You are on page 1of 5

TUGAS 2 FILSAFAT BISNIS

Nama : Janter Prasiwi

NIM : 041219594

Jurusan : S1/ Ilmu Administrasi Bisnis.

Tugas.2

1. Di dalam bisnis, pasar berfungsi sebagai tempat bertemunya antara pemilik barang
dan mereka yang membutuhkan barang. Semakin ideal suatu pasar akan semakin
mendukung kelancaran proses dalam melakukan kegiatan bisnis. Rumuskan usaha-
usaha dan strategi yang dapat dilakukan untuk menciptakan pasar yang ideal bagi
keberlangsungan bisnis
2. Kepemimpinan adalah unsur yang paling dibutuhkan terutama dalam situasi disrupsi
yang penuh persaingan dan ketidakpastian seperti era New Normal saat ini. Menurut
Anda, gaya kepemimpinan yang seperti apa yang paling sesuai dan diperlukan dalam
menghadapi situasi krisis seperti ini? Jelaskan alasan Anda

Pembahasan

1. Pasar sebagai tempat bertemunya antara pemilik barang dan mereka yang
membutuhkan barang membuat kita harus mengetahui pentingnya memahami pasar.
Dengan mengenali pasar akan membuat pebisnis menjadi dapat menciptakan pasar
yang ideal bagi keberlangsungan bisnisnya. Menurut Michaelson (2004), aspek
inteligensi sangat penting dikembangkan oleh pebisnis untuk mengenali pasar.
Beberapa aspek inteligensi berikut ini bisa digunakan oleh para pebisnis sebagai
usaha-usaha dan strategi untuk menciptakan pasar yang ideal bagi keberlangsungan
bisnisnya, berikut adalah beberapa aspek inteligensi tersebut :
 Kemampuan memproses informasi, yang meliputi mengorganisasikan,
membuat sintetis, dan menyebarluaskan informasi. Dengan kemampuan ini
kita dapat menghadapi dinamika ketidakpastian dalam pasar, sehingga kita
menjadi mengetahui bagaimana pasar tersebut ideal atau tidak. Namun, kita
juga harus berhati-hati dengan pencarian informasi dan informasi yang
diperoleh, karena semakin banyak informasi justru akan membuat kita sulit
untuk memisahkan mana informasi yang berguna atau tidak.
 Mengembangkan pengetahuan sebagai kekuatan dalam menghadapi pasar.
Pasar dikatakan ideal jika didalamnya terdapat persaingan yang sehat. Para
pebisnis harus mengembangkan pengetahuannya untuk menghadapi pasar agar
bisa mengahadapi persaingan yang sehat tersebut. Pebisnis yang memasuki
pasar hanya dengan modal keyakinan hanya akan membuatnya gagal dalam
persaingan bisnis itu sendiri.
 Untuk menciptakan pasar yang ideal bagi keberlangsungan bisnis, seorang
pebisnis harus melakukan dan mengembangkan riset untuk mengetahui apa
yang akan terjadi dalam pasar. Riset yang baik akan membuat pebisnis
mendapatkan informasi-informasi yang mutakhir dan strategi-strategi yang
mungkin dapat diterapkan dalam menghadapi pasar, sehingga pasar tersebut
akan menjadi ideal untuk keberlangsungan bisnisnya.
 Pasar yang ideal adalah pasar yang mengetahui apa yang di inginkannya pada
saat ini dan di masa depan. Ia mampu memprediksi dan menguasai situasi di
tempat bisnis mereka berlangsung.
 Menganalisis pesaing, menciptakan pasar yang ideal haruslah mampu
menganalisis kekuatan, kelemahan dan biaya persaingan. Dari hasil analisis
tersebut akan tercipta suatu pasar yang ideal bagi keberlangsungan bisnis
seorang pebisnis karena akan ada perbandingan satu produk atau jasa yang
diproduksi dengan yang lainnya. Lalu akan muncul strategi untuk mengatasi
persaingan antara produk atau jasa satu dengan yang lainnya.
2. Gaya kepemimpinan yang paling sesuai dan dan diperlukan dalam menghadapi situasi
krisis menurut saya bukan lagi yang memiliki gaya penanganan yang terencana
sebelumnya, namun perilaku dan pola pikir yang dapat mencegah reaksi yang
berlebihan terhadap krisis dan bagaimana menghadapi tantangan ke depan. Berikut ini
adalah beberapa gaya kepimpinan yang sesuai dengan saat ini :
i. Persiapan untuk merespons krisis, membentuk jaringan satuan tugas (satgas).
Gaya kepimpinan yang tanggap dalam merespon krisis menjadi sangat
dibutuhkan. Para pemimpin akan menghadapi masalah baru yang belum
pernah dialami sebelumnya. Dan untuk mendorong penyelesaian masalah dan
eksekusi dengan cepat dalam kondisi di bawah tekanan dan ketidakpastian,
para pemimpin dapat membentuk jaringan satgas.
ii. Memperkuat karakternya dalam masa krisis, Manfaat atas sikap “deliberate
calm” dan “bounded optimism”. Dalam kondisi darurat pada umumnya,
pengalaman merupakan nilai yang paling berharga bagi para pemimpin.
Namun, dalam krisis berskala luas yang baru seperti saat ini, karakter seorang
