You are on page 1of 25

KEWARGANEGARAAN

Pengertian, Penentuan, Persoalan, Hak dan Kewajiban, dan Ketentuan UU Mengenai Warga Negara Indonesia

Khairil Akbar | Dosen Fakultas Hukum | Universitas Syiah Kuala

Khairil Akbar kha__bar 0823 6062 0700


Pengertian

➢ Warga Negara
▪ Warga Negara (citizen) adalah anggota dari suatu komunitas atau yang
menjadi bagian dari suatu penduduk yang menjadi unsur negara. Dahulu
disebut kawula negara, sekarang lazim disebut warga negara.
▪ Yang menjadi Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia
asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang
sebagai warga negara.
▪ Sesuai dengan sebuatannya, warga negara bukan lagi hamba, melainkan
peserta, anggota atau warga dari suatu negara.
➢ Kewarganegaraan
▪ keanggotaan yang menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara dengan
warga negara.
▪ segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara. Dalam
kewarganegaraan, tercipta ikatan antara individu dengan negara, dimana
individu secara politis dan yuridis merupakan anggota penuh dari negara dan
berkewajiban untuk setia kepada negara; sebaliknya negara berkewajiban
melindungi setiap warga negaranya.
Kewarganegaraan dalam Islam
Penjelasan
■ Istilah yang digunakan dalam ayat adalah orang-orang
yang beriman. Jika dipandang telah terbentuk suatu
negara pada saat ayat ini diturunkan, maka istilah yang
digunakan adalah mukmin/orang yang beriman.
■ Orang beriman itu terbagi menjadi dua:
1. ‫ َها َج ُروا َو َجا َهدُوا‬yang kemudian menjadi muhajirin
(‫ ;)المهاجرون‬dan
2. ‫ص ُروا‬
َ َ‫ َآو ْوا َون‬yang kemudian menjadi anshar (‫)ألنصار‬.
Kemudian
■ Di Madinah (pasca hijrah) Nabi membuat sebuah piagam
(semacam konstitusi) yang ia sebut dengan ‫صحيفة المدينة‬
(Piagam Madinah) atau dengan istilah lain adalah sebuah kitab
sebagaimana kalimat awal piagam ini yang berbunyi:

“‫”هذا كتاب من محمد النبي صلىی هللا عليه وسلم بين المؤمنين والمسلمين‬
Artinya:
“Ini adalah piagam dari Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬antara muslim dan
mukmin.”
■ Muslim dan mukmin itu berasal dari Quraisy dan Yatsrib
(sekarang Madinah), dan yang mengikuti mereka,
menggabungkan diri dan berjuang bersama mereka.
Lanjutan
■ Dan semua mereka (mukmin dan muslim) adalah umat yang
satu (ummatan wahidah).
■ Menariknya, fakta historis itu jelas bahkan tertulis di
dalam piagam Madinah itu sendiri bahwa yang mengadakan
perjanjian tidak hanya orang Islam (muslim) yang oleh
orang sekarang disamakan dengan orang beriman (mukmin),
melainkan juga orang-orang Yahudi.
■ Padahal lumrah kita ketahui (mungkin juga diyakini),
mukmin dan muslim di hari ini merujuk kepada satu entitas,
yaitu orang-orang Islam itu sendiri. Sedangkan Yahudi
merupakan orang-orang kafir sebagaimana orang-orang
Nasrani (Kristen). Demikian mayoritas kita meyakininya.
Lanjutan
■ Mengikuti apa yang dipahami hari ini, maka yang berjanji
dalam piagam Madinah itu adalah: 1. orang-orang Islam
atau beriman dari kalangan muhajirin dan anshar dan 2.
orang-orang Yahudi dari beberapa keturunan di Yatsrib
(Madinah).
■ Anshar sendiri merujuk kepada orang-orang Madinah yang
kemudian dibatasi hanya kepada muslim Madinah.
■ Sedangkan dari kalangan muhajirin (orang-orang Mekah
yang berhijrah) tidak ada satupun dari kalangan Yahudi
maupun kelompok lainnya. Justru, berdasarkan ayat
sebelumnya, mukmin yang tidak berhijrah tidak lagi
menjadi kewajiban dalam melindungi mereka
(kemungkinannya ada orang-orang beriman namun tidak
berhijrah).
Lanjutan
Jauh pada periode berikutnya (setelah Nabi wafat),
para ahli fikih (fiqh) mengkategorikan warga negara
menjadi:
Islam/Muslim Kaum Dzimmy/Kafir Dzimmy

