You are on page 1of 20

MTK_US 23_Dabin IV Tahunan

RINGKASAN MATERI US SD
MATEMATIKA TAHUN 2022/2023

PILGAN

INDIKATOR 1 : Siswa dapat menunjukkan letak beberapa bilangan bulat pada garis bilangan.
 Bilangan bulat terdiri atas bilangan asli, bilangan nol, dan lawan bilangan asli.
 Bilangan asli disebut bilangan bulat positif. Tanda positif (+) tidak harus dituliskan untuk
menyatakan bilangan bulat positif.
 Lawan bilangan asli disebut bilangan bulat negatif. Bilangan bulat negatif ditulis dengan
menggunakan tanda negatif (-) sebelum angkanya.
 Garis bilangan adalah garis yang digunakan untuk meletakan bilangan.

Contohnya seperti gambar berikut :

 Penjelasan garis bilangan:


 Lambang bilangan selalu ditulis berurutan
 Letak urutan bilangan dari yang terkecil disebalah kiri kemudian ke kanan untuk bilangan
terbesar.
 Semakin kek kiri maka semaki kecil nilai bilangan tersebut, begitu juga sebaliknya semakin ke
kanan maka semakin besar nilai bilangan tersebut.
 Jarak antartitik/ masing-masing bilangan selalu sama.
Contoh : jarak antara 0 ke 1 sama dengan jarak 1 ke 2, begitu seterusnya.

INDIKATOR 2: Siswa dapat menunjukkan urutan beberapa bilangan bulat dari yang terkecil.
 Mengurutkan bilangan bulat berarti menuliskan bilangan bulat tersebut secara urut dari nilai
terkecil ke nilai terbesar atau sebaliknya. Pada garis bilangan, semakin ke kanan letak suatu
bilangan, maka nilainya akan semakin besar. Sebaliknya, semakin ke kiri letak suatu bilangan,
nilainya akan semakin kecil.

INDIKATOR 3: Siswa dapat menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan


bulat.
 Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan mempunyai kedududkan yang setara. Oeh karena
itu, jika suatu operasi hitung memuat penjumlahan dan pengurangan, pengerjaan perasi dilakukan
urut dari kiri. Akan tetapi harus diingat pula sifat operasi bilangan bulat berikut.
Misalkan a dan b bilangan bulat.
1. -a + (-b) = -(a+b)
2. a – (-b) = a + b
3. -a – (-b) = -a + b = b - a

INDIKATOR 4: Siswa dapat meyelesaikan operasi perkalian dan pembagian bilangan bulat.
 Operasi hitung perkalian dan pembagian mempunyai kedududkan yang setara. Oleh karena itu,
jika suatu operasi hitung memuat penjumlahan dan pengurangan, pengerjaan perasi dilakukan urut
dari kiri.
MTK_US 23_Dabin IV Tahunan

(+) x (+) = (+) (+) : (+) = (+)


(+) x (-) = (-) (+) : (-) = (-)
(-) x (+) = (-) (-) : (+) = (-)
(-) x (-) = (+) (-) : (-) = (+)

Keterangan :
- Bilangan positif x bilangan positif menghasilkan bilangan positif
- Bilangan positif : bilangan negatif menghasilkan bilangan negatif.

INDIKATOR 5: Siswa dapat menyelesaikan operasi hitungcampuran bilangan bulat.

Operasi hitung bilangan bulat.


Aturan operasi hitung campuran bilangan bulat sama dengan aturan operasi hitung campuran bilangan
cacah. Urutan pengerjaan operasi hitung campuran bilangan bulat sebagai berikut.
a. Penjumlahan dan pengurangan dilakukan urut dari depan.
b. Perkalian dan pembagian dilakukan urut dari depan.
c. Perkalian dan pembagian dilakukan lebih dahulu daripada penjumlahan dan pengurangan.
d. Operasi hitung didalam tanda kurung diselesaikan terlebih dahulu.

RINGKASAN MATERI NOMOR 6 - 7


INDIKATOR 6: Siswa dapat melakukan operasi hitung campuran bilangan cacah.
INDIKATOR 7: Siswa dapat menyelesaikan permasalahan tentang operasi hitung bilangan cacah
dalam kehidupan sehari-hari.

Operasi hitung bilangan cacah, pecahan dan atau desimal.


