You are on page 1of 21

MAKALAH

SISTEM PENTANAHAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

Disusun Oleh :
Fajri Anugerah Pratama
30602200148

Program Studi S1 Teknik Elektro


Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Sultan Agung
2023
ABSTRAK
Untuk menjaga serta mengamankan pemakai serta peralatan listrik
diperlukan sebuah sistem yaitu sistem pentanahan pada gardu distribusi listrik.
Sistem pentanahan pada jaringan distribusi digunakan sebagai pengaman langsung
terhadap peralatan dan manusia bila terjadinya gangguan tanah atau kebocoran arus
akibat kegagalan isolasi dan tegangan lebih pada peralatan jaringan distribusi. Petir
dapat menghasilkan arus gangguan dan juga tegangan lebih dimana gangguan
tersebut dapat dialirkan ke tanah dengan menggunakan sistem pentanahan.
Pada pengukuran besaran pentanahan di wilayah kerja PT PLN ULP
Manahan didapatkan data pengukuran yang sudah memenuhi standar dan ada yang
tidak memenuhi standar. Maka perlu dilakukan perbaikan pada besaran tahanan
yang tidak memenuhi standat PUIL 2000 dengan menambah batang elektroda yang
dipasang secara pararel.

Kata Kunci: Pentanahan, Trafo Distribusi.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Permasalahan
Listrik merupakan kebutuhan utama bagi masyarakat saat ini untuk memenuhi
kebutuhan hidup mereka sehari-hari.Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem yang
dapat memberikan pasokan listrik yang baik agar dapat mendistribusikan energi
listrik ke seluruh lapisan masyarakat. Dengan demikian untuk menjaga serta
mengamankan pemakai serta peralatan listrik, diperlukan sebuah sistem yaitu
sistem pentanahan pada jaringan distribusi itu sendiri. Sistem pentanahan pada
transformator distribusi digunakan sebagai pengaman langsung terhadap peralatan
dan manusia bila terjadinya gangguan tanah atau kebocoran arus akibat kegagalan
isolasi dan tegangan lebih pada peralatan transformator distribusi. Oleh karena itu,
diperlukan sistem pentanahan yang baik sebagai pengaman langsung terhadap
peralatan dan manusia apabila terjadi gangguan tanah atau kebocoran arus dan
tegangan lebih pada transformator distribusi. Namun dalam penerapannya masih
banyak kondisi sistem pentanahan yang tidak sesuai standar yang ditetapkan.
Sistem pentanahan yang baik menurut Standar Nasional Indonesia nilai tahanannya
adalah harus kurang dari 5 ohm. Dengan begitu pentingnya sistem pentanahan ini
guna mempertahanankan kontinuitas pasokan listrik ke konsumen.

1.2 Sebab
Transformator distribusi merupakan jantung dari jaringan distribusi tenaga
listrik 20 kV. Transformator distribusi diharapkan bekerja terus-menerus untuk
mensuplai tenaga listrik ke pelanggan. Timbulnya gangguan pada transformator
distribusi mengakibatkan kerusakan pada trafo dan terputusnya penyaluran tenaga
listrik ke pelanggan. Gangguan pada transformator distribusi dapat diakibatkan
terjadinya hubung singkat eksternal, kegagalan isolasi, akibat petir, kegagalan
proteksi, kelemahan tap changer, kurangnya pemeliharaan, kesalahan operasional,
proses penuaan, kerusakan atau kebocoran packing, kebocoran pada bushing dan
penyebab gangguan lainnya. Studi kasus pada jaringan distribusi 20 kV di PT. PLN
(Persero), menunjukkan tingginya gangguan yang terjadi pada transformator
distribusi. Gangguan karena hubung singkat 6,25 %, karena kegagalan isolasi 31,25
%, akibat petir 37,5 %, karena kegagalan proteksi 4,17 %, karena kurangya
pemeliharaan 2,08 %, karena kesalahan operasional 4,17 %, karena proses penuaan
10,42 %, karena kebocoran bushing 2,08 % dan karena penyebab lain 2,08 %.
Terlihat bahwa gangguan terbanyak adalah akibat petir, yaitu sebanyak 37,5 %.