• Semua warga negara muslim yang terdapat • Yaitu kaum non muslim yang
beban tugas untuk menyelenggarakan bersedia tetap setia dan taat kepada
kehidupan sejalan dengan tradisi Islam. Negara Islam. Islam memberi
Kepada mereka sajalah negara menegakkan jaminan perlindungan kehidupan,
hukum-hukumnya secara keseluruhan dan nafkah, dan kekayaaan, serta
memerintahkan mereka untuk
melaksanakan semua kewajiban agama, jaminan kebudayaan, keimanan dan
moral, budaya dan politik. Negara martabat kepada mereka.
mewajibkan kewajiban bela negara kepada
mereka.
Sekarang
■ Kecuali di negara-negara Islam, beberapa negara yang
mayoritasnya muslim telah membuang jauh-jauh
konsep muslim dan kafir dalam konstitusi mereka.
■ Indonesia misalnya, muslim dan non-muslim dipandang
sama (status, hak, kewajiban, dll) sebagai Warga
Negara Indonesia.
■ Bahkan, mereka yang merupakan keturunan dan telah
menjadi WNI kini boleh menduduki jabatan-jabatan
strategis termasuk Presiden/Wakil Presiden
Indonesia.
Pengertian Kewarganegaraan dibagi menjadi:

Yuridis dan Formil dan


Sosiologis Materil
Penduduk Negara dapat dibagi
menjadi warga negara dan
yang bukan warganegara.
Warga negara memiliki
hubungan yang tidak terputus
dengan tanah airnya, dengan
Yuridis: UUD negaranya, walupun yang
Kewarganegaraan yang Formil: menunjuk pada bersangkutan berada diluar
ditandai dengan adanya tempat negeri, selama yang
ikatan hokum antara kewarganegaraan. bersangkutan tidak
orang-orang dan Negara. memutuskan hubungannya.
Sedangkan penduduk yang
bukan warga negara,
hubungannya adalah selama
Sosiologis: yang bersangkutan bertempat
Materil: menunjuk pada
Kewarganegaraan yang tinggal dalam wilayah Negara
akibat hukum dari status
diikat oleh ikatan tersebut.
kewarganegaraan, yaitu
emosional, seperti
adanya hak dan
ikatan keturunan,
kewajiban warga Negara.
primordial, sejarah dll.
Penentuan Pewarganegaraan
Penentuan kewarganegaraan
dikenal tiga asas berikut:
yang menyatakan bahwa
kewarganegaraan sesseorang
ditentukan dari tempat
Ius Soli dimana orang tersebut
dilahirka

yang menyatakan bahwa Meskipun orang tidak dapat memenuhi dua


kewarganegaraan seseorang Ius prinsip di atas,namun dapat juga
ditentukan berdasarkan Naturalisasi memperoleh kewarganegaraan dengan jalan
Sanguinis pewarganegaraan atau naturalisasi. Setiap
keturunan dari orang Negara memiliki mekanisme tersendiri
terkait dengan naturalisasi ini
tersebut.
ASAS LAIN YANG BERKAITAN DENGAN KEWARGANEGARAAN
 Asas Ius Sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara
tempat kelahiran.
 Asas Ius Soli (law of the soil) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan terbatas
bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang
 Asas Kewarganegaraan Tunggal adalah asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang.
 Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas adalah asas yang menentu-kan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam Undang-Undang
 Asas Kepentingan Nasional, adalah asas yang menentukan bahwa peraturan
kewarganegaraan mengutamakan kepentingan nasional Indonesia, yang
bertekad mempertahankan kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang
memiliki cita-cita dan tujuannya sendiri.
 Asas Perlindungan Maksimum, adalah asas yang menentukan bahwa pemerintah
wajib memberikan perlidungan penuh kepada setiap Warga Negara Indonesia
dalam keadaan apapun baik di dalam maupun di luar negeri.
Lanjutan
 Asas Persamaan di dalam Hukum dan Pemerintahan, adalah asas yang menentukan
bahwa setiap Warga Negara Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama di dalam
hukum dan pemerintahan.
 Asas Kebenaran Substantif, adalah prosedur pewarganegaraan seseorang tidak hanya
bersifat administratif, tetapi juga disertai substansi dan syarat-syarat permohonan yang
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
 Asas Non Diskriminatif, adalah asas yang tidak membedakan perlakuan dalam segala hal
ikhwal yang berhubungan dengan warga negara atas dasar suku, ras, agama, golongan,
jenis kelamin dan gender.
 Asas Pengakuan dan Penghormatan terhadap HAM, adalah asas yang dalam segala hal
ikhwal yang berhubungan dengan warga negara harus menjamin, melindungi, dan
memuliakan hak asasi manusia pada umumnya dan hak warga negara pada khususnya.
 Asas Keterbukaan, adalah asas yang menentukan bahwa dalam segala hal ihwal yang
berhubungan dengan warga negara harus dilakukan secara terbuka.
 Asas Publisitas, adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang memperoleh atau
kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia agar masyarakat mengetahuinya.
Pasal 26 UUD 1945 Menentukan bahwa:

