You are on page 1of 7

OBJEK KAJIAN ILMU FIKIH

Disusun Oleh :
Nama : Arda Ramadani
Nim : 60400122007
Kelas : Fisika / A

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Fuji syukur atas kehadiran Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan kita
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita mampu menyusun makalah ini yang insyallah
dapat memberikan manfaat.

Sholawat serta salam semogah tetap di limpahkan kepada Baginda kita Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam yang gelap menuju alam yang terang
menerang samapai saat ini, tanpa beliau dan tanpa izin Allah mungkin kita tdk akan
mengetahui tentang banyak nya ilmu pengetahuan baik umum maupun religi.

Saya ucapkan terimakasih kepada dosen yang telah membimbing saya dalam
menyusun makalah ini dan tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada keluarga, serta
rekan-rekan yang ikut mendukung dalam penyusunan makalah ini.

Dengan di susunya makalah ini kami menyadari penyusun masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kami harap rekan-rekan sekalian dapat memberikan kritik serta
saran agar kedepannya saya dapat menyusun makalah ini dengan baik.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, mayoritas dari kaum muslim kehilangan identitas dirinya. Salah satu
penyebabnya ialah dimana mereka yang mengaku muslim kurang semangat serta kurang
tertarik dengan pelajaran agama yang wajib bagi mereka untuk memahaminya, supaya dalam
kehidupan mereka berlandaskan dengan nilainilai agama. Salah satu cabang dari ilmu agama
islam adalah ilmu fiqih. Pengertian dari ilmu fiqih sendiri yaitu, kata “ilmu” secara mutlak
memuat tiga kemungkinan arti, pertama, rangkaian permasalahan atau hukum-hukum
(teoriteori) yang dibahas dalam sebuah bidang ilmu tertentu.

Kedua, idrak (menguasai) masalah-masalah ini atau mengetahui hukumnya dengan


cara yang meyakinkan. Akan tetapi pengertian seperti ini sesungguhnya hanya terbatas pada
masalah akidah, adapun dalam hukum-hukum fikih tidak disyaratkan mengetahui dengan
cara demikian, cukup dengan dugaan kuat saja. Ketiga, pemahaman awal tentang suatu
permasalahan melihat tampilan luarnya. Misalnya dengan istilah ilmu nahwu, orang akan
paham bahwa yang dibahas adalah sekitar permasalahan kebahasaan seperti mubtada’ itu
marfu’, atau dengan istilah ilmu fiqih orang lalu paham bahwa pokok bahasannya adalah
sekumpulan hukum-hukum syari’ah praktis, dan sebagainya.

Kedua, idrak (menguasai) masalah-masalah ini atau mengetahui hukumnya dengan


cara yang meyakinkan. Akan tetapi pengertian seperti ini sesungguhnya hanya terbatas pada
masalah akidah, adapun dalam hukum-hukum fikih tidak disyaratkan mengetahui dengan
cara demikian, cukup dengan dugaan kuat saja. Ketiga, pemahaman awal tentang suatu
permasalahan melihat tampilan luarnya. Misalnya dengan istilah ilmu nahwu, orang akan
paham bahwa yang dibahas adalah sekitar permasalahan kebahasaan seperti mubtada’ itu
marfu’, atau dengan istilah ilmu fiqih orang lalu paham bahwa pokok bahasannya adalah
sekumpulan hukum-hukum syari’ah praktis, dan sebagainya.

