Professional Documents
Culture Documents
Makalah Sistem Pentanahan Transformator Distribusi Fajri Anugerah Pratama
Makalah Sistem Pentanahan Transformator Distribusi Fajri Anugerah Pratama
Disusun Oleh :
Fajri Anugerah Pratama
30602200148
1.1 Permasalahan
Listrik merupakan kebutuhan utama bagi masyarakat saat ini untuk memenuhi
kebutuhan hidup mereka sehari-hari.Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem yang
dapat memberikan pasokan listrik yang baik agar dapat mendistribusikan energi
listrik ke seluruh lapisan masyarakat. Dengan demikian untuk menjaga serta
mengamankan pemakai serta peralatan listrik, diperlukan sebuah sistem yaitu
sistem pentanahan pada jaringan distribusi itu sendiri. Sistem pentanahan pada
transformator distribusi digunakan sebagai pengaman langsung terhadap peralatan
dan manusia bila terjadinya gangguan tanah atau kebocoran arus akibat kegagalan
isolasi dan tegangan lebih pada peralatan transformator distribusi. Oleh karena itu,
diperlukan sistem pentanahan yang baik sebagai pengaman langsung terhadap
peralatan dan manusia apabila terjadi gangguan tanah atau kebocoran arus dan
tegangan lebih pada transformator distribusi. Namun dalam penerapannya masih
banyak kondisi sistem pentanahan yang tidak sesuai standar yang ditetapkan.
Sistem pentanahan yang baik menurut Standar Nasional Indonesia nilai tahanannya
adalah harus kurang dari 5 ohm. Dengan begitu pentingnya sistem pentanahan ini
guna mempertahanankan kontinuitas pasokan listrik ke konsumen.
1.2 Sebab
Transformator distribusi merupakan jantung dari jaringan distribusi tenaga
listrik 20 kV. Transformator distribusi diharapkan bekerja terus-menerus untuk
mensuplai tenaga listrik ke pelanggan. Timbulnya gangguan pada transformator
distribusi mengakibatkan kerusakan pada trafo dan terputusnya penyaluran tenaga
listrik ke pelanggan. Gangguan pada transformator distribusi dapat diakibatkan
terjadinya hubung singkat eksternal, kegagalan isolasi, akibat petir, kegagalan
proteksi, kelemahan tap changer, kurangnya pemeliharaan, kesalahan operasional,
proses penuaan, kerusakan atau kebocoran packing, kebocoran pada bushing dan
penyebab gangguan lainnya. Studi kasus pada jaringan distribusi 20 kV di PT. PLN
(Persero), menunjukkan tingginya gangguan yang terjadi pada transformator
distribusi. Gangguan karena hubung singkat 6,25 %, karena kegagalan isolasi 31,25
%, akibat petir 37,5 %, karena kegagalan proteksi 4,17 %, karena kurangya
pemeliharaan 2,08 %, karena kesalahan operasional 4,17 %, karena proses penuaan
10,42 %, karena kebocoran bushing 2,08 % dan karena penyebab lain 2,08 %.
Terlihat bahwa gangguan terbanyak adalah akibat petir, yaitu sebanyak 37,5 %.
1.3 Akibat/Dampak
Bila surja dengan tegangan yang sangat tinggi merambat pada saluran dan
menerpa transformator, maka timbul tegangan lebih pada transformator. Tegangan
lebih tersebut akan terdistribusi secara tidak seragam pada belitan transformator
sehingga menyebabkan tekanan (stresses) dan dapat mengakibatkan kerusakan
pada transformator dan mengganggu pelayanan daya listrik akibat yang
ditimbulkan oleh surja tegangan terhadap peralatan tenaga listrik ini, maka
diperlukan koordinasi isolasi antara peralatan listrik dengan alatalat pelindung yang
dipasang sehingga ada korelasi antara daya isolasi peralatan listrik dan karakteristik
alat-alat pelindungnya.
