Professional Documents
Culture Documents
Laporan Modul Iv - Sistem Digital
Laporan Modul Iv - Sistem Digital
MODUL IV
RANGKAIAN COUNTER DAN REGISTER
(Aritmatika Logic Unit) suatu komputer untuk melakukan fungsi pergeseran dan rotasi logika
(Susanti, 2020).
4.3 PERMASALAHAN KASUS
1. Buatlah rangkaian berikut pada software simulasi kemudian menentukan:
b. Tabel Kebenaran
Tabel 4.1 Tabel Kebenaran Syncronous Counter
Up Counting Down Counting
Clock Q0 Q1 Q2 Q3 Clock Q0 Q1 Q2 Q3
0 0 0 0 0 15 1 1 1 1
1 1 0 0 0 14 0 1 1 1
2 0 1 0 0 13 1 0 1 1
3 1 1 0 0 12 0 0 1 1
4 0 0 1 0 11 1 1 0 1
5 1 0 1 0 10 0 1 0 1
6 0 1 1 0 9 1 0 0 1
7 1 1 1 0 8 0 0 0 1
8 0 0 0 1 7 1 1 1 0
9 1 0 0 1 6 0 1 1 0
10 0 1 0 1 5 1 0 1 0
11 1 1 0 1 4 0 0 1 0
12 0 0 1 1 3 1 1 0 0
13 1 0 1 1 2 0 1 0 0
14 0 1 1 1 1 1 0 0 0
15 1 1 1 1 0 0 0 0 0
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diperoleh hasil percobaan dan analisa berdasarkan
rangakain pada Gambar 4.3. dari hasil percobaan tersebut kemudian memeperoleh hasil
yaitu rangkaian yang menampilkan bilangan biner dari 0 sampaii dengan 15. Dan
rangkaian tersebut juga bisa melakukan hitungan mundur.
2. Rangkaian 4-bit (Parallel In Serial Out dan Serial In Parallel Out) dengan menggunakan
JK flip-flop dilengkapi tabel kebenaran dan timing diagram-nya.
a. Rangkaian Serial In Paralel Out SIPO
Pada rangkaian Serial In Paralel Out (SIPO) ini juga merupakan rangkaian yang
menggunakan clock pada bagian ground.
b. Tabel Kebenaran Serial In Paralel Out (SIPO)
Tabel 4.1 Tabel Kebenaran Serial In Paralel Out
Clock Q0 Q1 Q2 Q3
1 1 0 0 0
2 1 1 0 0
4 1 1 1 0
4 1 1 1 1
Berdasarkan Gambar 4.4 diperoleh hasil tabel kebenaran dari rangkaian Serial In
Paralel Out (SIPO) seperti pada Tabel 4.1. Jika rangakaian SIPO dibuat tabel kebenaran
maka akan didapatkan keluaran yang berupa angka jika diurutkan sesuai dengan bilangan
biner. Keluaran akan terus bertambah dengan pola angka yang dihasilkan yaitu bilangan
ganjil berupa 1, 3, 7, dan F atau 15.
c. Timing Diagram Serial In Paralel Out
Clock Word in Q0 Q1 Q2 Q3
0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 0 1
1 0 1 0 0 1
1 1 0 0 0 1
1 1 1 1 1 1
1 0 0 1 1 0
Berdasarkan Gambar 4.6 diperoleh hasil tabel kebenaran dari rangkaian Paralel In
Serial Out (PISO) seperti pada Tabel 4.2. Jika rangakaian PISO dibuat tabel kebenaran
maka akan didapatkan keluaran yang akan langsung menampilkan nilai. Keluaran tidak
bergeser satu per satu seperti SIPO namun pergeseran hanya dilakukan satu kali saja. Dan
jika rangkaian dihubungkan dengan seven segment akan langsung menampilkan nilai yaitu
F atau 15.
suudah ditentukan yaitu 923:59:59:99 maka rangkaian akan reset secara otomatis dan
kembali menghitung dari 000:00:00:00.
