Professional Documents
Culture Documents
Artikel Full Text
Artikel Full Text
Abstrak
Pembangunan ekonomi suatu negara tidak lepas dari sektor keuangan. Sektor keuangan yang
stabil akan menarik investor asing untuk menanamkan modalnya di dalam negeri. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh indikator financial deepening dalam menarik Investasi
Asing Langsung di Indonesia. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Investasi Asing Langsung. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
rasio kredit sektor swasta, rasio tabungan nasional dan suku bunga riil. Data yang digunakan
dalam penelitian ini berupa data sekunder dengan menggunakan data quartal mulai dari periode
2010.Q1-2020.Q3. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Error Correction Model
(ECM). Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam jangka pendek variabel rasio kredit sektor
swasta, rasio tabungan nasional dan suku bunga riil tidak berpengaruh signifikan. Dalam jangka
panjang, rasio tabungan nasional berpengaruh positif dan signifikan, namun rasio kredit sektor
swasta dan suku bunga riil tidak berpengaruh signifikan terhadap Investasi Asing Langsung di
Indonesia.
Kata kunci: Financial Deepening, Suku Bunga Riil, Investasi Asing Langsung
Abstract
The economic development of a country cannot be separated from the financial sector. A stable
financial sector will attract foreign investors to invest in the country. This study aims to
determine the effect of financial deepening indicators in attracting foreign direct investment in
Indonesia. The dependent variable used in this study is Foreign Direct Investment. The
independent variables used in this study are the ratio of private sector credit, the ratio of
national savings and real interest rates. The data used in this study is secondary data using
quarterly data starting from the period 2010.Q1-2020.Q3. The method used in this study is the
Error Correction Model (ECM). The results show that in the short term the private sector credit
ratio, national saving ratio and real interest rates have no significant effect. In the long term, the
national saving ratio has a positive and significant effect, but the private sector credit ratio and
real interest rates have no significant effect on Foreign Direct Investment in Indonesia
Key words: Financial Deepening, Real Interest Rate, Foreign Direct Investment
PENDAHULUAN aset mereka yang melimpah di sektor
keuangan dan membuat peningkatan
Rendahnya pendapatan di negara-negara
pembiayaan keuangan (Ningrum, 2015).
berkembang menyebabkan tidak adanya modal
untuk pembiayaan pembangunan nasional
(Febriana & Muqorobbin, 2014). Harrod- Financial Deepening di Indonesia tahun
2010-2019
Domar dalam teorinya menyatakan bahwa
250
ketentuan penting yang wajib dipenuhi agar
200
perekonomian dapat mendorong pembiayaan
pembangunan nasional di jangka panjang adalah 150
2000). 50
negara tidak dapat dipisahkan dari sektor Sumber: SEKI, BI (diolah, Februari 2021)
keuangan. Oleh karena itu, kemajuan di sektor Gambar 1.Perkembangan Financial Deepening
keuangan harus dipikirkan dengan matang. Berdasarkan Gambar 1. menunjukkan
Salah satu pendekatan untuk mendorong sektor bahwa financial deepening Indonesia memiliki
keuangan adalah dengan financial deepening sektor keuangan yang dalam dengan
(Rahmadani, 2017). ditunjukkannya peningkatan indikator berbagai
rasio financial deepening pada tahun 2010-2019.
Hal ini didukung oleh penelitian Liu
Berkaitan dengan indikator kuantitif tersebut,
dkk. (2020) yang menunjukkan bahwa financial
semakin besar rasio maka, semakin dalam
deepening yang merupakan istilah untuk
financial deepening. Sedangkan, semakin kecil
mendorong likuiditas di sektor keuangan ini
rasionya menunjukkan semakin dangkal sektor
memiliki pengaruh yang signifikan dan positif
keuangan yang ada di suatu negara.
dalam menarik investasi asing. Menurut
pandangan investor, financial deepening dapat Sektor keuangan yang stabil
memberikan berbagai pilihan instrumen membangun kepercayaan dan iklim yang kuat
investasi dengan tujuan agar investor dapat bagi pihak penyimpan uang dan investor untuk
meningkatkan keuntungan yang diperoleh dari menempatkan sumber modal ke lembaga
hasil spekulasi mereka. Ini juga akan membuat keuangan. Pada akhirnya, ini memberdayakan
lebih banyak investor bersedia menempatkan kerja intermediasi moneter yang efektif yang
dengan demikian mendorong investasi berkurang. Sebaliknya, jika suku bunga turun,
(Suhartono, 2009). spekulasi akan meningkat karena biaya usaha
berkurang. Ini menjadikan suku bunga
Sektor moneter dapat membuat berbagai
mempengaruhi investasi di Indonesia.
