You are on page 1of 21

ANALISIS FINANCIAL DEEPENING DAN SUKU BUNGA RIIL

TERHADAP FDI INDONESIA

Luthfiana Riski Dewanti1, Hadi Sasana2, Rr. Retno Sugiharti3


Fakultas Ekonomi, Universitas Tidar, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia 1,2,3
luthfianarizkidewanti@gmail.com

Abstrak
Pembangunan ekonomi suatu negara tidak lepas dari sektor keuangan. Sektor keuangan yang
stabil akan menarik investor asing untuk menanamkan modalnya di dalam negeri. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh indikator financial deepening dalam menarik Investasi
Asing Langsung di Indonesia. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Investasi Asing Langsung. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
rasio kredit sektor swasta, rasio tabungan nasional dan suku bunga riil. Data yang digunakan
dalam penelitian ini berupa data sekunder dengan menggunakan data quartal mulai dari periode
2010.Q1-2020.Q3. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Error Correction Model
(ECM). Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam jangka pendek variabel rasio kredit sektor
swasta, rasio tabungan nasional dan suku bunga riil tidak berpengaruh signifikan. Dalam jangka
panjang, rasio tabungan nasional berpengaruh positif dan signifikan, namun rasio kredit sektor
swasta dan suku bunga riil tidak berpengaruh signifikan terhadap Investasi Asing Langsung di
Indonesia.
Kata kunci: Financial Deepening, Suku Bunga Riil, Investasi Asing Langsung

Abstract
The economic development of a country cannot be separated from the financial sector. A stable
financial sector will attract foreign investors to invest in the country. This study aims to
determine the effect of financial deepening indicators in attracting foreign direct investment in
Indonesia. The dependent variable used in this study is Foreign Direct Investment. The
independent variables used in this study are the ratio of private sector credit, the ratio of
national savings and real interest rates. The data used in this study is secondary data using
quarterly data starting from the period 2010.Q1-2020.Q3. The method used in this study is the
Error Correction Model (ECM). The results show that in the short term the private sector credit
ratio, national saving ratio and real interest rates have no significant effect. In the long term, the
national saving ratio has a positive and significant effect, but the private sector credit ratio and
real interest rates have no significant effect on Foreign Direct Investment in Indonesia
Key words: Financial Deepening, Real Interest Rate, Foreign Direct Investment
PENDAHULUAN aset mereka yang melimpah di sektor
keuangan dan membuat peningkatan
Rendahnya pendapatan di negara-negara
pembiayaan keuangan (Ningrum, 2015).
berkembang menyebabkan tidak adanya modal
untuk pembiayaan pembangunan nasional
(Febriana & Muqorobbin, 2014). Harrod- Financial Deepening di Indonesia tahun
2010-2019
Domar dalam teorinya menyatakan bahwa
250
ketentuan penting yang wajib dipenuhi agar
200
perekonomian dapat mendorong pembiayaan
pembangunan nasional di jangka panjang adalah 150

dengan adanya investasi (Hussein dan Thirlwall, 100

2000). 50

Sektor keuangan pasar di negara 0


2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
berkembang dan negara berpenghasilan rendah
M2/PDB (%)
secara signifikan dan positif memengaruhi Kredit sektor Swasta/PDB (%)
investasi asing langsung. Perekonomian suatu Tabungan/PDB (%)

negara tidak dapat dipisahkan dari sektor Sumber: SEKI, BI (diolah, Februari 2021)
keuangan. Oleh karena itu, kemajuan di sektor Gambar 1.Perkembangan Financial Deepening
keuangan harus dipikirkan dengan matang. Berdasarkan Gambar 1. menunjukkan
Salah satu pendekatan untuk mendorong sektor bahwa financial deepening Indonesia memiliki
keuangan adalah dengan financial deepening sektor keuangan yang dalam dengan
(Rahmadani, 2017). ditunjukkannya peningkatan indikator berbagai
rasio financial deepening pada tahun 2010-2019.
Hal ini didukung oleh penelitian Liu
Berkaitan dengan indikator kuantitif tersebut,
dkk. (2020) yang menunjukkan bahwa financial
semakin besar rasio maka, semakin dalam
deepening yang merupakan istilah untuk
financial deepening. Sedangkan, semakin kecil
mendorong likuiditas di sektor keuangan ini
rasionya menunjukkan semakin dangkal sektor
memiliki pengaruh yang signifikan dan positif
keuangan yang ada di suatu negara.
dalam menarik investasi asing. Menurut
pandangan investor, financial deepening dapat Sektor keuangan yang stabil
memberikan berbagai pilihan instrumen membangun kepercayaan dan iklim yang kuat
investasi dengan tujuan agar investor dapat bagi pihak penyimpan uang dan investor untuk
meningkatkan keuntungan yang diperoleh dari menempatkan sumber modal ke lembaga
hasil spekulasi mereka. Ini juga akan membuat keuangan. Pada akhirnya, ini memberdayakan
lebih banyak investor bersedia menempatkan kerja intermediasi moneter yang efektif yang
dengan demikian mendorong investasi berkurang. Sebaliknya, jika suku bunga turun,
(Suhartono, 2009). spekulasi akan meningkat karena biaya usaha
berkurang. Ini menjadikan suku bunga
Sektor moneter dapat membuat berbagai
mempengaruhi investasi di Indonesia.
instrumen yang dapat digunakan untuk
mengaktifkan sedikit tetapi banyak modal Tabel 2. Data Suku Bunga Riil di Indonesia
(Baroroh, 2012). Sebagai negara berkembang, Tahun Suku Bunga Riil (%)
Indonesia membutuhkan adanya modal untuk 2010 4,76
pembiayaan pembangunan nasional. 2011 5,66
2012 5,89
Tabel 1. Data PMA dan PMDN di Indonesia 2013 -2,08
2014 3,34
Tahun PMA (Miliar) PMDN (Miliar) 2015 6,18
2011 175.500 76.001
2016 7,76
2012 220.500 92.182
2017 2,69
2013 270.300 128151
2018 8,72
2014 314.870 156.126
2015 82.500 179.466 2019 10,38
2016 395.750 216.231 2020 8,48
2017 428.590 262.351 Sumber: BPS dan SEKI, BI (diolah, Mei 2021)
2018 391.280 328.605 Berdasarkan Tabel 2. dapat diketahui
2019 423.000 386.498
2020 413.280 413.536 suku bunga riil fluktuatif. Pada tahun 2013 suku
bunga riil bisa mencapai -2,08 persen
Sumber: BKPM (Mei, 2021)
dikarenakan tingkat inflasi yang tinggi melebihi
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui
BI 7-Day atau BI Rate. Investasi asing langsung
PMA periode 2011-2020 fluktuatif namun
dipengaruhi oleh suku bunga secara positif,
cenderung meningkat. Sedangkan PMDN
karena investor akan menempatkan sumber
periode 2011-2020 mengalami peningkatan dari
modalnya ke negara-negara yang membayar
tahun ke tahun. PMA dan PMDN di Indonesia
hasil modal yang lebih signifikan (Ahmed E.
cenderung meningkat. Hal ini baik untuk
dan Gabriel, 2012). Sehingga, penelitian ini
menjadi modal penting untuk pembiayaan
akan menguji apakah financial deepening dan
negara yang berkontribusi besar bagi
suku bunga mempengaruhi adanya investasi
pembangunan.
asing langsung di Indonesia yang nantinya
Pertimbangan investor dalam adanya investasi tersebut akan mendong dan
berinvestasi atau menunda investasinya untuk membantu Indonesia dalam menutup
periode waktu tertentu akan ditentukan dari kekurangan modal yang digunakan sebagai salah
faktor besarnya suku bunga. Menurut Dewi dkk. satu sumber pembiayaan pembangunan nasional.
(2013) jika suku bunga naik, spekulasi akan
METODOLOGI PENELITIAN Penanaman modal ini bertujuan untuk
mendapatkan profit bagi investor maupun
Desain Penelitian
bagi Indonesia sendiri. Investasi asing
Data dalam penelitian ini merupakan langsung dalam penelitian ini digunakan
data sekunder time series dengan metode data realisasi penerimaan penanaman modal
penelitiannya kuantitatif. Menurut penelitian asing yang dinyatakan dengan satuan miliar
Sugiyono (2017) metode kuantitatif dapat rupiah.
dijelaskan sebagai strategi pemeriksaan yang 2. Rasio jumlah uang beredar (rasio M2) adalah
bergantung pada cara berpikir positivisme, nilai dari pembagian M2 dengan PDB.Rasio
digunakan untuk menganalisis populasi atau ini menggunakan satuan persen.
pengujian tertentu, metode pemeriksaan pada 3. Rasio kredit sektor swasta (rasio PSC) adalah
umumnya dilakukan secara acak, pengumpulan nilai dari pembagian kredit sektor swasta
informasi menggunakan instrumen penelitian, dengan PDB. Rasio ini menggunakan satuan
penyelidikan informasi bersifat persen.
kuantitatif/faktual, dengan tujuan menguji teori 4. Rasio tabungan nasional (rasio GNS) adalah
yang ada. Penelitian ini untuk menganalisis nilai dari pembagian tabungan nasional
pengaruh financial deepening dan suku bunga dengan PDB. Rasio ini menggunakan satuan
riil terhadap investasi asing langsung di persen.
Indonesia periode 2010.Q1 hingga 2020.Q3. 5. Suku bunga riil dapat diperoleh dari