Operasi hitung bilangan cacah terdiri atas penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Aturan dalam pengerjaan operasi hitung campuran bilangan cacah sebagai berikut.
1. Operasi hitung campuran terdiri atas penjumlahan dan pengurangan dilakukan urut dari depan.
Contoh :
8 + 14 – 12 = 22 – 12
= 10
2. Operasi hitung campuran terdiri atas perkalian dan pembagian dilakukan urut dari depan.
Contoh :
12 X 3 : 9 = 36 : 9
=4
3. Operasi hitung campuran terdiri atas penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Perkalian dan pembagian dilakukan terlebih dahulu daripada penjumlahan dan pengurangan.
Contoh :
9 X 5 – 24 : 4 = 45 – 24 : 4
= 45 – 6
= 39
4. Operasi hitung campuran yang memuat operasi hitung didalam tanda kurung harus diselesaikan
terlebih dahulu.
Contoh :
32 : ( 13 – 5 ) = 32 : 8 = 4

INDIKATOR 8: Siswa dapat mengurutkan bilangan pecahan dalam berbagai bentuk dari yang
terkecil.

Mengurutkan pecahan
Mengurutkan pecahan berarti menuliskan pecahan secara urut dari yang nilainya terkecil atau terbesar.
Urutan langkah dalam mengurutkan pecahan sebagai berikut.
MTK_US 23_Dabin IV Tahunan

a. Ubahlah semua pecahan menjadi bentuk pecahan biasa.


b. Ubahlah semua pecahan biasa menjadi berpenyebut sama, pembilang menyesuaikan sehingga
pecahan tetap senilai.
c. Urutkan pembilang pecahan dari yang nilainya terkecil atau terbesar.
Contoh :
0,35 ; 1/25 ; 3% ; 9/20
Pecahan diatas jika diurutkan dari yang terkecil menjadi ...
Jawab :
0,35 = 35/100
1/25 = 1 X 4/25 X 4 = 4/100
3% = 3/100
9/20 = 9 X 5/20 X 5 = 45/100
Jadi urutan pecahan dari yang nilainya terkecil adalah 3% ; 1/25 ; 0,35 ; 9/20

INDIKATOR 9: Siswa dapat menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan


pecahan

Penjumlahan Bilangan Pecahan Biasa


 Menjumlahkan bilangan pecahanan biasa yang memiliki penyebut dengan angka yang sama dapat
dilakukan dengan cara menjumlahkan pembilangnya saja seperti berikut.
+ = , disederhanakan menjadi =

 Namun apabila bilangan yang akan dijumlahkan memiliki penyebut dengan angka yang berbeda
maka hal pertama yang harus dilakukan adalah menyamakan penyebut agar kedua pembilang
memiliki angka penyebut yang sama.
+ = + = , disederhankan menjadi =

 Cara untuk menyamakan kedua pembilang yang memiliki penyebut dengan angka berbeda adalah
dengan menggunakan operasi hitung KPK, dimana KPK dari 3 dan 5 adalah 15. Baik penyebut
maupun pembilang harus dikalikan dengna angka yang sama dan hal ini hanya berlaku apabila
dua pembilang memiliki penyebut dengan angka yang berbeda.

 Penjumlahan Pada Bilangan Pecahan Campuran


Disebut sebagai bilangan pecahan campuran karena pecahan tersebut terdiri dari bilangan asli dan
bilangan campuran. Sehingga untuk dapat menjumlahkan bilangan tersebut hal pertama yang harus
dilakukan adalah mengubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa.
+ = 8/3+18/5 = 40/15 + 54/15 = 94/15 = 6
Langkah pertama adalah mengubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa secara terpisah.

Selanjutnya karena penyebutnya beda maka harus disamakan, Setelah masing-masing pecahan
campuran sudah diubah menjadi pecahan biasa dan memiliki penyebut dengan angka yang sama, maka
dapat langsung menjumlahkan kedua pecahan tersebut.
= = 6

 Pengurangan Bilangan Pecahan


 Pengurangan Bilangan Pecahan Biasa
 Pada prinsipnya, konsep pengurangan bilangan pecahan biasa sama dengan konsep penjumlahan
pecahan biasa, dimana kita tinggal mengurangi pembilangnya saja.
MTK_US 23_Dabin IV Tahunan

 Namun apabila bilangan yang akan dikurangi memiliki penyebut dengan angka yang berbeda
maka hal pertama yang harus dilakukan adalah menyamakan penyebut agar kedua pembilang
memiliki angka penyebut yang sama.

 Cara untuk menyamakan kedua pembilang yang memiliki penyebut dengan angka berbeda adalah
dengan menggunakan operasi hitung KPK, dimana KPK dari 2 dan 6 adalah 12. Baik penyebut
maupun pembilang harus dikalikan dengna angka yang sama dan hal ini hanya berlaku apabila
dua pembilang memiliki penyebut dengan angka yang berbeda.

