Professional Documents
Culture Documents
Uas Anfar
Uas Anfar
Monografi
Farmakope Indonesia
Fakultas Farmasi
Institut Sains dan Teknologi Nasional
2018
Farmakope??
Farmakope didefinisikan sebagai :
Suatu buku standar farmasi yang dimaksudkan
untuk menjamin keseragaman dalam jenis,
kualitas, komposisi, dan kekuatan obat yang
telah diakui atau telah diizinkan oleh pemegang
kewenangan dan diwajibkan bagi apoteker
(Urdang, G., 1951).
1974
1962 1972 1979 1995 2014
Ektra
FI 1 FI 2 FI 3 FI IV FI V
FI 2
Suplemen FI
Buku Suplemen Farmakope Indonesia berisi monografi baru maupun
monografi revisi yang dilengkapi dengan lampiran baru maupun revisi.
BPOM
Naskah
FI V
KEMENKES
Institusi
Pemerintah
Pakar
PT&Industri
Perorangan
MONOGRAFI
Panitia FI
Isi FI V
• Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pemberlakuan Farmakope Indonesia
• Keputusan Kepala Badan POM RI tentang Pembentukan Tim Pelaksana Penyusunan
Farmakope Indonesia
• Daftar Isi
• Kata Pengantar
• Sejarah Farmakope Indonesia
• Daftar Sediaan Umum
• Monografi (monografi sediaan umum, monografi bahan baku obat, monografi sediaan obat,
monografi eksipien, monografi alat kesehatan, monografi sediaan biologi, dan monografi
radiofarmasi)
• Lampiran (Pereaksi, Indikator, dan Larutan; Tabel dan Index)
• Daftar Perubahan
MONOGRAFI FARMAKOPE INDONESIA
Format Monografi Bahan Obat
• Nama generik dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris
• struktur molekul
• nama kimia lengkap dengan nomor CAS dan bobot molekulnya
• pernyataan kekuatan atau potensi bahan aktif dalam bahan yang
diperiksa
• pemerian bahan
• Kelarutan
• Identitas dan identifikasi
• kemurnian dan pengujiannya
• prosedur penetapan kadar bahan aktif
• wadah dan cara penyimpanan)
Format Monografi Obat
• nama obat jadi dalam bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris
• pernyataan kekuatan atau potensi bahan aktif dalam
sediaan yang dimaksud/diperiksa
• identitas dan identifikasi
• kemurnian dan cara pengujiannya
• kinerja obat dan pengujiannya (waktu hancur,
disolusi, keseragaman sediaan, dll)
• prosedur penetapan kadar atau potensi bahan aktif
dalam obat
• wadah dan penyimpanan.
Rumus Molekul
Pencantuman rumus molekul untuk bahan aktif,
pada suatu monografi, dimaksudkan untuk
memperlihatkan kesatuan secara kimia,
seperti disebutkan dalam nama kimia yang
lengkap dan mempunyai kemurnian mutlak
(100%).
Pemerian dan Kelarutan
Monografi dapat mencantumkan informasi
pemerian suatu bahan. Informasi ini secara
tidak langsung dapat membantu evaluasi
pendahuluan suatu bahan, tetapi tidak
dimaksudkan sebagai standar atau uji
kemurnian.
Istilah Kelarutan Jumlah bagian pelarut yg diperlukan untuk
melarutkan 1 bagian zat
Sangat mudah larut <1
Mudah larut 1-10
Larut 10-30
Agak sukar larut 30-100
Sukar larut 100-1000
Sangat sukar larut 1000-10000
Praktis tidak larut > 10000
Identifikasi
• Uji di bawah judul Identifikasi pada monografi dimaksudkan
sebagai suatu cara untuk membuktikan bahwa bahan yang
diperiksa mempunyai identitas yang sesuai dengan yang tertera
pada etiket.
• Cemaran lain yang tidak tercantum pada etiket bahan resmi adalah varian
standar jika jumlahnya 0,1% atau lebih besar. Total cemaran lain ditambah
cemaran yang dapat diidentifikasi dengan metode pada monografi tidak
lebih dari 2,0% (seperti yang tertera pada Cemaran Umum <481>), kecuali
dinyatakan lain dalam monografi
Beberapa kategori bahan aktif berikut ini tidak perlu memenuhi uji
persyaratan cemaran lain :
• Pernyataan “(1 dalam 10)” mempunyai arti 1 bagian volume cairan atau 1
bagian bobot zat padat yang harus diencerkan atau dilarutkan dalam sejumlah
pengencer atau pelarut yang sesuai untuk membuat bagian atau volume akhir
10.