Variabel Penelitian pengurangan antara suku bunga nominal


dengan laju inflasi. Variabel suku bunga riil
Variabel yang digunakan dalam
dinyatakan dalam satuan persen.
penelitian ini adalah investasi asing langsung
sebagai variabel dependen (I), dan variabel Teknik Pengumpulan Data

independennya adalah indikator financial Sumber data yang digunakan dalam


deepening yang dilihat dari rasio jumlah uang penelitian ini berasal dari dari BPS, BI dan
beredar (rasio M2), rasio kredit sektor swasta BKPM.
(rasio PSC), rasio tabungan nasional (rasio
Teknik Analisis Data
GNS) dan suku bunga riil (R).
1. Uji Stasioneritas
Definisi Operasional
Uji Stasioneritas bertujuan untuk
1. Investasi asing langsung adalah penanaman menguji adanya anggapan bahwa pada
modal dari luar negeri ke Indonesia yang sebuah data yang bersifat time series
dapat berupa barang fisik maupun non-fisik. stasioner atau tidak stasioner. Dalam
penelitian ini menggunakan unit root test. c. Uji Heteroskedastisitas
Apabila dalam pengujian masih tidak Jika nilai chi-squarehitung lebih
stasioner pada level maka dilanjutkan dengan kecil dari chi-kuadrattabel maka H0
uji derajat integrasi (Integration Test) hingga diterima yang artinya bahwa tidak
semua data stasioner di derajat yang sama. terdapat masalah heteroskedastisitas
dalam model. Sedangkan, jika nilai chi-
2. Uji Kointegrasi
squarehitung lebih besar dari chi-
Apabila tingkat signifikansi probabilitas
kuadrattabel maka H0 ditolak yang artinya
ADF dari nilai residualnya lebih kecil dari
bahwa terdapat masalah
nilai Mc Kinnon pada alpha = 1%, 5%, atau
heteroskedastisitas dalam model.
10% maka dapat dinyatakan regresi tersebut
d. Uji Auto Korelasi
terkointegrasi. Jika saling berkointegrasi
Jika nilai X2hitung lebih kecil dari
maka dalam ekonometrika dinyatakan
X2tabel maka H0 diterima yang artinya
kondisi telah seimbang di jangka panjang.
bahwa tidak terdapat masalah

3. Deteksi Pelanggaran Asumsi Klasik autokorelasi dalam model. Sedangkan,

a. Uji Normalitas jika nilai X2hitung lebih besar dari X2tabel

Jika nilai jarque-bera lebih maka H0 ditolak yang artinya bahwa

kecil dari distribusi chi-kuadrat maka H0 terdapat masalah autokorelasi dalam

diterima yang artinya bahwa data model.

berdistribusi normal. Sedangkan, jika 4. Analisis Error Correction Model (ECM)

nilai jarque-bera lebih besar dari Model ECM adalah model yang

distribusi chi-kuadrat maka H0 ditolak digunakan untuk mengetahui pengaruh

yang artinya bahwa data tidak suatu variabel independen terhadap

berdistribusi normal. dependen dalam jangka pendek maupun

b. Uji Multikolinearitas dalam jangka panjang. Hal ini dapat

1. Menurut Ghozali (2013) apabila nilai VIF < terlihat pada residual dari regresi

10 dan nilai tolerance > 0,1, maka dapat pertama, yang biasa disebut Error

dikatakan bahwa tidak terdapat Correction Term (ECT). Apabila hasil

multikolinearitas antar variabel bebas dalam dalam pengujian dinyatakan signifikan

model regresi. Sebaliknya, jika nilai VIF > 10 dan memiliki nilai negatif atau diantara

dan nilai tolerance < 0,1, maka dapat (-1 < ECT < 0) maka spesifikasi model

dikatakan bahwa terdapat multikolinearitas yang digunakan valid. Sehingga, model

antar variabel bebas dalam model regresi. ECM dapat digunakan dalam penelitian
(Agus Widarjono, 2018).
5. Uji Statistik c. Uji Parsial (Uji t)
a. Koefisien Determinasi
Uji t merupakan pengujian hipotesis koefisien
Jika nilai adjusted R2 mendekati
regresi berganda dengan satu variabel
angka nol artinya kemampuan
independen secara individual mempengaruhi
variabel bebas di dalam menjabarkan
variabel dependen. Dengan ketentuan jika thitung
variabel dependen dibatasi.
lebih kecil dari ttabel (p-value < probabilitas 5%),
Sedangkan, jika nilai adjusted R2 maka menerima H0 yang artinya bahwa tidak
mendekati angka satu artinya bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
semua informasi diperlukan untuk variabel independe terhadap variabelnya.
mengestimasi variabel terikat yang Sedangkan, Jika thitung lebih besar dari ttabel (p-
dapat dijabarkan oleh variabel value > probabilitas 5%), maka menolak H 0
bebasnya. yang artinya bahwa terdapat pengaruh positif
b. Uji Simultan (Uji F) dan signifikan antara variabel independen

