You are on page 1of 103

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH SANITASI TEMPAT-TEMPAT UMUM


“PENILAIAN SANITASI DI TEMPAT UMUM”

Disusun Oleh :
KELOMPOK III
Semester IV-A

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI SANITASI PROGRAM D-III KAMPUS MAGETAN
JL. TRIPANDITA NO.6 TELP. (0351) 895315 MAGETAN
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH SANITASI TEMPAT-TEMPAT UMUM
“PENILAIAN SANITASI DI TEMPAT UMUM”

Disusun Oleh :
KELOMPOK III
Semester IV-A

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI SANITASI PROGRAM D-III KAMPUS MAGETAN
JL. TRIPANDITA NO.6 TELP. (0351) 895315 MAGETAN
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK III

1. Oktaviarin Ayu Niarajana (P27833219035)


2. Putri Lioni Munfa’ati (P27833219036)
3. Ria Ayu Lestari (P27833219037)
4. Ria Lailatul Fuaddah (P27833219038)
5. Rizal Aziz Nurcahyo (P27833219039)
6. Royana Anandra Putri (P27833219040)
7. Royani Anandra Putri (P27833219041)
8. Salis Nur Hidayati (P27833219042)
9. Santi Nur Khoirin (P27833219043)
10. Siti Nosy Sanggela Putri (P27833219044)
11. Sona Kun Jibran (P27833219045)
12. Titik Abdaunnisak (P27833219046)
13. Ummu Fari Saudah (P27833219047)
14. Yudha Teguh Prabowo (P27833219048)
15. Yulinar Muslina ( P27833219049)
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktikum
Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktikum Mata Kuliah Sanitasi Tempat-Tempat
Umum (STTU) Semester IV A
Tahun Akademik 2020/2021
Laporan ini sudah disetujui dan disahkan oleh dosen pengampu pada
Tanggal ………………..

Dosen Pengampu Dosen Pengampu

Dr. Sri Poerwati, ST, M.Si Mujiyono, SKM, M.Kes


NIP. 19690528 199203 2 001 NIP. 19670504 199203 1 005

Dosen Penanggungjawab Mata Kuliah Ka.Prodi Sanitasi Program D-III


Sanitasi Tempat-Tempat Umum Kampus Magetan

Handoyo, SST Beny Suyanto, S.Pd, M.Si


NIP. 1900108 198603 1 002 NIP. 19640120 198503 1 003
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan karunia dan rahmatnya penulis bisa menyelesaikan laporan praktek
Sanitasi Transportasi dan Tempat-Tempat Umum dengan baik walaupun masih
banyak kekurangan di dalamnya.
Dalam penyelesaian laporan praktek ini, kami mendapatkan bantuan serta
bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Beny Suyanto, S.Pd, M.Si selaku Ketua Program Studi D-III Sanitasi
Kampus Magetan
2. Bapak Handoyo, SST selaku dosen PJMK Mata Kuliah Sanitasi Transportasi
dan Tempat-Tempat Umum
3. Ibu Dr. Sri Poerwati,ST,M.Si selaku dosen pengampu Mata Kuliah Sanitasi
Transportasi dan Tempat-Tempat Umum
4. Bapak Mujiyono, SKM, M.Kes selaku dosen pengampu Mata Kuliah Sanitasi
Transportasi dan Tempat-Tempat Umum
5. Orang tua kami yang banyak memberikan semangat dan bantuan, baik moril
maupun materil
6. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan laporan praktek
ini.

Penulis cukup menyadari bahwa laporan praktek ini masih jauh dari
sempurna. Karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi perbaikan laporan praktek ini. Harapan penulis semoga laporan
praktek ini bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai pihak.

Magetan, 10 Juni 2021

Penulis
DAFTAR ISI

COVER DEPAN
COVER DALAM..................................................................................................i
NAMA ANGGOTA KELOMPOK................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................... iii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iv
DAFTAR ISI........................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Manfaat....................................................................................................2
D. Tujuan .....................................................................................................3
BAB II DASAR TEORI......................................................................................4
A. Sanitasi Tempat – tempat Umum............................................................4
B. Inspeksi Sanitasi Pasar.............................................................................5
C. Inspeksi Sanitasi Tempat Ibadah Masjid...............................................16
D. Inspeksi Sanitasi Pusat Perbelanjaan.....................................................18
E. Inspeksi Sanitasi Kolam Renang...........................................................24
F. Inspeksi Sanitasi Terminal.....................................................................35
G. Inspeksi Sanitasi Taman Hiburan..........................................................39
H. Inspeksi sanitasi Salon..........................................................................42
I. Inspeksi sanitasi Pangkas Rambut........................................................50
J. Inspeksi sanitasi Gereja........................................................................50
K. Inspeksi sanitasi Terminal....................................................................52
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................53
A. Inspeksi Oleh Oktaviarin Ayu Niarajana...............................................53
B. Inspeksi Oleh Putri Lioni Munfa’ati......................................................55
C. Inspeksi Oleh Ria Ayu Lestari...............................................................59
D. Inspeksi Oleh Ria Lailatu Fuaddah........................................................62
E. Inspeksi Oleh Rizal Aziz Nurcahyo......................................................65
F. Inspeksi Oleh Royana Anandra Putri....................................................68
G. Inspeksi Oleh Royani Anandra Putri.....................................................70
H. Inspeksi Oleh Salis Nur Hidayati..........................................................72
I. Inspeksi Oleh Santi Nur Khoirin...........................................................75
J. Inspeksi Oleh Siti Nosy Sanggela P......................................................78
K. Inspeksi Oleh Sona Kun Jibran..............................................................79
L. Inspeksi Oleh Titik Abdaunnisak..........................................................81
M. Inspeksi Oleh Ummu Fari......................................................................84
N. Inspeksi Oleh Yudha Teguh Prabowo...................................................87
O. Inspeksi Oleh Yulinar Muslina..............................................................90
BAB IV PENUTUP............................................................................................93
A. Kesimpulan............................................................................................93
B. Saran......................................................................................................94
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................
LAMPIRAN...........................................................................................................
i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sanitasi tempat-tempat umum merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang cukup mendesak, Mukono (2006). Tempat umum
merupakan tempat bertemunya masyarakat lainnya. Tempat umum biasa
menjadi tempat menyebarkan segala penyakit terutama penyakit yang media
penyebaran melalui makanan, minuman, udara, dan air. Sanitasi tempat-
tempat umum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk melindungi,
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Tempat-tempat umum memiliki potensi sebagai tempat terjadinya
penularan penyakit, pencemaran lingkungan ataupun gangguan kesehatan
lainnya. Pengawasan atau pemeriksaan sanitasi terhadap tempat-tempat
umum yang bersih guna melindungi kesehatan masyarakat dari kemungkinan
penularan penyakit dan gangguan kesehatan lainnya.
Tempat atau sarana layanan umum yang wajib menyelenggarakan
sanitasi lingkungan antara lain, tempat umum atau sarana umum yang
dikelola secara komersial, tempat yang memungkinkan terjadinya penularan
penyakit, atau tempat layanan umum yang intensitas jumlah dan waktu
kunjungannya tinggi. Tempat umum semacam itu meliputi hotel, pasar
tradisional, swalayan, pertokoan, bioskop, salon kecantikan, atau tempat
pangkas rambut, panti pijat, taman hiburan, gedung pertemuan, pondok
pesantren, tempat ibadah, obyek wisata dan terminal angkutan 2 umum atau
terminal bus termasuk juga transportasi yang digunakannya yaitu bus.
(Chandra, 2007).
Sanitasi tempat-tempat umum merupakan usaha untuk mengawasi
kegiatan yang berlangsung di tempat-tempat umum terutama yang erat
hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit, sehingga
kerugian yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut dapat dicegah. Sarana dan
bangunan umum dinyatakan memenuhi syarat kesehatan lingkungan apabila

1
memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis dan dapat mencegah penularan
penyakit antar pengguna, penghuni dan masyarakat sekitarnya, selain itu
harus memenuhi persyaratan dalam pencegahan terjadinya kecelakaan.
Penyelenggaraan sarana dan bangunan umum berada di luar kewenangan
Departemen Kesehatan, namun sarana dan bangunan umum tersebut harus
memenuhi persyaratan kesehatan. Hal ini telah diamanatkan pada UU
No.23Tahun 1992 tentang Kesehatan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah penjelasan tentang Inspeksi Sanitasi Pusat Perbelanjaan?
2. Bagaimanakah penjelasan tentang Inspeksi Sanitasi Kolam Renang?
3. Bagaimanakah penjelasan tentang Inspeksi Sanitasi Masjid?
4. Bagaimanakah penjelasan tentang Inspeksi Sanitasi Pasar?
5. Bagaimanakah penjelasan tentang Inspeksi Sanitasi Terminal?
6. Bagaimanakah penjelasan tentang Inspeksi Sanitasi Taman Hiburan?
7. Bagaimanakah penjelasan tentang Inspeksi Sanitasi Tempat Pangkas
Rambut?
8. Bagaimanakah penjelasan tentang Inspeksi Sanitasi Gereja?
9. Bagaimanakah penjelasan tentang Inspeksi Sanitasi Stasiun?

C. Manfaat
a. Bagi Penulis
Meningkatkan pengetahuan dan menanamkan sikap yang baik kepada
penulis dalam upaya mengetahui Sanitasi Transportasi dan Tempat-
Tempat Umum
b. Bagi Lembaga
Laporan praktek ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi institusi
pendidikan dalam mengembangkan kurikulum kesehatan tentang Sanitasi
Transportasi dan Tempat-Tempat Umum
c. Bagi Pembaca

2
Sebagai wawasan penambah ilmu dan pengetahuan tentang Sanitasi
Transportasi dan Tempat-Tempat Umum
D. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengetahui hygiene sanitasi di tempat-tempat umum.
b. Tujuan Khusus
1. Menilai hygiene sanitasi di Pusat Perbelanjaan
2. Menilai hygiene sanitasi di Kolam Renang
3. Menilai hygiene sanitasi di Masjid
4. Menilai hygiene sanitasi di Pasar
5. Menilai hygiene sanitasi di Terminal
6. Menilai hygiene sanitasi di Taman Hiburan
7. Menilai hygiene sanitasi di Tempat Pangkas Rambut
8. Menilai hygiene sanitasi di Gereja
9. Menilai hygiene sanitasi di Stasiun

3
BAB II
DASAR TEORI

A. Sanitasi Tempat – tempat Umum


Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitik
beratkan kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia Sanitasi
tempat-tempat umum adalah usaha untuk mengawasi dan mencegah akibat
dari tempat-tempat yang diperuntukkan bagi masyarakat umum terutama
yang erat kaitannya dengan timbulnya atau menularnya suatu
penyakitPentingnya pengawasan tempat-tempat umum karena :
1. Tempat umum yang tidak saniter dapat menjadi tempat perkembangbiakan
bibit penyakit dan vektor penyakit, sehingga akan memperluas penyebaran
penyakit.
2. Kontruksi bangunan tempat umum yang tidak memenuhi syarat akan
dapat menimbulkan bahaya dan kecelakaan.
Adapun pengertian hygiene dan sanitasi lingkungan adalah pengawasan
lingkungan fisik, biologis, social dan ekonomi yang mempengaruhi kesehatan
manusia, dimana lingkungan yang berguna ditingkatkan dan diperbanyak
sedangkan yang merugikan diperbaiki atau dihilangkan (Entjang, Ilmu
Kesehatan Masyarakat, 1976: 35).
Sanitasi memegang peranan yang penting dalam pembangunan
kesehatan, salah satunya adalah lingkungan tempat-tempat umum. Adapun
pengertian dari tempat-tempat umum adalah tempat kegiatan bagi umum
yang dilakukan oleh badan-badan pemerintah, swasta, maupun perorangan
yang berlangsung digunakanoleh masyarakat yang mempunyai tempat dan
kegiatan tetap sertamemiliki fasilitas. (DEPKES RI, Persyaratan Tempat-
Tempat Umum,1985: 2). Suatu tempat dikatakan tempat umum bila
memenuhi kriteria :
1. Diperuntukkan masyarakat umum.
2. Mempunyai bangunan tetap/ permanen.

4
3. Tempat tersebut ada aktivitas pengelola, pengunjung/ pengusaha.
4. Pada tempat tersebut tersedia fasilitas :
a. Fasilitas kerja pengelola.
b. Fasilitas sanitasi, seperti penyediaan air bersih, bak sampah,
WC/ Urinoir, kamar mandi, pembuangan limbah.
Jadi sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk
mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tempat-tempat umum
terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya atau menularnya
suatu penyakit. Usaha- usaha yang dilakukan dalam sanitasi tempat-
tempat umum dapat berupa :
1. Pengawasan dan pemeriksaan terhadap factor lingkungan dan
factor manusia yang melakukan kegiatan pada tempat-tempat
umum.
2. Penyuluhan terhadap masyarakat terutama yang menyangkut
pengertian dan kesadaran masyarakat terhadap bahaya-bahaya
yang timbul dari tempat-tempat umum (Maria Ulfa, 2014).

A. Inspeksi Sanitasi Pasar


1. Pengertian Pasar
Pasar merupakan salah satu tempat umum yang sering dikunjungi
oleh masyarakat, sehingga memungkinkan terjadinya penularan penyakit
baik secara langsung maupun tidak langsung melalui perantaraan vektor
seperti lalat,kecoa,dll. Menurut Permendagri nomor 42 tahun 2007
tentang pengelolaan pasar desa, pasar tradisional adalah pasar yang
dibangun dan dikelola oleh pemerintah, swasta, koperasi atau swadaya
masyarakat setempat dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan
tenda, atau nama lain sejenisnya, yang dimiliki/dikelola oleh pedagang
kecil menengah, dengan skala usaha kecil dan model kecil, dengan
proses jual beli melalui tawar menawar.Untuk pemeriksaan sanitasi
pasar, titik berat pemeriksaan adalah pada letak atau lokasi, konstruksi
bangunan, fasilitas sanitasi tempat berjualan dan perlengkapan

5
kebersihan.
2. Persyaratan Kondisi Pasar
Yang harus diperhatikan dalam sanitasi pasar (Suparlan, 1998)
sebagai berikut:
a. Lokasi Pendirian Pasar
Menurut Kepmenkes RI No 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang
pedoman penyelenggaraan pasar sehat, lokasi pasar sebaiknya :
1) Lokasi sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang setempat
2) Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran
sungai, aliran lahar, rawan longsor, banjir dan sebagainya
3) Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan atau daerah jalur
pendaratan penerbangan termasuk sempadan jalan.
4) Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir
sampah atau bekas lokasi pertambangan.
5) Mempunyai batas wilayah yang jelas,antara pasar dan lingkungan.
b. Bangunan Pasar
1) Penataan Ruang Dagang
Menurut Kepmenkes R No 519/MENKES/SK/VI/2008
tentang pedoman penyelengaraan pasar sehat, pembagian ruang
dagang sebaiknya:
a) Pembagian area sesuai dengan jenis komoditi, sesuai dengan
sifat dan klasifikasinya seperti: basah, kering, penjualan unggas
hidup dan pemotongan unggas
b) Pembagian zona diberi identitas yang jelas
c) Tempat penjualan daging, karkas unggas dan ikan ditempatkan
tempat khusus
d) Setiap los (area berdasrkan zoning) memiliki lorong yang
lebarnya minimal 1,5 meter
e) Setiap los/kios memiliki papan identitas yaitu nomor, nama
pemilik dan mudah dilihat
f) Jarak tempat penampungan dan pemotongan unggas dengan

6
bangunan pasar utama minimal 10 meter atau dibatasi tembok
pembatas dengan ketinggian minimal 1,5 meter
g) Khusus untuk jenis pestisida, bahan berbahaya dan beracun
(B3) dan bahan berbahaya lainnya ditempatkan terpisah dan
tidak berdampingan dengan zona makanan dan bahan pangan.
2) Ruang Kantor Pengelola
Berdasarkan Kepmenkes RI No 519/MENKES/SK/VI/2008
tentang pedoman penyelenggaraan pasar sehat, ruang kantor
pengelola sebaiknya:
a) Ruang kantor memiliki ventilasi minimal 20% dari luas lantai
b) Tingkat pencahayaan minimal 200 lux
c) Tersedia toilet terpisah antara laki-laki dan perempuan
d) Tersedia tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun dan
air yang mengalir
3) Tempat Penjualan Bahan Pangan dan Makanan
Menurut Kepmenkes RI No 519/MENKES/SK/VI/2008
tentang pedoman penyelenggaraan pasar sehat, tempat penjualan
bahan pangan dan makanan dibagi lagi menjadi:
a) Tempat penjualan bahan pangan basah
Tempat penjualan bahan pangan basah sebaiknya:
(1) Mempunyai meja tempat penjualan yang permukaan rata
dengan kemiringan yang cukup sehingga tidak
menimbulkan genangan air dan tersedia lubang
pembuangan air. Setiap sisi memiliki 60cm dari lantai dan
terbuat dari bahan tahan karat dan bukan dari kayu
(2) Penyajian karkas daging harus digantung
(3) Alas pemotongan (telenan) tidak terbuat dari bahan kayu,
tidak mengandung bahan beracun, kedap air dan mudah
dibersihkan
(4) Pisau untuk memotong bahan mentah harus berbeda dan
tidak berkarat

7
(5) Tersedia tempat penyimpanan bahan pangan, seperti: ikan
dan daging menggunakan rantai dingin (cold chain) atau
bersuhu rendah (4º-10ºC)
(6) Tersedia tempat untuk pencucian bahan pangan dan
peralatan
(7) Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan
sabun dan air yang mengalir
(8) Saluran pembuangan limbah tertutup, dengan kemiringan
sesuai ketentuan yang berlaku sehingga memudahkan
aliran limbah serta tidak melewati area penjualan
(9) Tersedia tempat sampah kering dan basah, kedap air,
tertutup dan mudah diangkat
(10) Tempat penjualan bebas vektor penular penyakit dan
tempat perindukannya, seperti: lalat, kecoa, tikus dan
nyamuk
b) Tempat penjualan bahan pangan kering
Tempat penjualan bahan pangan kering sebaiknya:
(1) Mempunyai meja tempat penjualan dengan permukaan
yang rata dan mudah dibersihkan, dengan tinggi minimal
60 cm dari lantai
(2) Meja tempat penjualan terbuat dari bahan yang tahan karat
dan bukan dari kayu
(3) Tersedia tempat sampah kering dan basah, kedap air,
tertutup dan mudah diangkat
(4) Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan
sabun dan air yang mengalir
(5) Tempat penjualan bebas binatang penular penyakit
(vektor) dan tempat perindukannya (tempat berkembang
biak) seperti: lalat, kecoa, tikus dan nyamuk
c) Tempat penjualan makanan kering/siap saji
Tempat penjualan makanan kering/siap saji sebaiknya:

8
(1) Tempat penyajian makanan tertutup dengan permukaan
yang rata dan mudah dibersihkan, dengan tinggi minimal
60 cm dari lantai dan terbuat dari bahan yang tahan karat
dan bukan dari kayu
(2) Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan
sabun dan air yang mengalir
(3) Tersedia tempat cuci peralatan dari bahan yang kuat,
aman, tidak mudah berkarat dan mudah dibersihkan
(4) Saluran pembuangan air limbah dari tempat pencucian
harus tertutup dengan kemiringan yang cukup
(5) Tersedia tempat sampah kering dan basah, kedap air ,
tertutup dan mudah diangkat
(6) Tempat penjualan bebas vektor penular penyakit dan
tempat perindukannya, seperti: lalt, kecoa, tikus dan
nyamuk
(7) Pisau yang digunakan untuk bahan makanan basah/matang
tidak boleh digunakan untuk makanan kering/mentah
4) Area Parkir
Berdasarkan Kepmenkes RI No 519/MENKES/SK/VI/2008
tentang pedoman penyelenggaraan pasar sehat, area prakir
sebaiknya:
a) Adanya pemisah yang jelas pada batas wilayah pasar
b) Adanya parkir yang terpisah berdasarkan jenis alat angkut,,
seperti mobil, motor, sepeda, andong/delman dan becak
c) Tersedia area parkir khusus untuk pengangkut hewan hidup
dan hewab mati
d) Tersedia area bongkar muat khusus yang terpisah dari tempat
parkir pengunjug
e) Tidak ada genangan air
f) Tersedia tempat sampah yang terpisah antara sampah kering
dan basah dalam jumlah yang cukup minimal setiap radius 10

9
m
g) Ada tanda masuk dan keluar kendaraan secara jelas, yang
berbeda antara jalur masuk dan keluar
h) Adanya tanaman penghijauan
i) Adanya area resapan air di pelataran parkir
5) Konstruksi
Berdasarkan Kepmenkes RI No 519/MENKES/SK/VI/2008
tentang pedoman penyelenggaraan pasar seht, konstruksi
bangunan meliputi:
a) Atap
Atap pasar yang digunakan di pasar sebaiknya:
(1) Atap harus kuat, tidak bocor dan tidak menjadi tempat
berkembangbiaknya binatang penular penyakit
(2) Kemiringan atap harus sedemikian rupa sehingga tidak
memungkinkan terjadinya
(3) Atap yang mempunyai ketinggian 10 m atau lebih harus
dilengkapi dengan penangkali petir
b) Dinding
Dinding pasar yang digunakan di pasar sebaiknya:
(1) Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air harus
terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air
(2) Permukaan dinding harus bersih, tidak lembab dan
berwarna terang
(3) Permukaan lantai dengan dinding, serta pertemuan dua
dinding lainnya harus berbentuk lengkung
c) Lantai
Lantai pasar yang digunakan di pasar sebaiknya:
(1) Lantai terbuat dari bahan yang kedap air, permukaan rata,
tidak licin, tidak retak dan mudah dibersihkan
(2) Lantai yang selalu terkena air, misalnya kamar mandi,
tempat cuci dan sejenisnya harus mempunyai kemiringan

10
ke arah saluran dan pembuangan air sesuai ketentuan yang
berlaku sehingga tidak terjadi genangan air.
6) Tangga
Berdasarkan Kepmenkes RI No 519/MENKES/SK/VI/2008
tentang pedoman penyelenggaraan pasar seht, tangga bangunan
meliputi:
a) Tinggi, lebar dan kemiringan anak tangga sesuai dengan
ketentuan yang berlaaku
b) Ada pegangan tangan di kanan dan kiri tangga
c) Terbuat dari bahan yang kuat dan tidak licin
d) Memiliki minimal pencahayaan 100 lux
7) Ventilasi
Ventilasi harus memenuhi syarat minimal 20% dari
luas lantai dan saling berhadapan (cross ventilation)
8) Pencahayaan
Berdasarkan Kepmenkes RI No 519/MENKES/SK/VI/2008
tentang pedoman penyelenggaraan pasar seht, pencahayaan harus
memenuhi syarat:
a) Intensitas pencahayaan setiap ruangan harus cukup untuk
melakukan pekerjaan pengelolaan bahan makanan secara
efektif dan kegiatan pembersihan makanan
b) Pencahayaan cukup terang dan dapat melihat barang
dagangan dengan jelas minimal 100 lux
9) Pintu
Pintu untuk setiap bahan yang dijual sebaiknya berbeda-
beda. Khusus untuk pintu loos penjualan daging, ikan dan bahan
makanan yang berbau tajam agar menggunakan pintu yang dpat
membuka dan menutup sendiri atau tirai plastik untuk
menghalangi binatang penular penyakit seperti lalat atau serangga
lain masuk.

