Professional Documents
Culture Documents
Hukum Investasi
Hukum Investasi
MODAL
Ruang Lingkup Dari Layanan PTSP di bidang Penanaman modal menurut pasal 4 Perpres 27 /2009 jo. Pasal 11
Peraturan BKPM 5/2013 jo. Perka BKPM 12/2013 meliputi:
1. Perizinan
Merupakan segala bentuk persetujuan untuk melkaukan penanaman modala yang dikeluarkan oleh Pemerintah dan
Pemerintah daerah yang memiliki wewenang sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
2. Non Perizinan
Merupakan segala bentuk kemudahan pelayanan, fasilitas fiscal, dan informasi mengenai penanaman modal, sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan
B. JENIS PERIZINAN
1. Jenis Perizinan Menurut Perka BKPM 5/2013 jo. Perka BKPM 12/2013
Menurut Pasal 12 ayat (1), Jenis pelayanan perizinan penanaman modal meliputi
a. Pendaftaran penanaman modal
b. Izin prinsip penanaman modal
c. Izin prinsip perluasan penanaman modal
d. Izin prinsip perubahan penanaman modal
e. Izin usaha, izin usaha perluasan,izin usaha merger ( penggabungan perusahaan ) penanaman modal dan izin usaha
perubahan
f. Izin lokasi
g. Izin mendirikan bangunan
h. Hak atas tanah
Izin Prinsip Penanaman modal adalah izin dari 3. Non Perizinan Berdasarkan Fiskal Yang diberikan
pemerintah, pemerintah daerah, provinsi, pemerintah
daerah, kabupaten/kota yang wajib dimiliki dalam Perka BKPM 7/2013 memberikan fasilitas fiscal anatar lain:
rangka memulai usaha. a. Fasilitas bea masuk atas impor mesin
Izin Usaha adalah izin dari Pemerintah, Pemerintah b. Fasilitas bea masukatas impor barang dan bahan
daerah, provinsi , Pemerintah daerah kabupaten/kota c. Usulan fasilitas pajak penghasilan ( PPh) badan untuk
yang wajib dimiliki Perusahaan untuk memulai Penaanaman modal di bidang-bidang usaha tertentu
pelaksanaan kegiatan produksi atau operasi yang dan/.atau didaerah daerah tertentu
menghasilkan barang atau jasa, kecuali ditentukan lain d. Usulan fasilitas pembebasan atau pegurangan Pajak
oleh Peraturan Perundang-undangan. Penghasilan (PPh)
1. Pendaftaran
2. Penerbitan izin usaha dan penerbitan izin komersial atau operasional
3. Pemenuhan Komitmen izin usaha dan pemenuhan komitmen izin komersial atau operasional
4. Pembayaran biaya
5. Fasilitas
6. Masa berlaku, dan
7. Pengawasan.
Pelaku usaha yang telah mendapatkan izin usaha dan akan mengembangkan usaha dan/atau kegiatan di wilayah lain, harus
tetap memenuhi persyaratan izin lokasi, izin lokasi perairan , izin lingkungan, dan IMB di masing masing wilyah tersebut.
Pelaku usaha yang telah mendapatkan izin usaha dapat melakukan kegiatan
1. Pengadaan tanah
2. Perubahan luas lahan
3. Pembangunan bagunan gedung dan pengoperasiannya
4. Pengadaan Perlatatan atau sarana
5. Pengadaan sumber daya manusia, dll.
Pelaku Usaha yang telah mendapatkan izin usaha Pengaturan dari (a) dilakukan melalui :
namun belum menyelesaikan : (a) Amdal (b) 1. Pengklasifikasian
rencana teknis bangunan gedung, belum dapat 2. Penghapusan
melakukan kegiatan pembangunan bangunan 3. Penggabungan
gedung (Pasal 38 ayat (2) PP 24/2018). 4. Perubahan nomenklatur, atau
Lembaga OSS, kementerian, lembaga, dan Pemerintah 5. Penyesuaian persyaratan
daerah memberikan fasilitas Perizinan Berusaha
kepada Pelaku Usaha terutama usaha mikro, kecil, Standae Perizinan Berusaha harus ditetapkan
dan menengah. standarnya sebagimana diatur di dalam pasal 88
Dalam rangka percepatan pelayanan berusaha melalui bahwa:
sistem OSS dilakukan reformasi pertauran 1. Menteri dan pimpinan di sektornya masing –
perizinan berusaha. masing sesuai degan ketentuan peraturan
Reformasi Peraturan Perizinan berusaha meliputi: (a) perundang- undangan .
Pengaturan kembali jenis perizinan, pendaftaran, 2. Standar Perizinan berusaha mencakup norma,
rekomendasi, persetujuan, penetapan, standar, standar, prosedur, dan kriteria perizinan berusaha.
sertifikasi, atau lisensi , (b) Penahapan untuk 3. Menteri dan pimpinan lembaga dalam menyusun
memperoleh perizinan dan (c) Pemberlakuan standar perizinan berusaha, berkoordinasi dengan
Komitmen pemenuhan persyaratan. menteri dan pimpinan lembaga lain difasilitasi
oleh menteri coordinator yang menyelenggarakan
urusan pemerintah di bidang perekonomian.
Dalam hal lembaga OSS belum dapat melaksanakan pelayanan Perizinan Berusaha dan pengolahan
sistem OSS dilaksanakan oleh kementerian coordinator yang menyelenggarakan urusan pemerintah di
bidang perekonomian.
Pelayanan Perizinan Berusaha dan pengelolahan sistem OSS dilaksanakan sampai dengan ditetapkannya
pengalihan pengelolahan sistem OSS kepada lembaga Pemerintahan Non-kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang koordinasi Penanaman modal berdasarkan keputusan
meneteri koordinator yang menyelenggarakan urusan Pemerintahan di bidang Perekonomian ( Pasal 105
ayat (1) PP 24/2018 )