Uji F merupakan pengujian terhadap variabel dependen.

hipotesis koefisien regresi berganda HASIL DAN PEMBAHASAN


dengan semua variabel bebas secara
a. Hasil Penelitian
bersama-sama mempengaruhi
1. Uji Stasioneritas
variabel terikatnya. Uji F ini dapat Data diuji menggunakan Augmented
digunakan untuk menguji Dickey-Fuller Test (ADF test), dan dapat
signifikansi pada model. diperoleh hasil sebagai berikut:
Jika nilai X2hitung lebih kecil dari Tabel 3. Hasil Uji Akar Unit dan Uji Derajat
X tabel maka H0 diterima yang artinya
2 Integrasi dengan Uji ADF
bahwa semua variabel independen
tidak mampu mempengaruhi variabel
dependen secara bersama-sama.
Sedangkan, jika nilai X2hitung lebih
besar dari X2tabel maka H0 ditolak yang
artinya bahwa semua variabel
independen mampu mempengaruhi
variabel dependen secara bersama-
sama.
Sumber: Eviews 10 (Diolah, 2021)
Variabel nd
2 Difference
Berdasarkan Tabel 3. variabel rasio M2,
rasio PSC, rasio GNS dan PMA menunjukkan ADF Prob.
hasil pada uji derajat integrasi ke-2 (2nd -6.586160 0.0000*
PMA
difference) terlihat bahwa semua variabel yang
-14.44880 0.0000*
digunakan telah stasioner dengan nilai Rasio M2
probabilitas lebih kecil dari alpha 5 persen. -5.433494 0.0001*
2. Uji Kointegrasi Rasio PSC

Berikut hasil uji kointegrasi dari data -13.83249 0.0000*


Rasio GNS
yang akan digunakan dalam penelitian ini:
-8.323277 0.0000*
R
Tabel 4. Hasil Uji Kointegrasi

ADF t- Critical Values Prob. Keterangan Hasil uji normalitas jangka pendek
statistic dengan menggunakan Uji Jarque Bera.
- 4.173 1% level -3.60 0.0021 Terkointegrasi Tabel 5. Uji Jarque-Berra Jangka Pendek
5% level -2.93
J-B hitung Probabilitas
10% level -2.60
Sumber: Eviews 10 (Diolah, 2021) 7.947650 0.018801
Sumber: Eviews 10 (Diolah, 2021)
Berdasarkan Tabel 4. variabel yang Variabel Nilai Centered VIF
digunakan dalam penelitian dapat dinyatakan D(PCS) 1.046450
terkointegrasi. Hal tersebut ditunjukkan melalui D(GNS) 1.048215
tingkat signifikansi probabilitas dari nilai D(R) 1.062944
residualnya yang lebih kecil dari nilai alpha 5 ECT(-1) 1.033852
persen. Dapat disimpulkan bahwa variabel yang
digunakan dalam penelitian ini saling
berkointegrasi yang artinya terjadi hubungan
Berdasarkan Tabel 5. dapat dilihat bahwa
jangka pandek dan jangka panjang. Oleh sebab
nilai probabilitas Jarque Bera hitung lebih
itu model lolos dalam uji kointegrasi sehingga
kecil dari 5 persen yang berarti bahwa
model Error Correction Model dapat digunakan.
residual tidak terdistribusi normal dalam
3. Pembahasan di Jangka Pendek
jangka pendek. Dengan menggunakan asumsi
a. Deteksi Pelanggaran Asumsi Klasik
Classical Linear Regression Model (CLRM)
1. Uji Normalitas
maka hasil ini masih dapat diterima.
2. Uji Multikolinearitas
Hasil Uji Multikolinearitas jangka pendek tersebut. Setelah adanya pengurangan
dengan menggunakan Variance Inflation variabel indepeden, maka hasil uji
Factors. memperlihatkan bahwa semua variabel
independen memiliki nilai centered VIF
Tabel 6. Uji Multikolinearitas
Jangka Pendek kurang dari 10. Maka penelitian ini terhindar
Sumber: Eviews 10 (Diolah, 2021) dari adanya multikolinearitas jangka pendek.

Berdasarkan Tabel 6. pada hasil uji 3. Uji Heteroskedastisitas


deteksi asumsi klasik jangka pendek terdapat
Untuk mendeteksi ada tidaknya
adanya multikolinearitas dalam penelitian
heteroskedasitas jangka pendek dapat
yang artinya ada korelasi antar variabel
dilakukan dengan Uji Breusch-Godfrey
independen. Dalam penentuan penghilangan
Serial Correlation.
salah satu variabel independen maka
dilakukan percobaan yang mana bila satu Tabel 7. Uji Breusch-Godfrey Serial
variabel hilang, akan berdampak baik pada Correlation Model Jangka Pendek

variabel independen lain dan memiliki nilai Obs*R-squared Prob. Chi-Square


centered VIF kurang dari 10. Setelah 3.145503 0.6776
dilakukan beberapa kali percobaan memilih Sumber: Eviews 10 (Diolah, 2021)
variabel terbaik, variabel independen yang
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa
memiliki nilai centered VIF lebih dari 10
probabilitas Chi-Square sebesar 0.6776
adalah variabel rasio M2. Maka, rasio M2
lebih besar dari alpha 5 persen. Maka
sebaiknya dihilangkan karena variabel ini
penelitian ini terhindar dari adanya
memiliki korelasi dengan variabel lain yang
Heteroskedastisitas dalam jangka pendek.
pada dasarnya variabel rasio M2 mengukur
4. Uji Autokorelasi
kondisi yang sama dengan variabel
independen lainnya, yaitu rasio PSC dan Untuk mendeteksi ada tidaknya
rasio GNS yang merupakan indikator untuk Autokorelasi jangka pendek dapat
mengukur financial deepening. dilakukan dengan Uji Breusch-Godfrey
Serial Correlation.
Sehingga, diperoleh hasil bahwa rasio
PSC, rasio GNS dan suku bunga riil Tabel 8. Uji Breusch-Godfrey Serial
Correlation Model Jangka Pendek
merupakan variabel terbaik yang digunakan.
Obs*R-squared Prob. Chi-Square
Meskipun variabel rasio M2 dihilangkan,
variabel independen yang lain dapat 5.426330 0.0663
mensubtitusi variabel yang dihilangkan Sumber: Eviews 10 (Diolah, 2021)
Berdasarkan Tabel 8. diketahui bahwa Prob.
0.22649 (F- 0.012
probabilitas Chi-Square 0.0663 lebih besar 4 stat) 8*
dari alpha 5 persen maka dapat disimpulkan Sumber: Eviews 10 (Diolah, 2021)
bahwa tidak adanya masalah autokorelasi
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa
dalam model jangka pendek.
koefisien Error Correction Term memiliki
b. Hasil Estimasi Error Corretion Model probabilitas (0.0023) kurang dari alpha 5 persen
Jangka Pendek sehingga signifikan dalam model. Dengan
signifikannya koefisien ECT berarti terdapat
Model regresi jangka pendek dalam
indikasi bahwa antara variabel rasio M2, rasio
penelitian ini menggunakan variabel Error
PSC, rasio GNS dan suku bunga riil terdapat
Correction Term (ECT) yang dapat ditunjukkan
kointegrasi, spesifikasi modelnya benar, teorinya
sebagai berikut:
benar, dan terdapat hubungan kausalitas (paling
tidak hubungan satu arah). Sehingga, tidak ada
alasan untuk menolak model ECM ini (Astuti,
2001).