 Pengurangan Bilangan Pecahanan Campuran


 Disebut sebagai bilangan pecahan campuran karena pecahan tersebut terdiri dari bilangan asli dan
bilangan campuran. Sehingga untuk dapat mengurangi bilangan tersebut hal pertama yang harus
dilakukan adalah mengubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa.

 Langkah pertama adalah mengubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa secara terpisah.

 Selanjutnya karena penyebutnya beda maka harus disamakan, Setelah masing-masing pecahan
campuran sudah diubah menjadi pecahan biasa dan memiliki penyebut dengan angka yang sama,
maka Anda dapat langsung mengurangi kedua pecahan tersebut.

INDIKATOR 10 : Siswa dapat menyelesaikan operasi perkalian dan pembagian bilangan pecahan

Perkalian Bilangan Pecahan Biasa dan Campuran


Secara umum perkalian pecahan dapat dituliskan:

Contoh Perkalian Pecahan Biasa

Pada perkalian pecahan jika terdapat pecahan campuran, maka yang harus dilakukan terlebih dahulu
adalah mengubah bentuk pecahan campuran tersebut menjadi bentuk pecahan biasa.
MTK_US 23_Dabin IV Tahunan

Contoh Perkalian Pecahan Campuran

Untuk perkalian bilangan pecahan campuran berlaku:

 Pembagian Bilangan Pecahan Biasa dan Campuran


 Pada operasi hitung bilangan bulat kamu telah mempelajari bahwa operasi pembagian merupakan
kebalikan dari operasi perkalian. Demikian juga bahwa pada pembagian bilangan pecahan.

Contoh Pembagian Pecahan


Perhatikanlah contoh-contoh di bawah ini:

Dari contoh-contoh di atas pembagian bilangan pecahan dapat dirumuskan sebagai berikut.
MTK_US 23_Dabin IV Tahunan

INDIKATOR 11 : Siswa dapat menunjukkan unsur-unsur lingkaran

Unsur-unsur yang Terdapat Pada Lingkaran

INDIKATOR 12 :Siswa dapat menunjukkan pernyataan-pernyataan yang benar tentang unsur-


unsur lingkaran.

a) Titik pusat lingkaran adalah garis pusat yang berada tepat di tengah-tengah lingkaran
b) Jari-jari lingkaran adalah sebuah garis yang menghubungkan antar titik pusat dengan titik
lengkung pada keliling lingkaran. Jari-jari lingkaran disimbolkan r dalam rumus
c) Diameter lingkaran adalah sebuah garis panjang lurus yang menghubungkan antara dua titik pada
keliling lingkaran yang melewati titik pusat lingkaran. Diameter ini biasa disimbolkan dengan d
atau D
d) Tali busur lingkaran adalah garis lurus yang menghubungkan dua titik pada keliling lingkaran,
namun tidak melalui titik pusat lingkaran. Hal ini sedikit berbeda dengan diameter yang garisnya
melalui titik pusat
e) Juring lingkaran adalah luas daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh dua garis jari-jari dan
dibatasi oleh sebuah busur lingkaran. Letaknya berada di antara dua buah jari-jari tersebut.
Terdapat dua juring lingkaran, yaitu juring kecil dan juring besar.
f) Tembereng lingkaran adalah luas daerah yang berada di dalam lingkaran yang dibatasi oleh busur
lingkaran dan tali busur lingkaran
g) Apotema lingkaran adalah jarak terpendek antara tali busur dengan titik pusat lingkaran. Garis
apotema umumnya berada tegak lurus dengan tali busur
h) Busur lingkaran adalah garis lengkung yang merupakan bagian dari keliling lingkaran. Terdapat
dua jenis busur lingkaran, yaitu busur besar dan busur kecil. Busur besar memiliki panjang yang
lebih dari setengah lingkaran, sedangkan panjang busur kecil kurang dari setengah lingkaran.
i) Sudut pusat lingkaran adalah sebuah sudut yang terbentuk dari perpotongan antara dua buah jari-
jari yang ada di titik pusat lingkaran
j) Sudut keliling lingkaran adalah sebuah sudut yang terbentuk karena pertemuan antara dua tali
busur dengan satu titik pada keliling lingkaran.

