Professional Documents
Culture Documents
Makalah Diare 2
Makalah Diare 2
PENDAHULUAN
Kehidupan yang semakin maju membuat banyak penyakit yang mudah masuk
ketubuh manusia, karena beberapa factor diantaranya makanan yang serba instan dan
mengandung banyak bahan pengawet, polusi udara, limbah, dan masih banyak lagi. Tidak
seperti zaman dahulu dimana semua serba alami.Di Amerika Serikat keluhan diare
menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasienpada ruang praktek dokter, sementara
di beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi
(gastroenteritis) terdapat pada peringkat pertama sampai dengan keempat pasien yang datang
berobat ke rumah sakit.Oleh karena itu peran bidan sangat dibutuhkan dalam mengatasi
masalah yang dihadapi pasien dengan memberikan penyuluhan untuk meningkatkan
pengetahuan pasien, menjaga kebersihan lingkungan, bidan juga berkolaborasi dengan
dokter dalam memberi terapi dan juga memberikan beberapa informasi yang penting.
Bukan hanya diare, banyak pula dizaman sekarang anak mengalami obstipasi, dimana
obstipasi ini kebalikan dari diare yang biasa orang sebut dengannama sembelit. Faktornya
juga sama, dan karena kurang nya memakan makanan yang berserat sehingga obstipasi
terjadi.Kurangnya pengetahuan tentang menjaga kesehatan membuat banyak pasien
mengeluhkan tentang kesakitan yang dialami. Disini peran tenaga kesehatan sangat
diperlukan untuk meminimalisir angka penyakit diIndonesia.Obstipasi ada yang ringan dan
ada yang berat. Konstipasi yang berat atau cukup hebat disebut juga dengan obstipasi.
Apabila seseorang menganggap remeh obstipasi ini dapat menyebabkan kanker usus yang
berakibat fatal bagi penderitanya. Jika tidak segera ditanggulangi, akan menyebabkan
terjadinya infeksi pada saluran pencernaan. Dan jika sudah akut, kemungkinan besar sulit
diobati.
1
1.2. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. DIARE
Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair buang air besar yang tidak
normal dan bentuk tinja yang cair dengan frekuensi yang lebih banyak dari biasanya. Bayi
dikatakan diare bila sudah lebih dari 3 kali buang air besar, sedangkan neonatus dikatakan
diare bila sudah lebih dari 4 kali buang air besar.
2.1.2 Tanda Klinis
d. Tinja cair lendir kadang-kadang ada darahnya. Lama-lama tinja berwarna hijau
dan asam.
f. Dehidrasi, bila menjadi dehidrasi berat akan terjadi volume darah berkurang
nadi cepat dan kecil, denyut jantung cepat, tekanan darah turun, kesadaran
3
2.1.3. Etiologi
1. Enteral yaitu infeksi yang terjadi dalam saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama terjadinya diare yang meliputi:
2. Parental yaitu infeksi di bagian tubuh lain diluar alat pencernaan. Misalnya:
b. Lemak
c. Protein
2.1.4. Patogenesis
a.Gangguan Ostimotik Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap
oleh tubuh akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus. Isi rongga usus yang
berlebihan akn merangsang usus untuk mengeluarkan isi dari usus sehingga timbul diare.
4
b. Gangguan Sekresi Akibat rangsangan tertentu, misalnya oleh toksin pada dinding
usus yang akan menyebabkan peningkatan sekresi air dan elektrolit yang berlebihan kedalam
rongga usus, sehingga akan terjadi peningkatan-peningkatan isi dari rongga usus yang akan
merangsang pengeluaran isi dari rongga usus sehingga timbul diare.
a. Maksudnya jasad renik yang masih hidup kedalam usus halus setelah berhasil melewati
rintangan asam lambung
b. Jasad renik tersebut akan berkembang biak (multiplikasi) didalam usus halus
c. Dari jasad renik tersebut akan keluar toksin (toksin diaregenik)
d. Akibat toksin tersebut akan terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan
diare
2.1.6. Komplikasi
a. Dehidrasi akibat kekurangan cairan dan elektrolit, yang dibagi menjadi :
b. Renjatan hipovolemik akibat menurunnya volume darah, apabila penurunan volume
darah mencapai 15% BB-25% akan menyebabkan penurunan tekanan darah. c.
Hipokalemia dengan gejala yang muncul adalah meterismus, hipotoni otot, lemah,
braddikardia, perubahan pada pemeriksaan EKG
5
d. Hipoglikemia
f. Kejang
g. Malnutris energi protein karena selain diare dan muntah, biasanya penderita mengalami
kelaparan .
2.1.7. Penatalaksanaan
Jumlah cairan yang diberikan agar tidak mengalami dehidrasi adalah 100ml/kg
BB/hari sebanyak 1x setiap 2 jam dan diberikan 50% dalam 4 jam pertama. Jika usia anak
<2tahun, setiap kali diare diberikan ½ gelas, 2-6th diberikan 1 gelas, anak besar diberikan 2
gelas(400 cc) .Pada dehidrasi ringan dan diarenya 4x sehari maka diberikan cairan 25-
100ml/kg BB dalam sehari atau setiap 2x. Oralit diberikan pada kasus dehidrasi ringan-berat
lebih kurang 100ml/kgBB/4-6 jam.
1. Larutan Gula Garam: Gula pasir 1 sendok teh munjung, garam dapur halus ½ sendok
teh, dilarutkan dalam 1 gelas air masak/air teh hangat.