c. Uji Statistik Analisis Regresi Jangka


Pendek
Tabel 9. Ringkasan Hasil Estimasi Model
Jangka Pendek Metode ECM 1. Koefisien Determinasi

Hasil koefisien determinasi dari


t-
Variabe Koefisie Std Statist model menggambarkan seberapa besar
l n Error ic Prob. kemampuan variabel bebas dalam
Konstan 788.47 2.529 0.0159 menjelaskan variabel terikat.
ta 1994.5 8 52 *
Berdasarkan Tabel 9. di atas dapat
Rasio 12833. 1.481 dilihat koefisien determinasi jangka
PSC 19013 0 61 0.1471
- pendek adalah sebesar 0.226494. Hal ini
Rasio 49450. 0.454 berarti sebesar 22,64 persen variasi
GNS -22468 1 3 0.6523
investasi asing langsung di Indonesia
Suku
Bunga 635.44 0.788 dipengaruhi dari variasi ke empat
Riil 500.77 1 07 0.4358 variabel independen. Sedangkan sisanya
-
0.0902 3.274 0.0023 77,36 persen dipengaruhi oleh variabel
ECT -0.2953 2 0 *
F lain diluar model.
Statisti 3.401 2. Uji Simultan (Uji F)
2
R c 07
Berdasarkan tabel 9. diatas dapat Berdasarkan hasil uji t pada Tabel 9.
disimpulkan bahwa variabel rasio M2, rasio GNS memiliki t hitung sebesar -
rasio PSC, rasio GNS dan suku bunga riil 0.454369 dengan tingkat signifikansi
secara bersama-sama memiliki dampak sebesar 5 persen. Hal ini menunjukkan t
signifikan terhadap investasi asing hitung lebih kecil t tabel (-0.454369 <
langsung di Indonesia. Hal tersebut 1,971 ) dan nilai probabilitasnya lebih besar
terlihat dari nilai F hitung sebesar dari alpha 5 persen (0.6523 > 0,05 ).
3,40107 yang lebih besar dari F tabel Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
2,41 dimana nilai probabilitasnya sebesar rasio GNS tidak memiliki pengaruh positif
0,0128 yang berarti lebih kecil dari alpha dan signifikan terhadap investasi asing
5 persen. Dari adanya hasil tersebut, langsung dalam jangka pendek.
maka model dalam jangka pendek
c. Variabel suku bunga riil terhadap
menolak H0 dan menerima H1 yang
investasi asing langsung
artinya secara keseluruhan variabel bebas
Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.7
dapat memengaruhi variabel terikat
suku bunga riil memiliki t hitung sebesar
secara bersama-sama.
0.788077 dengan tingkat signifikansi
3. Uji Parsial (Uji t)
sebesar 5 persen. Hal ini menunjukkan t
a. Variabel rasio PSC terhadap investasi hitung lebih kecil t tabel (0.788077 <
asing langsung 1,971 ) dan nilai probabilitasnya lebih besar
dari alpha 5 persen (0.4358 > 0,05 ).
Berdasarkan hasil uji t pada Tabel 9.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
rasio PSC memiliki t hitung sebesar
suku bunga riil tidak memiliki pengaruh
1.481616 dengan tingkat signifikansi
positif dan signifikan terhadap investasi
sebesar 5 persen. Hal ini menunjukkan t
asing langsung dalam jangka pendek.
hitung lebih kecil t tabel (1.481616 <
1,971) dan nilai probabilitasnya lebih besar
4. Pembahasan di Jangka Panjang
dari alpha 5 persen (0.1471 > 0,05).
a. Deteksi Pelanggaran Asumsi Klasik
Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
1. Uji Normalitas
rasio PSC tidak memiliki pengaruh positif
Hasil uji normalitas jangka panjang
dan signifikan terhadap investasi asing
dengan menggunakan Uji Jarque Bera.
langsung dalam jangka pendek.
Tabel 10. Uji Jarque-Berra Jangka Panjang
b. Variabel rasio GNS terhadap investasi
J-B hitung Probabilitas
asing langsung
1.489918 0.474754
Sumber: Eviews 10 (Diolah, 2021) lainnya, yaitu rasio PSC dan rasio GNS yang
merupakan indikator untuk mengukur financial
Berdasarkan Tabel 10. dapat dilihat
deepening.
bahwa nilai probabilitas Jarque Bera hitung
0.474754 lebih besar dari 5 persen yang Sehingga, diperoleh hasil bahwa rasio PSC,
berarti bahwa residual terdistribusi normal rasio GNS dan suku bunga riil merupakan
dalam jangka panjang. variabel terbaik yang digunakan. Meskipun
variabel rasio M2 dihilangkan, variabel
2. Uji Multikolinearitas
independen yang lain dapat mensubtitusi
Hasil Uji Multikolinearitas jangka variabel yang dihilangkan tersebut. Setelah
panjang dengan menggunakan Variance adanya pengurangan variabel indepeden, maka
Inflation Factors. hasil uji memperlihatkan bahwa semua variabel
independen memiliki nilai centered VIF kurang
Tabel 11. Uji Multikolinearitas
Jangka Panjang dari 10. Maka penelitian ini terhindar dari
Variabel Nilai Centered VIF adanya multikolinearitas jangka panjang.
Rasio PSC 1.368593
Rasio GNS 1.264666
Suku Bunga Riil 1.191289 3. Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Eviews 10 (Diolah, 2021)
Untuk mendeteksi ada tidaknya
Berdasarkan Tabel 11. pada hasil uji heteroskedasitas jangka panjang dapat
deteksi asumsi klasik jangka pendek terdapat dilakukan dengan Uji Breusch-Godfrey
adanya multikolinearitas dalam penelitian yang Serial Correlation.
artinya ada korelasi antar variabel independen.
Dalam penentuan penghilangan salah satu
Tabel 12. Uji Breusch-Godfrey Serial
variabel independen maka dilakukan percobaan
Correlation Model Jangka Panjang
yang mana bila satu variabel hilang, akan
Obs*R-squared Prob. Chi-Square
berdampak baik pada variabel independen lain
dan memiliki nilai centered VIF kurang dari 10. 7.113242 0.1300
Sumber: Eviews 10 (Diolah, 2021)
Setelah dilakukan beberapa kali percobaan
memilih variabel terbaik, variabel independen Berdasarkan tabel 12 diketahui

yang memiliki nilai centered VIF lebih dari 10 bahwa probabilitas Chi-Square sebesar

adalah variabel rasio M2. Maka, rasio M2 0.1300 lebih besar dari alpha 5 persen.