RINGKASAN MATERI NOMOR 13 - 15


INDIKATOR 13: siswa dapat menentukan luas lingkaran
INDIKATOR 14: siswa dapat menentukan keliling lingkaran
INDIKATOR 15: siswa dapat menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang
berhubungan dengan keliling lingkaran

Menentukan luas dan keliling lingkaran


Lingkaran adalah kumpulan titik yang berjarak sama ( jari-jari ) dari tititk tertentu ( titik pusat ).
Jarak dua titik di sisi lingkaran yang melewati titik pusat disebut diameter.
Untuk menghitung luas dan keliling lingkaran, perlu diketahui panjang jari-jari atau diameternya.
MTK_US 23_Dabin IV Tahunan

d r

Keterangan :
d = diameter
r = jari-jari
π= atau 3,14
Rumus
Luas lingkaran yang diketahui jari-jarinya
L= π x r x r
= π x r2
Luas lingkaran yang diketahui diameternya
L= ¼ x π x d2
Keliling lingkaran yang diketahui jari-jarinya
K=2xπxr
Keliling lingkaran yang diketahui diameternya
K=πxd

INDIKATOR 16: siswa dapat menunjukkan unsur-unsur bangun ruang ( pilihan ganda )

Tabung
Tabung adalah bangun ruang sisi lengkung yang dibentuk oleh dua buah lingkaran identik yang sejajar
dan sebuah persegi panjang yang mengelilingi kedua lingkaran tersebut.

Sifat-Sifat Tabung
1. Tabung memiliki tiga sisi yaitu dua sisi datar yang berbentuk lingkaran dengan jari-jari yang sama
dan kongruen. Serta memiliki satu sisi lengkung.
2. Tabung tidak memiliki titik sudut.
3. Tabung memiliki dua rusuk yaitu rusuk pada alas dan rusuk pada sisi atas
4. Jarak antara sisi alas dan sisi atas tabung disebut tinggi tabung

Jaring-Jaring
Jaring-Jaring suatu bangun ruang terjadi bila sisi-sisinya direbahkan sehingga terletak sebidang dengan
alas bangun ruang tersebut

Rumus Tabung
Volume Tabung = Luas alas x tinggi = π.r².t Luas Alas = π.r²
Luas Selimut = Keliling alas x tinggi = 2.π.r.t Luas Permukaan Tabung = 2 x L alas + selimut tabung
MTK_US 23_Dabin IV Tahunan

Unsur-Unsur Tabung

INDIKATOR 17: Siswa dapat menentukan ciri dan sifat bangun ruang

Ciri dan sifat bangun ruang.


1. Prisma.
Prisma merupakan bentuk bangun ruang yang mempunyai alas dan tutup berupa bangun datar
yang sama dan sebangun. Artinya , alas dan tutup memppunyai bentuk dan ukuran yang sama.
Gambar
tutup

Sisi tegak

rusuk
alas

Titiksudut

Sebuah prisma diberi nama sesuai dengan bentuk alasnya. Misalnya :


1) Prisma dengan alas segitiga disebut sebagai prisma segitiga,
MTK_US 23_Dabin IV Tahunan

2) Prisma dengan alas segi empat disebut sebagai prisma segi empat,
3) Prisma dengan alas segi lima disebut sebagai prisma segi lima,
4) Prisma dengan alas segi enam disebut sebagai prisma segi enam,
5) Prisma dengan alas segi delapan disebut sebagai prisma segi delapan,
6) Prisma dengan alas segi- 12 disebut sebagai prisma segi-12.

Ciri – ciri prisma segi-n


1) Mempunyai alas dan tutup berbentuk segi-n dengan ukuran yang sama
2) Mempunyai sisi tegak berbentuk persegi panjang sebanyak n
3) Mempunyai n + 2 sisi
4) Mempunyai 3n rusuk
5) Mempunyai 2n titik sudut
6) Mempunyai n(n – 1) diagonal sisi.

2. Tabung
Tabung disebut juga silinder, yaitu bangun ruang yang berbentuk prisma dengan alas dan tutup
bangun berupa lingkaran.

Ciri – ciri tabung


1) Mempunyai alas dan tutup berbentuk lingkaran dengan ukuran yang sama
2) Sisi tegak berupa bidang lengkung
3) Mempunyai 3 buah sisi
4) Mempunyai 2 buah rusuk berbentuk lingkaran
5) Tidak mempunyai sudut
6) Mempunyai tak terhingga diagonal sisi
7) Mempunyai tak terhingga bidang diagonal

3. Limas.
Limas merupakan bangun ruang yang hanya mempunyai alas dan sisi tegak berbentuk segitiga.
Bagian atas limas meruncing dan tidak mempunyai tutup.
Gambar limas
Sisi tegak
Bidang diagonal

Titiksudut
alas

Limas merupakan bangun ruang yang hanya mempunyai alas dan sisi tegak berbentuk segitiga.
Bagian atas limas meruncing dan tidak mempunyai tutup.
MTK_US 23_Dabin IV Tahunan

Sebuah limas diberi nama sesuai dengan bentuk alasnya. Misalnya :


1) Limas dengan alas segi tiga disebut sebagai limas segitiga,
2) Limas dengan alas segi empat disebut sebagai limas segi empat,
3) Limas dengan alas segi lima disebut sebagai limas segi lima
4) Limas dengan alas segi-6 disebut sebagai limas segi enam,
5) Limas dengan alas segi-8 disebut sebagai limas segi delapan.