11
c. Sanitasi Lingkungan Pasar
1) Air bersih
Berdasarkan Kepmenkes RI No 519/MENKES/SK/VI/2008
tentang pedoman penyelenggaraan pasar seht, air bersih yang
digunakan di pasar sebaiknya memenuhi syarat:
a) Tersedia air bersih dengan jumlah yang cukup setiap hari
secara berkesinambungan, minimal 40 liter per pedagang
b) Kualitas air bersih yang tersedia memenuhi persyaratan air
bersih (permenkes RI No 416 Tahun 1990)
c) Tersedia tandon air yang menjamin kesinambungan
ketersediaan air dan dilengkapi dengan kran yang tidak bocor
d) Jarak sumber air bersih dengan pembuangan limbah minimal
10 m kualitas air bersih diperiksa setiap 6 bulan sekali
2) Kamar mandi dan toilet
Berdasarkan Kepmenkes RI No 519/MENKES/SK/VI/2008
tentang pedoman penyelenggaraan pasar seht, kamar mandi dan
toilet sebaiknya:
a) Harus tersedia toilet laki-laki dan perempuan yang terpisah
dilengkapi dengan tanda/simbol yang jelas dengan proporsi
sebagai berikut:
Tabel II.2
Fasilitas Kamar Mandi dan Toilet di Pasar Tradisonal
Jumlah pedagang Jumlah kamar Jumlah toilet
mandi
s/d 25 1 1
23 s/d 50 2 2
51 s/d 100 3 3
Sumber : Kemenkes RI No 519/MENKES/SK/VI/2008
Setiap penambahan 40-100 0rang harus ditambah satu kamar
mandi dan satu toilet
b) Didalam kamar mandi harus tersedia bak dan air bersih dalam

12
jumlah yang cukup dam bebas jentik
c) Di dalam toilet harus tersedia jamban leher angsa, peturasan
dan bak air
d) Tersedia tempat cuci tangan dengan jumlah yang cukup yang
dilengkapi dengan sabun dan air yang mengalir
e) Air limbah dibuang ke septic tank, lubang resapan yang tidak
mencemari air tanah dengan jarak 10 m dari sumber air
bersih
f) Lantai dibuat kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan
dengan kemiringan sesuai ketentuan yang berlaku sehingga
tidak terjadi genangan
g) Letak toilet ter[isah minimal 10 m dengan tempat penjualan
makanan dan bahan pangan
h) Luas ventilasi minimal 20% dari luas lantai dan pencahayaan
100 lux
i) Tersedia tempat sampah yang cukup
3) Pengelolaan sampah
Kepmenkes RI No 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang pedoman
penyelenggaraan pasar seht, pengelolaan sampah pasar sebaiknya:
a) Setiap kios/los/lorong tersedia tempat sampah basah dan
kering.
b) Terbuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat, kuat,
tertutup dan mudah dibersihkan
c) Tersedia tempat pembuangan sampah smentara, kedap air,
kuat, kedap air atau kontainer, mudah dibersihkan dan mudah
dijangkau petugas pengangkut sampah
d) Tersedia alat angkut sampah yang kuat, mudah dibersihkan
dan mudah dipindahkan
e) TPS tidak menjdi tempat perindukan binatang penular
penyakit
f) Lokasi TPS tidak berada di jalur utama pasar dan berjarak

13
minimal 10 m dari bangunan pasar
g) Sampah dingkut minimal 1 × 24 jam
4) Saluran pembuangan limbah cair (drainase)
Menurut Kepmenkes RI No 519/MENKES/SK/VI/2008
tentang pedoman penyelenggaraan pasar sehat. Saluran
pembuanagan limbah cair sebaiknya:
a) Selokan/drainase sekitar pasar tertutup dengan kisi yang
terbuat dari logam sehingga mudah dibersihkan
b) Limbah cair yang bersal dari setiap kios disalurkan ke
instalasi pengolahan air limbah (IPAL), sebelum akhirnya
dibuang ke saluran pembuangan umum
c) Kualitas outlet harus memenuhi baku mutu sebagaimana
diatur dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor
112 tahun 2003 tentang kualitas air limbah
d) Saluran drainase memiliki kemiringan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku ehingga mencegh genangan air
e) Tidak ada bangunan los/kios di atas saluran drainase
f) Dilakukan pengujian kualitas air limbah cair secara berkala
setiap 6 bulan sekali
5) Binatang penular penyakit
Tempat berjualan di pasar sebaiknya terbebs dari
keberadaan binatang penular penyakit. Menurut Kepmenkes RI
No 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang pedoman
penyelenggaraan pasar seht, keberadaan binatang penular
penyakit sebaiknya:
a) Pada los makanan siap saji dan bahan pangan harus bebas
dari lalat, kecoa dan tikus
b) Pada area pasar angka kepadatan tikus harus nol
c) Angka kepadatan kecoa maksimal 2 ekor per plate di titik
pengukuran sesuai dengan area pasar
d) Nagka kepadatan lalat di tempat sampah dan drainase

14
maksimal 30 per gril net
e) Container Index (CI) jentik nyamuk Aedes aegypty tidak
melebihi 5 %

d. Fasilitas Penunjang Lain


Fasililitas penunjang ini, tidak harus selalu ada dalam setiap pasar
tradisional. Namun, keberadaan akan menunjang dengan baik dari
kebeeradaan pasar tersebut dan dapat memaksimalkan fungi dari
pasar. Fasilitas penunjang tersebut antara lain:
1) Tempat sarana ibadah
a) Tersedia tempat ibadah dan tempat wudlu dengan lokasi yang
mudah dijangkau dengan sarana yang bersih dan tidak
lembab.
b) Tersedia air bersih dengan jumlah dan kualitas yang cukup.
c) Ventilasi dan pencahayaan sesuai dengan pesyaratan
2) Tempat penjualan unggas
a) Tersedia tempat khusus yang terpisah dari pasar utama.
b) Mempunyai akses masuk dan keluar kendaran pengakut
unggas tersendiri.
c) Kandang tempat penampungan sementara unggasterbuat dari
bahan yang kuatdan mudah dibersihkan.
d) Tersedia fasilitas pemotongan unggas umum yang memenuhi
persyaratan yang ditetapkan departemen pertanian.
e) Tersedia tempat cuci tangan dilengkapi sabun tangan dan air
bersih yang cukup.
f) Tersedia saluran pembuangan limbah cair khusus.
g) tersedia penampungan sampah yang terpisah dari sampah
pasar.
h) Tersedia peralatan desinfektan khusus untuk membersihkan
kendaran pengangkut dan kandang unggas.
3) Pos pelayanan kesehatan

15
Tersedia pos pelayanan kesehatan yang mudah
dijangkau dan pealatan pertolongan pertama pada kecelakan
(P3K) yang memandai.

B. Inspeksi Sanitasi tempat ibadah Masjid


1. Pengertian Masjid
Masjid adalah suatu tempat/bangunan termasuk fasilitasnya, dimana
masyarakat umum pada waktu-waktu tertentu berkumpul untuk melakukan
ibadah keagamaan Islam.

2. Persyaratan Kondisi Masjid


a. Letak : Tidak terletak di daerah banjir dan sesuai rencana tata kota
b. Konstruksi :
1) Kuat dan aman sesuai dengan petunjuk dari Dinas Pekerjaan
Umum
2) Dinding masjid bersih berwarna terang dan permukaan yang selalu
kontak dengan air kedap air
3) Langit-langit masjid harus memiliki tinggi dari lantai minimal 2,5
m, kuat serta berwarna terang
4) Terdapat pagar yang kuat dan terpelihara dengan baik
c. Persyaratan Bagian Luar
1) Halaman/Lingkungan Masjid
a) Bersih dan tidak terdapat sampah berserakan
b) Tidak ada genangan air disekitar lingkungan masjid / halaman
masjid
2) Tempat Sampah
Tersedia tempat sampah yang bertutup rapat, kedap air dan mudah
dibersihkan, mudah diangkat, jumlah dan kapasitasnya disesuaikan
dengan kebutuhan
3) Pembuangan Air Limbah/Kotor
Air mengalir dengan lancar, saluran bersambung dengan saluran

16
pembuangan air kotor umum, kedap air,. Bila tidak ada saluran air
kotor umum, air limbah ditampung pada sarana penampungan yang
dibuat sendiri dan tertutup
4) Penyedian Air Bersih
Kualitas harus memenuhi persyaratan air bersih dan tersedia setiap
saat diperlukan. Air wudhu keluar melalui kran-kran khusus
5) Jamban dan Peturasan
Tersedia jamban dan peturasan (urinoir) yang santer minimal satu
buar yang dilengkapi dengan air untuk penggelontor
6) Tempat Wudhu
Ruang untuk mengembil air wudhu harus terpisah dari jamban atau
peturasan an ruang masjid
d. Persyaratan Bagian Dalam
1) Lantai
a) Lantai masjid bersih, kuat, kedap air, tidak licin dan
permukaanya rata
b) Mudah dibersihkan dan tidak lembab
2) Ventilasi
a) Memiliki ventilasi yang dapat mengatur sirkulasi udara baik
ventilasi alami maupun buatan, sehingga kondisi ruangan
menjadi tersa nyaman
b) Ventilasi lubang penghawaan harus disesuaikan dengan jumlah
pengunjung terbanyak, bila mungkin dilengkapi dengan ventilasi
mekanis
3) Pencahayaan
Pencahayaan dalam ruangan masjid harus cukup terang dan
tidak menyilaukan
4) Alat Sholat
a) Alat sholat bersih dan tidak lembab, selalu dibersihkan dan
dijemur secara periodik
b) Alat sholat bersih dan bebas dari kutu busuk dan serangga

17
c) Sepanjang bagian depan tiap sap dipasang kain putih yang
bersih dengan lebar 30 cm, yang dipergunakan sebagai tempay
sujud
5) Tempat Sandal dan Sepatu
Tersedian tempat sandal dan sepatu yang khusus

C. Inspeksi Sanitasi Pusat Perbelanjaan


Pusat perbelanjaan adalah tempat datangnya/berkumpulnya
masyarakat umum untuk melakukan kegiatan berbelanja, dengan bentuk
kegiatan yang dikelola secara besar. Sanitasi di pusat perbelanjaan merupakan
upaya pengendalian melalui kegiatan pengawasan dan pemeriksaan pengaruh-
pengaruh yang dapat menimbulkan vektor penyakit di lingkungan tersebut.
Salah satu cara upaya pengendalian tersebut adalah dengan memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan pada peraturan yang ada. Adapun
persyaratan kesehatan sanitasi maupun konstruksi pusat perbelanjaan
mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
519/MENKES/SK/VI/2008 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat,
yaitu:
1. Persyaratan Kesehatan Lingkungan Pasar
a. Lokasi
1) Lokasi sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang setempat
(RUTR)
2) Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti: bantaran
sungai, aliran lahar, rawan longsor, banjir dsb
3) Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan atau daerah jalur
pendaratan penerbangan termasuk sempadan jalan
4) Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir
sampah atau bekas lokasi pertambangan
5) Mempunyai batas wilayah yang jelas, antara pasar dan
lingkungannya
b. Bangunan

18
Bangunan dan rancang bangun harus dibuat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan syarat pada Penataan
Ruang dagang, antara lain :
1) pembagian area sesuai dengan jenis komoditi, sesuai dengan
sifat dan klasifikasinya seperti : basah, kering, penjualan unggas
hidup, pemotongan unggas
2) pembagian zoning diberi indentitas yang jelas
3) tempat penjualan daging, karkas unggas, ikan ditempatkan di
tempat khusus
4) setiap los (area berdasarkan zoning) memiliki lorong yang
lebarnya minimal 1,5 meter
5) setiap los/kios memiliki papan identitas yaitu nomor, nama
pemilik dan mudah dilihat
6) jarak tempat penampungan dan pemotongan unggas dengan
bangunan pasar utama minimal 10 m atau dibatasi tembok
pembatas dengan ketinggian minimal 1,5 m
7) khusus untuk jenis pestisida, bahan berbahaya dan beracun (B3)
dan bahan berbahaya lainnya ditempatkan terpisah dan tidak
berdampingan dengan zona makanan dan bahan pangan
c. Ruang Kantor Pengelola
1) Ruang kantor memiliki ventilasi minimal 20 % dari luas lantai
2) Tingkat pencahayaan ruangan minimal 200 lux
3) Tersedia ruangan kantor pengelola dengan tinggi langit-langit
dari lantai sesuai ketentuan yang berlaku
4) Tersedia toilet terpisah bagi laki-laki dan perempuan
5) Tersedia tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun dan air
yang mengalir
6) Tempat Penjualan Bahan Pangan dan Makanan
d. Tempat penjualan bahan pangan basah
1) mempunyai meja tempat penjualan dengan permukaan yang rata
dengan kemiringan yang cukup sehingga tidak menimbulkan

19
genangan air dan tersedia lubang pembuangan air, setiap sisi
memiliki sekat pembatas dan mudah dibersihkan dengan tinggi
minimal 60 cm dari lantai dan terbuat dari bahan tahan karat dan
bukan dari kayu
2) penyajian karkas daging harus digantung
3) alas pemotong (talenan) tidak terbuat dari bahan kayu, tidak
mengandung bahan beracun, kedap air dan mudah dibersihkan
4) pisau untuk memotong bahan mentah harus berbeda dan tidak
berkarat
5) tersedia tempat penyimpanan bahan pangan, seperti : ikan dan
daging menggunakan rantai dingin (cold chain) atau bersuhu
rendah (4-10º C)
6) tersedia tempat untuk pencucian bahan pangan dan peralatan
7) tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun dan
air yang mengalir
8) saluran pembuangan limbah tertutup, dengan kemiringan sesuai
ketentuan yang berlaku sehingga memudahkan aliran limbah
serta tidak melewati area penjualan
9) tersedia tempat sampah kering dan basah, kedap air, tertutup dan
mudah diangkat
10) tempat penjualan bebas vektor penular penyakit dan tempat
perindukannya, seperti : lalat, kecoa, tikus, nyamuk
e. Tempat penjualan bahan pangan kering
1) mempunyai meja tempat penjualan dengan permukaan yang rata
dan mudah dibersihkan, dengan tinggi minimal 60 cm dari lantai
2) meja tempat penjualan terbuat dari bahan yang tahan karat dan
bukan dari kayu
3) tersedia tempat sampah kering dan basah, kedap air, tertutup dan
mudah diangkat
4) tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun dan
air yang mengalir

20
5) tempat penjualan bebas binatang penular penyakit (vektor) dan
tempat perindukannya (tempat berkembang biak) seperti : lalat,
kecoa, tikus, nyamuk
f. Tempat Penjualan Makanan Jadi/Siap Saji
1) tempat penyajian makanan tertutup dengan permukaan yang rata
dan mudah dibersihkan, dengan tinggi minimal 60 cm dari lantai
dan terbuat  bahan yang tahan karat dan bukan dari kayu
2) tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun dan
air yang mengalir
3) tersedia tempat cuci peralatan dari bahan yang kuat, aman, tidak
mudah berkarat dan mudah dibersihkan
4) saluran pembuangan air limbah dari tempat pencucian harus
tertutup dengan kemiringan yang cukup
5) tersedia tempat sampah kering dan basah, kedap air, tertutup dan
mudah diangkat
6) tempat penjualan bebas vektor penular penyakit dan tempat
perindukannya, seperti : lalat, kecoa, tikus, nyamuk
7) pisau yg digunakan untuk memotong bahan makanan
basah/matang tidak boleh digunakan untuk makanan
kering/mentah
g. Area Parkir
1) Adanya pemisah yang jelas pada batas wilayah pasar
2) Adanya parkir yg terpisah berdasarkan jenis alat angkut,
seperti : mobil, motor, sepeda, andong/delman dan becak
3) Tersedia area parkir khusus untuk pengangkut hewan hidup dan
hewan mati
4) Tersedia area bongkar muat khusus yang terpisah dari tempat
parkir pengunjung
5) Tidak ada genangan air
6) Tersedia tempat sampah yang terpisah antara sampah kering dan
basah dalam jumlah yang cukup, minimal setiap radius 10 m

21
7) Ada tanda masuk dan keluar kendaraan secara jelas, yang
berbeda antara jalur masuk dan keluar
8) Adanya tanaman penghijauan
9) Adanya area resapan air di pelataran parker
h. Konstruksi
1) Atap
a) atap harus kuat, tidak bocor dan tidak menjadi
tempatberkembangbiaknya binatang penular penyakit
b) kemiringan atap harus sedemikian rupa sehingga tidak
memungkinkan terjadinya genangan air pada atap dan
langit-langit
c) ketinggian atap sesuai ketentuan yang berlaku
d) atap yang mempunyai ketinggian 10 m atau lebih harus
dilengkapi dengan penangkal petir
2) Dinding
a) permukaan dinding harus bersih, tidak lembab dan
berwarna terang
b) permukaan dinding yang selalu terkena percikan air harus
terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air
c) pertemuan lantai dengan dinding, serta pertemuan dua
dinding lainnya harus berbentuk lengkung (conus)
3) Lantai
lantai terbuat dari bahan yang kedap air, permukaan rata, tidak
licin, tidak retak dan mudah dibersihkan. lantai yang selalu
terkena air, misalnya kamar mandi, tempat cuci dan sejenisnya
harus mempunyai kemiringan ke arah saluran dan pembuangan
air sesuai ketentuan yang berlaku sehingga tidak terjadi
genangan air.
4) Tangga
Tinggi, lebar dan kemiringan anak tangga sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, ada pegangan tangan di kanan dan kiri

22
tangga, lerbuat dari bahan yang kuat dan tidak licin, memiliki
pencahayaan minimal 100 lux
5) Ventilasi
Ventilasi harus memenuhi syarat minimal 20 % dari luas lantai
dan saling berhadapan (cross ventilation)
6) Pencahayaan
Intensitas pencahayaan setiap ruangan harus cukup untuk
melakukan pekerjaan pengelolaan bahan makanan secara efektif
dan kegiatan pembersihan makanan.Pencahayaan cukup terang
dan dapat melihat barang dagangan dengan jelas minimal 100
lux
7) Pintu
Khusus untuk pintu los penjualan daging, ikan dan bahan
makanan yang berbau tajam agar menggunakan pintu yang
dapat membuka dan menutup sendiri (self closed) atau tirai
plastik untuk menghalangi binatang penular penyakit (vektor)
seperti lalat atau serangga lain masuk
i. Sanitasi
1) Air Bersih
a) Tersedia air bersih dengan jumlah yang cukup setiap hari
secara berkesinambungan, minimal 40 liter per pedagang
b) Kualitas air bersih yang tersedia memenuhi persyaratan
c) Tersedia tendon air yang menjamin kesinambungan
ketersediaan air dan dilengkapi dengan kran yang tidak
bocor
d) Jarak sumber air bersih dengan pembuangan limbah
minimal 10 m
e) Kualitas air bersih diperika setiap enam (6) bulan sekali
2) Kamar Mandi dan Toilet
a) Harus tersedia toilet laki-laki dan perempuan yang terpisah
dilengkapi dengan tanda/simbol yang jelas dengan proporsi