sebaiknya dihilangkan karena variabel ini Maka penelitian ini terhindar dari adanya

memiliki korelasi dengan variabel lain yang Heteroskedastisitas dalam jangka panjang.

pada dasarnya variabel rasio M2 mengukur 4. Uji Autokorelasi

kondisi yang sama dengan variabel independen


Untuk mendeteksi ada tidaknya
Riil
Autokorelasi jangka panjang dapat F
dilakukan dengan Uji Breusch-Godfrey Statisti 76.70
c 8
Serial Correlation. Prob.
0.87820 (F- 0.000
2
Tabel 13. Uji Breusch-Godfrey Serial R 3 stat) *
Correlation Model Jangka Panjang Sumber: Eviews 10 (Diolah, 2021)

Obs*R-squared Prob. Chi-Square


Berdasarkan Tabel 14. menunjukkan
3.946077 0.1390 bahwa variabel independen yang signifikan
Sumber: Eviews 10 (Diolah, 2021)
hanya rasio GNS yang memiliki nilai (0.0436)
lebih kecil dari alpha 5 persen. Sedangkan rasio
Berdasarkan Tabel 13. diketahui bahwa
PSC dan suku bunga riil tidak signifikan karena
probabilitas Chi-Square 0.1390 lebih besar
nilai probabilitasnya lebih dari alpha 5 persen.
dari alpha 5 persen maka dapat disimpulkan
bahwa tidak adanya masalah autokorelasi
c. Uji Statistik Analisis Regresi Jangka
dalam model jangka panjang.
Panjang
1. Koefisien Determinasi
b. Hasil Estimasi Error Corretion Model
Jangka Panjang Hasil koefisien determinasi dari
model memperlihatkan seberapa
Ringkasan dalam jangka panjang hasil
besar kemampuan variabel bebas
estimasi koefisien dalam tabel sebagai
dalam menjelaskan variabel
berikut:
terikatnya. Berdasarkan Tabel 14. di
Tabel 14. Ringkasan Hasil Estimasi Model atas dapat dilihat koefisien
Jangka Panjang Metode ECM determinasi jangka panjang adalah
sebesar 0.878203. Hal ini berarti
t-
Variabe Koefisie Std Statist sebesar 87,82 persen variasi investasi
l n Error ic Prob. asing langsung di Indonesia bisa
- -
Konstan 62122.6 8424.9 7.373 0.000 dipengaruhi dari variasi ke empat
ta 3 1 6 * variabel independen. Sedangkan
Rasio 9797.82 32576. 0.300 0.765 sisanya 12,18 persen dipengaruhi
PSC 9 1 7 2
oleh variabel lain diluar model.
Rasio 163685. 78414. 2.087 0.044
GNS 8 9 4 *
2. Uji Simultan (Uji F)
Suku 75.1615 1223.4 0.061 0.951
Bunga 1 2 4 3
Berdasarkan tabel 14. diatas b. Variabel rasio GNS terhadap investasi
dapat diestimasikan bahwa variabel rasio asing langsung
M2, rasio PSC, rasio GNS dan suku
Berdasarkan hasil uji t pada tabel 14.
bunga riil secara bersama-sama memiliki
rasio GNS memiliki t hitung sebesar
dampak yang signifikan terhadap
2.087432 dengan tingkat signifikansi
investasi asing langsung di Indonesia.
sebesar 5 persen. Hal ini menunjukkan t
Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai F
hitung lebih besar t tabel (2.087432 >
hitung sebesar 76,70898 yang lebih besar
1,971 ) dan nilai probabilitasnya lebih
dari F tabel yang sebesar 2,41 dimana
kecil dari alpha 5 persen (0.0436 < 0,05).
nilai probabilitasnya sebesar 0,0000 yang
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
berarti lebih kecil dari alpha 5 persen.
variabel rasio GNS memiliki pengaruh
Dari kedua pembuktian tersebut, maka
positif dan signifikan terhadap investasi
model dalam jangka panjang menolak H0
asing langsung dalam jangka panjang.
dan menerima H1 yang artinya secara
keseluruhan variabel bebas dapat c. Variabel suku bunga riil terhadap
memengaruhi variabel terikat secara investasi asing langsung
bersama-sama.
Berdasarkan hasil uji t pada
tabel 4.12 suku bunga riil memiliki t
3. Uji Parsial (Uji t)
hitung sebesar 0.061436 dengan tingkat
a. Variabel rasio PSC terhadap signifikansi sebesar 5 persen. Hal ini
investasi asing langsung menunjukkan t hitung lebih kecil t tabel
(0.061436 < 1,971 ) dan nilai
Berdasarkan hasil uji t pada
probabilitasnya lebih besar dari alpha 5
tabel 14. rasio PSC memiliki t hitung
persen (0.9513 > 0,05 ). Sehingga dapat
sebesar 0.300767 dengan tingkat
disimpulkan bahwa variabel suku bunga
signifikansi sebesar 5 persen. Hal ini
riil tidak memiliki pengaruh positif dan
menunjukkan t hitung lebih kecil t
signifikan terhadap investasi asing
tabel (0.300767 < 1,971) dan nilai
langsung dalam jangka panjang.
probabilitasnya lebih besar dari alpha 5
persen (0.7652 > 0,05). Sehingga dapat b. Pembahasan Penelitian
disimpulkan bahwa variabel rasio PSC 1. Pengaruh rasio kredit sektor swasta
tidak memiliki pengaruh positif dan (rasio PSC) terhadap Investasi Asing
signifikan terhadap investasi asing Langsung di Indonesia
langsung dalam jangka panjang.
Dalam analisis jangka pendek, sebesar 9797.829 milyar rupiah. Sebaliknya,
berdasarkan hasil nilai t-hitung rasio PSC jika rasio PSC turun 1 milyar rupiah maka