Ciri-ciri limas segi-n


1) Mempunyai alas berbentuk segi-n
2) Mempunyai sisi tegak berbentu segitiga sebanyak n
3) Mempunyai n + 1 sisi
4) Mempunyai 2n rusuk
5) Mempunyai n + 1 sudut
6) Mempunyaiu diagonal sisi hanya pada alasnya saja, yaitu sebanyak ( n(n – 1)), untuk n lebih
besar 3.
7) Mempunyai bidang diagonal sebanyak diagonal sisinya.

4. Kerucut.
Kerucut merupakan bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah sisi lengkung dan sebuah sisi alas
yang berbentuk lingkaran.

Sisi
lengkung

rusuk
alas

Ciri-ciri kerucut :
1) Mempunyai alas berbentuk lingkaran
2) Tidak mempunyai tutup ( bagian tutup meruncing )
3) Sisi tegak berupa bidang lengkung
4) Mempunyai dua sisi
5) Mempunyai satu rusuk berbentuk lingkaran
6) Mempunyai tak terhingga diagonal sisi hanya di bagian alas

RINGKASAN MATERI NOMOR 18-20


INDIKATOR 18: Siswa dapat menentukan volume bangun ruang
INDIKATOR 19: Siswa dapat menentukan luas permukaan bangun ruang
INDIKATOR 20: Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan ciri bangun ruang

Materi : Volume dan luas permukaan bangun ruang.


1. Kubus.
Volume Kubus :
V=sxsxs=s3

Luas Permukaan Kubus :


L = 6 x s3

2. Balok.
Volume balok :
MTK_US 23_Dabin IV Tahunan

V=Pxlxt

Luas permukaan :
L = 2 ( p x l ) + ( p +t ) + ( l x t )

3. Tabung.
Volume tabung :
V = r x t dengan = 22 atau 3,14
7

Luas permukaan :
L = 2 x luas alas + luas selimut tabung
= 2 x luas alas + (keliling alas x tinggi)
= (2 x r2) + (2 x r x t)
= 2 r(r + t)

4. Limas segi empat


V = 1 x luas alas x t
3

L = jumlah luas 4 segitiga + luas alas

5. Prisma
V = luas alas x tinggi prisma
= ( 1xalas segitiga x tinggi segitiga) x tinggi prisma
L = ( 2 x luas segitiga alas) + ( keliling segitiga x tinggi prisma)

RINGKASAN MATERI NOMOR 21-25


INDIKATOR 21 : Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan volume bangun
ruang
INDIKATOR 22 : Siswa dapat menunjukkan nama bangun penyusun pada gabungan bangun
ruang
INDIKATOR 23 : Siswa dapat menentukan volume bangun ruang gabungan
INDIKATOR 24 : Siswa dapat menentukan luas permukaan bangun ruang gabungan
INDIKATOR25 :Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas permukaan
bangun ruang gabungan

A. RINGKASAN MATERI BANGUN RUANG


Bangun ruang merupakan suatu bangun tiga dimensi yang memiliki ruang/ volume/ isi dan juga
sisi-sisi yang membatasinya. Secara garis besar, bangun ruang bisa kita kategorikan menjadi dua
kelompok, antara lain: bangun ruang sisi datar dan bangun ruang sisi lengkung. Yang termasuk
dalam bangun ruang sisi datar yaitu kubus, balok, prisma, dan limas. Sementara untuk bangun ruang
sisi lengkung terdiri atas kerucut, tabung, dan bola.

1. Kubus
MTK_US 23_Dabin IV Tahunan

Rumus Pada Kubus :


Volume: V= s x s x s = s3
Luas permukaan: 6 x s x s = 6 x s2

Keterangan :
L : Luas permukaan kubus
V : Volume kubus
S : Panjang rusuk kubus

2. Balok
Balok adalah suatu bangun ruang yang mempunyai tiga pasang sisi segi empat. Di mana
pada masing-masing sisinya yang berhadapan mempunyai bentuk serta ukuran yang sama.
Berbeda halnya dengan kubus di mana seluruh sisinya kongruen berbentuk persegi, dan pada
balok hanya sisi yang berhadapan yang sama besar. Serta tidak seluruhnya berbentuk persegi,
kebanyakan berbentuk persegi panjang.

