You are on page 1of 74

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Praktek pelayanan keperawatan di banyak rumah sakit di Indonesia belum
mencerminkan praktik pelayanan profesional. Metode pemberian asuhan keperawatan
yang dilaksanakan belum sepenuhnya berorientasi pada upaya pemenuhan kebutuhan
klien, melainkan lebih berorientasi pada tugas. Era globalisasi dan perkembangan ilmu
dan teknologi kesehatan menuntut perawat, sebagai suatu profesi, memberi pelayanan
kesehatan yang optimal. Indonesia juga berupaya mengembangkan model praktik
keperawatan profesional (MPKP) (Siswono, 2002).
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai
sasaran secara efektif dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai
perencanaan, sedangkan efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,
terorganisir sesuai dengan jadwal (Wikipedia, 2009). Nursalam (2011) menjelaskan
bahwa manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Manajer
keperawatan dituntut untuk merencanakan, mengorganisasian, memimpin, dan
mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan asuhan
keperawatan yang seefektif dan seefisien mungkin bagi individu, keluarga, dan
masyarakat.
Model asuhan keperawatan yang saat ini sedang dilaksanakan pada ruang Kunti
adalah metode asuhan keperawatan tim. Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas
anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri atas
tenaga profesional, teknikal dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling
membantu. Keuntungan model adalah memungkinkan pelayan keperawatan yang
menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses keperawatan, memungkinkan komunikasi
antar tim, sehingga konflik mudah diatasi dan member kepuasan kepada anggota tim.
Namun kelemahan dari metode ini adalah komunikasi antar anggota tim terbentuk
terutama dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit
untuk dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk (Nursalam, 2011).
1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan kegiatan praktik manajemen keperawatan,
diharapkan mahasiswa mampu menerapkan konsep dan prinsip-prinsip
kepemimpinan serta manajemen keperawatan dengan menggunakan Model
Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) dan Pengembangan Manajemen
Kinerja Klinik (PMKK).
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian, aplikasi, dan evaluasi standar dan
SOP.
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian aplikasi dan evaluasi deskripsi
pekerjaan.
c. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian dan evaluasi IKK.
d. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian dan evaluasi Diskusi Refleksi
Kasus.
e. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian dan evaluasi Ronde Keperawatan.
f. Mahasiswa mampu melakukan monitoring dan evaluasi.
g. Mahasiswa mampu melakukan penerapan model asuhan keperawatan
professional (MAKP).

C. Metode
a. Pengkajian data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan
dokumentasi.
b. Metode analisa yang digunakan berdasarkan analisis SWOT dan
brainstorming.
c. Metode pelaksanaan MAKP dilakukan dengan aplikasi peran.
d. Metode pelaksanaan timbang terima dilakukan dengan role play
e. Metode pelaksanan ronde keperawatan dilakukan dengan role play dan
aplikasi.
f. Metode DRK dilakukan dengan sosialisasi dan role play.

2
D. Manfaat
1. Bagi Pasien
Tercapainya kepuasan klien tentang pelayanan keperawatan.
2. Bagi Perawat
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja optimal.
b. Terbinanya hubungan baik antara perawat dengan perawat, perawat dengan
tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien dan keluarganya.
c. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin perawat
3. Bagi Rumah Sakit
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga dapat
memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan.
b. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya pelayanan keperawatan.

E. Tempat dan Waktu


Tempat dilaksanakannya praktek klinik manajemen keperawatan ini adalah di
ruang Kunti RSJ Provinsi Bali selama 24 hari mulai tanggal 10 November – 3
Desember 2014.

3
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI
DAN RUANG KUNTI

A. Gambaran Umum Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali


Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali sebagai salah satu unsur pelaksana Pemerintah
Daerah Provinsi Bali yang bertugas melaksanakan kewenangan desentralisasi di bidang
kesehatan jiwa sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang diatur dalam perda No. 4
Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Bali.
Pada tahun 1933, terbentuknya Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali di prakarsai oleh
salah seorang kolonial Belanda yang bernama dr.K.Loedin. Pada masa itu pemerintah
kolonial belanda memberikan nama “Verpleegtehuis voor krankzinnegen op Bangli” yang
dalam bahasa Indonesia berarti rumah perawatan orang sakit jiwa bangli. Pada 1 juli 1952
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali di oprasionalkan oleh pemerintah pusat (kementrian
kesehatan). Pada tahun 1978 Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali memperoleh SK Menkes
No.135/Menkes/SK/IV/78, sebagai rumah sakit jiwa tipe A. Pada tahun 1992/1993
Rumah Sakit Jiwa Pusat Bangli di sahkan menjadi Badan Pelayanan Khusus Rumah Sakit
Jiwa Provinsi Bali sesuai dengan UU no. 22 tahun 1999, dan Kep Men No. 1732/Menkes-
Kessos/XII/2000 Perda Prop. Bali No. 3 Tahun 2002. Kemudian ditetapkan oleh perda
Prop. Bali No. 2 Tahun 2008 Sejak 25 Juli 2008 menjadi Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali.
1. Visi, Misi, Tugas Pokok, Fungsi, Motto, Janji dan Nilai RSJ Provinsi Bali
Gambaran khusus tentang RSJ Provinsi Bali ditinjau dari visi, misi, keyakinan dasar,
nilai-nilai dasar RSJ Provinsi Bali, dan motto rumah sakit dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Visi
Perumusan Visi RSJ Provinsi Bali, mencerminkan apa yang ingin dicapai,
memberikan arah dan fokus strategi yang jelas, mampu menjadi perekat seluruh
komponen RS beserta rakyat yang menjadi subyek dan obyek pembangunan,
sehingga memiliki orientasi masa depan, mampu menumbuhkan komitmen dan
kesinambungan pembangunan Rumah Sakit
Berdasarkan hal tersebut diatas maka Visi Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali:
Menjadi pilihan utama masyarakat di bidang pelayanan kesehatan jiwa,
menjungjung bali mandara
4
Artinya : Manajemen Rumah Sakit dengan seluruh jajarannya bercita-cita untuk
mewujudkan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali sebagai pilihan utama masyarakat
dalam perawatan pasien gangguan jiwa.
Visi ini diharapkan dapat memberikan inspirasi yang mampu memberi
Motivasi, menjiwai dan mendorong setiap gerak langkah insan pegawai RSJ
Provinsi Bali menuju cita-cita terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu
dan profesional yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dan menjadikan
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali sebagai kebanggaan masyarakat Bali pada
umumnya dan masyarakat Bangli pada khususnya.

b. Misi
Untuk mewujudkan Visi RSJ Provinsi Bali, maka ditetapkan misi sebagai berikut:
1. Merubah paradigma dari hanya pelayanan untuk orang sakit menjadi pelayanan
kesehatan jiwa luas
2. Mengembangkan pelayanan kesehatan jiwa yang komperhensif dan terjangkau
oleh masyarakat
3. Mengupayakan pelayanan profesional yang bepotensi pada kepuasan konsumen

c. Motto RSJ Provinsi Bali


Motto:
J ADIKAN TUGAS BAGIAN DARI KEHIDUPAN
I NGAT KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB
T INGKATKAN TERUS KEMAMPUAN KERJA
U TAMAKAN KEPUASAN PELANGGAN

d. Tujuan keperawatan
1. Yang sehat dapat mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan seoptimal
mungkin.
2. Yang sakit dapat mengurangi penderitaannya dan tidak menimbulkan kecacatan
3. Yang mengalami kecacatan dapat berfungsi sesuai kemampuannya.

5
e. Falsafah keperawatan
1. Pelayanan keperawatan berdasarkan respon pasien secara keseluruhan jalan
komponen penting yang menentukan mutu pelayanan
2. Pelaksanaan praktek keperawatan berpedoman dan mengacu pada peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku dan dipakai jalan landasan oleh staf perawat.
3. Pelayanan keperawatan terorganisir dalam struktur organisasi dan selalu berusaha
meningkatkan mutu asuhan keperawatan
4. Dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan perlu pendidikan yang berjenjang
dan berkelanjutan
5. Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat menggunakan proses
keperawatan dengan 5 tahapan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan pasien dan
keluarga
6. Asuhan keperawatan di BPK RSJ Provinsi Bali mempunyai peran sentral dalam
mengemban misi keperawatan pasien dengan masalah kejiwaan

f. Fasilitas Pelayanan
1. Rawat Jalan
a) Poliklinik Jiwa
b) Poliklinik Saraf
c) Poliklinik Psikologi
d) Poliklinik Gigi
e) Rehabilitasi Medik
f) Rehabilitasi
2. Rawat Inap
Ruang rawat inap pada tahun 2014 sebanyak 11 bangsal dengan 400 tempat tidur
terdiri dari :
Kelas Utama : 10 Tempat tidur
Kelas Satu : 10 Tempat tidur
Kelas Dua : 10 Tempat tidur
Kelas Tiga A dan B : 360 Tempat tidur

6
Ruangan yang terdapat di RSJ Provinsi Bali :
a) Ruangan IGD
Kapasitas ruangan IGD terdiri dari 20 tempat tidur merupakan ruangan
observasi laki-laki dan perempuan. Jumlah tenaga perawat di ruang IGD sebanyak 17
orang.
b) Ruangan Bratasena / PICU
Kapasitas ruangan PICU terdiri dari 22 tempat tidur merupakan ruangan
observasi laki-laki dan perempuan. Jumlah tenaga perawat di ruang PICU sebanyak
18 orang.
c) Ruangan Nakula
Kapasitas ruangan Nakula terdiri dari 36 tempat tidur merupakan ruangan
observasi laki-laki. Jumlah tenaga perawat di ruang Nakula sebanyak 15 orang.
d) Ruangan Sahadewa
Kapasitas ruangan Sahadewa terdiri dari 36 tempat tidur merupakan ruangan
observasi laki-laki sebanyak 15 dan perempuan sebanyak 21. Jumlah tenaga perawat
di ruang Sahadewa sebanyak 15 orang.
e) Ruangan Darmawangsa
Kapasitas ruangan Darmawangsa terdiri dari 36 tempat tidur merupakan
ruangan observasi laki-laki. Jumlah tenaga perawat di ruang Darmawangsa sebanyak
15 orang.
f) Ruangan Kunti
Kapasitas ruangan Kunti terdiri dari 36 tempat tidur merupakan ruangan
observasi perempuan. Jumlah tenaga perawat di ruang Kunti sebanyak 15 orang.
g) Ruangan Abimayu
Kapasitas ruangan Abimayu terdiri dari 36 tempat tidur merupakan ruangan
observasi laki-laki. Jumlah tenaga perawat di ruang Abimayu sebanyak 15 orang.
h) Ruangan Drupadi
Kapasitas ruangan Drupadi terdiri dari 36 tempat tidur merupakan ruangan
observasi perempuan. Jumlah tenaga perawat di ruang Drupadi sebanyak 15 orang.
i) Ruangan RSI Bisma
Kapasitas ruangan RSI Bisma terdiri dari 36 tempat tidur merupakan ruangan
observasi laki-laki. Jumlah tenaga perawat di ruang RSI Bisma sebanyak 15 orang.
7
j) Ruangan Arimbi
Kapasitas ruangan Arimbi terdiri dari 36 tempat tidur merupakan ruangan
observasi laki-laki. Jumlah tenaga perawat di ruang Arimbi sebanyak 15 orang.
k) Ruangan Terpadu / Kresna
Kapasitas ruangan Kresna terdiri dari 86 tempat tidur merupakan ruangan
keperawatan kelas IIIA untuk pasien asing laki-laki dan perempuan. Jumlah tenaga
perawat di ruang Kresna sebanyak 18 orang.