memiliki nilai yang lebih kecil dari nilai t- hal ini akan menaikan investasi asing
tabelnya (1,481616 < 1,971) serta nilai langsung sebesar 9797.829 milyar rupiah
probabilitasnya lebih besar dari nilai alpha 5 dengan asumsi bahwa variabel lainnya tetap
persen (0.1471 > 0,05). Maka dapat atau cateris paribus.
disimpulkan variabel rasio PSC tidak Menurut Pradhan (2010) menyatakan
memiliki pengaruh signifikan. bahwa variabel pertumbuhan ekonomi,
Berdasarkan hasil uji regresi dalam investasi asing langsung, dan financial
jangka pendek, koefisien dari regresi deepening berkointegrasi hal ini
variabel rasio PSC adalah 19013.58. Hal menunjukkan dalam jangka panjang terjadi
tersebut menunjukkan apabila rasio PSC hubungan keseimbangan. Pertumbuhan
meningkat 1 milyar rupiah, hal ini akan ekonomi secara signifikan dipengaruhi oleh
menurunkan investasi asing langsung financial deepening (Lawrence, 2018).
sebesar 19013.58 milyar rupiah. Sebaliknya, Sehingga, menurut Okafor dkk. (2016)
jika rasio PSC turun 1 milyar rupiah maka menyatakan bahwa kredit sektor swasta
akan menaikkan investasi asing langsung mempunyai pengaruh yang negatif dan tidak
sebesar 19013.58 milyar rupiah dengan signifikan terhadap adanya pertumbuhan
asumsi bahwa variabel lainnya tetap atau ekonomi yang mana hal tersebut
cateris paribus. berpengaruh terhadap investasi asing
Sedangkan dalam jangka panjang, langsung yang ada di Indonesia.
berdasarkan hasil nilai t-hitung rasio PSC Di jangka pendek ataupun di jangka
lebih kecil dari nilai t-tabel (0.300767 < panjang rasio PSC tidak memiliki pengaruh
1,971) serta nilai probabilitasnya lebih besar signifikan terhadap adanya investasi asing
dari nilai alpha 5 persen (0.7652 > 0,05). langsung dikarenakan peningkatan rasio
Maka dapat disimpulkan bahwa variabel kredit sektor swasta bukan hanya digunakan
rasio PSC tidak memiliki pengaruh untuk investasi saja melainnya untuk hal
signifikan. lain, seperti konsumsi yang dilakukan dalam
Berdasarkan hasil uji regresi dalam jangka pendek yang mana tidak
jangka panjang, koefisien dari regresi memengaruhi investor untuk segera
variabel rasio PSC adalah 9797.829. Hal melakukan investasi di dalam negeri dalam
tersebut menunjukkan apabila rasio PSC jangka panjang. Variabel rasio kredit sektor
meningkat 1 milyar rupiah maka akan swata juga dipengaruhi oleh faktor suku
menurunkan investasi asing langsung bunga kredit, yang merupakan kebijakan
dari pemerintah, yang bertujuan untuk nilai t-tabelnya ((-0.454369 < 1,971)
mencapai stabilitas ekonomi. Sehingga, serta nilai probabilitasnya lebih besar
menurut Muhammad Syaikhu dan Haryati dari nilai alpha 5 persen (0.6523 > 0,05).
(2017) bahwa adanya penanaman modal Maka dapat disimpulkan variabel rasio
tidak dipengaruhi secara signifikan oleh GNS tidak memiliki pengaruh
suku bunga kredit. Hal tersebut signifikan.
menunjukkan ketidaksesuaian dengan Berdasarkan hasil uji regresi dalam
pengajuan hipotesis awal dalam penelitian jangka pendek, koefisien dari regresi
yang mana pada hipotesis awal menyatakan variabel rasio GNS adalah 22468.63.
bahwa investasi asing langsung yang ada di Hal tersebut menunjukkan apabila rasio
Indonesia dipengaruhi secara positif dan GNS meningkat 1 milyar rupiah, hal ini
signifikan oleh rasio PSC. akan menurunkan investasi asing
Dari hasil tersebut diduga walaupun suku langsung sebesar 22468.63 milyar
bunga kredit tinggi investor akan konsisten rupiah. Sebaliknya, jika rasio GNS turun
menambah aktivitas investasinya di 1 milyar rupiah maka akan menaikkan
Indonesia dengan adanya pertimbangan investasi asing langsung sebesar
tentang tingkat profit yang akan diperoleh 22468.63 milyar rupiah dengan asumsi
masih bernilai lebih tinggi dari adanya bahwa variabel lainnya tetap atau cateris
tingkat suku bunga yang ditetapkan di paribus.
Indonesia. Sehingga suku bunga kredit yang Dalam jangka pendek, variabel
ada memiliki pengaruh yang relatif kecil investasi asing langsung tidak
terhadap investasi dengan dipengaruhi oleh adanya rasio tabungan
mempertimbangkan tingkat keuntungan nasional dikarenakan variabel ini
yang lebih besar pada jangka panjang. merupakan dampak dari kebijakan
moneter suku bunga yang digunakan
2. Pengaruh rasio tabungan nasional (rasio untuk mencapai kestabilan ekonomi.
GNS) terhadap Investasi Asing Menurut Lubis dkk (2015) menunjukkan
Langsung di Indonesia bahwa dalam jangka pendek secara
parsial investasi asing langsung tidak
dipengaruhi oleh suku bunga dalam
negeri. Sehingga, suku bunga tidak