23
sbb : Setiap penambahan 40-100 orang harus ditambah satu
kamar mandi dan satu toilet.
b) Didalam kamar mandi harus tersedia bak dan air bersih dalam
jumlah yang cukup  dan bebas jentik
c) Didalam toilet harus tersedia jamban leher angsa, peturasan
dan bak air
d) Tersedia tempat cuci tangan dengan jumlah yang cukup yang
dilengkapi dengan sabun dan air yang mengalir
e) Air limbah dibuang ke septic tank (multi chamber), riol atau
lubang resapan yang tidak mencemari air tanah dengan jarak
10 m dari sumber air bersih
f) Lantai dibuat kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan
dengan kemiringan sesuai ketentuan yang berlaku sehingga
tidak terjadi genangan
g) Letak toilet terpisah minimal 10 meter dengan tempat
penjualan makanan dan bahan pangan
h) Luas ventilasi minimal 20 % dari luas lantai dan pencahayaan
100 lux
3) Pengelolaan Sampah
a) Setiap kios/los/lorong terseia tempat sampah basah dan
kering
b) Terbuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat, kuat,
tertutup, dan mudah dibersihkan
c) Tersedia alat angkut sampah yang kuat, mudah dibersihkan
dan mudah dipindahkan
d) Tersedia tempat pembuangan sampah sementara (TPS),
kedap air, kuat, kedap air atau kontainer, mudah dibersihkan
dan mudah dijangkau petugas pengangkut sampah
e) TPS tidak menjadi tempat perindukan binatang (vektor)
penular penyakit
f) Sampah diangkut minimal 1 x 24 jam

24
D. Inspeksi Sanitasi Kolam Renang
Kondisi sanitasi lingkungan kolam renang yang buruk dapat disebabkan
karena kurangnya pengelolaan kebersihan. Kebersihan lingkungan kolam
renang merupakan hal penting yang perlu diperhatikan karena berhubungan
dengan aspek kesehatan terutama faktor penularan penyakit dilingkungan
kolam renang (Mukono,200:107). Kualitas air kolam renang yang tercemar
juga dapat menjadi sarana penyebaran bibit penyakit maupun gangguan
kesehatan.
Pencemaran pada air kolam renang dapat disebabkan oleh pencemaran
kimia dan mikrobiologis. Pencemaran kimia air kolam renang dapat berasal
dari bahan kimia yang melekat pada tubuh prenang seperti keringat,urin,sisa
sabun dan komestik (WHO,2006:60). Adanya kontaminasi kotoran tersebut
akan menyebabkan tingginya kandungan mikrobiologis dalam air kolam
renang yang dapat menimbulkan dampak negatif pada kesehatan pengguna
kolam renang. Beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui media air
kolam renang antara lain penyakit mata,penyakit kulit,penyakit hepatitis,serta
penyakit yang berhubungan dengan saluran pencernaan seperti diare dan
typus (Mukono,2000:107). Penyakit-penyakit tersebut dapat ditularkan oleh
mikroorganisme pathogen dalam air kolam renang seperti bakteri ,virus,jamur
dan protozoa (WHO,2006:27).
Salah satu upaya yang dilakukan untuk membunuh mikroorganisme
pathogen dalam air kolam renang adalah dengan desinfeksi menggunakan
metode klorinasi. Jenis khlorin yang sering digunakan dalam proses klorinasi
air kolam renang adalah kaporit (Ca(OCl)2). Penggunaan kaporit sebagai
desinfektan harus sesuai dengan batas aman, sebab dalam konsentrasi yang
kurang akan menyebabkan kuman dalam air tidak terdesinfeksi dengan baik,
sedangkan dalam konsentrasi yang berlebih kaporit akan meninggalkan sisa
khlor yang tinggi dan dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan
(Dian Wahyu, 2013:27). Efek kesehatan yang umumnya muncul akibat
terpapar khlorin yang berlebih antara lain yaitu keluhan iritasi saluran napas,

25
14 dada terasa sesak, gangguan pada tenggorokan, batuk, keluhan iritasi pada
kulit, dan keluhan iritasi pada mata (New York State Department Of Health,
2004).
Kualitas air kolam renang juga dapat dipengaruhi oleh berbagai hal
seperti bagaimana tipe pertukaran air kolam renang tersebut, bagaimana
sistem pengolahan air yang dilakukan yang meliputi bagaimana waktu dan
cara dan pemberian desinfektan, jumlah pengunjung yang menggunakan
kolam renang, bagaimana proses pembersihan kolam renang, sumber air
kolam renang dan lain sebagainya. Demikian halnya dengan kadar sisa khlor
yang berfungsi untuk membunuh kuman pada air kolam renang, kadar sisa
khlor dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pengunjung yang
menggunakan kolam renang.
1. Persyaratan Umum Kolam Renang
a. Lingkungan kolam renang harus selalu dalam keadaan bersih dan
dapat mencegah kemungkinan terjadinya penularan penyakit serta
tidak menjadi sarang dan perkembangbiakan vektor penular penyakit.
b. Bangunan kolam renang dan semua peralatan yang digunakan harus
memenuhi persyaratan kesehatan serta dapat mencegah tejadinya
kecelakaan.
2. Persyaratan tata bangunan
Setiap bangunan di lingkungan kolam renang harus tertata sesuai
fungsinya dan harus memenuhi persyaratan kesehatan sehingga tidak
menyebabkan pencemaran terhadap air kolam renang.
3. Persyaratan konstruksi bangunan
a. Lantai
1) Lantai kolam renang harus kuat, kedap air, memiliki permukaan
yang rata, tidak licin, dan mudah dibersihkan.
2) Lantai kolam renang yang selalu kontak dengan air harus
memiliki kemiringan yang cukup (2-3 persen) ke arah saluran
pembuangan air limbah.
b. Dinding Kolam Renang

26
1) Permukaan dinding harus mudah dibersihkan.
2) Permukaan dinding yang selalu kontak dengan air harus terbuat
dari bahan yang kuat dan kedap air.
c. Ventilasi
Sistem ventilasi harus dapat menjamin peredaran udara di dalam
ruang dengan baik.
d. Sistem Pencahayaan
1) Tersedia sarana pencahayaan dengan intensitas yang sesuai.
2) Untuk kolam renang yang digunakan saat malam hari atap harus
dilengkapi dengan lampu berkapasitas 12 volt.
e. Atap
Atap tidak boleh bocor agar tidak memungkinkan terjadinya genangan
air.
f. Langit-langit
Langit-langit harus memiliki ketinggian minimal 2,5 meter dari lantai
dan mudah dibersihkan.
g. Pintu
Pintu harus dapat mencegah masuknya vektor penyakit seperti
serangga, tikus, dan binatang pengganggu lain.
4. Persyaratan Kelengkapan Kolam Renang
Kolam renang harus memiliki fasilitas kelengkapan diantaranya : bak cuci
kaki, kamar dan pancuran bilas, kamar ganti dan penitipan barang, kamar
P3K, fasilitas sanitasi (bak sampah, jamban dan peturasan, serta tempat
cuci tangan) dan gudang bahan-bahan kimia dan perlengkapan lain.
5. Persyaratan Bangunan dan Fasilitas Sanitasi
a. Area Kolam Renang
1) Harus ada pemisah yang jelas antara area kolam renang dengan
area lainnya.
2) Kolam harus selalu terisi air dengan penuh
3) Jumlah maksimum perenang adalah sebanding dengan luas
permukaan kolam dibagi 3m2

27
4) Lantai dan dinding kolam harus kuat, kedap air, rata, berwarna
terang, dan mudah dibersihkan. Sudut dinding dan dasar kolam
harus melengkung.
5) Saluran air yang masuk ke kolam renang harus terjamin tidak
terjadi kontak antara air bersih yang masuk dengan air kotor.
Lubang pembuangan air kotor harus berada di dasar kolam renang
yang paling rendah dan berseberangan dengan lubang masuknya
air.
6) Lubang saluran pembunagan air kolam dilengkapi dengan ruji
tidak membahayakan perenang.
7) Kolam berkedalaman < 1,5 meter, kemiringan lantai tidak > 10%.
Pada kedalaman > 1,5 meter kemiringan lantai kolam tidak >
30%.
8) Dinding kolam renang harus rata dan vertikal, jika terdapat
injakan maka pegangan dan tangga tidak boleh ada penonjolan,
terbuat dari bahan berbentuk bulat dan tahan karat.
9) Kolam harus dilengkapi dengan saluran peluap di kedua belah
sisinya.
10) Lantai tepi kolam harus kedap air dan memiliki lebar minimal 1
meter, tidak licin, dan permukaannya miring keluar kolam.
11) Pada setiap kolam harus ada tanda yang menunjukkan kedalaman
kolam dan tanda pemisah untuk orang yang dapat berenang dan
tidak dapat berenang.
12) Apabila ada papan loncat dan papan luncur, harus memenuhi
ketentuan teknis untuk mencegah kecelakaan.
b. Bak Cuci Kaki
1) Harus terdapat bak cuci kaki yang berukuran minimal panjang 1,5
meter, lebar 1,5 meter, dan kedalaman 20 cm dengan pengisian
air yang penuh.
2) Kadar sisa khlor pada air bak cuci kaki kurang lebih 2 ppm.
c. Kamar dan Pancuran Bilas

28
1) Minimal terdapat 1 pancuran bilas untuk 40 perenang.
2) Pancuran bilas untuk pria harus terpisah dari pancuran bilas untuk
wanita.
d. Tempat Sampah
1) Memiliki tutup yang mudah dibuka/ditutup tanpa mengotori
tangan.
2) Tempat sampah terbuat dari bahan yang ringan, tahan karat,
kedap air, dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian
dalamnya.
3) Tempat sampah harus mudah dibersihkan dan memiliki volume
yang sesuai untuk menampung sampah dari tiap kegiatan.
4) Tersedia tempat pengumpulan sampah sementara yang tidak
terbuat dari beton permanen dan tidak menjadi ternpat perindukan
vektor penyakit.
5) Tempat pengumpul sampah sementara harus dikosongkan
minimal 3 x 24 jam.
e. Jamban dan Peturasan
1) Tersedia minimal 1 buah jamban untuk tiap 40 orang wanita dan
1 buah jamban untuk tiap 60 orang pria dan harus terpisah antara
jamban untuk pria dan wanita.
2) Tersedia 1 buah peturasan untuk tiap 60 orang pria.
3) Apabila kapasitas kolam renang kurang dari jumlah pengunjung
diatas, maka harus disediakan minimal 2 buah jamban dan 2 buah
peturasan untuk pria dan 3 buah jamban untuk wanita.
4) Jamban yang tersedia kedap air dan tidak licin, dinding berwarna
terang, jamban leher angsa, memiliki ventilasi dan penerangan
cukup, tersedia air pembersih yang cukup, dan memiliki luas
lantai minimal 1 m2
5) Konstruksi peturasan terbuat dari bahan kedap air, tahan karat,
sistem leher angsa, luas lantai minimal 1,5 m2

29
6) Jika peturasan dibuat sistem talang atau memanjang, maka untuk
tiap satu peturasan panjangnya minimal 60 m.
f. Tempat Cuci Tangan
Tempat cuci tangan terletak di tempat yang mudah dijangkau dan
berdekatan dengan jamban peturasan dan kamar ganti pakaian serta
dilengkapi dengan sabun, pengering tangan dan cermin.
g. Gudang Bahan Kimia
1) Tersedia gudang khusus untuk tempat pengelolaan bahan kimia.
2) Penempatan kalsium hipoklorit harus terpisah dengan aluminium
sulfat atau bahan-bahan kimia lainnya.
h. Perlengkapan Lain
1) Tersedia papan pengumuman yang berisi antara lain larangan
berenang bagi penderita penyakit kulit, penyakit kelamin,
penyakit epilepsi, penyakit jantung dan lain-lain.
2) Tersedia perlengkapan pertolongan bagi perenang, antara lain :
pelampung, tali penyelamat dan lainlain.
3) Tersedia alat untuk mengukur kadar pH dan sisa khlor air kolam
renang secara berkala. Hasil pengukuran sisa khlor dan pH air
kolam renang harian, diumumkan kepada pengunjung melalui
papan pengumuman.
4) Tersedia tata tertib berenang dan anjuran menjaga kebersihan.
6. Persyaratan Air Kolam Renang
Kualitas air yang digunakan sebagai air kolam renang harus memenuhi
standar persyaratan yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan RI No.416 Tahun 1990 Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan
Kualitas Air. Adapun persyaratan kualitas air untuk kategori kolam renang
yang telah ditetapkan meliputi persyaratan fisik, persyaratan kimia, dan
persyaratan mikrobiologis.
a. Persyaratan fisik Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416
Tahun 1990, syarat fisik yang ditetapkan untuk air kolam renang
antara lain:

30
1) Bau
Air yang digunakan dalam kolam renang harus terbebas dari bau
yang mengganggu.Bau pada air kolam renang dapat disebabkan
oleh tumbuhan algae yang belebihan, serta dari kontaminasi
limbah. Selain itu, bau pada air juga dapat disebabkan karena
kandungan khlor yang tinggi dalam air kolam renang akibat
proses desinfeksi (Soemirat, 2011).
2) Benda Terapung
Benda terapung merupakan benda-benda asing yang ada di
permukaan air yang dapat berasal dari kotoran-kotoran.Kotoran
dapat dibawa oleh pengguna kolam renang maupun berasal dari
lingkungan disekitar kolam renang.Air kolam renang harus
terbebas dari benda terapung supaya tidak mengganggu
kenyamanan dari pengguna kolam renang.
3) Kejernihan
4) Kejernihan air kolam renang dapat dilihat dengan piringan yang
diletakan pada dasar kolam yang terdalam. Air kolam renang
dapat dikatakan jernih apabila piringan tersebut dapat dilihat
dengan jelas dari tepi kolam pada jarak lurus 7m (Peraturan
Menteri Kesehatan RI No.416 Tahun 1990).
b. Persyaratan kimia Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416
Tahun 1990, syarat kimia yang ditetapkan untuk air kolam renang
antara lain:
1) Aluminium
Aluminium merupakan metal yang mudah dibentuk. Sumber
alamiah dari aluminium adalah bauksit dan kryolit.Pada dosis
tinggi aluminium dapat menimbulkan ganguan kesehatan.Sifat
toksisitas aluminium bergantung dari senyawanya, jika berikatan
dengan arsen seperti Al-arsenat zat tersebut sangat toksik
(Soemirat, 2011). Batasan maksimal kandungan aluminium dalam

31
air 18 kolam renang yang ditetapkan menurut Peraturan Menteri
Kesehatan RI No.416 Tahun 1990 adalah sebesar 0,2 mg/l.
2) Kesadahan (CaSO3)
Kesadahan dalam air dapat disebabkan oleh ion-ion magnesium
atau kalsium.Ion-ion tersebut terdapat dalam air dalam bentuk
sulfat, klorida, hidrogen karbonat.Sedangkan pada air alam,
kesadahan dapat disebabkan oleh garam karbonat atau garam
asamnya.Adanya kalsium klorida atau magnesium sulfat
disebabkan oleh geologi tanah disekitarnya (Tresna Sastrawijaya,
2009).Batasan minimum kesadahan dalam air kolam renang yang
ditetapkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416
Tahun 1990 adalah 50 mg/l dan maksimalnya adalah 500 mg/l.
3) Oksigen terabsorbsi (O2)
Kadar oksigen terlarut dalam air dapat dijadikan ukuran untuk
menentukan mutu air.Jika tingkat oksigen terlarut terlalu rendah,
maka organisme anaerob dapat mati ataupun menguraikan bahan
organik dan menghasilkan bahan seperti metana dan hidrogen
sulfida yang dapat menyebabkan air berbau busuk (Tresna
Sastrawijaya, 2009:100-102). Kadar oksigen terabsorbsi
maksimal yang ditetapkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan
RI No.416 Tahun 1990 untuk air kolam renang adalah 0,1 mg/l
dalam waktu 4 jam pada suhu udara.
4) pH
pH dalam air sebaiknya netral yaitu tidak asam maupun basa.
Kualitas air dengan pH 6,7 - 8,6 dapat dikatakan normal dan tidak
terganggu. Air yang berasal dari pegunungan biasanya memiliki
pH yang tinggi. Akan tetapi semakin lama pH akan menurun
menuju suasana asam akibat dari pertambahan bahan-bahan
organik yang kemudian membebaskan CO2 jika mengurai
(Tresna Sastrawijaya, 2009). Menurut Peraturan Menteri

32
Kesehatan RI No.416 Tahun 1990, standar pH untuk air kolam
renang adalah 6,5 – 8,5.
5) Sisa khlor
Sisa khlor merupakan sebagian khlor yang tersisa akibat dari
reaksi antara senyawa khlor dengan senyawa organik maupun
anorganik yang terdapat di dalam air (Tri Joko, 2010).
Kandungan sisa khlor bebas dalam air sengaja dipertahankan
sebesar 0,2 mg/l untuk membunuh kuman patogen dalam air
(Budiman Chandra, 2007). Batas kandungan sisa khlor dalam air
kolam renang menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416
Tahun 1990 sebesar 0,2 - 0,5 mg/l.
6) Tembaga (Cu)
Tembaga pada umumnya diperlukan oleh tubuh untuk
perkembangan tubuh manusia.Akan tetapi jika dosisnya terlalu
tinggi, tembaga justru bersifat racun yaitu dapat mengganggu
enzim yang terkait dengan pembentukan sel darah, dapat
menimbulkan gejala pada ginjal, hati, muntaber, pusing, lemah,
anemia, kram dan lain sebagainya.Pada dosis yang terlalu rendah,
tembaga dalam air dapat menimbulkan rasa kesat, berwarna, dan
korosi pada pipa (Soemirat, 2011). Kadar maksimal tembaga
dalam air kolam renang menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.416 Tahun 1990 ditetapkan sebesar 1,5 mg/l.
c. Persyaratan mikrobiologis Persyaratan mikrobiologis yang ditetapkan
menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416 Tahun 1990 untuk
kategori kolam renang antara lain:
1) Bakteri Coliform
Bakteri Coliform merupakan kelompok bakteri yang memiliki ciri
berbentuk batang, gram negatif, tidak membentuk spora, serta
bersifat aerobik dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi 19
laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam
pada suhu 35oC. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI

33
No.416 Tahun 1990, batasan kandungan bakteri Coliform dalam
air kolam renang adalah 0 per 100 ml sampel air.
2) Kuman
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416 Tahun 1990,
jumlah angka kuman yang ada di dalam air kolam renang
ditetapkan sebesar 200 koloni per 1 ml sampel air.
7. Persyaratan Lingkungan dan Bangunan Kolam Renang
Dalam Permenkes No. 061/Menkes/Per/1991 disebutkan persyaratan
kesehatan lingkungan kolam renang.Secara umum lingkungan kolam
renang harus selalu dalam keadaan bersih dan dapat mencegah
kemungkinan terjadinya peredaran penyakit serta tidak
memungkinkan bersarang dan berkembangbiaknya vector penularan
penyakit. Beberapa persyaratan sanitasi kolam renang berdasarkan
aspek bangunan, antara lain :
a. Dinding kolam renang harus rata dan vertikal, bila diperlukan
fasilitas injakan, pegangan dan tangga, tidak diperbolehkan adanya
penonjolan.
b. Dilengkapi dengan saluran peluap di kedua belah sisinya.
c. Tangga kolam renang harus vertikal dan terbuat dari bahan
berbentuk bulat dan tahan karat.
d. Lantai di tepi kolam renang yang kedap air memiliki lebar minimal
1 meter, tidak licin dan permukaannya miring ke luar kolam.
e. Harus ada tanda-tanda yang jelas untuk menunjukkan kedalaman
kolam renang dan tanda pemisah untuk orang yang dapat berenang
dan tidak dapat berenang.
f. Apabila dilengkapi dengan papan loncat, papan luncur, harus
sesuai dengan ketentuan teknis untuk dapat mencegah terjadinya
kecelakaan.
Sedangkan menyangkut standar sanitasi Bak Cuci Kaki Untuk Kolam
Renang, antara lain disebutkan bahwa harus tersedia dengan ukuran
minimal panjang 1.5 meter lebar 1.5 meter dlam 20 cm dan harus terisi

34
air yang penuh. Standar kadar sisa chlor pada air bak cuci kaki adalah
2 ppm.