3. Indikator Pelayanan
Berdasarkan hasil pengkajian, didapatkan data
a. Jumlah hari perawatan RS : 20.556 orang
b. Jumlah lama dirawat : 25.650 orang
c. Jumlah tempat tidur : 138 TT
d. Jumlah pasien keluar (hidup dan mati) : 5.881 orang
e. Jumlah pasien meninggal > 48 jam : 91 orang
f. Jumlah pasien mati keseluruhan : 156 orang

4. Ketenagaan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali


Untuk dapat memberikan pelayanan dengan baik perlu adanya sumber daya manusia
yang sesuai dengan kebutuhan organisasi tersebut. Jumlah seluruh pegawai Jumlah
pegawai di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali sebanyak 372 orang yang terdiri dari :
- Dokter : 33 orang
− Psikiater : 3 orang
− Dokter Umum : 27 orang
− Dokter Gigi : 2 orang
− Spesialis Saraf : 1 orang

Perawat : 201 orang


− S1 Keperawatan : 66 orang
− DIV Keperawatan Gadar : 11 orang
− DIV Keperawatan Jiwa : 30 orang
− DIII Keperawatan : 81 orang
8
− DIII Kep Gigi : 1 orang
− SPR’B,SPK’SJ : 12 orang

Non Medis : 95 orang


− Sarjana : 13 orang
− SMA.SMK : 77 orang
− SMP : 3 orang
− SD : 2 orang

Paramedis Non Perawat : 41 orang


− SKM : 3 orang
− Psikolog : 2 orang
− Apoteker : 3 orang
− D IV Gizi : 4 orang
− AKFIS/ATEM/ATRO : 7 orang
− Akademi Gizi : 3 orang
− Perekam medis : 4 orang
− APK/SKL : 3 orang
− AAK/KIMIA : 2 orang
− Okupasi Terapi : 2 orang
− Akademi Farmasi : 1 orang
− SAA/SMF : 3 orang
− Analis : 1 orang
− SPPH : 2 orang
− SPAG : 1 orang

B. Gambaran Umum Ruang Kunti


1. Gambaran Umum
Ruang Kunti merupakan salah satu ruangan rawat inap di RSJ Provinsi Bali.
Ruang Kunti memiliki 1 buah gedung yang terletak di sebelah kiri ruang
Darmawangsa dan di belakang ruang Kresna. Ruang Kunti merawat pasien kelas IIIB
dengan status pasien JKBM, JKM, Perda, BPJS mandiri dan Umum. Ruang Kunti
digunakan sebagai perawatan bagi pasien gangguan jiwa yang sudah keluar dari UGD
9
minimal 2x24 jam. Pasien yang dirawat di Ruang Kunti sebagian besar mempunyai
diagnosa medis Skizofrenia Hebeprenik.
Ruang Kunti merupakan ruang rawat inap khusus perempuan. Ruang Kunti
memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 38. Dimana ruangan ini dibagi menjadi dua
ruangan dengan masing-masing berkapasitas 18 tempat tidur dan 2 ruangan isolasi.
Ruang rawat inap pasien pertama memiliki 18 tempat tidur dan 1 kamar mandi
dalam ruangan. Ruang rawat inap pasien kedua memiliki 18 tempat tidur dan 1 kamar
mandi dalam ruangan. Ruang Kunti juga memiliki 1 ruang kepala ruangan, 1 ruang
jaga perawat, 1 gudang, 1 spoelhoek, 1 dapur, 3 kamar mandi untuk perawat 1 kamar
mandi luar untuk pasien, 1 ruang makan, 1 ruang rekreasi.
Ruang Kunti memiliki 14 orang SDM yang terdiri dari 6 orang perawat
dengan pendidikan lulusan D3 keperawatan, 3 orang perawat dengan pendidikan
lulusan D4 Keperawatan, 3 orang lulusan S1 keperawatan, 1 orang lulusan SPK dan
memiliki 1 orang tenaga administrasi lulusan D4 keperawatan.

10
2. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI
FUNGSIONAL KEPERAWATAN RUANG KUNTI
RSJ PROVINSI BALI

Kabid Perawatan
I Nyoman Artha S.Kep.,Ns
Ka. Seksi Rawat Inap
Sang Putu Puspadana S.Kep.
Kepala Ruangan Kunti
D.A Anom Widani. S.S.T

Administrasi
G.A Sri Wahyundari

Ketua Tim 1 Ketua Tim 2


Luh Gede Parwati S.kep Ns. Ni Wayan Suari S.Kep
Anggota Tim 1 Anggota Tim 2
Ni Ketut Ayu Artini A.Md,Kep Yulianti Tandilolo
Anggota Tim 1 Anggota Tim 2
I Gusti Ayu Ekawati S.S.T I.G.A Sri Devi Yasinta S.Kep Ns.
Anggota Tim 1 Anggota Tim 2
Ni Wayan Endang Krismayanti Tatik Trisna Dewi
Anggota Tim 1 Anggota Tim 2
Made Rima Andriani Ni Made Supertini Amd.Kep
Anggota Tim 1 Anggota Tim 2
Ni Made Siska Yanti Luh Putu Dw. Budiapsari Amd.Kep

11
3. Ketenagaan Ruang Kunti
No Nama Jenis
Kelamin Pendidikan Status Pelatihan Jabatan

P L

1 Dw A. Anom Widani,  DIV Kep. PNS 1,2,3 Karu


SST Jiwa

2 Luh Gede Parwati, √ S1 Kep PNS 1,2,3,4 Katim I


S.Kep.

3 Ni Wayan Suari,  S1 Kep PNS 1,2,3 Katim II


S.Kep.

4 Julianti Tandilolo  SPK PNS 1,2,3 Perawat pelaksana

5 Ni Ketut Ayu Artini, √ DIII Kep PNS 1,2,3 Perawat pelaksana


A.Md.Kep

6 I Gusti Ayu Ekawati, √ DIV Kep. PNS 1,2,3 Administrasi


SST Jiwa

7 I.G.A.Sri Wahyudari, √ DIV Kep. PNS 1,2,3 Perawat Pelaksana


SST Jiwa

8 Tatik Trisna Dewi, DIV Kep. PNS 1,2,3 Perawat Pelaksana


SST Jiwa

9 Ni Made Supertini, √ DIII Kep PNS 1,2,3 Perawat Pelaksana


A.Md.Kep

10 I.G.A Sri Devi Y, √ S1 Ke PNS 1,2,3 Perawat Pelaksana


S.Kep

11 DW Budiapsari,  DIII Kep PNS 1,2,3 Perawat Pelaksana


A.Md.Kep

12
13 Made Rima Adriani,  DIII Kep PNS 1,2,3 Perawat Pelaksana
A.Md.Kep

14 Made Siskayanti,  DIII Kep PNS 1,2,3 Perawat Pelaksana


A.Md.Kep

Keterangan pelatihan diklat:


1. Pelatihan askep jiwa
2. Pelatihan kegawatdaruratan
3. Pelatihan model pratik professional
4. Pelatihan basic life support

4. Indikator Mutu

Indikator Mutu Keperawatan Ruang Kunti Juni – Oktober 2014

No Indikator Januari 2014 – Mei 2014

Juni Juli Agustus September Oktober

1 BOR 103% 102 % 99,4% 94 % 97 %

2 LOS 64 hari 70 hari 59 hari 48 hari 52 hari

3 TOI - 3 hari - 2 hari 0,3 hari 4 hari 3 hari

13
KLASIFIKASI DENGAN CARA SCORING
Work Load Indeks (WLI)

Pengkajian Jumlah
Klasifikasi Kriteria Score Total
Fungsi pasien

Tinggi  ADL  Dibantu penuh 5 - -


 Mental : bingung/precoma

 Treatment  Menggunakan alat bantu 3


atau lebih : restrain

 Observasi/  Vital sign setiap 2-4 jam,


Perlakuan sianosis, akral, odeme,
extra CRT, integritas kulit.
Sedang  ADL  Dibantu/ diarahkan 3 3 9
 Mental : tidak stabil

 Treatment  Pasien dengan obat


injeksi di ruang isolasi.

 Observasi  Vital sign setiap 4 jam,


/ observasi efek obat
perlakuan injeksi.
extra
Rendah  ADL  Mandiri 1 33 33
 Mental : stabil

 Treatment  Umur 12 - 60 tahun


 Suntik / obat oral 2 - 3
x/hari, alat bantu (-) tidur
normal.

 Observasi  Tidak perlu perlakuan


/ khusus.
perlakuan
extra
Jumlah 36 42
Rumus WLI (Nesia, 2012)

14
Ket :
Beban kerja berat : > 6
Beban kerja sedang : = 6
Beban kerja ringan : < 6

Shift Pagi = 42 = 8,4 (Beban Kerja Berat)


5
Shift Sore = 42 = 14 ( Beban Kerja Berat)
3
Shift Malam = 42 = 21 (Beban Kerja Berat)
2
Jadi beban kerja perawat di ruang Kunti RSJ Provinsi Bali adalah beban kerja berat.

Kebutuhan tenaga perawat di Ruang Kunti berdasarkan formula Ilyas.

TP = 4X (97%X 36) X 365


255 X 6
Keterangan :
A : jam perawatan/24 jam (waktu
50.983,2 yang dibutuhkan pasien yaitu 4
TP = 1530 jam)
B : sensus harian (BOR X
TP = 33,2 jumlah Tempat Tidur)
TP = 33

Dari rumus perhitungan Ilyas diatas, dapat disimpulkan bahwa diperlukan 33 orang
perawat fungsional ditambah dengan 2 orang perawat manajerial (1 Karu dan Wa Karu). Jadi
total perawat yang diperlukan ruangan berdasarkan perhitungan BOR pada bulan oktober
adalah 35 orang.

15
BAB III
HASIL PENGKAJIAN DATA DAN ANALISIS
Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali
Ruangan : Kunti
Tanggal : 11 November 2014
STRUKTUR ORGANISASI
Komponen
No Hasil Pengkajian Standar Analisa Lampiran bukti
Pengkajian
1 a. Struktur Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali 1. Struktur organisasi RS Struktur organisasi sudah Struktur organisasi
Organisasi telah memiliki struktur organisasi 2. Jenis organisasi: lini_staf lengkap tertuang dalam rumah sakit terlampir
Rumah Sakit Rumah Sakit yang lengkap yang 3. Nama jabatan dan pejabat susunan serta tata
dibuat pada tahun 2012 nama jelas hubungan kerja RSJ
jabatan jelas, garis komando dan 4. Garis komando, koordinasi Provinsi Bali berdasarkan
koordinasi jelas mengunakan line jelas peraturan daerah
staf, dan struktur sudah sesuai 5. Dibuat tahun Pemerintah Provinsi Bali
dengan kondisi saat ini 6. Struktur sesuai dengan
Dalam struktur organisasi RSJ kondisi saat ini
Provinsi Bali di pimpin oleh
Direktur dan di bantu oleh 2 wakil
Direktur yaitu :
- Wakil Direktur Pelayanan