Dalam analisis jangka pendek, berpengaruh signifikan untuk menaikan

berdasarkan hasil nilai t-hitung rasio rasio financial deepening yang

GNS memiliki nilai yang lebih kecil dari


berdampak pada tidak berpengaruhnya (menperdalam) ukuran sektor moneter
terhadap investasi asing langsung. untuk menghasilkan adanya peluang
Sedangkan dalam jangka panjang, profit bagi investor dan yang lebih
berdasarkan hasil nilai t-hitung rasio penting, untuk menguatkan proses
GNS lebih besar dari nilai t-tabel adanya mobilitas dan penentuan dana
(2.087432 < 1,971) serta nilai investasi (tabungan), hal ini lebih
probabilitasnya lebih kecil dari nilai memperhitungkan alokasi yang baik dari
alpha 5 persen (0.0436 > 0,05). Maka tabungan dengan menumbuhkan dan
dapat disimpulkan bahwa variabel rasio memperluas pasar uang maupun pasar
GNS memiliki pengaruh positif dan permodalan yang akan membangun
signifikan.. investasi. Menurut Prawoto (2003)
Berdasarkan hasil uji regresi dalam menyatakan bahwa tabungan yang
jangka panjang, koefisien dari regresi rendah dapat dipandang sebagai masalah
variabel rasio GNS adalah 9797.829. utama, dengan alasan bahwa ukuran
Hal tersebut menunjukkan apabila rasio investasi dalam perekonomian
GNS meningkat 1 milyar rupiah maka dipengaruhi oleh adanya tingkat
akan meningkatkan investasi asing tabungan yang telah dikumpulkan.
langsung sebesar 9797.829 milyar Menurut Bank Dunia (2021),
rupiah. Sebaliknya, jika rasio GNS turun pendanaan diharapkan untuk
1 milyar rupiah maka hal ini akan memperdapam dan memperluas sektor
menurunkan investasi asing langsung keuangan dengan meningkatkan
sebesar 9797.829 milyar rupiah dengan pelayanan administrasi moneter,
asumsi bahwa variabel lainnya tetap meningkatkan jumlah item moneter, dan
atau cateris paribus. memberikan tambahan penghasilan guna
Dalam jangka panjang, hasil pendorong tabungan di jangka panjang.
eksplorasi sesuai hipotesis menurut Liu Upaya ini akan mengurangi kelemahan
dkk., (2020) menunjukkan bahwa Indonesia terhadap outflow dari
investasi asing dipengaruhi secara portofolio asing. Menurut Todaro dan
positif dan signifikan oleh adanya Smith (2012) menemukan bahwa setiap
financial deepening. Menurut Ningrum perekonomian pada pondasinya perlu
(2015) target mendasar dari financial menghemat dengan menabung sebagian
deepening adalah untuk memperluas dari pendapatan nasionalnya untuk
proporsi dana cadangan lokal untuk menambah atau memulihkan produk
pendapatan, untuk membangun modal yang telah rusak atau susut.
Namun demikian, untuk mempercepat dengan asumsi bahwa variabel lainnya tetap atau
pembangunan ekonomi memerlukan cateris paribus.
adanya investasi baru yang merupakan Menurut Istikomah (2016) bahwa pekerjaan
perluasan bersih dari persediaan modal. suku bunga saat ini bukan menjadi perhatian
Sehingga, salah satu pendekatan untuk utama dalam hal meningkatkan financial
mempercepat laju perkembangan deepening yang ada di Indonesia, ini merupakan
ekonomi adalah dengan menyiapkan dampak dari krisis terkait moneter di masa lalu
aset dana investasi untuk melakukan yang mana adanya kenaikan suku bunga belum
langkah-langkah investasi yang dapat memperbaiki kondisi pertumbuhan
memadai. Jadi hasil dari pengujian ini ekonomi. Menurut Lubis dkk (2015) menyatakan
sesuai hipotesis, bahwa untuk bahwa investasi asing langsung tidak dipengaruhi
meningkatkan investasi asing langsung secara tunggal terhadap suku bunga dalam negeri
memerlukan tabungan domestik yang pada jangka pendek. Sehingga, variabel suku
memenuhi dalam jangka panjang. bunga tidak berpengaruh signifikan untuk
menaikan rasio financial deepening yang
3. Pengaruh suku bunga riil terhadap berpengaruh pada tidak berdampaknya terhadap
Investasi Asing Langsung di Indonesia investasi asing langsung.
Sedangkan dalam jangka panjang,
Dalam analisis jangka pendek, berdasarkan berdasarkan hasil nilai t-hitung suku bunga riil
hasil nilai t-hitung suku bunga riil memiliki nilai lebih kecil dari nilai t-tabel (0.061436 < 1,971)
yang lebih kecil dari nilai t-tabelnya (0.788077 < serta nilai probabilitasnya lebih besar dari nilai
1,971) serta nilai probabilitasnya lebih besar dari alpha 5 persen (0.9513 > 0,05). Maka dapat
nilai alpha 5 persen (0.4358 > 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa variabel suku bunga riil tidak
disimpulkan variabel suku bunga riil tidak memiliki pengaruh signifikan.
memiliki pengaruh signifikan. Berdasarkan hasil uji regresi dalam jangka
Berdasarkan hasil uji regresi dalam jangka panjang, koefisien dari regresi variabel suku
pendek, koefisien dari regresi variabel suku bunga riil adalah 75.16151. Hal tersebut
bunga riil adalah 500.7768. Hal tersebut menunjukkan apabila suku bunga riil meningkat
menunjukkan apabila suku bunga riil meningkat 1 milyar rupiah maka akan menurunkan investasi
1 milyar rupiah, hal ini akan menurunkan asing langsung sebesar 75.16151milyar rupiah.
investasi asing langsung sebesar 500.7768 milyar Sebaliknya, jika suku bunga riil turun 1 milyar
rupiah. Sebaliknya, jika suku bunga riil turun 1 rupiah maka hal ini akan menaikan investasi
milyar rupiah maka akan menaikkan investasi asing langsung sebesar 75.16151 milyar rupiah
asing langsung sebesar 500.7768 milyar rupiah
dengan asumsi bahwa variabel lainnya tetap atau Maka dari itu pemerintah dalam menentukan
cateris paribus. kebijakan suku bunga riil didasarkan pada
Seperti yang ditunjukkan oleh Afrizawati berbagai kondisi atau guncangan perekonomian
(2011) menyatakan bahwa adanya variabel suku yang mana hal ini menyangkut ke segala aspek
bunga jelas bukan termasuk variabel penting ekonomi. Karena tidak hanya berhubungan
dalam mempengaruhi kepentingan investasi dengan penanaman modal saja, sehingga variabel
suatu negara. Hal tersebut karena FDI adalah suku bunga rill ini tingkat signifikansinya bisa
bentuk investasi yang dibuat dalam bentuk berubah terhadap investasi asing langsung
sebagai akuisisi atau konsolidasi, dengan dikaitkan dengan kondisi riil di dalam negeri.
demikian, kontras dalam suku bunga dapat Namun meskipun demikian, baik jangka pendek
terjadi di jangka waktu yang bersifat sementara maupun jangka panjang, kegiatan berinvestasi
tidak mampu menggoyahkan investor dana untuk masih menjadi alasan dasar yang dikaitkan
segera mengurangi atau memperluas jumlah dengan variabel tingkat suku bunga riil
investasi yang akan ditanamkan. Sebaliknya, (Syahputra dkk., 2017).
menurut Dewi dkk. (2013) jika suku bunga naik,
spekulasi akan berkurang. Sebaliknya, jika suku KESIMPULAN
bunga turun, spekulasi akan meningkat karena Melalui Uji F dalam jangka pendek