Berdasarkan rangkaian di atas juga diperoleh sebuah putaran yang akan bernilai 1 jika
detik bernilai 10. Dari hasil analisa rangkaian tersebut maka putaran akan terus bertambah
ketika detik berkelipatan 10. Nilai maksimal sebuat putaran yaitu F, jika sudah memenuhi
F maka putaran tersebut akan melakukan reset atau looping kembali dari 0-9 dan A-F.
Pada milidetik akan melakukan hitungan mulai dari 00 sampai ernilai 99. Jka kondisi
mili detik bernilai 100 maka nilai tersebut sebenarnya merupakan nilai ketika 1 detik. Jadi
bisa disimpulkan 1 detik sama dengan 99 milidetik.
Pada detik akan menghitung juga dari 00 sampai 59. Jika nilai bertambah menjadi 60
maka nilai bergser ke menit, jadi ketika detik bernilai 60 maka seven segment akan
menampilkan nilai 00 pada detik dan nilai detik tersebut akan berpindah pada menit
dengan nilai 1 menit. Begitupun jika menit bernilai 60 maka akan ditampilkan nilai 00
pada menit dan jam akan bernilai 1.
Tampilan jam akan terus bertambah 1 setiap nilai menit 60. Tampilan jam ini akan
terus bertambah hingga menunjukkn nilai 923 jam. Ketika kondisi pada jam bernilai 923
dan menit bernilai 60. Maka nilai akan reset kembali menjadi nilai 000. Kondisi tersebut
akan terus berulang ulang terus menerus.
b. Putaran bertambah setiap 10 detik
F, maka putaran akan reset dan kembali menghitung dari 0. Kondisi looping tersebut akan
terus berlanjut hingga nilai 923 jam 59 menit 59 detik 99 milidetik maka nilai putaran akan
bernilai F.
c. Putaran akan bertambah hingga 15 detik dan kembali ke 0 setiap 2 menit 40 detik.
4.5 KESIMPULAN
Ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. Flip-Flop adalah piranti dasar untuk menyimpan informasi pada sistem digital. Piranti ini
selalu mempertahankan keadaan biner selama ada daya yang masuk. Ada beberapa tipe
flip-flop yang berbeda, tergantung implementasi sirkuit. Penerapan konsep dasar flip-flop
pada aplikasi.
2. Counter atau disebut dengan pencacah/ penghitung merupakana rangkaian logika
sekuensial yang digunakan untuk menghitung jumlah pulsa yang diberikan pada bagian
masukan. counter digunakan di berbagai operasi aritmatika, pembagi frekuensi,
penghitung jarak (odometer), penghitung kecepatan, dan lain-lain. Pengembangan dari
counter sering digunakan pada instrumen ilmiah, kontrol industri, komputer, alat
komunikasi, dan sebagainya. Pada umumnya counter diciptakan dari sederetan flip-flop
yang dimanipulasi dengan menggunakan peta karnough, sehingga masukan yang masuk
dapat dihitung sesuai dengan rancangan.
3. Register merupakan rangkaian yang terdiri dari beberapa flip-flop yang dapat digunakan
dalam menyimpan data. Register memiliki fungsi sebagai alat penyimpanan data dan
untuk mencegah angka yang ditunjukan oleh seven segment pada saat menerima nilai
input-an yang di berikan oleh decoder. Media penimpanan data seperti memori, flashdisk,
dan media penyimpanan lainnya disusun menggunakan register.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M & Nugraha, C. A. (2009). Teknik Digital Teori dan Aplikasi Dilengkapi Dengan
Contoh Simulasi Rangkaian, edisi pertama, Yogyakarya: CV. Andi Offset.
Aliandy. (2013).Teknik Telekomunikasi Nirkable. Poltek Bandung. Bandung.
Hindarto. (2021). Sistem Digital. umsidapress, pp. 1-119.
Tetuko, B. (2015, 04). REGISTER DAN COUNTER.
Susanti, R. (2020). REGISTER DAN COUNTER MATA KULIAH TEKNIK DIGITAL.