instrumen yang dapat digunakan untuk
mengaktifkan sedikit tetapi banyak modal Tabel 2. Data Suku Bunga Riil di Indonesia
(Baroroh, 2012). Sebagai negara berkembang, Tahun Suku Bunga Riil (%)
Indonesia membutuhkan adanya modal untuk 2010 4,76
pembiayaan pembangunan nasional. 2011 5,66
2012 5,89
Tabel 1. Data PMA dan PMDN di Indonesia 2013 -2,08
2014 3,34
Tahun PMA (Miliar) PMDN (Miliar) 2015 6,18
2011 175.500 76.001
2016 7,76
2012 220.500 92.182
2017 2,69
2013 270.300 128151
2018 8,72
2014 314.870 156.126
2015 82.500 179.466 2019 10,38
2016 395.750 216.231 2020 8,48
2017 428.590 262.351 Sumber: BPS dan SEKI, BI (diolah, Mei 2021)
2018 391.280 328.605 Berdasarkan Tabel 2. dapat diketahui
2019 423.000 386.498
2020 413.280 413.536 suku bunga riil fluktuatif. Pada tahun 2013 suku
bunga riil bisa mencapai -2,08 persen
Sumber: BKPM (Mei, 2021)
dikarenakan tingkat inflasi yang tinggi melebihi
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui
BI 7-Day atau BI Rate. Investasi asing langsung
PMA periode 2011-2020 fluktuatif namun
dipengaruhi oleh suku bunga secara positif,
cenderung meningkat. Sedangkan PMDN
karena investor akan menempatkan sumber
periode 2011-2020 mengalami peningkatan dari
modalnya ke negara-negara yang membayar
tahun ke tahun. PMA dan PMDN di Indonesia
hasil modal yang lebih signifikan (Ahmed E.
cenderung meningkat. Hal ini baik untuk
dan Gabriel, 2012). Sehingga, penelitian ini
menjadi modal penting untuk pembiayaan
akan menguji apakah financial deepening dan
negara yang berkontribusi besar bagi
suku bunga mempengaruhi adanya investasi
pembangunan.
asing langsung di Indonesia yang nantinya
Pertimbangan investor dalam adanya investasi tersebut akan mendong dan
berinvestasi atau menunda investasinya untuk membantu Indonesia dalam menutup
periode waktu tertentu akan ditentukan dari kekurangan modal yang digunakan sebagai salah
faktor besarnya suku bunga. Menurut Dewi dkk. satu sumber pembiayaan pembangunan nasional.
(2013) jika suku bunga naik, spekulasi akan
METODOLOGI PENELITIAN Penanaman modal ini bertujuan untuk
mendapatkan profit bagi investor maupun
Desain Penelitian
bagi Indonesia sendiri. Investasi asing
Data dalam penelitian ini merupakan langsung dalam penelitian ini digunakan
data sekunder time series dengan metode data realisasi penerimaan penanaman modal
penelitiannya kuantitatif. Menurut penelitian asing yang dinyatakan dengan satuan miliar
Sugiyono (2017) metode kuantitatif dapat rupiah.
dijelaskan sebagai strategi pemeriksaan yang 2. Rasio jumlah uang beredar (rasio M2) adalah
bergantung pada cara berpikir positivisme, nilai dari pembagian M2 dengan PDB.Rasio
digunakan untuk menganalisis populasi atau ini menggunakan satuan persen.
pengujian tertentu, metode pemeriksaan pada 3. Rasio kredit sektor swasta (rasio PSC) adalah
umumnya dilakukan secara acak, pengumpulan nilai dari pembagian kredit sektor swasta
informasi menggunakan instrumen penelitian, dengan PDB. Rasio ini menggunakan satuan
penyelidikan informasi bersifat persen.
kuantitatif/faktual, dengan tujuan menguji teori 4. Rasio tabungan nasional (rasio GNS) adalah
yang ada. Penelitian ini untuk menganalisis nilai dari pembagian tabungan nasional
pengaruh financial deepening dan suku bunga dengan PDB. Rasio ini menggunakan satuan
riil terhadap investasi asing langsung di persen.