Rumus pada Balok:


V=pxlxt
Luas Permukaan= 2 (pl + pt + lt)

Keterangan :
V : volume
p : panjang
l : lebar
t : tinggi

3. Limas
Limas merupakan suatu bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi oleh alas berbentuk segi-
n (dapat berupa segi tiga, segi empat, segi lima, dll) serta bidang sisi tegak berbentuk segitiga
yang berpotongan di satu titik puncak. Terdapat banyak jenis limas yang dikategorikan dengan
dilandasi bentuk alasnya. Antara lain: limas segitiga, limas segi empat, limas segi lima, dan yang
lainnya. Limas dengan mempunyai alas berbentuk lingkaran disebut sebagai kerucut. Sementara
untuk limas dengan alas yang berupa persegi disebut sebagai piramida.

Rumus Pada Limas

VLimas = Luas Alas x Tinggi

L Permukaan = Jumlah Luas Alas + Jumlah Luas sisitegak


MTK_US 23_Dabin IV Tahunan

4. Prisma
Prisma merupakan suatu bangun ruang tiga dimensi di mana alas dan juga tutupnya
kongruen serta sejajar berbentuk segi-n. Sisi-sisi tegak dalam prisma memiliki beberapa bentuk,
antara lain: persegi, persegi panjang, atau jajargenjang. Apabila kita lihat dari bentuk alasnya,
prisma terbagi lagi menjadi beberapa macam, yaitu: prisma segitiga, prisma segi empat, prisma
segi lima, dan lain sebagainya. Prisma yang alas dan juga tutupnya berbentuk persegi disebut
sebagai balok dan kubus. Sementara untuk prisma yang memiliki alas dan tutupnya berbentuk
lingkaran disebut sebagai tabung.

Rumus Prisma:
L Prisma = (2 x L alas) + L selimut
V Prisma = L alas x t

5. Tabung
Bangun tabung merupakan suatu bangun ruang tiga dimensi yang mempunyai tutup dan
alas yang berbentuk sebuah ingkaran dengan memiliki ukuran yang sama dan diselimuti oleh
persegi panjang.

Rumus tabung:
V tabung = L alas x t tabung
V tabung = π x r2 x t
L tabung = 2 x L lingkaran + L lngkaran x t tabung
L tabung = 2 π r2 + 2 π r t
L tabung = 2 π r (r + t)
Keterangan :
V : volume
L : luas
t : tinggi
π : 3,14 atau

6. Kerucut
Kerucut merupakan salah satu bangun ruang yang memiliki sebuah alas yang berbentuk
lingkaran dengan selimut yang mempunyai irisan dari lingkaran.

Rumus kerucut:
L kerucut = L alas + L selimut
L kerucut = π r2 + π r s
L kerucut = π r (r + s)

V kerucut = L alas x t kerucut

Keterangan :
V kerucut = π x r2 x t
V : volume
L : luas
t : tinggi
π : 3,14 atau
MTK_US 23_Dabin IV Tahunan

RINGKASAN MATERI NOMOR 26 - 30


INDIKATOR 26 : Siswa dapat menentukan nilai tertinggi atau terendah dari suatu data
INDIKATOR 27 : Siswa menentukan median dari suatu data
INDIKATOR 28 : Siswa dapat menentukan mean (rata-rata hitung) dari suatu data
INDIKATOR 29 : Siswa dapat menentukan modus dari suatu data
INDIKATOR 30 : Siswa dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan mean (rata-rata hitung),
atau modus dari suatu data

Materi : Mengolah data dan menafsirkan data.

A. Menyajikan dan mengolah data


Suatu data acak dapat disajikan dalam bentuk tabel, Diagram Batang, dan diagram lingkaran.