1.3 Akibat/Dampak
Bila surja dengan tegangan yang sangat tinggi merambat pada saluran dan
menerpa transformator, maka timbul tegangan lebih pada transformator. Tegangan
lebih tersebut akan terdistribusi secara tidak seragam pada belitan transformator
sehingga menyebabkan tekanan (stresses) dan dapat mengakibatkan kerusakan
pada transformator dan mengganggu pelayanan daya listrik akibat yang
ditimbulkan oleh surja tegangan terhadap peralatan tenaga listrik ini, maka
diperlukan koordinasi isolasi antara peralatan listrik dengan alatalat pelindung yang
dipasang sehingga ada korelasi antara daya isolasi peralatan listrik dan karakteristik
alat-alat pelindungnya.

1.4 Solusi
Sistem pentanahan adalah sistem hubungan penghantar yang menghubungkan
sistem, badan peralatan dan instalasi dengan bumi/tanah sehingga dapat
mengamankan manusia dari sengatan listrik, dan mengamankan komponen-
komponen instalasi dari bahaya tegangan/arus abnormal. Oleh karena itu, sistem
pentanahan menjadi bagian esensial dari sistem tenaga listrik. Pentanahan tidak
terbatas pada sistem tenaga saja, namun mencakup juga sistem peralatan elektronik,
seperti telekomunikasi, komputer, dan lain-lain. Secara umum, tujuan sistem
pentanahan adalah menjamin keselamatan orang dari sengatan listrik baik dalam
keadaan normal atau tidak dari tegangan sentuh dan tegangan langkah, menjamin
kerja peralatan listrik/elektronik, mencegah kerusakan peralatan listrik/elektronik,
dan menyalurkan energi serangan petir ke tanah.

Agar sistem pentanahan dapat bekerja secara efektif, harus memenuhi persyaratan-
persyaratan sebagai berikut :
1. Membuat jalur impedansi rendah ke tanah untuk pengamanan personil dan
peralatan, menggunakan rangkaian efektif.
2. Dapat melawan dan menyebarkan gangguan berulang dan arus akibat surja
hubung (surge currents).
3. Menggunakan bahan tahan korosi terhadap berbagai kondisi kimiawi
tanah, untuk meyakinkan kontinuitas penampilannya sepanjang umur
peralatan yang dilindungi.
4. Menggunakan sistem mekanik yang kuat namun mudah pelayanan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA & DASAR TEORI

2.1 Sistem Pentanahan


Sistem pentanahan adalah sistem hubungan penghantar yang menghubungkan
sistem, badan peralatan dan instalasi dengan bumi/tanah sehingga dapat
mengamankan manusia dari sengatan listrik, dan mengamankan komponen-
komponen instalasi dari bahaya tegangan/arus abnormal. Oleh karena itu, sistem
pentanahan menjadi bagian esensial dari sistem tenaga listrik.

Pentanahan tidak terbatas pada sistem tenaga saja, namun mencakup juga sistem
peralatan elektronik, seperti telekomunikasi, komputer, dan lain-lain. Secara
umum, tujuan sistem pentanahan adalah menjamin keselamatan orang dari sengatan
listrik baik dalam keadaan normal atau tidak dari tegangan sentuh dan tegangan
langkah, menjamin kerja peralatan listrik/elektronik, mencegah kerusakan
peralatan listrik/elektronik, dan menyalurkan energi serangan petir ke tanah.
Agar sistem pentanahan dapat bekerja secara efektif, harus memenuhi
persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
1. Membuat jalur impedansi rendah ke tanah untuk pengamanan personil
dan peralatan, menggunakan rangkaian efektif.
2. Dapat melawan dan menyebarkan gangguan berulang dan arus akibat
surja hubung (surge currents).
3. Menggunakan bahan tahan korosi terhadap berbagai kondisi kimiawi
tanah, untuk meyakinkan kontinuitas penampilannya sepanjang umur
peralatan yang dilindungi.
4. Menggunakan sistem mekanik yang kuat namun mudah pelayanan.
Menurut buku 1 PLN tujuan pentanahan pada suatu sistem tenaga listrik secara
umum adalah :
1. Memberikan perlindungan terhadap bahaya listrik bagi pemanfaat listrik
dan lingkungannya
2. Mendapatkan keandalan penyaluran pada sistem baik dari segi kualitas,
keandalan ataupun kontinuitas penyaluran tenaga listrik
3. Membatasi kenaikan tegangan pada fasa yang tidak terhubung tanah dan
nilai tegangan kerja minimal
Fungsi utama sistem pengetanahan adalah untuk memperbaiki :
1. Arus gangguan hubung singkat yang tidak terlalu besar, sehingga bahaya
yang ditimbulkan tidak berlebihan, namun sensitivitas rele proteksi masih
dapat dipertahankan.
2. Tegangan lebih yang terjadi pada phasa yang tidak terganggu tidak terlalu
besar sehingga batas isolasi peralatan dapat dipertahankan atau dikurangi.
Stabilitas dan kontinuitas penyaluran beban dapat terjamin.
2.2 Jenis Sistem Pentanahan
a. Pentanahan Sistem
Sistem dengan titik netral ditanahkan adalah suatu sistem yang titik netral
dari sistem tersebut sengaja dihubungkan ke tanah, baik melalui impedansi
maupun secara langsung.