1. Yang menjadi warga


negara ialah orang-orang 2. Penduduk ialah
3. Hal-hal mengenai warga
bangsa Indonesia asli dan warganegara Indonesia dan
Negara dan penduduk diatur
orang-orang bangsa lain yang orang asing yang bertempat
dengan undang-undang
disahkan dengan undang- tinggal di Indonesia.
undang sebagai warga Negar
Persoalan Kewarganegaraan
■ Penentuan kewarganegaraan dengan cara berbeda-beda oleh setiap
Negara dapat menciptakan persoalan kewarganegaraan bagi seorang
warga negara.
■ Persoalan kewarganegaraan yang dapat terjadi ialah munculnya
apatride dan bipatride.
■ Apatride adalah sebutan untuk orang-orang yang tidak memiliki
kewarganegaraan.
■ Bipatride adalah sebutan untuk orang-orang yang memiliki
kewarganegaraan rangkap (dua).
■ Bahkan, dapat muncul multipatride yaitu sebutan untuk orangorang
yang memiliki kewarganegaraan banyak (lebih dari dua).
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA RI
Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan
oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut
secara paksa olehnya
Hak Dasar, sebagai warga negara dalam berbagai bidang kehidupan, antara lain:
1. menyatakan diri sebagai warga negara dan penduduk Indonesia atau ingin
menjadi warga negara suatu negara (Pasal 26)
2. bersamaan kedudukan di dalam hukum & pemerintahan (Pasal 27 ayat (1))
Hak sifatnya 3. memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak (Pasa127 ayat (2))
fakultatif, boleh 4. kemerdekaan berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran lisan dan
diambil, boleh tulisan sesuai dengan undang-undang (Pasal 28)
tidak. Berbeda 5. jaminan memeluk salah satu agama dan pelaksanaan ajaran agamanya
dengan kewajiban masing-masing (Pasal 29 ayat (2))
yang bersifat 6. ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (Pasal30)
memaksa 7. mendapat pendidikan (Pasal 31)
(imperatif).
8. mengembangkan kebudayaan nasional (Pasal 32)
9. mengembangkan usaha-usaha dalam bidang ekonomi (Pasal 33),
memperoleh jaminan pemeliharaan dari pemerintah sebagai fakir miskin
(Pasal 34).
KEWAJIBAN DASAR WARGA NEGARA

1. menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan


(Pembukaan UUD 1945, alinea I)
2. menghargai nilai-nilai persatuan, kemerdekaan dan kedaulatan
bangsa (Pembukaan UUD 1945, alinea II)
3. menjunjung tinggi dan setia kepada konstitusi negara dan dasar
negara (Pembukaan UUD 1945, alinea IV)
4. setia membayar pajak untuk negara (Pasal 23 ayat 2)
5. wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan dengan tidak
ada kecualinya (Pasal 27 ayat 1)
6. wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara
(Pasal 30 ayat 1).
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA DALAM PELAKSANAAN DEMOKRASI