1. Menyajikan data dalam bentuk tabel


Langkah – langkah membuat tabel distribusi frekuensi sebagai berikut :
a. Buatlah kolom untuk nilai data , turus, dan banyaknya data. Untuk banyaknya data sering
disebut frekuensi.
b. Tulislah nilai – nilai data pada klom nilai data.
c. Hitunglah setiap nilai data menggunakan turus
d. Tulislah banyak turus pada setiap nilai data pada kolom banyak data.
e. Jika sudah selesai, kolom turus dapat dihilangkan sehingga hanya ada kolom jenis data dan
frekuensi.
Contoh soal pembahasan.
Skor lomba matematika dari 30 siswa sebagai berikut.
70,85,75,65,70,75
80,75,65,80,65,75
70,60,75,80,70,80
60,85,75,70,80,90
70,65,75,80,70,75
Tabel yang tepat untuk data tersebut adalah….
Nilai Banyaknya Siswa
60 2
65 4
70 7
75 8
80 6
85 2
90 1

2. Menyajikan data dalam bentuk diagram batang dan diagram lingkaran


a. Suatu data dalam bentuk tabel dapat disajikan dalam bentuk diagram batang. Pada tabel
distribusi frekuensi, nilai data diletakkan pada sumbu mendatar dan frekuensi nilai
diletakkan pada sumbu tegak. Tinggi batang digambarkan sesuai dengan frekuensi setiap
nilai data.
Contoh bentuk diagaram batang

Nilai Banyaknya Siswa


60 2
65 4
70 7
75 8
MTK_US 23_Dabin IV Tahunan

80 6
85 2
90 1

Bentuk diagaram batang dari tabel diatas adalah….


9
8
7
Banyaknya siswa

6
5
4
3
2
1
0
60 65 70 75 80 85 90
Nilai

b. Menayajikan dalam bentuk diagaram lingkaran.


Sajian data berikut dalam bentuk diagram lingkaran

Jenis buah Hasil panen(Ton)


Nangka 20
Mangga 24
Durian 16
Sawo 8
Nanas 12

Nangka = 20/80 x 100% = 25 %


Mangga = 24/80 x 100% = 30%
Durian = 16/80 x 100% = 15%
Sawo = 8/80 x 100% = 10 %
Nanas = 12/80 x 100% = 20 %
00

10%
25%
12%

15%
30%

Nangka mangga Durian Nanas Sawo

B. Median
Median adalah nilai data yang terletak ditengah- tengah data yang terurut. Jadi, median dapat
ditentukan setelah data diurutkan, baik dari yang terkecil ke yang terbesar maupun dari yg terbesar

k yang terkecil. Jika banyak data adalah ganjil, maka median adalah data ke .
Sedangkan jika banyak data adalah genap maka median data adalah data ke ( +( +1)
MTK_US 23_Dabin IV Tahunan

Contoh :
Tentukan median data berikut.
28, 55, 52, 39, 42, 53, 52, 44, 39, 39, 32, 24, 43, 30, 49, 24, 34, 41.

Penyelesaian.
Data urut 24, 24, 28, 30, 32, 34, 39, 39, 41, 42, 43, 44, 49, 52, 52, 53, 55
Banyak data = 18
Median = ( +( +1)

= 39 + 41
2
= 40

C. Mean (Nilai Rata - Rata)


Nilai rata – rata dapat ditentukan dengan rumus
Mean = Jumlah nilai data
Banyaknya data

Pada data berbentuk table baris dan kolom, jumlah nilai data sama dengan total jumlah nilai data.
Tahun Hasil Panen
2013 4
2014 5
2015 7
2016 3
2017 6

Mean = 4+5+7+3+6 =25 = 5 Ton


5 5
Sedangkan pada data frekuensi, jumlah nilai data sama dengan jumlah hasil perkalian setiap
frekuensi nilai data dengan nilai datanya. Banyak data sama dengan jumlahan frekuensi nilai data
Nilai Banyaknya Siswa Hasil Kali
Frekuensi
70 4 280
80 6 480
90 3 270
100 2 200
Jumlah 15 1.230

Mean = 1230 = 82
15
D. Modus
Modus adalah nilai data yang paling sering muncul pada data acak maupun table.
a. Contoh pada data acak.
151,138,146,154,138,149,138,146
149,146,138,149,146,152,146,138
Modus dari data tersebut adalah 138 cm yang muncul sebanyak 5 kali.

b. Contoh pada data table


MTK_US 23_Dabin IV Tahunan

Mata dadu 1 2 3 4 5 6
Banyak 3 1 2 5 4 2
muncul

Modus dari data diatas adalah 4 yang banyak muncul.


URAIAN :

INDIKATOR 31:Siswa dapat menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan operasi


hitung bilangan pecahan dalam kehidupan sehari-hari.
Masalah yang berkaitan dengan operasi hitung bilangan bulat adalah penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian. Urutan pengerjaan operasi hitung bilangan bulat sebagai berikut.
a. Penjumlahan dan pengurangan dilakukan urut dari depan.
b. Perkalian dan pembagian dilakukan urut dari depan.
c. Perkalian dan pembagian dilakukan lebih dahulu daripada penjumlahan dan pengurangan.
d. Operasi hitung didalam tanda kurung diselesaikan terlebih dahulu.