Tujuan sistem pentanahan adalah sebagai berikut :


1. Menghilangkan gejala-gejala busur api pada suatu sistem.
2. Membatasi tegangan-tegangan pada fasa yang tidak terganggu (pada fasa
yang sehat).
3. Meningkatkan keandalan (realibility) pelayanan dalam penyaluran
tenaga listrik.
4. Mengurangi/membatasi tegangan lebih transient yang disebabkan oleh
penyalaan bunga api yang berulang-ulang (restrike ground fault).
5. Memudahkan dalam menentukan sistem proteksi serta memudahkan
dalam menentukan lokasi gangguan.
b. Pentanahan Peralatan
Pentanahan peralatan sistem pentanahan netral pengaman (PNP) adalah
tindakan pengamanan dengan cara menghubungkan badan peralatan / instalasi yang
diproteksi dengan hantaran netral yang ditanahkan sedemikian rupa sehingga
apabila terjadi kegagalan isolasi tidak terjadi tegangan sentuh yang tinggi sampai
bekerjanya alat pengaman arus lebih. Yang dimaksud bagian dari peralatan ini
adalah bagian-bagian mesin yang secara normal tidak dilalui arus listrik namun
dalam kondisi abnormal dimungkinkan dilalui arus listrik. Sebagai contoh adalah
bagian-bagian mesin atau alat yang terbuat dari logam (penghantar listrik), seperti
kerangka dan rumah mesin listrik, dan panel listrik.

Pentanahan Peralatan bertujuan :


1. Mencegah terjadinya tegangan kejut listrik yang berbahaya untuk orang
dalam daerah itu.
2. Untuk memungkinkan timbulnya arus tertentu baik besarnya maupun
lamanya dalam keadaan gangguan tanah tanpa menimbulkan kebakaran
atau ledakan pada bangunan atau isinya.
3. Untuk memperbaiki penampilan dari sistem.

Pentanahan (Grounding) Netral Sistem


Ada bermacam-macam pentanahan sistem. Antara satu dan lainnya
mempunyai kelebihan dan kekurangan masing. Bahasan berikut ini tidak
dimaksudkan membahas kekurangan dan kelebihan metoda tersebut, namun lebih
menitikberatkan pada macam-macam pentanahan titik netral yang umum
digunakan. Jenis pentanahan sistem akan menentukan skema proteksinya, oleh
karena itu, jenis pentanahan ini sangat penting diketahui. Ada lima macam skema
pentanahan netral sistem daya. Jenis sistem pentanahan akan menentukan skema
proteksi. Di bawah ini adalah jenis skema pentanahan :

a. TT (Terra-Terra) system : saluran (kabel) tanah dan tanah

Gambar 2. 1 TT (Terra-Terra) system

Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa pentanahan peralatan dilakukan melalui
sistem pentanahan yang berbeda dengan pentanahan titik netral. Pada sistem ini titik
netralnya disambungkan langsung ke tanah, namun bagian – bagian instalasi yang
konduktif disambungkan ke elektroda pentanahan (Ground) yang berbeda (berdiri
sendiri).

b. TN-C (Terra Neutral-Combined) : Kabel Ground (tanah) dan Netral


disatukan

Gambar 2. 2 TN-C (Terra Neutral-Combined)