• Bobot Jenis Adalah bobot suatu zat di udara pada suhu 25º
dibagi dengan bobot volume air yang setara pada suhu sama.
• Sebelum diisi wadah harus bersih. Prosedur pencegahan khusus dan pembersihan diperlukan untuk
menjamin agar tiap wadah bersih dan benda asing tidak masuk ke dalamnya atau mencemari bahan.
• Wadah dan tutup tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan di dalamnya baik secara kimia maupun
secara fisika, yang dapat mengakibatkan perubahan kekuatan, mutu atau kemurniannya hingga tidak
memenuhi persyaratan resmi.
• Kecuali dinyatakan lain, persyaratan wadah yang tertera di Farmakope juga berlaku untuk wadah yang digunakan
dalam penyerahan obat oleh Apoteker.
• Kemasan tersegel Wadah suatu bahan steril yang dimaksudkan
untuk pengobatan mata atau telinga, kecuali yang
disiapkan segera sebelum diserahkan atas dasar resep, harus
disegel sedemikian rupa hingga isinya tidak dapat digunakan
tanpa merusak segel
• Wadah tidak tembus cahaya Harus dapat melindungi isi dari
pengaruh cahaya, dibuat dari bahan khusus yang mempunyai
sifat menahan cahaya atau dengan melapisi wadah tersebut.
Wadah yang bening dan tidak berwarna atau wadah yang
tembus cahaya dapat dibuat tidak tembus cahaya dengan cara
memberi pembungkus yang buram. Dalam hal ini pada
etiket harus disebutkan bahwa pembungkus buram
diperlukan sampai isi dari wadah habis diminum atau
digunakan untuk keperluan lain.
• Wadah tertutup baik Harus melindungi isi terhadap masuknya bahan
padat dan mencegah kehilangan bahan selama penanganan,
pengangkutan, penyimpanan dan distribusi.
• Wadah tertutup rapat Harus melindungi isi terhadap masuknya bahan cair,
bahan padat atau uap dan mencegah kehilangan, merekat, mencair atau
menguapnya bahan selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan
distribusi, harus dapat ditutup rapat kembali. Wadah tertutup rapat dapat
diganti dengan wadah tertutup kedap untuk bahan dosis tunggal.
• Wadah dosis satuan Adalah wadah satuan tunggal untuk bahan yang digunakan
bukan secara parenteral dalam dosis tunggal, langsung dari wadah.
• Wadah dosis ganda Adalah Wadah satuan ganda untuk bahan yang digunakan
hanya secara parenteral.
• Lemari pembeku Menunjukkan ruangan dengan suhu
dipertahankan secara termostatik antara -20º dan -10º.
• Dingin Adalah kondisi suhu tidak lebih dari 8°, lemari pendingin
mempunyai suhu antara 2°dan 8°.
• Suhu Ruang Adalah suhu pada ruang kerja tidak lebih dari 30º.
SEDIAAN CAIR
B Larutan, Emulsi, Suspensi, Injeksi
SEDIAAN SEMI-PADAT
C Krim, Salep, Gel
REVIEW
D Resume dan Latihan Soal
SEDIAAN CAIR
D
• Sediaan parenteral
• ditujukan untuk penyuntikan melewati
kulit atau batas jaringan eksternal lain
• zat aktif mengalir langsung ke
pembuluh darah, organ, atau jaringan.
INJEKSI
• Memenuhi persyaratan Farmakope untuk
– Sterilitas
– Pirogen (bahan partikulat, dan kontaminan
lain, bila perlu mengandung bahan
penghambat pertumbuhan mikroba)
5 jenis tipe sediaan parenteral yang umum.
1. Injeksi [nama zat aktif]: sediaan cair yang berupa bahan obat atau larutannya;
2. [Nama zat aktif] untuk Injeksi : sediaan padat kering atau cairan pekat dengan
atau tanpa penambahan bahan pembawa yang sesuai, menghasilkan larutan
yang memenuhi persyaratan untuk injeksi;
3. Injeksi Emulsi [nama zat aktif] : sediaan cair zat aktif terlarut atau terdispersi
pada media emulsi yang sesuai;
4. Injeksi Suspensi [nama zat aktif] : sediaan cair dari padatan tersuspensi pada
media cair yang sesuai;
5. [Nama zat aktif] untuk Suspensi Injeksi : sediaan padat kering yang dengan
penambahan pembawa yang sesuai menghasilkan larutan yang memenuhi
persyaratan untuk suspensi injeksi.