Sebelum mempelajari ilmu fiqih lebih dalam , seseorang harus mengetahui terlebih
dahulu mengenai objek kajian dalam ilmu fiqih. Oleh karena itu, makalah 2 yang berjudul
“Objek Kajian Ilmu Fiqih” disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Fiqih dan
memperkaya referensi mengenai objek kajian ilmu fiqih.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan suatu rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan objek fiqih?
2. Apa sajakah objek bahasan dalam ilmu fiqih?
3. Apa saja yang dibahas didalam ruang lingkup fiqih?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan objek fiqih.
2. Untuk mengetahui apa yang sajakah objek bahasan dalam ilmu fiqih.
3. Untuk mengetahui ruang lingkup fiqih.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Objek Fiqih
Objek pembahasan dalam ilmu fiqih adalah perbuatan mukallaf dilihat dari sudut
hukum syara’. Perbuatan tersebut dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok besar: Ibadah,
muamalah, dan ‘uqubah. Pada bagian ibadah tercakup segala persoalan yang pada pokoknya
berkaitan dengan urusan akhirat. Artinya, segala perbuatan yang dikerjakan dengan maksud
mendekatkan diri kepada Allah, seperti sholat, puasa, haji, dan lain sebagainya. Bagian
muamalah mencakup hal-hal yang berhubungan dengan harta, seperti jual-beli, sewa-
menyewa, pinjam-meminjam, amanah, dan harta peninggalan. Pada bagian ini juga di
maksukkan persoalan munakahat dan siasah. Bagian ‘uqubah mencakup segala persoalan
yang menyangkup tindak pidana seperti pembunuhan, pencurian, perampokan,
pemberontakan, dan lain-lain. Bagian ini juga membicarakan hukumanhukuman, seperti
qisas, had, diyat dan takzir’. (Alaiddin, 2017) Hukum fiqh diambil dari wahyu baik yang
ditilawatkan (AlQur’an) maupun wahyu yang tidak ditilawatkan (Sunnatur Rasul). Dalam
pada itu, apabila mujtahid tidak memperoleh nash, maka dia menggali hukum itu dari ruh
(jiwa) syari’at dan maksud-maksudnya. Ilmu fiqh ini, dinamai juga dengan ilmu hal, ilmu
halal wal haram, ilmusy syari’ah wal ahkam. (Teungku, 1999).
B. Objek Bahasan Ilmu Fiqih
Objek pembahasan ilmu fiqh adalah aspek hukum setiap perbuatan mukalaf serta
dalil dari setiap perbuatan tersebut (dalil tafshili).
Seorang ahli fiqh membahas tentang bagaimana seorang mukalaf melaksanakan
shalat, puasa, naik haji dan lain-lain yang berkaitan dengan fiqh ibadah mahdhah, bagaimana
melaksanakan kewajiban-kewajiban rumah tangganya, apa yang harus dilakukan terhadap
harta anggota keluarga yang meninggal dunia dan sebagainya, yang menjadi objek
pembahasan al-Ahwal al-Syakhshiyah (hukum keluarga).
Mereka juga membahas bagaimana cara melakukan mu’amalah dalam arti sempit
(hukum perdata), seperti jual beli, sewa-menyewa, patungan, dan lain sebagainya. Maksiat
apa saja yang dilarang serta sanksinya apabila larangan itu dilanggar, atau bila kewajiban
tidak dilaksanakan oleh seorang mukalaf dan lain-lain pembahasan yang berkaitan dengan
fiqih jinayah (hukum pidana). Ke lembaga mana saja seorang mukalaf bisa mengadukan
maalahnya apabila dia merasa dirugikan dan atau diperlakukan secara tidak adil, dan lain
sebagainya yang berkaitan dengan ahkam al-qadh’a (hukum acara). Bagaimana perbuatan
mukalaf di dalam melakukan hubungan hukum dengan masyarakatnya, lembaga-lembaga
yang ada di dalam masyarakatnya, dengan pemimpinnya, dan lain-lain yang berhubungan
dengan fiqh siyasah.
C. Ruang Lingkup Fiqih
Ruang lingkup fiqih secara umum mencakup dua bidang yaitu, fiqih ibadah yang
mengatur hubungan manusia dengan tuhannya, seperti sholat, zakat, haji, memenuhi nazar,
dan membayar kafarat terhadap pelanggaran sumpah. Kedua, fiqih muamalah yang mengatur
hubungan manusia dengan manusia lainnya. Kajiannya mencakup seluruh bidang fiqih selain
persoalan ubudiyah, 6 seperti ketentuan-ketentuan jual- beli, sewa-menyewa, perkawinan,
jinayah dan lain-lain. (Hafsah, 2013).
Sementara itu, musthafa A. Zarqa membagi kajian fiqih menjadi 6 bidang, yaitu:
 Ketentuan-ketentuan hukum yang berkaitan dengan bidang ubudiyyah, seperti
sholat, puasa, dan ibadah haji, inilah yang disebut fiqih ibadah.
 Ketentuan-ketentuan hukum yang berkaitan dengan kehidupan keluarga, seperti
perkawinan, perceraian, nafkah, dan ketentuan nasab. Inilah yang kemudian disebut ahwal as-
syakhsiyah.
 Ketentuan-ketentuan hukum yang berkaitan dengan hubungan sosial antara umat
islam dalam konteks hubungan ekonomi dan jasa. Seperti jual-beli, sewa-menyewa, dan
gadai. Bidang ini kemudian fiqih muamalah.
 Ketentuan-ketentuan hukum yang berkaitan dengan sangsi-sangsi terhadap tindak
kejaatan kriminal. Misalkan qiyas, diyat, hudud. Bidang ini disebut dengan fiqih jinayah.
 Ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur hukuman warga negara dengan
pemerintahannya. Misalnya, politik dan birokrasi. Pembahasan ini dinamakan fiqih siasah.
 Ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur etika pergaulan antara seorang
muslim dengan yang lainnya dalam tatanan kehidupan sosial. Bidang ini disebut ahkam
khuluqiyah. (Dede, 1992).

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Objek fiqih
Objek pembahasan dalam ilmu fiqih adalah perbuatan mukallaf dilihat dari sudut hukum
syara’. Perbuatan tersebut dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok besar: Ibadah, muamalah,
dan ‘uqubah.
Objek Bahasan Ilmu Fiqih
Objek pembahasan ilmu fiqh adalah aspek hukum setiap perbuatan mukalaf serta dalil dari
setiap perbuatan tersebut (dalil tafshili).
Ruang Lingkup Fiqih
Ruang lingkup fiqih secara umum mencakup dua bidang yaitu, fiqih ibadah yang mengatur
hubungan manusia dengan tuhannya, seperti sholat, zakat, haji, memenuhi nazar, dan
membayar kafarat terhadap pelanggaran sumpah.

DAFTAR PUSTAKA
Djazuli, 2010. Ilmu Fiqh. Jakarta : Kencana
Hafsah, 2013. Pembelajaran Fiqh. Bandung : Citapustaka media
Koto, Alaiddin, 2017. Ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh. Depok : Rajawali Pers
Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Teungku, 1999. Pengantar Ilmu Fiqh. Semarang : PT.
PUSTAKA RIZKI PUTRA
Rosyada, Dede, 1992. Hukum Islam dan Pranata Sosial. Jakarta : Raja Grafindo

You might also like