Dalam sistem ini, kabel netral dan kabel pengaman (pembumian) digabungkan
menjadi satu kesatuan. Setiap bagian dari sistem memiliki saluran PEN, yang
merupakan kombinasi saluran N dan PE. Di sini, setiap bagian dari sistem memiliki
saluran PEN yang sama.

c. TN-C-S (Terra Neutral-Combined-Separated) : kabel tanah dan Netral


dapat disatukan juga ada yang dipisahkan

Gambar 2. 3 N-C-S (Terra Neutral-Combined-Separated)

Pada sistem pentanahan ini saluran netral dan saluran penagman dijadikan menjadi
satu saluran pada sebagian sistem dan terpisaj pada sebagian sistem lainnya. Pada
gambar di atas dijelaskan bahwa sistem bagian 1 dan 2 memiliki konduktor PEN
tunggal (gabungan) sedangkan pada sistem 3 menggunakan dua konduktor yaitu PE
netral dan terpisah.

d. TN-S (Terra Neutral-Separated) : Saluran (kabel) Tanah dan Netral-


dipisahkan

Gambar 2. 4 TN-S (Terra Neutral-Separated)

Pada sistem pentanahan ini terdapat garis netral dan garis pengaman pada
keseluruhan sistem. Oleh karena itu, semua sistem memiliki dua saluran N dan PE
yang terpisah.

e. IT (Impedance Terra) System : saluran Tanah melalui Impedansi

Gambar 2. 5 IT (Impedance Terra) System

Sistem rangkaian tidak mempunyai hubungan langsung ke tanah namun,


melalui suatu impedansi. Bagian konduktif dari peralatan secara individual
terhubung langsung ke elektroda arde. Sistem ini juga dikenal sebagai sistem
pentanahan impedansi.Ada beberapa jenis koneksi netral tidak langsung, seperti
reaktansi, ground, dan koil Petersen. Antara ketiga jenis media sambungan ini
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Namun secara teknis tipe sambungan koil
Petersen memiliki performa yang paling baik.
Pentanahan Peralatan

Pentanahan peralatan adalah tindakan pengamanan dengan cara


menghubungkan badan peralatan atau instalasi yang diproteksi dengan hantaran
netral yang ditanahkan sedemikian rupa sehingga apabila terjadi kegagalan isolasi
tidak terjadi tegangan sentuh yang tinggi sampai bekerjanya alat pengaman arus
lebih. Pentanahan ini berbeda dengan pentanahan netral sistem tenaga. Yang
dimaksud bagian dari peralatan ini adalah bagian-bagian mesin yang secara normal
tidak dilalui arus listrik namun dalam kondisi terjadinya gangguan dimungkinkan
dilalui arus listrik.

Sistem pentanahan pada peralatan pada umumnya menggunakan dua


macam sistem pentanahan yaitu sistem grid (horizontal) dan sistem rod (vertikal).
Sistem pentanahan grid ialah menanamkan batang-batang elektroda sejajar dengan
permukaan tanah, hal ini merupakan usaha untuk meratakan tegangan yang timbul.
Sedangkan sistem rod ialah menanamkan batang-batang elektroda tegak lurus
kedalam tanah, hal ini fungsinya hanya mengurangi (memperkecil) tahanan
pentanahan. Jadi yang membedakan sistem ini adalah pentanahan ini hanya dengan
cara penanaman elektrodanya. Adapun penjelasan dari sistem grid dan sistem rod
adalah sebagai berikut :

1.Sistem Grid

Pada sistem batang–batang elektroda ditanam sejajar permukaan tanah,


batang–batang ini terhubung satu lama lain. Dengan cara ini jumlah konduktor yang
ditanam banyak sekali, maka bentuknya mendekati bentuk plat dan ini merupakan
bentuk maksimum atau yang mempunyai harga tahanan paling kecil luas daerah
tertentu, tetapi bentuk ini tidak efisien atau mahal. Pada sistem ini banyak
konduktor akan tidak sebanding, dengan tahanannya oleh karena fungsi dan
konduktor sebenarnya adalah menyalurkan arus ke dalam tanah. Bila elektroda
saling berdekatan maka volume tanah tidak bisa menerima arus dan elektroda–
elektroda tersebut, dengan kata lain volume tanah tidak terbatas kemampuannya
untuk menerima arus.