Zat Pembawa Air
Air sebagai zat pembawa injeksi
memenuhi syarat Uji Pirogen <231>
atau Uji Endotoksin Bakteri <201>
Pengujian digunakan untuk bahan, sediaan, alat sesuai dengan farmakope yang
dipersyaratkan harus steril.
Hasil yang diterima menunjukkan bahwa tidak ada kontaminasi mikroba ditemukan
dalam sampel di bawah kondisi pengujian.
PENGUJIAN ASEPTIK
• Lingkungan aseptic
• Peralatan steril
• Media steril
Jumlah Min Sampel
• Inkubasi sebagian dari media pada
suhu yang sesuai selama 14 hari.
Tidak boleh ada pertumbuhan
mikroba.
Hasil
• Pengamatan visual adanya pertumbuhan mikroba dalam media.
– Jika bahan uji menimbulkan kekeruhan pada media sehingga tidak
dapat ditetapkan secara visual ada atau tidaknya pertumbuhan mikroba,
14 hari sejak mulai inkubasi, pindahkan sejumlah media (tiap tabung
tidak kurang dari 1 mL) ke dalam media segar yang sama, kemudian
inkubasi bersama-sama tabung awal selama tidak kurang dari 4 hari.
Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada
kulit atau selaput lendir.
Dasar salep ini adalah emulsi minyak dalam air antara lain Salep hidrofilik dan
lebih tepat disebut “Krim” (lihat Cremores). Dasar ini dinyatakan juga sebagai
“dapat dicuci dengan air” karena mudah dicuci dari kulit atau dilap basah,
sehingga lebih dapat diterima untuk dasar kosmetik. Beberapa bahan obat
dapat menjadi lebih efektif menggunakan dasar salep ini daripada Dasar salep
hidrokarbon. Keuntungan lain dari dasar salep ini adalah dapat diencerkan
dengan air dan mudah menyerap cairan yang terjadi pada kelainan
dermatologik.
Dasar Salep Larut Dalam Air
Kelompok ini disebut juga “dasar salep tak berlemak” dan terdiri dari
konstituen larut air. Dasar salep jenis ini memberikan banyak
keuntungan seperti dasar salep yang dapat dicuci dengan air dan
tidak mengandung bahan tak larut dalam air seperti parafin, lanolin
anhidrat atau malam. Dasar salep ini lebih tepat disebut “gel”
GEL
• Jeli
• sistem semipadat terdiri dari suspensi yang
dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau
molekul organik yang besar, terpenetrasi
oleh suatu cairan.
• Gel dua fase terdiri dari jaringan partikel
kecil yang terpisah
• Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul
organik yang tersebar merata dalam suatu
cairan
SEDIAAN OBAT MATA
• Salep mata
– memenuhi syarat Uji Sterilitas <71>
– mengandung bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk
mencegah pertumbuhan atau memusnahkan mikroba yang
mungkin masuk secara tidak sengaja bila wadah dibuka pada
waktu penggunaan
– harus bebas dari partikel kasar dan harus memenuhi syarat
kebocoran dan partikel logam pada Uji Salep Mata <1241>
• Larutan obat mata
– Cairan mata isotonik dengan darah dan mempunyai nilai
isotonisitas sesuai dengan larutan natrium klorida P 0,9%
• Suspensi obat mata
– Obat dalam suspensi harus dalam bentuk termikronisasi agar
tidak menimbulkan iritasi dan atau goresan pada kornea
Uji Salep mata
• Bahan Tambahan
– Harus steril
• Wadah
– termasuk penutup untuk salep mata tidak boleh berinteraksi secara fisika atau kimia dalam bentuk
apapun dengan sediaan yang dapat mengubah kekuatan, mutu atau kemurniaan di luar
persyaratan resmi pada kondisi umum atau biasa pada saat penanganan, pengiriman,
penyimpanan, penjualan dan penggunaan
• Partikel Logam
– Pengamatan mikroskop perbesaran 30x, hitung jumlah partikel logam yang berukuran >50 μm.
