan PTT SDN Genting 01
Kepada:
Yth. Bapak/Ibu Kepala Sekolah dan Guru TK/SD
Di Lingkungan Genting-Rejosari
Kecamatan Jambu
Genting, 30 November 2022

Dengan Hormat,
Mengharap kehadiran Bapak/Ibu SD/TK Negeri dan Swasta se Ranting Genting-Rejosari
pada :
Hari/Tanggal : Sabtu, 3 Desember 2022
Waktu : 13.00 WIB – selesai
Tempat : SDN Genting 01
Keperluan : Diseminasi PTK
Pemateri : Deni Kumara Aji, S.Pd.SD
Keterangan : Mohon Hadir tepat waktu
Demikian, atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih

Ketua Panitia Sekretaris

ENDANG PURWATI YULIYANTO


BERITA ACARA
DISEMINASI PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Pada hari ini Sabtu, tanggal tiga, bulan Desember , tahun dua ribu dua puluh dua pukul tiga
belas waktu indonesia bagian barat sampai dengan selesai. Bertempat di SD Negeri Genting
01, telah dilaksanakan kegiatan Diseminasi Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan judul :
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
PEMBELAJARAN IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI PENERAPAN METODE
DEMONTRASI SISWA KELAS VI SD NEGERI GENTING 01 SEMESTER 1 TAHUN
PELAJARAN 2022/2023

yang disusun oleh :


Peneliti selaku presentator/pemapar : Deni Kumara Aji, S.Pd.SD
Moderator : Yuliyanto
Notulen : Eka Jayantingsih
Peserta Diseminasi : Guru, dengan hasil :
1. Peneliti telah memaparkan hasil penelitiannya dengan baik, jelas, runtut, dan sistematis
menggunakan tayangan powerpoint selama kurang lebih 20 menit.
2. Moderator telah menyampaikan ulasan atas pemaparan dari peneliti dan mmberikan
kesempatan kepada audiens untuk menyampaikan pertanyaan dan tanggapan.
3. Moderator membuka tanggapan dan pertanyaan dalam 2 termin, dan setiap termin
maksimal 3 penanya.
4. Moderator menampung pertanyaan dan tanggapan dari audien, selanjutnya pemapar di
berikan kesempatan untuk menjelaskan dan menjawab pertanyaan dari audien.
5. Peneliti telah menjawab semua pertanyaan audiens secara singkat, padat, dan jelas.
Demikian berita acara diseminasi ini dibuat dengan sebenarnya.
Genting, 3 Desember 2022
Ketua Panitia Notulis

Endang Purwati Ristinah


NOTULEN
DISEMINASI PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK )

Hari/ tanggal : Sabtu, 3 Desember 2022


Peneliti : Deni Kumara Aji, S.Pd.SD
Judul PTK :
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
PEMBELAJARAN IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI PENERAPAN METODE
DEMONTRASI SISWA KELAS VI SD NEGERI GENTING 01 SEMESTER 1 TAHUN
PELAJARAN 2022/2023

Acara :
1. Pembukaan
2. Sambutan Kepala Sekolah
3. Pemaparan Materi laporan hasil PTK
4. Tanya jawab
5. Penutup

1. Pembukaan : Acara dibuka pukul 13.00 wib oleh moderator dengan berdo’a bersama.
2. Sambutan Kepala Sekolah :
➢ Ucapan Syukur
➢ Kepala Sekolah memotivasi guru yang lain supaya melakukan kenaikan
pangkat
➢ Berpesan kepada guru jika sudah tercpai apa yang diharapkan semoga tetap
diimbangi dengan kinerja yang maksimal
➢ Memotivasi guru agar melaksanakan pengembangan diri dan publikasi karya
ilmiah supaya tidak stagnan pada pangkat yang sama dalam waktu yang lama.
➢ Mengucapkan terimkasih atas kehadiran bapak/ibu guru untuk mengikuti
diseminasi PTK semoga segera diikuti oleh guru yang lain.
3. Pemaparan Materi laporan PTK : Presentasi dilakukan dengan menayangkan tayang
power point untuk memperjelas materi. Materi ditayangkan mulai dari judul, latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian. Kemudian secara
sekilas di tampilkan Bab 1-5 secara sistematis.
4. Tanya jawab
➢ Penanya 1 : Sukasni
Pertanyaan : Mengapa memilih materi magnet sebagai bahan penelitain ?
➢ Penanya 2 : Setyo Sudarni
Pertanyaan : Bagaiamana jika sekolah tidak memiliki alat peraga magnet?
➢ Penanya 3 : Sri Onah
Pertanyaan : Bagaimana efektifitas metode ini dalam peningkatan keaktifan
siswa?
Jawaban dari Pemateri :
➢ Saya memilih materi ini karena ini adalah materi yang mudah namun
pengalaman beberapa tahun terakhir menunjukan bahwa pemahaman siswa
terhadap materi ini masih kurang baik. Oleh karena itulah saya membuat PTK
ini agar nilai siswa dalam materi ini lebih baik
➢ Jika sekolah memiliki LCD proyektor maka guru bisa menunjukan video
kegiatan pengujian sifat magnetis benda.
➢ Dengan menggunakan metode ini siswa sangat aktif dan nilai siswa juga dapat
meningkat pesat. Hal ini bisa bapak ibu coba di sekolah masing-masing
5. Penutup : Simpulan, masukan, Perbaikan, Do’a penutup dan foto bersama.
Genting, 3 Desember 2022
Notulen,

Ristinah
DAFTAR HADIR
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
PEMBELAJARAN IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI PENERAPAN METODE
DEMONTRASI SISWA KELAS VI SD NEGERI GENTING 01 SEMESTER 1 TAHUN
PELAJARAN 2022/2023

Hari/ tanggal : Sabtu, 3 Desember 2022


Tempat : SD Negeri Genting 01
NO NAMA ASAL SEKOLAH JABATAN TTD
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14
15
16
17
Genting, 3 Desember 2022
Ketua Panitia

Endang Purwati
DOKUMENTASI KEGIATAN DISEMINASI

You might also like