2. Sistem Rod
Pada sistem ini untuk memperkecil tahanan pentanahan, maka batang
konduktor dapat diperbanyak penanamannya. Apabila terjadi arus gangguan
ketanah, maka arus gangguan ini akan mengakibatkan naiknya gradient tegangan
permukaan tanah. Besarnya tegangan maksimum yang timbul tersebut sebanding
dengan tahanan pentanahan.

2.3 Tahanan Jenis Tanah


Tahanan jenis tanah sangat menentukan tahanan pentanahan dari elektroda-
elektroda pentanahan. Tahanan jenis tanah diberikan dalam satuan Ohm-meter.
Dalam bahasan di sini menggunakan satuan Ohm-meter, yang merepresentasikan
tahanan tanah yang diukur dari tanah.

Yang menentukan tahanan jenis tanah ini tidak hanya tergantung pada jenis tanah
saja melainkan dipengaruhi oleh kandungan moistur, kandungan mineral yang
dimiliki dan suhu (suhu tidak berpengaruh bila di atas titik beku air). Oleh karena
itu, tahanan jenis tanah bisa berbeda-beda dari satu tempat dengan tempat yang lain
tergantung dari sifat-sifat yang dimilikinya. Sebagai pedoman dasar, tabel berikut
ini berisikan tahanan jenis tanah yang ada di Indonesia.

Tabel 2. 1. Tahanan Jenis Tanah

Jenis Tanah Tahanan Jenis (Ohm-meter)

Tanah rawa 30

Tanah liat dan tanah ladang 100

Pasir basah 200

Kerikil basah 500

Pasir dan kerikil kering 1000

Tanah berbatu 3000

Sumber : PUIL 2000 (Hal. 80)

Sebelum melakukan tindakan lain, yang pertama untuk diketahui terlebih dahulu
adalah sifat-sifat tanah di mana akan dipasang elektroda pentanahan untuk
mengetahui tahanan jenis pentanahan. Apabila perlu dilakukan pengukuran tahanan
tanah. Namun perlu diketahui bahwa sifat-sifat tanah bisa jadi berubahubah antara
musim yang satu dan musim yang lain. Hal ini harus betul-betul dipertimbangkan
dalam perancangan sistem pentanahan. Bila terjadi hal semacam ini, maka yang
bisa digunakan sebagai patokan adalah kondisi kapan tahanan jenis pentanahan
yang tertinggi. Ini sebagai antisipasi agar tahanan pentanahan tetap memenuhi
syarat pada musim kapan tahanan jenis pentanahan tinggi.

2.4 Elektroda Pentanahan dan Pentanahan Elektroda


Tahanan pentanahan harus sekecil mungkin untuk menghindari
bahayabahaya yang ditimbulkan oleh adanya arus gangguan tanah. Hantaran netral
harus diketanahkan di dekat sumber listrik atau transformator, pada saluran udara
setiap 200 m dan di setiap konsumen. Tahanan pentanahan satu elektroda di dekat
sumber listrik, transformator atau jaringan saluran udara dengan jarak 200 m
maksimum adalah 10 Ohm dan tahanan pentanahan dalam suatu sistem tidak boleh
lebih dari 5 Ohm. Seperti yang telah disampaikan di atas bahwa tahanan pentanahan
diharapkan bisa sekecil mungkin. Namun dalam prakteknya tidaklah selalu mudah
untuk mendapatkannya karena banyak faktor yang mempengaruhi tahanan
pentanahan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi besar tahanan pentanahan adalah:

1. Bentuk elektroda. Ada bermacam-macam bentuk elektroda yang banyak


digunakan, seperti jenis batang, pita dan pelat.

2. Jenis bahan dan ukuran elektroda. Sebagai konsekwensi peletakannya di


dalam tanah, maka elektroda dipilih dari bahan-bahan tertentu yang memiliki
konduktivitas sangat baik dan tahan terhadap sifat-sifat yang merusak dari
tanah, seperti korosi. Ukuran elektroda dipilih yang mempunyai kontak
paling efektif dengan tanah.