35
E. Inspeksi Sanitasi Terminal
Terminal adalah salah satu komponen dari sistem transportasi yang
mempunyai fungsi utama sebagai tempat pemberhentian sementara kendaraan
umum untuk menaikkan dan menurunkan penumpang dan barang hingga
sampai ke tujuan akhir suatu perjalanan, juga sebagai tempat pengendalian,
pengawasan, pengaturan dan pengoperasian sistem arus angkutan penumpang
dan barang, disamping juga berfungsi untuk melancarkan arus angkutan
penumpang atau barang.
Terminal adalah sebuah prasarana transportasi jalan untuk keperluan
menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar
modatransportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan
umum. Selain itu, terminal dapat diartikan sebagai titik simpul sistem dalam
jaringan transportasi yang berfungsi sebagai pelayanan umum yang terjadi
akibat adanya arus pergerakan manusia dan barang.
Sesuai dengan fungsinya sebagai tempat pemberhentian sementara
(transit) maka di dalam terminal akan terjadi perpindahan penumpang atau
barang dari satu jenis angkutan ke jenis moda angkutan yang lainnya,
sehingga tuntutan efisiensi dari suatu perjalanan bisa tercapai. Berdasarkan
tuntutan tersebut maka suatu terminal harus mampu menampung, menata dan
mengendalikan serta melayani semua kegiatan yang terjadi akibat adanya
perpindahan kendaraan, penumpang maupun barang sehingga semua kegiatan
yang ada pada terminal dapat berjalan lancar, tertib, teratur, aman dan
nyaman.
Sanitasi terminal memiliki tiga kriteria baik dari letak, bangunan, dan
fasilitas yang ada di terminal. Adapun penjabarannya sebagai berikut:
1. Letak terminal
Terminal dibangun sebagai tata lalu lintas pengendali arus
angkutan umum, penyedia fasilitas bagi operator angkutan umum, dan
sebagai fasilitas serta informasi bagi penumpang. Oleh karena itu letak
dari terminal haruslah strategis mulai dari daerah perkotan, daerah

36
pemukiman, maupun daera penghijauan. Penembatan dari terminal juga
harus sesuai dengan perencanaan pemerintah daerah setempat.
Terminal yang baik memerhatikan kenyamanan, keindahan, dan
kebersihan lingkungannya. Dalam hal ini terminal tidak mudah tergenang
oleh air. Terminal dibangun di tempat yang mudah dicapai dengan
kendaraan dan memiliki keamanan yang terjamin.
2. Bangunan terminal
Agar terminal mampu memberikan pelayanan yang baik bagi
penggunanya, maka perlu disediakan fasilitas-fasilitas yang
diperuntukkan bagi pengguna jasa terminal.Fasilitas-fasilitas tersebut
perlu disediakan dalam jumlah yang cukup dan harus dijaga agar tetap
mampu memberikan pelayanan bagi pengguna jasa terminal sesuai
dengan fungsinya.
Fasilitas-fasilitas yang ada di dalam terminal dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu fasilitas utama dan fasilitas penunjang.
a. Fasilitas utama
fasilitas utama terminal adalah fasilitas yang mutlak ada disuatu
terminal dalam rangka memberikan pelayanan bagi masyarakat,
khususnya penumpang, calon penumpang, sopir, awak armada,
maupun orang-orang yang memerlukan jasa terminal angkutan
umum. Adapun yang dapat digolongkan sebagai fasilitas utama
antara lain :
1) Jalur pemberangkatan angkutan umum
Jalur pemberangkatan ini disediakan bagi kendaraan angkutan
umum penumpang untuk menaikkan penumpang (loading) dan
untuk memulai perjalanan sesuai trayek yang ditentukan.
2) Jalur kedatangan kendaraan umum
Areal yang disediakan bagi kedaraan angkutan umum
penumpang untuk menurunkan penumpang (unloading) yang
dapat pula merupakan akhir perjalanan.
3) Jalur tunggu kendaraan umum

37
Jalur tunggu kendaraan umum yaitu pelataran yang disediakan
bagi angkutan umum untuk bersiap menuju jalur
pemberangkatan, yang juga dapat berfungsi sebagai tempat
istirahat bagi angkutan umum beserta awaknya.
4) Tempat tunggu penumpang
Tempat tunggu penumpang dapat berupa pelataran atau areal
yang disediakan bagi calon penumpang yang akan melakukan
perjalanan dengan angkutan umum. Adapun syarat dari tempat
tunggu yaitu, penerangan dan ventilasi cukup, tempat duduk
bersih, tersedia tempat sampah dan saluran air kotor.
5) Jalur lintasan
Jalur lintasan merupakan pelataran yang disediakan bagi
angkutan umum yang akan langsung melanjutkan perjalanan
setelah menurunkan penumpang.
6) Bangunan kantor terminal
Sebuah bangunan yang didalamnya berlangsung kegiatan
pelayanan masyarakat oleh operator terminal meliputi segala
sesuatu yang berhubungan dengan terminal. Pada bangunan ini
biasanya juga terdapat menara pengawas, pos pemeriksaan,
loket penjualan karcis, serta papan informasi.
7) Loket penjualan karcis
Syarat sanitasi loket diantaranya penerangan dan ventilasi
cukup, loket berbatas kaca, kondisi tempat bersih, teratur, serta
tersedia tempat sampah.
8) Pelataran parkir kendaraan pengantar dan taksi
Fasilitas ini disediakan bagi kendaraan pengantar calon
penumpang serta bagi armada taksi yang menyediakan jasa
transportasi bagi penumpang untuk sampai ke tempat yang
dituju. Adapun syarat dari tempat parkir yaitu, harus bersih dari
sampah, lantai terbuat dari aspal atau beton, dan terdapat tanda
yang jelas.

38
9) Rambu-rambu dan papan informasi
10) Tempat istirahat sementara
11) Menara pengawas

b. Fasilitas penunjang
Fasilitas penunjang yang dimaksud sebagai pelengkap dalam
pengoperasian terminal. Yang dimaksud dengan fasilitas pelengkap
dalam suatu terminal antara lain :
1) Toilet
Toilet harus disediakan dalam jumlah yang cukup sesuai dengan
kapasitas layanan terminal terhadap penumpang maupun awak
armada angkutan umum, dan sedapat mungkin dalam keadaan
bersih/layak pakai.
(a) Jumlah jamba minimal 2 buah, 1 buah untuk pria dan 1
buah untuk wanita
(b) Urinoir bersi
(c) Jumlah urinoir minimal 1 buah untuk setiap 25 pengunjung
pria rata-rata/hari
(d) Pencahayaan jamban dan urinoir dianjurkan minimal 1
footcandles.
2) Tempat ibadah
Tempat ibadah disediakan bagi penumpang maupun awak
armada angkutan umum untuk menunaikan kewajibannya
sebagai umat beragama
3) Kantin/kios
Kantin/kios disediakan untuk memenuhi kebutuhan penumpang,
awak armada angkutan umum, petugas terminal dan lainnya
terhadap makanan, minuman, oleh-oleh dan lain-lain yang
diperlukan selama perjalanan dalam angkutan umum.
4) Ruang pengobatan

39
Ruang pengobatan disediakan untuk mengatasi keadaan darurat
di lingkungan terminal, khususnya yang berkaitan dengan
masalah kesehatan.Untuk itu ruang pengobatan ini juga perlu
dilengkapi dengan tenaga medis yang terampil. Selain itu
tersedianya fasilitas P3K dengan didampingi petugas kesehatan
yang terlatih. Tempat kesehatan memiliki pengeras suara serta
tersedianya alat dan bahan yang cukup digunakan untuk
pengobatan.
5) Ruang informasi dan pengaduan
Ruang informasi dan pengaduan dibuat untuk memberikan
informasi mengenai kegiatan yang ada di terminal, trayek yang
dilayani, biayatransportasi dan lainnya, serta untuk menerima
pengaduan dari masyarakat terhadap keluhan-keluhan yang
dirasakan dalam pelayanan terminal.
6) Taman
Taman perlu dibuat dilingkungan terminal untuk memberikan
kesan yang indah dan asri, sehingga para penumpang yang
menunggu angkutan umum tidak merasa bosan.
7) Pagar terminal
8) Pemadan kebakaran
3. Fasilitas terminal
a. Tersedia wastafel
Di terminal jarus tersedia wastafel (tempat cuci tangan) untuk
meningkatkan hygiene personal.
b. Persedian tempat sampah
c. Penyediaan air bersih
d. Saluran air buangan
Saluran air buangan tidak menimbulkan genangan air, dapat
mengalirkan air buangan dengan baik dan lancar, serta tertutup rapat
dari serangga dan tikus.

40
F. Inspeksi Sanitasi Taman Hiburan
Taman hiburan adalah tempat wisata yang menawarkan hiburan berupa
wahana permainan yang didukung oleh fasilitas pendukung seperti toko,
restoran, ataupun fasilitas lainya.Taman hiburan atau taman bermain adalah
tempat dengan daya tarik terdiri berupa wahana permainan seperti wahana
roller coaster dan balap air. Taman hiburan biasanyamempunyai aneka
wahana permainan yang berbeda, bersama dengan toko, restoran, danlainnya.
Taman hiburan sendiri dapat dinikmati baik kaum tua maupun yang muda.
Menurut recreation development handbook, jenis-jenis taman hiburan:
1. Resort/Residential Community
Tempat tujuan dengan waktu singkat yang menyediakan
bermacam-macam aktifitas rekreasi seperti penginapan, restaurant, dan
pertunjukan dengan latar belakang primitif hingga modern. Bentuknya
berupa hotel ataumotel di pinggir laut, pegunungan, dan tempat yang
menawarkan keindahan alam lainya.Dibangun di daerah rekreasi yang
bernuansa alami, cenderung tradisional, misalnya dalam budaya, kontur
tanah, dan iklim.
2. Theme Park
Merupakan taman hiburan yang menawarkan atraksi yang
ditujukan untuk rekreasi yang ditekankan pada suatu tema seperit fantasi
dan imajinasi, seperti Disney World (skala besar), Water Activity Park
(skala kecil). Penerapan konsep Theme Park tidaklah terbatas pada
desain taman hiburan atau rekreasi (Amusement Park) saja, namun juga
dipakai dalam perkembangan kota. Dengan diterapkannya konsep ini
pada pusat-pusat kota (downtown) lama, diharapkan mampu mengatasi
hilangnya koneksi antar unsur-unsur kota (bangunan dan ruang kota)
akibat pengaturan kota yang hanya berdasarkan fungsi saja dan
menghidupkan kembali aktivitas dan peranannya.
3. Supplemental Recreational

41
Fasilitas rekreasi yang ditujukan sebagai tambahan dari fungsi
utama sebuah kawasan seperti perumahan, komersil.Hiburan dapat
diberikan dalam bentuk fasilitas seperti kolam renang, golf course.
Berikut beberapa obyek wisata taman hiburan
a. Rekreasi budaya
Rekreasi dengan objek wisata yang menawarkan benda-benda atau hal-
hal yang mempunyai nilai-nilai seni, budaya dan sejarah yang tinggi.
b. Rekreasi buatan
Rekreasi dengan objek wisata yang menawarkan hiburan yang terbuat
dari karya manusia.
c. Rekreasi agro
Rekreasi yang memanfaatkan potensi pertanian dan hasil alam sebagai
objek wisatanya.
d. Rekreasi alam
Rekreasi yang memanfaatkan potensi alam yang indah sebagai objek
utamanya.
Taman hiburan adalah tempat-tempat umum yang mempunyai letak dan
bangunan menetap dimana disediakan fasilitas hiburan bagi umum. Adapun
sanitasi di tempat wisata taman hiburan sebagai berikut:
1. Perizinan taman hiburan
Suatu tempat wisata harus mempunyai perizinan dari instansi yang
berwenang. Adapun tujuan dari perizinan tersebut adalah sebagai
jaminan kepastian hukum dalam menjalankan sebuah usaha pariwisata
bagi pengusaha dan dapat menyediakan sumber informasi bagi semua
pihak yang berkepentingan.
2. Letak taman hiburan
Taman hiburan yang baik memiliki tata letak yang strategis.
Pembangunan dari taman hiburan sendiri harus sesuai dengan
perencanaan pemerintah daerah setempat, mudah dicapai dengan
kendaraa, keamanan terjamin, dan menyediakan kenyamanan bagi
wisatawan.

42
3. Bangunan taman hiburan

4. Fasilitas taman hiburan


a. Tersedia wastafel
Di taman hiburan harus tersedia wastafel (tempat cuci tangan)
untuk meningkatkan hygiene personal. Wastafel dapat disediakan
disetiap persimpangan ataupun wahana agar pengunjung dapat
dengan mudah mencari tempat cuci tangan.
b. Persedian tempat sampah
Tempat sampah sangat diperlukan di berbagai tempat begitu juga
di taman hiburan. Selain menyediakan wahana bermain untuk
wisatawan taman hiburan juga menyediakan kantin dan makanan
ringan. Hal tersebut memungkinkan terjadinya penumpukan sampah.
Oleh karena itu, dengan tersedianya tempat sampah diharapkan
penumpukan sampah berseraan menurun.
Tempat sampah dapat disediakan disetiap kantin, wahana, dan
persimpangan jalan. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan
wisatawan menemukan tempat sampah.
c. Penyediaan air bersih
Air bersih merupakan faktor penting untuk memenuhi kebutuhan
bagi makhluk hidup diantaranya sebagai pemenuhan personal
hygiene. Sumber air bersih dapat berasal dari air tanah, air angkasa,
dan air permukaan.
d. Saluran air buangan
Saluran air buangandibangun untuk mengurangi air limpasan dan
menampung dari beberap saluran air disetiap area taman hiburan.
Saluran buangan yang baik tidak menimbulkan genangan air, dapat
mengalirkan air buangan dengan baik dan lancar, serta tertutup rapat
dari serangga dan tikus.

G. Inspeksi sanitasi Salon

43
Pengertian Salon Salon kecantikan adalah bentuk usaha yang
berhubungan dengan perawatan wajah, badan, tangan, kaki, rambut dan kulit
kepala, serta tata rias wajah dan rambut baik untuk laki-laki maupun
perempuan. Hygiene sanitasi salon adalah upaya kesehatan dalam
memelihara dan melindungi kebersihan salon, melalui pengendalian faktor
lingkungan dari faktor-faktor yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan
penyakit dan gangguan kesehatan.
Jenis-jenis Salon, yaitu:
1. Menurut jenis pelayanan yang diberikan pada salon kecantikan :
a. Salon kecantikan rambut
b. Salon kecantikan kulit
c. Salon kecantikan kombinasi rambut dan kulit
2. Menurut jenis dan bahan kosmetik yang digunakan :
a. Salon kecantikan modern
b. Salon kecantikan tradisional
c. Salon kecantikan kombinasi modern dan tradisional
3. Berdasarkan jenis bahan kosmetik yang digunakan :
a. Salon yang hanya menggunakan satu jenis (merk) kosmetik produk
pabrik tertentu, salon ini sebagai promosi, penerapan dan
pengembangan serta evaluasi efektivitas produk kosmetiknya.
b. Salon yang menggunakan lebih dari satu jenis kosmetik merek yang
terdaftar di Kemenkes RI sesuai dengan keinginan pelanggan.
c. Salon yang menggunakan kosmetika buatan sendiri, tidak
menggunakan bahan terlarang dan tidak dijual belikan.
4. Salon kecantikan diklasifikasikan menjadi Tipe D, C, B, dan A,
penjelasannya adalah sebagai berikut :
a. Salon kecantikan Type D
1) Fisik :
a) Tempat usaha rumah sendiri dengan ukuran minimal 9 m.
b) Jumlah kursi perawatan untuk rambut maksimal 4 kursi, untuk
kulit maksimal 2 dipan.

44
2) Pelayanan :
a) Tata kecantikan rambut, meliputi: pencucian kulit
kepala/rambut, pemangkasan/pemotongan dan pengeritingan
rambut, penataan rambut, pengeringan, pengecatan (tanpa
pemucatan), perawatan kepala'rambut (creambath).
b) Tata kecantikan kulit meliputi: perawat kulit, wajah, tangan
(menikur) dan kaki (pedikur) tanpa kelainan, merias wajah
schari-hari (pagi, siang, sore)
b. Salon kecantikan Type C
1) Fisik :
a) Tempat usaha rumah sendiri / tempat lain dengan ukuran
minimal 30 m
b) Jumlah kursi perawatan untuk rambaut maksimum 6 kursi,
untuk kulit maksimum 3 dipan.
2) Pelayanan :
a) Tata kecantikan rambut, meliputi: pencucian kulit
kepala/rambut, pemotongan dan pengeritingan rambut,
penataan rambut, pengeringan, pengecatan (dengan
pemucatan). perawatan kulit kepala rambut (creambath).
pelurusan, perawatan rambut dengan kelainan ringan
(kebotakan, ketombe, kerontokan).
b) Tata kecantikan kulit meliput: merawat kulit, wajah, tangan
(menikur) dan kaki (pedikur) dengan kelainan, merias wajah
sehari-hari (pagi, siang, sore), panggung disko, karakter, cacat,
dan usia lanjut., penambahan bulu mata, menghilangkan bulu-
bulu yang tidak dikchendaki, perawatan kulit dengan
menggunakan alat elektronik sederhana (2 jenis seperti
frimator dan sauna)
c. Salon kecantikan Type B
1) Fisik :

45
a) Tempat usaha rumah sendiri / tempat lain dengan ukuran
minimal 50 m.
b) Jumlah kursi perawatan untuk rambut maksimal 8 kursi, untuk
kulit maksimal 4 dipan
2) Pelayanan :
a) Tata kecantikan rambut meliputi: pencucian kulit'rambut,
pemangkasan/pemotongan dan pengeritingan rambut, penataan
rambut, pengeringan kepala, pengecatan (dengan pemucatan),
perawatan kulit kepala/rambut (creambath), pelurusan,
perawatan rambut dengan kelainan ringan (kebotakan,
ketombe, kerontokan), penambahan rambut kepala.
b) Tata kecantikan kulit, meliputi: merawat kulit, wajah, tangan
(menikur) dan kaki (pedikur) dengan kelainan, merias wajah
schari-hari (pagi, siang, sore), panggung disco, karakter, cacat,
dan usia lanjut. Penambahan bulu mata, menghilangkan bulu-
bulu yang tidak dikchendaki, perawatan kulit dengan
menggunakan alat elektronik, perawatan badan
3) Salon kecantikan Type B dikelola dengan baik yang memiliki
pimpinan, staf administrasi, dan staf teknis.
d. Salon kecantikan Tipe A:
1) Fisik :
a) Tempat usaha rumah sendiri / tempat lain dengan ukuran
minimal 75 m.
b) Jumlah kursi perawatan untuk rambut maksimum 8 kursi,
untuk kulit maksimum 4 dipan dengan penyekat atau
merupakan kabin.
2) Pelayanan:
a) Tata kecantikan rambut meliputi pencucian kepala/rambut,
pemangkasan/pemotongan dan pengeritingan rambut, penataan
rambut, pengeringan, pengecatan (dengan pemucatan),
perawatan kulit kepala/rambut (creambath), pelurusan,

46
perawatan rambut dengan kelainan (kebotakan, ketombe,
kerontokan), penambahan rambut kepala.
b) Tata kecantikan kulit seperti pada pelayanan salon Tipe B
ditambah perawatan yang lebih luas baik secara tradisional
Indonesia (empirik timur) maupun modern (empirik barat),
seperti akuprsur, aroma terapi, reflekzone. Tersedia juga
perawatan dengan alat elektronik helioteraphy, hyydroteraphy,
mekanoterapy, elektroterapi, perawatan tradisional yang
spesifik seperti perawatan pengantin, ibu hamil, ibu setelah
melahirkan.
3) Salon kecantikan Type A dikelola secara institusional dengan
menejemen yang baik seperti Type B, tetapi disini lebih lengkap
terutama staf ahli teknis.

Hygiene dan Sanitasi Salon


1. Lokasi
Berada di daerah bebas banjir dan mudah dicapai
2. Gedung :
a. Bangunan harus kuat, utuh serta dapat mencegah kemungkinan
terjadinya penularan penyakit dan kecelakaan dan banjir
b. pembagian ruang yang jelas sesuai dengan fungsi, sehingga
memudahkan lalu lintas orang.
c. Sarana bangunan harus memenuhi syarat kesehatan dan tidak
menimbulkan gangguan bagi tetangga serta tidak terganggu oleh
keadaan sekitarnya.
3. Sarana Lain :
a. Dinding sebelah dalam rata, berwarna terang serta mudah dibersihkan.
b. Langit-langit, berwarna terang, mudah dibersihkan, tinggi dari lantai
minimal 2,5 meter.
c. Lantai, kedap udara, rata, tidak licin, serta mudah dibersihkan.

47
d. Atap, terbuat dari bahan yang kuat, tidak bocor dan tidak terdapat
sudut mati agar dapat mencegah bersarang/berkembang biaknya
serangga dan tikus
e. Ventilasi, dapat menjamin peredaran udara dengan baik, ventilasi
permanen (lubang angin, kisi-kisi) minimal 10% x luas lantai. Luas
lubang ventilasi tidak permanen (pintu dan jendela) minimal 10 %
luas
f. pencahayaan, cukup, tidak menyilaukan dan intensitasnya sesuai
dengan kebutuhan, khusus untuk ruang kerja intensitasnya minimal
150 lux.
g. Toilet, tersedia toilet untuk pengunjung dan disesuaikan dengan
penggunaannya.
h. Tersedia pemadam kebakaran
i. Tersedia kotak P3K ( Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
j. Ruangan perawatan kecantikan kulit dan rambut. Luas masing-
masing ruang minimal-kurangnya 3 X 3 meter. Ruangan untuk tata
kecantikan rambut dan kulit harus terpisah.
k. Memiliki ruang tunggu.
l. Memiliki kamar kecil
4. Kelengkapan Lain:
a. Kelengkapan peralatan alat kecantikan dan bahan kosmetika harus
dicatat pada Departemen kesehatan kecuali yang diproduksi dan
digunakan untuk kalangan sendiri.
b. Kelengkapan surat-surat yang mendukung, di antaranya: surat izin
usaha, surat keterangan berbadan sehat bagi semua tenaga kerja di
salon, dan lain-lain.
5. Persyaratan Alat-Alat kecantikan :
a. Jelas memiliki daya guna
b. Tidak menimbulkan bahaya, baik dalam waktu dekat/ segera maupun
dalam waktu yang lama.