Indonesia periode 2010.Q1 hingga 2020.Q3. 5. Suku bunga riil dapat diperoleh dari
nilai jarque-bera lebih besar dari Model ECM adalah model yang
1. Menurut Ghozali (2013) apabila nilai VIF < terlihat pada residual dari regresi
10 dan nilai tolerance > 0,1, maka dapat pertama, yang biasa disebut Error
model regresi. Sebaliknya, jika nilai VIF > 10 dan memiliki nilai negatif atau diantara
dan nilai tolerance < 0,1, maka dapat (-1 < ECT < 0) maka spesifikasi model
antar variabel bebas dalam model regresi. ECM dapat digunakan dalam penelitian
(Agus Widarjono, 2018).
5. Uji Statistik c. Uji Parsial (Uji t)
a. Koefisien Determinasi
Uji t merupakan pengujian hipotesis koefisien
Jika nilai adjusted R2 mendekati
regresi berganda dengan satu variabel
angka nol artinya kemampuan
independen secara individual mempengaruhi
variabel bebas di dalam menjabarkan
variabel dependen. Dengan ketentuan jika thitung
variabel dependen dibatasi.
lebih kecil dari ttabel (p-value < probabilitas 5%),
Sedangkan, jika nilai adjusted R2 maka menerima H0 yang artinya bahwa tidak
mendekati angka satu artinya bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
semua informasi diperlukan untuk variabel independe terhadap variabelnya.
mengestimasi variabel terikat yang Sedangkan, Jika thitung lebih besar dari ttabel (p-
dapat dijabarkan oleh variabel value > probabilitas 5%), maka menolak H 0
bebasnya. yang artinya bahwa terdapat pengaruh positif
b. Uji Simultan (Uji F) dan signifikan antara variabel independen
ADF t- Critical Values Prob. Keterangan Hasil uji normalitas jangka pendek
statistic dengan menggunakan Uji Jarque Bera.
- 4.173 1% level -3.60 0.0021 Terkointegrasi Tabel 5. Uji Jarque-Berra Jangka Pendek
5% level -2.93
J-B hitung Probabilitas
10% level -2.60
Sumber: Eviews 10 (Diolah, 2021) 7.947650 0.018801
Sumber: Eviews 10 (Diolah, 2021)
Berdasarkan Tabel 4. variabel yang Variabel Nilai Centered VIF
digunakan dalam penelitian dapat dinyatakan D(PCS) 1.046450
terkointegrasi. Hal tersebut ditunjukkan melalui D(GNS) 1.048215
tingkat signifikansi probabilitas dari nilai D(R) 1.062944
residualnya yang lebih kecil dari nilai alpha 5 ECT(-1) 1.033852
persen. Dapat disimpulkan bahwa variabel yang
digunakan dalam penelitian ini saling
berkointegrasi yang artinya terjadi hubungan
Berdasarkan Tabel 5. dapat dilihat bahwa
jangka pandek dan jangka panjang. Oleh sebab
nilai probabilitas Jarque Bera hitung lebih
itu model lolos dalam uji kointegrasi sehingga
kecil dari 5 persen yang berarti bahwa
model Error Correction Model dapat digunakan.
residual tidak terdistribusi normal dalam
3. Pembahasan di Jangka Pendek
jangka pendek. Dengan menggunakan asumsi
a. Deteksi Pelanggaran Asumsi Klasik
Classical Linear Regression Model (CLRM)
1. Uji Normalitas
maka hasil ini masih dapat diterima.
2. Uji Multikolinearitas
Hasil Uji Multikolinearitas jangka pendek tersebut. Setelah adanya pengurangan
dengan menggunakan Variance Inflation variabel indepeden, maka hasil uji
Factors. memperlihatkan bahwa semua variabel
independen memiliki nilai centered VIF
Tabel 6. Uji Multikolinearitas
Jangka Pendek kurang dari 10. Maka penelitian ini terhindar
Sumber: Eviews 10 (Diolah, 2021) dari adanya multikolinearitas jangka pendek.
yang memiliki nilai centered VIF lebih dari 10 bahwa probabilitas Chi-Square sebesar
adalah variabel rasio M2. Maka, rasio M2 0.1300 lebih besar dari alpha 5 persen.
sebaiknya dihilangkan karena variabel ini Maka penelitian ini terhindar dari adanya
memiliki korelasi dengan variabel lain yang Heteroskedastisitas dalam jangka panjang.