3. Jumlah atau konfigurasi elektroda. Untuk mendapatkan tahanan pentanahan


yang dikehendaki dan bila tidak cukup dengan satu elektroda, bisa digunakan
lebih banyak elektroda dengan bermacam-macam konfigurasi
pemasangannya di dalam tanah.
4. Kedalaman penanaman di dalam tanah. Penanaman ini tergantung dari jenis
dan sifat-sifat tanah. Ada yang lebih efektif ditanam secara dalam, namun ada
pula yang cukup ditanam secara dangkal.

Faktor-faktor alam. Jenis tanah: tanah gembur, berpasir, berbatu, dan lain-lain.
Moisture tanah: semakin tinggi kelembaban atau kandungan air dalam tanah akan
memperendah tahanan jenis tanah. Kandungan mineral tanah: air tanpa kandungan
garam adalah isolator yang baik dan semakin tinggi kandungan garam akan
memperendah tahanan jenis tanah, namun meningkatkan korosi, dan suhu tanah:
suhu akan berpengaruh bila mencapai suhu beku dan di bawahnya. Untuk wilayah
tropis seperti Indonesia tidak ada masalah dengan suhu karena suhu tanah ada di
atas titik beku.

2.5 Jenis-Jenis Elektroda


Pada prinsipnya jenis elektroda dipilih yang mempuntai kontak sangat baik
terhadap tanah. Berikut ini akan dibahas jenis-jenis elektroda pentanahan.

Elektroda Batang

Elektroda batang ialah elektroda dari pipa atau besi baja profil yang ditanamkan ke
dalam tanah. Elektroda ini merupakan elektroda yang pertama kali digunakan dan
teori-teori berawal dari elektroda jenis ini. Elektroda ini banyak digunakan di gardu
induk-gardu induk. Secara teknis, elektroda batang ini mudah pemasangannya,
yaitu tinggal ditanamkan ke dalam tanah. Di samping itu, elektroda ini tidak
memerlukan lahan yang luas.
Gambar 2. 6 Elektroda Batang

Elektroda Pita

Elektroda pita ialah elektroda yang terbuat dari hantaran berbentuk pita atau
berpenampang bulat atau hantaran pilin yang pada umumnya ditanam secara
dangkal. Kalau pada elektroda jenis batang, pada umumnya ditanam secara dalam.
Pemasangan ini akan bermasalah apabila mendapati lapisan-lapisan tanah yang
berbatu, disamping sulit penanamannya, untuk mendapatkan nilai tahanan yang
rendah juga bermasalah. Ternyata sebagai pengganti penanaman secara vertikal ke
dalam tanah, dapat dilakukan dengan menanam batang hantaran secara mendatar
(horisontal) dan dangkal. Di samping kesederhanaannya itu, ternyata tahanan
pentanahan yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh bentuk konfigurasi
elektrodanya, seperti dalam bentuk melingkar, radial atau kombinasi antar
keduanya.
Gambar 2. 7 Elektroda Pita

Elektroda Pelat

Elektroda pelat ialah elektroda dari bahan pelat logam (utuh atau berlubang) atau
dari kawat kasa. Pada umumnya elektroda ini ditanam dalam. Elektroda ini
digunakan bila diinginkan tahanan pentanahan yang kecil dan sulit diperoleh
dengan menggunakan jenis-jenis elektroda yang lain.

Gambar 2. 8 Elektroda Pelat


BAB III

METODOLOGI

Pada makalah ini dilakukann pengukuran tahanan langsung pada pentanahan


transformator distribusi pada wilayah kerja PT PLN(Persero) ULP Manahan untuk
mengetahui besaran tahanan pada sistem pentanahan transformator distribusi
dengan menggunakan pengukuran Driven rod.

Gambar 3. 1 Metode Pengukuram Driven Rod

Dengan ketentuan pengukuran pentanahan sebagai berikut :

1. Elektroda tes adalah elektroda yang di ukur dengan menggunakan kabel


hijau.