1.4 Solusi
Sistem pentanahan adalah sistem hubungan penghantar yang menghubungkan
sistem, badan peralatan dan instalasi dengan bumi/tanah sehingga dapat
mengamankan manusia dari sengatan listrik, dan mengamankan komponen-
komponen instalasi dari bahaya tegangan/arus abnormal. Oleh karena itu, sistem
pentanahan menjadi bagian esensial dari sistem tenaga listrik. Pentanahan tidak
terbatas pada sistem tenaga saja, namun mencakup juga sistem peralatan elektronik,
seperti telekomunikasi, komputer, dan lain-lain. Secara umum, tujuan sistem
pentanahan adalah menjamin keselamatan orang dari sengatan listrik baik dalam
keadaan normal atau tidak dari tegangan sentuh dan tegangan langkah, menjamin
kerja peralatan listrik/elektronik, mencegah kerusakan peralatan listrik/elektronik,
dan menyalurkan energi serangan petir ke tanah.
Agar sistem pentanahan dapat bekerja secara efektif, harus memenuhi persyaratan-
persyaratan sebagai berikut :
1. Membuat jalur impedansi rendah ke tanah untuk pengamanan personil dan
peralatan, menggunakan rangkaian efektif.
2. Dapat melawan dan menyebarkan gangguan berulang dan arus akibat surja
hubung (surge currents).
3. Menggunakan bahan tahan korosi terhadap berbagai kondisi kimiawi
tanah, untuk meyakinkan kontinuitas penampilannya sepanjang umur
peralatan yang dilindungi.
4. Menggunakan sistem mekanik yang kuat namun mudah pelayanan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA & DASAR TEORI
Pentanahan tidak terbatas pada sistem tenaga saja, namun mencakup juga sistem
peralatan elektronik, seperti telekomunikasi, komputer, dan lain-lain. Secara
umum, tujuan sistem pentanahan adalah menjamin keselamatan orang dari sengatan
listrik baik dalam keadaan normal atau tidak dari tegangan sentuh dan tegangan
langkah, menjamin kerja peralatan listrik/elektronik, mencegah kerusakan
peralatan listrik/elektronik, dan menyalurkan energi serangan petir ke tanah.
Agar sistem pentanahan dapat bekerja secara efektif, harus memenuhi
persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
1. Membuat jalur impedansi rendah ke tanah untuk pengamanan personil
dan peralatan, menggunakan rangkaian efektif.
2. Dapat melawan dan menyebarkan gangguan berulang dan arus akibat
surja hubung (surge currents).
3. Menggunakan bahan tahan korosi terhadap berbagai kondisi kimiawi
tanah, untuk meyakinkan kontinuitas penampilannya sepanjang umur
peralatan yang dilindungi.
4. Menggunakan sistem mekanik yang kuat namun mudah pelayanan.
Menurut buku 1 PLN tujuan pentanahan pada suatu sistem tenaga listrik secara
umum adalah :
1. Memberikan perlindungan terhadap bahaya listrik bagi pemanfaat listrik
dan lingkungannya
2. Mendapatkan keandalan penyaluran pada sistem baik dari segi kualitas,
keandalan ataupun kontinuitas penyaluran tenaga listrik
3. Membatasi kenaikan tegangan pada fasa yang tidak terhubung tanah dan
nilai tegangan kerja minimal
Fungsi utama sistem pengetanahan adalah untuk memperbaiki :
1. Arus gangguan hubung singkat yang tidak terlalu besar, sehingga bahaya
yang ditimbulkan tidak berlebihan, namun sensitivitas rele proteksi masih
dapat dipertahankan.
2. Tegangan lebih yang terjadi pada phasa yang tidak terganggu tidak terlalu
besar sehingga batas isolasi peralatan dapat dipertahankan atau dikurangi.
Stabilitas dan kontinuitas penyaluran beban dapat terjamin.
2.2 Jenis Sistem Pentanahan
a. Pentanahan Sistem
Sistem dengan titik netral ditanahkan adalah suatu sistem yang titik netral
dari sistem tersebut sengaja dihubungkan ke tanah, baik melalui impedansi
maupun secara langsung.