– MS : 10 tube tidak lebih dari 50 partikel dan tidak lebih dari 1 tube mengandung 8 partikel
– TMS: +20 tube: 30 tube tidak lebih dari 150 partikel dan tidak lebih dari 3 tube masing-masing
mengandung 8 partikel.
• Kebocoran
– Tube dipanaskan dalam oven
– tidak ada kebocoran diamati dari 10 tube uji pertama, atau kebocoran yang diamati tidak lebih dari
satu dari 30 tube yang diuji.
REVIEW
D
Tablet :
berbentuk bulat atau lonjong, berwarna
putih / …., dg penandaan misal – garis pada
satu sisi dan nama obat / pabrik pada sisi lain Kf
Kapsul :
berwarna merah-putih, berisi serbuk /
granul berwarna .....
Dg penandaan .....(nama obat)
pada cangkangnya
TABLET / KAPSUL
IDENTIFIKASI
Seperti pd bahan baku, dg / tanpa pemisahan
UJI DISOLUSI
KESERAGAMAN SEDIAAN
Keragaman Bobot
Keseragaman Kandungan
UJI KEMURNIAN
PENETAPAN KADAR
Seperti pd bahan baku
KESERAGAMAN SEDIAAN TABLET / KAPSUL
• Pilih ≥ 30 tab
Tablet tdk bersalut :
• Timbang saksama 10 tab satu per satu (a1-a10) à Hitung
bobot rata-rata (aR)
• Tetapkan kadar 20 tab à P %
• Hitung jumlah zat aktif dari masing-masing 10 tab (zat aktif d
ianggap terdistribusi sempurna / homogen)
KERAGAMAN BOBOT TABLET
KRITERIA
A. Harga rata2 dari harga batas yg tertera pada def
inisi potensi dlm tiap
monografi ≤ 100,0 %
Persyaratan keseragaman dosis
85,0 % - 115,0 % dari etiket
Simpangan baku relatif (SBR) ≤ 6,0 %
• Jika 1 satuan : di luar 85,0 - 115,0 % dan tdk ada satuan terletak antara
75,0-125,0 % atau jika SBR > 6,0 % atau kedua kondisi TMS à uji 20 ta
b tambahan
• Cara Perhitungan :
Jika 1 satuan < 85 ,0 % tapi > 75,0
a1/aR x P% = k1 % %
>115,0 % tapi < 125,0 %
Atau
a10/aR x P% = k10 % SBR > 6,0 % à TMS
Ulangi 20 tab à timbang saksama (
b1-b20) à rata-rata bR
b1/bR x P% = L1 %
b20/bR x P% = L20 %
à k1-k10 %, L1-L20 % (30 hasil uji)
à MS, jika tdk lebih dari 1 satuan dari 30 : di luar 8
5,0 – 115,0 % dr etiket dan tdk satupun di luar
75,0 – 125,0 % dari etiket dan SBR dari 30 satuan ≤
7,8 %
c10
k10
Bobot isi kapsul :
k1 – c1 = Q1
K10 – c 10 = Q10
Rata2 QR
• Persyaratan keseragaman dosis 85,0 – 115,0 % dari etiket, SBR ≤
6,0 %
• Cara Perhitungan
Q1/QR x P% = r1 %
Q10/QR x P % = r10 %
àSyarat : terletak dlm rentang 85,0 – 115,0 % dr etiket
SBR 10 satuan ≤ 6,0 %
àTMS, jika 2 atau 3 satuan terletak di luar 85,0 – 115,0 % dar
i etiket, ttp tdk di luar 75,0 – 125,0 % dari etiket atau jika SBR > 6,
0 % atau jika kedua kondisi gagal à uji tambahan 20 kapsul
Uji tambahan 20 kapsul
à Syarat dr 30 kapsul MS, jika tdk lbh dari 3 (≤3) satuan dari 3
0 satuan terletak di luar 85,0 – 115,0 % dr etiket dan tidak
ada satuan di luar 75,0 – 125,0 % dr etiket dan SBR dari 30 s
atuan ≤ 7,8 %
Kapsul Lunak :
• Seperti pd kaps keras, potong kaps dg gunting /
pisau, bersih, cuci cangkang kapsul dg pelarut
sesuai. Pada suhu kamar ≤ 20 menit : pelarut m
enguap
• Pilih 30 tablet
• Tetapkan 10 tablet