2. Elektroda bantu adalah elektroda yang membantu elektroda tes untuk


mendapatkan nilai tahanan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pembahasan


Dari hasil pengukuran besaran tahanan sistem pentanahan transformator
distribusi didapatkan data sebagai berikut:
Transformator Standar Hasil Gambar
Pentanahan Pengukuran Pengukuran
100 kVA Jalan 5Ω 5,82 Ω
Duren

100 kVA Jalan 5Ω 0,33 Ω


Mojosongo

Menurut standar PUIL untuk nilai resistansi pentanahan adalah 5.0 ohm atau
kurang.Dari data diatas diketahui bahwa nilai pentanahan transformator distribusi
100 kVA pada jalan Mojosongo sudah memenuhi standar yang berlaku namun
untuk transformator distribusi 100 kVA yang berada di jalan Duren masih belum
memenuhi standar yang berlaku maka perlu dilakukan perbaikan sistem pentanahan
untuk memperkecil besaran resistansi dari sistem pentanahan tersebut dengan
menambah batang elektroda yang dipasang pararel dengan batang elektroda
sebelumnya.Namun pengukuran diatas juga bias mengalami ketidakuratan data
yang disebabkan oleh beberapa faktor. Beberapa faktor menyebabkan tahanan
pentanahan tidak akurat:

1. Komposisi tanah di sekitar jaringan tanah tidak konsisten, geologi berbeda,


rapat, tingkat kekeringan dan kelembaban berbeda, serta penyebaran. Arus
nyasar di permukaan tanah, terutama kabel ground overhead, pipa air bawah
tanah, selubung kabel, dll, memiliki pengaruh khusus pada pengujian Big.
Solusinya: ambil titik berbeda untuk diukur dan ambil nilai rata-ratanya.
2. Arah garis uji salah dan jaraknya tidak cukup jauh. Solusi: cari tahu arah dan
jarak tes.
3. Resistansi elektroda arde tambahan terlalu besar. Solusi: Taburkan air pada
tumpukan arde atau gunakan peredam hambatan untuk mengurangi hambatan
arde elektroda saat ini.
4. Hambatan kontak antara klip uji dan titik pengukuran arde terlalu besar. Solusi:
poles titik kontak dengan kikir atau amplas, dan jepit sepenuhnya kontak yang
telah dipoles dengan penjepit kawat uji.
5. Pengaruh interferensi.
Solusi: Sesuaikan arah jalur keluar, coba hindari arah dengan interferensi
besar, sehingga pembacaan meteran mengurangi jitter.
6. Masalah dengan penggunaan meteran. Baterai hampir habis, solusinya: ganti
baterai.
7. Akurasi instrumen menurun. Solusi: Kalibrasi ulang ke nol.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Sistem pentanahan adalah sistem hubungan penghantar yang
menghubungkan sistem, badan peralatan dan instalasi dengan bumi/tanah
sehingga dapat mengamankan manusia dari sengatan listrik, dan
mengamankan komponen-komponen instalasi dari bahaya tegangan/arus
abnormal. Oleh karena itu, sistem pentanahan menjadi bagian esensial dari
sistem tenaga listrik.
2. Sistem pentanahan pada trafo distribusi di wilayah PT PLN (Persero ) ULP
Manahan menggunakan pentanahan titik netral dan pentanahan peralatan
3. Nilai standar grounding mengacu pada Persyaratan Umum Instalasi Listrik
atau PUIL 2000 yaitu kurang dari atau sama dengan 5 (lima) ohm. Apabila
hasil pengukuran belum mencapai 5Ω, maka elektroda batang ditambah,
dengan jarak dua kali panjang elektroda.

5.2 Saran
Untuk menjaga keamanan proteksi pada sistem pentanahan perlu dilakukan
pengukuran secara rutin pada setiap transformator untuk mencegah tidak
terproteksinya pelaratan transformator terhadap surja petir dan rutin melakukan
perbaikan apabila hasil pengukuran yang dilakuan tidak memenuhi standar yang
berlaku.
REFERENSI

Ahmad. 2012. Analisa Sistem Pentanahan pada Trafo Distribusi di Universitas


Sam Ratulangi Manado: Universitas Sam Ratulangi..
Badan Standarisasi Nasional. 2000. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000
(PUIL 2000). Jakarta: BSN.
Ilmu Tehnik Kelistrikan. Sistem Pentanahan (Grounding) Jaringan Distribusi.
2018, (diakses pada 1 Mei 2023)

You might also like