48
c. Dalam menggunakan alat-alat kecantikan, ahli kecantikan harus
memperhatikan sebagai berikut:
1) Keadaan Fisik Kulit
2) Faktor-faktor luar atau dalam tubuh yang mempengaruhi efek
pemakaian alat-alat kecantikan. Faktor-faktor tersebut dapat
dilihat dari : umur, kulit pria atau wanita,lokalisasi kulit (kulit
kaki, tangan, dan sebagainya
3) Pengaruh lain, misal; waktu hamil, alergi, dan sebagainya.
4) Bahan kosmetika yang tidak boleh digunakan dalam produksi
kosmetika
a) Antimon dan senyawanya.
b) Arsen dan senyawanya
c) Barium dan garamnya, kecuali barium sulfat
d) Berlium dan senyawanya
e) Bitional
f) Hidrokinon Monobenzileter
g) Hormon
h) Kadmium dan senyawanya
i) Kloroform
j) Krom dan senyawanya, kecuali zat warna K4 dan hijau K5
k) Perak dan senyawanya
l) Raksa dan senyawanya, kecuali fenilraksa nitrat dan
tiomersal yang digunakan sebagai pengawet dalam persiapan
tata rias mata.
m) Salisilanilida terhalogenkan
n) Selenium dan senyawanya, kecuali selenium Disulfida dan
sampo tidak lebih dari 2%
o) Stronsium dan senyawanya
p) Timbal dan senyawanya, kecuali timbal asetat dalam preparat
rambut tidak lebih dari 2%
q) Torium dan senyawanya

49
6. Hal-Hal yang harus diperhatikan dalam pemakaian alat-alat listrik di salon
a. Kontak dilepaskan sesudah selesai pemakaian
b. Pelajari instruksi sebelum memakai suatu alat-alat listrik.
c. Semua kabel, tombol dan perlengkapan lain harus dalam keadaan
baik.
d. Semua perlengkapan listrik diperiksa dengan baik dan teliti
e. Hindarkan tali-tali
f. Kabel listrik diperiksa dengan baik dan teliti
g. Hindarkan tali-tali kabel listrik yang basah
h. Pasien tidak mengizinkan permukaan permukaan logam waktu
peralatan listrik sedang diberikan
i. Tidak boleh meninggalkan ruang waktu alat listrik sedang digunakan
7. Hal-hal yang dilarang
a. Kamar praktek salon kecantikan tidak menjadi tempat tinggal, atau
untuk kegiatan lain yang tidak sesuai dengan potensinya.
b. Tidak boleh menggunakan alat-alat kedokteran serta melakukan
tindakan- tindakan pengobatan kecuali oleh dokter konsultan.
c. Tidak diperbolchkan melakukan tindakan oprasi/bedah plastik
d. Tidak dibenarkan memperkerjakan tenaga ahli kecantikan berwarga
negara asing yang tidak memiliki izin kerja yang sah dari pemerintah.
e. Tidak boleh menggunakan dan memberikan obat-obat keras (daftar G
dan O) kecuali oleh dokter konsultan.
f. Tidak boleh menggunakan alat-alat listrik kecantikan dan kosmetik
yang belum tercatat/ belum diizinkan oleh Departemen Keschatan RI.
g. Tidak memasang baut secara berlebihan yang tidak sesuai dengan
kenyataan/belum terbukti kebenarannya secara ilmiah.
8. Penyediaan Air Bersih:
a. Kualitas air memenuhi persyaratan Permenkes
b. Air sebaiknya diperoleh dari PDAM
c. Kuantitas harus tersedia dengan cukup
9. Pengelolaan Limbah

50
a. Sarana pembuangan limbah tertutp dan kedap udara
b. Air limbah mengalir dengan lancer
10. Tempat Sampah
a. Terbuat dari bahan yang kuat, ringan, kedap udara, tahan karat dan
berpenutup
b. Jumlah volume sampah yang disesuaikan dengan produk sampah yang
dihasilkan

DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 920/Menkes/Per/XII/1986 tentang
Upaya Pelayanan Kesehatan Swasta di Bidang Kesehatan
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1189A/Menkes/SK/X/1999 tentang
Penetapan Ijin di Bidang Kesehatan

H. Inspeksi sanitasi Pangkas Rambut


Tempat pangkas rambut adalah suatu tempat beserta fasilitasnya untuk
melayani pangkas rambut bagi umum. Dasar pelaksanaan Penyehatan
Lingkungan Tempat Pangkas Rambut adalah Kep. Menkes
288/Menkes/SK/III/2003 tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan
Umum. Beberapa persyaratan yang ditetapkan, antara lain
1. Ketersediaan tempat duduk yang bebas dari kutu busuk dan serangga
lainya dan selalu di jaga kebersihannya
2. Pencahayaan minuman 8 fc dan tidak menyilaukan
3. Lubang fentilasi minimal 10 % dari luas lantai ruang tunggu
4. Lantai tidak lebab dan mudah dibersihkan    
5. Tersedia kotak sampah dan kantong pembungkus rambut sebelum dibuang
6. Pencahayaan tidak menyilaukan, minimal 15 fc
7. Lubang fentilasi minimal 10 % dari luas lantai ruang kerja
8. Lantai tadak lembab dan mudah dibersihkan
9. Harus ada tempat cuci tangan    

51
Sedangkan komponen- komponen inspeksi sanitasi Tempat Pangkas
Rambut antara lain meliputi :
1. Ruang tunggu
2. Alat - alat Kerja
3. Karyawan

I. Inspeksi sanitasi Gereja


Gereja merupakan suatu tempat termasuk fasilitasnya dimana
masyarakat umum pada waktu-waktu tertentu berkumpul untuk melakukan
ibadah keagamaan Kristen atau Katolik. Berikut ini adalah persyaratan
sanitasi dari gereja, antara lain:
1. Letak :
Tidak terletak diedarah banjir dan sesuai dengan rencana tatakota
2. Konstruksi :
Kuat, aman, dan sesuai petunjuk Dinas Pekejaan Umum
3. Persyaratan Bagian Luar
a. Halaman :
Bersih, tidak terdapat sampah yang berserakan dan genangan air.
b. Tempat sampah :
Tersedia tempat sampah yang bertutup rapat, kedap air, mudah
dibersihkan, mudah diangkat, jumlah dan kapasitas disesuaikan
dengan kebutuhan.
c. Pembuangan air limbah/kotor :
Air mengalir dengan lancar , saluran bersambung dengan saluran
pembuangan air kotor umum, kedap air. Bila tidak ada saluran air
kotor umum, air limbah ditampung pada sarana penampungan
yang dibuat sendiri dan tertutup.
d. Persediaan air :
Kualitas harus memenuhi persyaratan air bersih dan tersedia
setiap saat diperlukan
e. Jamban dan peturasan

52
Tersedia jamban dan peturasan )urinoir) yang santer minimal satu
buar yang dilengkapi dengan air untuk   penggelontor
4. Persyaratan Bagian Dalam
a. Lantai, dinding, dan langit-langit bersih
b. Perlengkapan tempat duduk untuk berdoa
c. Bersih dan bebas dari kutu busuk dan serangga lainnya
d. Lantai mudah dibersihkan dan tidak lembab
e. Ventilasi :
Lubang ventilasi harus disesuaikan dengan jumlah pengunjung
terbanyak, bila mungkin dilengkapi dengan ventilasi mekanis.
f. Pencahayaan :
Cukup terang, minimal 100 Lux dan tidak menyilaukan.
J. Inspeksi sanitasi Terminal
Terminal bus/stasiun kereta api ialah suatu tempat termasuk fasilitasnya
dimana umum berkumpul untuk menunggu, naik dan turun bus/ kereta api.
Dasar pelaksanaan Penyehatan Lingkungan Stasiun adalah Kep. Menkes
288/Menkes/SK/III/2003 tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan
Umum.
Komponen penilaian meliputi antara lain :
1. Bagian Luar
2. Bagian Dalam
3. Ruang Tunggu
4. Sarana Sanitasi
5. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
6. Penunjang
7. Pengeras suara

53
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Inspeksi Oleh Oktaviarin Ayu Niarajana


1. Inspeksi Sanitasi Masjid
a. Gambaran Umum
Masjid Nurul Qolbi yang dibangun pada tahun 2017. Masjid
Nurul Qolbi merupakan kategori Masjid Jami. Masjid Nurul Qolbi
beralamat di Desa Mojorjo Rt 5 Rw 4 Kecamatan Kawedanan
Kabupaten Magetan Jawa Timur. Masjid Nurul Qolbi memiliki luas
tanah 60 m2, luas bangunan 150 m2 dengan status tanah Wakaf. Masjid
Nurul Qolbi memiliki jumlah jamaah 30 - 50 orang, jumlah muazin 5
orang, jumlah remaja 20 orangdan Jumlah Khotib 4 orang,diantaranya
adalah menyelenggarakan ibadah sholat fardhu, sholat jum’at, kegiatan
hari besar islam, pengajian rutin, dakwah islam/ tabliq akbar, dan
kegiatan pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Masyarakat).
Fasilitas umum di Majid Nurul Qolbi diantaranya sarana ibadah, kamar
mandi/ WC. Tempat wudhu, dan tempat parkir.
b. Hasil Penilaian Inspeksi Sanitasi Masjid
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi masjid didapatkan hasil
∑ = 3.290 (Memenuhi Syarat)
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi masjid yang didapat
disimpulkan bahwa Majid Nurul Qolbi dapat dikategorikan Masjid
yang memenuhi persyaratan.
c. Analisis
Hasil dari praktik sanitasi Masjid Nurul Qolbi Rt 5 Rw 2 Desa
Mojorjo kab. Magetan dapat dikatakan sudah baik dan beberapa sudah
memenuhi persyaratan yaitu konstruksi bangunan yang kokoh, jumlah
ventilasi yang cukup, halaman yang bersih. Namun sebaiknya toilet
dibersihkan agar tidak menimbulkan bau tidak sedap.

54
2. Inspeksi Sanitasi Pusat Perbelanjaan (Carrefour Madiun)
a. Gambaran Umum
Merupakan salah satu carrefour madiun yang beralamat di Jl.
Letjend. S. Parman No. 31, Madiun, Jawa Timur 63119, menyediakan
berbagai produk kebutuhan sehari-hari seperti makanan, buah, sayur,
susu, cemilan, minuman, hingga peralatan kebersihan seperti sabun
dan shampo.
b. Hasil Penilaian Inspeksi Sanitasi Pusat Perbelanjaan
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi pusat perbelanjaan didapatkan
hasil
∑ = 1480 (Memenuhi Syarat)
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi pusat perbelanjaan
yang didapat, disimpulkan bahwa Carrefour dapat dikategorikan Pusat
Perbelanjaan yang memenuhi persyaratan.
c. Analisis Sanitasi Pusat Perbelanjaan
Hasil dari penelitian sanitasi pusat perbelanjaan atau Carrefour di
Jl. Letjend. S. Parman No. 31, Madiun, Jawa Timur 63119 Jawa
Timur. Dapat dikatakan sudah baik dan sudah memenuhi syarat mulai
dari letak kontruksi bangunan, persyaratan sanitasi pusat
perbelanjaannya, dll.
3. Inspeksi Sanitasi Gereja
a. Gambaran Umum
Geraja adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya, dimana
umum pada waktu–waktu tertentu dapat melakukan ibadah keagamaan
Kristen. Greja ini berlokasi di Dsn Ndupak, Desa ngadirejo Rt 1 Rw 1
Kec Kawedanan Kab Magetan yang sesuai dengan rencana dan tata
pembangunan.
b. Hasil Penilaian Inspeksi Sanitasi Gereja
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi greja didapatkan hasil
∑ = 2.600

55
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi greja yang didapat
disimpulkan bahwa Greja Kristen Jawi Wetan dapat dikategorikan
greja yang memenuhi persyaratan.
c. Analisis
Hasil praktik dari Gereja Kecamatan Kawedanan, Kab.
Magetan dapat dikatakan sudah memenuhi syarat karena bangunan nya
sudah kokoh dan tempatnya yang mudah di jangkau oleh warga.

B. Inspeksi Oleh Putri Lioni Munfa’ati


1. Inspeksi Sanitasi Kolam Renang
a. Gambaran Umum
Kolam renang adalah suatu kontruksi buatan yang dirancang
untuk diisi dengan air dan digunakan untuk berenang, menyelam atau
aktivitas air lainnya. Kolam renang umum biasanya adalah bagian dari
pusat kebugaran jasmani atau taman rekreasi, dengan fasilitasfasilitas
lainnya meliputi sauna, lapangan olahraga (squash, tenis, dan lain-lain)
dan rumah makan. Untuk menjernihkan dan mendesinfeksi air
biasanya digunakan kaporit.
Kolam Renang Pasar Besar Kota Madiun merupakan kolam
renang di Madiun dengan konsep indoor. Sangat cocok bagi yang
sedang mencari kolam renang indoor di Kota Madiun. Kolam renang
yang ada di tempat ini termasuk kolam renang berstandar atlet.
Sehingga tak mengherankan jika banyak anak-anak sekolah yang
berenang. Terlebih tarif tiket masuknya memang terjangkau untuk
ukuran pelajar.
b. Hasil Penilaian Inspeksi Sanitasi Kolam Renang
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi kolam renang didapatkan hasil ∑
= 3935(memenuhi syarat).
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi kolam renang bahwa
Kolam Renang Pasar Besar Kota Madiun dapat dikategorikan kolam
renang yang memenuhi persyaratan.

56
c. Analisis
Dari hasil inspeksi sanitasi Kolam Renang Pasar Besar Kota
Madiun yang berlokasi di Jl. Panglima Sudirman No.10, RT.1,
Kejuron, Kec. Taman, Kota Madiun, Jawa Timur 63132 diperoleh
hasil inspeksi sanitasi yang masuk dalam kategori memenuhi syarat,
namun belum mencapai nilai maksimum dari inspeksi sanitasi kolam
renang dikarenakan bebrapa faktor antara lain tidak adanya kotak P3K
yang mudah dijangkau, serta penggunaan infrastruktur yang tidak
sesuai dengan fungsinya seperti tempat duduk atau kursi yang
digunakan untuk menaruh barang penggunjung seperti baju dan
perlatan renang lainnya, serta ada atap yang bolong ditakutkan
mengganggu penggunjung kolam renang dan menjadi tempat
perindukan vektor penyakit.
2. Inspeksi Taman Hiburan
a. Gambaran Umum
Dinamakan Taman Hero, karena lokasi yang ada di pintu masuk
perumahan Bumi Mas 2 Kelurahan Manisrejo, Kecamatan Taman,
ikonnya adalah patung berkarakter hero. Seperti Iron Man, Gatotkaca
dan Transformer. Taman ini cocok untuk anak-anak yang menyukai
karakter hero. Lokasi Taman Hero mudah dijangkau karena berada di
pinggir jalan akses yang menghubungkan bundaran Taman menuju
Jalan Auri atau Jalan Setia Budi, Kota Karismatik Madiun. Taman
hero beralamar di Jl. Letkol Suwarno No.112, Mojorejo, Kec. Taman,
Kota Madiun, Jawa Timur 63139.
Kota Madiun cukup banyak memiliki taman dengan beraneka
tema. Selain Taman Hero, ada banyak taman bertema olahraga dan
bermain. Mulai lapangan Manisrejo dengan wahana panahannya,
lapangan Mojorejo dengan taman bermain dan arena futsal, serta
lapangan Nambangan Kidul dengan jogging track dan wahana
permainannya. Kota Madiun juga memiliki taman lalu lintas dengan
sirkuit dan track bersepeda.

57
b. Hasil Penilaian Inpeksi taman hiburan
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi taman hiburan didapatkan hasil ∑
= 365 (memenuhi syarat).
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi taman hiburan
bahwa Taman Hero dapat dikategorikan taman hiburan yang memenuhi
persyaratan.
c. Analisis
Dari hasil inspeksi sanitasi taman Hero Kota Madiun yang
berlokasi di Jl. Letkol Suwarno No.112, Mojorejo, Kec. Taman, Kota
Madiun, Jawa Timur 63139 diperoleh hasil dari inspeksi sanitasi yang
masuk dalam kategori memenuhi syarat. Kategori tersebut berdasarkan
fakta ketika melakukan inspeksi sanitasi taman hiburan. Konstruksi
bangunan yang kokoh sesuai dengan rencana tata kota pemerintah
hingga terdapat spot khusus bermain anak dengan rumput sintesis,
taman Hero didesain sebagai sarana hiburan sekaligus sarana edukasi
bagi anak serta tempat wisata keluarga sebagai tempat berelaksasi
ketika pagi atau sore hari selepas penatnya melakukan aktivitas.
Namun belum menetapnya perawatan taman yang berkelanjutan
membuat area taman Hero terkadang terdapat sampah plastik dan daun
kering sehingga mengurangi kenyamanan pengunjung serta
mengurangi nilai estetika dari taman Hero tersebut.
3. Inspeksi Sanitasi Pusat Perbelanjaan
a. Gambaran Umum
Suncity Mall Madiun merupakan pusat perbelanjaan yang
terluas, termewah dan terlengkap di Kota Madiun, Jawa Timur. Mall
ini adalah bagian dari blok/kawasan Suncity Festival Madiun.
Kawasan ini berkonsep One Stop Entertainment yang terdiri dari Mall,
Hotel, Sports Center, Convention Hall, Water & Theme Park, Shop
Houses, Anchor Resto, dan Mosque. Kawasan ini berlokasi di Jl. S.
Parman No. 8 Kota Madiun tepat di samping Carrefour Madiun. Mal
ini memiliki area parkir yang sangat luas yaitu Indoor dan Outdoor. Di

58
area halaman mal ini terdapat ruko-ruko. Ruko di kawasan ini adalah
perusahaan yang terkenal baik nasional maupun international antara
lain: Naavagreen (Salon Kecantikan), DIVA (Family Karaoke), Coffee
Toffee (Cafe khusus Kopi), Smile Home Shopping, D'COST, KFC
Indonesia, Salon Rudy dan XL Center. Kawasan ini juga terdapat
Water & Theme Park yang merupakan wisata populer di Kota Madiun.
Kawasan ini terdapat hotel yang bernama The Sun Hotel yang berada
tepat di samping Suncity Mall untuk pengunjung yang ingin menginap.
Kawasan ini memiliki Sport Center, Convention Hall dan Masjid. Di
dalam mal terdapat toko dengan penyewa-penyewa yang terkenal di
Indonesia dan International. Mal ini juga dilengkapi dengan Bioskop
New Star Cineplex.
b. Hasil Penilaian Inpeksi Sanitasi Pusat Perbelanjaan
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi pusat perbelanjaan didapatkan
hasil ∑ = 1.650 (memenuhi syarat).
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi pusat perbelanjaan
bahwa Suncity Mall Kota Madiun dapat dikategorikan pusat perbelanjaan
yang memenuhi persyaratan
c. Analisis
Dari hasil inspeksi sanitasi Pusat Perbelanjaan Sun City Mall
yang berlokasi di Jl. S Parman. No.8, Oro-oro Ombo, Kec. Kartoharjo,
Kota Madiun, Jawa Timur 63119 diperoleh hasil dari inspeksi sanitasi
pusat perbelanjaan yang masuk dalam kategori memenuhi syarat. Hasil
tersebut disesuaikan dengan fakta ketika melakukan inspeksi sanitasi
pusat perbelanjaan, namun kurangnya prasarana tempat mencuci
tangan ketika memasuki mall membuat sedikit tumpukan customer
mall yang mengantri di depan di pintu masuk mall, namun hal tersebut
dapat ditangani atau dihalau dengan inisiatif para customer mall yang
membawa handsanitizer gel maupun liquid oleh para pengunjung mall.
Kondisi mall yang selalu bersih dengan penerangan yang terang dan

59
tempat sampah yang kedap air membuat customer mall nyaman ketika
berada di Kawasan Sun City Mall Kota Madiun.

C. Inspeksi Oleh Ria Ayu Lestari


1. Inspeksi Sanitasi Masjid
a. Gambaran Umum
Masjid Baiturrohmanini merupakan salah satu masjid yang berada
di tengah kota Cepu. Masjid Baiturohman beralamatkan di Jl. Taman
Bahagia, Sitimulyo, Cepu, Kec. Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Tempatnya strategis, bersih dan nyaman digunakan untuk beribadah.
Masjid ini juga digunakan untuk pengajian, biasanya selama 2 minggu
sekali.Bangunan yang kuat dan terlihat sangat rapi serta di kelilingi
pagar batas masjid. Manajemen Masjid bagus dan terawat.
Setiap hari Jum’at selalu ramai digunakan untuk melaksanakan
sholat jum’at, dan biasanya diadakan Pengajian Umum yang
diselenggarakan untuk memperingati hari besar Islam. Fasilitas yang
disediakan Masjid Baiturohman diantaranya sarana ibadah, Kamar
Mandi/WC yang terpisah antara laki-laki dan perempuan, tempat
wudhu, Rak sandal/sepatu, Kipas Angin, tempat istirahat, air minum,
kursi untuk lansia, dan Tempat parkir.
b. Hasil Penilaian Inspeksi Sanitasi Masjid
Dari hasil inspeksi masjid didapatkan hasil
∑ = 3.260 (Memenuhi Syarat)
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi masjid yang didapat
disimpulkan bahwa Masjid Baiturohman, Cepu dapat dikategorikan
Masjid yang memenuhi persyaratan.
c. Analisis
Hasil dari penelitian sanitasi di Masjid Baiturrahman di
kecamatan Cepu kabupaten Blora Jawa Tengah dapat dikatakan sudah
baik dan sudah memenuhi syarat mulai dari bangunan bagian dalam,
bangunan bagian luar, tempat wudhu, rak sendal dan toilet. Namun ada

60
beberapa yang perlu diperhatikan lebih baik lagi seperti parkiran yang
kurang luas dan tidak aman karen tempat parkirnya berada di pinggir
jalan.
2. Inspeksi Sanitasi Taman Hiburan
a. Gambaran Umum
Taman Seribu Lampu cepu merupakan salah satu icon di Kota
Cepu, tempatnya sangat strategis dan sangat nyaman. Taman Seribu
Lampu Cepu beralamatkan di Jl. Ronggolawe, Sidomulyo, Cepu,
Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Taman Seribu
Lampu Cepu merupakan tempat terbuka/umum yang ada di Kota
Cepu, Taman ini juga banyak di datangi banyak orang berbagai umur,
mulai dari anak anak sampai lansia. Tempatnya sangat nyaman dan
menjadi tempat nongkrong/berkumpul anak-anak muda. Apalagi saat
malam hari, banyak yang bersantai di tempat ini. Taman ini baru di
renovasi beberapa tahun yang lalu sehingga menjadi indah saat
dipandang.
Taman Seriibu Lampu memiliki suasana yang sejuk dan
banyaknya tanaman serta pepohonan yang rindang. Taman ini berada
diantara jalan yang arah ke utara dan selatan sehingga saat kita sedang
berada di taman ini, kita bisa melihat lalulalang kendaraan yang selalu
ramai. Selain menjadi temapt berkumpul terkadang di taman ini ada
pertunjukkan topeng monyet, sehingga saat kita berada disini kita bisa
menontonnya. Dan biasanya untuk membayar topeng monyet bisa
memberinya seikhlasnya. Disekitaran Taman ini juga ada delman dan
kita bisa menyewa delman itu untuk diajak keliling kota Cepu, untuk
harganya sangat terjangkau.
Fasilitas yang disediakan di Taman Seribu Lampu diantaranya
tempat yang nyaman dan sejuk, ada icon kereta, tempat duduk di
sepanjang taman, tempat sampah, tempat parkir yang luas, serta kamar
mandi/WC. Dipinggir taman juga ada banyak penjual makanan dan
minuman yang harganya terjangkau.