• Timbang saksama satu per satu tablet à
tetapkan kadar zat aktif dalam tiap tablet
T1 à tetapkan bobot à tetapkan kadar
Dari 10 kadar :
T2
Syarat à 85,0-115,0 %
dr etiket
SBR ≤ 6,0 %
T10 à tetapkan bobot à tetapkan kadar
àJika TMS
Lakukan uji tambahan 20 tablet
Syarat untuk MS :
dari 30 kadar dalam rentang
75,0 % - 125,0 % dari etiket dengan
SBR ≤ 7,8 %
UJI DISOLUSI
• Suhu tangas air : 36,5 – 37,5 º
• Media : sesuai monografi,
jika tidak FI/USP : 900 ml
BP : 1000 ml
• BP : awaudarakan à buang gasnya
• USP : gas terlarut tidak boleh mengganggu
• Titik sampling
FI/USP : 1cm dari dinding, tengah2 antara
bagian atas keranjang / dayung
dan permukaan media
BP : di tengah antara keranjang dan sisi
pada tengah-tengah keranjang
• Posisi Keranjang / dayung
FI / USP : 2,5 ! 0,2 cm
BP : 2,0 ! 0,2 cm
• Jumlah sampel
FI / USP : Berturut-turut 6; 6; 12 sampai
memenuhi syarat
BP : 5 + 5 berturut-turut untuk 100 % dari 5
• Catatan :
Beda waktu memasukkan sampel ke dlm wada
h (alat : Dayung tergantung kecepatan samplin
g analis)
App. 2 The rotating paddle (Dayung)
• Sampel Tunggal ( Unit sample )
– Kecuali dinyatakan lain, persyaratan disolusi dipenu
hi bila jumlah zat aktif yang larut sesuai dengan tab
el penerimaan Sampel Tunggal berikut.
– Teruskan pengujian hingga S3 bila persyaratan S1
atau S2 tidak dipenuhi.
Tabel Penerimaan Sampel Tunggal (Unit Sample)
Jml unit
Tahap Kriteria Penerimaan
yang diuji
S1 6 Tiap unit ≥ Q + 5%
S2 6 Rata-rata 12 unit (S1+S2) ≥ Q,
dan tidak ada unit ≤ Q – 15%.
S3 12 Rata-rata 24 unit (S1+S2+S3) ≥ Q,
tidak lebih dari 2 unit ≤ Q – 15%,
dan tidak ada unit < Q – 25%.
Jml unit
Tahap Kriteria Penerimaan
yg diuji
S1 6 Jumlah rata-rata terlarut ≥ Q+10%
S2 6 Jumlah rata-rata terlarut
(S1+S2) ≥ Q + 5%.
S3 12 Jumlah rata-rata terlarut
(S1+S2+S3) ≥ Q.
D
D
Thank you
Pertanyaan dan diskusi?
roseline@istn.ac.id
Analisis Farmasi
KROMATOGRAFI
Apt. Roseline Sitorus, M.Sc
roseline@istn.ac.id
FakultasFarmasi
InstitutSainsdan TeknologiNasional
FARMAKOPE ed. VI
Identifikasi § Larutan uji dan Larutan baku yang dibuat dari Baku Pembanding FI
sesuai dengan zat yang diidentifikasi, dalam pelarut dan kadar
secara KLT yang sama dengan Larutan uji, kecuali dinyatakan lain dalam
masing-masing monografi.
Rf bercak utama A = B
§ Lempeng (fase tetap) :silika gel P, 0,25 mm
§ Fase gerak : tertera dlm monografi
§ Penotolan : 20 µl lar uji dan lar baku
Alirkan gas N2 utk mengeringkan bercak
§ Mskkan lempeng ke dalam bejana
kromatografi yg tlh dijenuhkan (dgn kertas
saring)
§ Biarkan fase gerak merambat ± ¾ tinggi
Prosedur KLT lempeng
§ Angkat lempeng, keringkan di udara
§ Amati lempeng dgn penampak bercak
§ Tentukan intensitas relatif bercak lain selain
bercak utama lar uji dg membandingkan
kromatogram lar baku
Jumlah cemaran tdk lbh dr 2,0% k.d.l dlm
monografi
1. Cahaya UV 254nm dan 366nm
2. Iodoplatinat LP
roseline@istn.ac.id