16
- Wakil Direktur
administrasi dan sumber
daya
b. Bidang Dirumah sakit jiwa provinsi Bali 1. Struktur oraganisasi Bidang Bidang keperawatan sudah Struktur organisasi
keperawatan/ terdapat struktur organisasi bidang Kep mempunyai struktur bidang keperawatan
seksi keperawatan dengan jenis 2. Jenis organisasi: lini-staf organisasi
keperawatan organisasinya lini-staf. Nama 3. Nama jabatan dan pejabat
jabatan sudah ada. Garis komando jelas
dan koordinasinya jelas. Bidang 4. Garis komnado, koordinasi
keperawatan berada dibawah garis jelas
komando pejabat dan 5. Bidang keperawatan berada
berkoordinasi dengan pejabat. dibawah garis komando
Struktur bidang/ seksi pejabat?
keperawatan di rumah sakit jiwa 6. Berkoordinasi dengan
provinsi Bali ini dibuat tahun pejabat?
2011 dengan struktur sesuai 7. Dibuat tahun
dengan kondisi saat ini 8. Struktur sesuai dengan
kondisi saat ini
c. Struktur Staf 1. Struktur organisasi ruangan 1. Ada struktur SMF/ ruang Struktur staf medik Struktur ruang rawat
Medik memiliki garis komando yang rawat yang jelas. fungsional sudah sesuai inap
Fungsional jelas serta berkoordinasi jelas. 2. Ada nama pejabat dan dengan standar.
2. Karu/Ka. Unit memiliki
17
tanggung jawab yang jelas jabatan fungsional.
terhadap organisasi. 3. Ada garis komando dan
3. Ruang Kunti memiliki koordinasi.
mekanisme akuntabilitas 4. Ada struktur organisasi
teknis dan administrasi terkini.
keperawatan yang jelas.
4. Struktur organisasi merupakan
struktur terbaru.
d. Struktur Di ruang kunti sudah terdapat 1. Garis komando dan Struktur organisasi sudah Struktur ruang rawat
organisasi struktur organisasi ruang rawat koordinasi jelas sesuai dengan standar. inap.
ruangan inap dengan sudah tercantum 2. Tanggung jawab karu atau
nama jabatan, dan jabatan KA unit jelas
fungsional, garis komando dan 3. Mekanisme akunbilitas
koordinasinya sudah tertera jelas. teknis dan administrasi
Sudah terdapat uraian keperawatan jelas
tugas/tanggung jawab kepala 4. Struktur organisasi terkini
ruangan/kepala unit yang jelas.
Mekanisme akuntabilitas teknis
dan administrasi keperawatan ada.

Kesimpulan:
Ada struktur organisasi rumah sakit, Ada struktur bidang keperawatan, ada struktur ruang rawat inap.

18
Deskripsi pekerjaan
Komponen
No Hasil Pengkajian Standar Analisa Lampiran bukti
Pengkajian
1 Uraian Tugas Komponen fungsi Karu/ perawat 1. Uraian tugas (Job- Pembagian tugas perawat Lampiran
pelaksana sudah mengandung spesification) tiap perawat di ruang Kunti sudah sesuai
fungsi administrasi, promosi tersedia dan jelas standar namun dalam
komunikasi, advokasi, 2. Memenuhi konten yang jelas pelaksanaannya belum
monitoring, quality assurance, dan memenuhi aspek legalitas maksimal dikarenakan
kepemimpinan, dan asuhan 3. Mengandung komponen belum semua renpra yang
keperawatan. Terdapat perbedaan fungsi-fungsi: administrasi, dibuat dapat dilaksanakan.
pembagian tugas dari masing- quality assurance,
masing jabatan diruang Kunti, promosi/komunikasi, penkes,
yang dimana pembagian tugas kepemimpinan, monitoring,
tersebut telah di buat secara asuhan keperawatan
tertulis. 4. Tugas pokok dan fungsi
dipahami oleh setiap perawat
5. Dievaluasi tiap 1-2
tahun/pindah posisi

2 Jumlah dan Ruang Kunti sudah mempunyai 1. Sarjana keperawatan Tenaga keperawatan di Lampiran
kualifikasi tenaga peta ketenagaan ruangan. Ruang 2. D3 keperawatan

19
Kunti mempunyai tenaga sebagai 3. SPK ruangan Kunti sudah
berikut : 4. Tata usaha memenuhi standar
1. Kuantitas 5. Tenaga lain pendidikan. Namun jumlah
a. 14 orang perawat tenaga yang diperlukan
b. 1 orang CS (cleaning Jumlah tenaga yang dibutuhkan masih belum sesuai
service) diruang kunti adalah 28 orang standar.
2. Kualitas sesuai Analisa kebutuhan
Kualifikasi pendidikan : keperawatan RSJ Provinsi Bali
Ruang Kunti memiliki 14 orang 2011.
SDM yang terdiri dari
a) 6 orang perawat dengan
pendidikan lulusan D3
keperawatan,
b) 3 orang perawat dengan
pendidikan lulusan D4
Keperawatan,
c) 3 orang lulusan S1
keperawatan,
d) 1 orang lulusan SPK dan
e) memiliki 1 orang tenaga
administrasi lulusan DIV

20
keperawatan.
3 Metoda penugasan Metode penugasan yang Model tim merupakan metode Ruang Kunti menggunakan Lampiran
diterapkan di Ruang Kunti adalah pemberian asuhan keperawatan metode penugasan team.
model team. Katim dibantu oleh yaitu secara professional
5-6 anggota dan 1 tim memimpin sekelompok tenaga
bertanggung jawab terhadap 18- keperawatan dalam pemberian
20 orang pasien. asuhan keperawatan pada
sekelompok klien secara
koperatif dan kolaboratif.
(Douglas, 1992)
Pelaksanaan metode tim harus
berdasarkan konsep berikut:
- Ketua tim sebagai perawat
professional harus mampu
menggunakan berbagai
teknik kepemimpinan
- Komunikasi yang efektif
penting agar kontinuitas
rencana asuhan keperawatan
terjamin
- Anggota tim harus
menghargai kepemimpinan
21
ketua tim
- Metode tim akan berhasil
baik bila didukung oleh
kepala ruangan
4 Jadwal dan 1. Ruang Kunti memiliki jadwal 1. Jadwal tugas jelas tiap bulan Di ruang Kunti sudah Lampiran
pembagian tugas jelas setiap bulannya. 2. Pembagian tugas harian jelas memiliki pembagian tugas
2. Pembagian tugas bulanan jelas dan tertulis pada buku khusus yang jelas tiap bulannya
dan tertulis pada buku jadwal yang ditulis pada buku
bulanan. khusus.
3. Kepala ruangan dalam
pelaksanaan tugasnya dibantu
oleh 2 Katim dan setiap Katim
dibantu oleh 5-6 orang
anggota tim yang bertugas
pagi, sore, dan malam. 1 tim
bertanggung jawab terhadap
18-19 pasien. Pelaksanaan
tugas saat dinas sore dan
malam ditunjuk salah satu
anggota sebagai Perawat
penanggung jawab shift.
Kualifikasi untuk jabatan
22
Katim adalah pendidikan S1
Keperawatan.
5 Pendelegasian Ruang Kunti sudah memiliki 1. Ada pendelegasin tugas Ada bukti pendelegasian Lampiran
Tugas laporan pendelegasian tugas. tertulis tugas berupa surat
Ruang Kunti memiliki SPO pendelegasian tugas,
2. Mekanisme pendelegasian
pendelegasian tugas (penunjukkan timbang terima sudah
tugas jelas
perawat pengganti). Terdapat diaplikasikan namun belum
buku timbang terima (buku 3. Penerima delegasi tugas maksimal, pre conference
laporan ruang Kunti) namun membuat laporan dan post confren sudah
timbang terima hanya dilakukan dilaksanakan namun belum
di nurse station dan tidak dilaksanakan sesuai
mengklarifikasi kembali kondisi standar.
pasien secara langsung.Terdapat
buku pre-conference dan telah
dilaksanakan.

Kesimpulan :
Uraian tugas sudah mengelompok berdasarkan komponen fungsi-fungsi karu/perawat namun pelaksanannya belum maksimal, jumlah tenaga belum
sesuai standar, metode penugasan, jadwal dan pembagian tugas ada, pendelegasian tugas sudah dilakukan namun hanya di nurse station

23
Fungsi administrasi

Komponen
No Hasil Pengkajian Standar Analisa Lampiran Bukti
Pengkajian
1 Absensi Di ruang kunti Absensi staf 1. Absensi staf tertulis/IT Semua staf di ruang kunti Lampiran
manual/tertulis berupa lembaran 2. Angka kehadiran sudah melakukan absensi
digunakan untuk shift malam 3. Disiplin keberadaannya kehadiran datang dan
setiap minggu disetor di pulang, secara elektronik
kepegawaian dan ada juga absen maupun manual dengan
sidik jari untuk shift pagi dan menggunakan lembar
siang. absensi ruangan
Jam Shift Perawat :
 Shift pagi mulai dari 07.30 -
14.00 wita
 Shift siang mulai dari 14.00 -
20.00 wita
 Shift malam mulai dari 20.00 -
07.30
2 Registrasi pasien Ruang kunti memiliki buku 1. Buku registrasi tersedia Semua staf di ruang kunti Lampiran
dan layanan registrasi pasien keluar masuk 2. Layanan administrasi dan sudah melakukan registrasi
administrasi tersedia dan lengkap, layanan format yang diperlukan tersedia pasien dan layanan
administrasi pasien dan administrasi secara manual.
24
mekanismenya jelas (kerjasama
askes) serta tersedia format-
format yang di perlukan untuk
kegiatan askep/pasien
3 Perencanaan SDM Ruang kunti memiliki rencana 1. Rencana pengembangan - Sudah melaksanakan Dalam bentuk
pengembangan SDM meliputi SDM pengembangan SDM, lampiran
rencana standar kebutuhan tenaga a. Rencana standar kebutuhan seperti mengikutsertakan
dan kualifikasinya, rencana b. Rencana pengembangan staf: perawat dalam
pengembangan staf: pendidikan/diklat/in-service pendidikan dan pelatihan
diklat/pendidikan training
berkelanjutan/in-service training c. Catatan kualifikasi tenaga
sebanyak D IV keperawaan 3 dan pengembangannya jelas
orang dan S1 Keperawatan 1 d. Ada dokumen tertulis
orang dan Catatan kualifikasi
tenaga dan pengembangannya
jelas
4 a. Perencanaan Ruangan kunti memiliki standar 2. Ruangan memiliki standar Sarana dan prasarana Lampiran
fasilitas tentang;.Kantor karu, Nurse tentang: belum memenuhi standar.
ruangan station dan nurse-call, Kamar a. Kantor karu Dimana belum ada loker
obat/tindakan. Ruang b. Nurse station dan nurse-call untuk perawat.
rapat/bimbingan staf, Kamar c. Kamar obat/tindakan
spoelhock, Standar fasilitas kamar
25
pasien, Gudang: alat tenun,alat d. Ruang rapat/bimbingan staf
RT,alat pembersih. Ruang makan e. Kamar spoelhock
(khusus jiwa), Loker untuk staf di f. Standar fasilitas kamar pasien
ruang kunti tidak ada. g. Gudang: alat tenun, alat RT,
alat pembersih
h. Loker untuk staf
b. Perencanaan Ruang kunti memiliki sarana a. Linen Pelaksanaan inventaris Lampiran
standar fasilitas seperti: Linen (linen yang tersedia b. Alat medic/keperawatan fasilitas ruangan sudah
ruangan diruang Kunti sebanyak 108 c. Alat rumah tangga (meja, dilakukan secara rutin,
sprei, 108 selimut dan 108 sarung kursi, tt) terakhir tercatat inventaris
bantal, yang dimana alat tenun d. Alat kelontong fasilitas atau peralatan
tersebut akan diganti setiap 1 e. Barang habis medis. Fasilitas alat – alat
minggu sekali akan tetapi medik/ keperawatan serta
terdapat pengecualian, apabila Perencanaan standar fasilitas alat tenun di ruangan kunti
linen yang tersedia diruang pada diatas, mencakup: sudah sesuai dengan
perawatan sudah kotor maka akan a. Ratio alat: kapasitas-kapasitas standar, untuk alat tenun
segera diganti), Alat b. Jumlah kebutuhan ssi standar secara langsung dikelola
medic/keperawatan (diruang c. Jenis/spesifikasi/ukuran oleh loundry tetapi untuk
Kunti, hanya terdapat 2 buah d. Jenis dan jumlah aktual pengadaannya belum
tensimeter, 2 buah stetoskop serta alat/barang yang ada disesuaikan dengan
1 buah thermometer. Alat medis kebutuhan ruangan.
tersebut dipergunakan untuk Pengadaan barang habis
26
melakukan pemeriksaan pada
semua pasien yang dirawat
diruang Kunti. Kalibrasi untuk
alat-alat medis tersebut dilakukan pakai dilakukan sesuai
setiap satu tahun sekali yang dengan jumlah stok barang
dilakukan pada awal tahun oleh yang ada sehingga pada
petugas dari IPRS), Alat rumah saat diperlukan barang
tangga(meja,kursi,tt) Alat tersebut sudah tersedia.
kelontong(sapu,lap pel), Barang Rencana pengembangan
habis pakai(alcohol,dll) dan pemeliharaan alat,
perencanaan standar fasilitas kalibrasi, semua sudah
diatas dalam format,mencangkup: dimasukkan dalam renpra
Ratio kapasitas: alat, Jumlah pengembangan sarana dan
kebutuhan sesuai standar, prasarana.
Jenis/spesifikasi/ukurannya, jenis
dan jumlah aktualalat/barang yang
ada
5 Sistem Di ruang kunti Inventaris 1. Inventaris fasilitas/alat - Sudah ada buku laporan
Inventarisasi fasilitas/alat di ruang Kunti di dilakukan setiap 3 bulan inventaris
ruangan lakukan setiap 3bulan mencakup:
mencangkup: Jumlah, Fungsi alat, a. Jumlah
Kondisinya, Mekanisme
27
penggunaan dan perbaikan b. Fungsi
alat/fasilitas jelas, Rencana c. Kondisinya
pengadaan alat/fasilitas 2. Mekanisme penggunaan dan
baru,penggantian,pengembalian, perbaikan alat/fasilitas jelas
perbaikan jelas, Ada 3. Rencana pengadaan
laporan/catatan inventaris tiap alat/fasilitas baru, penggantian,
triwulan pengembalian, perbaikan jelas
4. Ada laporan/catatan
inventaris tiap triwulan
6 Sistem pelaporan Di ruang Kunti ada mekanisme 1. Tersedia mekanisme laporan: Di ruang Kunti Sudah Terlampir
laporan inventaris berupa a. Laporan harian/insiden memiliki buku laporan
Laporan harian(insiden), Laporan b. Laporan bulanan tentang: administrasi yang
bulanan, Laporan tahunan. c. Laporan tahunan berisi perencanaan alat atau
fasilitas, barang habis
pakai. Ada buku amprah
barang kebersihan dan alat
kantor
Kesimpulan:
Buku absensi staf di ruang kunti sudah ada. Buku registrasi pasien sudah ada. Sudah melaksanakan pengembangan SDM. Pembuatan laporan
inventarisasi sudah ada. Sarana dan prasarana tercukupi. Pelaksanaan inventaris fasilitas ruangan sudah dilakukan. Buku laporan administrasi sudah
ada.
Standar Keperawatan
28
No Komponen
Hasil Pengkajian Standar Analisa Lampiran Bukti
Pengkajian
1 Standar Diruang Kunti tidak terdapat buku 1. Buku Standar Nasional yang Di ruang Kunti tidak
Keperawatan standar keperawatan nasional. dimiliki : jumlah, jenis, tahun terdapat buku standar
Nasional Jumlah buku lain yang relevan : terbit keperawatan nasional.
buku Asuhan Keperawatan 2. Jumlah buku-buku lain yang Ruang Kunti sudah
NANDA. Ruang kunti sudah relevan memiliki buku penunjang
memiliki perpustakaan lokal/mini 3. Memiliki perpustakaan yang relevan dan sudah
lokal/mini memiliki perpustakaan
lokal/mini.