biaya usaha berkurang. Ini menjadikan suku ataupun jangka panjang, secara bersama-sama
bunga mempengaruhi investasi di Indonesia. variable rasio kredit sektor swasta, rasio
tabungan nasional dan suku bunga riil
Pengaturan keuangan melalui BI rate bereaksi mempengaruhi investasi asing langsung. Melalui
negatif terhadap perbaikan FDI dan bereaksi Uji-t dalam jangka pendek, semua variabel
tegas terhadap spekulasi portofolio. Hal tersebut independen (rasio kredit sektor swasta, rasio
menunjukkan bahwa portofolio ventura lebih tabungan nasional dan suku bunga riil) terhadap
mempengaruhi kelemahan makroekonomi, variabel dependen (investasi asing langsung)
terutama pada nilai tukar dan stabilitas harga. tidak berpengaruh secara signifikan. Sedangkan,
Arus masuk modal asing yang kuat akan di jangka panjang, variabel rasio tabungan
menyebabkan adanya kecenderungan naiknya nasional memiliki pengaaruh positif dan
nilai tukar yang akan melampaui keadaan dasar signifikan, namun variabel rasio kredit sektor
dan akan berimplikasi terhadap peningkatkan swasta dan suku bunga riil tidak berpengaruh
kerentanan pasar uang dan juga pada asset price signifikan.
bubble (Indrawati, 2012).
Penelitian ini digunakan sebagai acuan
pemerintah dalam memitigasi resiko akibat
guncangan-guncangan dari perekonomian yang terus meningkatkan jumlah investasi guna
menjadi pemicu timbulnya krisis ekonomi. Cara menambah pembiayaan pembangunan di
memitigasi resiko akibat guncangan ekonomi Indonesia.
dengan terus meningkatkan financial deepening.
DAFTAR PUSTAKA
Krisis yang terjadi berulang pada tahun 1997
Ahmed E., U., & Gabriel, A. M. (2012). The
(Krisis moneter 1997) ke 2008 (Krisis keuangan
Determinants and Impacts of Foreign
2008) di Indonesia ini menjadi pertimbangan
Direct Investment in Nigeria. International
apakah akan terjadi krisis lagi dimasa yang akan
Journal of Business and Management,
datang. Menurut Lubis dkk., (2015)
7(24).
menghasilkan penelitian bahwa dampak krisis
https://doi.org/10.5539/ijbm.v7n24p67
mempunyai kontribusi negatif terhadap investasi
asing langsung. Tahun 2020, mulai muncul Astuti, R. D. (2001). Analisis Makro Kinerja
adanya pandemi Covid-19 menyebabkan krisis Pasar Modal Indonesia Dengan Pendekatan
resesi global yang menyerang perekonomian di Error Correction Model (ECM). Jurnal
dunia, khususnya di Indonesia. Sektor keuangan Ekonomi Pembangunan, 6(1), 13–32.
terutama perbankan mangalami guncangan, https://journal.uii.ac.id/JEP/article/downloa
dengan kredit macet yang mnyebabkan d/6979/6171
penerimaan perbankan mengalami penurunan. Baroroh, U. (2012). Analisis Sektor Keuangan
Krisis menjadi pembuktian mengenai Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Regional
pentingnya stabilitas sistem keuangan Di Wilayah Jawa: Pendekatan Model
(Budisantoso dan Nuritomo, 2014). Levine. Etikonomi, 11(2), 180–195.
https://doi.org/10.15408/etk.v11i2.1892
Maka dikemudian hari diharapkan akan
ada penelitian selanjutnya untuk dapat meneliti Dewi, E., Amar, S., & Sofyan, E. (2013). Jurnal
indikator yang mempengaruhi investasi asing Kajian Ekonomi, Januari 2013, Vol. I, No.
langsung dalam jangka pendek. Pasalnya dalam 02 ANALISIS PERTUMBUHAN
penelitian ini, semua variabel independen di EKONOMI, INVESTASI, DAN
jangka pendek tidak mempengaruhi variabel KONSUMSI DI INDONESIA Oleh : Dewi
dependennya yaitu investasi asing langsung. Ernita ∗ , Syamsul Amar ∗∗ , Efrizal
Dengan mengetahui indikator yang Syofyan ∗∗∗. Jurnal Kajian Ekonomi,
mempengaruhi investasi asing langsung dalam I(02), 176–193.
jangka pendek maupun jangka panjang, maka di
Febriana, A., & Muqorobbin, M. (2014).
kemudian hari akan dapat membantu pemerintah
Investasi Asing Langsung di Indonesia dan
dengan kaitannya menetapkan kebijakan untuk
Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.
Jurnal Ekonomi Dan Studi Pembangunan, H. (2015). Faktor Faktor yang
15(2), 109–117. Mempengaruhi Investasi Asing Langsung
pada Sektor Perkebunan di Indonesia.
Hussein, K., & Thirlwall, A. P. (2000). The AK
Jurnal Bisnis Dan Manajemen, 16(2), 80–
model of “new” growth theory is the
89. https://doi.org/10.24198/jbm.v16i2.11
Harrod-Domar growth equation:
Investment and growth revisited. Journal Muhammad Syaikhu, A., & Haryati, T. (2017).
of Post Keynesian Economics, 22(3), 427– Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga
433. Kredit, Tenaga Kerja, Teknologi Terhadap
https://doi.org/10.1080/01603477.2000.114 Investasi di Indonesia. Economics
90250 Development Analysis Journal, 6(1), 8–15.
https://doi.org/10.15294/edaj.v6i1.22195
Indrawati, Y. (2012). Foreign Direct Investment
dan Investasi Portofolio Terhadap Ningrum, C. (2015). ANALISIS FINANCIAL
Stabilitas Makroekonomi di Indonesia : DEEPENING TERHADAP
Fenomena Global Imbalances. Ekonomi PERTUMBUHAN EKONOMI DI
Internasional, 1(2). INDONESIA PERIODE 1988-2012.
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handl
Istikomah. (2016). ANALISIS FINANCIAL
e/123456789/65672/Ainul Latifah-
DEEPENING DI INDONESIA PERIODE
101810401034.pdf?sequence=1
2000-2014. Jurnal Ekonomi Manajemen,
1–17. Okafor, I. G., Onwumere, J. U. J., & Chijindu,
E. H. (2016). Financial Deepening
Lawrence, S. M. (2018). Effect of Financial
Indicators and Economic Growth in
Deepening on Economic Growth in Kenya.
Nigeria : A Causality and Impact Analysis.
2(1).
Asian Journal of Economics, Business and
Liu, H., Islam, M. A., Khan, M. A., Hossain, M. Accounting, 1(2), 1–11.
I., & Pervaiz, K. (2020). Does financial https://doi.org/10.9734/AJEBA/2016/2941
deepening attract foreign direct 1
investment? Fresh evidence from panel
Pradhan, R. P. (2010). Financial Deepening,
threshold analysis. Research in
Foreign Direct Investment and Economic
International Business and Finance,
Growth: Are They Cointegrated.
53(February), 101198.
International Journal of Financial
https://doi.org/10.1016/j.ribaf.2020.101198
Research, 1(1), 37–43.
LUBIS, R. P., FIRDAUS, M., & SASONGKO, https://doi.org/10.5430/ijfr.v1n1p37
Rahmadani, P. (2017). Analisis Financial
Deepening Pada Sektor Perbankan dan
Sektor Non Perbankan Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 5(2).

Suhartono. (2009). PERAN BANK SENTRAL


DALAM STABILITAS SISTEM
KEUANGAN ( SSK ) DAN
IMPLEMENTASI JARING PENGAMAN
SEKTOR KEUANGAN ( JPSK ). Jurnal
Keuangan Dan Perbankan, 13(3), 518–
533.

Syahputra, D., Hamzah, A., & Nasir, M. (2017).


PENGARUH PRODUK DOMESTIK
BRUTO, SUKU BUNGA RIIL, DAN
PARTISIPASI ANGKATAN KERJA
TERHADAP INVESTASI SWASTA DI
INDONESIA (Pendekatan Error
Correction Model). Jurnal Perspektif
Ekonomi Darussalam, 3(1), 1–16.
https://doi.org/10.24815/jped.v3i1.6988

You might also like