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa pentanahan peralatan dilakukan melalui
sistem pentanahan yang berbeda dengan pentanahan titik netral. Pada sistem ini titik
netralnya disambungkan langsung ke tanah, namun bagian – bagian instalasi yang
konduktif disambungkan ke elektroda pentanahan (Ground) yang berbeda (berdiri
sendiri).
Dalam sistem ini, kabel netral dan kabel pengaman (pembumian) digabungkan
menjadi satu kesatuan. Setiap bagian dari sistem memiliki saluran PEN, yang
merupakan kombinasi saluran N dan PE. Di sini, setiap bagian dari sistem memiliki
saluran PEN yang sama.
Pada sistem pentanahan ini saluran netral dan saluran penagman dijadikan menjadi
satu saluran pada sebagian sistem dan terpisaj pada sebagian sistem lainnya. Pada
gambar di atas dijelaskan bahwa sistem bagian 1 dan 2 memiliki konduktor PEN
tunggal (gabungan) sedangkan pada sistem 3 menggunakan dua konduktor yaitu PE
netral dan terpisah.
Pada sistem pentanahan ini terdapat garis netral dan garis pengaman pada
keseluruhan sistem. Oleh karena itu, semua sistem memiliki dua saluran N dan PE
yang terpisah.
1.Sistem Grid
2. Sistem Rod
Pada sistem ini untuk memperkecil tahanan pentanahan, maka batang
konduktor dapat diperbanyak penanamannya. Apabila terjadi arus gangguan
ketanah, maka arus gangguan ini akan mengakibatkan naiknya gradient tegangan
permukaan tanah. Besarnya tegangan maksimum yang timbul tersebut sebanding
dengan tahanan pentanahan.
Yang menentukan tahanan jenis tanah ini tidak hanya tergantung pada jenis tanah
saja melainkan dipengaruhi oleh kandungan moistur, kandungan mineral yang
dimiliki dan suhu (suhu tidak berpengaruh bila di atas titik beku air). Oleh karena
itu, tahanan jenis tanah bisa berbeda-beda dari satu tempat dengan tempat yang lain
tergantung dari sifat-sifat yang dimilikinya. Sebagai pedoman dasar, tabel berikut
ini berisikan tahanan jenis tanah yang ada di Indonesia.
Tanah rawa 30
Sebelum melakukan tindakan lain, yang pertama untuk diketahui terlebih dahulu
adalah sifat-sifat tanah di mana akan dipasang elektroda pentanahan untuk
mengetahui tahanan jenis pentanahan. Apabila perlu dilakukan pengukuran tahanan
tanah. Namun perlu diketahui bahwa sifat-sifat tanah bisa jadi berubahubah antara
musim yang satu dan musim yang lain. Hal ini harus betul-betul dipertimbangkan
dalam perancangan sistem pentanahan. Bila terjadi hal semacam ini, maka yang
bisa digunakan sebagai patokan adalah kondisi kapan tahanan jenis pentanahan
yang tertinggi. Ini sebagai antisipasi agar tahanan pentanahan tetap memenuhi
syarat pada musim kapan tahanan jenis pentanahan tinggi.
Faktor-faktor alam. Jenis tanah: tanah gembur, berpasir, berbatu, dan lain-lain.
Moisture tanah: semakin tinggi kelembaban atau kandungan air dalam tanah akan
memperendah tahanan jenis tanah. Kandungan mineral tanah: air tanpa kandungan
garam adalah isolator yang baik dan semakin tinggi kandungan garam akan
memperendah tahanan jenis tanah, namun meningkatkan korosi, dan suhu tanah:
suhu akan berpengaruh bila mencapai suhu beku dan di bawahnya. Untuk wilayah
tropis seperti Indonesia tidak ada masalah dengan suhu karena suhu tanah ada di
atas titik beku.