2 Standar Asuhan Diruang Kunti RSJ Provinsi Bali, 1. Jumlah dan jenis standar Di Ruang Kunti sudah Terlampir
Keperawatan Standar Asuhan Keperawatan asuhan keperawatan (SAK) mempunyai standar asuhan
(SAK) (SAK) lokal yang dimiliki yaitu : lokal yang dimiliki keperawatan (SAK) yang
a. SAK Halusinasi 2. SAK dibuat berdasarkan dibuat sesuai berdasarkan
b. SAK Menarik Diri dimensi dan fungsi-fungsi fungsi esensial
c. SAK Perilaku Kekerasan essensial keperawatan keperawatan.
d. SAK Gangguan Alam 3. Identifikasi dan scoring Di Ruang Kunti SAK yang
Perasaan : Mania prioritas penyusunan SAK dimiliki belum merujuk
29
e. SAK Gangguan Proses Pikir : berdasarkan fungsi-fungsi standar nasional dan tidak
Waham essensial sesuai iptek.. SAK sudah
f. SAK Gangguan Konsep Diri : 4. Perawat memahami fungsi- mengandung standar
Harga Diri Rendah fungsi kritis, sangat-sangat struktur, proses, outcome.
g. SAK Resiko Bunuh Diri penting, sangat penting,
h. SAK Kurang Perawatan Diri dan penting
i. SAK Gangguan Alam 5. SAK mengandung
Perasaan :Depresi komponen :
j. SAK Gangguan Penggunaan a. Dimensi dan fungsi
NAPZA b. Pernyataan standar
c. Struktur, proses, dan
SAK di ruang kunti sudah dibuat outcome
berdasarkan dimensi dan fungsi- 6. SAK dikembangkan merujuk
fungsi essensial keperawatan. standar nasional dan atau
Identifikasi dan scoring prioritas iptek terkini
penyusunan SAK berdasarkan
fungsi-fungsi essensial. Perawat
sudah memahami fungsi-fungsi
kritis, penting, sangat-sangat
penting, sangat penting dan
penting. SAK sudah mengandung
komponen dimensi dan fungsi-
30
fungsi essensial keperawatan.
SAK sudah mengandung
komponen (Standar struktur,
proses, outcome). SAK
dikembangkan belum merujuk
standar nasional.

3 Standar Ruang Kunti memiliki SPO yang 1. SPO dikembangkan SPO mengandung judul, Terlampir
Operational belum berdasarkan SAK seperti : berdasarkan SAK dan pengertian, tujuan,
Procedure / 1. Pemberian obat oral deskripsi pekerjaan kebijakan, prosedur kerja
Standar Prosedur 2. Prosedur pasien pulang 2. SPO tertulis dan memenuhi dan unit terkait. SPO belum
Operasional (SPO) 3. Tindakan pengikatan aspek legalitas mengandung persiapan dan
pasien 3. SPO mengandung indicator. Perawat di Ruang
4. Penanganan perkelahian komponen : judul, Kunti sudah melakukan
pasien pengertian, tujuan, tindakan sesuai SPO. SPO
5. Pelayanan pasien rawat kebijakan, persiapan, tidak mengandung
jalan/MRS pada jam kerja prosedur kerja, indicator persiapan dan indikator.
6. Pelayanan pasien rawat dan unit terkait SPO di ruang kunti belum
jalan/MRS diluar jam 4. Jumlah dan jenis dokumen lengkap dikarenakan ada
31
kerja SPO /SPO yang dimiliki beberapa SPO yang
7. Alur peneriman pasien 5. Perawat memahami SPO dirancang oleh mahasiswa
rawat darurat yang ada tetapi belum ditindak
8. Pelayanan pasien MRS 6. Perawat bekerja/melakukan lanjuti dan belum diajukan
dan KRS yang tindakan berdasarkan SPO. ke komite.
gelandangan/terlantar
9. Penerimaan pasien warga
negara asing
10. Permintaan makanan
pasien ke dapur gizi
11. Prosedur pengambilan dan
pengiriman dan spesimen
ke instalasi laboratorium
12. Permintaan obat ke
instalasi farmasi
13. Pengiriman pasien ke unit
rehabilitasi
14. Penanganan pasien
melarikan diri
15. Pengiriman dan
pengambilan alat tenun ke

32
dan dari loundry
16. Prosedur penurunan kelas
perawatan
17. Pemindahan pasien dari
ruang intensif ke ruang
tenang
18. Pemindahan pasien dari
ruang tenang ke ruang
intensif
19. Rujukan pasien dengan
gangguan fisik
20. Kunjungan rumah atau
home visit
21. Menghitung denyut nadi
pasien
22. Mengukur suhu badan
pasien
23. Mengukur tekanan darah
pasien
24. Pemberian kompres basah
luka

33
25. Merawat luka
26. Pemberian bulu-buli panas
27. Memberi makan pada
pasien yang tidak bisa
makan sendiri
28. Merapikan tempat tidur
dengan pasien diatasnya
29. Menyisir rambut pasien
30. Tindakan perawatan pre
dan post ECT
31. Persiapan pelaksanaan
pemeriksaan brain
mapping
32. Memandikan pasien di
tempat tidur
33. Pengisolasian pasien
34. Menimbang berat badan
pasien
35. Mengerjakan EKG
36. Memotong kuku pasien
37. Pemberian obat suntikan

34
subkutan
38. Pemberian obat suntikan
intracutan
39. Pemberian obat suntikan
intramuskular
40. Pemberian obat suntikan
vena
41. Penanganan pasien bunuh
diri
42. Askep pasien dengan
gejala putus zat
43. Menyiapkan dan
memberikan infus
44. Asuhan keperawatan pada
pasien dengan waham
45. Asuhan keperawatan pada
pasien dengan perilaku
depresi
46. Asuhan keperawatan pada
pasien dengan perilaku
curiga
47. Asuhan keperawatan pada
35
pasien menarik diri
48. Asuhan keperawatan pada
pasien dengan gangguan
persepsi (halusinasi)
49. Asuhan keperawatan pada
pasien dengan perilaku
amuk
50. Asuhan keperawatan pada
pasien dengan harga diri
rendah
51. Asuhan keperawatan pada
pasien dengan keadaan
panik
52. Prosedur penerimaan
pasien gelandangan
psikotik
53. Prosedur penanganan
pasien meninggal dunia
54. Prosedur pasien pulang
paksa
55. Mengukur tinggi badan

36
pasien
56. Pasien dengan
penyalahgunaan zat
(napza)
57. Visum ET Perertum
psikiatri
58. Pemulangan pasien
(Droping)

SPO yang ada di ruang Kunti


sudah tertulis dan memenuhi
aspek legalitas. SPO yang ada di
ruang Kunti mengandung
komponen judul, pengertian,
tujuan, kebijakan, prosedur kerja,
dan unit terkait. SPO belum
mengandung persiapan dan
indicator. Di Ruang Kunti
memiliki 58 jenis dokumen SPO.
Perawat di ruang Kunti paham

37
tentang SPO yang ada di ruangan
Perawat dalam melakukan
tindakan keperawatan sudah
berdasarkan SPO yang ada di
ruang Kunti.
Kesimpulan :
- Ruang Kunti tidak terdapat buku Standar Keperawatan Nasional
- Ruang Kunti memiliki Standar Asuhan Keperawatan (SAK) local
- Ruang Kunti memiliki Standar Operational Procedure (SPO)
-
Indikator Kinerja

No Komponen
Hasil Pengkajian Standar Analisa Lampiran Bukti
Pengkajian
1 Indikator kunci - Karu dan staf sudah 1. Karu dan staf IKK pernah dilakukan di
kinerja (IKK) atau mengidentifikasi masalah mengidentifikasi masalah- ruang Kunti, namun tidak
Key Perfomance keperawatan secara potensial masalah keperawatan ditindak lanjuti
Indikator (KPI). maupun aktual pada tahun 2. Menentukan indikator-
2014 indikator kinerja
- Di ruang Kunti pernah 3. Memilih dan menyepakati
dilakukan IKK oleh KPI minimal 3-5 KPI untuk
mahasiswa, namun tidak dimonitoring

