Engkau harus menyembah Tuhan Allahmu dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti kepadaNya, Jangan ada padamu Allah lain di hadapanKu, Jangan membuat patung berhala. Contohnya : Keraguan iman, ketidakpercayaan (bidah, murtad, skisma) Keputusasaan, berhenti berharap, Kesombongan mengandalkan kekuatan diri; melanggar janji dan kaul Sikap acuh tak acuh, tidak tahu terima kasih, kelesuan dan kejenuhan akan hal-hal rohani, kebencian terhadap Allah) Pemujaan berhala, ramalan, magi,/sihir, sakrilegi dan simoni, mencobai Allah, ateisme, agnostisisme, intoleransi, paksaan beragama dan pelarangan Jangan menyebut nama Tuhan dengan sembarangan Contohnya Janji palsu atau sumpah palsu atas nama Allah Menghujat Allah Sumpah Serapah Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat Contoh Tidak ikut misa seperti yang diwajibkan (Hari Minggu, semua hari pesta) Hari Minggu dan Pesta di samping sebagai Hari Tuhan, juga sebagai waktu istirahat/rekreasi dan hari keluarga Hormatilah ayah dan ibumu Contoh Pelanggaran atas kewajiban orang tua terhadap anak (pemeliharaan danperhatian, pendidikan iman dan kebajikjan) Pelanggaran atas kewajiban anak terhadap orang tua (rasa terima kasih, kepatuhan dan ketaatan yang baik, merawat orang tua) Jangan membunuh Contoh Pembunuhan/Kekerasan/Perang Abortus Euthanasia Bunuh Diri Tidak menjaga Kesehatan Jangan berzinah Contoh Masturbasi Percabulan/Free sex/Kumpul Kebo Pornografi Prostitusi Sterilisasi atau pemakaian alat kontrasepsi Jangan mencuri Contoh Mencuri/Merusak milik orang lain Korupsi Spekulasi komoditi/pemalsuan cek/pemborosan Tidak membayar pajak/iuran Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu Contoh Saksi dusta dan sumpah palsu Pencemaran nama baik/fitnah/prejudice (prasangka buruk) Pujian berlebihan/lidah bercabang Membual dan ironi Dusta dan pemalsuan Post truth dan dis-informasi Pembocoran rahasia pengakuan dan rahasia jabatan Jangan mengingini istri sesamamu Contoh Nafsu birahi yg tidak rsional Pikiran tidak senonoh Mencintai dengan hati terbagi Tontonan yg menyebarkan erotisme, voyeurisme,khayalan Laksisme/permisivitas moral Jangan mengingini apapun yang dipunyai sesamamu Contoh Keserakahan/Kerakusan Iri hati dan dengki Nafsu tak terkendali akan kekayaan Ketergantungan dan keterlekatan tidak sehat pada barang-barang Duniawi.
2. maksud ungkapan-ungkapan/kata-kata yang dicetak tebal dalam konteks perkawinan
Katolik arti ungkapan pria dan wanita dalam konteks perkawinan katolik adalah Identitas Jenis Kelamin. Perkawinan yang dimaksud oleh Gereja Katolik adalah perkawinan antara pria dan wanita, dan bukan antar orang yang berjenis-kelamin sama (pria-pria atau wanita-wanita) atau perkawinan dengan orang yang berganti jenis kelamin. Dengan pernyataan ini jelas Gereja tidak mengakui adanya perkawinan segender meskipun secara sipil di beberapa negara diakui. arti ungkapan kebersamaan seluruh hidup dalam konteks perkawinan katolik adalah Istilah “consortium” (con = bersama dan sors = nasib) berarti kebersamaan senasib atau menjalani seluruh nasib kehidupan secara bersama-sama. Mereka diciptakan Allah untuk saling membutuhkan, saling melengkapi,saling memperkaya dan saling menyempurnakan dalam seluruh aspek kehidupan yang mereka jalani bersama dalam perkawinan sampai mati. Singkat kata: hidup bersama dalam kesetiaan total seumur hidup. (bonum fidei) arti ungkapan kesejahteraan suami isteri (bonum coniugum) serta pada kelahiran dan pendidikan anak (bonum prolis ) dalam konteks perkawinan katolik adalah Kesejahteraan suami isteri (bonum coniugum) Tujuan hakiki pertama perkawinan adalah kesejahteraan atau kebahagiaan suami isteri itu sendiri. Itu mencakup bukan hanya hak atas tubuh (ius incorpus) antar keduanya tetapi kesejahteraan dalam seluruh aspek kehidupan. Kelahiran dan pendidikan anak Tujuan hakiki kedua perkawinan adalah kesejahteraan anak (bonum prolis) dalam arti terbuka pada kelahiran anak (prokreasi) dan pendidikannya. Kelahiran anak merupakan salah tujuan hakiki perkawinan, makatidak ada perkawinan manapun yang tidak bertujuan untuk memiliki anak. Bersama dengan itu juga pendidikannya sampai anak siap menjadi manusia dewasa yang mandiri. 3. “Tahu” di sini maksudnya bukan hanya pengetahuan yang cukup terhadap objeknya atau sasaran perbuatannya, melainkan juga mengenai dirinya sendiri. Misalnya: orang mabuk membunu seorang anak (karena mengira anak tersebut adalah seekor kera yang sedang berjalan) jelas tidak bisa mengenali dengan baik siapa dirinya dan siapa subjek tindakannya. Mau” juga adalah syarat esensial kebebasan. Kebebasan berarti tidak ada pemaksaan. Akan tetapi kebebasan juga menyangkut pilihan-pilihan yang ada di depannya. Misalnya: apakah tentara yang terikat kewajiban menjalankan tugas masih dapat disebut memiliki kebebasan? Dalam keadaan normal memang ia terikat, meskipun sebenarnya ia masih memiliki kebebasan (desersi/keluar dar tentara misalnya). 4. B. Tetap mempertahankan bayi yang dikandungnya sampai lahir, meskipun harus berhenti kuliah dan harus menanggung pandangan negatif masyarakat tentang hamil di luar nikah. Alasannya Karena saya berpacu pada prinsip hati nurani minus malum : lakukanlah perbuatan yang memiliki keburukan terkecil.