pemimpin merupakan hal yang lebih penting. Pemimpin yang tanggap krisis
harus mampu menyatukan tim untuk mencapai satu tujuan dan merumuskan
pertanyaan yang perlu dikaji oleh tim. Pemimpin terbaik dalam krisis akan
menunjukkan beberapa karakter. Salah satunya adalah sikap tenang yang
diperhitungkan (deliberate calm), yaitu kemampuan untuk melepaskan diri
dari situasi cemas dan berpikir jernih tentang cara mengendalikan situasi
tersebut. Ketenangan yang penuh perhitungan ini sering ditemukan pada
individu berpengalaman yang rendah hati namun bukan berarti tidak berdaya.
Karakter penting lainnya adalah sikap optimisme yang realistis (bounded
optimism) yaitu sikap percaya diri yang didasarkan oleh realita. Jika di awal
krisis para pemimpin sudah menunjukkan kepercayaan diri berlebihan
terhadap keadaan yang benar-benar sulit, mereka dapat kehilangan
kredibilitasnya. Akan lebih efektif jika para pemimpin menunjukkan
optimisme bahwa organisasi akan menemukan solusi dalam situasi sulit yang
dihadapi, dan bahwa mereka menyadari ketidakpastian yang diakibatkan oleh
krisis serta upaya menghadapinya dengan mengumpulkan lebih banyak
informasi. Ketika krisis telah berlalu, sikap optimis akan lebih bermanfaat dan
tidak terbatas.
iii. Mampu membuat keputusan ditengah ketidakpastian, berhenti sejenak untuk
menilai dan mengantisipasi, lalu bertindak. Para pemimpin secara rutin perlu
melakukan jeda (pause) dalam mengendalikan krisis, menilai situasi dari
berbagai sudut pandang, mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan
selanjutnya, kemudian mengambil tindakan. Siklus jeda-menilai-
mengantisipasi-bertindak harus terus berlangsung, karena hal ini akan
membantu pemimpin untuk mempertahankan kondisi tenang (deliberate calm)
dan menghindari reaksi berlebihan terhadap informasi baru. Meskipun ada
beberapa saat dalam masa krisis yang menuntut tindakan cepat tanpa adanya
waktu untuk menilai atau mengantisipasi, namun pada akhirnya pemimpin
akan menemukan kesempatan untuk berhenti, introspeksi, dan berpikir ke
depan sebelum membuat keputusan lebih lanjut.
iv. Menunjukkan empati, dengan menghadapi tragedi kemanusiaan sebagai
prioritas pertama. Penting bagi para pemimpin untuk tidak hanya
menunjukkan rasa empati, tetapi juga membuka diri untuk menerima empati
dari orang lain tanpa melupakan kesehatan diri sendiri. Ketika stres, lelah, dan
ketidakpastian meningkat selama krisis, para pemimpin mungkin merasakan
bahwa kemampuan mereka menurun dalam hal memproses informasi,
berpikir secara jernih, dan menilai dengan baik. Dalam menghadapi
penurunan fungsional ini, alangkah lebih baik jika pemimpin memberikan
kesempatan kepada kolega untuk menyampaikan keresahan dan mendengar
apa yang merekas sampaikan. Menginvestasikan waktu untuk kesehatan diri
akan menjadikan para pemimpin mampu untuk mempertahankan efektivitas
kerja selama berminggu-minggu dan berbulan-bulan selama krisis
berlangsung.
v. Berkomunikasi secara efektif, mempertahankan transparansi dan memberikan
pemberitahuan rutin. Transparansi adalah ‘pekerjaan pertama’ bagi para
pemimpin dalam keadaan krisis. Melaskan tentang apa yang diketahui, dan
apa yang belum diketahui, dan apa yang akan dilakukan untuk mempelajari
lebih jauh. Komunikasi yang bijak dan rutin menunjukkan bahwa pemimpin
memahami situasi dan menyesuaikan respon seiring dengan bertambahnya
informasi yang dipelajari. Hal ini membantu pemimpin meyakinkan para
pemangku kepentingan bahwa mereka sedang melakukan upaya untuk
menghadapi krisis. Pemimpin harus memberikan perhatian khusus dalam
menjawab segala kekhawatiran, pertanyaan, dan keingintahuan. Memberikan
kesempatan kepada anggota tim penanggulangan krisis untuk secara langsung
menyampaikan apa yang mereka lakukan dapat menjadi cara yang sangat
efektif.

Sumber referensi :

Modul 4 “Pasar dalam Filsafat Bisnis” dan Modul 5 “Kepemimpinan dalam Bisnis”. Filsafat
Bisnis ADBI4449. H. Sam’un Jaja Raharja dan Zaenal Muttaqin. Universitas Terbuka.

McKinsey.com “business function organization our insight leadership in a crisis responding


to the corona virus outbreak and future challenges”. Diakses pada Senin, 02 November 2020.
https://www.mckinsey.com/business-functions/organization/our-insights/leadership-in-a-
crisis-responding-to-the-coronavirus-outbreak-and-future-challenges#

You might also like