38
ditindak lanjuti. 4. KPI terpilih disepakati,
- Ruang Kunti tidak tercatat dan legal, mengacu
menentukan jumlah indikator pada SPM RS/Pusk
kinerja sesuai dengan prioritas 5. KPI terpilih untuk jangka
- Tidak ada dilakukan waktu maksimal 3 bulan
kesepakatan dalam pemilihan 6. Disepakati dan tertulis
IKK yang dilaksanakan yang
akan dimonitoring
- Ruang Kunti tidak memiliki
format mencakup fungsi,
kegiatan, IKK, ssi, dengan
fungsi pada jobdes, disepakati
ditandatangani oleh karu.
- Tidak terdapat IKK yang
meliputi administrasi, servis,
klinis.
- Tidak pernah dilakukan
monitoring
Kesimpulan:
IKK pernah dilakukan di ruang Kunti tetapi tidak ditindak lanjuti

Monitoring dan evaluasi kinerja


39
Komponen
No Hasil Pengkajian Standar Analisa Lampiran Bukti
Pengkajian
1 Monitoring Di ruang kunti pernah diadakan 1. Persiapan : ada jadwal Terdapat fomat Tidak ada
kegiatan monitoring oleh kepala (harian/mingguan/bulan) monitoring, namun jadwal
ruangan, namun kegiatan monitoring dan evaluasi tertulis tidak
monitoring tidak ditindaklanjuti 2. Check-list merujuk kepada ditindak lanjuti
dimana kegiatan yang semestinya KPI/SPO yang relevan
dilaksanakan sebagai fungsi 3. Karu/supervisor
monitoring yang tidak melaksanakan monitoring
dilaksanakan yakni terdiri dari sesuai jadwal
persiapan indikator kinerja kunci 4. Karu memberikan feedback
atau IKK, tersedianya ceklist yang hasil monitoring
merujuk pada IKK/SPO yang 5. Hasil monitoring tercatat
relevan, pendokumentasian hasil pada buku “Anecdotal
monitoring pada buku anecdotal Note” (AN) / DP-3
note, penyusunan RTL hasil 6. Karu menyusun RTL hasil
monitoring, pengelolaan monitoring
penyimpangan hasil monitoring, 7. Karu mengelola
penganalisaan terhadap penyimpangan sesuai hasil
pencapaian IKK, menyepakati monitoring
pelaksanaan monitoring IKK baru 8. Karu menganalisa
40
untuk monitoring rutin, pencapaian KPI, bila 3
pengamatan kinerja staf, bulan KPI tidak tercapai,
pelaporan hasil monitoring kepada ada hasil analisanya
atasan secara berkala 9. Karu menyepakati
monitoring KPI baru untuk
monitoring rutin
10. Pengamatan kinerja staf
dilakukan setiap saat
11. Monitoring jangka pendek
disepakati dan feedback
hasilnya
12. Hasil monitoring dilaporkan
setiap bulan kepada atasan
langsung

2 Evaluasi Di ruang kunti belum Monitoring danevaluasi Tidak ada format dan Tidak ada
dilaksanakan evaluasi baik itu dilakukan untuk menilai sejauh jadwal evaluasi.
evaluasi managemen keperawatan mana penerapan standar/SPO
ataupun evaluasi managemen dan pencapaian indicator
pasien. Dimana semestinya kinerja
evaluasi managemen keperawatan
terdiri dari pelaksanaan

41
perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing),
penggerakan (actuating),
pengawasan (controling),
koordinasi (coordinating), SDM
(staffing), dan pengarahan
(directing). Sedangkan untuk
evaluasi managemen pasien yang
seharusnya dilaksanakan terdiri
dari pengkajian, perumusan
masalah, penetapan prioritas &
menentukan diagnosa, menyusun
rencana keperawatan, melakukan
implementasi dan evaluasi

Kesimpulan:
Tidak terdapat jadwal monitoring. Tidak terdapat format dan jadwal evaluasi.

Reflective Case Discussion (RCD)


Komponen
No Hasil Pengkajian Standar Analisa Lampiran Bukti
Pengkajian
1 DRK/RCD Pelaksanaan DRK pernah 1. Ada koordinator RDK Pelaksanaan DRK di ruang -
dilaksanakan saat mahasiswa Kunti dilaksanakan satu
42
praktek profesi ners, sudah 2. Membuat jadwal DRK kali saat mahasiswa
terdapat jadwal namun belum 3. Check list pelaksanaan DRK praktek profesi ners dan
terdapat format. tersedia sudah terdapat jadwal
4. DRK dilaksanakan minimal namun belum terdapat
setiap bulan format.
5. Isu-isu yang muncul ditindak
lanjuti
6. Hasil DRK tercatat dalam
buku khusus untuk
pembelajaran lanjut
7. Hasil tindak lanjut DRK
disosialisasikan kepada
semua staf
8. Hasil dilaporkan kepada
atasan setiap bulan sesuai
format
Kesimpulan:
Pelaksanaan Diskusi Refleksi Kasus di ruang Kunti sudah pernah dilaksanakan satu kali saat mahasiswa praktek profesi ners, sudah ada namun belum
terdapat format.
Kepemimpinan

No Komponen Hasil Pengkajian Standar Analisa Lampiran Bukti

43
Pengkajian
1 Pembinaan dan Pembinaan kinerja dan 1. Pembinaan kinerja dan Pembinaan dan pengarahan
Pengarahan pengarahan serta bimbingan rutin pengarahan serta bimbingan kinerja dilakukan secara
dari karu merujuk pada visi, misi, rutin dari kartu merujuk pada lisan dan hasilnya tidak
tujuan RS dan bidang visi, misi, tujuan RS dan tercatat
keperawatan, pengarahan terkait Bidang Keperawatan
kebijakan baru, temuan baru 2. Pengarahan terkait kebijakan
sesuai peraturan yang berlaku, baru, temuan baru sesuai
mekanisme pembinaan dan peraturan yang berlaku
pengarahan jelas (SPO), motivasi 3. Mekanisme pembinaan dan
komitmen staf untuk pencapain pengarahan jelas
visi dan misi sesuai fungsinya, 4. Motivasi komitment staf
pembinaan dan pengarahan yang untuk pencapaian visi dan
di berikan tercatat misi sesuai fungsinya
5. Pembinaan dan pengarahan
yang diberikan tercatat
2 Penilaian Kinerja Belum dilakukan penilain kinerja 1.Penilaian kinerja perawat Penilaian kinerja sudah Terlampir
perawat di ruang kunti secara dilakukan secara rutin dilakukan oleh kepala
efektif, penilaian kinerja tidak 2.Penilaian kinerja dicatat tiap ruangan terhadap stafnya,
dicatat setiap bulan berdasarkan bulan berdasarkan hasil administrasi pengisian
hasil monitoring, mekanisme monitoring, pengamatan, DP3/anecdotal note
pembinaan dan pengembangan laporan pihak lain dan hasil lengkap dan tahun 2014
44
karier jelas, administrasi supervisi telah diganti menjadi
pengisian DP3/anecdotal note 3.Mekanisme pembinaan dan Sasaran Kerja Perawat
lengkap pengembangan karier jelas (SKP) yang dilakukan
4.Administrasi pengisian setiap tahun
DP3/Anecdotal Note lengkap
3 Ronde Ruang Kunti sudah memiliki 1. Jadwal ronde keperawatan Diruang Kunti belum -
Keperawatan jadwal dan koordinasi disusun melakukan ronde
pelaksanaan ronde keperawatan 2. Format ronde tersedia keperawatan sesuai jadwal
namun belum memiliki format. 3. Ada koordinasi dengan profesi yang sudah dibuatkan oleh
lain mahasiswa praktek profesi
4. Kasus ronde disepakati ners
dengan pasien
5. Inform consent dengan pasien
dibuat (bila diperlukan)
6. Ronde dilakukan sesuai
jadwal
7. Masalah yang ditemukan
disosialisasikan dan ditindak
lanjuti
8. Hasil ronde dilaporkan tertulis
4 Supervisi Supervisi diruang Kunti 1. Supervisi direncanakan Terdapat format khusus Terlampir
direncanakan atau dijadwalkan untuk supervisi dan jadwal
45
dan terdapat format supervisi. (jadwal) pelaksanaan supervisi
Supervisi dilakukan setiap bulan. 2. Supervisi dilaksanakan sesuai dilakukan setiap bulan
Supervisi yang dilakukan di meliputi dengan format
ruangan sudah sesuai meliputi : khusus sesuai tujuan
kebersihan/kerapian/ketertiban, 3. Supervisi dilaksanakan sesuai
dan keamanan ruangan, meliputi :
pengelolaan alat atau fasilitas, a. Kebersihan/kerapian/
pengololaan obat RS atau obat ketertiban dan keamanan
pasien, pengelolaan lingkungan ruangan
pasien, pengelolaan askep, b. Pengelolaan alat/fasilitas
mekanisme koordinasi pelayanan. c. Pengelolaan obat RS/ pasien
Supervisi dilakukan dengan cara d. Pengelolaan lingkukangan
situasional saat ditemukan pasien
masalah, tindak lanjut langsung e. Pengelolaan askep
dilakukan secara lisan oleh kepala f. Penerapan Patient safety
ruangan dan ketua tim dan g. Mekanisme koordinasi
langsung disosialisasikan. Tidak pelayanan
ada laporan supervisi. 4. Solusi masalah yang
ditemukan dalam supervisi
dipecahkan bersama staf
5. Tindak lanjut hasil supervisi
6. Sosialisasikan hasil tindak
46
lanjut
7. laporan supervisi
5. Coaching / Di Ruang Kunti sudah 1. Bimbingan (coaching) Pelaksanaan Coaching/
dilaksanakan bimbingan direncanakan berdasarkan bimbingan di ruang Kunti
bimbingan
berdasarkan hasil monitoring atau hasil dilaksanakan satu kali saat
monitoring/supervisi/pengama
supervisi atau pengamatan dan mahasiswa praktek profesi
tan
sudah ada format coaching. 2. Tersedia format untuk ners dan sudah terdapat
Diruang Kunti tidak tersedia coaching SOP untuk coaching tetapi
alat/persiapan untuk coaching, 3. Tersedia alat/persiapan untuk belum ditindak lanjuti
absensi untuk coaching, materi coaching
coaching yang jelas, dan tidak 4. Tersedia absensi untuk
ada demonstrasi serta feedback coaching
5. Tersedia materi coaching
hasil coaching kepada staf tidak
yang jelas
tercatat jelas 6. Demontrasi dan simulasi
dilakukan
7. Feedback hasil coaching
kepada staf tercatat jelas
Kesimpulan:
- Ruang Kunti sudah pernah dilakukan DRK tetapi tidak ditindak lanjuti.
- Pengarahan dan pembinaan kinerja di ruang Kunti sudah terlaksana secara lisan dan sewaktu-waktu namun belum maksimal.
- Ruang Kunti pernah melaksanakan ronde keperawatan dan coaching namun selanjutnya belum dilaksanakan sesuai dengan jadwal.
- Ruang Kunti melakukan penilaian kinerja sesuai dengan standar dalam bentuk laporan DP3 dan tahun 2014 diganti dengan Sasaran Kinerja
Perawat (SKP).
- Ruang Kunti sudah terdapat format khusus untuk supervisi dan jadwal pelaksanaan supervisi dilakukan setiap bulan.