61
b. Hasil Penilaian Inspeksi Sanitasi
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi Taman Hiburan didapatkan hasil
∑ = 360 (Memenuhi Syarat)
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi taman hiburan yang
didapat disimpulkan bahwa Taman Seribu Lampu dapat dikategorikan
Taman Hiburan yang memenuhi persyaratan.
c. Analisis
Hasil dari penelitian sanitasi taman seribu lampu Cepu di
kecamatan Cepu kabupaten Blora Jawa tengah dapat dikatakan sudah
baik dan sudah memenuhi syarat mulai dari tata tempat taman hiburan,
serta tanaman yang rindang. Namun ada beberapa yang perlu
diperhatikan lebih baik lagi seperti toilet umum yang tidak terurus rapi
dan parkiran yang kurang aman.
3. Inspeksi Sanitasi Pusat Perbelanjaan
a. Gambaran Umum
Swalayan Bravo merupakan Swalayan terbesar di Kota Cepu,
sehingga tidak asing lagi bagi masyarakat sekitar untuk berbelanja di
tempat ini. Tempat ini sudah lama dibangun, tetapi pada tahun 2015
lalu terjadi insiden kebakaran besar yang dikarenakan konsleting
listrik. Sehingga tempat ini terbakar habis, dan beberapa bulan
kemudian dibangun dan di renovasi lagi sehingga menjadi lebih bersih
dan nyaman. Swalayan Bravo selalu ramai setiap harinya, dikarenakan
disini juga tempat grosir dan eceran untuk penjual penjual kecil.
Apalagi saat hari hari besar pasti pengunjungnya juga tambah ramai.
Ditambah lagi ditempat ini terdapat arena bermain dan tempat jajanan
serta tempat beli ATK.
Swalayan Bravo sangat strategis, bersih dan nyaman, tempat
parkirnya yang luas dan disekitar Bravo terdapat toko toko yang
menjual makanan. Swalayan Bravo juga menyediakan toilet, mushola,
tempat cuci tangan, handsanitizer, keranjang belanja dorong/tangan.
Sebelum masuk tempat ini dipersilahkan untuk cuci tangan/memakaai

62
handsanitizer terlebih dahulu dan di check suhunya. Petugas disini juga
ramah-ramah sehingga membuat pengunjung merasa nyaman dan
terkadang lupa waktu saat berbelanja.
Ditempat ini juga lengkap berbagai kebutuhan rumah tangga
sampai perlengkapan bayi. Tempat ini terdiri atas 2 lantai. Untuk
lantai pertama ada berbagai perlengkapan bayi dan kebutuhan rumah
tangga, serta kasir yaang banyak. Untuk lantai 2 tempat
fashion/perlengkapan baju-celana. Tempatnya sangat luas dan
terpasang cctv.
b. Hasil Penilaian Inspeksi Sanitasi
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi pusat perbelanjaan didapatkan
hasil
∑ = 1.310 (Memenuhi Syarat)
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi pusat perbelanjaan
yang didapat disimpulkan bahwa Swalayan Bravo dapat dikategorikan
Pusat Perbelanjaan yang memenuhi persyaratan.
c. Analisis
Hasil dari penelitian sanitasi di Swalayan Bravo Kecamatan
Cepu kabupaten Blora Jawa Tengah dapat dikatakan sudah baik dan
sudah memenuhi syarat mulai dari Daerah yang strategis dan Luas,
bangunan luar dan bangunan dalam yang baik dan kuat, tata peletakan
barang barang yang rapi serta bersih dan kenyamanan untuk
pelanggan/pengunjung, parkiran yang luas, penjual jajanan yang
terstruktur, mushola, tolilet serta tempat cuci tangan. Namun ada
beberapa yang perlu diperhatikan lebih baik lagi seperti keranjang
belanja yang berserakan.

D. Inspeksi Oleh Ria Lailatu Fuaddah


1. Inspeksi Sanitasi Masjid
a. Gambaran Umum

63
Masjid Agung Baiturrahman Trenggalek didirikan pada tahun
1983. Masjid Agung Baiturrahman beralamat di Jl. Sunan Kalijogo
No.7, Jonogaran, Ngantru, Kec. Trenggalek, Kabupaten Trenggalek,
Jawa Timur 66311. Masjid Agung Baiturrahman memiliki luas tanah
500m2, luas bangunan 350m2 dengan status tanah Wakaf. Masjid
Agung Baiturrahman memiliki daya tampung jamaah ± 500 orang,
jumlah muazin 5 orang, jumlah remaja 20 orang dan Jumlah Khotib 4
orang, diantaranya adalah menyelenggarakan ibadah sholat fardhu,
sholat jum’at, kegiatan hari besar islam, pengajian rutin,
pemberdayaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf, dan kegiatan
pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Masyarakat). Fasilitas
umum di Masjid Agung Baiturrahman Trenggalek diantaranya sarana
ibadah, kamar mandi/ WC, tempat wudhu, dan tempat parkir.
b. Hasil Penialian Inspeksi Sanitasi Masjid
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi pasar didapatkan hasil
∑ = 3.320 (Memenuhi Syarat)
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi masjid yang didapat
disimpulkan bahwa Majid Agung Baiturrahman Trenggalek dapat
dikategorikan Masjid yang memenuhi persyaratan.
c. Analisis
Hasil dari penelitian sanitasi Masjid Agung Baiturrahman Jl.
Sunan Kalijogo No.7, Jonogaran, Ngantru, Kec. Trenggalek,
Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, dapat dikatakan sudah baik dan
sudah memenuhi syarat mulai dari bagian luar, bagian dalam, tempat
wudhu, kamar mandi namun lantai di bagian tempat wudhu agak licin
jika terkena air sehingga dapat kumpulkan kecelakaan ketika orang
berjalan dengan tidak hati-hati.
2. Inspeksi Sanitasi Pasar
a. Gambaran Umum
Pasar besar terletak di Jl. Dewi Sartika No.22, Sawahan,
Sumbergedong, Kec. Trenggalek, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.

64
Letaknya yang strategis dan mudah diakses dengan kendaraan umum
maupun pribadi. Berbagai fasilitas untuk pengunjung pasar juga sangat
memadai, seperti tempat duduk yang artistik untuk bersantai, taman,
dan area parkir yang luas.
Wilayah ini juga cukup aman karena dipantau sejumlah kamera
pengawas di sejumlah sudut. Tak hanya itu, di depan gedung utama
disediakan parkir khusus sepeda. Warga bisa membawa sepedanya
hingga ke depan bangunan utama Pasar Pon. Pasar Pon Trenggalek
menjual berbagai macam kebutuhan seperti pakaian, tas, sepatu,
gerabah, peralatan rumah tangga, jajanan pasar dan lainnya. Sekilas,
bangunan Pasar Pon ini tidak seperti pasar tradisional pada umumnya.
Namun lebih terkesan seperti pusat perbelanjaan modern di kota besar.
b. Hasil Penialian Inspeksi Sanitasi Pasar
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi pasar didapatkan hasil
∑ = 1.800
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi pasar yang didapat
disimpulkan bahwa Pasar Pon Trenggalek dapat dikategorikan Pasar
yang memenuhi persyaratan
c. Analisis
Hasil penelitian sanitasi Pasar Pon Trenggalek, Jl. Dewi Sartika
No.22, Sawahan, Sumbergedong, Kec. Trenggalek, Kabupaten
Trenggalek, Jawa Timur, dapat dikatakan sudah baik dan sudah
memenuhi syarat mulai dari bagian luar, bagian dalam , kamar mandi
namun untuk bagian kamar mandi terdapat bau yang kurang sedap
yang dapat mengganggu kenyamanan pengguna.
3. Inspeksi Sanitasi Tempat Pangkas Rambut
a. Gambaran Umum
Dejavu Barbershop Trenggalek terletak di Jl. Jaksa Agung
Suprapto, Klampisan, Surodakan, Kecamatan Trenggalek, Kabupaten
Trenggalek, Jawa Timur. Letaknya yang strategis dan mudah diakses
masyarakat umum yang membutuhkannya. Tempat pangkas rambut ini

65
memiliki arsitektur yang unik dan juga bagus sehingga menarik
perhatian masyarakat umum untuk memilih tempat pangkas rambut
tersebut.
b. Hasil Penialian Inspeksi Sanitasi
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi Tempat pangkas rambut
didapatkan hasil
∑ = 1.865
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi Tempat pangkas
rambut yang didapat disimpulkan bahwa Dejavu Barbershop
Trenggalek dapat dikategorikan Tempat pangkas rambut yang
memenuhi persyaratan.
c. Analisis
Hasil penelitian sanitasi tempat cukur Barbershop Dejavu, Jl.
Jaksa Agung Suprapto, Klampisan, Surodakan, Kec. Trenggalek,
Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, dapat dikatakan sudah baik dan
sudah memenuhi persyaratan mulai dari bagian luar bagian dalam,
tempat cukur, ruang tunggu namun untuk bagian dalam masih kurang
di bagian ventilasi sehingga menimbulkan ruangan tersebut terasa
panas tetapi di ruang tersebut sudah dipasangi kipas angin untuk
mengurangi rasa panas tersebut.

E. Inspeksi Oleh Rizal Aziz Nurcahyo


1. Inspeksi Sanitasi Pasar Bandar
a. Gambaran Umum
Pasar besar terletak di Jl. KH Wachid Hasyim (64112). Letaknya
yang strategis dan mudah diakses dengan kendaraan umum maupun
pribadi sebab berada di dekat polres Kediri Kota. Pada saat malam hari
menjelang subuh, di Pasar Bandar banyak terdapat penjual jajanan
maupun pedagang makanan dan saat siang hari sampai malam banyak
terdapat penjual perabot rumah tangga dan kebutuhan sandang lainnya.
b. Hasil Penilaian Inspeksi Sanitasi Pasar

66
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi pasar didapatkan hasil
∑ = 2.295
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi pasar yang didapat
disimpulkan bahwa pasar bandar kediri dapat dikategorikan Pasar yang
memenuhi persyaratan.
c. Analisis
Hasil dari survei sanitasi Pasar Bandar Kota Kediri Jl. Wachid
Hasyim (64112) dapat dikatakan sudah baik dan sudah memenuhi
syarat mulai dari letak konstruksi bangunannya, persyaratan sanitasi
pasar sampai kamar mandi/toilet umum di pasar tetapi perlu
diperhatikan lagi pada setiap minggu untuk bagian toilet dan juga
tempat pembuangan sampahnya supaya rutin tetap dibersihkan dan
tidak menimbulkan resiko kesehatan atau ketidaknyamanan dari
pengunjung pasar, mengingat kembali bahwa setiap hari akan ada
banyak orang yang berinteraksi di area pasar.
2. Inspeksi Masjid Agung Kediri
a. Gambaran Umum
Masjid Agung Kediri dibangun pada tahun 1771. Masjid Agung
Kediri beralamat di Jl. Panglima Sudirman No 160, Kp. Dalem, Kec.
Kota Kediri, Jawa Timur 64126. Masjid Agung Kediri memiliki
kapasitas jamaah sekitar 1500 – 2000 orang, jumlah muazin 5 orang,
jumlah remaja 20 orang dan Jumlah Khotib 4 orang, diantaranya
adalah menyelenggarakan ibadah sholat fardhu, sholat jum’at, kegiatan
hari besar islam, pengajian rutin, dakwah islam/ tabliq akbar, dan
kegiatan pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Masyarakat).
Fasilitas umum di Masjid Agung Kediri diantaranya sarana ibadah,
kamar mandi/ WC. Tempat wudhu, dan tempat parkir.
b. Hasil Penilaian Inspeksi Sanitasi Masjid
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi masjid didapatkan hasil
∑ = 3.930

67
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi masjid yang didapat
disimpulkan bahwa masjid agung kediri dapat dikategorikan masjid
yang memenuhi persyaratan
c. Analisis
Hasil dari survei sanitasi Masjid Agung Kota Kediri Jl.
Panglima Sudirman No 160, Kp. Dalem, Kec. Kota Kediri, Jawa
Timur (64126) dapat dinyatakan sudah sangat baik dan sudah
memenuhi persyaratan mulai dari letak konstruksi bangunan, syarat
sanitasi masjidnya sampai dengan alat sholat yang tersedia di masjid
akan tetapi perlu diperhatikan lagi dalam hal perawatan alat sholat agar
kondisi yang sudah baik tetap terjaga dan tidak menurun kualitasnya
dikarenakan setiap hari masjid selalu digunakan oleh masyarakat
umum supaya menghindari ketidaknyamanan dari pengunjung Masjid
Agung Kota Kediri.
2. Inspeksi Pusat Pembelanjaan
a. Gambaran Umum
Dhoho Plaza terletak di Jl. Brigjen Katamso No. 1A, Kp. Dalem,
Kec. Kota Kediri, Jawa Timur (64129). Letaknya yang strategis dan
mudah diakses dengan kendaraan umum maupun pribadi sebab berada
di dekat polres Alun-Alun Kota Kediri. Pusat tempat banyak orang
berbelanja kebutuhan sehari-hari maupun tempat bermain anak-anak,
buka mulai pukul 10.00 – 22.00 WIB.
b. Hasil Penilaian Inspeksi Sanitasi Pusat Perbelanjaan
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi pusat perbelanjaan didapatkan
hasil
∑ = 1.570
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi pusat perbelanjaan
yang didapat disimpulkan bahwa dhoho plaza kediri dapat
dikategorikan pusat perbelanjaan yang memenuhi persyaratan.
c. Analisis

68
Hasil dari survei sanitasi Masjid Agung Kota Kediri Jl. Panglima
Sudirman No 160, Kp. Dalem, Kec. Kota Kediri, Jawa Timur (64126)
dapat dinyatakan sudah sangat baik dan sudah memenuhi persyaratan
mulai dari letak konstruksi bangunan, syarat sanitasi masjidnya sampai
dengan alat sholat yang tersedia di masjid akan tetapi perlu
diperhatikan lagi dalam hal perawatan alat sholat agar kondisi yang
sudah baik tetap terjaga dan tidak menurun kualitasnya dikarenakan
setiap hari masjid selalu digunakan oleh masyarakat umum supaya
menghindari ketidaknyamanan dari pengunjung Masjid Agung Kota
Kediri.

F. Inspeksi Oleh Royana Anandra Putri


1. Inspeksi Sanitasi Masjid Miftakhul Jannah
a. Gambaran Umum
Masjid Miftakhul Jannah yang dibangun pada tahun 2012.
Masjid Miftakhul Jannal beralamat di Puntukdoro RT.05 RW.01
Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan Jawa Timur. Masjid
Miftakhul Jannah memiliki jumlah jamaah 200 - 400 orang, jumlah
muazin 5 orang, jumlah remaja 30 orang dan Jumlah Khotib 4 orang,
diantaranya adalah menyelenggarakan ibadah sholat fardhu, sholat
jum’at, kegiatan hari besar islam, pengajian rutin, dakwah islam/ tabliq
akbar, dan kegiatan pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan
Masyarakat). Fasilitas umum di Majid Miftakhul Jannah Magetan
diantaranya sarana ibadah, kamar mandi/ WC. Tempat wudhu, dan
tempat parker.
b. Hasil Penilaian Inspeksi Sanitasi Masjid
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi masjid didapatkan hasil
∑ = 3065 (Memenuhi Syarat)
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi masjid yang didapat
disimpulkan bahwa Masjid Miftakhul Jannah dapat dikategorikan
Masjid yang memenuhi persyaratan.

69
c. Analisis masjid
Hasil dari praktik sanitasi Masjid Miftakhul Jannah Rt.05 Rw 01
desa puntukdoro kecamatan plaosan kab. Magetan dapat dikatakan
sudah baik dan beberapa sudah memenuhi persyaratan yaitu konstruksi
bangunan yang kokoh, jumlah ventilasi yang cukup, halaman yang
bersih dan luas. Namun alat sembayang supaya dibersihkan setiap
minggu agar tidak bau dan terhindar dari kutu busuk.
2. Inspeksi Sanitasi Taman Hiburan Telaga Sarangan
a. Gambaran Umum
Telaga Sarangan, juga dikenal sebagai Telaga Pasir adalah telaga
alami yang berada di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut
dan terletak di lereng Gunung lawu kecamatan plaosan kabupaten
Magetan. Telaga ini berjarak sekitar 16 kilometer arah barat kota
magetan. Telaga ini luasnya sekitar 30 hektare dan berkedalaman 28
meter.Dengan suhu udara antara 15 hingga 20 derajat Celcius. Telaga
Sarangan mampu menarik ratusan ribu pengunjung setiap tahunnya.
Telaga Sarangan adalah objek wisata andalan Kabupaten magetan Di
sekeliling telaga terdapat dua hotel berbintang, 43 hotel kelas melati,
dan 18 pondok wisata.Di samping puluhan kios cendera
mata,pengunjung dapat pula menikmati indahnya Sarangan dengan
berkuda mengitari telaga,atau mengendarai kapal cepat.Fasilitas objek
wisata lainnya pun tersedia,misalnya rumah makan, tempat
bermain,pasar wisata,tempat parkir,tempat ibadah,dan taman.
b. Hasil Penilaian Inspeksi Sanitasi Taman Hiburan
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi taman hiburan didapatkan hasil
∑ = 290 (Memenuhi Syarat)
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi taman hiburan yang
didapat disimpulkan bahwa Telaga sarangan dapat dikategorikan
Taman Hiburan yang memenuhi persyaratan.

70
c. Analisis Telaga Sarangan
Hasil dari praktik sanitasi taman hiburan di telaga sarangan
kecamatan plaosan kab. Magetan dapat dikatakan sudah baik dan
sudah memenuhi persyaratan seperti terdapat loket yang di beri sekat
kaca, terdapat tempat pembuangan sampah, terdapat tempat parkir
yang luas dan bersih, terdapat kamar mandi disekeliling telaga namun
milik pribadi. Diharapkan pada saat pengangkutan sampah dilakukan
pada pagi hari sebelum pengunjung mulai datang agar tidak
menggangu pemandangan.
3. Inspeksi Sanitasi pasar
a. Gambaran umum
Salah satu pasar yang ada di Kabupaten Magetan. Pasar
tradisional ini menjual berbagai produk kebutuhan pokok dan sembako
seperti seperti mencari beras Kabupaten Magetan, terigu, gula, garam,
sayur mayur, bawang, cabe, ikan, ayam, dan lainnya. 
b. Hasil Penilaian Inspeksi Sanitasi Pasar
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi pasar didapatkan hasil
∑ = 660
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi pasar yang didapat
disimpulkan bahwa pasar wista plaosan tidak memenuhi persyaratan.
c. Analisis Pasar
Hasil praktik dari pasar wisata Plaosan kecamatan plaosan kab
magetan dapat dikatakan belum memenuhi persyaratan dikarenakan
terdapat genangan air dibeberapa tempat, kamar mandi tidak terdapat
penerangan, tempat sampah tidak tertutup dan tidak kedap air.
Diharapkan terdapat tempat sampah dibeberapa titik pasar dan terdapat
pengendalian vektor seperti tikus dan lalat

G. Inspeksi Oleh Royani Anandra Putri


1. Inspeksi Sanitasi Masjid Al-Huda
a. Gambaran Umum

71
Masjid AL-HUDA yang dibangun pada tahun 1935. Masjid AL-
HUDA merupakan kategori Masjid Jami. Masjid AL-HUDA beralamat
di KEL.PLAOSAN RT.16/RT.02 JLN.SARANGAN Magetan Jawa
Timur. Masjid AL-HUDA memiliki luas tanah 300 m2, luas bangunan
382 m2 dengan status tanah Wakaf. Masjid AL-HUDA memiliki
jumlah jamaah 50 - 100 orang, jumlah muazin 6 orang, jumlah remaja
15 orang dan Jumlah Khotib 3 orang.
b. Hasil Penilaian Inspeksi Masjid
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi pasar didapatkan hasil
∑ = 2825 (Memenuhi Syarat)
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi masjid yang didapat
disimpulkan bahwa Masjid Al- Huda dapat dikategorikan Masjid yang
memenuhi persyaratan.
c. Analisis Masjid
Hasil dari praktik sanitasi Masjid Al-Huda Rt.16 Rw 02 jln. raya
sarangan kecamatan plaosan kab. Magetan dapat dikatakan sudah baik
dan beberapa sudah memenuhi persyaratan yaitu konstruksi bangunan
yang kokoh, jumlah ventilasi yang cukup, halaman yang bersih.
Namun alat sembayang supaya ditata agar rapi dan toilet dibersihkan
agar tidak menimbulkan bau tidak sedap.
2. Inspeksi Sanitasi Taman Hiburan (Refugia)
a. Gambaran Umum
Kebun Bunga Refugia merupakan tempat wisata di Magetan.
Tempat wisata ini berlokasi tepat di Jalan Raya Sarangan, Plaosan II,
Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Kebun bunga
Refugia merupakan salah satu obyek wisata yang menawarkan
berbagai macam tanaman yang berkonsep agrikultur.
b. Hasil Penilaian Inspeksi Sanitasi Taman Hiburan
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi taman hiburan didapatkan hasil
∑ = 290 (Memenuhi Syarat)

72
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi taman hiburan yang
didapat disimpulkan bahwa refugia dapat dikategorikan Taman
Hiburan yang memenuhi persyaratan.
c. Analisis
Hasil dari praktik sanitasi taman hiburan di kebun bunga Refugia
kecamatan plaosan kab. Magetan dapat dikatakan sudah baik dan
sudah memenuhi persyaratan seperti terdapat loket yang di beri sekat
kaca, terdapat tempat pembuangan sampah, tersedia tempat cuci
tangan, terdapat tempat parkir yang luas dan bersih, terdapat kamar
mandi yang sudah terpisah antara laki-laki dan perempuan.
3. Inspeksi Sanitasi Geraja
a. Gambaran umum
Gereja Bathel Indonesia merupakan tempat ibadah umat kristen
katolik yang beralamat Rt.01 Rw.01. Dukuh Ngrejeng Desa
Puntukdoro, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan. Gereja Bathel
Indonesia memiliki jamaah 50-100 orang. Kegiatan kebaktian di gereja
bathel indonesia diantaranya kebaktian hari minggu dan pertemuan
kesaksian yang diselenggarakan pada hari jum’at.
b. Hasil Penilaian Inspeksi Sanitasi Gereja
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi gereja didapatkan hasil
∑ = 2260 (Memenuhi Syarat)
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi gereja yang didapat
disimpulkan bahwa Gereja Bathel Indonesia dapat dikategorikan
gereja yang memenuhi persyaratan.
c. Analisis
Hasil dari praktik sanitasi Gereja Bathel Indonesia beralamat
Rt.01 Rw.01. Dukuh Ngrejeng Desa Puntukdoro, Kecamatan Plaosan,
Kabupaten Magetan dapat dikatakan sudah baik dan sudah memenuhi
persyaratan. Konstruksi bangunan kokoh, halaman bersih, dan terdapat
tempat sampah. Namun kamar mandi agak kotor dan air kran tidak
bisa mengalir.