INDIKATOR 32:Uraian siswa dapat menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan


operasi hitung bilangan pecahan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan harus diingat tentang konsep
pecahan dan operasi hitungnya. Pertama harus dipahami permasalahannya, lalu diselesaikan
menggunakan konsep dan pecahan dan operasi hitung pecahan.

INDIKATOR 33: Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas permukaan
bangun ruang

Luas Permukaan Bangun Ruang

1. Kubus
Luas Permukaan Kubus = 6 x (sisix sisi) = 6x ( sx s)

Untuk kubus tanpa tutup


LP Kubus tanpa tutup = 5 x ( sx s)

2. Balok

pl

Luas Permukaan Balok = 2 x (( pxl) + (lxt) + (pxt))

Untuk balok yang tanpa tutup atau salah satu sisi tidak ada, caranya
LP Balok tanpa tutup = (pxl) + 2x ((lxt) + ( pt)) , atau bisa dilihat bagian mana yang tidak ada
cukup dikalikan satu kali.

3. Prisma segitiga
t
LP Prisama Segitga = (Keliling alas) x t + (2 x luas alas)
a = (a+b+c) x t. prisma + 2 x ( x a x t. segitiga)
MTK_US 23_Dabin IV Tahunan

c
b

4. Limas Segi empat

Rumus Umum Luas permukaan limas


LP Limas = luas alas + luas selubung limas
LP Limas = Luas alas + L ΔI + L ΔII + L ΔIII + L ΔIV

Dari rumus di atas , maka untuk menentukan luas permukaan limas segi empat harus
diperhatikan dulu bangun datar sebagai alasnya.
Luas Alas Limas Segi Empat
Jenis Alas Luas Alas (La)
Alas Persegi La = s × s
Alas Persegi
La = p × l
Panjang
Alas Jajar Genjang La = a × t

Alas Trapesium

Alas Belah Ketupat La = ½ × d1 × d2


Alas Layang-
La = ½ × d1 × d2
Layang
Luas Sisi Tegak Limas Segi Empat
Sisi Tegak Luas
Luas ΔI L ΔI = ½ × a Δ1 × t Δ1
Luas ΔII L ΔII = ½ × a Δ2 × t Δ2
Luas ΔIII L ΔIII = ½ × a Δ3 × t Δ3

Luas ΔIV L ΔIII = ½ × a Δ4 × t Δ4

5. Limas Segitiga
MTK_US 23_Dabin IV Tahunan

LP Limas
Segitiga = Luas alas + Luas selubung limas
Karena alasnya berbentuk segitiga , maka
LP = ( ½ × a. Δ × t. Δ) + (L ΔI + L ΔII + L ΔIII)

6. Tabung

Cara Menghitung Luas Permukaan Tabung


Rumus luas permukaan tabung:
Lp = 2 x luas alas + luas selimut tabung
Rumus luas alas dan tutup tabung = π x r2
Rumus luas selimut tabung = 2 x π x r x t
Sehingga, Lp tabung = 2 x π x r2 + 2 x π x r x t

LP Tabung = 2 x π x r x (r + t)

Nilai π = 22/7 atau 3,14


r = jari-jari lingkaran

7. Kerucut

Lp = luas alas + luas selimut kerucut


Rumus luas alas kerucut = π x r2
Rumus selimut kerucut = π x r x s
Sehingga, Lp kerucut = π x r2 + π x r x s

LP Kerucut = π x r (r+s)

Nilai π = 22/7 atau 3,14


r = jari-jari lingkaran
s = panjang sisi miring pada kerucut
MTK_US 23_Dabin IV Tahunan

INDIKATOR 34 : siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan volume bangun
ruang gabungan ( uraian )

Volume Gabungan Balok dan Tabung


Volume balok dapat dihitung menggunakan rumus Vbalok = p × ℓ ×t. Volume setengah tabung dapat
diperoleh melalui volume tabung dengan ukuran yang sama dibagi dua, V½tabung = ½ × π × r2 × ttabung.

INDIKATOR 35 :Siswa dapat menafsirkan hasil pengolahan dari suatu data


Data yang disajikan dalam bentuk tabel, diagram batang, dan diagram lingkaran dapat ditafsirkan tentang
informasinya. Dengan penyajian data yang jelas dan benar, akan memberikan informasi yang tepat, baik
data – data dari internet maupun data dari surat kabar.

You might also like