47
Pendidikan kesehatan
Komponen
No Hasil Pengkajian Standar Analisa Lampiran Bukti
Pengkajian
1 Pendidikan Di Ruang Kunti telah dilakukan 1. Pendidikan kesehatan di RS Di ruang kunti telah Buku laporan KIE
kesehatan di RS pendidikan kesehatan (PKMRS) (PKMRS) direncanakan dilaksanakan pendidikan
(PKMRS) oleh perawat pada saat pasien untuk kelompok mencakup: kesehatan secara lisan
direncanakan untuk masuk ke ruang kunti namun tidak a. Materi namun belum disertai
kelompok ada tindak lanjut dan belum b. Metode leafleat, flipchart dan
mencakup: tersedia standar serta saranan c. Tempat dan waktu. belum tersedia jadwal rutin
a. Materi seperti tidak tersedia leafleat, untuk melakukan PKMRS.
b. Metode flipchart dan belum tersedia Di Ruang Kunti terdapat
c. Tempat dan jadwal rutin untuk melakukan laporan pemberian KIE
Waktu PKMRS. Di Ruang Kunti terdapat yang ditulis dalam buku
laporan pemberian KIE yang KIE waktu pelaksanaan
ditulis dalam buku KIE berisi biasanya sesuai dengan
tanda tangan dan nama perawat tindakan yang diperlukan
yang memberikan KIE, waktu oleh pasien.
pelaksanaan biasanya sesuai
dengan tindakan yang diperlukan
oleh pasien.

48
2 Discharge Planning - Di ruang Kunti sudah 1. Discharge Planning Discharge Planning di Terlampir
a.Discharge dilaksanakan discharge direncanakan untuk individu ruangan Kunti sudah
planning planning pada pasien dan pasien atau keluarga dilaksanakan pada pasien
direncanakan keluarga saat pasien pulang 2. Ada format discharge dan keluarga saat pasien
untuk individu - Terdapat format discharge planning pulang dan terisi lengkap
pasien atau planning di ruang Kunti terisi 3. Discharge planning dan menggunakan
keluarganya. lengkap dan menggunakan mengikuti panduan “METHOD”.
b.Ada format “METHOD”. “METHOD” / laiinya. .
discharge - Semua perawat di ruang Kunti 4. Semua perawat paham
planning. paham tentang pelaksanaan tentang pelaksanaan
c.Semua perawat discharge planning. Discharge planning
paham tentang - Saat persiapan pasien pulang
pelaksanaan perawat sudah melakukan
discharge koordinasi dengan dokter/
planning profesi lain yang terkait
d.Perawat dengan kondisi pasien.
melakukan
koordinasi
dengan dokter /
profesi terkait
Format terisi
49
lengkap dan
benar.
Kesimpulan :
Pendidikan kesehatan sudah dilakukan secara lisan namun belum disertai leafleat dan flipchart, belum tersedia jadwal rutin untuk melakukan PKMRS.
Format discharge planning Kunti sudah dilaksanakan pada pasien dan keluarga saat pasien pulang terisi lengkap dan menggunakan “METHOD”.
Jaminan Mutu
Komponen
No Hasil Pengkajian Standar Analisa Lampiran Bukti
Pengkajian
1 Quality Assurance - Mekanisme pemantauan Jaminan kualitas perawat Pengendalian INOS tidak Catatan laporan harian
INOS secara global sudah mencakup: terlaksana, Pelaksanaan
dilakukan oleh pihak Rumah 1. Pengendalian infeksi kasus untuk RDK pernah
Sakit namun secara khusus nosokomial dilakukan namun tidak
diruang Kunti, tidak terdapat 2. Identifikasi kasus untuk ditindaklanjuti , Penerapan
petugas khusus yang RDK pasient safety diterapkan
menangani INOS. 3. Penerapan patient safety namun belum sesuai
4. Survey kepuasan pasien dengan 6 sasaran , survey
- Pelaksanaan kasus untuk
5. Penelitian produk kepuasan ada tetapi
RDK pernah dilakukan di
layanan / askep pelaksanaanya tidak
ruang Kunti oleh mahasiswa
6. Pengembangan ditindaklanjuti, tidak ada
praktek profesi ners dan
pendidikan / diklat penelitian produk layanan,
sudah terdapat jadwal serta
perawat pengembangan pendidikan
format namun tidak

50
ditindaklanjuti. 7. Hasil survey / riset perawat ada.
disosialisasikan
- Dari 6 sasaran penerapan
pasient safety yaitu ketepatan
identifikasi pasien belum
pernah diterapkan di rungan
Kunti .

- Di ruang Kunti terdapat


survey kepuasan tetapi
pelaksanaanya tidak
ditindaklanjuti.

- Penelitian terhadap produk


layanan asuhan kerawatan
belum pernah dilakukan
secara khusus di ruang kunti

- Bagi perawat di ruang kunti


yang dianggap mampu untuk
mengikuti pelatihan tertentu.
Di berikan sarana untuk
mengikuti pengembangan
pendidikan dari bagian diklat
51
baik berupa pelatihan dan
pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi.

2 Manajemen Risiko - Ruangan Kunti memiliki buku Manajemen resiko diterapkan: - Ruangan Kunti memiliki laporan harian,
catatan tentang kesalahan 1. Identifikasi kesalahan – buku catatan tentang terlampir
pemberian asuhan keperawatan kesalahan yang terjadi kesalahan pemberian
(pasien lari) dan langsung pada pemberian asuhan asuhan, kesalahan
ditindak lanjuti. pasien pemberian asuhan
- Investigasi kejadian yang tidak 2. Investigasi kejadian yang keperawatan langsung
diinginkan tercatat dalam tidak diinginkan dan ditindak lanjuti dan
laporan harian. tercatat tercatat dalam laporan
3. Rekomendasi perbaikan harian.
4. Langkah tindak lanjuti
rekomendasi
Kesalahan tidak berulang dalam
pelayanan dan tercatat.

Kesimpulam :
- Pengendalian INOS terlaksana namun tidak terdapat petugas khusus yang menangani INOS
- Penerapan pasient safety diterapkan namun belum sesuai dengan 6 sasaran
- Pelaksanaan kasus untuk RDK pernah dilakukan namun tidak ditindaklanjuti

52
- Penerapan pasient safety belum pernah diterapkan
- Survey kepuasan ada tetapi pelaksanaanya tidak ditindaklanjuti
- Pengembangan pendidikan perawat ada.
- Ruangan Kunti memiliki buku catatan tentang kesalahan pemberian asuhan, kesalahan pemberian asuhan keperawatan langsung ditindak lanjuti
dan tercatat dalam laporan harian

Promosi/ komunikasi

No Komponen
Hasil Pengkajian Standar Analisa Lampiran Bukti
Pengkajian
1 Program orientasi Orientasi staf baru yang Orientasi staf baru direncanakan Pelaksanaan program Tidak ada
staf baru dilakukan mencakup materi mencakup: orientasi di ruang Kunti
struktur organisasi ruangan, a. Struktur organisasi sudah dilakukan namun
kebijakan dan peraturan kerja, ruangan/SMF hanya secara lisan dan
pola atau mekanisme kerja b. Kebijakan dan peraturan tidak ada bukti fisik berupa
ruangan, tanggung jawab dan kerja tanda tangan staf baru
wewenang, hak dan kewajiban, c. Pola/mekanisme kerja
standar dan prosedur kerja, ruangan
mekanisme penilaian kinerja dan d. Tanggung jawab dan
laporan pasien baru. wewenang
e. Hak dan kewajiban
f. Standar dan prosedur kerja

53
Mekanisme penilaian kinerja

2 Program orientasi Di ruangan kunti belum tersedia a. Tersedia format orientasi Pelaksanaan orientasi Tidak ada
pasien baru format orientasi pasien baru dan pasien baru dan keluarganya pasien baru diruang Kunti
keluarganya. Untuk pelaksanaan b. Dilaksanakan bagi pasien sudah dilakukan namun
orientasi pasien baru dan baru tidak ada bukti orientasi di
keluarganya sudah dilaksanakan. buku orientasi oleh kedua
belah pihak berupa tanda
tangan.

3 Rapat ruangan Di ruang kunti sudah dilaksanakan a. Rapat rutin terjadwal atau Di ruang kunti tidak Buku notulen rapat
rapat ruangan tetapi sudah dari esensial terdapat jadwal rapat ruangan kunti
beberapa bulan ini tidak b. Pelaksanakan sesuai dengan ruangan tapi hasil dari rapat
dilaksanakan rapat tersebut. Hasil SPO sudah dituangkan dalam
rapat sudah ditindaklanjuti dan c. Hasil rapat ditindaklanjuti buku notulen rapat
disosialisasikan kepada seluruh d. Dokumen rapat lengkap
staf dan sudah didokumentasikan
secara lengkap di buku notulen
rapat ruangan milik ruang kunti.

4 Laporan kejadian Di ruang kunti tidak terdapat buku a. Buku laporan kejadian Tidak terdapat laporan Tidak ada
(register insiden laporan kejadian khusus seperti khusus tersedia sesuai kejadian untuk keselamatan
keselamatan pasien lari namun jika ada peraturan yang berlaku pasien di ruangan yang

54
pasien) kejadian khusus ruangan langsung b. Kronologis kejadian segera berisi identitas pasien dan
melaporkan ke petugas keamanan. dilaporkan kronologis kejadian yang di
c. Solusi/kebijakan alami pasien
disosialisasikan
Kesimpulan :
Di ruang kunti tidak ada format orientasi staf dan pasien baru, rapat ruangan sudah dilaksanakan namun tidak terdapat jadwal rutin setiap bulannya,
tidak ada buku laporan kejadian khusus.

Asuhan keperawatan
Komponen
No Hasil Pengkajian Standar Analisa Lampiran Bukti
Pengkajian
1 Pengkajian Di ruangan kunti sudah terdapat 1. Pengumpulan data Di ruangan kunti Format pengkajian
form pengkajian pasien namun komprehensif pengumpulan data sudah asuhan keperawatan
form tersebut belum lengkap 2. Analisa data dilakukan secara jiwa
karena terbentur tidak adanya 3. Merumuskan masalah komprehensif, tercantum
format analisa data dari atas. 4. Prioritas masalah rumusan masalah dan
prioritas masalah pada
Standar keperawatan jiwa form pengkajian hanya saja
DepKes RI 2006 analisa data yang belum
terdapat pada form
2 Diagnosa Di ruang kunti dilakukan 1. Menentukan diagnosa Di ruang kunti dilakukan Format diagnosa
Keperawatan perumusan diagnosa keperawatan keperawatan perumusan diagnosa keperawatan

55
dengan menggunakan diagnosa 2. Komponen DK: P.E.S keperawatan namun
tunggal komponen yang digunakan
Standar keperawatan jiwa hanya sebatas problem saja.
DepKes RI 2006
3 Rencana Renpra belum dicantumkan Renpra mengandung: Rencana keperawatan di Format rencana
Keperawatan tujuan, kriteria hasil dan deadline a. Diagnosa ruang kunti sudah keperawatan
(Renpra) pada rencana keperawatan b. Tujuan dan deadline mengandung diagnosa dan
c. Rencana tindakan rencana tindakan namun
d. Revisi bila perlu untuk tujuan dan deadline
belum dibuat.
Standar keperawatan jiwa
DepKes RI 2006
4 Implementasi Implementasi telah dilaksanakan. 1. Implementasi sesuai renpra Di ruang kunti Format implementasi
Implementasi sesuai dengan 2. Tindakan sesuai SPO implementasi sudah sesuai keperawatan
renpra dan SPO. renpra dan tindakannya
Standar keperawatan jiwa sudah sesuai dengan SPO.
DepKes RI 2006

5 Evaluasi Evaluasi dilaksanakan setiap hari Evaluasi proses mencakup Di ruang kunti evaluasi Format evaluasi
dan selalu mencakup S.O.A.P S.O.A.P telah dilaksanakan setiap keperawatan
hari dan selalu mencakup

56
Standar keperawatan jiwa S.O.A.P
DepKes RI 2006

6 Dokumentasi Pendokumentasian asuhan Dokumentasi lengkap dengan Di ruang kunti Format dokumentasi
Askep keperawatan dicatat sesuai dengan catatan: pendokumentasian asuhan keperawatan
format yang berlaku, tulisan jelas 1. Tulisan jelas dan terbaca keperawatan dicatat sesuai
dan dapat terbaca, tidak 2. Penulisan pada format yang dengan format yang
menggunakan tipe-x serta tertera tepat/lengkap berlaku, tulisan jelas dan
nama dan tanda tangan. 3. Tidak boleh ada tip-ex dapat terbaca, tidak
4. Tertera nama dan tanda menggunakan tipe-x serta
tangan tertera nama dan tanda
Standar keperawatan jiwa tangan.
DepKes RI 2006
Kesimpulan :
Format analisa data pada pengkajian tidak ada. Diagnosa keperawatan ada. Format kriteria hasil pada rencana keperawatan ada. Implementasi
keperawatan ada. Evaluasi ada.