- Cara Tradisional: 3 L air + 100gr atau 6 sendok makan munjung beras, dimasak selama 45-
60 menit setelah masak air tajin (2L + 5gr garam)
- Cara Biasa: 2L air + tepung beras 100gr+5 gr garam dimasak hingga mendidih dan akan
6
Contoh askeb pada bayi diare
Data subjektif: Usia bayi 12 bulan, bayi rewel dan gelisah, defekasi 3 kali sehari dengan
konsistensi feses cair
Data Objektif:
1. Gelisah
6. Anus lecet dan agak tampak kemerahan Pengkajian: Bayi usia 12 bulan dengan diare
(dehidrasi ringan)
Perencanaan:
1. Beri cairan (oralit/larutan gula garam, air tajin, kuah sayur, air)
2. Ajari ibu cara membuat Larutan gula garam, air tajin, oralit
4. Tetap menjaga kebersihan kulit bayi yang mengalami iritasi terutama daerah anus dan
genetalia, jaga agar tetap kering
7
2.2. OBSTIPASI
Necel (Desember 2007) Obstipasi berasal dari bahasa Latin, Ob berarti in the way =
perjalanan, Stipare berarti to compress = menekan. Secara istilah obstipasi adalah bentuk
konstipasi parah biasanya disebabkan oleh terhalangnya pergerakan feses dalam usus (adanya
obstruksi usus). Secara umum, Obstipasi adalah pengeluaran mekoniun tidak terjadi pada 24
jam pertama sesudah kelahiran atau kesulitan atau keterlambatan pada faeces yang
menyangkut konsistensi faeces dan frekuensi berhajat.
Gejala antara obstipasi dan konstipasi sangat mirip dimana terdapat kesukaran
mengeluarkan feses (defekasi). Namun obstipasi dibedakan dari konstipasi berdasarkan
penyebabnya. konstipasi disebabkan selain dari obstruksi intestinal sedangkan obstipasi
karena adanya obstruksi intestinal. Ada beberapa variasi pada kebiasaan buang air besar yang
normal. Pada bayi baru lahir biasanya buang air besar 2-3 kali sehari tergantung jenis susu
yang dikonsumsi akan tetapi masih mungkin normal bila buang air besar 36-48 jam sekali
asal konsistensi tinja normal.
2.2.2 Etiologi
a. Obstipasi akibat obstruksi dari intralumen usus meliputi akibat adanya kanker dalam
dinding usus
b. Obstipasi akibat obstruksi dari ekstralumen usus, biasanya akibat penekanan usus oleh
massa intraabdomen misalnya adanya tumor dalam abdomen yang menekan rectum. c.
Penyaluran makanan yang kurang baik, misalnya masukan makanan bayi muda kurang
mengandung air / gula, sedangkan pada bayi usia lebih tua biasanya karena makanan yang
kurang mengandung polisakarida atau serat.
d. Kemungkinan adanya gangguan pada usus seperti pada penyakit Hirschpung yang
berarti usus tidak melakukan gerakan peristaltik.
e. Sering menahan terselit karena nyeri pada saat buang air besar
8
2.2. 3. Tanda dan Gejala
3. Gelisah
7. Anoreksia
2.2.5. Komplikasi
a. Perdarahan
b. Ulcerasi
c. Obstruksi Parsial
e. Distensi kolon menghilang sensasi ragangan rectum yang mengawali proses defekasi
9
2.2.6. Manajemen
c. Penilaian penampakan stress emosional pada anak, yang dapat mempengaruhi pola
defekasi bayi
2.2.7. Penatalaksanaan
b. Menegakkan kembali kebiasaan defekasi yang normal dengan memperhatikan gizi,
tambahan cairan dan kondisi psikis
c. Pengosongan rectum dilakukan jika tidak ada kemajuan setelah dianjurkan untuk
menegakkan kembali kebiasaan defekasi. Pengosongan rectum biasa dengan disimpaksi
digital, enema minyak zaitun, laksative
d. Usahakan diet pada ibu dan bayi yang cukup mengandung makanan yang banyak serat,
buah-buahan dan sayur-sayuran.
e. Pemberian laktasi hanya merupakan tindakan pariatif yaitu hanya bila diperlukan saja.
g. Bila diduga terdapat penyakit hirscprung dapat dilakukan tes tekanan usus.
h. Bayi kurang dari dua bulan yang menerima susu formula atau ASI yang memadai bisa
diberi 1 sendok teh sirup jagung ringan pada botol pagi dan malam hari
i. Apel atau jus prem efektif bagi bayi antara 2 bulan dan 4 bulan
j. Bayi antara 4 bulan dan 1 tahun dapat sembuh dengan sereal serat tinggi atau jus
aprikot,buah prem kering atau prem.
k. Anak usia lebih dari 1 tahun sebaiknya diberi makan serat tinggi seperti buah-buahan,
kacang polong, sereal, keripik graham,buncis dan bayam.
10
Contoh askeb pada bayi dengan obstipasi:
Data subjektif:
Usia bayi 24 bulan, bayi gelisah, sudah 3 hari tidak BAB, bayi meminum susu formula yang
mengandung protein tinggi.
Data Objektif:
Pengkajian:
Perencanaan:
1. Anjurkan ibu untuk meningkatkan asupan cairan dan serat pada anaknya dengan
mengkonsumsi buah-buahanatau sayur-sayuran
2. Anjurkan mengurangi minum susu formula dengan protein tinggi atau mengganti susu
formula dengan kadar protein yang lebih rendah
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2. Saran
Untuk mengatasi hal-hal yang tidak diinginkan pada neonatus dan bayi maka penulis
menyarankan agar lebih memperhatikan lagi pada bayinya baik dari segi makanan, istirahat
dan lain sebagainya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Deslidel dkk. 2011. Buku Ajar Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta: EGC
Dewi,Vivian Nanny Lia. 2010.
Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya. Sudarti dan Endang
Khoirunnisa. 2010.
Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Yogyakarta: Nuha Medika. 2010
13