73
H. Inspeksi Oleh Salis Nur Hidayati
1. Inspeksi Sanitasi Masjid Al-Ikhlas (Muhammadiyah)
a. Gambaran Umum
Masjid Al-Ikhlas dibangun pada tahun 1982 dan termasuk dalam
kategori Masjid Jami. Masjid Al-Ikhlas beralamat di dusun Gading,
Prambon, Nganjuk, Jawa Timur. Masjid Al-Ikhlas memiliki luas tanah
368 m2, luas bangunan 144 m2 dengan status tanah Wakaf. Masjid Al-
Ikhlas memiliki 6 jumlah pengurus. Diantaranya adalah 2 imam dan 2
khotib yang tugasnya menyelenggarakan ibadah sholat fardhu, sholat
jum’at, kegiatan hari besar islam, pengajian rutin, dakwah islam/ tabliq
akbar, dan kegiatan pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan
Masyarakat). Fasilitas umum di Masjid Al-Ikhlas diantaranya sarana
ibadah, kamar mandi/ WC, tempat wudhu, dan tempat parkir.
b. Hasil Penilaian Inspeksi Sanitasi Masjid
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi masjid didapatkan hasil
∑ = 2420 (Memenuhi Syarat)
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi masjid yang didapat,
disimpulkan bahwa Masjid Al-Ikhlas dapat dikategorikan Masjid yang
memenuhi persyaratan.
c. Analisis
Hasil dari penelitian sanitasi masjid Al-Ikhlas Jl. Raya Prambon-
Kediri, Gading, Kurungrejo, Prambon, Kabupaten Nganjuk, Jawa
Timur. Dapat dikatakan sudah baik dan sudah memenuhi syarat mulai
dari letak kontruksi bangunan, persyaratan sanitasi masjidnya sampai
alat sembahyangnya, dll.
2. Inspeksi Sanitasi Pusat Perbelanjaan (Indomaret Gading)
a. Gambaran Umum
Merupakan salah satu Indomaret yang beralamat di Jl. Raya
Prambon-Kediri, Gading, Kurungrejo, Prambon, Kabupaten Nganjuk,
Jawa Timur. Indomaret menyediakan berbagai produk kebutuhan

74
sehari-hari seperti makanan, buah, sayur, susu, cemilan, minuman,
hingga peralatan kebersihan seperti sabun dan shampo. Indomaret ini
juga menyediakan banyak diskon dan promo Indomaret setiap harinya,
ada juga promo perminggu (weekend), promo jsm Indomaret dan
promo bulanan. Terdapat juga bentuk promosi dengan voucher belanja.
Berbagai promo yang ditawarkan membuat harga di Indomaret
menjadi murah dan terjangkau.
Selain dari berbelanja kebutuhan sehari-hari, Indomaret juga
melayani berbagai kebutuhan pembayaran seperti pembayaran iuran
BPJS di Indomaret, pembayaran tiket online, pembayaran listrik
(token), pembayaran telepon indiehome, pembelian pulsa, dan lainnya
melalui Indomaret. Dengan semua kelebihan tersebut, Indomaret telah
menjadi salah satu waralaba terbesar di Indonesia.
b. Hasil Penilaian Inspeksi Sanitasi Pusat Perbelanjaan
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi pusat perbelanjaan didapatkan
hasil
∑ = 1500 (Memenuhi Syarat)
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi pusat perbelanjaan
yang didapat, disimpulkan bahwa Indomaret Gading dapat
dikategorikan Pusat Perbelanjaan yang memenuhi persyaratan.
c. Analisis
Hasil dari penelitian sanitasi pusat perbelanjaan atau Indomaret
Gading di Jl. Raya Prambon-Kediri, Gading, Kurungrejo, Prambon,
Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Dapat dikatakan sudah baik dan
sudah memenuhi syarat mulai dari letak kontruksi bangunan,
persyaratan sanitasi pusat perbelanjaannya, dll.
3. Inspeksi Sanitasi Pasar Gading, Kurungrejo, Sonoageng
a. Gambaran umum
Pasar yang terletak di Jl. Raya Prambon-Kediri, Gading,
Kurungrejo, Prambon, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Letaknya

75
strategis yaitu tepi jalan raya mempermudahkan akses penjual,
pembeli, dan kendaraan umum maupun pribadi.
b. Hasil Penilaian Inspeksi Sanitasi Pasar
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi pasar didapatkan hasil
∑ = 5.363
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi pasar yang didapat
disimpulkan bahwa Pasar Gading dapat dikategorikan Pasar yang
memenuhi persyaratan
c. Hasil Penilaian Sanitasi Pasar
Hasil penilaian pasar dapat dilihat dengan melihat jawaban ‘YA”,
maka:

Jawaban Ya = x 100%
= 55,93%
Dari hasil penilaian pasar yang didapat disimpulkan bahwa Pasar
Gading belum layak dikategorikan Pasar yang baik.
d. Analisis
Hasil dari penelitian sanitasi Pasar Gading Kurungrejo di Jl.
Raya Prambon-Kediri, Gading, Kurungrejo, Prambon, Kabupaten
Nganjuk, Jawa Timur. Dapat dikatakan sudah baik dan sudah
memenuhi syarat mulai dari letak kontruksi bangunan, persyaratan
sanitasi masjidnya sampai alat sembahyangnya, dll. Akan tetapi jika
dilihat dari penilaian sanitasi pasar dengan jawaban “Ya” maka pasar
Gading belum layak dikategorikan sebagai pasar yang baik.

I. Inspeksi Oleh Santi Nur Khoirin


1. Inspeksi sanitasi Masjid Miftahul Huda
a. Gambaran umum
Masjid Miftahul Huda merupakan masjid yang terletak di jalan
Raya Parang-Poncol RT 09/RW 01, Polerejo, Plumpung, Kec. Plaosan,
Kabupaten Magetan. Di masjid Miftahul Huda menyedikan beberapa

76
fasilitas diantaranya yaitu sarana ibadah, kamar mandi/WC, tempat
wudhu dan kipas angin. Di masjid tersebut memiliki kepengurusan
yang terdiri dari Penasihat, ketua, sekretaris, bendahara, seksi
Pendidikan humas dan seksi pembangunan. Di masjid tersebut juga
memiliki 5 khatib dan 5 muazin yang telah dijadwalkan oleh pengurus
masjid tersebut.
b. Hasil Hasil Penilaian Inspeksi Masjid
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi masjid didapatkan hasil
∑ = 2.945
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi vihara yang didapat
disimpulkan bahwa masjid Miftahul Huda dapat dikategorikan masjid
yang memenuhi persyaratan.
c. Analisis
Hasil dari praktik sanitasi masjid Miftahul Huda di jalan Raya
Parang-Poncol RT 09/RW 01, Polerejo, Plumpung, Kec. Plaosan,
Kabupaten Magetan dapat dikatakan sudah memenuhi persyaratan
karena untuk bangunannya kuat dan aman, halamanya bersih, tempat
wudhu dan toilet terpisah, alat sembayang bersih, terdapat tempat
sampah yang tertutup, dan pencahayaan yang cukup. Namun, di masjid
tersebut tidak terdapat lahan parkirnya kurang dan tidak terdapat
sandal yang khusus.
2. Inspeksi Sanitasi Vihara Vimalakirti
a. Gambaran umum
Vihara Vimalakirti adalah salah satu vihara yang berada di
Magetan. Vihara ini beralamat di Desa Plangkrongan Kec. Poncol,
Kab. Magetan. Didirikan pada tahun 2014. Vihara tersebut terdaftar di
Yayasan Pandita Sabdha Buddha Darma Indonesia Jawa Timur.
Jumlah umat 10-20 orang. Kegiatan yang ada di Vihara tersebut
diantaranya berdoa, bermeditasi, dan membaca parrita. Adapun hari
raya Agama Buddha diantaranya yaitu Waisak, Asaddha, Kathina dan
Magha Puja.

77
b. Hasil Penilaian Inspeksi
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi vihara didapatkan hasil
∑ = 1.710
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi vihara yang didapat
disimpulkan bahwa Vihara Vimalakirti dapat dikategorikan vihara
yang tidak memenuhi persyaratan.
c. Analisis
Hasil dari praktik sanitasi Vihara Vimalakirti di Desa
Plangkrongan Kec. Poncol, Kab. Magetan dapat dikatakan belum
memenuhi persyaratan karena letaknya di daerah yang sulit dijangkau,
tidak terdapat tempat sampah di bagian luar maupun bagian dalam, ada
beberapa alat yang kurang bersih. Namun, untuk bangunannya kuat
dan amat dan untuk pencahanyaannya cukup terang.
3. Inspeksi Sanitasi taman hiburan (Bumi Perkemahan Alastuwo)
a. Gambaran umum
Bumi Perlemahan Alastuwo adalah salah satu destinasi wisata di
Kabupaten Magetan yang yang satu menjadi daya tarik tersendiri bagi
yang suka berpetualan atau mencari kesejukan saat sibuk dengan
rutinitas, karena destinasi wisata yang satu ini menawarkan kesejukan
dan keindahan alam yang luar biasa. Bumi Perkemahan Alastuwo
berlokasi di Desa Alastuwo Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan.
Di Bumi Perkemahan Alastuwo terdapat hutan pinus yang
membuat suasana semakin sejuk, selain itu tertata payung warna-warni
yang bergelantungan ketika memasuki area wisata bumi perkemahan
Alastuwo yang cocok untuk berfoto bersama teman atau keluarga.
Selain itu terdapat gazebo-gazebo yang tertata dengan rapi.
Lokasi wisata ini memiliki luas 3 hektar milik KPH Perhutani
Lawu DS. Operasionalnya dikelola oleh pihak Lembaga Masyarakat
Desa Hutan (LMDH). Bagi wisatawan yang ingin mengunjungi
destina.
b. Hasil penilaian sanitasi taman hiburan

78
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi taman hiburan didapatkan hasil
∑ = 276 (Memenuhi Syarat)
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi taman hiburan yang
didapat disimpulkan bahwa Bumi Perkemahan alastuwo dapat
dikategorikan Taman Hiburan yang memenuhi persyaratan.
c. Analisis sanitasi taman hiburan
Hasil dari praktik sanitasi taman hiburan Bumi Perkemahan
Alastuwo di Desa Alastuwo Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan
dapat dikatakan sudah memenuhi persyaratan karena terdapat loket
yang di beri sekat kaca, terdapat tempat pembuangan sampah yang
tertutup, tersedia tempat cuci tangan, terdapat 8 kamar mandi. Namun,
disana untuk tempat parkirnya kurang aman dan kurang tertutup.

J. Inspeksi Oleh Siti Nosy Sanggela P


1. Inspeksi Sanitasi Terminal
a. Gambaran Umum
Terminal bus ialah suatu tempat termasuk fasilitasnya dimana
umum berkumpul untuk menunggu, naik dan turun bus. Terminal baru
Kediri berlokasi di Jl. Dr. Sahardjo No 27 semen KEDIRI. Lokasinya
dapat dikatergorikan strategis sehingga memudahkan penumpang
untuk mengaksesnya.
b. Hasil Penilaian Inspeksi Sanitasi Terminal
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi terminal didapatkan hasil
∑ = 1860 (Memenuhi Syarat)
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi terminal yang
didapat disimpulkan bahwa terminal Baru Kediri dikategorikan
terminal yang memenuhi persyaratan.
a. Analisis
Hasil dari penelitian sanitasi TERMINAL BARU KEDIRI yang
beralamat di Jl. Dr. Sahardjo No 27 semen KEDIRI cukup baik namun
untuk kebersihan di toilet nya masih kurang, karena di toilet masih

79
terlihat kumuh dan kotor. Untuk tempat cuci tangan sudah memenuhi
syarat. Untuk alat pemadam kebakaran sudah ada dan sudah ada juga
kotak P3K. namun obat obatannya belum ada.
1. Inspeksi Sanitasi Pasar Pahing Kediri
a. Gambaran Umum
Pasar adalah suatu tempat tertentu, bertemunya antara penjual
dengan pembeli termasuk fasilitasnya dimana penjual dapat
memperagakan barang dagangannya dengan membayar retribusi. Pasar
Pahing Kediri berlokasi di Jl. Letjend, Kediri, Jawa Timur.
b. Hasil Penilaian Inspeksi Sanitasi pasar
Jadi, pasar pahing Kediri memenuhi syarat yaitu 1515
c. Analisis
Hasil dari penelitian sanitasi PASAR PAHING KEDIRI yang
beralamat di Jl. Letjend, KEDIRI sudah baik karena sudah terdapat
jamban yang memenuhi syarat dan toilet yang cukup bersih, namun
untuk sampah disana masih berserakan dan pengunjung dengan
pembeli masih berkerumun di masa pandemic saat ini.
2. Inspeksi Sanitasi Masjid Darussalam
a. Gambaran umum
Masjid adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya, dimana umum
pada waktu – waktu tertentu berkumpul untuk melakukan ibadah
keagamaan Islam. Masjid Darussalam terletak pada Jl. HOS.
Cokrominoto, Jamsaren, Kota Kediri.
b. Hasil Penilaian Inspeksi Sanitasi masjid
∑ = 4230 Mmemenuhi syarat
Kesimpulan dari hasil penilaian yang didapat disimpulkan bahwa
masjid dikategorikan memenuhi syarat.
c. Analisis
Hasil dari penelitian MASJID DARUSALLAM KEDIRI yang
beralamat di Jalan HOS. Cokrominoto jamsaren kota Kediri sudah
sangat memenuhi Karena antara tempat wudhu dan toilet terpisan

80
begitu juga untuk jamban sudah memenuhi syarat dan sangat bersih.
Namun di masjid tersebut belum ada tempat rak sepatu. Untuk tempat
cuci tangan sudah memenuhi syarat. Untuk udara dan cahaya nya
sudah memenuhi syarat.

K. Inspeksi Oleh Sona Khun Jibran


1. Inspeksi Sanitasi Tempat Pangkas Rambut
a. Gambaran Umum
Tempat pangkas rambut ini bernama Abe Barber, barber ini
memberikan pelayanan seputar hairstyling seperti haircut, toning,
shaving, dan lainnya. Menyediakan berbagai jenis produk hairstyling
seperti pomed, toner, dan lainnya. Melayani hairstyling untuk peria.
Lokasinya berada Di jalan gitadini, sukowinangun,kecamatan Magetan
Kabupaten Magetan Jawa Timur kode pos 63313. Jam operasional
yakni 09.00-21.00 WIB. Dengan jumlah karyawan 2, dengan system
kerja shif. Lokasi barbershop sangat strategis.
b. Hasil dari penelitian sanitasi Abe Babershop
∑ = 2.880 Mmemenuhi syarat
Kesimpulan dari hasil penilaian yang didapat disimpulkan bahwa
masjid dikategorikan memenuhi syarat.
c. Analisis
Dari hasil praktik sanitasi Abe Babershop Jl. Gitadini,
Bangunsari, Sukowinangun, Kec. Magetan, Kabupaten Magetan, Jawa
Timur dapat dikatakan baik dan memenuhi syarat di karenakan
tempatnya bersih dan alat alat nya juga, banyak tempat duduk nya dan
parkiran nya juga cukup luas.
2. Inspeksi Sanitasi masjid
a. Gambaran umum
Masjid Al-Arifiah adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya,
dimana umum pada waktu – waktu tertentu berkumpul untuk
melakukan ibadah keagamaan Islam.

81
b. Hasil dari penelitian sanitasi Masjid
∑ = 3.700 Mmemenuhi syarat
Kesimpulan dari hasil penilaian yang didapat disimpulkan bahwa
masjid dikategorikan memenuhi syarat.
c. Analisis
Hasil dari praktik sanitasi Masjid Al-Arifiah Jl. Panglima
sudirman No.164 Kec. Mejayan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur
dapat dikatakan baik dan memenuhi syarat di karenakan tempatnya
bersih, tidak kotor, tempat parkir yang luas.
3. Inspeksi Sanitasi terminal
a. Gambaran umum
Terminal adalah bangunan atau struktur tempat bus kota atau bus
antar kota berhenti untuk menaikturunkan penumpang. Terminal bus
lebih besar daripada halte nus, yang umumnya hanya berupa bangunan
kecil ditepi jalan raya tempat bus dapat berhenti.
b. Hasil dari penelitian sanitasi terminal
∑ = 1.185 Memenuhi syarat
Kesimpulan dari hasil penilaian yang didapat disimpulkan bahwa
masjid dikategorikan memenuhi syarat.
c. Analisis
Hasil dari penelitian Terminal Caruban Jl.Panglima sudirman
No.69 Kec. Mejayan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur dapat dikataan
cukup baik karna memenuhi penilaian form yang telah di tentukan
karena terminal memiliki tempat parkir yang cukup,tempat sampah ada
dimana-mana dan setiap malamnya diambili oleh petugas samaph dan
tertata rapi, toilet terminal bersih dan .dapat di simpukan bahwa
terminal Caruban layak untuk transportasi umum.

L. Inspeksi Oleh Titik Abdaunnisak


1. Inspeksi Sanitasi masjid
a. Gambaran umum

82
Masjid Al- Mukminun yang dibangun pada tahun 1940. Masjid
Al- Mukminun beralamat di SIDOREJO RT.04 RW.01 Magetan Jawa
Timur. Masjid Al- Mukminun memiliki luas tanah 36 m 2, luas
bangunan 282 m2 dengan status tanah Wakaf. Masjid Al Mukminun
memiliki jumlah jamaah 50 orang, jumlah muazin 3 orang, jumlah
remaja 20 orang dan Jumlah Khotib 4 orang, diantaranya adalah
menyelenggarakan ibadah sholat fardhu, sholat jum’at, kegiatan hari
besar islam, pengajian rutin, dakwah islam/ tabliq akbar, dan kegiatan
pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Masyarakat). Fasilitas
umum di Majid Al Mukminun Magetan diantaranya sarana ibadah,
kamar mandi/ WC. Tempat wudhu, kipas angin.
b. Hasil Penilaian Inspeksi Sanitasi Masjid
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi pasar didapatkan hasil
∑ = 3.305 (Memenuhi Syarat)
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi masjid yang didapat
disimpulkan bahwa Majid Al Mukminun Sidorejo Magetan dapat
dikategorikan Masjid yang memenuhi persyaratan.
c. Analisis
Hasil dari penelitian sanitasi masjid Al Mukminun yang berada
di desa Sumbersawit Kec. Sidorejo Kab. Magetan sudah memenuhi
standar. Akan tetapi masih belum memenuhi nilai maksimal untuk
tempat pembuangan sampah yang hanya untuk sekedar ada, tetapi
belum berguna maksimal. Selain itu almari untuk tempat mukena dan
juga rak untuk Al Qur'an dan buku- buku keagamaan belum tertata
rapi.
2. Inspeksi Sanitasi Pondok Pesantren
a. Gambaran umum
Umumnya, suatu pondok pesantren berawal dari adanya
seorang kiai di suatu tempat, kemudian datang santri yang ingin belajar
agama kepadanya.Setelah semakin hari semakin banyak santri yang
datang, timbullah inisiatif untuk mendirikan pondok atau asrama di

83
samping rumah kiai. Pada zaman dahulu kiai tidak merencanakan
bagaimana membangun pondoknya itu, namun yang terpikir hanyalah
bagaimana mengajarkan ilmu agama supaya dapat dipahami dan
dimengerti oleh santri. Kiai saat itu belum memberikan perhatian
terhadap tempat-tempat yang didiami oleh para santri, yang umumnya
sangat kecil dan sederhana. Mereka menempati sebuah gedung atau
rumah kecil yang mereka dirikan sendiri di sekitar rumah kiai.
Semakin banyak jumlah santri, semakin bertambah pula gubuk yang
didirikan. Para santri selanjutnya memopulerkan keberadaan pondok
pesantren tersebut, sehingga menjadi terkenal ke mana-mana,
contohnya seperti pada pondok-pondok yang timbul pada zaman Wali
Songo.
Pondok pesantren di Indonesia memiliki peran yang sangat
besar, baik bagi kemajuan Islam itu sendiri maupun bagi bangsa
Indonesia secara keseluruhan. Berdasarkan catatan yang ada, kegiatan
pendidikan agama di Nusantara telah dimulai sejak tahun 1596.
Kegiatan agama inilah yang kemudian dikenal dengan nama pondok
pesantren. Bahkan dalam catatan Howard M. Federspiel- salah seorang
pengkaji keislaman di Indonesia, menjelang abad ke-12 pusat-pusat
studi di Aceh (pesantren disebut dengan nama dayah di Aceh) dan
Palembang (Sumatra), di Jawa Timur dan di Gowa (Sulawesi) telah
menghasilkan tulisan-tulisan penting dan telah menarik santri untuk
belajar.
b. Hasil Penilaian Inspeksi Sanitasi Pondok Pesantren Ittihadul Ummah
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi taman hiburan didapatkan hasil
∑ = 3340 (Memenuhi Syarat)
Dari hasil penilaian inspeksi pondok pesantern yang didapat
disimpulkan bahawa pondok pesantren ittihadul ummah dapat
dikategorikan pondok pesantren yang memenuhi persyaratan.