– Hak dibidang Politik


hak untuk memilih dipilih, mendirikan dan memasuki suatu
organisasi sosial politik, dan ikut serta dalam pemerintahan.
– Hak dibidang Pendidikan
hak untuk memperoleh pendidikan, mengembangkan karir
pendidikan, mendirikan lembaga pendidikan swasta, dan ikut
serta menangani pendidikan.
– Hak dibidang Ekonomi
hak untuk memperoleh pekerjaan, memperoleh penghidupan
yang layak, hak memiliki barang, dan hak untuk berusaha.
– Hak dibidang Sosial Budaya
hak untuk mendapat pelayanan sosial, kesehatan, pendidikan
penerangan hak untuk mengembangkan bahasa, adat-istiadat
dan budaya daerah masing-masing, dan hak untuk mendirikan
lembaga sosial budaya.
WARGA NEGARA INDONESIA MENURUT UNDANG-UNDANG
NOMOR 12 TAHUN 2006
■ Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundangan atau berdasarkan
perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain sebelum
Undang-undang ini berlaku sudah menjadi Warga Negara Indonesia.
■ Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga
Negara Indonesia.
■ Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara
Indonesia dan ibu warga negara asing.
■ Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara
asing dan ibu Warga Negara Indonesia.
■ Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara
Indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum
negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak
tersebut.
■ Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya Warga Negara
Indonesia.
■ Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara
Indonesia.
Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada
waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
Anak yang baru lahir yang ditemukan di Wilayah Negara Republik
Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahu.
Anak yang lahir di Wilayah Negara Republik Indonesia apabila ayah
dan ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya.
Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari
seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan
dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan.
Anak dari seorang ayah atau. ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
Anak Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinan yang sah,
belum berusia 18 (delapan betas) tahun atau belum kawin diakui
secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing tetap diakui
sebagai Warga Negara Indonesia.
Anak Warga Negara Indonesia yang belum berusia 5 (lima) tahun
diangkat secara sah sebagai anak oleh warga negara asing
berdasarkan penetapan pengadilan tetap diakui sebagai Warga Negara
Indonesia.
CARA MEMPEROLEH KEWARGANEGARAAN INDONESIA
■ Permohonan (Naturalisasi). Permohonan Pewarganegaraan menurut
UU No 12 Tahun 2006 dapat diajukan oleh pemohon jika memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
1. Telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin.
2. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di
wilayah negara Republik Indonesia paling singkat 5 (lima ) tahun
berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh puluh) tahun tidak
berturut-turut.
3. Sehat jasmani dan rohani.
4. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
5. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana
yang diancam dengan pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih.
6. Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia,
tidak menjadi berkewarganegaraan ganda.
7. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap.
8. Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.
■ Pernyataan Menjadi Warga Negara Indonesia (perkawinan)
– Pernyataan dilakukan oleh Warga negara asing yang kawin secara sah
dengan Warga Negara Indonesia di hadapan Pejabat
– Pernyataan dilakukan apabila yang bersangkutan sudah bertempat
tinggal di wilayah negara Republik Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun
berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak berturutturut.
■ Diberikan Kewarganegaraan Indonesia
Orang asing yang telah berjasa kepada Negara Republik Indonesia atau
dengan alasan kepentingan negara dapat diberi Kewarganegaraan Republik
Indonesia oleh Presiden setelah memperoleh pertimbangan DPR.
■ Penetapan Pengadilan
Anak warga negara asing yang belum berusia 5 (lima) tahun yang diangkat
secara sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh Warga Negara
Indonesia
■ Dengan Sendirinya Menjadi Warga Negara Indonesia
Anak yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin, berada
dan bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia, dari ayah atau ibu
yang memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia
KEHILANGAN KEWARGANEGARAAN INDONESIA

1. memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri.


2. tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain.
3. dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas
permohonan-nya sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18
(delapan betas) tahun atau sudah kawin, bertempat tinggal di luar
negeri.
4. masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari
Presiden.
5. secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam
dinas semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan hanya dapat dijabat oleh Warga Negara
Indonesia
6. secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia
kepada negara asing atau bagian dari negara asing tersebut
7. tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang
bersifat ketatanegaraan untuk suatu negara asing
6. mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara
asing atau surat yang dapat diartikan sebagai tanda
kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas
namanya
7. bertempat tinggal di luar wilayah Negara Republik Indonesia
selama 5 (lima) tahun terus-menerus bukan dalam rangka dinas
negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak
menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi Warga Negara
Indonesia sebelum jangka waktu 5 (lima) tahun itu berakhir,
dan setiap 5 (lima) tahun berikutnya yang bersangkutan tidak
mengajukan pernyataan ini dengan tetap menjadi Warga
Negara Indonesia kepada Perwakilan Republik Indonesia yang
wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal yang bersangkutan,
padahal Perwakilan Republik Indonesia tersebut telah
memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan,
sepanjang yang bersangkutan tidak menjadi/tanpa
kewarganegaraan.
8. Menikah dengan warga negara asing, jika hukum negara asal
suami atau istri, mengharuskan kewarganegaraan mengikuti
negara suami atau istrinya tersebut.
CARA MEMPEROLEH KEMBALI KEWARGANEGARAAN YANG HILANG
 Mengajukan permohonan memperoleh kewarganegaraan
melalui prosedur naturalisasi.
 Apabila kehilangan kewarganegaraan karena bertempat
tinggal di luar negeri 5 tahun berturut-turut tanpa
pemberitahuan, dapat memperoleh kewarganegaraan
dengan mengajukan permohonan tanpa prosedur naturalisasi
kepada menteri atau perwakilan RI di luar negeri.
 Apabila kehilangan kewarganegaraan karena perkawinan
dengan warga negara asing, dapat mengajukan permohonan
kewarganegaran kembali apabila putus hubungan
perkawinan yang dimaksud.

You might also like