57
Berdasarkan pengkajian di atas, maka dapat dibuat analisis SWOT yang diawali dengan
memberikan nilai pada tiap variabel menggunakan skala Likert, yaitu sebagai berikut:
a. Variabel Strength dan Opportunity:
1= Tidak baik
2= Cukup baik
3= Sangat baik

b. Variable Weakness dan Threat:


1= Tidak berat
2= Cukup berat
3=Sangat berat

ANALISA SWOT

Strength Skor Skor Rata-


Mahasiswa Karu Rata

1. Memiliki struktur organisasi 3 3 3

2. Memiliki struktur bidang keperawatan 3 3 3

3. Memiliki struktur ruang rawat inap kunti 3 3 3

4. Memiliki metode penugasan jadwal dan pembagian 3 3 3


tugas
5. Sarana dan prasarana tercukupi. 3 3 3

6. Sudah memiliki SAK 3 3 3

7. Ruang Kunti memiliki Standar Keperawatan Nasional 3 3 3

8. Sarana dan prasarana asuhan keperawatan tersedia 3 2 2,5

9. Tersedia buku laporan pendelegasian tugas 3 3 3

10. Ruang Kunti sudah terdapat format khusus untuk 3 3 3


supervisi dan jadwal pelaksanaan supervisi dilakukan
setiap bulan.
11. Di ruang Kunti sudah dilaksanakan discharge planning 3 3 3
pada pasien dan keluarga saat pasien pulang
12. Format discharge planning di ruang kunti terisi 3 3 3
lengkap dan menggunakan “METHOD”.
13. Semua perawat di ruang Kunti paham tentang 3 3 3
pelaksanaan discharge planning.
14. Saat persiapan pasien pulang perawat sudah 3 3 3
melakukan koordinasi dengan dokter/ profesi lain
yang terkait dengan kondisi pasien.
TOTAL 42 40 41

59
Weakness Skor Skor Rata-
Mahasiswa Karu Rata

1. Uraian tugas ( Job desk) sudah mengelompok 2 3 2,5


berdasarkan komponen fungsi-fungsi karu/perawat
namun pelaksanannya belum maksimal.
2. Pendelegasian tugas sudah dilakukan namun hanya di 3 3 3
nurse station
3. Penerapan pasient safety belum pernah diterapkan. 3 3 3

4. IKK pernah dilakukan di ruang Kunti tetapi tidak 3 3 3


ditindak lanjuti
5. Tidak terdapat jadwal monitoring. Tidak terdapat 3 3 3
format dan jadwal evaluasi.

6. Pelaksanaan DRK di ruang Kunti sudah pernah 3 3 3


dilaksanakan satu kali saat mahasiswa praktek profesi
ners, sudah ada jadwal namun belum ada format.
7. Ruang Kunti pernah melaksanakan ronde keperawatan 3 3 3
namun selanjutnya belum dilaksanakan sesuai dengan
jadwal.
8. Ruang Kunti pernah melaksanakan coaching tapi tidak 3 3 3
ditindaklanjuti.
9. Leafleat dan flipchart belum tersedia untuk melakukan 2 2 2
PKMRS.
10. Tidak terdapat petugas khusus yang menangani INOS 2 2 2

11. Ruang kunti tidak ada format orientasi staf dan pasien 3 2 2,5
baru.
TOTAL 30 30 30

Opportunity Skor Skor Rata-


Mahasiswa Karu Rata

1. Merupakan satu-satunya 3 3 3
rumah sakit jiwa di provinsi Bali
2. Adanya tambahan tenaga 2 2 2
Mahasiswa S1 dan D3 keperawatan yang praktek di
ruang kunti
3. Adanya kerjasama yang baik 3 3 3
antar Tim
4. Kesempatan perawat untuk 3 3 3
melanjutkan pendidikan
5. Adanya pelatihan 3 3 3
peningkatan kompetensi perawat dari internal RS
untuk pengembangan SDM
60
6. Adanya kemauan para 3 2 2,5
perawat ruang kunti untuk selalu mengembangkan
asuhan keperawatan terkini
TOTAL 17 16 16,5

Treath Skor Skor Total


mahasiswa karu

1. Persai 3 3 3
ngan dengan RSJ Indonesia Timur lainnya
2. Makin 3 3 3
tingginya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan
kepada pasien secara komprehensif
3. Adany 3 3 3
a monitoring rumah sakit dari pemerintah daerah dan
pusat
4. Adany 3 3 3
a tuntutan masyarakat terhadap peningkatan pelayanan
keperawatan yang lebih professional
5. Makin 2 3 2,5
tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya
kesehatan jiwa
TOTAL 14 15 14,5

61
GRAFIK ANALISA SWOT

QUADRAN III
QUADRAN I

-11 S
W

QUADRAN IV QUADRAN II

Kesimpulan diagram layang hasil analisa SWOT

Setelah melakukan analisis dengan menggunakan Analisis SWOT untuk membandingkan


faktor eksternal dan internal didapatkan di ruangan kunti berada pada kuadran ketiga,
Diagram tersebut menunjukkan strategi “Turn Around” yang berarti organisasi menghadapi
peluang yang sangat besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/ kelemahan
internal. Kondisi organisasi pada kuadran III ini mirip dengan question mark. Fokus strategi
ini adalah minimalisasi masalah-masalah internal organisasi sehingga dapat merebut peluang
yang lebih baik.

62
BAB IV
RUMUSAN MASALAH DAN PERENCANAAN

A. Rumusan Masalah
Dari hasil pengumpulkan data, maka didapatkan beberapa masalah manajemen
keperawatan di ruang Kunti, yang perlu dibenahi sesuai dengan pedoman sistem
pengembangan manajemen klinik (PMKK) yang meliputi :
1. Uraian tugas (Job desk) sudah mengelompok berdasarkan komponen fungsi-fungsi
karu/perawat namun pelaksanannya belum maksimal.
2. Pendelegasian tugas sudah dilakukan namun hanya di nurse station.
3. Ruang Kunti tidak terdapat buku Standar Keperawatan Nasional
4. IKK pernah dilakukan di ruang Kunti tetapi tidak ditindak lanjuti
5. Tidak terdapat jadwal monitoring. Tidak terdapat format dan jadwal evaluasi.
6. Pelaksanaan DRK di ruang Kunti sudah pernah dilaksanakan satu kali saat mahasiswa
praktek profesi ners, sudah ada jadwal namun belum ada format.
7. Ruang Kunti pernah melaksanakan ronde keperawatan namun selanjutnya belum
dilaksanakan sesuai dengan jadwal.
8. Ruang Kunti pernah melaksanakan coaching tapi tidak ditindaklanjuti.
9. Leafleat dan flipchart belum tersedia untuk melakukan PKMRS.
10. Tidak terdapat petugas khusus yang menangani INOS
11. Pelaksanaan kasus untuk RDK pernah dilakukan namun tidak ditindaklanjuti
12. Penerapan pasient safety belum pernah diterapkan
13. Survey kepuasan ada tetapi pelaksanaanya tidak ditindaklanjuti
14. Ruang kunti tidak ada format orientasi staf dan pasien baru.
15. Rapat ruangan sudah dilaksanakan namun tidak terdapat jadwal rutin setiap bulannya
16. Tidak ada buku laporan kejadian khusus.
17. Format analisa data pada pengkajian tidak ada.

Berdasarkan braindstorming yang dilakukan dengan perawat dan Karu di ruang Kunti
didapatkan prioritas masalah sebagai berikut :

No Masalah Skor

1 Timbang terima sudah dilakukan namun hanya di nurse station. 36

2 Penerapan pasient safety belum pernah diterapkan. 35

3 IKK pernah dilakukan di ruang Kunti tetapi tidak ditindak lanjuti. 33

63
4 Tidak terdapat jadwal monitoring. Tidak terdapat format dan jadwal 31
evaluasi.

5 Uraian tugas (Job desk) sudah mengelompok berdasarkan komponen 30


fungsi-fungsi karu/perawat namun pelaksanannya belum maksimal.

6 Pelaksanaan DRK sudah pernah dilaksanakan satu kali saat mahasiswa 30


praktek profesi ners, sudah ada jadwal namun belum ada format.

7 Ruang Kunti pernah melaksanakan coaching tapi tidak ditindaklanjuti. 29

8 Ruang Kunti pernah melaksanakan ronde keperawatan namun selanjutnya 27


belum dilaksanakan sesuai dengan jadwal.

B. Perencanaan
1. Pengorganisasian
Dalam rangka mengatasi masalah yang telah ditemukan serta untuk mendapatkan
pengalaman dalam menerapkan manajemen keperawatan di Ruang Kunti terutama dalam
penerapan teori PMKK, maka kelompok mahasiswa membuat tim kerja sebagai berikut:
Ketua : I Putu Gede Astra Sukadana
Wakil Ketua : Ni Made Witari
Sekretaris : Putu Riska Urip Wiryanti
Bendahara : Ni Putu Ariyanti Widyalestari
Anggota : I Made Ryan Prima Sentana Leden
Ida Bagus Gede Rama Praba Vananda
Ni Made Wira Puspita
Ni Wayan Emy Amithi
Vincencius I Made Surya Putra
Ni Kadek Ari Selastini
Ni Kadek Desriani

2. Rencana strategis (renstra) kegiatan MAKP dan rencana pelaksanaan program inovasi
Rencana strategis kegiatan MAKP dan rencana pelaksanaan program inovasi yang
dilakukan tertuang pada perencanaan/ plan of action (POA) sebagai berikut:

64
PLAN OF ACTION RUANG KUNTI
Uraian Target Penanggung
No Masalah Tujuan Sasaran Sarana Metode Tanggal
kegiatan Pencapaian jawab