Elektroda Batang
Elektroda batang ialah elektroda dari pipa atau besi baja profil yang ditanamkan ke
dalam tanah. Elektroda ini merupakan elektroda yang pertama kali digunakan dan
teori-teori berawal dari elektroda jenis ini. Elektroda ini banyak digunakan di gardu
induk-gardu induk. Secara teknis, elektroda batang ini mudah pemasangannya,
yaitu tinggal ditanamkan ke dalam tanah. Di samping itu, elektroda ini tidak
memerlukan lahan yang luas.
Gambar 2. 6 Elektroda Batang
Elektroda Pita
Elektroda pita ialah elektroda yang terbuat dari hantaran berbentuk pita atau
berpenampang bulat atau hantaran pilin yang pada umumnya ditanam secara
dangkal. Kalau pada elektroda jenis batang, pada umumnya ditanam secara dalam.
Pemasangan ini akan bermasalah apabila mendapati lapisan-lapisan tanah yang
berbatu, disamping sulit penanamannya, untuk mendapatkan nilai tahanan yang
rendah juga bermasalah. Ternyata sebagai pengganti penanaman secara vertikal ke
dalam tanah, dapat dilakukan dengan menanam batang hantaran secara mendatar
(horisontal) dan dangkal. Di samping kesederhanaannya itu, ternyata tahanan
pentanahan yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh bentuk konfigurasi
elektrodanya, seperti dalam bentuk melingkar, radial atau kombinasi antar
keduanya.
Gambar 2. 7 Elektroda Pita
Elektroda Pelat
Elektroda pelat ialah elektroda dari bahan pelat logam (utuh atau berlubang) atau
dari kawat kasa. Pada umumnya elektroda ini ditanam dalam. Elektroda ini
digunakan bila diinginkan tahanan pentanahan yang kecil dan sulit diperoleh
dengan menggunakan jenis-jenis elektroda yang lain.
METODOLOGI
Menurut standar PUIL untuk nilai resistansi pentanahan adalah 5.0 ohm atau
kurang.Dari data diatas diketahui bahwa nilai pentanahan transformator distribusi
100 kVA pada jalan Mojosongo sudah memenuhi standar yang berlaku namun
untuk transformator distribusi 100 kVA yang berada di jalan Duren masih belum
memenuhi standar yang berlaku maka perlu dilakukan perbaikan sistem pentanahan
untuk memperkecil besaran resistansi dari sistem pentanahan tersebut dengan
menambah batang elektroda yang dipasang pararel dengan batang elektroda
sebelumnya.Namun pengukuran diatas juga bias mengalami ketidakuratan data
yang disebabkan oleh beberapa faktor. Beberapa faktor menyebabkan tahanan
pentanahan tidak akurat:
5.1 Kesimpulan
1. Sistem pentanahan adalah sistem hubungan penghantar yang
menghubungkan sistem, badan peralatan dan instalasi dengan bumi/tanah
sehingga dapat mengamankan manusia dari sengatan listrik, dan
mengamankan komponen-komponen instalasi dari bahaya tegangan/arus
abnormal. Oleh karena itu, sistem pentanahan menjadi bagian esensial dari
sistem tenaga listrik.
2. Sistem pentanahan pada trafo distribusi di wilayah PT PLN (Persero ) ULP
Manahan menggunakan pentanahan titik netral dan pentanahan peralatan
3. Nilai standar grounding mengacu pada Persyaratan Umum Instalasi Listrik
atau PUIL 2000 yaitu kurang dari atau sama dengan 5 (lima) ohm. Apabila
hasil pengukuran belum mencapai 5Ω, maka elektroda batang ditambah,
dengan jarak dua kali panjang elektroda.
5.2 Saran
Untuk menjaga keamanan proteksi pada sistem pentanahan perlu dilakukan
pengukuran secara rutin pada setiap transformator untuk mencegah tidak
terproteksinya pelaratan transformator terhadap surja petir dan rutin melakukan
perbaikan apabila hasil pengukuran yang dilakuan tidak memenuhi standar yang
berlaku.
REFERENSI