84
c. Analisis
Hasil dari penelitian sanitasi pondok pesantren ittihadul ummah
yang berada di Jl. Soekarno-Hatta gg VI No. 24 Jarakan Banyudono
Ponorogo sudah baik memenuhi syarat. Akan tetapi hasilnya belum
mencapai maksimal dikarenakan masih belum memiliki tempat
sampah yang permanen. Selain itu septic tank yang tidak dapat
menampung kotoran dengan baik. Akibatnya WC sering kali meluap
dan harus melakukan pengurasan setiap 1 tahun sekali.
1. Inspeksi Sanitasi pasar
a. Gambaran umum
Pasar wotan terletak di desa widorokandang, Kabupaten Magetan
Jawa Timur. Letaknya yang strategis dan mudah diakses dengan
kendaraan umum maupun pribadi. Pada saat pagi hari, di pasar wotan
banyak terdapat penjual Jenis Sayur dan berbagai makanan dan mainan
anak- anak.
b. Hasil Penilaian Inspeksi Sanitasi Pasar
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi pasar didapatkan hasil
∑ = 7.615
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi pasat bahwa pasar
sayur wotan dikategorikan pasar yang memenuhi persyaratan.
c. Analisis
Hasil dari penelitian sanitasi pasar wotan di desa Widoro
kandang kec Sidorejo Kab Magetan sudah baik memenuhi syarat.
Akan tetapi belum mencapai hasil maksimal. Dikarenakan masih
banyak sampah berserakan di sekitar orang-orang yang berjualan.
Tempat sampah yang disediakan sebenarnya cukup untuk menampung
sampah dari pasar. Akan tetapi para pedagang tidak mau untuk
membuang sampah ketempat sampah yang telah disediakan. Selain itu
bangunan pasar untuk pedagang masih minim sekali. Belum cukup
bagus untuk para pedagang dan sangat tidak nyaman bagi pembeli.

85
M. Inspeksi Oleh Ummu Fari
1. Inspeksi Sanitasi masjid
a. Gambaran umum
Masjid NU Ponorogo yang terletak di jalan Sultan Agung,
Kabupaten Ponorogo didirikan pertama kali oleh para ulama serta
warga masyarakat Ponorogo pada 1931. masjid ini diresmikan secara
langsung oleh pahlawan nasional sekaligus pendiri NU,
Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy'ari. Dulu berdasarkan keterangan
pendahulu, KH M Hasyim Asy'ari meresmikan 9 masjid di Indonesia
dan masjid NU Ponorogo yang ke-7. Wakil Ketua Ta'mir Masjid NU
Ponorogo tersebut mengungkap masjid mengalami pemugaran dua
kali. Pada pemugaran yang kedua diresmikan oleh Mustasyar Pengurus
Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Mustofa Bisri di tahun
2014.
b. Hasil Penilaian Inspeksi Sanitasi Masjid
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi pasar didapatkan hasil
∑ = 3.305 (Memenuhi Syarat)
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi masjid yang didapat
disimpulkan bahwa Majid NU Ponorogo dapat dikategorikan Masjid
yang memenuhi persyaratan.
c. Analisis
Hasil dari survey Masjid NU Ponorogo yang terletak di Jl.
Bangunsari, kec ponorogo,kab.ponorogo,jawa timur 63419. Sudah
termasuk kategori yang baik dan sudah memenuhi syarat mulai dari
bagian luar area parkirnya pun cukup luas, terdapat tempat cuci tangan,
dalam masjid juga luas dan bersih, toilet dan tempat wudhu juga
terawat sekali. Namun ada beberapa yang perlu diperhatikan termasuk
kekurangan tempat sampah lebih baik ditambah tempat sampah lagi
supaya tidak cepat penuh
2. Inspeksi Sanitasi Taman Hiburan
a. Gambaran Umum

86
Jl. Pramuka no 19 sultan agung, nologanteng,kec ponorogo,kab
ponorogo Jawa Timur 63411. Taman Kelono Sewandono merupakan
salah satu taman yang terdapat di Kabupaten Ponorogo. Letaknya yang
jauh dari keramaian lalu lintas, menawarkan lokasi yang tenang, sejuk,
dan rindang. Taman ini berada di sebelah Gedung Olahraga
Singodimejo dan tidak jauh dengan Stadion Batoro Katong.
Di sisi barat terdapat area bulu tangkis, sementara di sisi timur
terdapat kolam renang Tirto Menggolo. Karena lokasinya sangat
berdekatan dengan area tersebut, taman ini menjadi pilihan yang tepat
untuk melepas penat setelah berolahraga.
Selain sebagai sarana untuk melepas penat setelah bercucuran
keringat, Taman Kelono Sewandono juga menawarkan lokasi bermain
yang ramah anak. Taman ini memiliki beraneka macam arena bermain
yang cocok buat anak-anak maupun remaja. Berbagai jenis ayunan,
perosotan, dan jungkat jungkit tersedia di sana. Lahannya yang luas
mendukung pergerakan anak yang lincah. Area taman juga terletak
cukup jauh dari jalan, sehingga pengunjung tak perlu khawatir anak
akan berlari ke arah jalan.
b. Hasil Penilaian Inspeksi Sanitasi Taman Hiburan
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi taman hiburan didapatkan hasil
∑ = 298 (Memenuhi Syarat)
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi taman yang didapat
disimpulkan bahwa Taman Kelono Sewandono Ponorogo dapat
dikategorikan Taman yang memenuhi persyaratan.
a. Analisis sanitasi taman hiburan
Hasil dari survey taman Kelono Sewandono Ponorogo yang
terletak di jl pramuka no 19 sultan agung, nologanteng kec
ponorogo,kab. Ponorogo jawa timur. Sudah termasuk baik dan sudah
memenuhi syarat. Mulai dari bagian luar taman terdapat area parkir
yang cukup, bagian dalam taman sangat bersih sekali dan terdapat
tempat sampah yang cukup banyak, tempat cuci tangan, dan beberapa

87
alat permainan yang cukup bersih. Namun ada beberapa yang perlu
diperhatikan yaitu tidak adanya toilet umum.
3. Inspeksi Sanitasi pasar
a. Gambaran umun
Pasar besar terletak di Jl. Soekarno Hatta,Banyudono, Kec
Ponorogo,Kabupaten Ponorogo Jawa Timur. Pasar Legi Songgolangit
adalah nama pasar besar utama kota Ponorogo yang terletak di
Kecamatan Ponorogo, Ponorogo. Walaupun terletak di dekat pusat
kota Ponorogo, pasar ini merupakan pusat utama kegiatan jual beli
masyarakat Ponorogo dan sekitarnya.
b. Hasil Penilaian Inspeksi Sanitasi Pasar
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi pasar didapatkan hasil
∑ = 7.615
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi pasar yang didapat
disimpulkan bahwa pasar legi dapat dikategorikan Pasar yang
memenuhi persyaratan.
c. Analisis sanitasi pasar
Hasil dari survey pasar legi selatan ponorogo yang terletak di Jl.
Soekarno Hatta, banyudono kec ponorogo. sudah termasuk baik dan
memenuhi syarat. Mulai dari bagian luar terdapat area parkir yang
cukup luas dan bersih, bagian dalam pasar yang cukup bersih, adanya
bak sampah, dan tempat cuci tangan. Namun ada beberapa yang perlu
diperhatikan yaitu toilet yang kurang bersih dan ada sampah dedaunan
yang sedikit berserakan.

A. Inspeksi Oleh Yudha Teguh Prabowo


1. Inspeksi Sanitasi Stasiun Magetan
a. Gambaran Umum
Sebelumnya dikenal sebagai Stasiun Barat, adalah stasiun kereta
api kelas III/kecil yang terletak di Karangsono, Barat, Magetan;
berjarak sekitar 20 km ke arah timur laut dari pusat pemerintahan

88
Kabupaten Magetan. Stasiun ini termasuk dalam Daerah Operasi VII
Madiun dan satu-satunya stasiun kereta api di Kabupaten Magetan.
Pada 12 Februari 2019, Pemerintah Kabupaten Magetan
memberi usulan kepada Kereta Api Indonesia supaya dapat mengubah
nama Stasiun Barat menjadi Stasiun Magetan sehingga dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dan dapat
memperkenalkan Kabupaten Magetan lebih luas. Selain itu,
pemerintah juga mengusulkan supaya stasiun ini dapat dijadikan
stasiun pemberhentian kereta api kelas eksekutif dan bisnis. Sebagai
tanggapan atas usulan pemerintah, maka Kereta Api Indonesia resmi
mengganti nama stasiun per 1 Desember 2019. Ke arah timur stasiun
ini, sebelum Stasiun Madiun, terdapat Perhentian Semawur yang telah
lama dinonaktifkan dan tidak meninggalkan bentuk fisik
bangunan. Perhentian tersebut terletak di Teguhan, Jiwan, Madiun.
b. Hasil Penilaian Inspeksi Sanitasi Stasiun
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi stasiun didapatkan hasil
∑ = 1625 (Memenuhi Syarat)
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi stasiun yang didapat
disimpulkan bahwa Stasiun Magetan dapat dikategorikan Stasiun yang
memenuhi persyaratan.
a. Analisis
Hasil dari penelitian sanitasi stasiun Magetan yang terletak di Ds.
Karangsono kec. Barat kab. Magetan cukup baik dilihat dari halaman
depan yang sudah dilengkapi dengan tong sampah yang di tempatkan
di beberapa titik dan juga disediakan tempat cuci tangan. Kemudian di
ruang tunggu juga dalam keadaan bersih dan rapi serta untuk duduk
juga sudah di beri jarak sesuai dengan anjuran prokes. Kemudian
untuk bagian toilet seperti gambar yang telah ambil kondisi toilet
sangat bersih dan nyaman digunakan. Disitu juga dilengkapi dengan
wastafel untuk cuci muka. Serta yang terakhir untuk pencahayaan di
stasiun magetan sudah cukup baik

89
2. Inspeksi Sanitasi Terminal Maospati
a. Gambaran Umum
Terminal Maospati merupakan terminal penumpang tipe B dan
terminal induk terpenting di kawasan Magetan selain Terminal
Magetan. Terminal ini terletak di kawasan timur kabupaten Magetan,
tepatnya di Jalan Raya Maospati. Terminal ini terletak tepat di
simpang tiga Tugu Maospati yang merupakan titik poros yang
menghubungkan Magetan, Madiun dan Ngawi. Terminal ini melayani
moda transportasi umum seperti angkutan pedesaan, angkutan
antarkota dalam provinsi (AKDP) dan angkutan antarkota
antarprovinsi (AKAP).
b. Hasil Penilaian Inspeksi Sanitasi Terminal
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi Terminal didapatkan hasil
∑ = 1.450 (Memenuhi Syarat)
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi Terminal yang
didapat disimpulkan bahwa Terminal Maospati dapat dikategorikan
Stasiun yang memenuhi persyaratan.
c. Analisis
Hasil dari penelitian sanitasi terminal Maospati yang beralamat
di Ds. Sugihwaras Kec. Maospati Kab. Magetan cukup baik dan sudah
memenuhi syarat dan tempat sampah juga sudah ada di beberapa titik .
Di bagian ruang tunggu juga sudah memenuhi kriteria dalam aspek
pencahayaan, kelembapan, dan juga sudah sesuai dengan prokes
dengan duduk diberi jarak. Toilet disana juga dalam keaadaan bersih
jadi bisa disimpulkan untuk pengelolaan kebersihan di terminal
maospati cukup baik.
1. Inspeksi Sanitasi Masjid Al-Ikhlas
a. Gambaran Umum
Masjid merupakan sarana prasarana untuk menunaikan ibadah
bagi umat muslim. Masjid juga bisa dipakai untuk kegiatan-kegiatan
yang berhubungan dengan kerohanian semisal pengajian, TPA dll .

90
Masjid Al-Ikhlas ini terletak di Ds. Genengan, Kec. Kawedanan, Kab.
Magetan.
b. Hasil Penilaian Inspeksi Sanitasi Masjid
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi Masjid didapatkan hasil
∑ = 3040 (Memenuhi Syarat)
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi Masjid yang didapat
disimpulkan bahwa Masjid Al-ikhlas dapat dikategorikan Stasiun yang
memenuhi persyaratan.
c. Analisis
Hasil sanitasi masjid al-ikhlas yang terletak di Ds. Genengan
kec. Kawedanan kab. Magetan cukup baik dan sudah memenuhi
syarat. Untuk kebersihan dan penerangan dalam masjid juga dalam
keadaan baik dan cukup. Kemudian untuk toiletnya juga dalam
keadaan bersih dan nyaman untuk di gunakan.

B. Inspeksi Oleh Yulinar Muslina


1. Inspeksi Sanitasi Masjid
a. Gambaran Umum
Masjid AL-AMANAH yang dibangun pada tahun 2013. Masjid
SYUHADA merupakan kategori Masjid Jami. Masjid AL-AMANAH
beralamat di Komplek Dinas PUPR Jl. Hasanudin Rt 4 Rw 5 Selosari
Magetan Jawa Timur . Masjid AL-AMANAH memiliki luas tanah 625
m2, luas bangunan 170 m2 dengan status tanah SHM. Masjid
SYUHADA memiliki daya tamping 150 orang. Masjid AL-
AMANAH menyelenggarakan ibadah sholat fardhu, sholat jum’at,
kegiatan hari besar islam, pengajian rutin, dakwah islam/ tabliq akbar,
dan kegiatan pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan
Masyarakat). Fasilitas umum di Majid AL-AMANAH Magetan
diantaranya sarana ibadah, kamar mandi/ WC. Tempat wudhu,
penyejuk udara/ AC, Tempat parkir, Kantor secretariat, Taman,
Gudang dan Sound system dan Multimedia.

91
b. Hasil Penilaian Inspeksi Sanitasi Masjid
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi masjid didapatkan hasil
∑ = 3.305 (Memenuhi Syarat)
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi masjid yang didapat
disimpulkan bahwa Majid AL-AMANAH Selosari dapat
dikategorikan Masjid yang memenuhi persyaratan.
c. Analisis
Hasil Praktik dari Masjid DPU Kabupaten Magetan dikatakan
sudah memenuhi syarat dan layak pakai karena bangunan nya sudah
kokoh Bagus dan tempatnya yang strategis di pinggir jalan raya.
2. Inspeksi Sanitasi Taman Hiburan
a. Gambaran Umum
Candi Kidul, Candirejo, Kec. Magetan, Kabupaten Magetan, Jawa
Timur 63319. Sar Londho Candirejo merupakan tempat penjualan
makanan yang bermenu tempo dulu seperti gethuk, jenang yang ada di
Kota magetan.
b. Hasil Penilaian Inspeksi Sanitasi Taman Hiburan
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi taman hiburan didapatkan hasil
∑ = 298 (Memenuhi Syarat)
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi taman hiburan yang
didapat disimpulkan bahwa Taman Hiburan Sar Londho Candirejo
dapat dikategorikan taman hiburan yang memenuhi persyaratan.
c. Analisis
Hasil praktik dari Sar Londho Candirejo dapat dikatakan sudah
memenuhi syarat karena pembangunan dan letak taman hiburan yang
sangat strategis dan dapat di jangkau oleh publik.
3. Inspeksi Sanitasi Salon
a. Gambaran Umum
Yulinar Beauty House di bangun pada tahun 2018 yang beralamat
di Jl. Hasanudin Ndoyo RT. 01 RW. 05 Selosari Magetan tempat ini
menyediakan berbagai macam perawatan wajah face basic treatment

92
untuk membantu merawat kulit wajah, jam operasional Yulinar
Beauty House mulai pukul 08.00-18.00 setiap hari. Yulinar Beauty
House memliki fasilitas ruang perawatan dan tempat duduk atau ruang
tunggu yang nyaman dan bersih. Yulinar Beauty House memiliki area
parkir yang luas dan terletak di pinggir jalan raya sehingga lebih
mudah untuk dijangkau pengunjung.
b. Hasil Inspeksi Sanitasi Salon
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi salon didapatkan hasil
∑ = 3305 (Memenuhi Syarat)
Kesimpulan, dari hasil penilaian inspeksi sanitasi salon yang didapat
disimpulkan bahwa Yulinar Beauty House dapat dikategorikan salon
yang memenuhi persyaratan.
c. Analisis
Hasil praktik inspeksi dari salon kecantikan Yulinar Beauty House
yang berlokasi di Jl.Hasanudin Ndoyo Kab. Magetan dapat dikatakan
sudah memenuhi syarat karena bangunan kokoh dan tempatnya mudah
dijangkau oleh publik.

93
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dari Observasi yang kami lakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa dari
14 penilaian sanitasi inspeski masjid terdapat 14 inspeski masjid yang
memenuhi kriteria penilaian yang sesuai dengan standart higieni sanitasi
2. Dari Observasi yang kami lakukan 9 pasar dapat ditarik kesimpulan
bahwa dari 9 penilaian sanitas inspeski pasar dimana semua memenuhi
kriteria penilaian yang sesuai dengan standart higieni sanitasi
3. Dari Observasi yang kami lakukan dapat ditarik kesimpuln bahwa dari 3
penilaian sanitasi nspeski pusat perbelanjaan terdapat 3 inspeski pusat
perbelanjaan yang memenuhi kriteria
4. Dari Observasi yang kami lakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa dari
1penilaian sanitasi salon terdapat 1 inspeksi salon yang memenuhi
kriteria penilaian yang sesuai dengan standart higieni sanitasi
5. Dari Observasi yang kami lakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa dari 2
penilaian sanitasi inspeksi pangkas rambut terdapat 2 inspeksi pangkas
rambut yang memenuhi kriteria penilaian yang sesuai dengan standart
higieni sanitasi
6. Dari Observasi yang kami lakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa dari 6
penilaian sanitasi inspeski taman hiburan terdapat 6 inspeksi taman
hiburan yang memenuhi kriteria penilaian yang sesuai dengan standart
higieni sanitasi
7. Dari Observasi yang kami lakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa dari 3
penilaian sanitasi inspeski terminal dimana sudah memenuhi kriteria
penilaian yang sesuai dengan standart higieni sanitasi
8. Dari Observasi yang kami lakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa dari 1
penilaian sanitasi inspeski stasiun terdapat 1 inspeksi stasiun hiburan
yang memenuhi kriteria penilaian yang sesuai dengan standart higieni
sanitasi

94
9. Dari Observasi yang kami lakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa dari 1
penilaian sanitasi inspeski pondok pesantren terdapat 1 inspeksi pondok
pesantren yang memenuhi kriteria penilaian yang sesuai dengan standart
higieni sanitasi

B. Saran
1. Untuk pengelola atau petugas sanitasi Pasar harus lebih meningkatkan
kebersihan di seluruh lingkungan pasar. Penyediaan air di pasar harus di
sesuaikan dengan warga yang beraktivitas di pasar.
2. Petugas kebersihan pasar harus lebih memperhatikan kebersihan kamar
mandi dan toilet agar dapat meberikan kenyamanan pada warga yang
berada di pasar
3. Untuk pengelola atau pengurus Masjid seharusnya memberikan fasilitas
tempat untuk sandal/sepatu karena masih terlihat sepatu dan sandal yang
berserakan akibat tidak adanya rak sepatu yang ada.
4. Pengelola dan petugas harus lebih memperhatikan kebersihan kamar,
kamar mandi hotel, laundry serta dapur harus lebih bersih.
5. Pengelola dan petugas salon dan pangkas rambut seharusnya lebih
memperhatikan kondisi fisik setiap area yang dapat menimbulkan
tumbuhnya vektor seperti genangan air

95

You might also like