1. Timbang Melaksanakan Dengan Karu dan -buku Perawat Vincencius I - Diskusi 18-28
terima timbang melakukan perawat timbang memahami Made Surya - Sosialisasi November
pasien terima dalam timbang terima ruangan terima dan Putra dan
2014
belum pelaksanaan sesuai dengan Kunti -buku melaksanakan dilaksanakan
terlaksana role play standar yang preconfere timbang dalam bentuk
ditetapkan dapat nce dan terima sesuai role play
mengurangi postconfere dengan sebagai
risiko kesalahan nce standar uraian tugas
prosedur dan masing –
kejadian tidak masing
diinginkan perawat
pasien
2. Penerapan Mendiskusika Untuk Karu dan - Leaflet - Perawat Ni Made - Diskusi 26
patien safety n dan menetapkan perawat - Gelang memahami Witari - Sosialisasi Novembe
belum mensosialisak sebuah standar ruangan identifikasi tentang r 2014
pernah an penerapkan keamanan bagi Kunti penerapan
diterapkan patien safety pasien sehingga patient safety
kebutuhan dan
hak pasien dapat
terpenuhi secara
holistic
3. IKK pernah - Menetapkan Perawat Karu dan - Leaflet Perawat I Made Ryan - Diskusi 22
dan diruangan perawat - Papan tulis mampu Sentana - Sosialisasi November
65
dilakukan di menyusun mampu ruangan melakukan Leden 2014
ruang Kunti IKK melaksanakan Kunti asuhan
bersama IKK keperawatan
tetapi tidak
perawat. sesuai dengan
ditindak - Melaksanak IKK
lanjuti an IKK.
- Memonitori
ng dan
menindakla
njuti hasil
IKK
4. Tidak Mensosialisa Memperkenalka Karu dan - SPO Monitoring Putu Riska - Diskusi 29
terdapat sikan jadwal n monitoring dan perawat - Check list dan evaluasi Urip - Sosialisasi November
ruangan
jadwal monitoring evaluasi tersosialisasik Wiryanti 2014
Kunti
monitoring. dan evaluasi Mensosialisasika an
Tidak n monitoring dan
terdapat evaluasi
format dan
jadwal
evaluasi
5. Uraian tugas Mensosialisas Perawat Karu dan Perawat I.B Gede - Sosialisasi 20
(Job desk) ikan job desc mengatahui perawat mampu Rama Praba Novembe
sudah yang sesuai uraian tugas ruangan memahami Vananda r 2014
mengelomp dengan masing-masing Kunti uraian tugas

66
ok fungsi- sesuai fungsi masing-masing
berdasarkan fungsinya. sesuai dengan
komponen fungsi
fungsi-
fungsi
karu/perawa
t namun
pelaksanann
ya belum
maksimal
6. Pelaksanaan - Menyajikan Memperkenalka Karu dan - Leaflet RDK I Putu Gede - Diskusi 26
DRK sudah perawat
proposal n RDK, SOP dan - Buku tersosialisasik Astra - Sosialisasi November
pernah ruangan
dilaksanaka RDK format RDK an Sukadana - Role play 2014
Kunti
n satu kali
- Mensosialis pelaksanaan
saat
mahasiswa asikan SOP RDK
praktek
dan format
profesi ners,
sudah ada RDK
jadwal
- Role play
namun
belum ada
format

7. coaching - Menyususn Melaksanakan Karu dan - - Format Ni Kadek - Diskusi 29


pernah format coaching dengan perawat coaching Ari Selastini Novembe
melaksanak coaching baik ruangan terbentuk, r 2014
an tetapi - Melaksana - Terlaksana

67
tidak kan Kunti coaching
ditindaklanj kegiatan - Terdapat
uti coaching rencana
- Membuat tindak lanjut
hasil
rencana
tindak
lanjut
kegiatan
coaching
8 Ronde - Menyajikan Memperkenalka Karu dan - Leaflet Ronde Ni Made - Diskusi 28
keperawatan proposal n RDK, SOP dan perawat - Buku tersosialisasik Wira Puspita - Sosialisasi November
ruangan
pernah Ronde format Ronde an - Role play 2014
Kunti
melaksanak - Mensosialis pelaksanaan
an namun asikan SOP Ronde
selanjutnya dan format
belum Ronde
dilaksanaka - Role play
n sesuai
dengan
jadwal.

Bangli, November 2014


68
Clinical Instructur Ketua Kelompok V

(Ns. Luh Gede Parwati, S.Kep) (I Putu Gede Astra Sukadana,.S.Kep)

Mengetahui,
Kepala Ruang Kunti

( D.A Anom Widani. S.S.T)

69
C. Pengaturan waktu dan kegiatan
Pengaturan waktu dan pelaksanaan kegiatan telah tertuang pada matrix POA diatas,
jadwal kegiatan selama praktik manajemen (Terlampir).

D. Persiapan penyelenggaraan MAKP


Penyelenggaraan kegiatan MAKP dilakukan dengan membagi mahasiswa yang
masing-masingnya berperan sesuai dengan ketentuan
a. Kepala ruangan
Kepala ruangan bertugas pada saat dinas pagi dengan tugas dan tagging jawab sebagai
berikut:
1) Sebagai administrasi
a) Melakukan absensi datang dan pulang
b) Membuat sensus harian
c) Membuat jadwal dinas
d) Menganalisis Work load Index (WLI)
e) Memantau pelaksanaan administrasi dan tindakan persiapan terhadap
pelayanan pasien (pindah antar ruangan, askes wajib, tanpa identitas,
jakesmas, pelayanan obat, pasien rawat inap, pemeriksaan laboratorium,
pelayanan jenasah, paien pulang sembuh, pulang paksa, melengkapi
administrasi pembayaran pasien masuk keluar RS)
f) Melakukan registrasi pasien masuk dan keluar
g) Membuat rencana kebutuhan (tenaga, alat, obat emergency, alat/bahan habis
pakai, membuat laporan pengelolaan alat-alat rumah tangga, barang habis
pakai dan alat tenun)
h) Membuat laporan bulanan
2) Sebagai kepemimpinan
a) Melaksanakan program bimbingan
b) Membuat program pengembangan staf
c) Mendelegasian tugas
d) Mengkoordinir pertukaran jaga staf
e) Memantau etika dan kinerja staf
f) Membuat usulan penilaian DP3
g) Mengelola sistem penugasan staf
65
h) Melaksanakan program mutasi dan rotasi
3) Sebagai Quality assurance
a) Melakukan pengendalian infeksi nosokomial
b) Melakuka survey kepuasan pasien
c) Melakukan diskusi refleksi kasus (DRK)
d) Melaksanakan bimbingan/coaching
e) Melakukan pengelolaan penyimpangan kinerja staf
f) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan pada jiwa
g) Mendampingi dokter visite
4) Advokasi
a) Menyiapkan administrasi tindakan keperawatan atau medis
b) Menjaga kerahasian dokumen pasien
c) Menjaga privasi pasien
5) Komunikasi/Promasi
a) Melaksanakan sosialisasi hasil rapat, pelatihan, kebijakan, standar/SOP baru,
hasil audit
b) Melaksanakan operan langsung setiap shift
c) Melaksanakan orientasi langsung
d) Memantau operan obat emengency
e) Memantau operan alat
f) Memberikan penyuluhan perorangan atau keluarga
g) Megikuti pendidikan dan pelatihan
h) Mendelegasikan discharge planning
6) Monitoring
a) Memonitor kinerja staf
b) Memonitor pencapaian indicator mutu keperawatan
c) Memonitor pelaksanaan pelayanan instalasi rawat inap
d) Memonitoir pengelolaan dan pemeliharaan alat, barang dan bahan habis pakai
e) Memonitoring keberhasilan ruangan

b. Perawat primer
Perawat primer bertugas pada pagi hari. Tugas dan tanggung jawab perawat primer
adalah :
66
1) Fungsi administrasi
a) Melakukan absensi datang dan pulang
b) Membuat buku harian
c) Melaksanakan administrasi & tindakan persiapan terhadap pelayanan pasien
d) Membuat amprahan dan perubahan makanan pasien
e) Membuat laporan obat habis
f) Melengkapi administrasi pasien keluar , masuk, meninggal, rawat jalan
2) Kepemimpinan
a) Melakukan bimbingan pada PA dalam melaksanakan askep
b) Melakukan pertukaran jaga
c) Melakukan pendelegasian tugas pada PA
3) Fungsi quality assurance
a) Melakukan pengendalian infeksi nosokomial
b) Melakukan refleksi diskusi kasus (RDK)
c) Melaksanakan operan setiap shift
d) Melakukan operan obat emergency
4) Fungsi Promosi Komunikasi
a) Mengikuti pendidikan dan pelatihan
b) Memberikan penyuluhan perorangan/keluarga
c) Melakuan discharge planning
5) Fungsi Monitoring
a) Memonitor kebersihan ruangan
b) Memonitor pemberian askep
c) Memonitor pengelolaan dan pemeliharaan alat, barang dan bahan habis pakai
6) Fungsi Advokasi
a) Menyiapkan administrasi tindakan keperawatan/medis
b) Menjaga privasi pasien
c) Menjaga kerahasiaan dokumen pasien
7) Asuhan Keperawatan Dasar
a) Melakukan pengkajian
b) Menentukan diagnosa keperawatan
c) Menyusun rencana tindakan
d) Membuat jadwal control pasien
67
c. Perawat asosiate
Perawat asosiate bertugas pada pagi, sore dan malam hari dengan tugas sebagai
berikut :
1) Fungsi administrasi
a) Melakukan absensi datang dan pulang
b) Membuat laporan jaga
c) Melaksanakan administrasi & tindakan persiapan terhadap pelayanan pasien
d) Membuat amprahan dan perubahan makanan pasien
2) Fungsi quality assurance
a) Melakukan pengendalian infeksi nosokomial
b) Melakukan diskusi refleksi kasus (DRK)
3) Fungsi Promosi komunikasi
a) Melaksanaka operan setiap shift
b) Melakukan operan obat emergency
c) Melakukan operan alat
d) Mengikuti pendidikan dan pelatihan
e) Memberikan penyuluhan perorangan/keluarga
4) Fungsi Advokasi
a) Menyiapkan administrasi tindakan keperawatan/medis
b) Menjaga privasi pasien
c) Menjaga kerahasiaan dokumen pasien
5) Asuhan Keperawatan Dasar
a) Melaksanakan tindakan keperawatan dasar
b) Membantu pemenuhan kebutuhan bernafas
c) Membantu pemenuhan kebutuhan makan dan minum
d) Membantu pemenuhan kebutuhan eleminasi (BAB/BAK)
e) Membantu pemenuhan kebutuhan gerak dan aktivitas
f) Membantu pemenuhan kebutuhan tidur
g) Membantu pemenuhan kebutuhan berpakaian
h) Membantu mempertahankan tempratur tubuh
i) Membantu, memfasilitasi, mempertahankan personal hygiene

68
j) Membantu pemenuhan kebutuhan rasa aman
k) Membantu pemenuhan kebutuhan rasa nyaman
l) Membantu pemenuhan kebutuhan sosialisasi/komunikasi
m) Membantu pemenuhan kebutuhan spiritual
n) Membantu pemenuhan kebutuhan bermain/rekreasi
o) Membantu pemenuhan kebutuhan belajar
6) Asuhan Keperawatan Kompleks
a) Memberi O2
b) Memasang infuse
c) Melakukan perawatan luka
d) Memberi obat (injeksi dan oral)
e) Mengatur atau merubah posisi pasien
7) Asuhan Keperawatan Kritis
a) Asuhan Keperawatan pasien isolasi
- Mengidentifikasi kebutuhan pasien isolasi

 Menyusun rencana tindakan keperawatan

 Melaksanakan tindakan keperawatan dasar (V. Handerson)

 Mengatur atau merubah posisi

- Memberikan pertolongan pertama dengan prinsip - prinsip ABC:

 Memberi O2 atau mengatur/mengubah posisi pasien


8) Asuhan Keperawatan Khusus
a) Asuhan keperawatan gangguan jiwa
- Asuhan Keperawatan halusinasi
- Asuhan Keperawatan Perilaku kekerasan
- Asuhan Keperawatan Waham
- Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah
- Asuhan Keperawatan Isolasi Sosial: Menarik diri
- Asuhan Keperawatan Defisit Perawatan Diri
- Asuhan Keperawatan Resiko Bunuh diri
- Asuhan Keperawatan Napza
- Asuhan Keperawatan Mania

69
- Asuhan Keperawatan Depresi

70

You might also like